JANUARI - MARET
Periode 2018
CREATED BY:
PUSKESMAS FKOUR
KABUPATEN SORONG SELATAN
PROVINSI PAPUA BARAT
TAHUN 2018
NUSANTARA SEHAT FKOUR 2018 Page 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penyusunan Laporan Kuartal I Team based Nusantara Sehat Puskemas Fkour
Kabupaten Sorong Selatan Provinsi Papua Barat ini dapat terselesaikan. Laporan Kuartal I ini
berkesinambungan di wilayah kerja Puskesmas Fkour pada periode Januari, Febuari dan Maret
Tahun 2018
Penyusunan Laporan Kuartal I Team based Nusantara Sehat Puskesmas Fkour ini terwujud
atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu
Penyusun menyadari bahwa penulisan Laporan Kuartal I Team based Nusantara Sehat
Puskesmas Fkour ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan Laporan Kuartal I Team based
Nusantara Sehat ini. Penyusun berharap semoga Laporan Kuartal I Team based Nusantara Sehat
ini bermanfaat bagi Puskesmas Fkour maupun pihak-pihak lain yang memerlukan.
Fkour, 2018
Penyusun
........................................................................................................... 63
TAHUN 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Sweeping Gizi
Posyandu bayi/balita,PMT
A. PELAYANAN GIZI
2 Penyuluhan (Pemberian Vit A
bln 2 & 8)
1 Pengawasan PMO TB
2 Pemberian Makanan Tambahan
pada penderita TB
14 Sweeping Imunisasi
15 BIAS
16 Pemantauan Pemakaian
Kelambu
1 Kampanye PHBS
UPAYA
D
PROMKES
4 Penyusunan perencanaan
puskesmas
6 Pengawasan Pengendalian,
Pengawasan Program, Supervisi,
BIMTEK, Pembinaan Ke
Lapangan
9 Pelaporan
TAHUN 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
4 Pembinaan Kesehatan di
kelompok remaja
5 Pembinaan Kesehatan
Remaja Di Tempat Ibadah
1 Penyegaran/Refreshing,
Upaya Promosi Orientasi Kader Kesehatan
E.
Dalam Upaya Kesehatan Secara
Kesehatan
Terpadu
a. Pemberdayaan Masyarakat
Terkait Tanaman Obat
Tradisional
1 Penyusunan Perencanaan
Puskesmas / Penyusunan POA
5 Pelaporan
PROGRAM INTERVENSI
Sasaran jangka panjang yang akan dicapai adalah masalah gizi tidak menjadi masalah
kesehatan masyarakat (Kemenkes RI, 2010). Prevalensi balita gizi buruk dan gizi kurang
nasional pada tahun 2010 adalah 17,9 % yang terdiri dari 4,9 % gizi buruk dan 13,0 %
gizi kurang. Target pencapaian sasaran MDGs tahun 2015 yaitu 15,5 % maka prevalensi
gizi buruk dan gizi kurang secara nasional harus diturunkan minimal sebesar 2,4 % dalam
Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 Bab VIII pasal 141 menyatakan
bahwa upaya perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan
masyarakat, peningkatan mutu gizi yang dimaksud dilakukan melalui perbaikan pola
konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, dan peningkatan akses dan mutu
pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Salah satu
Kementerian Kesehatan 2010- 2014 adalah perbaikan status gizi masyarakat. Sasaran
jangka menengah perbaikan gizi yang tela ditetapkan adalah menurunnya prevalensi gizi
setinggi-tingginya 32% pada tahun 2014. Untuk mencapai sasaran tersebut di dalam
kegiatan yaitu salah satunya adalah balita gizi buruk ditangani/dirawat 100 %. Dalam
upaya mencapai tujuan tersebut telah disusun Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat
2010-2014. Salah satu strategi operasional Pembinaan Gizi Masyarakat dan Kebijakan
Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) bag balita menderita gizi kurang dan dari
PMT Pemulihan. Tujuan dari program PMT Pemulihan ini adalah untuk pencegahan dan
penanggulangan balita gizi buruk, sehingga dapat menurunkan prevalensi balita gizi
buruk di Kabupaten Gunungkidul. Balita dengan gizi buruk tanpa komplikasi dapat di
berbasis masyarakat, dengan memberikan makanan yang bernutrisi (WHO & UNICEF,
2007). Pencegahan ditujukan kepada balita gizi kurang, agar status gizinya tidak jatuh
menjadi status gizi buruk, sedangkan penanggulangan ditujukan kepada balita gizi buruk
agar kondisinya tidak semakin parah. Intervensi gizi melalui pemberian vitamin dan
mineral melalui makanan yang diperkaya dan suplemen telah berhasil di banyak negara
(Khan, 2010). Program pencegahan dan penanggulangan balita gizi buruk memerlukan
dukungan dari para stakeholder, bukan saja dari bidang kesehatan saja tetapi juga diluar
bidang kesehatan seperti Badan Perencanaan Daerah, Dinas Pertanian dan Dinas
dan prestasi kerja serta penurunan angka gizi kurang dan gizi lebih.
Metode pelaksanaan yang digunakan adalah melakukan pemeriksaan dan kegiatan secara
1.1.4 Sasaran
Sasaran dari program ini adalah anak yang mengalami gizi buruk atau gizi
kurang di wilayah kerja Puskesmas Fkour
No Evaluasi Rekomendasi
dilakukan pada anak bayi dan balita orang tua untuk rutin datang ke
saja, padahal bila dilihat status gizi posyandu untuk dapat dipantau status
dasar
2.1.4 Sasaran
Sasaran dari program ini adalah bayi & balita di wilayah kerja Puskesmas
Fkour
2.1.5 Rincian Kegiatan
posyandu
posyandu
badan.
bayi/balita.
a. Pertemuan langsung
a. Capaian Indikator
35%
30% 8.33%
25% 25% 4.16%
20% 4.16% 8.33% 4.16%
15% 16.60% 16.60% 8.33% 4.16%8.33% Agustus
4.16%
0% 12.50%12.50%
0%
10% Juli
8.33% 8.33%8.33%8.33% 8.33%
5% Juni
0% 0% 0% 0% 0% 0%
tiap bulannya.
mendapatkan imunisasi.
No Evaluasi Rekomendasi
lima meja
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan
anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat
dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan
oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi atau komunikasi
dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada
masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta
Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu
memenuhi tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang
besar dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun
tahap-tahap kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah
ibu. Peran seorang ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-
anaknya dari usia bayi sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang
Peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini.
Ibu sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga
dewasa, bahkan sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah
dengan orang lain seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya. (dilampirkan
10. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
11. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu
a. Pemeriksaan langsung
b. Konseling
kesehatan ibu padasuatu wilayah, salah satunya yaitu Angka Kematian Ibu
ASEAN.
lahir ke masyarakat.
puskesmas/balkesmas (PONED).
berencana.
selamakehamilan;
1.1.2 Tujuan
(penunjang)
komplikasi
1.1.4 Sasaran
Sasaran dari program ini adalah ibu hamil dan masyarakat di wilayah
dengan standart 10 T.
a. Pemeriksaan langsung
b. Konseling
a. Capaian Indikator
CAKUPAN K1 DAN K4
kehamilan.
selama ini.
No Evaluasi Rekomendasi
Edukasi Kesehatan.
1.1.9 Dokumentasi
kematianbayi.
2012sebesar 19per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini sama dengan AKN
kunjunganneonatal, dari dua kali (satu kali pada minggu pertama dan satu
kalipada 8-28 hari) menjadi tiga kali (dua kali pada minggu pertama dan
yangdilaksanakan saat ini yaitu pada umur 6-48jam, umur 3-7 hari, dan
pelayanan neonatalyangkomprehensif.
2.1.2 Tujuan
dasar.
neonatus.
(KF)
Neonatus (KN)
komplikasi
2.1.4 Sasaran
Puskesmas Fkour.
bayinya.
pada ibu nifas dan pemberian Vitamin A dosis tinggi 200.000 IU.
sebanyak 3 kali yakni pada 6-48 jam, hari ke 3-7, dan hari ke 8-28.
cara menyusui yang benar, ASI Eksklusif, Perawatan Bayi baru lahir,
2. Pendidikan Kesehatan
a. Capaian Indikator
3.5
3.12 3.12 3.12 3.12 3.12 3.12 3.12 3.12 3.12
3
2.5
1.5
0.5
0
JAN FEB MAR
No Evaluasi Rekomendasi
tungku api yang menyala yang dan istiadat setempat yang harus
sehat sehingga setiap orang dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
peran yang sangat penting, salah satu perangkat kesehatan tersebut adalah
Puskesmas.
tombak penentu kinerja Kabupaten atau kota untuk mewujudkan masyarakat yang
kematian yang terjadi, serta meningkatnya penyakit yang dapat dicegah dengan
Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian
adalah penyakit menular tertentu yang menjadi isu global seperti Penyakit yang
Pola kejadian penyakit pada saat ini telah mengalami perubahan yang ditandai
dengan perubahan pola penyakit dan kematian yang semula didominasi oleh
penyakit tidak menular. Perubahan pola penyakit sangat dipengaruhi oleh keadaan
seperti HIV/AIDS, TB, Kusta, Malaria, dan filariasis. Juga sebagai sistem deteksi
FRAMBUSIA
tertentu yang menjadi isu global seperti Penyakit yang Dapat Dicegah
yang mana penyebaran penyakit ini terjadi secara langsung melalui kontak
Kasus Frambusia
1.1.4 Sasaran
Sasaran dari program ini adalah anak usia 2- 5 tahun di wilayah kerja
tapi hanya beberapa anak saja yang dijadikan sampel di setiap kampung.
diperiksa = 38 anak
11 anak
diperiksa = 16 anak
anak
tahun = 21 anak
diperiksa = 15 anak
anak
tahun = 18 anak
diperiksa = 9 anak
anak
No Evaluasi Rekomendasi
dua kampung di distrik fkour yaitu fasilitas air bersih di setiap kampung
kampung wandun dan pasir putih pada saat Lokmin Lintas Sektoral.
setiap kampung
1.1.9 Dokumentasi
CARA PENGISIAN :
KOLOM 1 : Diisi No
KOLOM 2 : Diisi nama yang periksa
KOLOM 2 : Diisi alamat yang periksa
KOLOM 4,5 : Diisi dengan umur dan jenis kelamin yang diperiksa
KOLOM 6 : RDT(+)/ (-)
KOLOM 7 : RPR(+)/ (-)
KOLOM 8 : Diisi pengobatan/ suspek
terhadap infeksi yang paling efektif dan jauh lebih murah dibanding
mengobati seseorang apabila telah jatuh sakit dan harus dirawat di rumah
lain pemahaman orang tua yang masih kurang pada sebagian masyarakat,
”Data terakhir WHO, terdapat kematian balita sebesar 1,4 juta jiwa
per tahun akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, misalnya:
berarti setiap dua puluh menit seorang anak Indonesia meninggal karena
campak.
seperti pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), gizi, UKS (Usaha
tahapan-tahapan uji klinik dan izin edar dari BPOM. Vaksin yang dipakai
pada bayi, antara lain sulitnya menjangkau populasi yang tidak dapat
kadar kekebalan (antibodi) yang terbentuk pada bayi lebih baik daripada
anak yang lebih besar, maka sebagian besar vaksin diberikan pada umur
2.1.2 Tujuan
2.1.4 Sasaran
Puskesmas Fkour
dibuat.
posyandu
a. Capaian indikator
Bulan Januari
REKAPITULASI IMUNISASI BAYI/BATITA PUSKESMAS
PUSKESMAS : FKOUR
BULAN/TAHUN : JANUARI/ 2018 Format 2.a.6).
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 PASIR PUTIH 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 WANDUN 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0
3 WELEK 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 BEMUS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
2 Wandun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Welek 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
4 Bemus 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL BULAN INI
TOTAL KUMULATIF
LUAR WILAYAH
JUMLAH 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 1
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Pelapor
PUSKESMAS : FKOUR
BULAN/TAHUN : FEBUARI/ 2018 Format 2.a.6).
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 PASIR PUTIH 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 WANDUN 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 WELEK 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 BEMUS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL 0 0 0 1 0 2 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Wandun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Welek 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Bemus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL BULAN INI
TOTAL KUMULATIF
LUAR WILAYAH
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Pelapor
PUSKESMAS : FKOUR
BULAN/TAHUN : MARET/ 2018 Format 2.a.6).
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 PASIR PUTIH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 WANDUN 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 WELEK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 BEMUS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
TOTAL 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
2 Wandun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Welek 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Bemus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL BULAN INI
TOTAL KUMULATIF
LUAR WILAYAH
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Pelapor
di tiap bulannya.
mendapatkan imunisasi
No Evaluasi Rekomendasi
imunisasi di posyandu
2.1.9. Dokumentasi
terhadap infeksi yang paling efektif dan jauh lebih murah dibanding
mengobati seseorang apabila telah jatuh sakit dan harus dirawat di rumah
lain pemahaman orang tua yang masih kurang pada sebagian masyarakat,
”Data terakhir WHO, terdapat kematian balita sebesar 1,4 juta jiwa
per tahun akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, misalnya:
berarti setiap dua puluh menit seorang anak Indonesia meninggal karena
campak."
seperti pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), gizi, UKS (Usaha
tahapan-tahapan uji klinik dan izin edar dari BPOM. Vaksin yang dipakai
pada bayi, antara lain sulitnya menjangkau populasi yang tidak dapat
kadar kekebalan (antibodi) yang terbentuk pada bayi lebih baik daripada
anak yang lebih besar, maka sebagian besar vaksin diberikan pada umur
3.1.2 Tujuan
posyandu.
bayi/balita
3.1.4 Sasaran
Puskesmas Fkour
imunisasi.
Imunisasi
Kabupaten.
(Door to door).
No Evaluasi Rekomendasi
1 Masih banyak bayi balita yang tidak Petugas akan melanjutkan kegiatan
tempat tinggal.
3.1.9 Dokumentasi
TBC
dan gejala TB adalah batuk berdahak lebih dari 2 minggu dengan atau
tidak disertai darah, sesak nafas, berat badan menurun, demam dan
Strategi ini diharapkan akan dapat memutus mata rantai penularan dsn
bahwa orang dengan status gizi kurang mempunyai resiko 3,7 kali untuk
gizinya cukup atau lebih. Selain status gizi , kebiasaan merokok juga
yang tinggi yaitu 35 – 40 kkal per kilogram berat badan ideal. Asupan
energi ini digunakan untuk mencapai berat badan ideal pada pasien
adalah 2,0 – 2,5 gram per kilogram berat badan ideal( Almatsier, 2009).
Selain asupan proten yang tinggi perlu adanya kepatuhan pasien minum
(kebal) obat. Seorang PMO harus dikenal, dipercaya dan disetujui baik
oleh petugas kesehatan maupun pasien, PMO juga harus disegani dan
dihormati oleh pasien serta tinggl dekat dengan pasien dan bersedia
obat, mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang
kesehatan.
4.1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
penderita
Puskesmas Fkour.
satu tahun.
koordinator P2P.
secara benar dan tepat serta memperagakan cara batuk yang baik
dan benar.
Dor to dor
TB mendapatkan makanan
No Evaluasi Rekomendasi
Penderita TB
tersebut.
4.1.9 DOKUMENTASI
dan masih memiliki kelemahan dalam metode deteksi yang efektif. Hal
399 per 100.000 penduduk, angka prevalensi TB sebesar 647 per 100.000
serta TB pada kelompok resiko tinggi juga menjadi tantangan yang perlu
(TB RO) bergantung pada biakan dan uji kepekaan obat yang
membutuhkan waktu lama dan prosedur khusus salam isolasi bakteri dari
tuberculosis
strain TB, resisten obat dan kejadian resisten. Hal tersebut diharapkan
sehingga inisiasi dini terapi yang akurat dapat diberikan dan dapat
5.1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan khusus
lebih baik.
Spesimen
dimaksud
5.1.4 Sasaran
pemberitahuan.
consent, Coolbox yang berisi dry es, Plastik yang berisi botol
dahak steril.
baik dan benar. Setelah Pasien mengisi pot dengan sputum, pot
Door to door
Capaian Indikator
Hasil dari pasien dengan Rif Res diberikan kepada dokter untuk
No Evaluasi Rekomendasi
mendatangi rumah pasien yang putus pada saat pasien tersebut telah berada di
pengambilan spesimen.
udara
5.1.9 DOKUMETASI
Anak usia sekolah merupakan sasaran strategis untuk pelaksanaan program kesehatan,
selain jumlahnya yang besar (25%) di antara jumlah penduduk, mereka juga merupakan sasaran
yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik. Jika melihat data Angka Partisipasi
Murni tahun 2012 maka diperkirakan jumlah anak sekolah dasar dan lanjutan mencapai 43 juta
jiwa. Anak dengan Disabilitas merupakan salah satu sasaran dari kelompok anak Indonesia yang
memiliki hak yang sama untuk memperoleh layanan kesehatan. Hal ini sudah digariskan di
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undnag-Undang No 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan sehingga upaya pelayanan kesehatan perlu dikembangkan unutk memberikan akses
bagi anak dengan Disabilitas sesuai dengan permasalahannya. Upaya Perlindungan bagi anak
dengan Disabilitas adalah sama dengan anak lainnya yaitu upaya pemenuhan kebutuhan dasar
anak, agar mereka dapat hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal serta berpartisipasi
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan dasar anak tersebut meliputi asah, asih dan
asuh yang dapat diperoleh melalui upaya di bidang kesehatan maupun pendidikan dan social.
Sebagai salah satu negara yang melakukan ratifikasi terhadap Konvensi Hak-hak
Penyandang Disabilitas (Convention on the Rights of Persons with Disabilities/ CRPD) melalui
UU nomor 19 tahun 2011, Indonesia memiliki kewajiban untuk agar isi Konvensi agar
pemenuhan hak-hak Penyandang Disabilitas termasuk dalam hal aksesibilitas terhadap pelayanan
kesehatan. Terkait Anak dengan Disabilitas Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah
melakukan upaya diantaranya deteksi dini, stimulasi dan intervensi tumbuh kembang anak,
skrining Hipotiroid Kongenital dan melibatkan Anak dengan Disabilitas untuk menjadi kader
WHO memperkirakan jumlah Anak dengan Disabilitas adalah sekitar 7 – 10% dari total
populasi anak. Di Indonesia, gambaran data Anak dengan Disabilitas sangat bervariasi, belum
ada data terkini tentang jumlah dan kondisi Anak dengan Disabilitas. Menurut data Badan Pusat
anak di Indonesia (82.840.600 jiwa anak), atau sekitar 10%. Berdasarkan Pendataan Program
Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2011, terdapat 130.572 anak penyandang disabilitas dari
keluarga miskin yang terdiri dari cacat fisik dan mental (19.438), Tunadaksa (32.990), Tunanetra
(5921), Tunarungu (3861), Tunawicara (16.335), Tunarungu dan wicara (7632), Tunanetra,
Tunarungu dan Tunawicara (1207), Tunarungu, Tunawicara dan Tunadaksa (4242), Tunarungu,
Tunawicara, Tunanetra dan Tunadaksa (2991), Retardasi Mental (30.460), dan mantan penderita
gangguan jiwa (2257). Data ini tersebar di seluruh Indonesia dengan proporsi terbanyak di Jawa
Masalah kesehatan yang dialami peserta didik sangat kompleks dan bervariasi. Pada usia
ketidakseimbangan gizi, kesehatan gigi, kelainan refraksi, kecacingan, dan penyakit menular
yang terkait perilaku hidup bersih dan sehat. Pada peserta didik di tingkat lanjutan Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Umum (SMU) dan
Madrasah Aliyah (MA) SLB (Sekolah Luar Biasa) pada umumnya lebih banyak terkait dengan
7. Mengenal Dan Mengetahui Jenis Penyakit Pada Tingkat Awal Serta Mengadakan
secara langsung kepada masyarakat melalui pertemuan yang sudah disepakati bersama.
yang dilakukan untuk memilah (skrining) anak yang sehat dan tidak sehat,
kesehatan mata, sebesar 1,1% anak usia 6-14 tahun mengalami kelainan
refraksi dan 0,2% anak usia 6-14 tahun mengalami kebutaan. Untuk
prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut 21,6% terjadi pada anak
pada usia 5-9 tahun dan 20,6% pada anak usia 10-14 tahun. Sementara
karies gigi aktif yang terjadi pada anak usia 12 tahun adalah 29,8% dan
anak diatas usia 12 tahun adalah 43,9% sedangkan anak usia 12 tahun
dengan pengalaman karies sebanyak 36,1% dan anak diatas usia 12 tahun
sebanyak 72,1%. Untuk status gizi pada anak usia >15 tahun, yang kurus
14,8% adapun yang obesitas 10,3%. Angka anemi pada anak usia <14
tahun 9,8% sementara pada anak usia >15 tahun, pada perempuan 19,7%
Masalah pada kelompok umur remaja sangat terkait dengan perilaku yang
usia 13 tahun. Selain itu 12,5% remaja perempuan dan 11,9% remaja laki-
laki mengawali minum minuman keras sejak usia kurang dari 14 tahun.
kategori tingkat kebugaran jasmani yang baik hanya 17%, sedang 38%,
Berdasarkan hasil Riskesdas 2010 masalah status gizi anak usia sekolah
dan remaja menunjukan bahwa anak usia 6-12 tahun 15,1% sangat pendek
dan 20,5% pendek, 4,6% sangat kurus dan 7,6% kurus, serta 9,2%
bahwa lebih dari 93% anak usia 10-14 tahun kurang makan buah dan
sayur. Masih dari Riskesdas 2010, 65% anak usia 6-12 tahun kurang
kecukupan energi dan 52% kurang kecukupan protein, lebih dari 82%
anak usia 13-18 tahun kurang kecukupan energi dan lebih dari 68%
bahwa sebanyak 49,6% anak usia 10-14 tahun dan 35,4% anak usia 15-19
tahun beraktifitas fisik kurang. Dari data global school-base student health
survey tahun 2007 menunjukan bahwa 33% anak usia sekolah perempuan
Hasil riskesdas 2013 menunjukan bahwa prevalensi cedera pada anak usia
5-14 tahun sebesar 9,7% dan 11,7% pada anak usia 15-24 tahun, yang
(40,6%). Untuk masalah merokok, sebanyak 1,4% anak usia 10-14 tahun
batang pada perokok usia 10-14 tahun dan 9,6 batang pada perokok usia
laki-laki usia 15-19 tahun perokok, lebih dari 29% dari mereka merokok
10 batang atau lebih rokok dan 56% dari mereka mulai merokok sebelum
usia 15 tahun.
anak diatas usia 12 tahun 72,6%, karies aktif umur 12 tahun 53,7%. 73,6%
sudah dilakukan penambalan gigi baru 3,2%. Sampai tahun 2013, hasil
28,12%.
didik.
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
1.1.4 Sasaran
a. Riwayat kesehatan
b. Riwayat imunisasi
beralkohol)
d. Kesehatan intelegensia,
e. Kesehatan mental,
f. Kesehatan reproduksi
a. Status gizi
c. Kebersihan diri
d. Gangguan penglihatan
e. Gangguan pendengaran
g. Kebugaran jasmani
a. Pemeriksaan Kesehatan
No Evaluasi Rekomendasi
1. Kegiatan Penjaringan Peserta Didik Masih banyak siswa yang tidak hadir
didik dilakukan
PUTRI
sasaran Program Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak antara lain
bagi remaja putri dengan target sebesar 30% pada tahun 2019.
wanitausia subur sebesar 17%. Keadaan ini merupakan akibat dari asupan
zat gizi besi dari makanan yang baru memenuhi sekitar 40% dari
minggu dan pada masa haid diberikan 1 (satu) tablet per hari selama 10
2.1.2 Tujuan
zat besi dalam tubuh sebagai bekal dalam mempersiapkan generasi yang
2.1.4 Sasaran
Sasaran dari program ini adalah peserta didik remaja putri usia 12 - 18
No Evaluasi Rekomendasi
2.1.9 Dokumentasi
tinggi.
berperilaku sesuai prinsip dasar gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah. Selain itu mereka juga berperan sebagai ”peer educator” atau
yang berguna bagi semua umat manusia dan dapat menjadi anggota
3.1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
kegiatan PMR
3.1.4 Sasaran
Sasaran dari program ini adalah peserta didik sekolah SMP Negeri Fkour
No Evaluasi Rekomendasi
1. Kegiatan PMR berjalan dengan baik Masih banyak siswa yang tidak hadir
3.1.9 Dokumentasi
dunia. Proporsi remaja atau mereka yang berusia kurang dari 15 tahun ada
remaja usia 16-18 tahun sebanyak 54,61%. Selanjutnya pada tahun 2008
menjadi 55,09%. Dengan jumlah yang tidak kecil itu, maka diperlukan
beberapa faktor antara lain jenis kelamin, umur dan lingkungan, banyak
juga remaja yang merokok dipengaruhi oleh teman mereka karena apabila
2002)
nmerokok diawali oleh rasa ingin tahu dan pengaruh teman sebaya.
kematian dari seluruh pengidap kanker, dan 87% kematian dari seluruh
Angka kematian ibu dan bayi saat ini masih sangat tinggi. Hal tersebut
penyumbang angka kematian ibu dan bayi yang cukup besar. Pelaku
aborsi ternyata bukan saja wanita yang sudah menikah tetapi tidak
sebagian besar wanita yang melakukan aborsi adalah berasal dari kalangan
3.1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan khusus
kesehatan pribadi.
Nusantara Sehat
3.1.4 Sasaran
bersama.
No Evaluasi Rekomendasi
1. Kegiatan Pembinaan berjalan dengan Masih banyak remaja yang tidak hadir
3.1.9 Dokumentasi
Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat kemampuan
yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik
dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan pembinaan yang di lakukan
oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan kesehatan dalam pelayanan agar peran
serta ibu, remaja, wanita, keluarga dan kelompok masyarakat di dalam upaya kesehatan
ibu, anak dan keluarga berencana meningkat. Ini sebagai bagian dari upaya kesehatan
masyarakat.
Promosi kesehatan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu health promotion.
kedalam bahasa Indonesia pertama kali dilakukan ketika para ahli kesehatan masyarakat
community. Menurut leavell dan clark (1965), dari sudut pandang kesehatan masyarakat,
Tingkat pencegahan yang pertama, yaitu promotion of healt oleh para ahli
promosi kesehatan.mengapa demikian? Tidak lain karena makna yang terkangdung dlam
asupan gizi seimbang,olahraga teratur,dan lain sebagainya agar orang tersebut tetap
kesehatan tidak ada hubungannya dengan promosi kesehatan. Leavell dan Clark dalam
increase control over, and improve, their health. To reach a state of complete physical,
mental, and social, well-being, an individual or group must be able to identify and realize
aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the environment “. (Ottawa
Charter,1986).
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah
meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna,
baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta
lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). Dalam konferensi ini
,health promotion di maknai sebagai perluasan dari healt education atau pendidikan
kesehatan.
7. Mengenal Dan Mengetahui Jenis Penyakit Pada Tingkat Awal Serta Mengadakan
bersama.
sekitar.
a. Pendidikan Kesehatan
b. Pelayanan Kesehatan
secara lintas program dan lintas sektor melalui kegiatan yang terpadu dan
berkesinambungan.
darah yang memiliki sanitasi yang buruk dan perilaku sehari-hari yang
tidak sehat. Di tahun 2007 saja sekitar 14% balita Indonesia menderita
diare. Kejadian diare pada usia 2 tahun pertama pada anak akan
Salah satu cara sederhana yang dapat mencegah kejadian penyakit dan
samping itu, CTPS juga dapat mencegah infeksi cacing, infeksi mata dan
dimana 50% kematian bayi ini terjadi di rumah dimana ibunya kurang
dan terjangkau. Selain itu, air mengalir dapat diupayakan hamper di setiap
rumah tangga. Supaya efektif, perilaku CTPS juga perlu dilakukan dengan
benar. CTPS yang benar adalah dengan memakai sabun dan air mengalir.
membentuk molekul yang sangat halus. Ketika tangan dibilas air, sabun
1.1.2 Tujuan
1.1.4 Sasaran
4. Praktek CTPS
b. Praktek Lapangan
1) Capaian Indikator
Sekolah
No Evaluasi Rekomendasi
Siswi
Siswi
1.1.9 Dokumentasi
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial
sebagaimana tercantum dalam Pasal 162 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
lingkungan yang sehat tersebut melalui upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan
kesehatan dari faktor risiko kesehatan lingkungan di permukiman, tempat kerja, tempat
Sampai saat ini penyakit yang terkait kualitas lingkungan masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat, antara lain Malaria pada tahun 2012 sebanyak 417.819
kasus dan Anual Parasite Incident Malaria di Indonesia sebesar 1,69 per1.000 penduduk.
kematian 816 (IR= 37,11 dan CFR= 0.9). Sedangkan penemuan Pneumonia Balita pada
tahun 2012 cakupannya sebesar 22,12 %. Angka kesakitan diare pada semua umur
menurun tidak signifikan dari 423 per 1000 penduduk pada tahun 2006 menjadi 411 per
1000 penduduk pada tahun 2010, hasil survey morbiditas tahun 2006 dan tahun 2010
memperlihatkan bahwa tidak ada perubahan episode diare pada balita sebesar 1,3 kali
penderita TB Paru (WHO Global Tuberculosis Control 2010). Disamping itu perubahan
sehingga dapat terjadi peningkatan permasalahan terhadap penyakit. Hal lain yang
akses masyarakat terhadap kualitas air minum yang sehat sebesar 63 % dan penggunaan
penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan,
ingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
Dalam pengaturan Puskesmas ditegaskan bahwa salah satu upaya kesehatan masyarakat
yang bersifat esensial adalah berupa Pelayanan Kesehatan Lingkungan. Upaya kesehatan
2002).
Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area
Komponen yang harus dimiliki rumah sehat (Ditjen Cipta Karya, 1997)
penghubung antara bagunan dengan tanah; (2) Lantai kedap air dan tidak
pekarangan dan 25 cm dari badan jalan, bahan kedap air, untuk rumah
panggung dapat terbuat dari papan atau anyaman bambu; (3) Memiliki
jendela dan pintu yang berfungsi sebagai ventilasi dan masuknya sinar
matahari dengan luas minimum 10% luas lantai; (4) Dinding rumah kedap
angin dan air hujan, melindungi dari panas dan debu dari luar, serta
menahan dan menyerap panas terik matahari, minimum 2,4 m dari lantai,
bisa dari bahan papan, anyaman bambu, tripleks atau gipsum; serta (6)
Atap rumah yang berfungsi sebagai penahan panas sinar matahari serta
1.1.2 Tujuan
Kesehatan Lingkungan
5 ART Sasaran
1.1.4 Sasaran
Tidak Langsung.
a. Capaian IndikatorBulanFebruari
a. Capaian IndikatorBulanMaret
Bulan Februari
No Evaluasi Rekomendasi
Bulan Maret
No Evaluasi Rekomendasi
Sehat.CapainIndikatorpengawasan94,
083 %
1.1.9 Dokumentasi
Bulan Febuari
Minum
angka kesakitan tersebut disebabkan oleh masih buruk nya kondisi sanitasi
dasar terutama air bersih dan sanitasi, rendahnya perilaku hidup bersih dan
2.1.2 Tujuan
Puskesmas Fkour.
Puskesmas Fkour.
3 TTU Sasaran
2.1.4 Sasaran
tempat sasaran.
1. Capaian IndikatorBulanFebruari
PUTIH
2 WELEK
3 WANDUN 1 1 0 0
4 BEMUS 1 0
JUMLAH 2 1 1 0 0 0
PUTIH
2 WELEK
3 WANDUN 1 1 0 0
4 BEMUS 1 0
JUMLAH 2 1 1 0 0 0
No Evaluasi Rekomendasi
Sehat
100%
2.1.9 Dokumentasi
Febuari
Maret
Pemerintah untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar yang
Kesehatan.
minum, higiene dan sanitasi masih sangat besar. Hasil studi Indonesia
tahun 2006, perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah (i) setelah
buang air besar 12%, (ii) setelah membersihkan tinja bayi dan balita 9%,
(iii) sebelum makan 14%, (iv) sebelum memberi makan bayi 7%, dan (v)
99,20% merebus air untuk mendapatkan air minum, tetapi 47,50 % dari
diare di Indonesia. Hal ini terlihat dari angka kejadian diare nasional pada
tahun 2006 sebesar 423 per seribu penduduk pada semua umur dan 16
melalui pendekatan sanitasi total. Hal ini dibuktikan melalui hasil studi
perilaku mencuci tangan pakai sabun, dan 39% perilaku pengelolaan air
3.1.2 Tujuan
Dilibatkan
3 Masyarakat Sasaran
3.1.4 Sasaran
1. Masyarakat
2. Aparat Kampung
3. Kader
Langsung
1. Capaian Indikator
JUMLAH JUMLAH TANGGAL JUMLAH BASELINE BASELINE BASELINE BASELINE PROGRES PROGRES PROGRES PROGRES
DISTRIK KAMPUNG
SD DUSUN PEMICUAN KK JSP JSSP SHARING OD JSP JSSP SHARING OD
5 2 23 2 5 2 23 2
Fkour Pasir Putih 1 1 03/04/2017 39
21 4 40 4 21 4 40 4
Wandun 0 2 01/04/2017 40
3 0 15 2 3 0 15 2
Welek 0 1 17/04/2017 28
2 5 11 2 2 5 11 2
Bemus 1 2 13/04/2017 21
No Evaluasi Rekomendasi
3.1.9 Dokumentasi
4.1.2 Tujuan
Dilibatkan
4.1.4 Sasaran
1. Perkenalan
2. Bina Suasana
4. IMAS
2. FGD
a. Capaian Indikator
No Evaluasi Rekomendasi
Bemus,menjadi penyebab
berbasis lingkungan
4.1.9 Dokumentasi
aktivitas hidup sehari-hari. Untuk bisa hidup sehat, kita harus mempunyai
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan
2006).
sekolah sehat. Disamping itu, peran dari berbagai pihak terkait (Tim
sekolah hanya berpartisipasi dalam perilaku hidup bersih dan sehat baik di
2010).
andil besar dalam kelangsungan negara ini, maka perlu diperhatikan dan
(Ahmadi, 2011).
menjaga kebersihan dan keindahan, namun hal itu sering tidak berjalan
dari standar atau dengan kata lain masih banyak maslah yang didapatkan
hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengetahuan pendidik
mandi.
5.1.2 Tujuan
Dilibatkan
5.1.4 Sasaran
2. Pengelola Sekolah
1. Perkenalan
2. Bina Suasana
4. Kampanye
2. FGD
3. Alur Kontaminasi
a. Capaian Indikator
sehat
wilayah sekolah
Dilakukan Pembinaan
No Evaluasi Rekomendasi
sanitasi di seolahnya.
5.1.9 Dokumentasi
Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem
f. Dan juga terdapat Upaya Kesehatan Masyarakat non esensial, yaitu Posyandu
Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk
pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit yang merupakan salah satu upaya
kesehatan masyarakat Esensial juga diharapkan melakukan banyak kegiatan yang akan
1. Tujuan Umum
masa tua yang bahagia dan berdayaguna dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat.
2. Tujuan Khusus
UHH dari 70,7 menjadi 72 tahun. Menurut hasi Susenas tahun 2000,
jumlah lansia 14,4% juta jiwa atau 7,18% dari total jumlah penduduk,
sedangkan pada tahun 2010 jumlah lansia sudah mencapai 19 juta jiwa
pendidikan moral dan banyak aspek lainnya. Hal ini tentu saja
harapan akan membuat bangsa ini menjadi baik. Pemerintah begitu intens
kesatuan, integritas, dan refleksi dari kehidupannya. Jika tidak, ini akan
semacam penyakit kejiwaan (Latifah, 2010). Jika ini terjadi maka keadaan
nilai dan norma berkurang, baik secara kualitas dan kuantitas. Banyak
contoh yang terjadi dimasyarakat kita, dimana lansia berlaku yang kurang
sopan atau bahkan kurang beradab sehingga secara tidak langsung akan
sedangkan lansia yang terlantar mencapai 1,7 juta sampai 2 juta orang.
Dari berbagai kejadian yang ada, kita harusnya sadar bahwa sudah
saatnya kita mengapresiasi para lansia dengan bersikap adil, yang tidak
mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan
Sakit.
pada masa lansianya baik dari segi fisik maupun mental psikologinya.
1.1.4 Sasaran
Sasaran dari program ini adalah semua lansia di wilayah kerja Puskesmas
Fkour.
1.1.5 Rincian Kegiatan
posyandu
posyandu
badan.
1. Pertemuan langsung
Lansia
No Evaluasi Rekomendasi
usia lanjut.