Anda di halaman 1dari 20

BAB III

LIGHTNING ARRESTER

3.1 Pengertian Istilah Dalam Lightning Arrester

Sebelum lebih lanjut menguraikan tentang penangkal petir lebih dahulu

penyusun menjelaskan istilah atau definisi yang akan sering disebut bila membahas

tentang penangkal petir.

Istilah – istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut :

1. Tegangan dasar penangkal petir (the voltage rating of an arrester)

Tegangan operasi sistem maksimum yang mungkin terjadi pada ujung terminal –

terminal penangkal petir sehingga penangkal petir dapat bekerja dengan baik. Untuk

itu harus diperhatikan bahwa tegangan operasi penangkal petir tidak boleh melampaui

tegangan dasarnya ini.

Tegangan dasar arrester tidak boleh dilampaui pada waktu dipakai baik dalam

keadaan normal maupun hubung singkat. Pada sistem yang dibumikan, tegangan dasar

maksimum arrester dapat diturunkan menjadi 80% dari tegangan sistem maksimum.

Biasanya tegangan dasar arrester dipilih antara 0,7 – 0,85 kali tegangan sistem

maksimum untuk sistem dengan pembumian efektif. Tegangan dasar penangkal petir,

dihitung sebagai berikut :

Er = α . β Vmax

= 0,8 Vmax (3.1)

17
2. Tegangan percik (The discharge Voltage)

Tegangan percik didefinisikan sebagai tegangan yang terdapat pada tahanan non

linier saat sel percik memercik dan mengalir arus transient. Tegangan ditentukan

dengan melewatkan impuls arus 8/120 µs dari berbagai mangnitudo arus percik.

3. Tegangan pelepasan arus petir

Tegangan yang menentukan tingkat perlindungan arrester yang harus di

koordinasi dengan BIL (Basic Insulation Level). Makin tinggi tingkat isolasi saluran

makin tinggi arus lightning arrester.

4. Tingkat perlindungan penangkal petir (the lightning arrester protetive level)

Tingkat proteksi didefiniskan sebagai nilai yang dihitung 100% lebih besar dari

tegangan impuls dan tegangan sisa. tingkat proteksi penangkal petir adalah tegangan

sisa pada tahanan non linier penangkal petir dibandingkan dengan tegangan yang dapat

ditahan (withstand voltage) pada peralatan yang dilindungi.

Sebaiknya menetapkan persentase tambahan yaitu 10% dari tegangan.dasar

arrester sebagai fakta keamanan untuk menanggulangi, kemungkinan bila arrester

mengalami peralihan yang mungkin tertumpuk pada tegangan dasar arrester tegangan

peralatan inilah yang harus mampu diinterupsi oleh arrester tersebut.

5. Tegangan sisa atau residu

Tegangan yang terdapat pada terminal arrester pada saat lewatnya tegangan

pelepasan petir. Oleh karena itu penangkal petir adalah alat yang peka terhadap

tegangan sistem.

18
Tegangan sistem mempunyai tiga harga yaitu:

• Tegangan dasar, yaitu tegangan perencanaan dimana saluran dapat dipakai

secara kontinu.

• Tegangan maksimum, yaitu tegangan yang dapat ditahan oleh saluran

dimana arrester dipasang.

• Tegangan nominal, yaitu untuk tegangan kawat yang membedakan sebuah

sistem dengan yang lain.

3.2 Lightning arrester

Lightning arrester adalah alat proteksi bagi peralatan listrik terhadap tegangan

lebih, yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Alat ini bersifat

sebagai by-pass disekitar isolasi yang membentuk jalan dan mudah dilalui arus kilat ke

sistem pentanahan sehingga tidak menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan tidak

merusak isolasi peralatan listrik. By-pass ini harus sedemikian rupa sehingga tidak

mengganggu aliran daya sistem frekuensi 50 hz.

Jadi pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator, bila timbul tegangan

surja alat ini bersifat sebagai konduktor yang tahanannya relatif rendah, sehingga dapat

mengalirkan arus yang tinggi ketanah.setelah surja hilang, arrester harus dapat dengan

cepat kembali menjadi isolasi.

Sesuai dengan fungsinya, yaitu arrester melindungi peralatan listrik pada sistem

jaringan terhadap tegangan. digardu induk besar ada bedanya pada trafo dipasang

arrester, untuk menjamin terlindungnya trafo dan peralatan lainnya dari tegangan

lebih tersebut.
19
Gambar 3.1 konstruksi arrester

3.2.1 Bagian – Bagian Yang Penting Dari Lightning Arrester

1. Elektroda

Elektroda - elektroda ini adalah terminal dari arrester yang dihubungkan dengan

bagian yang bertegangan di bagian atas, dan elektroda bawah dihubungkan dengan

tanah.

2. Sela percik

Apabila terjadi tegangan lebih oleh sambaran petir atau surya hubung pada

arrester yang terpasang maka pada sela percik akan terjadi loncatan busur api. Yang

terjadi tersebut ditiup keluar oleh tekanan gas yang timbulkan oleh tabung fiber yang

terbakar.

3. Tahanan katup.

Tahanan yang dipergunakan dalam arrester ini adalah suatu jenis material yang

sifat tahanan dapat berubah bila mendapatkan perubahaan tegangan pada gambar.

20
Gambar 3.2 karakteristik tahanan katup dan keterangan

3.2.2 Prinsip Kerja Arrester

Arrester petir disingkat arrester, atau sering juga disebut penangkal petir

adalah alat pelindung bagi peralatan sistem tenaga listrik terhadap surja petir. Ia

berlaku sebagai jalan pintas (by – pass) sekitar isolasi. Arrester membentuk jalan

yang mudah dilalui oleh arus kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih

yang tinggi pada peralatan.

Jalan pintas itu harus sedemikian rupa sehingga tidak menggangu aliran arus

daya sistem 50 hertz. Jadi pada kerja normal arrester itu berlaku sebagai isolator dan

bila timbul surja dia berlaku sebagai konduktor, jadi melewatkan aliran arus yang

tinggi. Setelah surja hilang, arrester harus dengan cepat kembali menjadi isolator

sehingga pemutus daya tidak sempat membuka.

Berlainan dengan sela batang yang dibicarakan dimuka, arrester dapat

memutuskan arus susulan tanpa menimbulkan gangguan. Inilah salah satu fungsi

terpenting dari arrester. Arrester terdiri dari dua jenis : jenis ekspulsi (expulsion type)

atau tabung pelindung (protector tube) dan jenis katup (valve type).

21
Pusat pembangkit listrik umumnya dihubungkan dengan saluran transmisi udara

yang menyalurkan tenaga listrik ke pusat-pusat konsumsi tenaga listrik, yaitu gardu-

gardu induk (GI), seperti telah dijelaskan pada artikel sebelumnya di sini dan sini.

Sedangkan saluran transmisi udara ini rawan terhadap sambaran petir yang

menghasilkan gelombang berjalan (surja tegangan) yang dapat masuk ke pusat

pembangkit listrik. Oleh karena itu, dalam pusat listrik harus ada lightning arrester

(penangkal petir) yang berfungsi menangkal gelombang berjalan dari petir yang akan

masuk ke instalasi pusat pembangkit listrik. Gelombang berjalan juga dapat berasal

dari pembukaan dan penutupan pemutus tenaga atau circuit breaker (switching).

Pada sistem Tegangan Ekstra Tinggi (TET) yang besarnya di atas 350 kV, surja

tegangan yang disebabkan oleh switching lebih besar dari pada surja petir.

Saluran udara yang keluar dari pusat pembangkit listrik merupakan bagian

instalasi pusat pembangkit listrik yang paling rawan sambaran petir dan karenanya

harus diberi lightning arrester. Selain itu, lightning arrester harus berada di depan

setiap transformator dan harus terletak sedekat mungkin dengan transformator. Hal

ini perlu karena pada petir yang merupakan gelombang berjalan menuju ke

transformator akan melihat transformator sebagai suatu ujung terbuka (karena

transformator mempunyai isolasi terhadap bumi/tanah) sehingga gelombang

pantulannya akan saling memperkuat dengan gelombang yang datang. Berarti

transformator dapat mengalami tegangan surja dua kali besarnya tegangan

gelombang surja yang datang. Untuk mencegah terjadinya hal ini, lightning arrester

harus dipasang sedekat mungkin dengan transformator.

22
Lightning arrester bekerja pada tegangan tertentu di atas tegangan operasi untuk

membuang muatan listrik dari surja petir dan berhenti beroperasi pada tegangan

tertentu di atas tegangan operasi agar tidak terjadi arus pada tegangan operasi, dan

perbandingan dua tegangan ini disebut rasio proteksi arrester.

Tingkat isolasi bahan arrester harus berada di bawah tingkat isolasi bahan

transformator agar apabila sampai terjadi flashover, maka flashover diharapkan

terjadi pada arrester dan tidak pada transformator.

Transformator merupakan bagian instalasi pusat listrik yang paling mahal dan

rawan terhadap sambaran petir, selain itu jika sampai terjadi kerusakan

transformator, maka daya dari pusat listrik tidak dapat sepenuhnya disalurkan dan

biayanya mahal serta waktu untuk perbaikan relatif lama.

Salah satu perkembangan dari lightning arrester adalah penggunaan oksida seng

Zn02 sebagai bahan yang menjadi katup atau valve arrester. Dalam menentukan

rating arus arrester, sebaiknya dipelajari statistik petir setempat. Misalnya apabila

statistik menunjukkan distribusi probabilitas petir yang terbesar adalah petir 15 kilo

Ampere (kA), maka rating arrester diambil 15 kilo Ampere.

3.3 Penerapan Lightning Arrester Sebagai Alat Proteksi

Alat perlindungan terhadap tegangan surja berfungsi sebagai peralatan sistem

tenaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan lebih yang datang dan

23
mengalirkan ketanah.berhubungan dengan fungsinya itu harus dapat menahan

tegangan maksimum yang dapat ditahan sesudah pelepasan terjadi.

Jenis - jenis arrester tipe katup:

i.Station tipe

tipe ini adalah tipe yang paling efisien dan paling mahal. arrester tipe ini

berhubungan dengan pemakaian secara umum pada gardu - gardu besar (large

station). pada umumnya dipakai untuk alat - alat poteksi yang mahal pada sirkuit -

sirkuit mulai dari 240 volt sampai 287000 volt atau lebih tinggi

ii.Line tipe

line tipe lebih murah harganya dari station tipe. Arrester ini dipakai pada alat – alat

(apparatus), dipakai untuk tegangan 25 kv sampai 69 kv.

iii. distribution tipe

arrester jenis distribusi ini khusus untuk melindungi mesin – mesin berputar dan juga

untuk melindungi transformator dengan pendingin udara tanpa minyak. Arrester

jenis ini dipakai pada peralatan dengan tegangan 120 volt sampai 750 volt.

3.4 Macam – Macam Arrester

3.4.1 Lightning Arrester Tipe Ekspulsi

Arrester ini mempunyai dua jenis sela, yaitu sela luar dan sela dalam. Sela dalam

ditempatkan didalam tabung serat, bila diterminal arrester tiba suatu surja petir maka

24
kedua sela terpercik. Arus susulan yang terjadi memanaskan permukaan dalam tabung

serat, akibatnya tabung mengeluarkan gas. Arus susulan merupakan arus sinusoidal

sehingga pada periode tertentu akan mencapai nilai nol. Saat arus susulan mencapai

nol,gas akan memadamkan arus susulan. Arus susulan paling lama bertahan dua periode,

biasanya sudah padam dalam waktu setengah periode setelah arus susulan terjadi.

Tetapi, pemadaman arus susulan masih tergantung pada tingkat arus hubung singkat

pada lokasi penempatan arrester.

Gambar 3.3 arrester jenis ekspulsi

3.4.2 Lightning Arrester Tipe Katup

Arrester ini terdiri atas beberapa sela percik yang dihubungkan seri dengan resistor

tak linier. Resistor tak linier mempunyai tahanan yang rendah saat dialiri arus besar dan

mempunyai tahanan yang besar saat dialiri arus kecil. Resistor tak linier yang umum

digunakan untuk arrester terbuat dari bahan silicon karbid. Sela percik dan resistor tak

linier keduanya ditempatkan dalam tabung isolasi tertutup, sehingga kerja arrester ini

tidak dipengaruhi oleh keadaan udara sekitar.

25
Gambar 3.4 arrester katup

Gambar 3.5 karakteristik rang. Listrik arrester tipe katup

Vt = is x R (3.2)

Dimana : is = arus surja

R = tahanan resistor tak linier

26
Gambar 3.6 Rangkaian Ekivalen dan Karateristik Arrester

3.4.3 Lightning Arrester Tipe Gapless

Arrester tipe Gapless terdiri dari tabung isolasi dan batang elektroda terisolasi

dimana elektroda batang tersebut tidak ada gap diantaranya dan dilengkapi oleh material

Zinc Oxide yang berfungsi untuk mengelemirancing. Panjang batang sedimikian rupa

sehingga spark over / arching yang terjadi pada batang elektroda dalam tabung dapat

terelimir oleh zinc oxide. Arrester jenis gapless mempunyai konstruksi lebih kompak dan

mempunyai reability kerja lebih baik dibandingkan jenis lainnya.

Antara material bagian atas dan bagian bawah tidak ada gap, sehingga pada

keadaan normal dapat berfungsi sebagai konduktor (isolator) sedangkan pada saat terjadi

spike dengan tegangan dan arus yang tinggi sesaat, dapat diredam dan daya dari arus

susulan dapat diteruskan melalui pentanahan efektif.

27
3.5 Pemilihan dan Lokasi Penempatan Arrester

3.5.1 Pemilihan Arrester

Dalam memilih arrester yang sesuai untuk suatu keperluan tertentu, beberapa

faktor harus diperhatikan, yaitu :

a. Kebutuhan perlindungan : ini berhubungan dengan kekuatan isolasi dari alat

yang harus dilindungi dan karakteristik impuls dari arrester.

b. Tegangan sistem : ialah tegangan maksimum yang mungkin timbul pada jepitan

arrester.

c. Arus hubung singkat sistem : ini hanya diperlukan pada arrester jenis ekspulsi.

d. Jenis arrester : apakah arrester jenis gardu, jenis saluran atau jenis distribusi.

e. Faktor kondisi luar : apakah normal atau tidak normal (2000 meter atau lebih di

atas permukaan laut), temperature dan kelembaban yang tinggi serta pengotoran.

f. Faktor ekonomi : faktor ekonomi ialah perbandingan antara ongkos

pemeliharaan dan kerusakan bila tidak ada arrester, atau bila dipasang arrester

yang lebih rendah mutunya.

3.5.2 Lokasi Penempatan Arrester

Arrester ditempatkan sedekat mungkin dengan peralatan yang dilindungi.

Tetapi untuk memperoleh kawasan perlindungan yang lebih baik, maka ada kalanya

arrester ditempatkan dengan jarak tertentu dari peralatan yang dilindungi. Jarak

arrester dengan peralatan yang dilindungi berpengaruh terhadap besarnya tegangan

yang tiba pada peralatan. Jika jarak arrester terlalu jauh, maka tegangan yang tiba
28
pada peralatan dapat melebihi tegangan yang dapat dipikulnya. Hal ini dapat

dijelaskan dengan konsep gelombang berjalan seperti yang akan dijelaskan berikut

ini.

Gambar 3.7 Gelombang Berjalan dan Pantulannya

3.5.3 Jarak Antara Arrester dan Peralatan Yang Dilindungi

Meskipun yang paling baik adalah menempatkan arrester sedekat mungkin dengan

peralatan yang dilindungi, tetapi dalam prakteknya kadang-kadang hal ini tidak

dimungkinkan. Jika jarak arrester terlalu jauh dari peralatan yang dilindungi, tegangan

abnormal yang sampai pada terminal dari peralatan akan lebih tinggi dari pada tegangan

pelepasan arrester.

Hubungan antara tegangan terminal dari alat yang dilindungi dan jarak dari arrester

dinyatakan sebagai berikut :

e = ea + 2µ . x / v (3.3)

dimana : e = tegangan terminal dari peralatan yang dilindungi (kv)

ea = tegangan pelepasan dari arrester (kv)

29
µ = kecuraman muka gelombang dari gelombang yang datang (kv / µs)

V = kecepatan rambat gelombang yang datang (m / µs)

x = jarak dari arrester ke alat yang dilindungi (m)

Oleh karena jarak (x dalam persamaan diatas) harus sekecil mungkin supaya e tidak

melebihi kekuatan isolasi alas.

Table 3.1 jarak maksimum antar arrester beragam tingkat tegangan

Daya pengenal arrester


Tegangan
Nominal 80% 90% 100%
(kv) BIL (kv)
Jarak maksimum yang diizinkan
66 350 35 30 25
550 35 - -
132
650 60 45 35
900 60 - -
220
1050 100 75 55

Untuk menentukan tegangan arrester terdapat 2 hal yang harus diperhatikan yaitu :

a. Ketahanan arrester terhadap frekuensi kerja, yaitu terutama pada saat terjadi

gangguan satu fasa ketanah, tegangan fasa yang tidak terganggu akan naik

tergantung sistem pentanahannya.

b. Didasarkan pada pengaman terhadap alat yang diamankan, apa yang disebut sebagai

savety margin.

30
3.5.4 Penempatan Arrester Pada Gardu Induk Pulo Gedung 70 kv

Arrester yang berfungsi sebagai pengaman terhadap tegangan lebih dari

sambaran petur secara langsung maupun secara induksi harus dapat mengamankan

peralatan utama pada instalasi gardu induk seperti transformator, pemutus tegangan,

trafo arus, trafo tegangan, peralatan untuk sistem informasi pada GI (wafe trap) serta

peralatan lainnya.

Penempatan arrester harus dirancang sedemikian rupa sehingga peralatan tenaga

listrik yang diamankan (dilindungi) pada gardu induk terhadap tegangan lebih akibat

sambaran petir tidak mengalami kerusakan.

Gambar 3.8 Konstruksi Pemasangan Arrester pada Gardu Induk Pulo Gadung

31
Gardu induk pulo gadung 70 kv merupakan salah satu jenis gardu induk tipe

konvensional yaitu gardu induk yang terdiri dari semua instalasi peralatan gardunya

(switch yard) dipasang pada lapangan terbuka. Keuntungan menggunakan gardu induk

tipe konvesional adalah bersifat fleksibel.

Pemeliharaan pada setiap peralatan dapat dilakukan dengan mudah, sedangkan

kerugian menggunakan gardu induk tipe konvensional adalah lahan yang lebih luas dan

lebih sering mengalami gangguan.

Penghubung
SUTT
Busbar 70 kV

PMS Rel
PMT Bay trafo IBT
100 MVA
CT
PT
Bay
Penghubung SKTT XLPE

Cawang II
1 x 800 mm2

Bay

PMS Cawang I
Lines LA

N -
Switchyard Selatan

Gambar 3.9 Single Line Saluran Masuk Gardu Induk Pulo Gadung 70 kV

32
3.5.5 Saluran Keluaran 70 kv

Saluran keluaran pada gardu induk pulo gadung 70 kv terdapat pada switch yard

utara yang hanya untuk pasokan daya ke gardu induk gambir lama 1 dan 2 70 kv dan

tidak ada lightning arrester sebagai pengaman pada saluran keluarannya karena saluran

keluarnya menggunakan SKTT. Arrester yang terpasang pada switch yard utara hanya

dipasang pada penghubung SUTT antara busbar 1 switch yard utara dan switch yard

selatan.

Penghubung
SUTT
Kopel

PMS Rel
Penghubung SKTT XLPE

PMT Ke Gambir
Busbar 70 kV
1 x 800 mm2

PMS Lama II
CT
Lines

Ke Gambir
Lama I
LA
- N
Switchyard Utara

Gambar 3.10 Single Line Saluran Keluar Gardu Induk Pulo Gadung 70 kV

33
3.5.6 Kegagalan Arrester

Pada keadaan normal arrester harus berfungsi sebagai isolator, tetapi dalam

keadaan gangguan (terjadinya tegangan lebih) maka arrester dengan secepat mungkin

akan berfungsi sebagai konduktor untuk mem- by- pas tegangan lebih yang timbul dan

mampu memutus arus susulan yang terjadi maka dengan secepat mungkin arrester

berfungsi kembali sebagai isolator. Kegagalan arrester untuk mengalirkan tegangan

lebih ketanah akan mengakibatkan rusaknya peralatan pada gardu induk. Beberapa

faktor yang mengakibatkan gagalnya arrester bekerja untuk mengamankan peralatan dari

tegangan lebih yaitu:

1. tahanan pada arrester

2. tabung arrester

3. tegangan dasar maximum

4. penurunan tingkat isolator

3.5.7 Tahanan Pada Arrester

Arrester dikatakan gagal bekerja akibat tahanan pada umumnya terjadi pada

arrester jenis katup. Arrester jenis ini terdiri dari gap seri dan tahanan, fungsi dari gap

seri adalah sebagai kontak untuk menghubungkan dengan tahanan. Tahanan pada

arrester biasanya terbuat dari material yang sifat tahanannya dapat berubah- ubah sesuai

dengan perubahan tegangan yang terjadi.

Kegunaannya adalah untuk memadamkan busur api yang terjadi saat kontak pada

arrester terhubung dengan tahanan. Saat terjadi tegangan lebih maka harga impedansi

34
pada arrester harus sekecil mungkin dan setelah tegangan normal maka impedansi akan

tinggi. Apabila harga tahanan pada arrester tidak berubah- ubah sesuai dengan

perubahan tegangan lebih yang terjadi maka arrester akan gagal bekerja. Untuk

mengatasi hal tersebut maka arrester tersebut dapat menggunakan tahanan kran yang

sifatnya bila terjadi tegangan dan arus yang besar maka harga tahanannya akan sangat

kecil, sehingga fungsi arrester sebagai isolator pada keadaan normal dan sebagai

penghantar pada keadaan gangguan akan terlaksana.

3.5.8 Design Tabung

kegagalan arrester mengamankan tegangan lebih yang diakibatkan design tabung

terjadi pada arrester tipe expulsion. Bila terjadi tegangan tinggi yang timbul pada

terminal arrester, gap seri dan spark gap, maka arching chamber (ruang busur)

terhubung akibat spark, arrester menjadi konduktor dengan impedansi rendah

sehingga tegangan pada terminal akan turun setelah terjadi spark over. Ketika tabung

melewatkan arus tegangan api pada busur api dalam arching chamber, oleh karena

itu arrester memberikan sedikit perlawanan terhadap mengalirnya arus ikutan.

Apabila panas yang ditimbulkan akibat dari mengalirnya arus petir tidak dapat

menguapkan sebagian dari dinding tabung maka pada waktu arus susulannya

mencapai titik nol, busur api yang terjadi didalam ruang busur tersebut tetap

menyala, sehingga voltage break- down akan menjadi besar sekali sehingga arrester

akan gagal bekerja untuk mengatasi kegagalan tersebut. Maka pada bahan untuk

design tabung harus terbuat dari bahan yang mempunyai sifat yang sangat efektif

sebagai sumber gas.

35
3.5.9 Tegangan Dasar Maksimum

Apabila tegangan dasar maksimum arrester lebih tinggi dari tegangan dasar

maksimum sistem, maka apabila terjadi tegangan lebih arrester tidak akan mengalirkan

arus surja ketanah sehingga arus yang lebih besar akan mengenai isolasi peralatan dan

dapat menimbulkan panas pada isolasi peralatan tersebut. Pada akhirnya isolasi peralatan

tersebut akan mengalami discharge (pelepasan muatan) dalam hal ini menggunakan

isolasi pun gagal sehingga arrester akan gagal bekerja. Untuk mengatasi hal tersebut

maka tegangan dasar (rating) yang dipakai pada arrester adalah tegangan maksimum

frekuensi rendah (50 c/s) yang tidak melebihi tegangan dasar maksimum dari pada

sistem.

36

Anda mungkin juga menyukai