Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENJASKES

“KEBAKARAN”

DISUSUN

OLEH

KLPK 2 KLS IX-5


1. Fitriatunnisa’ Al fajri 5. Siti Rosita
2. Dia Ola Mandasari 6. Rafe’ah
3. Nazila Lailatul Pia 7. Tria Kurniati
4. Tia Sapina 8. Ulfa Sakinah

MTSN 1 INHIL
KEC. MANDAH
KAB. INDRAGIRIHILIR
PROV. RIAU
THN 2018/2019
KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjat kan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah ini.
Berkat limpahan rahmat dan anugerah Tuhan Yang Maha pemurah, kami dapat menerbitkan
makalah ini.
Dalam membuat sebuah penyusunan kata untuk merangkai sebuah kata hanya ini yang
kami bisa. Kami menyadari bahwa usaha makalah kami ini masih terdapat kekurangan dan
kelemahan dan kami memerlukan parti sipasi dari pembaca
Kami menyadari bahwa penulisan ataupun pembahas karya tulis ini jauh lebih dari kata
sempurna, sehingga akan menjadi suatu kehormatan bagi kami apabila mendapat kritikan dan
saran yang membangun sehigga selanjutnya akan lebih baik dan sempurna.

Mandah, Agustus 2018

Penulis

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR …………………………………………………...i


DAFTAR ISI ……………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………….………………………………………….1
B. Rumusa masalah ……………………………………………………1
C. Tujuan Penulisan ………..…………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
A. Difinisi Kebakaran ………….………………………………………3
B. Klasifikasi Kebakaran ………………………………………………3
1. Kebakaran Kelas A ……….………..………………………..…...3
2. Kebakaran Kelas B …..……………..……………………………3
3. Kebakaran Kelas C …………….…..…………………………….3
4. Kebakaran Kelas D …….…..…………………………………….4
5. Kebakaran Kelas K…..…………………………………………...4
C. Penyebab Terjadinya Kebakaran ……………………………………4
1. Kelainan ……………………………………….…………………4
2. Kurang Pengetahuan…...…………………………………………4
3. Peristiwa Alam …..……………………………………………….4
4. Penyalaan Sendiri ………………………………………………...5
5. Kesengajaan ………………………….…………………………...5
D. Cara Pemadaman Kebakaran ………………………………………..6
E. Pembentukan dan Penyabaran Asap ………………………………...6
F. Mengenal Lebih Dekat Tentang Racun Api …………………………6
G. Cara Mencegah Agar Tidak Terjadi Kebakaran ……………………..8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………10
B. Saran ………………………………………………………………...10
ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebakaran adalah suatu peristiwa yang terjadi akibat tidak terkendalinya sumber
energi. Siklus ini berisi rangkain demi rangkain panjang peristiwa (evert – dynamic) yang
dimulai dari prakejadian, kejadian dan siklusnya serta konsekuensi yang mengiringinya.
Kejadian tersebut akan tercipta apabila kondisi dan beberapa syarat pencetusnya terpenuhi,
utamanya pada saat prakejadian.
Untuk menganti sipasi terjadinya kecelakaan akibat kebakaran, pemerintah
mengeluarkan Undang – Undang (UU) NO 1 tahun 1970 “ dengan perundangan
ditetapkan persyaratan keselamatan kerja untuk mencegah, mengurangi, dan memadamkan
kebakaran.” Yang dikuatkan dengan keputusan menteri tenaga kerja RI NO 189 / men /
1999 / tentang unit penanggulangan kebakaran ditempat kerja disebut dalam pasal ayat 1
“pengurus atau perusahaan wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran,
menyelenggarakan latihan penganggulangan kebakaran ditempat kerja.
Kebakaran merupakan salah satu fenomea yang mengganggung aktivitas manusia baik
dari segi ekonomi, sosial, budaya, dan lain – lain. Hanya saja wawasan masyarakat akan
pentingnya pengetahuan penyebab, dampak, proses, pencegahan, dan penanggulangan
dinilai masih cukup kurang bahkan tidak ada rasa kepedulian sama sekali. Bahaya kebakaran
harus dipahami oleh setiap orang karena kebakaran bisa terjadi dimana – mana, selain
merugikan diri sendiri juga orang lain yang berada disekitar area kebakaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kebakaran …?
2. Apa saja klasifikasi kebakaran …?
3. Apa penyebab terjadinya kebakaran …?
4. Bagaimana cara pemadaman kebakaran …?
5. Bagaiman pembentukkan penyebaran asap …?
6. Apa yang dimaksud dengan racun api …?
7. Bagaimana cara pencegahan agar tidak terjadi kebakaran …?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui difinisi kebakaran
2. Untuk mengetahui klasifikasi kebakaran
3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kebakaran
4. Untuk mengetahui cara pemadaman kebakaran
5. Untuk mengetahui pembentukan dan penyebaran asap
6. Untuk mengetahui maksud dari racun api
7. Untuk mengetahui cara mencegah agar tidak terjadi kebakaran
Fitriatunnisa’ Al-fajri

BAB II
PEMBAHASAN

A. Difinisi Kebakaran
Dalam kamus, kebakaran itu dinyatakan dengan keterangan kemusnahan oleh api dan
menyebabkan kerugian. Api dinyatakan dengan keterangan : gas bercahaya yang
diakibatkan oleh terjadinya reaksi kimia pembentukan atau pengurain persenyawaan. Secara
sederhana dapat dikatakan kebakaran adalah pembakaran atau suatu reaksi antara bahan
yang dapat terbakar dengan oksigen, dalam keadaan sedemikian rupa sehingga timbul panas
dan api yang menyebabkan kerugian.

B. Klasifikasi Kebakaran
1. Kebakaran Kelas A
Krbakaran ini disebaabkan oleh bahan-bahan yang bersifatnya mudaha terbakar
seperti kayu, kerta, kain, dan sejenisnya. Alat pemadam api yang digunakan untuk tipe
kebakaran ini dapat menggunakan fire extinguisher tipe CO2, pemakain air dapat
memadamkan ini juga dan dinilai efektif. Tipe alat pemadam api dry chemical powder
adalah fire extinguisher yang paling banyak di temui dan paling umum digunakan.
2. Kebakaran Kelas B
Kebakaran ini disebab kan oleh cairan yang mudah terbakar seperti minyak bumi,
gas, lemak, lilin, thinner, pernis, dan sejenisnya. Solusi mengatasi kebakaran tipe ini
adalah dengan membatasi oksigen dari area kebakaran. Jangan memakaiai air untuk
untuk memadamkan kebakaran ini karena akan menyebabkan terjadinya penyebaran api.
Penggunaan alat pemadam api tipe ABC powder atau tipe karbon diksida (CO2)
merupakan solusi pemadaman yang paling baik untuk memadamkan kebakaran. Pada
saat memdamkan kebakaran Kelas B diruang tertutup pastikan supply oksigen pada
pernapasan anda terjamin. Karena kebakarn bukan hanya api saja yang berbahaya namun
asap dari api juga membahayakan lingkungan anda.
3. Kebakaran Kelas C
Disebabkan oleh terjadinya hubungan arus listrik yang biasanya membakar kabel
atau fetting dan area sekitarnya. Bisa juga disebabkan oleh peralatan listrik yang terbakar.
Penggunaan gas cair BCF (Bromo Chioro Fluoromethane) atau alat pemadam api
tipe karbon dioksida (CO2) merupakan pemadam paling efektif untuk memadamkan
kebakaran Kelas C karena alat pemadaam api yang berbasis air dapat menghantarkan
arus listrik.
Perlu diperhatikan juga jika anda menyemprotkan alat pemadam CO2, maka
biasanya udara disekitar area kebakaran akan mengembun dan jika jumlahnya banyak,
dapat berpotensi untuk mengahantarkan arus listrik.
4. Kebakaran Kelas D
Kebakaran jenis ini disebabkan oleh logam tertentu yang mudah terbakar seperti zinc,
magnesium, serbuk aluminium, sadium, titanium, dan lain-lain. Solusi untuk kebakaran
jenis ini adalah pemakain alat pemadam api jenis powder, kebakaran tipe D ini paling
jarang terjadi.
5. Kebakaran Kelas K
Pada kasus kebakaran kelas K yang biasanya terjadi di dapur, akibat minyak goreng
yang dipanaskan terlalu lama, anda dapat menggunakan telur atau bahan-bahan masakan
yang tidak mengandung air untuk segera memadamkannya, menggunakan air akan
menyebabkan minyak panas meletup dan akan barbahaya bagi orang disekitarnya.

C. Penyebab Terjadinya Kebakaran


Berbagai sebab kebakaran dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
1. Kelalain
Kelalain merupakan penyebab terbanyak peristiwa kebakaran. Contoh dari kelalain
ini : lupa mematikan kompor, merokok ditempat yang tidak semestinya, menempatkan
bahan bakar tidak pada tempatnya. Mengganti alat pengaman dengan spesifikasi yang
tidak tepat dan lain-lain.
2. Kurang Pengetahuan
Kurang pengetahuan tentang pencegahan kebakaran merupakan salah satu penyebab
kebakaran yang tidak boleh diabaikan. Contoh dari kurang pengetahuan ini : tidak
mengerti tanda-tanda bahaya kebakaran, tidak mengerti proses terjadinya api dan lain
sebagainya.
3. Peristiwa Alam
Peristiwa alam dapat menjadi penyebab kebakaran. Contoh : gunung meletus, gempa
bumi, petir, panas matahari, dan lain sebagainya.
4. Penyalaan Sendiri
Api bisa terbentuk bila 3 unsur api yaitu bahan bakar, oksigen (biasanya dari udara)
dan panas bertemu dan menyebabkan reaksi rantai pembakaran. Contoh : kebakaran di
hutan yang disebabkan oleh panas matahari yang menimpa bahan bakar kering dihutan.
5. Kesengajaan
Kebakaran juga disebabkan oleh kesengajaan misalnya karena unsure sabotase,
penghilangan jejak, mengharap pengganti dari asuransi dan lain sebagainya.

Bila suatu bahan terbakar, maka terbebaskanlah energi, jadi hasil pembakaran itu
berada dalam tingkat energi yang lebih rendah. Suatu bahan harus diaktifkan dahulu di
sebabkan oleh “penyebab kebakaran” seperti punting rokok yang belum padam,
pancaran panas dari suatu tunggu, loncatan bunga api, paku sepatu menggesek jalan,
loncatan api listrik, dan lain sebagainya.
Penyebab terjadinya kebakaran antara lain :
1. Bahan yang mudah terbakar : barang padat, cair atau gas (kayu, kertas, textile, bensin,
minyak, acetelin, dll)
2. Panas (suhu) : pada lingkungannya memiliki suhu yang demikian tingginya, (sumber
panas dari sinar matahari, kistrik (kortsluiting), panas energi mekanik (gesekan), reaksi
kimia, kompresi udara).
3. Oksigen (O2) : Zat asam (O2) yang cukup. Kandungan (kadar) O2 ditentukan dengan
presentasi ( % ), makin besar kadar oksigen aka api akan menyala makin hebat,
sedangkan pada kadar oksigen kurang dari 12 % tidak akan terjadi pembakaran api.
Dalam keadaan normal kadar oksigen diudara besar berkisar 21 %, maka udara memiliki
keaktifan pembakaran yang cukup.

Jadi setiap kebakaran yang terjadi dapat dipadamkan dengan 3 cara yaitu :
1. Dengan menurunkan suhunya dibawah suhu kebakaran
2. Menghilangkan zat asam
3. Menjauhkan barang-barang yang mudah terbakaran
D. Cara Pemadaman Kebakaran
Terdapat 3 cara untuk mengatasi atau memadamkan kebakaran :
1. Cara penguraian yaitu cara memadamkan dengan memisahkan atau menjauhkan bahan
atau benda-benda yang dapat terbakar.
2. Cara pendinginan taitu cara memadamkan kebakaran dengan menurunkan panas atau
suhu. Bahan air yang paling dominan digunakan dalam menurunkan panas dengan jalan
menyemprotkan atau menyiramkan air ketitik api.
3. Cara isolasi atau lokalisasi yaitu cara pemadaman kebakaran dengan mengurangiadar
atau presentase O2 pada benda-benda yang terbakar

E. Pembentukan dan Penyebaran Asap


Pembentukan dan penyebaran asap adalah hal tidak dapat diabaikan demi keamanan
kebakaran. Asap dapat menghalngi atau tidak memungkinkan orang menyelamatkan diri
meninggalkan gudang yang terbakar karena terhalangnya pandangan. Asap juga lebih
mengobarkan api dan menimbulkan panic. Regu pemadam kebakaran, dalam menunaikan
tugasnya, pada umumnya terlebih dahulu menilai keadaannya dan dengan sendirinya sambil
menolong penyelamatan manusia agar dapat terhalang oleh asap

F. Mengenal Lebih Dekat Tentang Racun api


Tabung pemadam kebakaran atau lebih dikenal dengan fire extinguisher atau racun api
adalah salah satu alat keselamatan restoran yang wajib tersedia. Namun masih banyak
diantara para pelaku bisnis restoran yang masih kurang menyadari akan fungsi vital racun
api dimana bahaya kebakaran restoran bisa terjadi kapan saja.
Berikut adalah beberapa hal yang peril kita ketahui tenteng tabung pemadam atau
racun api :
1. Racun api adalah termasuk kedalam katagori alat pemadam api ringan (APAR) artinya
racun api yang dapat digunakan untuk mengatasi kebakaran tingkat ringan. Kebakaran
yang telah meluas areanya dan telah manjadi kobaran api besar hanya bisa dipadamkan
dengan bantuan Dinas Pemadam Kebakaran. Namun demikian, penanganan pertama
terhadap kobaran api yang terjadi dengan racun api adalah salah satu kunci pencegahan
bahaya kebakaran dengan memadamkan sumber api sebelum meluas dan menjadi besar.
2. Racun api terdiri dari beberapa tipe atau jenis
a. Racun api jenis Air (Water Fire Extinguisher)
b. Racun api jenis Tepung Kimia (Dry Chemical Powder)
c. Racun api jenis Busa (Foam Liquid AFFF)
d. Racun api jenis CO2 (Karbon Dioksida)
e. Racun api jenis Halon (Thermatic Halotron)
3. Racun api memiliki masa kadaluarsa (expired)
Biasanya masa kadaluarsa sebuah racun api adalah satu tahun dari tanggal pengisian
racun api. Jika telah melewati masa kadaluarsa, maka racun api akan membeku dan tak
bisa digunakan. Namun saat ini ada juga jenis racun api yang konon tidak mempunyai
batas waktu atau masa kadaluarsa.
4. Racun api bersifat sekali pakai
Jika racun api sudah pernah dibuka dan digunakan, maka racun api tersebut sudah
tidak bisa digunakan lagi meskipun isinya masih ada terutama racun api jenis busa (foam
luquid). Untuk dapat digunakan kembali, maka racun api harus diisi ulang ditempat
pengidian tabung pemadam atau racun api.
5. Racun api jenis CO2 atau karbun diksida tidak bisa digunakan dalam ruang tertutup
karena bisa menyebabkan orang yang menggunakan kehabisan oksigen. Cirri khusus
yang membedakan api CO2 dengan alat pemadam lainnya adalah adanya corong plastic
yang lebar.
Cara penggunaan racun api :
1. Tarik pin yang terdapat pada bagian atas tabung racun api. Pin tersebut akan melepaskan
sistem penguncian sehingga dapat mengeluarkan racun api untuk memadamkan api.
2. Arahkan tabung racun api tersebut kesumber api.
3. Tekan tuas pemadam secara perlahan-lahan. Jika tuasnya lepas, maka racun api akan
berhenti disemburkan.
4. Arahkan racun api dengan gerakan menyapu, yaitu dari sat sisi kesisi yang lain sampai
api benar-benar padam. Semburkan racun api dari jarang yang aman. Bacalah terlebih
dahulu petunjuk yang terdapat ditabung racun api. Masing-masing tipe atau jenis racun
api menganjurkan jarang aman yang berbeda.
G. Cara Mencegah Agar Tidak Terjadi Kebakaran
pencegah kebakaran adalah usaha mewaspadai akan faktor-faktor yang menjadi sebab
munculnya atau terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah
kemungkinantersebut menjadi kenyataan. Pencegahan kebakaran membutuhkan suatu
program pendidikan dan pengawasan besrta pengawasan karyawan, suatu rencana
pemeliharaan yang cermat dan teratur atas bangunan dan kelengkapannya, pemeriksaan,
penyediaan dan penempatan yang baik dari peralatan pemadam kebakaran termasuk
memeliharanya baik segi siap pakainya maupun dari segi mudah dicapainya.
Peralatan pencegahan kebakaran
APAR atau fire extinguisher atau racun api merupakan peralatan reaksi cepat yang
multi guna karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran A, B, dan C. peralatan ini
mempunyai berbagai ukuran beratnya, sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan besar
kecilnya resiko kebakaran yang bakal terasa tidak rasional bila di situ kita tempatkan racun
api dengan ukuran 1,2 kg dengan jumlah satu tabung. Bahan yang ada dalam tabung
pemadam api tersebut ada yang dari bahan kimia kering, foam atau busa, dan CO2, untuk
Halon tidak diperkenankan dipakai di Indonesia.
Secara singkat cara mengoperasiakan APAR adalah sebagai berikut :
1. APAR jenis Air
Pada jenis ini media pemadamanya berupa air yang terletak pada tabung. Dibuat
dalam dua konstruksi yaitu SPT dan GCT. Jarang kangkau pancaran sekitar 10 m sampai
20 m. Dan waktu pancaran sekitar satu menit untuk kapasitas 2,5 galon. Hanya unutk
direkomendasikan untuk kebakaran jenis A, dengan luas bidang jangkaun sekitar 2500 m,
jarak penempatan setiap 50 m.
2. APAR jenis Busa
Tabung utama berisi larutan sadium bikarbonat (ditambah dengan penstabil busa).
Tabung sebelah dalam berisi larutan aluminium sulfat. Campuran dari kedua larutan
tersebut akan menghasilakan buda dengan volume 10 kali lipat. Busa ini kemudian
didorong oleh gas pendorng (biasanya CO2).
3. APAR jenis Karbon Dioksida
APAR jenis ini memadamkan dengan cara isolasi (smothering) dimana oksigen
diupayakan terpisah dari apinya.disamping itu CO2 juga mempunyai peranan dalam
pendinginan. Meterial yang diselimuti oleh CO2 akan cenderung lebih dingin.
4. APAR jenis Serbuk Kimia Kering (dry chemical powder)
APAR jenis ini berisi tepung kering sadium bikarbonat dan tepung gas karbon
dioksida atau nitrogen (didalam cartridge) sebagai pendorongnya. Gas pendorong bisa
ditampakkan dalam tabung atau diluar tabung. Tepung kimia kering bersifat cepat
menutup material yang terbakar, dan mempunyai daya jangkau menutup permukaan
yang cukup luas.
5. APAR jenis Gas Halon dan Pasca Halon
APAR jenis ini biasanya berisi gas halon yang terdiri dari unsur-unsur karbon,
fluorine, bromide, dan chlorine. Namun sejak ditemukan lubang pada lapisan ozon yang
diduga disebabkan oleh salah satu unsur gas halon maka menurut perjanjian Montreal
gas halon tidak boleh dipergunakan lagi, dan mulai 1 januari 1994 gas halon tidak boleh
diproduksi.
Adapun alat pendukung APAR antara lain :
a. Hydran
Ada 3 jenis hydran, yaitu hydran gedung, hydran halaman, dan hydran kota, Detektor
Asap atau Smoke Detektor peralatan yang memungkin kan secara otomatis akan
memberitahukan kepada setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini
akan berbunyi, khusus untuk pemakain dalam gedung.
b. Fire Alam
Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan
adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat.
c. Sprinkler
Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air
secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah dimana
ada sprinkler tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpilan
Dalam kamus, kebakaran itu dinyatakan dengan keterangan, kemusnahan oleh api dan
menyebabkan kerugian. Klasifikasi kebakran dibedakan menjadi : kelas A (kaya, kertas,
plastik), kelas B (bensin, solar, bensol), kelas C (permesinan, generator, panel listrik), kelas
D (bahan-bahan logam, titaniu, aluminium), kelas K (minyak goreng).
Penyebab terjadinya kebakaran meliputi 3 unsur, yaitu :
1. Bahan yang mudah terbakar
2. Oksigen
3. Suhu
Terdapt 3 cara untuk mengatasi atau memadamkan kebakaran :
1. Cara pengurain
2. Cara pendinginan
3. Cara isolasi atau lokalisasi

B. Saran
Untuk mengurangi korban dan kerugian akibat kebakaran maka kita harus senantiasa
mencegah terjadinya kebakaran serta menjauhkan barang-barang yang mudah terbakar dan
mudah meledak dari sumber api.

Anda mungkin juga menyukai