Anda di halaman 1dari 10

SATUAN AJARAN PENYULUHAN (SAP)

Masalah : Kurang Pengetahuan dalam Persiapan Diri Menghadapi


Operasi
Pokok Bahasan : Hal-hal yang Harus di Perhatikan Saat Berencana Operasi
Sub Pokok Bahasan : Persiapan Pre Operasi, Intra, dan Post Operasi.
Sasaran : Pasien dan Keluarga yang di rawat di ruang Kemuning 2A
Waktu : 09.00 WIB
Tanggal : 6 Februari 2017
Tempat : Ruang Perawatan Pasien
Penyuluh : Prystia Riana Putri

I. Latar Belakang
Pembedahan, baik elektif atau kedaruratan adalah peristiwa kompleks yang
menegangkan (Brunner & Suddarth, 2010).
Bagi kebanyakan orang, operasi adalah tindakan yang mengkhawatirkan,
terlepas dari prosedurnya atau apakah mereka memiliki pengalaman mengenai
operasi sebelumnya. Persiapan pre operasi yang baik dapat memperbaiki
pengalaman pasien dengan meminimalkan kecemasan dan meningkatkan proses
penyembuhan (Artikel Nursing Times, 2012).
Setiap pasien yang akan menjalani pembedahan idealnya perlu dipersiapkan
terlebih dahulu agar resiko pembedahannya berkurang dan penyulit pascabedah
yang dapat timbul di kemudian hari dapat dicegah (Sjamsuhidajat, 2010).
Persiapan preoperasi sangat diperlukan karena kesuksesan suatu tindakan
pembedahan berawal dari kesuksesan persiapan yang dilakukan selama tahap
persiapan. Kesalahan yang dilakukan pada saat tindakan preoperatif apapun
bentuknya dapat berdampak pada tahap-tahap selanjutnya (Qosim, 2013).
Data World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa selama lebih
dari satu abad perawatan bedah telah menjadi komponen penting dari perawatan
kesehatan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap tahun ada 230 juta operasi utama

Profesi Ners STIKep PPNI Jawa Barat


dilakukan. WHO memperkirakan 50% komplikasi dan kematian dapat dicegah
(Haryanti, 2012).
Data Tabulasi Nasional Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun
2009, menjabarkan bahwa tindakan bedah menempati urutan ke-11 dari 50 pola
penyakit di Indonesia dengan persentase 12,8% (Kusumayanti, dkk, 2014).
Menurut Potter & Perry (2010), pasien yang akan menghadapi operasi perlu
dilakukan pengkajian kondisi fisik (pemeriksaan fisik), keadaan emosional
(persiapan mental), serta kesejahteraan spiritual. Tujuan dari pengkajian klien
sebelum operasi adalah untuk menetapkan fungsi normal klien perioperatif untuk
mencegah dan meminimalkan komplikasi pascaoperasi

I. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga dapat
memahami dan mengerti tentang hal yang harus dipersiapkan sebelum, saat, dan
selesai dilakukannya operasi.

II. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan klien dan keluarga dapat
menjelaskan kembali mengenai :
1. Pasien dan keluarga dapat mengerti tentang hal yang harus dipersiapkan
sebelum, saat, dan selesai menghadapi operasi.

2. Pasien dan keluarga dapat mengerti tujuan dilakukannya persiapan


sebelum, saat, dan selesai menghadapi operasi.

3. Pasien dan keluarga dapat memahami cara melakukan persiapan sebelum,


saat, dan selesai menghadapi operasi.

III. Media
a. Leaflet
b. Poster

IV. Sumber

Profesi Ners STIKep PPNI Jawa Barat


Brunner & Suddarth. 2010. Textbook of Medical Surgical Nursing. USA:
Lippincott Williams & Wilkins.
Cathy Liddle. 2012. “Preparing Patient Undergo Surgery”. Artikel
diterbitkan. Nursing Times Volume 108.
Haryanti, Fitri, dkk. 2012. “Praktik Keselamatan Pasien Bedah Di Rumah
Sakit Daerah”. Jurnal diterbitkan. Fakultas Kedokteran. Universitas Gadjah Mada.
Maryunani, Anik. 2014. Asuhan Keperawatan: Perioperatif - Pre Operasi
(Menjelang Pembedahan). Jakarta: Trans Info Media.
Maryunani, Anik. 2015. Asuhan Keperawatan Intra Operasi Di Kamar
Bedah (Selama Pembedahan). Jakarta: Trans Info Media.
Potter & Perry. 2010. Fundamentals of Nursing: Fundamental Keperawatan
Buku 3: Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.
Qosim, Nanang. 2013. “Tindakan Keperawatan yang Diterima Tindakan
Keperawatan yang Diterima Pasien Preoperatif di Bangsal Bedah RSUP Dr. Kariadi
Semarang”. Artikel diterbitkan. Semarang: Medica Hospitalia.
Sjamsuhidajat & de Jong. 2012,. Buku Ajar Ilmu Bedah: Edisi 3. Jakarta:
EGC.

Tahapan Penyuluhan Peserta Waktu


1 2 3 4
Kegiatan Pra Penyuluh mempersiapkan materi, - 3 menit
Pembelajaran media, lokasi, dan setting tempat
penyuluhan.
Kegiatan 1. Mengucapkan salam. a. Menjawab 5 menit
2. Memperkenalkan diri.
Pembukaan salam.
3. Menjelaskan tujuan dari kegiatan
b. Mendengarkan
Pembelajaran
penyuluhan. c. Memperhatika.
4. Menyebutkan materi yang akan
disampaikan.
Kegiatan Inti 1. Menjelaskan tentang persiapan a. Memperhatikan 10
b. Bertanya dan
pre operasi, intra, dan post menit
menjawab
operasi.
pertanyaan
2. Menjelaskan tujuan
yang diberikan
dilakukannya persiapan pre
oleh pembicara.
operasi, intra, dan post operasi.

3. Memperagakan cara melakukan

Profesi Ners STIKep PPNI Jawa Barat


beberapa persiapan pre operasi,
intra, dan post operasi.
Kegiatan Evaluasi : 5 menit
Penutup Menanyakan kepada klien tentang a. Menjawab
materi yang telah disampaikan.
pertanyaan.
Terminasi : b. Mendengarka
1. Mengucapkan terima kasih atas dan membalas
waktu yang diluangkan, ucapan terima
perhatian serta peran aktif klien kasih
c. Menjawab
selama mengikuti kegiatan
salam.
penyuluhan.
2. Salam penutup.

V. Kegiatan Pembelajaran
VI. Evaluasi
Prosedur : Tanya Jawab
Jenis Test : Lisan
Butir Soal :
1. Apakah tujuan dilakukannya persiapan pre operasi, intra, dan
pasca operasi?
2. Bagaimanakah cara melakukan beberapa teknik saat melakukan
persiapan pre operasi, intra, dan pasca operasi?

VII. Materi
a. Definisi Operasi
Pembedahan merupakan tindakan medis yang penting dalam pelayanan
kesehatan dan salah satu tindakan yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa,
mencegah kecacatan dan komplikasi (Haryanti, 2012).
Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang
menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh
yang akan ditangani (Sjamsuhidajat, 2010).

Profesi Ners STIKep PPNI Jawa Barat


b. Dampak Operasi
Pembedahan merupakan suatu ancaman potensial maupun aktual pada
integritas seseorang dan selanjutnya bisa menyebabkan reaksi stress fisiologis
maupun psikologis (Maryunani, 2014).

Konsep Tindakan Operasi


Tahapan Operasi
1. Tahap Pre-Operasi
a. Pengertian
Perawatan pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan
perioperatif yang dimulai sejak pasien diterima masuk di ruang terima
pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan kemeja operasi untuk
dilakukan tindakan pembedahan (Maryunani, 2014).
Fase pra operatif adalah waktu sejak keputusan untuk operasi diambil
hingga sampai ke meja pembedahan, tanpa memandang riwayat atau
klasifikasi pembedahan (Mutaqqin, 2009).

a. Ruang Lingkup

Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan selama waktu tersebut


dapat mencangkup penetapan pengkajian dasar pasien di tatanan klinik
ataupun rumah, wawancara pre operatif dan menyiapkan pasien untuk
anestesi yang diberikan pada saat pembedahan (Maryunani, 2014).
2. Tahap Intra Operasi
a. Pengertian
Dimulai pada saat pasien dipindahkan ke meja kamar bedah dan
berakhir dengan pemindahan pasien ke area/ruang pemulihan. Bisa juga
dikatakan bahwa fase intraoperatif dimulai ketika pasien masuk ke bagian
atau ruang bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan
(Maryunani, 2015).

a. Ruang Lingkup

Profesi Ners STIKep PPNI Jawa Barat


Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan mencakup pemasangan IV
cath, pemberian medikasi intravena, melakukan pemantauan kondisi
fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga
keselamatan pasien (Maryunani, 2014).

3. Tahap Post Operasi


a. Pengertian
Tahap post operatif merupakan tahap lanjutan dari perawatan pre
operatif dan intra operatif yang dimulai ketika klien diterima di ruang
pemulihan (recovery room) / pasca anestesi dan berakhir sampai evaluasi
tindak lanjut pada tatanan klinik atau di rumah (Maryunani 2014).
Fase pasca operatif adalah suatu kondisi di mana pasien sudah masuk
di ruang pulih sadar sampai pasien dalam kondisi sadar betul untuk dibawa
ke ruang rawat inap (Mutaqqin & Kumala, 2009).

a. Ruang Lingkup
Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan mencakup rentang
aktivitas yang luas selama periode ini. Pada fase ini fokus pengkajian
meliputi efek agen anestesi dan memantau fungsi vital serta mencegah
komplikasi. Aktivitas keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan
penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak lanjut
dan rujukan yang penting untuk penyembuhan dan rehabilitasi serta
pemulangan ke rumah (Maryunani, 2014).

Penatalaksanaan Pasien Pre Operasi


Perawatan pasien pre - operasi / pra bedah dan pasca bedah amat menentukan,
sebab hal ini berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas pasien (Maryunani,
2014).
a. Status kesehatan fisik secara umum
Pemeriksaan status kesehatan secara umum, meliputi identitas klien, riwayat
penyakit seperti kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan

Profesi Ners STIKep PPNI Jawa Barat


fisik lengkap, antara lain status hemodinamika, status kardiovaskuler, status
pernafasan, fungsi ginjal dan hepatik, fungsi endokrin, fungsi imunologi, dan lain-
lain. Selain itu pasien harus istirahat yang cukup, karena dengan istirahat dan tidur
yang cukup pasien tidak akan mengalami stres fisik, tubuh lebih rileks sehingga
bagi pasien yang memiliki riwayat hipertensi, tekanan darahnya dapat stabil dan
bagi pasien wanita tidak akan memicu terjadinya haid lebih awal.
b. Status nutrisi
Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan,
lingkar lengan atas, kadar protein darah (albumin dan globulin) dan keseimbangan
nitrogen.
c. Keseimbangan cairan dan elektrolit
Balance cairan perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan input dan output
cairan. Keseimbangan cairan dan elektrolit terkait erat dengan fungsi ginjal.
Dimana ginjal berfungsi mengatur mekanisme asam basa dan ekskresi metabolit
obat-obatan anastesi. Jika fungsi ginjal baik maka operasi dapat dilakukan dengan
baik. Namun jika ginjal mengalami gangguan seperti oligurianuria, insufisiensi
renal akut, nefritis akut maka operasi harus ditunda menunggu perbaikan fungsi
ginjal. Kecuali pada kasus-kasus yang mengancam jiwa.

d. Kebersihan lambung dan kolon


Lambung dan kolon harus dibersihkan terlebih dahulu. Tindakan yang bisa
diberikan diantaranya adalah pasien dipuasakan dan dilakukan tindakan
pengosongan lambung dan kolon dengan tindakan enemalavement. Lamanya
puasa berkisar antara 7 sampai 8 jam (biasanya puasa dilakukan mulai pukul
24.00 WIB). Tujuan dari pengosongan lambung dan kolon adalah untuk
menghindari aspirasi (masuknya cairan lambung ke paru-paru) dan menghindari
kontaminasi feses ke area pembedahan sehingga menghindarkan terjadinya infeksi
pasca pembedahan.
e. Pencukuran daerah operasi

Profesi Ners STIKep PPNI Jawa Barat


Pencukuran pada daerah operasi ditujukan untuk menghindari terjadinya
infeksi pada daerah yang dilakukan pembedahan karena rambut yang tidak
dicukur dapat menjadi tempat bersembunyi kuman dan juga
mengganggu/menghambat proses penyembuhan dan perawatan luka.
f. Personal Hygine
Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi, karena
tubuh yang kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat mengakibatkan
infeksi pada daerah yang dioperasi. Apabila masih memungkinkan, klien
dianjurkan membersihkan seluruh badannya sendiri/dibantu keluarga di kamar
mandi. Apabila tidak, maka bidan melakukannya di atas tempat tidur.
g. Pengosongan kandung kemih
Pengosongan kandung kemih dilakukan dengan melakukan pemasangan
kateter. Selain untuk pengongan isi kandung kemih, tindakan kateterisasi juga
diperlukan untuk mengobservasi balance cairan.
h. Latihan Pra Operasi
Latihan yang diberikan pada pasien sebelum operasi antara lain latihan nafas
dalam, latiihan batuk efektif dan latihan gerak sendi. Latihan nafas dalam
bermanfaat untuk memperingan keluhan saat terjadi sesak nafas, sebagai salah
satu teknik relaksasi, dan memaksimalkan supply oksigen ke jaringan. Cara
latihan teknik nafas dalam yang benar adalah :
1) Tarik nafas melalui hidung secara maksimal kemudian tahan 1-2 detik
2) Keluarkan secara perlahan dari mulut
3) Lakukanlah 4-5 kali latihan, lakukanlah minimal 3 kali sehari (pagi, siang,
sore). Batuk efektif bermanfaat untuk mengeluarkan secret yang menyumbat jalan
nafas. Cara batuk efektif adalah :
1) Tarik nafas dalam 4-5 kali
2) Pada tarikan selanjutnya nafas ditahan selama 1-2 detik
3) Angkat bahu dan dada dilonggarkan serta batukan dengan kuat
4) Lakukan empat kali setiap batuk efektif, frekuensi disesuaikan dengan
kebutuhan
5) Perhatikan kondisi klien

Profesi Ners STIKep PPNI Jawa Barat


Latihan gerak sendi bermanfaat untuk meningkatkan atau mempertahankan
fleksibilitas dan kekuatan otot, mempertrahankan fungsi jantung dan pernapasan,
serta mencegah kontraktur dan kekakuan pada sendi. Beberapa jenis gerakan
sendi: fleksi, ekstensi, adduksi, abduksi, oposisi, dll.
i. Persiapan/ Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dimaksud adalah berbagai pemeriksaan
radiologi, laboratorium maupun pemeriksaan lain, seperti: pemeriksaan masa
perdarahan (bledding time) dan masa pembekuan (clotting time) darah pasien,
elektrolit serum, hemoglobin, protein darah, dan hasil pemeriksaan radiologi
berupa foto thoraks, EKG dan ECG.

Penatalaksanaan Pasien Intra Operasi


1) Melakukan balance cairan
2) Memantau kondisi cardiopulmonal. Pemantauan yang dilakukan meliputi
fungsi pernafasan, nadi dan tekanan darah, saturasi oksigen, perdarahan dll.
3) Pemantauan terhadap perubahan vital sign
4) Monitoring psikologis, dukungan psikologis yang dilakukan antara lain :
a) Memberikan dukungan emosional pada pasien
b) Berdiri di dekat klien dan memberikan sentuhan selama prosedur induksi
c) Mengkaji status emosional klien
d) Mengkomunikasikan status emosional klien kepada tim kesehatan (jika ada
perubahan)
e. Pengaturan dan koordinasi paramedis
Tindakan yang dilakukan antara lain :
1) Me-manage keamanan fisik pasien
2) Mempertahankan prinsip dan teknik asepsis.

Penatalaksanaan Pasien Post Operasi

1. Monitor tanda-tanda vital, drainage, tube/selang, dan komplukasi.

2. Memastikan kondisi luka dan jahitan.

Profesi Ners STIKep PPNI Jawa Barat


3. Melakukan mobilisasi dini seperti ROM, nafas dalam, dan batuk efektif untuk
mengaktifkan kembali fungsi neuromuskuler, dan mengeluarkan sekret dan
lendir.
4. Melakukan Persiapan Pulang
Dalam merencanakan kepulangan pasien, kita harus mempertimbangkan 4 hal
berikut:
1. Home care preparation
Memodifikasi lingkungan rumah sehingga tidak mengganggu kondisi klien.
Contoh : klien harus diatas kursi roda/pakai alat bantu jalan, buat agar lantai
rumah tidak licin. Kita harus juga memastikan ada yang merawat klien di
rumah.
2. Client/family education
Berikan edukasi tentang kondisi klien. Cara merawat luka dan hal-hal yang
harus dilakukan atau dihindari kepada keluarga klien, terutama orang yang
merawat klien.
3. Psychososial preparation
Tujuan dari persiapan ini adalah untuk memastikan hubungan interpersonal
sosial dan aspek psikososial klien tetap terjaga.
4. Health care resources
Pastikan bahwa klien atau keluarga mengetahui adanya pusat layanan
kesehatan yang terdekat dari rumah klien, seperti rumah sakit, puskesmas dan
lain-lain. Jadi jika dalam keadaan darurat bisa segera ada pertolongan.

Profesi Ners STIKep PPNI Jawa Barat

Anda mungkin juga menyukai