TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Osteoarthritis
2.1.1 Definisi
yang disebabkan oleh stress mekanik yang berlebihan (Kenneth, 2010).. Penyakit
kekakuan, khususnya pada pagi hari atau setelah inaktivitas. Penyakit ini disebut
Osteoartritis adalah bentuk artritis yang paling umum terjadi yang mengenai
mereka di usia lanjut atau usia dewasa dan salah satu penyebab terbanyak
2.1.2 Epidemiologi
Di Asia, China dan India menduduki peringkat 2 teratas sebagai negara dengan
epidemiologi osteoartritis tertinggi yaitu berturut-turut 5.650 dan 8.145 jiwa yang
menderita osteoartritis lutut (Fransen et. al, 2011). Data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 hasil dari wawancara pada usia ≥ 15 tahun rata-rata
di Jawa Timur angka prevalensinya cukup tinggi yaitu sekitar 27% (Riskesdas,
seperti asam urat, rematik/radang sendi, darah tinggi, darah rendah, dan diabetes
(Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2013). 56, 7% pasien di
menderita osteoartritis (Soenarto, 2010). Gejala OA lutut lebih tinggi terjadi pada
wanita dibanding pada laki-laki yaitu 13% pada wanita dan 10% pada laki-laki.
laki-laki dan 47% pada wanita. Oliveria melaporkan rata-rata insiden OA panggul,
2.1.3 Klasifikasi
klinik dan perubahan radiografi. Gejala klinik perlu diperhatikan, oleh karena
pembentukan kista di bawah rawan sendi dan pembentukan osteofit, sendi yang
tidak berhubungan dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada
Pada orang tua, volume air dari tulang muda meningkat dan susunan
dengan mengelupas atau membentuk tulang muda yang kecil. Pada kasus-kasus
lanjut, ada kehilangan total dari bantal kartilago antara tulang-tulang dan sendi-
sendi. Penggunaan berulang dari sendi-sendi yang terpakai dari tahun ke tahun
gesekan antar tulang, menjurus pada nyeri dan keterbatasan mobilitas sendi.
maupun banyak sendi), sendi interphalang, sendi besar (panggul, lutut), sendi-
imobilitas yang terlalu lama, serta faktor risiko lainnya seperti obesitas, operasi
2.1.4 Patofisiologi
Rawan sendi dibentuk oleh sel tulang rawan sendi (kondrosit) dan matriks
rawan sehingga fungsi bantalan rawan sendi tetap terjaga dengan baik. Matriks
rawan sendi terutama terdiri dari air, proteoglikan dan kolagen. Perkembangan
1) Fase 1
2) Fase 2
Pada fase ini terjadi fibrilasi dan erosi dari permukaan kartilago, disertai
3) Fase 3
Kondisi ini memberikan manifestasi balik pada kartilago dan secara langsung
inflamasi lainnya seperti nitric oxide (NO) juga ikut terlibat. Kondisi ini
Sendi lutut terdiri atas tiga kompartemen yaitu sendi tibiofemoral yang
terbagi menjadi kompartemen medial dan lateral, serta sendi patellofemoral. Sendi
patellofemoral adalah salah satu kompartemen yang paling sering terkena pada
penting dari gejala OA lutut, tetapi juga bahwa orang yang menderita penyakit
tibiofemoral.
Dahulu, OA lutut dilihat sebagai suatu kelainan yang terjadi terutama pada
dan skyline. Pada pemeriksaan radiografi, osteofit pada sendi patellofemoral lebih
banyak dibanding pada sendi tibiofemoral. Penelitian lain pada orang dengan
nyeri lutut memperlihatkan pola radiografi yang tersering adalah kombinasi sendi
membuat pasien datang ke dokter. Nyeri biasanya bertambah berat dengan gerakan
Nyeri tersebut juga tidak menghilang setelah lutut pasien dikompres, nyeri makin
memberat saat pasien melipat lututnya dan menggerakkan kakinya namun sedikit
berkurang dengan istirahat.. Pada beberapa pasien OA juga dapat timbul kaku
sendi yang dapat timbul setelah imobilisasi seperti setelah duduk di kursi atau
mobil dalam waktu yang cukup lama atau bahkan setelah bangun tidur. Biasanya
merasakan seperti ada sesuatu yang patah atau remuk ketika lututnya digerakkan.
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya bengkak pada lutut kirinya yang juga
baik secara aktif maupun pasif. Selain itu biasanya terdengar adanya krepitasi
yang semakin jelas dengan bertambah beratnya penyakit. Gejala ini disebabkan
karena adanya pergesekan kedua permukaan tulang sendi pada saat sendi
digerakkan atau secara pasif dimanipulasi. Pada pasien ini terdengar adanya
krepitasi pada lutut kirinya ketika digerakkan secara pasif. Selain itu pada pasien
juga terdapat hambatan gerak aktif pada sendi lutut kiri yaitu pasien hanya mampu
untuk memfleksikan lututnya sebatas 40-45° saja, begitu pula jika digerakkan
secara pasif. Dari hasil pemeriksaan lokal pada sendi pasien juga ditemukan
adanya pembengkakan dan adanya tanda – tanda peradangan seperti adanya nyeri
sendi, kemerahan dan teraba hangat pada lutut kirinya. Semua tanda ini sesuai
dengan tanda – tanda pada pasien OA yang biasanya pembengkakan yang terjadi
itu disebabkan karena adanya efusi cairan dan adanya osteofit pada permukaan
sendi.
2.2.2.3 Pemeriksaan Penunjang
pada hasil radiologi. Namun pada awal penyakit , radiografi sendi seringkali
osteoarthritis adalah :
a) Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris ( lebih berat pada bagian
c) Kista tulang
(hb, leukosit, laju endap darah) dalam batas-batas normal kecuali osteoarthritis
1) Grade 0 : normal
3) Grade 2 : osteofit pada dua tempat dengan sklerosis subkondral, celah sendi
normal, terdapat kista subkondral
5) Grade 4 : terdapat banyak osteofit, tidak ada celah sendi, terdapat kista
subkondral dan sklerosis
Derajat 2 : Osteofit yang pasti, mungkin terdapat celah antar sendi, nyeri
sendi pada pagi hari, krepitus pada gerakan aktif sendi, ketidakmampuan
2.2.4 Penatalaksanaan
antaranya adalah:
konseling diet untuk pasien osteoarthritis yang mempunyai kelebihan berat badan
(Elin dkk, 2008). Ahli bidang kesehatan harus memberikan informasi pada pasien
15
dengan penyakit osteoarthritis mengikut kesesuaian keadaan dan keselesaan
Terapi fisik dapat dilakukan dengan pengobatan panas atau dingin dan
pergerakan sendi dan mengurangi rasa sakit dan spasmus otot. Program olahraga
rasa sakit, dan kebutuhan akan penggunaan analgesik (Elin dkk, 2008). Alat bantu
dan ortotik seperti tongkat, alat pembantu berjalan, alat bantu gerak, heel cups,
dan insole dapat digunakan selama olahraga atau aktivitas harian (Elin, dkk,
2008). Pasien osteoarthritis lutut yang memakai sepatu dengan sol tambahan yang
empuk yang bertujuan untuk meratakan pembagian tekanan akibat berat, dengan
atau dingin serta olahraga dapat dilakukan untuk memelihara sendi, mengurangi
atau dingin ini dilakukan pada bagian sendi yang mengalami nyeri.
yang sehat (Iskandar, 2012). Penurunan berat badan dapat membantu mengurangi
16
4). Istirahat
Istirahat yang cukup dapat mengurangi kesakitan pada sendi. Selain itu
(Priyanto, 2008).
b) Terapi Farmakologi
Karena osteoarthritis sering terjadi pada individu lanjut usia yang memiliki
sedang dan juga pada pasien yang demam. Obat yang sering digunakan sebagai
pelepasan dan pengosongan substansi P dari serabut syaraf. Obat ini juga
secara topikal pada sendi yang berpengaruh. Kapsaisin dapat digunakan sendiri
batau kominasi dengan analgesik oral atau NSAID. Kapsaisin ini diberikan dalam
17
b). Analgesik Narkotika
Penggunaan dosis obat analgesik narkotika dapat berguna untuk pasien yang tidak
banyak dipakai terutamanya pada pasien lanjut usia.Dalam dosis penuh yang
lazim NSAID dapat sekaligus memperlihatkan efek analgesik yang bertahan lama
yang membuatnya sangat berguna pada pengobatan nyeri berlanjut atau nyeri
berulang akibat radang. NSAID lebih tepat digunakan daripada parasetamol atau
analgesik opioid dalam arthritis rematoid dan pada kasus osteoarthritis lanjut.
3). Kortikosteroid
yang beragam untuk berbagai penyakit dan beragam individu, agar dapat dijamin
yang berdasarkan uji klinik dapat mengurangi gangguan sendi atau mengurangi
18
sebagai obat tambahan pada penderita osteoarthritis terutamanya diberikan pada
artrikular pada sendi lutut jika osteoarthritis tidak responsif dengan terapi yang
lain (Priyanto, 2008). Dua agen intra-artrikular yang mengandung asam hialuronat
tersedia untuk mengobati rasa sakit yang berkaitan dengan osteoarthritis lutut.
Injeksi asam hialuronat diberikan pada pasien yang tidak lagi toleransi terhadap
pemberian obat anti nyeri dan antiinflamasi yang lainnya (Hansen & Elliot, 2005).
Injeksi asam hialuronat diberikan oleh tenaga medis yang mempunyai keahlian
karena kesalahan dalam memberikan injeksi ini akan memperparah kondisi lutut
pasien.
c) Terapi bedah
menghilangkan nyeri pada sendi OA, tetapi kadang fungsi sendi tersebut tidak
dapat diperbaiki secara adekuat, sehingga terapi fisik pre dan pasca operatif harus
19
2.2.5 Faktor Risiko
Secara garis besar, faktor risiko timbulnya OA lutut meliputi usia, jenis
kelainan anatomis, riwayat trauma lutut, aktivitas fisik, kebiasaan olah raga, dan
jenis pekerjaan.
2.2.5.1 Usia
Usia adalah faktor risiko utama timbulnya OA, dengan prevalensi dan
dari 80% individu berusia lebih dari 75 tahun terkena OA. Bukti radiografi
pernah terjadi pada anak-anak dan sering pada usia di atas 60 tahun. Meskipun
OA berkaitan dengan usia, penyakit ini bukan merupakan akibat proses penuaan
jaringan, seperti kondrosit itu sendiri sehingga terjadi penurunan aktivitas sintesis
dan mitosis, penurunan respon terhadap anabolic growth factor, dan sintesis
20
2.2.5.2 Jenis kelamin
2.2.5.3 Ras
memiliki risiko menderita OA lutut 2 kali lebih besar dibandingkan ras Kaukasia.
Penduduk Asia juga memiliki risiko menderita OA lutut lebih tinggi dibandingkan
Kaukasia.
2.2.5.4 Genetik
bersifat diturunkan, seperti adanya mutasi pada gen prokolagen II atau gen-gen
struktural lain untuk struktur-struktur tulang rawan sendi seperti kolagen tipe IX
dan XII, protein pengikat, atau proteoglikan perbedaan antar pengaruh genetik
21
2.2.5.5 Nutrisi
2.2.5.6 Obesitas
terutama melalui peningkatan beban pada sendi-sendi penopang berat badan. Tiga
hingga enam kali berat badan dibebankan pada sendi lutut pada saat tubuh
bertumpu pada satu kaki. Peningkatan berat badan akan melipatgandakan beban
obesitas. Hal ini didukung dengan adanya kaitan antara OA dengan beberapa
koroner.
22
2.2.5.8 Menisektomi
lutut dan merupakan salah satu faktor risiko penting pada timbulnya OA lutut.
Osteoartritis lutut dapat terjadi pada 89% pasien yang telah menjalani
menisektomi.
Kelainan lokal pada sendi lutut yang dapat menjadi faktor risiko OA lutut
antara lain genu varum, genu valgus, Legg – Calve – Perthes disease, displasia
asetabulum, dan laksiti ligamentum pada sendi lutut. Kelemahan otot kuadrisep
Selain karena kongenital, kelainan anatomis juga dapat disebabkan oleh trauma
robekan meniskus pada lutut merupakan faktor risiko timbulnya OA lutut, dan
pada individu yang pernah mengalami trauma lutut tidak dapat dicegah, bahkan
23
2.2.5.11 Aktivitas fisik
Aktivitas fisik yang berat / weight bearing seperti berdiri lama (2 jam atau
lebih setiap hari), berjalan jarak jauh (2 jam atau lebih setiap hari), naik turun
tangga setiap hari merupakan faktor risiko terjadinya OA lutut. Di sisi lain,
Olah raga yang sering menimbulkan cedera sendi berkaitan dengan risiko
OA yang lebih tinggi. Beban benturan yang berulang juga dapat menjadi suatu
faktor penentu lokasi pada individu yang mempunyai predisposisi OA dan dapat
berkaitan dengan perkembangan dan beratnya OA. Atlet olah raga yang
cenderung mengalami benturan keras dan membebani lutut seperti sepak bola, lari
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus,
kekuatan lutut dan kejadian OA lutut. Osteoartritis lebih banyak ditemukan pada
pekerja fisik berat, terutama yang sering menggunakan kekuatan yang bertumpu
24
2.3 Radiologi Osteoarthritis
seperti panggul, lutut, selain itu bahu, tangan, pergelangan tangan, dan tulang
paling dini.
25
Gambar 2.4 : Gambaran radiologis Osteoarthritis Genu
Sumber : Stemcelldoc‟s WeBlog, 2011
1) Grade 0 : normal
3) Grade 2 : osteofit pada dua tempat dengan sklerosis subkondral, celah sendi
normal, terdapat kista subkondral
5) Grade 4 : terdapat banyak osteofit, tidak ada celah sendi, terdapat kista
subkondral dan sklerosis
26
Gambar 2.5 : Klasifikasi Osteoarthritis Genu menurut grading KellgrenLawrence.
Sumber : Hatena Blog, 2015
27
American College of Rheumatology (1987) mendeskripsikan kesehatan
Derajat 2 : Osteofit yang pasti, mungkin terdapat celah antar sendi, nyeri
sendi pada pagi hari, krepitus pada gerakan aktif sendi, ketidakmampuan
28
2.4 Lanjut Usia
2.4.1 Definisi
tahun.
2) Usia lanjut tua (old) adalah kelompok usia antara 75-90 tahun.
3) Usia sangat tua (very old) adalah kelompok usia di atas 90 tahun.
-kelompok usia dalam masa virilitas, yaitu masa persiapan usia lanjut
29
3) Kelompok Usia Lanjut
-kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun atau kelompok usia lanjut
Telah terprogram secara genetic yang mana jam genetik telah diputar
(RNAprotein/enzim)
“autoimmune”.
30
tidak jenuh, dalam membran sel. Antara contoh radikal bebas adalah
Akibat Metabolisme
a. Komposisi tubuh
b. Otak
31
• Elastisitas pembuluh darah menurun
vasodilatasi menurun.
d. paru
f. Gastrointestinal
32
g. Muskuloskeletal
jaringan parut.
diskus berkurang
h. Fungsi Kognitif
33
2.4.2 Usia Sebagai Faktor Risiko Osteoarthritis
dengan bertambahnya umur. Hal ini disebabkan karena adanya hubungan antara
umur dengan penurunan kekuatan kolagen dan proteoglikan pada kartilago sendi
lutut yaitu pada umur 59 tahun dengan puncaknya pada usia 55 - 64 tahun,
menipis.Hal ini adalah karena terjadi perubahan yang berkait dengan usia pada
kolagen dan proteoglikan yang menurunkan ketegangan dari tulang rawan sendi
dan juga karena pasokan nutrisi yang berkurang untuk tulang rawan (Lozada,
Kapsula dan ligamen sendi, otot-otot, saraf sensori aferen dan tulang di dasarnya .
(Range of motion) sendi. Kapsula dan ligamen sendi semakin menipis dan susah
untuk melakukan proses anabolik. Selain itu, cairan sendi (sinovial) mengurangi
merupakan protein pada cairan sendi yang berfungsi sebagai pelumas. Protein ini
henti disekresikan apabila terjadi cedera dan peradangan pada sendi. ada usia
memberikan tenaga dan akselerasi yang cukup pada anggota gerak untuk
yang terjadi pada sendi dengan cara melakukan deselerasi sebelum terjadi
35