Anda di halaman 1dari 10

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KAMPUS JAMBURA Jl. Jend. Sudirman No.6 Telp/Fax (0435) 821183,KotaGorontalo, 9612

UTS MATA KULIAH : PERENCANAAN PELABUHAN2


JUMLAH SKS : 2
HARI : Selasa, 24 September 2019
SIFAT UJIAN : ON LINE
WAKTU : 5 X 24 JAM
PROGRAM STUDI : Teknik Sipil S1
SEMESTER : Ganjil, 2019-2020
DOSEN : Dr. ANTON KAHARU, A.Ma.T.S., S.T, M.T.

SOAL-SOAL :
1. Perencanaan Pelabuhan harus memperhatikan dan memenuhi prosedur (ketentuan) yang
berlaku. Jelaskan dengan ringkas dan rinci hal-hal yang berkaitan dengan prosedur
(ketentuan) sebagai berikut:
a. Persyaratan & Perlengkapan Pelabuhan,
b. Pemilihan Lokasi Pelabuhan
c. Hidro-Oseanografi Terhadap Pelabuhan.
d. Tata Letak Fasilitas Pelabuhan
e. Mulut Pelabuhan
2. Angin, Pasang Surut dan Gelombang Laut adalah Komponen (variabel) penting yang
berpengaruh terhadap Perencanaan Pelabuhan. Uraikan dengan jelas pengaruh Angin,
Pasang Surut dan Gelombang Laut dan bagaimana anda menentukan (menganalisis) Angin,
Pasang Surut dan Gelombang Laut tersebut?
3. Alur Pelayaran merupakan salah satu standar atau parameter dalam Perencanaan Pelabuhan
seperti disebutkan di bawah ini. Jelaskan dengan rinci analisis masing-masing komponen
parameter tersebut?
a. Kedalaman Alur
b. Lebar Alur
c. Layout Alur Pelayaran
d. Kolam Pelabuhan
4. Jelaskan dengan rinci Komponen (variabel) Pemecah Gelombang dalam Perencanaan
Pelabuhan berikut ini:
a. Tipe Pemecah Gelombang
b. Pemecah Gelombang Sisi Miring
c. Pemecah Gelombang Sisi Tegak
d. Pemecah Gelombang Campuran
e. Gaya Gelombang pada Dinding Vertikal
5. Jelaskan dengan rinci Komponen (variabel) Dermaga dalam Perencanaan Pelabuhan berikut
ini:
a. Tipe Dermaga
b. Pemilihan Tipe Dermaga
c. Struktur Dermaga
d. Ukuran Dermaga
e. Gaya-Gaya Yang Bekerja pada Dermaga
f. Perencanaan Dermaga
6. Jelaskan dengan rinci Komponen (variabel) Perencanaan Fender dan Alat Penambat dalam
Perencanaan Pelabuhan?
1
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KAMPUS JAMBURA Jl. Jend. Sudirman No.6 Telp/Fax (0435) 821183,KotaGorontalo, 9612

Selamat Bekerja

LEMBAR JAWABAN UTS PERENCANAAN PELABUHAN

NAMA :Yuyun Menu


NIM :511416049
MATA KULIAH :Perencanaan Pelabuhan
HARI/TANGGAL: Selasa, 24 September 2019
1. prosedur (ketentuan) Pelabuhan

A. Persyaratan dan Perlengkapan Pelabuhan


Dalama merencanakan suatu pelabuhan ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu:
a. Harus ada jalan masuk yang mudah antara transportasi air dan darat mirip jalan raya dan
kereta api , sehingga barang-barang dapat diangkut ke dan dari pelabuhan dengan mudah
dan cepat.
b. Pelabuhan berada di suatu lokasi yang mempunyai populasi penduduk yang cukup
padat.
c. Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar yang cukup.
d. Kapal - kapal yang mencapai pelabuhan harus mampu membuang sauh selama
menunggu untuk merapat ke dermaga guna bongkar muat barang atau mengisi bahan
bakar.
e. Pelabuhan harus mempunyai kemudahan bongkar muat barang dan gudang-gudang
penyimpanan barang.
f. Pelabuhan harus mempunyai kemudahan untuk mereparasi kapal-kapal.
Untuk memenuhi persyaratan tersebut , dibutuhkan perlengkapan pelabuhan mirip berikut :
a. Pemecah gelombang , yang berfungsi untuk melindungi tempat perairan pelabuhan dari
gangguan gelombang.
b. Alur pelayaran , yang berfungsi untuk mengarahkan kapal-kapal yang akan
keluar/masuk ke pelabuhan.
c. Kolam pelabuhan , merupakan tempat perairan di mana kapal berlabuh untuk
melaksanakan bongkar muat , melaksanakan gerakan untuk memutar di kolam
tersebut ,dsb.
d. Dermaga , yaitu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapatnya kapal dan
menambatkannya pada waktu bongkar muat barang.
e. Alat penambat , digunakan untuk menambatkan kapal pada waktu merapat di dermaga
maupun menunggu di perairan sebelum mampu merapat ke dermaga.
f. Gudang lini I dan lapang penumpukan terbuka , yang terletak di belakang dermaga untuk
menyimpan barang-barang.
g. Gedung terminal untuk keperluan administrasi.
h. Fasilitas bahan bakar untuk kapal.
i. Fasilitas pandu kapal , kapal tunda dan perlengkapan lain yang diharapkan untuk
membawa kapal masuk/keluar pelabuhan.
j. Peralatan bongkar muat barang mirip gantry crane , crane apung , kendaraan untuk
mengangkat/memindahkan barang forklift , straadle carrier ,dsb.

2
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KAMPUS JAMBURA Jl. Jend. Sudirman No.6 Telp/Fax (0435) 821183,KotaGorontalo, 9612

k. Fasilitas-fasilitas lain untuk keperluan penumpang , anak buah kapal dan muatan kapal
mirip terminal penumpang , ruang tunggu , karantina , bea cukai , imigrasi , dokter
pelabuhan , keamanan ,
B. Pemilihan lokasi pelabuhan
Pemiliah lokasi pelabuhan meliputi daerah pantai dan daratan. Pemilihan lokasi tergantung
beberapa faktor seperti kondisi tanah dan geologi, kedalaman dan luas perairan, perlindungan
pelabuhan terhadap gelombang, arus dan sedimentasi, daratan yang cukup luas untuk
menampung barang yang akan di bongkar-muat, jalan-jalan untuk transportasi dan daerah
industri di belakangnya. Pemilihan lokasi dapat ditinjau berdasarkan hal-hal berikut:
1. Tinjauan topografi dan geologi
2. Tinjauan pelayaran
3. Tinjauan sedimentasi
4. Tinjauan gelombang dan arus
5. Tinjauan kedalaman air
C. Hidro-Oseanografi Terhadap Pelabuhan
Kondisi Hodro-oseanografi pelabuhan membahas mengenai kondisi perairan yang terjadi di
tiap-tiap alternatif lokasi pelabuhan. Kondisi Hodro-oseanografi sangat penting dalam menentukan
tata letak suatu pelabuhan. Kondisi hidro-oseanografi meliputi : gelombang, arus, sedimentasi dan
pengaruh terhadap gerak kapal yang masuk ke pelabuhan.
D. Tata Letak Fasilitas Pelabuhan
E. Mulut Pelabuhan
Mulut pelabuhan tidak boleh lebih besar dari yang diperlukan untuk keamanan pelayaran atau
arus berbahaya yang ditimbulkan oleh pasang surut. Lebar mulut pelabuhan tergantung pada
ukuran pelabuhan dan kapal-kapal yang menggunakan pelabuhan. Biasanya untuk pelabuhan
kecil lebar mulut pelabuhan adalah 100 m, pelabuhan sedang antara 100 m dan 160 m, dan
untuk pelabuhan besar adalah 160 m sampai 260 m. apabila mulut berada diantara pemecah
gelombang dengan sisi miring maka lebarnya diukur pada air rendah, yaitu sama dengan lebar
yang diperlukan ditambah dengan lebar karena kemiringan sisi bangunan pada kedalaman
tersebut. Misalnya jika lebar mulut adalah 150 m dan mulut tersebut berada diantara pemecah
gelombang dengan kemiringan 1 : 3, maka untuk pelabuhan dengan kedalaman 10 m, lebar pada
muka air rendah adalah 210 m.
2. Pengaruh angin, pasang surut dan gelombang terhadap pelabuhan
Arah angin menentukan arah dan letak penangkis gelombang dan juga arah dan letak pintu
pelabuhan. Hal ini dikarenakan angin berpengaruh pada pergerakan atau manuver kapal dalam
pelayaran khususnya disekitar pelabuhan terutama pendekatan kapal pada mulut pelabuhan. Dan
untuk menentukan arah angin dapat dilakukan dengan cara mencari windrose untuk mengetahui
presentasi arah angin yang bertiup menurut mata angina dalam 1 tahun.
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut sebagai fungsi waktu akibat adanya tarik
menarik benda-benda langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi.
Pengaruh pasang surut di dalam merencanakan pelabuhan, seperti elevasi muka air tertinggi dan
terendah serta perbedaan pasang surut sangat penting merencanakan bangunan-bangunan
pelabuhan. Dan untuk menentukan tipe-tipe pasang surut ada pasang surut harian ganda, pasang
surut harian tunggal dan ada pasang surut campuran condong ke harian, pasang surut campuran
condong ke tunggal.
Gelombang penting karena gelombang akan menimbulkan gaya-gaya yang bekerja pada
bangunan di pantai dan gelombang berpengaruh pada ketenangan di pelabuhan.
3
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KAMPUS JAMBURA Jl. Jend. Sudirman No.6 Telp/Fax (0435) 821183,KotaGorontalo, 9612

3. Mmm
4. Mmm
a. Pada pembangunan pelabuhan terdiri dari beberapa bagian salah satunya adalah bangunan
pemecah gelombang. Pemecah gelombang adalah sebuah bangunan yang berfungsi untuk
memecah gelombang air laut sehingga mengurangi energi pada gelombang air laut.
Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang sebagian
energinya akan dipantulkan, sebagian diteruskan dan sebagian dihancurkan melalui
pecahnya gelombang, kekentalan fluida, gesekan dasar dan lain-lain. Berkurangnya energi
gelombang di daerah terlindung akan mengurangi pengiriman sedimen pada daerah tersebut.
Ada tiga tipe pemecah gelombang yaitu :
1. Pemecah gelombang sisi miring
2. Pemecah gelombang sisi tegak
3. Pemecah gelombang campuran

b. Pemecah Gelombang Sisi Miring


Pada pemecah gelombang tipe ini dibuat dari tumpukan batu alam yang dilindungi
oleh lapis pelindung berupa batu besar atau beton dengan ukuran tertentu. Pemecah
gelombang tipe ini bersifat fleksibel. Kerusakan yang terjadi karena serangan gelombang
tidak secara tiba-tiba. Jenis lapis pelindung pemecah gelombang tipe ini adalah Quadripod,
Tetrapod, Dolos.

Gambar pemecah gelombang sisi miring

c. Pemecah Gelombang Sisi tegak

Pemecah gelombang tipe ini ditempatkan di laut dengan kedalaman lebih besar dari
tinggi gelombang. Pemecah ini dibuat apabila tanah dasar mempunyai daya dukung besar
dan tahan terhadap erosi. Bisa dibuat dari blok-blok beton massa yang disusun secara
vertikal, kaison beton, turap beton atau baja. Syarat yang harus diperhatikan pada tipe
pemecah gelombang sisi miring adalah:
1. Tinggi gelombang maksimum rencana harus ditentukan dengan baik
2. Tinggi dinding harus cukup untuk memungkinkan
3. Pondasi dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi erosi pada kaki bangunan yang
dapat membahayakan stabilitas bangunan

4
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KAMPUS JAMBURA Jl. Jend. Sudirman No.6 Telp/Fax (0435) 821183,KotaGorontalo, 9612

Gambar pemecah gelombang sisi tegak

d. Pemecah Gelombang Campuran


Pemecah gelombang tipe ini dibuat apabila kedalaman air sangat besar dan tanah
dasar tidak mampu menahan beban dari pemecah gelombang sisi tegak. Ada tiga macam
pertimbangan tinggi sisi tegak dengan tumpukan batunya :
1) Tumpukan batu dibuat sampai setinggi air yang tertinggi, sedangkan bangunan sisi tegak
hanya sebagai penutup bagian atas
2) Tumpukan batu setinggi air terendah sedang bangunan sisi tegak harus menahan air
tertinggi
3) Tumpukan batu hanya merupakan tambahan pondasi dari bangunan sisi tegak
5. mksmkmamsmw
a. Tipe Dermaga
1) Dermaga Quay Wall
Terdiri struktur yang sejajar pantai, berupa tembok yang berdiri di atas pantai, konstruksi
sheet pile baja/beton atau caisson beton. Biasanya di lokasi pantai tidak landai yang sering
disebut sebagai pelabuhan alam sehingga kedalaman yang diinginkan tidak terlalu jauh dari
garis pantai. Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pembangunan quay
wall, yaitu:
a) Dermaga quay wall adalah dermaga yang dibuat sejajar pantai dan relatif berhimpit
dengan pantai (kemiringan pantai curam).
b) Konstruksi dermaga biasanya dibangun langsung berhimpit dengan areal darat.
c) Kedalaman perairan cukup memadai dan memungkinkan bagi kapal merapat dekat sisi
darat (pantai). Kedalaman perairan tergantung kepada ukuran kapal yang akan berlabuh
pada dermaga tersebut.
d) Kondisi tanah cukup keras
e) Pasang surut tidak mempengaruhi pada pemilihan tipe struktur tetapi berpengaruh pada
detail dimensi struktur yang dibutuhkan.

5
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KAMPUS JAMBURA Jl. Jend. Sudirman No.6 Telp/Fax (0435) 821183,KotaGorontalo, 9612

2) Dermaga Dolphin
Tempat sandar kapal berupa dolphin di atas tiang pancang. Biasanya dilokasi dengan
pantai yang landai, diperlukan jembatan trestel sampai dengan kedalaman yang dibutuhkan.
Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam pembangunan dermaga dolphin:
1. Dermaga dolphin adalah sarana tambat kapal yang fasilitas bongkar muatnya ada di
haluan atau buritan.
2. Jarak kedalaman perairan yang disyaratkan dari pantai relatif cukup panjang.
3. Terdapat konstruksi tambahan berupa jembatan dermaga (trestel), tanggul atau dapat
juga keduanya.
4. Sarana tambat yang akan direncanakan terdiri dari struktur breasting dan mooring yang
dihubungkan dengan catwalk.
5. Posisi breasting berfungsi utama sebagai sarana sandar kapal, tapi juga dapat berfungsi
sebagai sarana tambat kapal jika dipasang bollard, sedangkan mooring dolphin berfungsi
menahan kapal sehingga tetap berada pada posisi sandar.
6. Pasang surut tidak mempengaruhi pada pemilihan tipe struktur tetapi berpengaruh pada
detail dimensi struktur yang dibutuhkan.

3) Dermaga System Jetty


Dapat berupa dermaga apung umumnya digunakan untuk kapal-kapal penumpang
pada dermaga angkutan sungai/danau yang tidak membutuhkan konstruksi yang kuat untuk
menahan muatan barang yang akan diangkut dengan kapal. Ada beberapa jenis bahan yang
digunakan untuk membuat dermaga apung seperti:
1. Dermaga ponton baja yang mempunyai keunggulan mudah untuk dibuat tetapi perlu
perawatan, khususnya yang digunakan dimuara sungai yang airnya bersifat lebih korosif.
2. Dermaga ponton beton yang mempunyai keunggulan mudah untuk dirawat sepanjang
tidak bocor.
3. Dermaga ponton dari kayu gelondongan, yang menggunakan kayu gelondongan yang
berat jenisnya lebih rendah dari air sehingga bisa mengapungkan dermaga.

6
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KAMPUS JAMBURA Jl. Jend. Sudirman No.6 Telp/Fax (0435) 821183,KotaGorontalo, 9612

b. Pemilihan tipe dermaga


Dalam perencanaan dermaga pertimbangan-pertimbangan pokok yang diperlukan
pada pemilihan tipe dermaga secara umum adalah:
1) Tinjauan topografi daerah pantai
Tinjauan topografi daerah pantai yang akan dibangun dermaga sangat penting
dilakukan karena berkaitan dengan keamanan, efektifitas, kemudahan proses pengerjaan dan
faktor ekonomis. Misalnya pada perairan yang dangkal sehingga kedalaman yang cukup
agak jauh dari darat, penggunaan jetty akan lebih ekonomis karena tidak diperlukan
pengerukan yang besar. Sedang pada lokasi dimana kemiringan dasar cukup curam,
pembuatan pier dengan melakukan pemancangan tiang di perairan yang dalam menjadi
tidak praktis dan sangat mahal. Dalam hal ini pembuatan wharf bisa dipandang lebih tepat.
Jadi bisa disimpulkan kalau tinjauan topografi sangat mempengaruhi dalam pemilihan
alternatif tipe dermaga yang direncanakan.
2) Jenis kapal yang dilayani
Jenis kapal yang dilayani berkaitan dengan dimensi dermaga yang direncanakan.
Selain itu juga aktifitas yang mungkin harus dilakukan pada proses bongkar muat dan
peruntukan dermaga akan mempengaruhi pertimbangan pemilihan tipe dermaga. Dermaga
yang akan melayani kapal minyak (tanker) dan kapal barang curah mempunyai konstruksi
yang ringan dibanding dengan dermaga barang potongan (general cargo), karena dermaga
tersebut tidak memerlukan peralatan bongkar muat yang besar (crane), jalan kereta api,
gudang-gudang dan sebagainya. Untuk melayani kapal tersebut, biasanya penggunaan pier
dipandang lebih ekonomis. Untuk keperluan melayani kapal tanker atau kapal barang curah
yang sangat besar biasanya dibuat tambatan lepas pantai dan proses bongkar muat dilakukan
menggunakan kapal yang lebih kecil atau tongkang dan barang akan dibongkar di dermaga
tepi pantai yang berukuran relatif lebih kecil.
3) Daya dukung tanah
Kondisi tanah sangat menentukan dalam pemilihan tipe dermaga. Pada mumnya
tanah di dekat dataran memiliki daya dukung yang lebih besar daripada tanah di dasar laut.
Dasar laut umumnya terdiri dari endapan lumpur yang padat. Ditinjau dari daya dukung
tanah, pembuatan wharf akan lebih menguntungkan. Tapi apabila tanah dasar berupa karang,
pembuatan wharf akan mahal karena untuk mendapatkan kedalaman yang cukup di depan
wharf diperlukan pengerukan yang besar. Dalam hal ini pembuatan jetty akan lebih
ekonomis karena tidak diperlukan pengerukan dasar karang.
c. Struktur dermaga
Sebagai pertimbangan untuk pemilihan jenis struktur dermaga, dipilih 3 jenis
struktur yang umum digunakan, yaitu
1) Deck on pile
7
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KAMPUS JAMBURA Jl. Jend. Sudirman No.6 Telp/Fax (0435) 821183,KotaGorontalo, 9612

Struktur Deck On Pile menggunakan tiang pancang sebagai pondasi bagi lantai dermaga.
Seluruh beban di lantai dermaga (termasuk gaya akibat berthing dan mooring diterima sistem
lantai dermaga dan tian pancang tersebut. Di bawah lantai dermaga, kemiringan tanah dibuat
sesuai degnan kemiringan alaminya serta dilapisi dengan perkuatan (revetment) untuk
mencegah tergerusnya tanah akibat gerakan air yang disebabkan oleh manuver kapal. Untuk
menahan gaya lateral yang cukup besar akibat berthing dan mooring kapal, jika diperlukan
dapat dilakukan pemasangan tiagn pancang miring.

Dermaga Tipe Deck On Pile


2) Sheet Pile

Struktur Sheet Pile adalah jenis struktur yang tidak menggunakan kemiringan alami dari
tanah. Dalam hal ini, gaya-gaya akibat perbedaaan elevasi antara lantai dermaga dengan
dasar alur pelayaran ditahan oleh struktur dinding penahan tanah. Tiang pancang miring
masih diperlukan untuk menahan gaya lateral dari kapal yang sedang sandar atau untuk
membantu sheet pile menahan tekanan lateral tanah. Struktur sheet pile ini dapat
direncanakan dengan menggunakan penjangkaran (anchor) ataupun tanpa penjangkaran.
Selain sheet pile, diaphragma wall beton juga dapat berfungsi sebagai penahan tekanan
lateral tanah. Selain itu diaphragma wall juga dapat direncanakan menerimabeban vertikal
dari lantai dermaga, karena dinding ini juga merupakan suatu dinding beton bertulang yang
struktural. Barrette pile dapat digunakan pada struktur ini, yang berfungsi sebagai anchor
bagi diaphragma wall, keduanya dihubungkan oleh sistem tie beam atau tie slab.

Dermaga Tipe Sheet Pile

8
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KAMPUS JAMBURA Jl. Jend. Sudirman No.6 Telp/Fax (0435) 821183,KotaGorontalo, 9612

Dermaga Tipe Anchored Sheet Pile

Dermaga Tipe Diaphragma Wall dengan Barette Pile

3) Caisson
Struktur ini merupakan salah satu jenis dari dermaga gravity structure, yang pada prinsipnya
menggunakan berat sendiri dari struktur untuk menahan gaya vertikal dan horizontal,
terutama untuk menahan tekanan tanah. Caisson terdiri dari blok beton bertulang yang dibuat
di darat dan dipasang pada lokasi dermaga dengan cara mengapungkan dan diatur pada posisi
yagn direncanakan, kemudian ditenggelamkan dengan mengisi blok-blok tersebut dengan
pasir laut atau pun batuan.

Dermaga Tipe Caisson

d. Blom
e. Blom
f. Perencanaan Dermaga

Dalam perencanaan dermaga antara lain:


9
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KAMPUS JAMBURA Jl. Jend. Sudirman No.6 Telp/Fax (0435) 821183,KotaGorontalo, 9612

1) Fungsi
Fungsi dermaga berkaitan dengan tujuan akhir penggunaan dermaga,apakah untuk
melayani penumpang, barang atau untuk keperluan khususseperti untuk melayani
transportasi minyak dan gas alam cair.
2) Tingkat kepentingan
Pertimbangan tingkat kepentingan biasanya menyangkut adanya sumber daya yang
bernilai ekonomi tinggi yang memerlukan fasilitaspendistribusian atau menyangkut sistem
pertahanan nasional.
3) Umur (life time)
Pada umumnya umur rencana (life time) ditentukan oleh fungsi, sudutpandang
ekonomi dan sosial untuk itu maka harus dipilih material yangsesuai sehingga konstruksi
dapat berfungsi secara normal sampai umuryang direncanakan.Terlebih lagi untuk
konstruksi yang menggunakandesain kayu atau baja yang cenderung untuk menurun
kemampuanpelayanannya akibat adanya kembang susut ataupun korosi, maka umurrencana
harus ditetapkan guna menjamin keamanan konstruksinya.
4) Kondisi lingkungan
Selain gelombang, gempa, kondisi topografi tanah yang berpengaruh langsung pada desain,
juga harus diperhatikan pengaruh adanya konstruksi terhadap kualitas air, kehidupan hewan
dan tumbuh-tumbuhan serta kondisi atmosfer sekitar.
5) Beban-beban yang bekerja
6) Material yang digunakan
7) Faktor keamanan
Faktor keamanan berlaku sebagai indeks yang mewakili keamanan desain suatu
struktur, bermanfaat untuk mengkompensasikan ketidakpastian dalam desain yang biasanya
terjadi akibat kurangnya ketelitian dan humanerror dalam desain dan pelaksanaan
konstruksi.
8) Periode konstruksi
9) Biaya konstruksi
10) Biaya perawatan

10

Anda mungkin juga menyukai