Apen 2 PDF
Apen 2 PDF
N DENGAN
MASALAH NYERI AKUT DI RUANG KENANGA
RSUD. Prof. dr. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
DISUSUN OLEH :
FEDI SUDRAJAT
A31500826
DISUSUN OLEH :
FEDI SUDRAJAT, S. Kep
A31500826
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Ilmiah Akhir Ners adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik
yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
ii
KATA PENGANTAR
v
11. Klien Nn.N yang kooperatif dalam pemberian asuhan keperawatan
Alhamdulillah karya tulis ilmiah ini dapat saya selesaikan semoga dapat
bermanfaat dan dapat dijadikan acuan buat yang membaca.
Peneliti
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
(Fedi Sudrajat)
vii
ABSTRAK
Pasien dengan apendisitis merupakan masalah yang sangat sering terjadi pada
masyarakat. Masalah keperawatan yang sering muncul pada kasus pre operasi
apendictomy adalah nyeri, ansietas, hipertermi dan kurang pengetahuan. Karya
ilmiah ini dilakukan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan pre
operasi apendictomy. Cara mengatasi nyeri dengan menggunakan kompres air
hangat seringkali klien dan keluarga belum mengetahui cara dan manfaat kompres
hangat untuk mengurangi nyeri. Implementasi kompres hangat yang dilakukan
selama 2 kali selama 2 hari. Saat pertemuan perawat memberikan edukasi dan
demonstrasi kompres hangat. Evaluasi dari tindakan tersebut klien yang semula
mengalami nyeri dengan skala 6 setelah dilakukan tindakan kompres hangat
selama 2 hari didapatkan nyeri klien mengalami penurunan menjadi skala 3.
Kata kunci:
Pre operasi Apendictomy, nyeri akut, kompres hangat
viii
ABSTRACT
Keywords:
Pre Apendictomy surgery, acute pain, a warm compress
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR ................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT .......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................................. 4
C. Manfaat Penulisan ............................................................................... 4
x
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................................... 37
B. Saran ......................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 39
LAMPIRAN
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Petugas kesehatan khususnya perawat dalam hal ini memiliki tanggung
jawab untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan untuk memberikan
suatu pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat. Salah satu contohnya
adalah kurangnya konsumsi makanan berserat dalam menu sehari-hari, diduga
sebagai salah satu penyebab terjadinya masalah kesehatan yaitu apendisitis
(Sulistiyawati, Hasneli, Novayelinda, 2012).
Apendiks sering disebut juga umbai cacing. Istilah usus buntu yang
dikenal di masyarakat awam adalah sekum. Apendiks merupakan organ
berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm (kisaran 3-15 cm), dan
berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar di
bagian distal (Sjamsuhidayat, 2004). Apendiks mengeluarkan lendir 1-2 ml per
hari. Lendir itu secara normal dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya
dialirkan ke sekum. Adanya hambatan dalam pengaliran tersebut merupakan
salah satu penyebab timbulnya apendisitis (Sander, 2011), hal ini merupakan
penyebab tersering nyeri abdomen akut dan memerlukan tindakan bedah segera
untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya (Sjamsuhidajat, 2010),
biasanya memiliki durasi tidak lebih dari 48 jam (Craig, 2014), ditandai dengan
keluhan nyeri didaerah umbilikus atau periumbilikus yang disertai dengan
muntah. Dalam 2-12 jam nyeri akan beralih kekuadran kanan bawah, yang akan
menetap dan diperberat bila berjalan (Yusrizal,2012 dalam Mansjoer 2000)
Penyakit ini dapat terjadi pada semua umur, tetapi umumnya terjadi
pada dewasa dan remaja muda, yaitu pada umur 10-30 tahun (Agrawal, 2008)
dan insiden tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun (Sjamsuhidajat, 2010).
Apendisitis akut sama-sama dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan,
tetapi insidensi pada laki-laki umumnya lebih banyak dari perempuan terutama
2
pada usia 20-30 tahun (Sjamsuhidajat, 2010), hal ini juga bisa dilihat pada
penelitian Haider Kamran di Ayub Teaching Hospital Pakistan, menunjukkan
dari 100 pasien apendisitis akut, 58% adalah laki-laki dan 42% adalah
perempuan. Selain itu, penelitian dari Rafael Nunes Goulart di Rumah Sakit
Regional de Sao Jose Brazil menunjukkan bahwa 60,9% pasien apendisitis akut
adalah laki-laki. Tetapi, penelitian dari Anggi Patranita Nasution di RSU Dokter
Soedarso Pontianak menunjukkan bahwa dari 100 penderita apendisitis paling
banyak ditemukan pada perempuan yaitu sebanyak 54 orang ( 54%) dan laki-
laki sebanyak 46 orang (46%). Selain itu, penelitian dari Marisa di RSUD
Tugurejo Semarang menunjukkan bahwa apendisitis akut lebih banyak pada
perempuan yaitu 64,2%, sedangkan pada apendisitis perforasi lebih sering pada
laki-laki yaitu 55,4%.
Apendisitis akut merupakan salah satu kasus tersering dalam bidang
bedah abdomen. Selain itu, juga di laporkan hasil survey angka insidensi
apendisitis, dimana terdapat 11 kasus apendisitis pada setiap 1000 orang di
Amerika (Dahmardehei, 2013). Menurut WHO (World Health Organization),
indisdensi apendisitis di Asia pada tahun 2004 adalah 4,8% penduduk dari total
populasi. Menurut Departemen Kesehatan RI di Indonesia pada tahun 2006,
apendisitis menduduki urutan keempat penyakit terbanyak setelah dispepsia,
gastritis, dan duodenitis dengan jumlah pasien rawat inap sebanyak 28.040.
Selain itu, pada tahun 2008, insidensi apendisitis di Indonesia menempati urutan
tertinggi di antar kasus kegawatan abdomen lainnya.
Dalam mendiagnosis apendisitis, anamnesis dan pemeriksaan
memegang peranan utama dengan akurasi 76-80%, tetapi dalam mencegah
pasien agar tidak terjadi perforasi tidaklah cukup hanya dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Dapat juga dilakukan Ultrasonography (USG) dan Computed
Tomography (CT) scan (Brunicardi, 2010). Pemeriksaan ini untuk membantu
mencari differential diagnosis atau untuk membantu pasien yang hasil
diagnosisnya masih diragukan (Rull, 2011). Dalam menegakkan diagnosis pada
pasien dengan gejala yang tidak khas, perlu melakukan pemeriksaan penunjang,
salah satunya adalah pemeriksaan hitung jumlah leukosit. Pemeriksaan ini
3
syaraf pusat, nyeri ini hanya dapat dirasakan setelah adanya prosedur operasi.
lokasi pembedahan mempunyai efek yang sangat penting yang hanya dapat
dirasakan oleh pasien yang mengalami nyeri post operasi apendiktomi (Anonim,
2012).
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada klien dengan
Apendisitis
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengkajian secara menyeluruh pada
klien pre operasi apendisitis akut.
b. Mahasiswa mampu menjelaskan diagnosa keperawatan pada klien pre
operasi apendisitis akut sesuai dengan prioritas.
c. Mahasiswa mampu menjelaskan rencana asuhan keperawatan untuk
mengatasi masalah pada klien dengan pre operasi apendisitis.
d. Mahasiswa mampu menjelaskan evaluasi tindakan yang telah
dilakukan.
e. Mahasiswa mampu menganalisis kesenjangan antara asuhan
keperawatan dengan teori-teori terkait.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat keilmuan
Karya ilmiah ini diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dalam
bidang keperawatan khususnya keperawatan medikal bedah mengenai asuhan
keperawatan pada klien dengan pre operasi apendisitis.
2. Manfaat aplikatif
Karya ilmiah ini dapat menjadi data masukan dan sebagai sumber informasi
bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan pre
operasi apendisitis.
5
3. Manfaat metodologis
Karya ilmiah ini dapat memberikan masukan bagi rumah sakit tentang
asuhan keperawatan pada klien dengan pre operasi apendisitis.
DAFTAR PUSTAKA
Agrawal, Susan. 2008. Spitting Up and Vomiting: What The Symptom Say About
The Cause.www.complexchild.com.Agustus2016]
Arif, Mansjoer, dkk., ( 2000), KapitaSelektaKedokteran, Edisi 3,
MedicaAesculpalus, FKUI, Jakarta.
Arisandi, Defa, 2008. AsuhanKeperawatanPadaKlienDenganApendisitis. Pontianak:
SekolahTinggiIlmuKeperawatanMuhammadiyah Pontianak. Available from:
http://stikep.blogspot.com
Bobak. 2005. Buku Ajar KeperawatanMaternitasedisi 4. Jakarta : EGC.
Brunicardi, C. F. S. 2010. Principles of Surgery (9th ed), 2048. United
Burkitt, H.G., Quick, C.R.G., and Reed, J.B., 2007. Appendicitis. In: Essential
Surgery Problems, Diagnosis, & Management. Fourth Edition. London:
Elsevier, 389-398.
Dahmardehei, M. et al. 2013.Diagnostic Value of Leukocytosis, ESR, CRP in
Patients with Suspected Acute Appendicitis.Zahedan Journal of Research in
Medical Science, May,59.
Dani& Pauline.2013. KarakteristikPenderitaApendisitisAkut fi RumahSakit
Immanuel Bandung.(Jurnal).Bandung:Universitas Kristen Maranatha
Dermawan, D., &Rahayuningsih, T.
(2010).KeperawatanMedikalBedahSistemPencernaan. Yogyakarta: Gosyen
Publishing. DIP, Brazil
Docstoc. 2010.AskepApendisitis. Available from:
http://www.docstoc.com/docs/22262076/askep-apendisitis[Accessed 10 Edisi
2, Jakarta : EGC
Grace P, Borley N., 2006. At a Glance, IlmuBedah.
Herdman, T.H, 2009. Diagnosis
KeperawatanDefinisidanKlarifikasi.PenerbitIlmuKedokteran, EGC : Jakarta
Hidayat, Aziz Alimul. A. (2008).AsuhanNeonatus,
Bayi&BalitaBukuPraktikumMahasiswaKebidanan.Jakarta: EGC.
Hutahean, Sem. 2010. Konsep Dan Dokumentasi Proses Keperawatan.Jakarta :TIM
MarizaArfianti, 2013, HubunganPeranKeluargadanStresdenganFrekuensi
Potter & Perry (2005) BukuAjar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses
&Praktek. Edisi 4.Vol 1.Jakarta : EGC
Potter & Perry.(2005). Buku Ajar Fundamental KeperawatanKonsep, Proses,
danPraktik.Edisi 4 volume 1.EGC. Jakarta
Price and Wilson.2005. KonsepKlinis Proses-Proses PenyakitEdisi. Vol.2. Jakarta:
EGC.
Productivity : The HEROES
Rull, G. 2011. Acute Appendicitis. Retrieved May 10, 2014, from
http://www.patient.co.uk/doctor/Acute Appendicitis.htm
Sander G.B. et.al., 2011,
Siswati, 2010.Kumpulan Photocopy
DesainFormulirRekamMedisdanInformasiKesehatan. Jakarta
Sjamsuhidajat, R danWim de Jong. 2004. BukuAjarIlmuBedah. Jakarta: EGC
Sjamsuhidajat. 2010. BukuAjarIlmuBedah, Edisi II. Jakarta : EGC
Sjamsuhidayat R, Wim de Jong, 2004. BukuAjarIlmuBedah, State: McGraw Hill's.
Sulistiyawati, Hasneli, Y danNovayelinda, R. (2012),
EfektivitasMobilisasiDiniTerhadapPenyembuhan Luka Post
OperasiApendisitis. http://Repository.unri.ac.id/bitstream
/123456789/1895/1/MANUSKRIP_ 3.Pdf Diaksestanggal 8 agustus 2016
UliyahMusrifatuldan A. AzisAlimulHidayat. 2008.
KeterampilanDasarPraktikKlinikUntukKebidanan. Jakarta: SalembaMedika
LAMPIRAN
PENGKAJIAN
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama saat MRS
Klien mengeluh nyeri pada kuadran kanan bawah.
2. Keluhan Utama saat pengkajian
Pada saat pengkajian, klien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah,
klien mengatakan sekarang merasa cemas dan takut dengan tindakan oprasi
apendiktomi yang akan dijalaninya.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke poli bedah RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo pada
tanggal 25 Januari 2016 pukul 09.40 WIB. Di poli bedah RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo klien mengatakan sudah mengalami nyeri sekitar 1
minggu yang lalu. Klien dilakukan pemeriksaan oleh dokter dan klien di
diagnosa terkena apendiksitis. Dokter menyarankan agar klien direncanakan
rawat inap untuk persiapan operasi apendiks. Klien dibawa ke ruang
Kenanga RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo pada tanggal 25 Januari 2016
pukul 11.30 untuk mendapatkan perawatan. Rencana tindakan
Apendiktomy pada tanggal 27 Januari 2016. Hasil pemeriksaan
Laboratorium dengan Leukosit 12910u/L.Klien mengeluh nyeri pada perut
kanan bawah sejak ± satu minggu yang lalu, klien mengalami demam
tinggi, lemas, pusing dan di perut bagian kanan bawah terasa nyeri semakin
bertambah sakit ketika bergerak dan nyeri timbul sewaktu-waktu. Nyeri
seperti diremas-remas. Nyeri perut kanan saat ditekan. Skala nyeri 6. Klien
mengatakandemam / panas sejak 2 hari yang lalu danbadannya meriang.
Klien juga mengatakan takut/merasa khawatir tentang kondisi yang
dialaminya sekarang dengan rencana tindakan operasi yang dijadwalkan
tanggal 27 januari 2016. Klien menyatakan cemas bila mengingat
penyakitnya.Pemeriksaan tanda-tanda vital klien didapat TD: 100/70mmHg,
nadi: 96 x/menit, Suhu: 37,60C, RR: 20x/menit.
4. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Klien mengatakan belum pernah mengalami sakit yang sama sebelumnya
dan belum pernah melakukan operasi apapun.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit yang sama.
C. KEBUTUHAN BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
1. Oksigenasi/Bernapas
Sebelum sakit dan saat pengkajian pasien mengatakan tidak mengalami
gangguan baik saat menarik napas atau menghembuskan napas. RR= 20 x/m
tanpa menggunakan alat bantu nafas.
2. Eliminasi
Sebelum sakit : klien mengatakan BAB dan BAK normal
Saat pengkajian : klien mengatakan BAB lunak agak encer 2 kali sehari.
3. Makan dan Minum
Sebelum sakit : klien mengatakan biasa makan 3x sehari dengan nasi,
sayur, lauk dan minum 8-10 gelas air putih sehari. Tidak ada pantangan
makanan apapun.
Saat pengkajian : klien mengatakan tidak nafsu makan, makan hanya 1/2
porsi dari yang disediakan RS dan minum hanya 4 gelas sehari
4. Istirahat tidur
Sebelum sakit : klien mengatakan biasa tidur malam dari jam 22.00
WIB – 04.00 WIB tidak ada gangguan tidur. Klien jarang tidur siang.
Saat pengkajian : klien mengatakan mengalami gangguan tidur, yang
terkadang merasa nyeri saat tidur malam. Klien tidak bisa tidur karena
memikirkan rencana operasi yang akan dilakukan. Klien tampak lingkaran
hitam pada mata
5. Gerak dan aktifitas
Sebelum sakit : klien mengatakan dapat beraktifitas dengan baik
Saat pengkajian : klien mengatakan gerak aktifitasnya terbatas akibat nyeri
yang dideritanya. Bertambah sakit jika bergerak dan hanya berbaring di
tempat tidur.
6. Personal Hygiene
Sebelum sakit : klien mengatakan biasa mandi 2x sehari pagi dan sore
Saat pengkajian : klien mengatakan hanya di lap 2x sehari oleh keluarganya
7. Berpakaian
Sebelum sakit : klien mengatakan biasa memilih dan memakai baju sendiri
Saat pengkajian : klien mengatakan saat memakai baju dan celana klien
dibantu keluarganya ataupun melepas pakaian karena tangannya sebelah
kanan terpasang infus
8. Pengaturan suhu tubuh
Sebelum sakit : klien mengatakan suhu tubuhnya normal
Saat pengkajian : klien mengeluh tubuhnya panas dan suhu tubuh pasien
37,6’C
9. Rasa aman dan Nyaman
Sebelum Sakit : klien mengatakan tidak mengalami gangguan rasa aman
dan nyaman
Saat pengkajian : klien mengatakan masih memikirkan keadaannya, merasa
cemas akan penyakit dan tindakan operasi yang akan dijalaninya. klien
tampak cemas, gelisah, sedikit berkeringat, klien tampak tidak nyaman
dengan nyeri perut bagian bawah kanan yang dialaminya, seperti diremas-
remas, bertambah sakit jika kaki digerakkan dan pasien mengatakan tidak
nyaman dengan kondisinya.
10. Interaksi Sosial
Saat pengkajian pasien mengatakan interaksi dengan keluarga ataupun
tenaga kesehatan lainnya baik baik saja.
11. Prestasi dan produktifitas
Sebelum sakit : klien mengatakan dapat bersekolah kelas 3 SMP.
Saat pengkajian : klien mengatakan tidak dapat bersekolah lagi karena
nyeri/sakit yang dialaminya.
12. Rekreasi
Sebelum sakit : klien mengatakan melakukan rekreasi bersama
keluarga kadang-kadang
Saat sakit : klien mengatakan tidak dapat berekreasi seperti
biasanya. Klien tidak dapat bersekolah dan hanya menonton tv saja.
13. Belajar
Sebelum sakit dan saat pengkajian pasien terbiasa membaca buku saja.
Klien mengatakan sudah mulai latihan-latihan ujian nasional. Sekarang di
RS hanya bisa baca-baca buku.
14. Ibadah
Saat pengkajian pasien mengatakan tidak dapat beribadah karena sakit.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Cukup
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Suhu : 37,6oC
4. Nadi : 80 x/ mnt
5. RR : 20 x/ mnt
6. TD : 100/70 mmHg
Keadaan Fisik Head to Toe
1. Kepala : Bentuk mesochepal, kulit kepala bersih, pertumbuhan rambut
normal, warna rambut hitam, tidak ada lesi atau benjolan, klien tampak
gelisah, ekspresi wajah tegang.
2. Mata : Bentuk simetris, pupil isokor, konjungtiva merah muda, Sklera
unikterik, pergerakan mata terkoordinasi, terdapat lingkar hitam pada mata
3. Hidung : Bentuk hidung simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak
terdapat lumen, penciuman baik, mukosa hidung lembab, tidak ada
pernafasan cuping hidung.
4. Mulut : Bentuk mulut simetris, mukosa bibir lembab, gigi bersih rapih,
dan lidah bersih, tidak ada stomatitis, meringis kesakitan.
5. Telinga : Bentuk telinga simetris, tidak terdapat nyeri tekan dan
pendengaran baik.
6. Leher : Tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan .
7. Thorax : Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi otot/dinding dada,
terdengar suara redup pada area jantung, sonor pada area paru, suara paru
vesikuler.
8. Abdomen : Pemeriksaan fisik abdomen dilakukan dengan empat tahap
inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi. Inspeksi didapat abdomen klien
bersih. Auskultasi abdomen klien didapat bising usus klien aktif di empat
kuadran dengan frekuensi 12 kali/ menit.Palpasi yang dilakukan yaitu
pemeriksaan pada area kanan bawah terdapat nyeri tekan dan nyeri saat
membungkuk/setiap gerak. Perkusi yang dilakukan terdapat bunyi timpani.
Klien sering memegangi perutnya yang sakit. Kulit teraba panas.
9. Genitalia : Jenis kelamin perempuan kelainan tidak terkaji
10. Anus : Tidak ada tanda tanda peradangan, kebersihannya cukup
11. Ekstremitas :
Atas : Tangan kanan terpasang IVFD RL 20 tpm
Bawah : Tidak terdapat luka, edema, ataupun sianosis pada kuku.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Nama Hasil
Satuan Nilai Normal
Pemeriksaan Tgl 25/01/2016
F. THERAPY
1. Ceftriaxone 3 x 1 gram
2. IVFD RL 20 tpm
3. Ranitidin 2x50mg
G. ANALISA DATA
3. 25 januari 2016 Hipertermi berhubungan setelah dilakukan tindakan 1. Observasi TTV 1. Untuk mengetahui
dengan infeksi/proses keperawatan pada Nn. N terutama suhu perkembangan suhu
penyakit pada apendiks selama 2x24 jam diharapkan tubuh klien
ditandai dengan: hipertermi akan teratasi 2. Berikan kompres hangat 2. Membantu
DS: dengan kriteria: Pasientidak 3. Anjurkan menggunakan menghilangkan panas
Klien mengatakan demam demam, suhu tubuhpasien pakaian tipis secara konduksi
/ panas sejak 2 hari yang dalambatas normal(36,8 – 4. Batasi aktivitas fisik 3. Untuk membantu
lalu dan 37,30C.), kulitpasien 5. Anjurkan banyak penguapan
tidakteraba hangat, kulitpasien minum 4. Aktivitas dapat
klien mengatakan tidakkemerahan 6. Kolaborasi dalam meningkatkan
badannya meriang. pemberian antibiotic: metabolism
ceftriaxone 1gr. 5. Minum/cairan dapat
DO: membantu mengatur
Kulit teraba panas. suhu tubuh
TTV: TD: 100/70mmHg, 6. Antibiotic berguna
nadi: 96 x/menit, Suhu: untuk membunuh
37,60C, RR: 20x/menit. kuman penyebab
infeksi
4. 25 januari 2016 Kurang pengetahuan setelah dilakukan tindakan 1. Diskusikan tentang pe- 1. pemahaman tentang
(tentang penyakit & keperawatan pada Nn. N ngobatan yang penyakit dapat mening-
pengobatan) berhubungan selama 1x24 jam diharapkan diberikan dan efek katkan kerjasama de-
dengan kurang informasi pengetahuan klien tentang samping obat. ngan program terapi.
tentang penyakit dan proses penyakit dan 2. Berikan penjelasan tgg
prosedur tindakan.. pengobatannya meningkat 2. Berikan informasi untuk penyakit dan pengoba-
DS : dengan kriteria :klien membatasi aktivitas gu- tannya.
klien sering menanyakan menyatakan telah memahami na mencegah kelelahan. 3. Menambah pengetahu-
tentang penyakitnya. tentang penyakit dan 3. Jelaskan prosedur tin- an kien tentang tinda-
pengobatannya, klien dakan pembedahan kan yang akan dibe-
kooperatif dalam program rikan.
DO :
pengobatan.
- klien nampak sering
bertanya dank lien nampak
khawatir. TTV:
TD: 100/70mmHg, nadi: 96
x/menit, Suhu: 37,60C, RR:
20x/menit.
J. IMPLEMENTASI dan EVALUASI KEPERAWATAN
Kode
Tanggal Jam Implementasi Evaluasi
NDX
25 Januari 2016 1. 11.301. Mengkaji tingkat nyeri, Evaluasi tgl 25/01/2016 pukul 21.00
lokasi, karakteristik dan S : - Klien mengatakan abdomen masih terasa sakit. Skala nyeri 4
integritas nyeri dengan O :- Ekspresi wajah nampak meringis
skala (0-10) - Pasien rencana operasi
- Tanda-tanda vital
11.402. Mengukur tanda-tanda vital TD: 100/70mmHg, nadi: 96 x/menit, Suhu: 37,60C, RR: 20x/menit
(TD, N, RR, S) A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
11.503. Mengajarkan teknik relaksasi 1. Kaji tingkat nyeri
: nafas dalam 2. Observasi tanda-tanda vital
3. Anjurkan teknik relaksasi nafas dalam jika nyeri
12.20 Memberikan kompres hangat 4. Memberikan kompres hangat pada abdomen
selama 20 menit
12.20 Memberikan posisi yang
nyaman pada klien
16.00 Memberikan kompres hangat
selama 20 menit
25 Januari 2016 2. 21.001. Memonitor tingkat Evaluasi tgl 25/01/2016 pukul 21.00
kecemasan klien S : Klien mengatakan masih sedikit merasa cemas terhadap
Penyakitnya
11.402. memberikan kesempatan O : Klien nampak gelisah
klien untuk mengungkapkan A : Masalah belum teratasi
keluhannya,
12.203. Memberikan informasi P : Lanjurkan intervensi
tentang perawatan yang 1. Kaji tingkat kecemasan klien
dilakukan selama sakit, 2. Dengarkan semua keluhan
12.304. Memberikan dorongan 3. Bantu untuk mengidentifikasi cara untuk memahami
spiritual pada klien (berdoa berbagai perubahan akibat penyakit dan penanganannya.
& ihtiar) 4. Beri dorongan spiritual pada klien
25 januari 2016 3. 20.45 Mengobservasi TTV Evaluasi tgl 25/01/2016 pukul 21.00
16.00 Memberikan obat antibiotic S: klien mengatakan badannya tidak terasa panas
(ceftriaxone 1gr) O: suhu tubuh klien 36,50C
16.00 Memberikan kompres hangat Kulit klien tidak teraba hangat
di kening Kulit klien tidak kemerahan
11.30 Menganjurkan klien untuk A : masalah hipertermi tercapai
banyak minum air putih P : lanjutkan tindakan keperawatan dan
(8gelas=2000cc) pertahankan kondisi klien
11.30 Menganjurkan klien untuk
istirahat
25 januari 2016 4. 11.30 Memberikan informasi Evaluasi tgl 25/01/2016 pukul 21.00
untuk membatasi aktivitas S : klien mengatakan belum mengetahui semua, terutama
guna mencegah kelelahan, tentang dampak prosedur tindakan pembedahan dan
Menjelaskan kepada klien pengobatanyang dijalaninya
tentang prosedur, tindakan O :- Klien nampak sering bertanya
keperawatan, - Klien mampak khawatir
13.30 Jelaskan prosedur tindakan A: - Masalah belum teratasi
pembedahan
P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji tingkat pengetahuan
2. Kaji tentang prosedur tindakan keperawatan yang dilakukan
3. Kolaborasi pemberian Obat
26 Januari 2016 1. 08.00 Mengkaji tingkat nyeri, Evaluasi tgl 26/01/2016 pukul 21.00
lokasi, karakteristik dan S :Klien mengatakan perutnya masih terasa sakit. Skala
integritas nyeri dengan Nyeri 3
skala (0-10) hasil: masih
nyeri dengan skala 5
08.10 Mengukur tanda-tanda vital O :- Ekspresi wajah sudah tidak menahan nyeri
08.30 Memberikan kompres hangat - Pasien rencana operasi
di abdomen - Tanda-tanda vital
13.20 Menganjurkan klien TD: 110/70mmHg, nadi: 88 x/menit, Suhu: 36,50C, RR: 20x/menit
menggunakan teknik nafas A : Masalah teratasi sebagian
dalam untuk mengurangi P : pertahankan intervensi
16.10 nyeri 1. Kaji tingkat nyeri
Memberikan kompres hangat 2. Observasi tanda-tanda vital
pada abdomen 3. Anjurkan teknik relaksasi nafas dalam jika nyeri
4. Memberikan kompres hangat pada abdomen jika nyeri
timbul
26 Januari 2016 2. 08.40 Memonitor tingkat Evaluasi tgl 26/01/2016 pukul 21.00
kecemasan klien. S : klien mengatakan sudah merasa tenang dengan
08.50 Menganjurkan klien menggunakan teknik nafas dalam
menggunakan teknik nafas O : Klien sudah tenang, tidak gelisah
dalam untuk menurunkan A : Masalah kecemasan teratasi
rasa cemas P : Pertahankan intervensi
13.30 Menjelaskan dampak
prosedur pembedahan
26 Januari 2016 3. 24.00 Memberikan antibiotic: Evaluasi tgl 26/01/2016 pukul 21.00
ceftriaxone 1gr S: klien mengatakan badannya sudah tidak terasa panas
08.45 Melakukan pemeriksaan O: didapatkan suhu tubuh klien 36,10C, kulit klien sudah tidak
TTV (terutama suhu) teraba hangat
0845 Mengingatkan klien untuk A: Masalah Hipertermi teratasi
banyak minum air putih P: Pertahankan intervensi
(8gelas=2000cc)