Anda di halaman 1dari 9

IKATAN KIMIA

A. Ikatan Kovalen dan Kovalen Koordinasi


Ikatan kovalen adalah ikatan antaratom yang dibentuk dengan cara penggunaan
bersama pasangan elektron oleh dua atom yang berikatan. Terjadinya pemakaian elektron
bersama-sama tersebut untuk memenuhi kaidah oktet dan duplet. Ikatan ini terjadi antara
unsur-unsur nonlogam dengan unsur-unsur nonlogam.
Menurut teori Lewis, untuk membentuk satu ikatan kovalen tunggal setiap atom
menyumbangkan 1 elektron valensinya. Jika antara kedua atom membentuk ikatan kovalen
ganda dan rangkap tiga, maka setiap atom menyumbangkan elektron sesuai derajat
penggandaannya.

Pembentukkan Ikatan Kovalen


Lewis menggambarkan ikatan kovalen dengan struktur Lewis atau rumus elektron
yang terdiri dari lambang Lewis, yaitu lambang yang dikelilingi sejumlah elektron valensi.
Yang dapat disumbangkan dari masing-masing atom yang berikatan adalah elektron yang
belum berpasangan.

Pembentukkan Ikatan Kovalen Tunggal


Pembentukan senyawa CCl4
6 C :2 4 (elektron valensi = 4)
17 Cl: 2 8 7 (elektron valensi = 7)
Dari jumlah elektron valensi C dan Cl tidak ada yang mudah untuk melepaskan
elektron, tetapi keduanya mempunyai kecenderungan untuk menerima elektron.
Pada atom C sebanyak 4 buah elektron didistribusikan ke atom Cl.

Cl
Cl
4 Cl + C Cl C Cl Cl C Cl
Cl
Cl
Struktur Lewis Rumus struktur
Jumlah elektron pada setiap atom C dan Cl yang dilingkari memenuhi kaidah oktet.

Pembentukkan H2
1 H:1
Dalam satu molekul gas hidrogen (H2 atau H-H) terdapat 2 atom H yang saling
berikatan. Atom H memiliki 1 elektron valensi sehingga untuk membentuk
konfigurasi elektron gas mulia (He) memerlukan 1 atom H lain.

H H
Struktur Lewis Rumus struktur
Jumlah elektron pada setiap atom H yang dilingkari memenuhi kaidah duplet.

Pembentukkan ikatan kovalen rangkap dua


Pembentukan molekul O2
8 O : 2 6 (elektron valensi = 6)
Dalam atom O terdapat 2 elektron yang tidak berpasangan. Jika 2 atom O saling
berikatan dan setiap atom menyumbangkan kedua elektron tidak berpasangan yang
dimilikinya, terbentuklah molekul O2 yang memiliki struktur Lewis sebagai berikut.

O=O
Struktur Lewis Rumus struktur
Jumlah elektron pada setiap atom O yang dilingkari memenuhi kaidah oktet.

Pembentukkan ikatan kovalen rangkap tiga


Pembentukan molekul N2
7 N : 2 5 (terdapat 5 elektron valensi)
Aton N memiliki 3 elektron yang tidak berpasangan. Jika 2 atom nitrogen berikatan,
setiap elektron yang tidak berpasangan saling berikatan dan membentuk struktur
Lewis sebagai berikut.

N N
Struktur Lewis Rumus struktur
Jumlah elektron pada setiap atom N yang dilingkari memenuhi kaidah oktet.

Ikatan Kovalen Koordinasi


Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terjadi dengan cara pembentukkan
elektron bersama hanya saja pasangan elektron yang dipakai bersama tersebut berasal dari
salah satu atom atau molekul yang berikatan, sedangkan atom atau molekul yang lain tidak
memberikan elektron.
1. Senyawa HNO3

2. Pembentukan senyawa NH4Cl

NH3 + HCl NH4Cl

B. Kepolaran Senyawa Kovalen

Ikatan kovalen dapat berupa ikatan kovalen polar dan ikatan kovalen nonpolar.

Sifat kepolaran ikatan ini dipangaruhi oleh perbedaan keelektronegatifan, sedangkan

bentuk molekul dari atom-atom yang berikatan akan menentukan sifat kepolaran

molekulnya.

Pengaruh Perbedaan Keelektronegatifan terhadap Kepolaran Ikatan Kovalen

a. Ikatan kovalen polar

Jika suatu ikatan kovalen terbentuk dari dua buah atom nonlogam yang

memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar, pasangan elektron akan lebih

tertarik ke arah atom yang memiliki keelektronegatifan lebih besar. Akibatnya, atom
yang lebih elektronegatif cenderung memiliki kelebihan muatan negatif, sedangkan

atom yang kurang elektronegatif cenderung memiliki kelebihan muatan positif.

Adanya dua kutub dengan muatan yang berlawanan dalam molekul tersebut

menyebabkan terbentuknya suatu dipol. Semakin besar perbedaan keelektronegatifan

atom-atom dalam suatu molekul, menyebabkan molekul tersebut bersifat semakin

polar.

Dalam molekul HCl, pasangan elektron yang membentuk ikatan kovalen antara

atom H dan atom Cl lebih tertarik ke arah atom Cl. Ikatan seperti ini disebut ikatan

kovalen polar. Ikatan kovalen polar terbentuk jika atom-atom yang berikatan memiliki

perbedaaan keelektronegatifan. Perbedaan ini menyebabkan pemisahan muatan pada

atom-atom yang berikatan. Dengan demikian, pada molekul-molekul senyawa polar

terbentuk kutub bermuatan positif dan kutub bermuatan negatif. Dengan kata lain,

terbentuk dua kutub (dipol) dalam molekul-molekul yang bersifat polar.

Beberapa contoh senyawa dengan perbedaan keelektronegatifan besar dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel Perbedaan Keelektronegatifan senyawa

Senyawa Perbedaan Keelektronegatifan

HF 2,0 (H=2,1 ; F=4,1)

HCl 0,8 (H=2,1 ; Cl=2,9)

HBr 0,7 (H=2,1 ; Br=2,8)

HI 0,4 (H=2,1 ; I=2,5)

b. Ikatan kovalen nonpolar

Jika atom-atom nonlogam berikatan dengan sesamanya dan membentuk

molekul diatomik, ikatan yang terbentuk tidak memiliki perbedaan keelektronegatifan

(perbedaan keelektronegatifan=nol). Ikatan seperti ini disebut ikatan kovalen nonpolar.

Contoh senyawa yang memiliki ikatan kovalen nonpolar, yaitu H2, Cl2, I2, dan Br2.

Beberapa contoh senyawa dengan perbedaan keelektronegatifan nol (0) dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel Perbedaan Keelektronegatifan senyawa

Senyawa Perbedaan Keelektronegatifan


H2 0 (H=2,1 ; H=2,1)

Cl2 0 (Cl=2,9 ; Cl=2,9)

Br2 0 (Br=2,8 ; Br=2,8)

I2 0 (I=2,6 ; I=2,5)

C. Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang
terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-
elektron yang bebas bergerak.
Logam merupakan elektropositif karena logam memiliki kecenderungan untuk
kehilangan elektron valensi agar dapat membentuk ion positif. Di dalam kristal logam, setiap
atom melepaskan elektron valensinya sehingga terbentuk “awan elektron” dan kation, yaitu
kumpulan inti atom yang bermuatan positif dan tersusun rapat dalam awan elektron
tersebut. Ion logam yang bermuatan positif tersebut terdapat pada jarak tertentu satu sama
lain dalam kristalnya. Elektron valensi tidak terikat pada salah satu ion logam atau
pasangan ion logam, melainkan terdelokalisasi terhadap semua ion logam. Oleh karena itu,
elektron valensi tersebut bebas bergerak ke seluruh bagian dari kristal logam, sama halnya
dengan molekul-molekul gas yang dapat bergerak bebas dalam ruangan tertentu.

Sifat-sifat dari logam adalah sebagai berikut:


1. Penghantar listrik yang baik.
Logam cenderung menjadi konduktor listrik yang baik. Elektron-elektron yang ringan
bebas bergerak dengan mudah. Muatan negatif yang berasal dari luar dapat mendorong
“lautan elektron” sehingga menimbulkan arus listrik.
2. Penghantar panas yang baik.
Daya hantar panas disebabkan adanya elektron valensi yang dapat bergerak bebas. Jika
bagian tertentu dari logam dipanaskan, maka elektron-elektron pada bagian logam itu
menerima sejumlah energi sehingga energi kinetiknya bertambah dan gerakannya
makin cepat. Elektron-elektron yang bergerak dengan cepat itu menyerahkan sebagian
energi kine bagian logam menjadi panas dan naik suhunya.
3. Logam dapat ditempa, dibengkokkan, dan ditarik.
Elektron valensi logam mudah bergerak dalam kristal logam sehingga elektron-elektron
itu mengelilingi ion logam yang bermuatan positif secara simetris. Hal itu terjadi karena
gaya tarik antar ion logam dan elektron-elektron valensi sama ke segala arah. Ikatan
dalam kisi kristal logam tidak kaku seperti ikatan kristal senyawa kovalen, sebab dalam
kisi kristal logam tidak terdapat ikatan yang terlokalisasi. Karena gaya tarik setiap ion
logam yang bermuatan positif terhadap elektron valensi sama besarnya, maka suatu
lapisan ion logam yang bermuatan positif dalam kisi kristal mudah bergeser.
Jika sebuah ikatan logam putus, maka segera terbentuk ikatan logam baru. Karena itu
logam dapat ditempa menjadi lempeng yang sangat tipis dan ditarik menjadi kawat
yang halus dan dibengkokkan.

Gambar sifat dapat ditempa dari logam

4. Mempunyai titik leleh yang relatif tinggi.


5. Umumnya logam mengkilap.
Bila cahaya jatuh pada permukaan logam, sebagian elektron valensi yang mudah
bergerak tersebut akan tereksitasi (elektron berpindah dari tingkat energi yang lebih
rendah ke yang lebih tinggi). Ketika elektron yang tereksitasi tersebut kembali kepada
keadaan dasarnya, maka energi cahaya dengan panjang gelombang tertentu ( di
daerah cahaya tampak) akan dipancarkan kembali. Peristiwa ini dapat menimbulkan
sifat kilap yang khas untuk logam.

Perbedaan Sifat Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen


Titik Didih
Titik didih senyawa kovalen relatif rendah, sedangkan senyawa ion relatif tinggi.
Kebanyakan senyawa kovalen mendidih di bawah 2000C, sedangkan senyawa ion
umumnya di atas 9000C. Pada suhu kamar semua senyawa ion berupa zat padat, keras
tetapi rapuh. Senyawa kovalen pada suhu kamar, ada yang berupa padatan dengan titik
leleh yang relatif rendah, ada yang berupa cairan, ada pula yang berupa gas.
Titik didih berkaitan dengan gaya tarik menarik antar partikel (disebut juga kohesi),
makin kuat kohesi, makin tinggi titik didihnya. Air (titik didih 1000C) adalah suatu senyawa
kovalen. Atom-atom dalam molekul air terikat kuat secara kovalen, tetapi ikatan antar
molekul (kohesinya) tidak begitu kuat, sehingga air relatif mudah mendidih.
Natrium klorida (NaCl) adalah senyawa ion, meleleh pada 8010C dan mendidih pada
15170C. Dalam struktur senyawa ion setiap partike terikat kuat. Oleh karena itu, sangat sukar
untuk memisahkan partikel tersebut menjadi bentuk uap.

Kemudahan Menguap ( Volatilitas)


Zat yang mudah menguap, seperti alkohol, cuka, parfum, dan bensin, biasanya
disebut volatil. Zat-zat yang volatil adalah senyawa kovalen dengan titik didih rendah,
sehingga pada suhu kamar sudah cukup banyak yang menguap.
Ingat: menguap berbeda dari mendidih; mendidih adalah perubahan cairan menjadi gas
pada titik didihnya; menguap adalah perubahan padatan atau cairan menjadi uap, tidak
harus pada titik didihnya.
Tidak ada seyawa ionik yang volatil.

Kelarutan
Senyawa ion cenderung larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut organik
(seperti aseton, alkohol, dan trikloroetana). Misalnya natrium klorida (garam dapur) larut
dalam air tetapi tidak larut dalam kloroform. Sebaliknya, kebanyakan senyawa kovalen
tidak larut dalam air, tapi lebih mudah larut dalam pelarut organik.

Daya hantar listrik


Senyawa ion padat tidak menghantarkan listrik. Akan tetapi, jika senyawa ion
dipanaskan hingga meleleh, maka dalam bentuk lelehan senyawa itu merupakan
penghantar. Senyawa ion juga dapat menghantar listrik jika dilarutkan dalam air. Lelehan
atau larutan senyawa ion dapat menghantar listrik karena dalam keadaan demikian ion-
ionnya dapat bergerak bebas. Ion-ion bergerak membawa muatan listrik. Dalam padatan
ion-ion tidak dapat bergerak sehingga tidak dapat menghantar listrik.
Senyawa kovalen tidak dapat menghantar listrik baik dalam bentuk padat maupun
lelehan. Beberapa senyawa kovalen dapat menghantar listrik jika dilarutkan dalam air.
Berikut ini adalah perbedaan antara sifat senyawa ion dan senyawa kovalen.
Tabel perbedaan antara sifat senyawa ion dan senyawa kovalen
No Sifat Senyawa Ion Senyawa Kovalen
1 Titik didih Tinggi Rendah
2 Titik leleh Tinggi Rendah
3 Wujud Padat pada suhu kamar Padat,cair,gas pada suhu kamar
4 Daya hantar listrik Padat = isolator Padat = isolator

Lelehan = konduktor Lelehan = isolator

Larutan = konduktor Larutan = ada yang konduktor


5 Kelarutan dalam air Umumnya larut Umumnya tidak larut
6 Kelarutan dalam Tidak larut Larut
trikloroetana (CHCl3)

D. Ikatan Antar Molekul dan Ikatan Hidrogen


1. Gaya Van Der Walls
Antar molekul-molekul kovalen terdapat gaya tarik yang bekerja untuk
mengikat molekul-molekultersebut dalam satu kesatuan. Gaya terik antar molekul
berpengaruh terhadap wujud zat. Semakin kuat gaya tarik antar molekul maka semakin
dekat jarak antar molekul tersebut. Gaya tarik antar-molekul pada zat padat lebih kuat
daripada zat cair dan yang paling lemah terdapat pada molekul-molekul gas.
Gaya tarik antar molekul disebut juga dengan gaya Van Der Walls. Gaya van der
walls ini bekerja bila jarak antar-molekul sudah sangat dekat tetapi tidak melibatka
terjadinya pembentukan ikatan antar atom. Sebagai contoh, pada suhu -1600C molekul
Cl2 akan mengkristal dalam lapisan-lapisan tipis, dan gaya yang bekerja untuk
memegangi lapisan-lapisan tersebut adalah gaya van der walls.
Gaya van der walls dalam suatu ikatan kovalen dapat disebabkan oleh tiga hal,
yaitu:
1. Dipol-dipol
Dipol-dipol ini adalah gaya tarik menarik molekul polar dengan molekul polar.
Misalnya yang terjadi dalam molekul-molekul HCl
Ciri-ciri dari gaya dipil-dipol ini
adalah :
- Merupakan gaya yang bekerja
antara molekul-molekul polar
(senyawa kovalen polar), yaitu
molekul-molekul yang memilki momen dipol.
- Setiap senyawa kovalen polar memiliki dipol, yaitu muatan yang terpolarisasi
(terkutubkan) menjadi muatan positif dan negative.
- Dipol-dipol yang berbeda akan saling tarik-menarik, sedangkan yang berlawanan
akan tolak-menolak. Makin besar momen dipolnya, semakin kuat gayanya.

2. Dipol-dipol terimbas (terinduksi)


Suatu molekul polar yang berdekatan dengan molekul non polar akan dapat
menginduksi molekul non polar. Akibatnya, molekul non polar memiliki dipol
terinduksi. Dipol dari molekul polar akan saling tarik-menarik dengan dipol
terinduksi dari molekul non polar. Contohnya terjadi pada interaksi antara HCl
(molekul polar) dengan Cl2 (molekul non polar).

3. Dipol sesaat
Gaya ini merupakan gaya tarik menarik antara molekul-molekul non polar akibat
adanya dipol sesaat yang disebut juga dengan gaya disperse (gaya London).
Walaupun tidak ada perbedaan elektronegativitas pada molekul non polar, tetapi
dapat terjadi dipol sesaat yang disebabkan oleh penyebaran electron yang tidak
merata. Kepadatan electron di suatu tempat pada suatu saat lebih tinggi daripada di
tempat lain mengakibatkan tempat dengan kepadatan electron tinggi akan menjadi
dipol negative dan tempat dengan kepadatan electron rendah akan menjadi dipol
positif.
Kejadian tersebut berubah sangat cepat. Tempat yang awalnya mempunyai kepadatan
electron tinggi bias berubah menjadi normal kembali dan bahkan bias berubah
menjadi tempat berkepadatan electron rendah. Artinya, tempat yang semula kutub
negative dalam sesaat dapat berubah menjadi netral dn bahkan menjadi kutub positif.
Kutub positif pada satu molekul tarik menarik dengan kutub negate dari molekul lain
sehingga terjadi gaya disperse.

2. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen adalah gaya tarik menarik antara dipol-dipol antara atom hidrogen dalam
senyawa yang melibatkan ikatan antara hidrogen dengan atom yang
keelektronegatifannya tinggi misalnya N, O, dan F. Oleh karena unsur F, O, dan N sangat
elektronegatif, maka ikatan F – H, O – H, dan N – H sangat polar, atom H dalam
senyawa-senyawa itu sangat positif. Akibatnya, atom H dari satu molekul terikat kuat
pada atom unsur yang sangat elektronegatif (F, O, atau N) dari molekul tetangganya
melalui pasangan elektron bebas pada atom unsur berkeelektronegatifan besar itu.
Berikut adalah gambar ikatan hidrogen pada molekul H2O

Anda mungkin juga menyukai