Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KoordinatorAsisten Asisten
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
A. LatarBelakang
Sebagai manusia, kita cenderung berpikir tentang reproduksi dalam hal
perkawinan jantan dan betina. Reproduksi hewan, bagaimanapun dari banyak
spesies yang ada. Ada spesies yang dapat bereproduksi tanpa bentuk perkawinan
dan spesies di mana individu tidak mengalami perkawinan selama masa hidup
mereka. Ada juga spesies, termasuk karang tertentu, di mana individu memiliki
organ jantan dan betina. Beberapa serangga , seperti lebah madu, menampilkan
variasi lebih lanjut dengan reproduksi hanya melibatkan beberapa individu
dalam populasi besar. Sebuah populasi hidup lebih lama dari anggotanya hanya
dengan reproduksi, generasi individu baru dari yang sudah ada.
Reproduksi ada yang terjadi secara aseksual dan adapula secara seksual
yang menggunakan alat atau organ reproduksi berupa sel kelamin
jantan(sperma) dan sel kelamin betina (ovum), sedangkan pada reproduksi
aseksual tidak meggunakan alat atau organ reproduksi sehingga proses
perkembangbiakannya menggunakan organ tubuh seperti akar dan batang pada
tumbuhan.
Hormon dan lingkungan saling bekerjasama dalam memacu proses
vitelogenesis, ovulasi dan pemijahan. Tahapan reproduksi dikendalikan oleh
kelenjar hipofisis dan estrogen yang dapat dipercepat prosesnya dengan
penambahan hormon-hormon reproduksi (Lam 1995, Fujaya 2004). Rekayasa
hormonal pada umumnya memengaruhi proses vitelogenesis sehingga
mempercepat pematangan dan pemijahan (Ya-ron 1995). Menurut Alfonso et al.
(1999), dalam proses reproduksi katak terdapat hormon penghambat aromatase
(aromatase inhibitor-AI) dan oksitosin yang secara fisiologis bekerjasama untuk
memacu terjadinya ovulasi dan pemijahan. Aktivitas hormon oksitosin
meningkat pada saat ovulasi dan berperan penting dalam proses pemijahan
(Haraldsen, 2001).
Agar bisa memahami dengan baik maka dilakukan praktikum sistem
reproduksi dan pengamatan sel kelamin untuk mengetahui lebih jelas sistem
reproduksi dan sel kelamin (gamet) pada hewan maupun manusia. Pengamatan
secara langsung tersebut akan memudahakan kita untuk dapat lebih memahami dan
tidak hanya mengetahuinya dari buku saja sistem reproduksi dan sel kelamin pada
makhluk hidup, khususnya pada katak, mencit dan merpati.
B. Tujuan Praktikum
a). Sistem Reproduksi
1. Mengenal bagian –bagian dan susunan sistem reproduksi internal dan
eksternal serta memahami fungsinya.
2. Membandingkan sistem reproduksi pada katak, mencit dan merpati.
b). Pengamatan Sel Kelamin
1. Untuk mengenal struktur morfologi spermatozoid dan sel telur beberapa
hewan vertebrata
2. Untuk mengamati perbedaan sel kelamin yang diambil dari bagian-
bagian sistem reproduksi yang berbeda
C. Manfaat Praktikum
a). Sistem Reproduksi
1. Mahasiswa dapat mengenal bagian –bagian dan susunan sistem
reproduksi internal dan eksternal serta memahami fungsinya.
2. Mahasiswa mengetahui perbedaan sistem reproduksi pada katak, mencit
dan merpati.
b). Pengamatan Sel Kelamin
1. Mahasiswa dapat mengenal struktur morfologi spermatozoid dan sel
telur beberapa hewan vertebrata
2. Mahasiswa dapat mengamati perbedaan sel kelamin yang diambil dari
bagian-bagian sistem reproduksi yang berbeda
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Reproduksi :
Amati organ
reproduksi pada
mencit jantan
Gambar penampang Terlihat beberapa bagian
melintang permukaan seperti vesikula
tubuh mencit jantang seminalis, testis,
yang sudah dibelah epididimis, vas differens
dan uretra
b. Mencit betina
b. Merpati betina
3. Katak betina
Mengamati sistem
reproduksi pada
katak
Pengamatan Pada Sel Kelamin
A. Hasil Pengamatan
a. Sistem Reproduksi
Nama
No. Hewan Gambar Pengamatan Keterangan
Percobaan
1 Mencit
jantan
1. Vesikula
1 seminalis
2. Bladder
2 3. Testis
4. Kelenjar
3 prostat
5. Uretra
5 4
2 Mencit
betina 11
1. Ureter
2 2. Ovary
3. Tuba Fallopi
4. Uterus
3 5. Vagina
6. Kelenjar
6 5 4 Clitoris
3 Merpati 1. Testis
jantan 1
2. Pembuluh
2 eferensia
3. Saluran
3 deferens
4 4. Kloaka
4 Merpati 1. Kloaka
betina 2. Ovarium
1
2
5. Katak betina
1
3 1. Saluran
telur
4 2. Ginjal
3. Uterus
4. Kloaka
Sperma
B. Pembahasan
a). Sistem Reproduksi
1. Merpati
a. Betina
Fertilisasi pada merpati betina merupakan reproduksi internal
artinya bahwa alat/organ reproduksi terletak didalam tubuh. Pada burung
betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak
tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium
dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh
oviduk. Oviduct, merupakan saluran yang berkelok-kelok yang berfungsi
sebagai saluran telur. Ujung oviduk membesar menjadi uterus. Uterus
atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur yang bermuara
pada kloaka.
b. Jantan
Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian
permukannya licin, dan berfungsi untuk menghasilkan sperma. Tubulus
mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf
bergelung dan membentuk duktus deferen. Vas eferensia, merupakan
saluran yang berhubungan dengan epididmis dan testis. Kloaka,
merupakan tempat keluarnya sperma.
2. Katak
a. Betina
Pada betina, ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya
dijumpai jaringan lemak berwarna kuning (korpus adiposum). Saluran
reproduksi berupa oviduk yang merupakan saluran berkelok-kelok.
Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum)
dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal. Oviduk di sebelah
kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan
akhirnya bermuara di kloaka.
3. Mencit (Mus musculus)
a. Betina
Ovarium, terletak berdekatan dengan saluran telur dan berfungsi
untuk mengahasilkan ovum.Infudibulum, sebagai tempat terbentuknya
kalaza. Oviduct, merupakan saluran yang berkelok-kelok yang berfungsi
sebagai saluran telur. Uterus, sebagai saluran telur dan merupakan
pelebaran dari oviduk. Vagina, merupakan organ hewan betina dan
sebagai jalan keluar anak.Vulva yang berupa tonjolan pada bagian luar
vagina yang merupakan organ genitalia eksterna.
b.Jantan
Mencit telah memiliki alat kelamin luar berupa penis. Alat kelamin
dalam yaitu: Testis, berjumlah dua buah terletak satu pada bagian kanan
kelenjar bul bourethra dan satu di sebelah kirinya. Testis berada dalam
rongga perut dan terletak pada suatu kantong yang disebut
scrotum. Epididmis, melekat pada sisi posterior testis. Yang terdiri atas
tiga daerah utama, yaitu caput yang merupakan bagian kepala, corpus
merupakan bagian tengah, dan cauda yang merupakan bagian ujung atau
ekor yang terletak di bawah testis. Vas defferens, merupakan kelenjar
pelengkap langsung dengan saluran epididmis dan vasikula seminalis,
strukturnya kecil memanjang dan berlekuk-lekuk. Vas efferens, saluran
halus yang bermuara pada kloaka. Vesikula seminalis, merupakan
kelenjar asesoris yang terdapat dalam keadaan berpasangan.
b). Pengamatan Sel Kelamin
Sperma umumnya terdiri atas kepala, leher dan ekor. Pada praktikum
kali ini, sperma mencit yang berasal dari testis maupun epididimis berhasil
terlihat namun sangat kecil karena hanya menggunakan mikroskop cahaya.
Sehingga struktur morfologinya sangat susah untuk diamati sehingga sulit
membedakan struktur morfologi sperma pada testis dan pada epididimis.
Struktur yang jelas terlihat hanyalah ekor sedangkan bentuk kepala sperma
tidak jelas.
Spermatozoa mencit adalah sel kelamin (gamet) yang diproduksi di
dalam tubulusseminiferus melalui proses spermatogenesis, dan bersama-
sama dengan plasma semen akandikeluarkan melalui sel kelamin jantan.
Menurut Rugh (1968), spermatozoa mencit yang normalterbagi atas
bagian kepala yang bentuknya bengkok seperti kait, bagian tengah yang
pendek (middle piece), dan bagian ekor yang sangat panjang. Panjang
bagian kepala kurang lebih 0,0080mm, sedangkan panjang spermatozoa
seluruhnya sekitar 0,1226 mm (122,6 mikron).
Bentuk kepala sperma pada setiap spesies itu berbeda. Pada mencit
kepala sperma berbentuk kait dan agak pipih. Kepala sperma berfungsi
sebagai penerobos jalan menuju dan masuk ke dalam ovum. Sperma
mencit digolongkan sebagai sperma tipe hematospermium yaitu sperma
yang memiliki ekor.
Ekor spermanya terdiri atas 2 mikrotubul pusat yang kelilingi oleh 9
mikrotubul yang berpasangan. Ekor dibagi menjadi daerah neck (leher)
terbentuk pada dasar ekor. Elemen-elemen utama dari struktur ini adalah
connecting piece yang bersambung dengan bagian cembung pada dasar
kepala sperma (Adnan, 2015). Ekor sperma berfungsi untuk pergerakan
menuju tempat pembuahan dan untuk mendorong kepala menerobos
selaput ovum.
Sperma pada mencit memiliki dua sentriol, yaitu sentriol proksimal
yang tertanam pada connecting piece, dan terdapat pula sentriol distal.
Selama perkembangan, ekor sentriol distal dapat dijumpai, namun
berdegenerasi selama perkembangan connecting piece, sedangkan middle
piece ditandai dengan adanya seludang mitokondria yang mengelilingi
aksonema dan berfungsi untuk menghasilkan energi yang penting bagi
pergerakan sperma. Middle piece diakhiri dengan satu struktur yang
disebut annulus. Dibelakang annulus, aksonema dikelilingi oleh seludang
serabut. Daerah ini disebut principal piece. Pada bagian belakang principal
piece disebut end piece (Browders, 1984 dalam Adnan, 2004).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
a). Sistem Reproduksi
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa:
1. Alat reproduksi pada Mencit, katak dan merpati adalah sebagai berikut:
a. Mencit jantan terdiri atas : penis, testis, epididmis, vas defferens, dan
vasikula seminalis.
b. Mencit betina alat reproduksinya terdiri atas : vagina, vulva, ovarium,
oviduct, dan uterus.
c. Merpati jantan alat reproduksinya terdiri atas : testis, vas efferensia,
dan kloaka.
d. Merpati betina alat reproduksinya terdiri atas : ovarium, ostium,
oviduct, uterus, dan kloaka.
e. Katak betina alat reproduksinya terdiri atas : ovarium, oviduct,
osrium, dan uterus.
2. Perbedaan sistem reproduksi pada ketiganya yaitu :
Pada hewan-hewan dengan taksa yang tinggi seperti mamalia,
khususnya pada mencit alat-alat reproduksinya biasanya lebih
terspesialisasi dan dilengkapi dengan kelamin luar dan sudah kompleks
dibanding dengan katak dan merpati .
b). Pengamatan Sel Kelamin
Berdasarkan hasil pengamatan dan studi literatur dapat disimpulkan bahwa
sperma mencit tergolong dalam sperma tipe hematospermium, yaitu sperma
yang memiliki ekor. Bentuk kepala dari sperma mencit itu sendiri adalah
berbentuk kait dan agak pipih.
B. Saran
Diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar lebih berhati hati, serius
dalam praktikum dan meguasai semua materi terutama prosedur kerja dan fungsi
dari setiap alat dan bahan sehingga yang diperoleh dapat sesuai dengan teori dan
tidak menyakiti hewan percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, D., Budi, S., Bambang, P. 2017. Ekstrak Daun Moringa oleifera terhadap
Jumlah Folikel Tikus Model Sindroma Ovarium Polikistik. Jurnal
Biosains Pascasarjana. 19 (3).
Campbell, N.A., Lisa, A.U., Jane, B.R., Michael, L.C., Steven, A.W., & Peter, V.M.
2016. Biology Eleventh Edition. United States of America: Pearson
Education.
Fitria, L., Mulyati., Cut, M.T., Dan Andreas, S.B. 2015. Profil Reproduksi Jantan
Tikus (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) Galur Wistar Stadia Muda,
Pradewasa, dan Dewasa. Jurnal Biologi Papua. 7 (1): 30.
Mahfud., Adi, W,. dan Chairun, N. 2016. Mikromorfologi Alat Kelamin Primer
Biawak Air (Varanus salvator bivittatus) Jantan Micromorphological
Structure of Primary Reproductive Organ of Male Water Monitor Lizard
(Varanus salvator bivittatus). Jurnal Kedokteran Hewan. 10 (1): 72-73.