Kegiatan yang telah dilakukan adalah terkumpulnya data kerja sama dari tahun
2007 – 2018 dan diperolehnya gambaran mengenai pengelolaan kegiatan dan
dokumen kerja sama di Balithi. Data yang telah diperoleh merupakan rekapitulasi
semua kerja sama yang sudah dilakukan oleh Balithi, baik yang bersifat partisipatif
maupun penelitian dan pengembangan. Rekapitulasi tersebut diperlukan untuk
menyusun kerangka standardisasi data lingkup Puslitbanghorti yang berguna
untuk kebutuhan pelaporan maupun informasi publik.
A¶ Kebutuhan Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer yang menjadi standar pelaporan
kegiatan kerja sama di balithi, berupa rekapitulasi kerja sama dari tahun 2007-
2018. Dari data tersebut telah dilakukan indentifikasi kebutuhan data yang
nantinya akan direpresentasikan ke dalam entitas dan atribut pada database
yang akan dikembangkan. Adapun isi dari data rekapitulasi tersebut, pada
periode tahun 2015-2018 telah mengacu pada Panduan Kerjasama NO…yang
diterbitkan oleh Balitbangtan Pertanian. Atribut pada data rekapitulasi
tersebut berbeda tiap periodenya dan telah dikelompokkan, sebagai berikut:
1) Judul Kerja Sama; Mitra; Nomor MoU; Tahun Mulai; Tahun Akhir
2) Judul Kerja Sama; Mitra; pagu Anggaran; Realisasi Pagu; Lokasi; Keterangan
3) Mitra; MoU: Status, Tentang, Tujuan dan Ruang Lingkup) Keterangan
4) Judul Kerja Sama; Mitra; Pelaksana; Kelengkapan Dokumen: Mou, Lap.
Tengah Tahun, Lap.Akhir; Keterangan.
1) {Kerja Sama Dalam Negeri} Judul Kerja Sama; Unit Pelaksana; Nama Mitra;
Contact Person; Jangka Waktu; Status Kerja Sama; Nilai Kontrak Kerjasama,
Kontribusi Badan Litbang; Hasil Penting (Jurnal, Publikasi Ilmiah Lainnya,
HAKI, Lainnya); Deskripsi Perkembangan/Capaian Kegiatan.
1
2) {Kerja Sama Luar Negeri} Judul, Unit Pelaksana; Nama Mitra; Alamat Mitra;
Contact Person; Jangka Waktu; Nilai Kontrak; Kontrbusi Litbang; Kontribusi
Mitra; Hasil Penting (Jurnal, Publikasi Ilmiah Lainnya, HAKI, Lainnya);
Deskripsi Perkembangan/Capaian Kegiatan.
Kegiatan kerjasama saat ini menjadi sesuatu hal yang penting dan merupakan
salah satu indikator keberhasilan kinerja pemerintah. Oleh karenanya aktor
yang terlibat terdiri dari beberapa bagian struktural dan fungsional. Berikut
adalah aktor yang terlibat dalam pengelolaan kerja sama:
NO PELAKU DESKRIPSI
1 Kepala Balai Mempunyai wewenang untuk memberi keputusan
terkait kerjasama yang dilakukan dan meneruskan
pelaporan kepada kepala PUSLITHORTI
2 Koordinator Kerjasama Pelaku yang mengkoordinir kegiatan kerjasama
dan penghubung antar pelaku lainnya
2
3 Peneliti Pihak yang mengelola dan melaksanakan kegiatan
kerjasama
4 Mitra Pihak terkait atau stakeholder yang mempunyai
hubungan kerjasama
Alur dari aktor dan kegiatan kerja sama telah digambarkan dalam diagram
flowchat yang telah ditransformasikan dari SOP Kerja Sama Balithi, berikut ini.
3
Penjelasan dari flowchart proses kompilasi informasi kerjasama yang sedang
berjalan:
4
4. Koordinator membuat dan memberikan daftar seluruh dokumentasi
kegiatan kerjasama dan diberikan kepada tim kerjasama dan Kepala
Balai.
5
Gambar proses pendokumentasian kegiatan kerja sama
Dari ketiga alur tersebut di atas, baru terlihat adanya interaksi antara Kabalai, Kasie
Jaslit beserta Tim Kerjasama. Namun pada kenyataannya kegiatan kerja sama
6
diawali dengan perjanjian kerja dan penetapan indeks kinerja utama, dimana target
jumlah kerja sama yang akan dilakukan tertera dalam perjanjian tersebut. Artinya
sudah ditentukan sebelumnya dan penentuan tersebut melibatkan bagian
Pelayanan Teknis (Peltek) yang berkoordinasi dengan Koordinator Program balai.
Kendala yang sering terjadi dalam mendokumentasikan kegiatan kerja sama adalah
tidak tersedianya data maupun informasi lengkap mengenai suatu kerja sama yang
dilaksanakan diluar maupun yang dikelola oleh bagian jasa Penelitian (Jaslit) secara
langsung.
Oleh karenanya keterlibatan dari Koordinator Program dan Kasie Peltek sangat
perlu untuk dilibatkan dalam semua proses pengelolaan kerja sama di balit. Selain
alur proses pengelolaan kerja sama di balit, juga harus ditentukan alur pengelolaan
kerja sama yang berlangsung di Puslibanghorti. Jika keduanya tidak ada
keterkaitan, sedangkan kegiatan kerja sama balit juga dibawah koordinasi
Puslitbanghorti maka akan terjadi pendokumentasian yang mengandung duplikasi
data kerja sama yang dilakukan baik oleh Puslitbanghorti maupun balit. Untuk itu
tata kelola kerja sama harus ditentukan oleh Puslitbanghorti sebagai koordinator
dari semua kegiatan kerja sama lingkupnya.
Selain itu juga dibahas mengenai penanda tanganan kerja sama dalam perjanjian
kesepakatan maupun di dalam Mou. Karena kerja sama sekarang ini harus
bertingkat, jika mitra kerja sama eselon 2 makan yang berhak menanda tangani
adalah Puslitbanghorti. Hal ini berarti merupakan kerja sama Puslitbanghorti,
walaupun mitra tersebut telah membuat kesepakatan dan dilaksanakan dengan
balit. Artinya satu MoU menjadi laporan bagi balit dan Puslitbanghorti. Untuk itu
perlu ketegasan dalam pemilahan kerja sama berdasarkan eselon.
Dari hal tersebut, perlu ditetapkan dan disosialisasikan mekanisme mulai dari asal
kerja sama dan mitra yang terlibat, kemudian dibreakdown ke beberapa butir
sebagai turunan dari kerja sama tersebut, jika terjadi hal seperti di atas. Artinya
harus ada payung kerja sama utama yang secara umum menggambarkan peran
Puslitbanghorti di dalamnya, kemudian dibagi ke dalam beberapa kegiatan yang
pelaksanaannya dilakukan oleh balit dan mitra. Dari turunan kegiatan tersebut,
balit membuat proposal berikut dengan MoU dn nota kesepahaman terkait dengan
pelaksanaan kegiatan kerja sama dengan berpijak pada payung kerja sama, yaitu
Mou Puslitbanghorti.
Pada beberapa kegiatan kerja sama dua tahun terakhir ini sebenarnya sudah
dilakukan. Namun tidak tersirat dan tertuang sebagai standar pengelolaan kerja
sama yang harus implementasikan di lingkup Puslitbanghorti untuk semua jenis
7
kerja sama. Untuk itu perlu ditentukan pola pengelolaan kerja sama yang nantinya
menjadi standardisasi tata kelola kerja sama di Puslitbanghorti, agar proses
kegiatan dan dokumen semua kegiatan kerja sama dapat termonitor dan tercatat
dengan baik.
Dari hasil kompilasi data dan pengelolaan dokumen kerja sama, telah dibuat
kebutuhan dasar pelaporan yang berdasarkan Juknis Kerja Sama Penelitian dan
Pengembangan tahun 2014.
8
NO DOKUMEN FUNGSI ATRIBUT
- Kontribusi Mitra
Kerjasama
- Hasil Penelitian
- Permasalahan
- Tindak Lanjut
- Jenis Dokumen Yang
Dimiliki
3 Ringkasan Kegiatan Laporan tentang - Nama UK/UPT
Kerjasama Dalam Negri kemajuan pelaksanaan - Nama Mitra
(FORM B) kegiatan kerjasama (ex. - Deskripsi
Penanaman, pemupukan, - Penanggung Jawab
perawatan, panen). Kerjasama
9
NO DOKUMEN FUNGSI ATRIBUT
Keuangan Kegiatan kegiatan kerjasama (ex. - Triwulan
Kerjasama Dalam Negri Penanaman, pemupukan, - Target dan Realisasi Fisik
(FORM C) perawatan, panen). dan Keuangan
- Hasil yang telah dicapai
sampai triwulan
- Identifikasi
masalah/kendala yang
dihadapi
10