Anda di halaman 1dari 10

PERSPEKTIF

Volume XVII No. 2 Tahun 2012 Edisi Mei

PENYELESAIAN PERJANJIAN BANK GARANSI


DALAM HUKUM PERBANKAN
Desy Nurkristia Tejawati
Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
e-mail: desynurkristiatejawati@yahoo.com
ABSTRAK
Salah satu jenis fasilitas kredit yang saat ini banyak digunakan oleh para pelaku usaha
adalah bank garansi. Bentuk perjanjian bank garansi ada 3 (tiga) macam yaitu: garansi dalam
bentuk warkat yang diterbitkan oleh bank, garansi dalam bentuk penandatanganan kedua dan
seterusnya seperti aval dan endosemen dengan hak regres, garansi lainnya yang terjadi karena
perjanjian bersyarat. Isi dari perjanjian bank garansi yaitu memuat tentang syarat-syarat
minimum penerbitan bank garansi dan juga memuat jenis-jenis transaksi antara pihak yang
dijamin (nasabah bank) dengan pihak penerima jaminan (beneficiary atau bouwheer). Apabila
pihak yang dijamin (nasabah bank) melakukan wanprestasi, maka setelah pihak yang menerima
jaminan (beneficiary atau bouwheer) mengajukan klaim kepada pihak bank, selanjutnya pihak
bank akan melakukan pembayaran atas klaim tersebut. Dalam hal terjadinya tuntutan ganti rugi
atau klaim berdasarkan jaminan bank harus tetap memperhatikan Pasal 1400 dan Pasal 1401
Burgerlijk Wetboek.
Kata Kunci: Bank Garansi, nasabah, penerima jaminan (beneficiary atau bouwheer), Bank.

ABSTRACT
One of credit facilities type that commonly used by the enterpreneur is bank guarantee.
Bank guarantee has 3 (three) kind: guarantee in a letter form published by bank, guarantee
which is signed for the second time and so on like aval and endosemen withbregress rights,
and also other guarantee that formed as the effect of a conditional agreement. The substance of
bank guarantee consist of the minimum requirements for the bank guarantee to be issued, and
also contains types of the transactions between guaranteed parties and the beneficiary. If the
guaranteed parties does a default, then after the beneficiary claim to the bank, bank will do a
payment to the related claim. In case claim does happened, it is a must to pay an attention to
Article 1400 and 1401 of Burgerlijk Wetboek.
Keywords: Bank Guarantee, guaranteed, customer; beneficiary, claim, Bank.

PENDAHULUAN
Dunia perbankan Indonesia telah mengalami suatu Dengan adanya perubahan kondisi yang terjadi
perubahan orientasi. Pada masa sebelum tahun 1980- setelah adanya Paket Kebijakan Juni (Pakjun) 1983,
an bank-bank masih merupakan suatu lembaga yang persaingan antar bank menjadi semakin tajam, karena
berorientasi pada produk, sehingga masyarakat yang setiap bank atau setiap cabang bank akan berusaha
membutuhkan dana harus datang dan mencari bank, untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada
sedangkan pelayanan yang diberikan oleh bank, belum masyarakat dan melakukan pengembangan produk
sebaik sekarang, karena pada saat itu bank komersial dan jasa perbankan yang berkualitas. Hal tersebut
masih menganut konsep menjual produk atau jasa membuat konsep Product oriented yang selama ini
dan bukan konsep pelayanan yang unggul terhadap digunakan oleh bank bergeser ke konsep Customer
masyarakat. oriented (Teguh Pudjo Mulyono, 1993:1).
Setelah adanya Paket Kebijakan Juni (Pakjun) Lembaga perbankan berperan sebagai salah satu
Tahun 1983, telah mengubah kondisi perbankan di lembaga keuangan yang mempunyai nilai strategis
Indonesia. Ditandai dengan terjadinya pertumbuhan dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lem-
yang pesat di dunia perbankan, baik yang menyangkut baga perbankan dimaksudkan sebagai perantara bagi
jumlah bank, cabang bank maupun dari segi jumlah pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana surplus
produk atau jasa yang ditawarkan oleh bank. of funds dengan pihak yang membutuhkan dana atau

108
Tejawati, Penyelesaian Perjanjian Bank Garansi ....

lack of funds. Fungsi bank tersebut bergerak dalam nasabah dan jasa-jasa lain sebagaimana yang diatur
kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan. dalam, peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bank juga melayani kebutuhan pembiayaan serta Produk bank merupakan seluruh fasilitas, layanan,
melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi dan jasa yang ditawarkan oleh pihak perbankan pada
semua sektor perekonomian. masyarakat. Baik dari sisi aset, yaitu misalnya kredit,
Taswan menjelaskan secara umum karakteristik termasuk kredit yang berada off balance sheet (letter
lembaga perbankan dapat dipahami sebagai berikut: of credit dan bank garansi), dan sisi liabilities yang
1. Bank merupakan lembaga perantara keuangan berupa simpanan masyarakat serta jasa-jasa yang
antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana lainnya.
dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana, serta Sebagaimana pengertian bank yang diatur dalam
memiliki fungsi untuk memperlancar lalu-lintas pem- Pasal 1 ayat 2 UU Perbankan bahwa fungsi bank
bayaran dengan berpijak pada falsafah kepercayaan; adalah sebagai lembaga intermediasi, yaitu dana yang
2. Sebagai lembaga kepercayaan, bank harus selalu diperoleh bank untuk kemudian disalurkan kembali
menjaga likuiditasnya sehingga mampu memenuhi oleh bank melalui kredit bukanlah modal milik bank
kewajiban yang harus segera dibayar. Karakteristik itu sendiri, melainkan dana yang telah dihimpun dari
ini mengisyaratkan bahwa bank harus memperhatikan masyarakat dalam bentuk simpanan, karena bank
sisi sumber dananya; 3. Bank selalu dihadapkan pada merupakan pihak perantara keuangan yang mem-
dilema, yaitu antara pemeliharaan likuiditas atau punyai peran sebagai prasarana pendukung yang
peningkatan earning power. Kedua hal tersebut yang sangat penting untuk dapat menunjang kelancaran
berlawanan dalam mengelola dana perbankan. Artinya perekonomian.
kalau menginginkan likuiditas tinggi maka earning Berdasarkan definisi bank dalam Pasal 1 ayat
atau rentabilitas rendah dan sebaliknya; 4. Bank 2 UU Perbankan tersebut, maka fungsi bank dapat
dimana sebagai lembaga kepercayaan mempunyai dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu: Pertama,
kedudukan strategis untuk menunjang pembangunan Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana-dana
nasional (Taswan, 2005:1). masyarakat atau penerima kredit. Dalam pengertian
Terdapat berbagai macam jenis produk dan jasa ini bank menerima dana-dana yang berupa simpanan
yang ditawarkan oleh pihak bank kepada masyarakat. dalam bentuk tabungan, deposito berjangka, dan
Selain produk dan jasa, bank juga menciptakan variasi rekening giro. Dengan ini dapat dikatakan bahwa
dan pola pemberian fasilitas kredit. Dengan berbagai bank melaksanakan operasi perkreditan secara pasif
variasi jenis produk dan jasa yang ditawarkan oleh dengan menghimpun dana dari pihak ketiga; Kedua,
bank, maka masyarakat dapat dengan mudah memilih Bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana dari
produk yang paling sesuai dengan kebutuhan yang masyarakat dalam bentuk kredit atau sebagai lembaga
diperlukan dalam aktivitas perekonomian dan atau pemberi kredit. Dengan ini dapat dikatakan bahwa
kegiatan bisnis yang dijalani. bank melaksanakan operasi perkreditan secara aktif;
Fasilitas kredit perbankan merupakan aktivitas Ketiga, Bank sebagai lembaga yang berfungsi untuk
utama lembaga perbankan yang mempunyai susunan melancarkan transaksi perdagangan dan pembayaran
yang sama sejak dulu. Tetapi, saat ini perkembangan uang (Johannes Ibrahim, 2003:42).
fasilitas kredit lebih mengarah pada variasi-variasi Salah satu jenis fasilitas kredit yang saat ini banyak
dan pola-pola yang menggabungkan perkembangan digunakan di kalangan bisnis yaitu bank garansi. Jasa
teknologi dengan segmen pasar dan regulasi yang perbankan seperti bank garansi memang dipergunakan
menyertainya. untuk menjamin terlaksananya transaksi yang terjadi
Dalam Pasal 6 dan Pasal 7 Undang-Undang No. 10 antara pihak di luar bank dari kemungkinan resiko
Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang No. yang timbul di kemudian hari dan hal ini memang
7 Tahun 1992 tentang Perbankan (selanjutnya disebut sangat diminati di kalangan bisnis. Fasilitas bank
UU Perbankan), kemudian diuraikan secara lebih rinci seperti bank garansi ini memberikan jaminan terhadap
dan secara limitatif mengenai jenis-jenis usaha Bank kelancaran suatu transaksi atau usaha yang sedang
Umum, dan di dalam Pasal 10 UU Perbankan juga dilakukan. Bagi pihak yang memegang bank garansi
telah diatur tentang larangan-larangan usaha Bank akan mendapatkan keyakinan atau rasa aman dari
Umum. Dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas, kemungkinan terjadinya suatu tindakan dari pihak lain
dapat diketahui yang dimaksud dengan produk bank yang dianggap merugikan. Bank garansi merupakan
adalah seluruh usaha bank dalam menerima simpanan semua garansi yang diterima atau diberikan oleh suatu
dan penyalurannya kembali kepada masyarakat atau bank untuk pihak tertentu baik peorangan atau badan

109
PERSPEKTIF
Volume XVII No. 2 Tahun 2012 Edisi Mei

usaha yang dinyatakan oleh pihak bank akan dipenuhi sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati ber-
kewajibannya dari pihak yang dijamin tersebut kepada sama. Bank garansi itu sangat penting dan banyak
pihak lainnya selaku penerima jaminan apabila pada digunakan di kalangan pebisnis untuk menunjang
waktu tertentu telah ditetapkan pihak dijamin tidak kelancaran transaksi atau usaha yang dilakukan oleh
dapat memenuhi kewajibannya atau pembayarannya para pebisnis.
(cidera janji). Perjanjian bank garansi merupakan suatu bentuk
Bank akan menerbitkan bank garansi setelah ada perjanjian tertulis yang isinya bank telah menyetujui
transaksi sebelumnya, maksudnya adalah bahwa untuk untuk mengikatkan diri kepada penerima jaminan agar
menerbitkan bank garansi tersebut harus ada kegiatan memenuhi kewajiban terjamin dalam jangka waktu
pokok yang dijamin melalui bank garansi. Kegiatan tertentu dan dengan syarat-syarat tertentu berupa
pokok tersebut memerlukan waktu dan kemudian pembayaran sejumlah uang tertentu, apabila pihak
setelah kurun waktu tersebut, maka pihak tertentu terjamin di kemudian hari ternyata tidak memenuhi
harus memenuhi kewajibannya. Untuk menjamin kewajibannya kepada penerima jaminan atau terjadi
pemenuhan kewajiban tersebut maka diperlukan suatu wanprestasi.
jaminan bank yaitu bank garansi. Berdasarkan Pasal 6 dan Pasal 7 UU Perbankan,
Bank garansi sebenarnya termasuk noncash loan. telah diuraikan secara lebih rinci dan secara limitatif
Jika dilihat dari aspek penjaminan, bank garansi jenis-jenis usaha Bank Umum dan dalam Pasal 10 UU
termasuk kepada hak-hak penanggungan yang diatur Perbankan juga telah diatur tentang larangan-larangan
dalam Burgerlijk Wetboek (yang selanjutnya disebut usaha Bank Umum. Dari ketentuan tersebut di atas,
BW), yakni corporate guarantee. Ketentuan tentang maka dapat diketahui yang dimaksud dengan produk
bank garansi secara umum diatur dalam ketentuan bank adalah seluruh usaha bank dalam menerima
pada Buku Ketiga Bab ke-17 tentang Penanggungan simpanan dan melakukan penyaluran kembali kepada
(Pasal 1820 sampai dengan Pasal 1850 BW). Secara masyarakat (nasabah), dan jasa-jasa lain sebagaimana
khusus ketentuan tentang bank garansi diatur dalam yang diatur dalam perundang-undangan yang berlaku
Surat Edaran Bank Indonesia No. 23/7/UKU/1991 di bidang perbankan.
dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. Bank garansi tidak diatur secara khusus atau secara
23/88/KEP/DIR/1991 tentang Pemberian Garansi eksplisit di dalam UU Perbankan, hanya disebutkan
oleh Bank. Khusus untuk penggunaan jaminan bank secara implisit saja. Bank garansi merupakan salah
untuk menjamin pembayaran pungutan bea masuk, satu jenis fasilitas yang diberikan oleh pihak bank
cukai, denda administrasi, dan pajak dalam rangka yang banyak digunakan oleh kalangan pelaku usaha.
impor, berlaku Keputusan Menteri Keuangan RI Selanjutnya pengaturan yang lebih khusus tentang
No. 585/KMK.05/1996. Bagaimanakah bentuk suatu perjanjian bank garansi diatur dalam Pasal 1820
penyelesaian perjanjian dalam bank garansi apabila sampai dengan 1850 BW.
pihak debitur melakukan wanprestasi sesuai dengan Ketentuan tersebut di atas menunjukkan bahwa
hukum perbankan. penanggungan itu adalah suatu perjanjian accessoir
yaitu karena adanya penanggungan itu tergantung
PEMBAHASAN dari adanya suatu perjanjian pokok, yaitu perjanjian
Bentuk Perjanjian Bank Garansi yang pemenuhannya ditanggung atau dijamin dengan
Garansi merupakan suatu kata yang berasal dari perjanjian penanggungan itu sendiri. Hal ini sesuai
bahasa Belanda garantie yang berarti jaminan. Bank dalam Pasal 1821 BW. Perjanjian bank garansi disebut
garansi adalah jaminan yang diberikan oleh bank, juga sebagai perjanjian penanggungan atau borgtocht
dalam arti pihak bank menyatakan suatu pengakuan sesuai dengan Pasal 1820 BW yaitu suatu perjanjian
tertulis yang isinya menyetujui dan mengikatkan diri dimana seorang pihak ketiga, untuk kepentingan si
kepada penerima jaminan dalam jangka waktu tertentu berutang, mengikatkan diri memenuhi perutangan
dan syarat-syarat tertentu apabila di kemudian hari si berutang, manakala si berutang itu wanprestasi.
ternyata si terjamin tidak memenuhi kewajibannya ke- Dalam perjanjian penanggungan atau borgtocht ter-
pada si penerima jaminan (Chatamarrasjid, 2006:87). dapat adanya kewajiban untuk memenuhi prestasi
Sebagaimana penjelasan tersebut di atas, dapat dari si penanggung (manakala debitur wanprestasi)
diartikan bahwa pihak bank menjamin nasabah untuk yang tercantum dalam perjanjian accessoir (Subekti,
memenuhi suatu kewajibannya. Apabila nasabah 1995:164).
yang bersangkutan dikemudian hari ternyata tidak Perjanjian bank garansi lazim disebut dengan
dapat memenuhi kewajibannya kepada pihak lain perjanjian yang bersifat buntut atau accessoir sesuai

110
Tejawati, Penyelesaian Perjanjian Bank Garansi ....

dengan yang terdapat dalam pasal 1821 KUH Perdata pembayaran termin, ataupun keseluruhan nilai proyek.
yaitu senantiasa merupakan perjanjian yang dikaitkan Terjadi cidera janji atau wanprestasi apabila pihak
dengan perjanjian pokok, mengabdi pada perjanjian yang dijamin (nasabah bank) tidak melaksanakan
pokok. Sehingga di dalam pemenuhannya ditanggung kewajibannya untuk mengerjakan proyek yang telah
atau dijamin dengan suatu perjanjian penanggungan. diberikan, padahal ia telah menerima pembayaran di
Dari ketentuan tersebut maka dapat disimpulkan muka atas proyek tersebut dari bouwheer atau pihak
bahwa, penanggung hanya terikat secara subsidair yang dijamin pemberi kerja (proyek).
manakala debitur tidak memenuhinya, pada tingkat Selain itu juga terdapat bank garansi yang ber-
terakhir akhirnya hanya debitur yang berkewajiban tujuan untuk penangguhan bea masuk, yaitu yang
atas pemenuhan utang tersebut. diterbitkan oleh bank untuk pihak bea cukai, guna
Dalam praktek perbankan perjanjian pokoknya itu menjamin pembayaran bea masuk atas barang impor
berupa perjanjian pemberian kredit atau perjanjian yang dimohonkan sebagai penangguhan pembayaran.
membuka kredit oleh bank, dengan kesanggupan
memberikan jaminan berupa beberapa kemungkinan Jenis Bank Garansi dalam Bentuk Penanda-
hipotik atau credietverband, gadai, fiducia, borgtocht tanganan Kedua dan Seterusnya atas Surat-surat
dan lain-lain. Berharga seperti Aval dan Endosemen dengan
Ada beberapa macam jenis bank garansi yang Hak Regres
dikenal dalam dunia perbankan, antara lain: Jenis Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (yang
Bank Garansi yang diterbitkan dalam bentuk Warkat; selanjutnya disebut KUHD) mengatur endosemen
Jenis Bank Garansi dalam bentuk Penandatanganan dengan hak regres dan endosemen tanpa hak regres.
Kedua dan Seterusnya atas Surat-Surat Berharga Endosemen tanpa hak regres tidak menimbulkan
seperti aval dan endosemen dengan hak regres; Jenis kewajiban membayar, tetapi jika endosemen dengan
Bank Garansi yang terjadi karena Perjanjian Bersyarat hak regres dapat menimbulkan kewajiban membayar
sehingga dapat menimbulkan Kewajiban Finansial sehingga dimasukkan ke dalam contingent liabilities.
bagi bank (H.R. Daeng Naja, 2005:161). Agar bank dapat memperoleh kepastian kapan
dimulai dan berakhirnya contingent liabilities, maka
Jenis Bank Garansi yang Diterbitkan dalam dalam Pasal 3 Surat Keputusan Direksi BI No. 23/88/
Bentuk Warkat KEP/DIR tanggal 18 Maret 1991, maka ditetapkan
Ada 3 (tiga) jenis bank garansi yang seringkali bahwa dalam pemberian garansi oleh pihak bank
diberikan oleh bank kepada nasabah dalam bentuk berlaku sejak tanggal dilakukannya pembubuhan
warkat, yaitu: Pertama, Bid Bond merupakan bank tanda tangan kedua dan seterusnya atas surat-surat
garansi yang diterbitkan oleh bank kepada nasabah berharga yang bersangkutan oleh bank, dan garansi
agar dapat mengikuti tender atau penawaran atas suatu tersebut berakhir apabila: Telah ada pembayaran dari
proyek. Terjadi cidera janji atau wanprestasi apabila debitur, baik dalam hal tidak terjadi protes maupun
pihak yang dijamin (nasabah bank) tidak menerima dalam hal terjadi protes yang kemudian diterima.
penunjukan untuk melaksanakan proyek, padahal Yang dimaksud dengan debitur adalah pihak tertarik
pihak yang dijamin tersebut telah dinyatakan sebagai dalam hal wesel dan penandatanganan (penerbit)
pemenangnya oleh bowheer atau pihak yang dijamin dalam hal promes atau aksep; Tidak diterima protes
atau pemberi proyek; Kedua, Performance Bond dalam tenggang waktu dan menurut ketentuan yang
yaitu bank garansi yang diterbitkan oleh bank untuk telah ditetapkan oleh KUHD.
menjamin kepastian (mutu dan ketepatan) pengerjaan
suatu proyek atau menjamin performance salah satu Jenis-jenis Bank Garansi yang Terjadi karena
pihak dalam suatu transaksi. Terjadi cidera janji atau Perjanjian Bersyarat Sehingga dapat Menimbulkan
wanprestasi apabila pihak yang dijamin (nasabah) Kewajiban Finansial Bagi Bank
tidak melakukan pekerjaannya sesuai mutu yang telah Pemberian garansi lainnya berupa surat-surat ber-
diperjanjikan atau dapat juga dikatakan mengalami harga dapat menimbulkan kewajiban membayar suatu
suatu keterlambatan dalam penyelesaian perjanjian; jumlah tertentu apabila pihak yang dijamin cidera janji
Ketiga, (Advance) Payment Bond yaitu bank garansi atau wanprestasi dan Letter of Credit (L/C). Pemberian
yang diterbitkan oleh bank untuk menjamin pem- garansi lainnya dalam bentuk surat mulai berlaku pada
bayaran yang (terlebih dahulu) telah diterima oleh saat penandatanganan garansi dan berakhir pada saat
pemohon bank garansi dari pemilik proyek (bowheer) realisasi garansi dalam hal syarat perjanjian dipenuhi
atau pemberi order, baik dalam bentuk uang muka, atau saat tidak dipenuhi perjanjian.

111
PERSPEKTIF
Volume XVII No. 2 Tahun 2012 Edisi Mei

Mengenai pemberian garansi yang dilakukan oleh diterima; Tidak diterima suatu pemberitahuan protes
pihak bank di satu sisi dimaksudkan sebagai suatu dalam tenggang waktu dan menurut ketentuan yang
jaminan atas suatu hutang atau pekerjaan yang harus ditetapkan dalam KUHD; Tenggang waktu penuntutan
dilakukan oleh suatu pihak. Akan tetapi di sisi yang pembayaran menurut KUHD dan KUH Perdata telah
lain, pemberian garansi tersebut justru kebanyakan daluwarsa, dalam hal diterima pemberitahuan protes
sebenarnya digunakan sebagai salah satu model pem- sesuai dengan tenggang waktu yang telah ditentukan
bayaran, yaitu memberikan pembayaran jika ada oleh KUHD (Muhammad Djumhana, 1993:360).
hutang yang tidak terbayar atau ada pekerjaan yang Dari uraian tentang bentuk-bentuk bank garansi
tidak terlaksana. di atas, para pelaku bisnis dapat mengetahui bentuk
Pemberian garansi oleh bank tersebut telah banyak perjanjian bank garansi manakah yang cocok untuk
digunakan oleh para kalangan pelaku usaha. Hal ini menjamin suatu pekerjaan, kontrak kerja atau tender
sudah merupakan bisnis rutin bagi pihak bank itu yang akan dilaksanakan. Dengan adanya pemberian
sendiri, karena dengan melalui pemberian garansi bank garansi ini, pihak penerima jaminan tidak perlu
oleh bank inilah, maka pihak bank akan memperoleh merasa khawatir lagi apabila pihak yang terjamin
provisi. Provisi yang di dapat pihak bank tersebut tidak lagi melakukan prestasi sesuai dengan apa yang
dihitung dari presentase tertentu dari jumlah yang diperjanjikan (wanprestasi), karena dengan adanya
digaransikan. Bagi pihak bank hal tersebut merupakan bank garansi ini maka pihak bank selaku pemberi
salah satu sumber income yang bersifat fee based. garansi akan mengambil alih kedudukan terjamin.
Sebagaimana disebutkan dalam Surat Keputusan
Direksi Bank Indonesia No. 23/88/KEP/DIR tanggal Isi Perjanjian Bank Garansi
18 Maret 1991 tentang Pemberian Bank Garansi oleh Dalam penerbitan suatu bank garansi tidak terlepas
Bank, disebutkan bahwa bank garansi ada 3 (tiga) dari 3 (tiga) pihak yang terkait dengan bank garansi,
bentuk, yaitu: Garansi dalam bentuk warkat yang yaitu: Pihak penjamin (penanggung/penerbit garansi/
diterbitkan oleh bank yang mengakibatkan kewajiban bank/issuer) yaitu pihak yang memberikan jaminan;
membayar terhadap pihak yang menerima garansi Pihak yang dijamin (nasabah/terjamin/applicant)
apabila pihak yang dijamin cidera janji (wanprestasi); yaitu pihak yang akan diberikan jaminan oleh pihak
Garansi dalam bentuk penandatanganan kedua dan bank; Pihak penerima jaminan (penerima garansi/
seterusnya atas surat-surat berharga seperti aval dan bowheer/beneficiary) yaitu pihak yang menerima
endosemen dengan hak regres yang dapat menimbul- jaminan dari bank.
kan kewajiban membayar bagi bank apabila pihak Perjanjian bank garansi memuat mengenai syarat-
yang dijamin cidera janji atau wanprestasi; Garansi syarat minimum sebagai pedoman lengkap dalam
lainnya yang terjadi karena suatu perjanjian bersyarat pelaksanaan pemberian suatu bank garansi. Syarat-
sehingga dapat menimbulkan kewajiban financial syarat minimum tersebut sekurang-kurangnya harus
bagi pihak bank (Muhammad Djumhana, 1993:357). memuat: Judul Bank Garansi, apabila pihak bank
Seluruh bentuk perjanjian bank garansi seperti mengeluarkan bank garansi dalam bahasa asing, maka
yang tersebut di atas telah mewajibkan kepada pihak di bawah judul dalam bahasa asing yang dikehendaki
bank untuk membayar kepada pihak yang menerima oleh kedua pihak tersebut diberi judul dalam kurung
jaminan apabila pihak yang dijaminkan cidera janji Bank Garansi atau Garansi Bank; Nama dan alamat
atau wanprestasi. Perjanjian bank garansi yang ber- pemberi bank garansi; Tanggal penerbitan suatu bank
bentuk penandatangan kedua dan seterusnya atas garansi; Transaksi antara pihak yang dijamin dengan
surat-surat berharga, seperti aval dan endosemen penerima jaminan; Jumlah uang yang dijamin oleh
dengan hak regres yang dapat menimbulkan suatu bank; Tanggal mulai berlaku dan berakhirnya bank
kewajiban membayar bagi bank apabila pihak yang garansi; Penegasan batas waktu pengajuan klaim;
dijamin cidera janji atau wanprestasi. Ketentuan mengenai berlakunya Pasal 1831 atau
Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 3 ayat 2 Pasal 1832 BW (Widjanarto, 1993:75).
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia, No. 23/88/ Dalam setiap penerbitan bank garansi isinya harus
KEP/DIR tertanggal 18 Maret 1991, bahwa dalam memuat juga jenis transaksi antara pihak yang dijamin
pemberian garansi tersebut berlaku sejak tanggal atau applicant dengan pihak yang menerima jaminan
dilakukannya pembubuhan tanda tangan oleh pihak (beneficiary atau bouwheer). Yang dimaksud dengan
bank dan berakhir apabila: Telah adanya pembayaran dengan pihak yang dijamin atau applicant adalah
dari pihak debitur, baik dalam hal tidak terjadi protes nasabah bank tersebut yang melakukan perjanjian
atau dalam hal apabila terjadi protes yang kemudian dengan beneficiary atau bouwheer dan pihak penerima

112
Tejawati, Penyelesaian Perjanjian Bank Garansi ....

jaminan (beneficiary atau bouwheer) adalah pemilik Ketiga, Klausula covenant. Klausula ini memiliki
proyek atau pihak yang memborongkan. Transaksi arti penting terkait dalam beberapa hal, antara lain:
dalam perjanjian bank garansi tersebut dapat berupa: adanya syarat-syarat tangguh yang harus dipenuhi
tender, pemenuhan bea masuk, pembangunan suatu nasabah sebelum pihak bank berkewajiban untuk
proyek, perizinan perdagangan valuta asing, Cukai memberikan bank garansi tersebut kepada nasabah
tembakau, Shipping Guarantee, dan sebagainya. yang selanjutnya menyerahkan kepada bouwheer;
Dalam hubungan antara pihak bank dan pihak adanya janji-janji nasabah untuk melakukan hal-hal
yang dijaminkan dalam perjanjian bank garansi ini tertentu selama perjanjian pemberian bank garansi
untuk dapat memperoleh keseragaman hendaknya masih berlaku; adanya janji-janji nasabah debitur
dengan jelas mencantumkan dalam bank garansi untuk tidak melakukan beberapa hal tertentu selama
tersebut bahwa klaim dapat diajukan segera setelah perjanjian pemberian bank garansi masih berlaku.
timbul wanprestasi atau saat pihak yang dijamin Keempat, Klausula biaya-biaya yang harus dibayar
cidera janji, dengan batas waktu pengajuan terakhir nasabah. Klausula ini penting karena hanya dari biaya
yaitu sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari dan inilah bank memperoleh pendapatan dari pemberian
paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya bank garansi. Tidak adanya pengenaan bunga pada
bank garansi tersebut. pemberian bank garansi disebabkan tidak adanya cash
Penggunaan pilihan Pasal 1831 atau Pasal 1832 out oleh bank kepada nasabah. Cash out terjadi setelah
BW dalam perjanjian bank garansi, apabila pihak ada klaim dari pemegang bank garansi. Adapun biaya-
bank menggunakan Pasal 1831 BW, maka jika timbul biaya tersebut yaitu berupa provisi dan administrasi.
cidera janji atau wanprestasi sebelum melakukan Kelima, Klausula barang jaminan. Klausula ini
pembayaran, bank dapat meminta agar benda-benda memiliki arti penting, karena apabila terjadi atas bank
pihak yang dijamin tersebut disita dan dijual terlebih garansi tersebut bank akan mengeluarkan dana sebesar
dahulu untuk melunasi hutangnya. klaim yang harus dibayarkan kepada pemegang bank
Jika pihak bank dalam perjanjian bank garansi garansi atau bouwheer. Dengan demikian dana yang
itu menggunakan Pasal 1832 BW, tentunya dapat dikeluarkan tersebut tercover oleh suatu jaminan yang
diperjanjikan bahwa pihak bank akan melepaskan disebut juga dengan counter guaranty atau jaminan
hak istimewanya sebagaimana yang dimaksud dalam lawan yang telah diikat sebelumnya oleh bank dalam
pasal 1831 BW. Dapat dikatakan bahwa pihak bank suatu perjanjian pemberian bank garansi (H.R. Daeng
wajib membayar bank garansi yang bersangkutan Naja, 2005:198).
dengan segera, setelah diketahui bahwa pihak yang Klausula-klausula syarat dan tata cara klaim akan
dijamin telah cidera janji atau setelah timbulnya dicantumkan dalam bilyet atau sertifikat bank garansi.
wanprestasi dan kemudian menerima pemenuhan Hal ini dilakukan karena mengingat syarat dan tata
kewajiban atau claim. cara melakukan klaim berhubungan dengan pemegang
Dari syarat-syarat minimum dalam perjanjian bank garansi atau bouwheer.
pemberian bank garansi di atas, apabila syarat-syarat Mengenai kesepakatan pemberian garansi bank
tersebut dikembangkan lebih lanjut maka isi dari oleh pihak bank kepada pihak terjamin dituangkan
perjanjian pemberian bank garansi yang termuat dalam suatu perjanjian yang mana disebut perjanjian
dalam pasal-pasal tersebut adalah sebagai berikut: bank garansi vide Pasal 1824 BW, di dalam pasal
Pertama, Klausula mengenai besaran atau nominal tersebut diatur bahwa penanggungan atau jaminan
bank garansi. Klausula ini mempunyai arti penting harus ditentukan secara tegas meskipun tidak harus
karena merupakan batas maksimum kewajiban bank secara tertulis. Namun sebagaimana lazimnya suatu
untuk membayar klaim kepada pihak pemegang bank perjanjian perbankan selalu dituangkan dalam bentuk
garansi. Seberapa besar klaim yang dibayar oleh akta tertulis untuk menjamin kepentingan hukum
bank, sebesar itu pula yang menjadi fasilitas kredit para pihak. Berdasarkan surat perjanjian garansi bank
oleh nasabah bank bersangkutan. tersebut bank akan memberikan surat garansi bank
Kedua, Klausula mengenai jangka waktu bank kepada terjamin untuk diserahkan kepada penerima
garansi. Klausula ini memiliki arti penting karena jaminan.
merupakan batas waktu bagi bank (guarantor) untuk
menyediakan dana untuk klaim yang diajukan oleh Pihak Debitur Melakukan Wanprestasi
bouwheer. Batas waktu bagi nasabah akan adanya Perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana
jaminan dari bank dimana pemegang bank garansi seseorang berjanji kepada seorang lain atau dimana
melakukan klaim kepada bank penerbit bank garansi. kedua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan

113
PERSPEKTIF
Volume XVII No. 2 Tahun 2012 Edisi Mei

sesuatu hal. Dari peristiwa ini, maka timbul suatu melakukan atau berbuat sesuatu yang sebenarnya tidak
hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan boleh dilakukannya. Wanprestasi dapat berupa: Tidak
perikatan (Subekti, 1987:1). melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya;
Perjanjian yang terjadi tersebut menerbitkan suatu Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak
perikatan antara dua orang yang membuatnya. Dalam sebagaimana yang diperjanjikan; Melakukan apa yang
bentuknya, perjanjian tersebut berupa suatu rangkaian dijanjikannya tetapi terlambat; Melakukan sesuatu
perkataan yang mengandung janji-janji atau suatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya
kesanggupan yang diucapkan atau ditulis, sehingga (R. Subekti 1987:45).
kemudian timbul hak-hak dan kewajiban para pihak Atas kelalaian atau kealpaan yang telah dilakukan
di dalamnya secara timbal-balik dari perjanjian itu. oleh debitur tersebut, debitur akan diancam dengan
Ketentuan mengenai syarat-syarat sahnya perjanjian, beberapa sanksi atau hukuman, karena dalam hal ini
terutama dalam hal ini berkaitan dengan perjanjian debitur merupakan pihak yang berkewajiban untuk
bank garansi mengacu pada Buku III BW, khususnya melakukan sesuatu. Hukuman atau akibat-akibat yang
Pasal 1320 BW, yaitu bahwa untuk sahnya perjanjian dikenakan kepada debitur yang lalai ada 4 (empat)
diharuskan memenuhi syarat-syarat antara lain sepakat macam, yaitu: Pertama, membayar kerugian yang
mereka yang mengikatkan dirinya, kecakapan untuk diderita oleh kreditur atau dengan dinamakan ganti-
membuat suatu perikatan, suatu hal tertentu dan sebab rugi; Kedua, pembatalan perjanjian atau yang juga
yang diperbolehkan. Keempat unsur di atas kemudian dinamakan dengan pemecahan perjanjian; Ketiga,
dibedakan ke dalam 2 (dua) syarat, yaitu unsur yang peralihan resiko; Keempat, membayar biaya perkara,
pertama dan kedua disebut dengan syarat subyektif. kalau sampai diperkarakan di depan hakim (Subekti,
Kemudian unsur yang ketiga dan keempat disebut 1987:45).
dengan syarat obyektif. Selain beberapa sanksi yang telah disebutkan
Jika salah satu unsur dari syarat subjektif tersebut di atas masih ada sanksi-sanksi yang lainnya, yaitu
tidak dapat dipenuhi maka perjanjian tersebut bukan berupa pembatalan janji. Hal ini dapat kita lihat dalam
berarti batal demi hukum, melainkan salah satu pihak ketentuan BW Pasal 1243 jo. Pasal 1267. Dalam
memiliki hak untuk meminta agar perjanjian itu dapat hal ini wanprestasi atau kelalaian memiliki akibat-
dibatalkan. Sedangkan jika salah satu unsur dari akibat yang begitu penting, maka harus ditetapkan
syarat obyektif tidak dapat dipenuhi, maka perjanjian terlebih dahulu apakah debitur melakukan wanprestasi
tersebut batal demi hukum. Artinya dari semula tidak atau lalai, dan apabila hal itu disangkal olehnya,
pernah dilahirkan suatu perjanjian dan tidak pernah harus dibuktikan di muka hakim. Dalam pelaksanaan
ada suatu perikatan. perjanjian bank garansi, tidak akan terlepas dari suatu
Dalam suatu perjanjian, para pihak menghendaki keadaan dimana para pihak yang pada umumnya pihak
agar perjanjian yang dibuat tersebut dapat berjalan debitur yang melakukan wanprestasi.
dengan sebagaimana mestinya, hal itu sesuai dengan Tidak semuanya pada pelaksanaan perjanjian bank
apa yang tertera dalam isi perjanjian pokok yang garansi pihak debitur melakukan wanprestasi, tetapi
dilakukan oleh pihak penerima jaminan atau bouwheer ternyata dalam prakteknya masih banyak kita jumpai
dengan pihak debitur dalam suatu pekerjaan. Karena debitur yang melakukan wanprestasi atau kelalaian.
dapat saja hal-hal yang tidak diinginkan dapat terjadi, Dalam pelaksanaan perjanjian bank garansi keadaan di
misalnya si berutang atau debitur tidak melakukan apa mana debitur melakukan wanprestasi itu dapat terjadi,
yang dijanjikan maka dapat dikatakan bahwa debitur dan hal itu juga menimpa pada objek perjanjian yang
tersebut telah melakukan wanprestasi. dapat merugikan para pihak.
Dalam hal ini perjanjian pemberian bank garansi Hal tersebut dapat diakibatkan karena salah satu
bersifat penanggungan atau accessoir, maksudnya pihak yang bertindak sebagai subyek dari perjanjian,
perjanjian ini bertindak sebagai penanggung atau mengabaikan waktu yang telah ditetapkan dalam
penjamin/memberikan jaminan terhadap perjanjian perjanjian pokok tersebut. Pihak penerima jaminan
pokok atas suatu pekerjaan yang dilakukan oleh pihak atau bouwheer atau beneficiary menganggap bahwa
debitur apabila ia melakukan wanprestasi. si berutang atau debitur tersebut telah melakukan
Jika pihak debitur tidak melakukan apa yang telah wanprestasi selanjutnya bouwheer atau beneficiary
diperjanjikannya, maka dapat dikatakan bahwa debitur mengajukan klaim kepada pihak bank atau guarantor
tersebut telah melakukan wanprestasi. Debitur alpa selaku pihak pemberi jaminan.
atau lalai atau ingkar janji atau dapat juga dikatakan Bagi pihak debitur, apabila pemenuhan perjanjian
debitur telah melanggar perjanjian, apabila ia telah tersebut masih dimungkinkan, maka ia tidak akan

114
Tejawati, Penyelesaian Perjanjian Bank Garansi ....

dapat meloloskan diri dari pembayaran biaya-biaya Dalam perjanjian pemberian bank garansi tersebut,
untuk terciptanya dari tujuan perjanjian tersebut. Di tanggal mulai dan berakhirnya (jatuh tempo) suatu
samping itu pula karena wanprestasi, maka debitur bank garansi selalu tercantum dalam warkat, bilyet,
masih terkena akibat-akibat yang merugikan seperti ataupun sertifikat bank garansi yang bersangkutan.
kewajiban untuk mengganti kerugian. Dengan demikian, bank garansi berakhir apabila:
Dikembalikannya bank garansi asli; Batas tanggal
Penyelesaian Perjanjian Bank Garansi yang berakhirnya masa klaim bank garansi yang telah
Dilakukan oleh Bank dilampaui tanpa adanya klaim dari pihak penerima
Tujuan pihak bank dalam memberikan fasilitas bank garansi; Adanya pernyataan dari penerima bank
kredit kepada nasabahnya adalah pemberian bank garansi tentang pelepasan hak klaim atas bank garansi
garansi, tidak hanya sebatas pada tahap pelaksanaan yang bersangkutan.
bantuan bank (khususnya bantuan keuangan) saja, Dalam hal pihak yang dijaminkan oleh pihak bank
tetapi masih ada juga aktivitas lainnya yang berupa melakukan wanprestasi, maka akan timbul klaim
pengawasan yang tidak dapat dipisahkan dengan dari pihak penerima jaminan bank dan berakibat
kegiatan dengan kegiatan pembinaan. Hubungan harus dicairkannya bank garansi oleh bank penerbit
antara bank dengan para debitur hendaknya dibina bank garansi selaku bank penjamin. Dalam kasus
sedemikan rupa, sehingga dapat menciptakan sebuah ini, harus diperhatikan mengenai klaim pembayaran
hubungan serasi dan dinamis. Hubungan antara kedua jaminan bank yang hanya dapat diajukan oleh pihak
belah pihak ini perlu dipupuk terus-menerus, sehingga pemegang warkat jaminan bank apabila tidak melebihi
bank selalu mengadakan monitoring terhadap para jangka waktu sesuai dengan klausul yang tercantum
nasabahnya. dalam surat bank garansi (yakni 14 hari atau 30 hari
Jaminan dalam bank garansi dimaksudkan sebagai sejak berakhirnya bank garansi). Selain itu juga perlu
tindakan dari pihak guarantor atau pihak bank untuk diperhatikan bahwa penerima bank garansi harus
menjamin bahwa jika seseorang tidak menunaikan menyerahkan dokumen asli surat jaminan bank kepada
kewajiban, misalnya membayar hutang-hutangnya, bank penerbit bank garansi (Widjanarto, 1993:82).
maka pihak bank tersebutlah yang akan melaksanakan Dalam hal terjadinya tuntutan ganti rugi atau klaim
atau mengambil alih kewajiban tersebut. Sedangkan berdasarkan jaminan bank harus diperhatikan Pasal
counter guarantee atau jaminan lawan yang cukup 1400 dan Pasal 1401 BW. Dengan demikian, maka
dikenal dalam perjanjian bank garansi. Yang dimaksud dari Pasal 1400 dan Pasal 1401 BW tersebut telah
dengan counter guarantee atau jaminan lawan yang jelas bahwa apabila pihak penerbit bank garansi atau
cukup adalah bahwa kontra jaminan yang dimintakan guarantor terpaksa harus membayar ganti rugi atau
oleh bank dari pemohon bank garansi mempunyai klaim yang diajukan oleh pemegang jaminan bank
nilai yang memadai untuk menanggung kerugian atau bouwheer harus dibuat terlebih dahulu akta
yang mungkin dipikul oleh bank apabila pemberian subrogasi.
bank garansi pada saatnya harus benar-benar direalisir Berdasarkan akta subrogasi yang telah dibuat
atau dicairkan. sebelumnya, maka dari itu selanjutnya pihak bank
Penerbitan garansi yang dilakukan oleh bank, yang menerbitkan bank garansi bersama-sama dengan
pihak bank selalu mensyaratkan adanya jaminan pihak nasabah yang dijamin membuat akta perjanjian
lawan atau counter guaranty yang mana nilainya itu kredit. Hal ini dilakukan dihadapan notaris sesuai
ditentukan oleh kebijakan bank namun biasanya setara dengan Pasal 1401 ayat 2 BW yang mengharuskan
dengan nilai jaminan yang tercantum dalam garansi kedua bentuk perjanjian di atas dibuat dengan akta
bank. Hal tersebut dimaksudkan untuk membatasi otentik.
resiko yang terjadi dalam penerbitan garansi bank. Dalam pengajuan klaim yang akan dilakukan oleh
Jaminan lawan tersebut tidak harus dalam bentuk pihak penerima bank garansi jaminan (beneficiary
uang tunai, melainkan dalam bentuk giro, deposito, atau bouwheer), terdapat beberapa syarat yang harus
surat-surat berharga, atau lainnya yang dianggap aman dipenuhi, yaitu: Pertama, dilakukan oleh beneficiary
oleh bank. Sifat jaminan lawan tesebut dapat berupa atau bouwheer atau penerima jaminan secara tertulis
jaminan materi atau bukan materi, seperti jaminan dengan melampirkan Certificate of Default yang
kredit. Dalam hal jaminan lawan yang berupa materi, menyatakan bahwa applicant atau nasabah bank telah
perlu diadakan penilaian dan pengikatan jaminan wanprestasi sesuai dengan underlying transaction-
lawan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku nya dan asli warkat bank garansi maupun dokumen-
disertai dengan tindakan-tindakan lainnya. dokumen lain yang telah dipersyaratkan dalam bank

115
PERSPEKTIF
Volume XVII No. 2 Tahun 2012 Edisi Mei

garansi (jika ada); Kedua, dilakukan pada periode Kemudian cara yang kedua yang harus dilakukan
berlakunya bank garansi dan selambat-lambatnya oleh pihak bank dalam rangka pembayaran klaim yaitu
pada batas waktu berakhirnya periode klaim atau bank wajib untuk meneliti terlebih dahulu ketentuan
claim period. Apabila klaim yang diterima setelah yang berlaku pada warkat bank garansi yang diajukan
berakhirnya batas waktu terakhir pengajuan klaim klaim oleh beneficiary. Apabila bank garansi tersebut
atau claim period maka pengajuan itu tidak dapat tunduk pada Pasal 1832 BW, maka pihak bank akan
dilayani; Ketiga, pengajuan klaim atau claim period membayarkan klaim setelah dilakukan eksekusi atas
jumlahnya maksimal sebesar nominal bank garansi. asset yang menjadi agunan atas transaksi bank garansi.
Ketentuan dari Surat Edaran Bank Indonesia No. Sedangkan apabila bank garansi tersebut tunduk pada
23/7/UKU/1991 tertanggal 19 Maret 1991, yang ketentuan Pasal 1832 BW, maka pembayaran klaim
menyatakan bahwa dalam menetapkan maksimal kepada beneficiary atau bouwheer harus dilakukan
pengajuan klaim yang dilakukan oleh beneficiary atau selambat-lambatnya dalam 7 (tujuh) hari kerja setelah
bouwheer adalah 30 (tiga puluh) hari kalender sejak diterimanya klaim.
berakhirnya masa berlakunya bank garansi, sedangkan Dengan dilakukannya pembayaran bank garansi
bagi bank penerbit garansi diberikan opsi untuk dapat tersebut kepada penerima jaminan, dengan jumlah
memilih sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari yang dibayarkan tersebut menjadi hutang terjamin
dan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah kepada bank. Hutang yang timbul karena pembayaran
berakhirnya masa berlakunya bank garansi. oleh pihak bank kepada penerima jaminan ini harus
Bagi penerbit bank garansi atau guarantor yang dibayar kembali oleh terjamin dalam suatu jangka
telah memilih jangka waktu pengajuan klaim selama waktu tertentu. Namun apabila dalam suatu jangka
14 (empat belas) hari kalender maka hal itu lebih waktu tertentu tersebut pihak terjamin tidak juga
menguntungkan, karena dengan pertimbangan bahwa melunasi hutangnya, maka terhadap hutang itu oleh
waktu yang diberikan kepada penerima jaminan atau pihak bank akan diperlakukan sebagai suatu jaminan
guarantor untuk mengajukan klaim kepada bank lebih kredit biasa yaitu dengan jalan dibuka perjanjian
pendek, yaitu maksimum cukup 14 (empat belas) hari kredit antara bank dengan terjamin.
sejak berakhirnya masa berlakunya bank garansi. Dalam perjanjian kredit ini terjamin (debitur) akan
Namun, jika pihak penerbit bank garansi atau dikenakan persyaratan memperoleh kredit seperti
guarantor memilih jangka waktu pengajuan klaim biasanya yaitu dengan membayar bea meterai, provisi,
selama 30 (tiga puluh) hari, dengan demikian masa bunga dan ketentuan-ketentuan lainnya yang lazim
klaim tersebut lebih lama. Hal ini mengakibatkan berlaku pada perjanjian kredit umumnya. Apabila
bank garansi tidak berlaku kembali apabila pihak setelah sampai pada waktu berakhirnya perjanjian
yang dijamin dapat memenuhi kewajibannya. Klaim kredit, tetapi pihak debitur tersebut belum melunasi
dapat atau telah berakhir, tanpa adanya tuntutan dari hutangnya maka oleh pihak bank diizinkan untuk
pihak penerima jaminan (bouwheer atau beneficiary). melakukan eksekusi atas jaminan lawan atau counter
Kemudian dibuat suatu pernyataan tentang tidak guaranty yang diberikan terjamin kepada bank.
berlakunya bilyet giro atau pernyataan mengenai Seperti ikutan telah diuraikan di atas bahwa bank
selesainya perhitungan atas bilyet giro ini sebelum garansi merupakan suatu perjanjian atau accessoir,
berakhirnya jangka waktu bilyet giro yang harus oleh karena itu berakhir dengan lepasnya perjanjian
ditandatangani oleh pihak yang menerima jaminan pokok. Sifat perjanjian accessoir adalah mengabdi
(bouwheer atau beneficiary) dan pihak yang dijamin dan mengikuti perjanjian pokok, bersifat menjamin
atau applicant. atau menanggung pemenuhan prestasi yang tercantum
Bagi pihak bank sebagai penerbit bank garansi dalam perjanjian pokok dalam suatu perjanjian bank
dalam melakukan pembayaran atas pengajuan klaim garansi. Dalam hal ini bank memiliki sifat untuk
yang telah dilakukan oleh pihak yang menerima menjamin pemenuhan prestasi tertentu kepada pihak
jaminan (bouwheer atau beneficiary) kepada pihak ketiga apabila debitur dengan secara nyata tidak
bank yang disebabkan pihak terjamin atau applicant melaksanakan prestasi yang telah ditentukan di dalam
telah melakukan wanprestasi, maka dapat ditempuh perjanjian.
dengan cara yang pertama bank wajib membayar
setiap pengajuan klaim atau claim yang dilakukan oleh PENUTUP
pihak penerima jaminan, sepanjang telah memenuhi Kesimpulan
syarat dan ketentuan klaim yang dinyatakan dalam Tujuan pemberian bank garansi adalah bahwa bank
bank garansi dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja. akan menjamin untuk memenuhi suatu kewajiban jika

116
Tejawati, Penyelesaian Perjanjian Bank Garansi ....

pihak yang dijamin di kemudian hari ternyata cidera pengaturan yang berkaitan dengan pemberian bank
janji atau tidak memenuhi kewajiban kepada pihak garansi, baik ketentuan yang terdapat dalam UU
lain sebagaimana telah diperjanjikan. Pengaturan Perbankan, BW, maupun dalam ketentuan lain yang
mengenai bank garansi secara umum diatur dalam mengatur tentang pemberian bank garansi. Untuk
Pasal 6 dan Pasal 7 UU Perbankan, tetapi diatur jaminan lawan juga agar tetap dipertahankan sebagai
secara khusus dalam Pasal 1820 sampai dengan Pasal perlindungan dan kepastian hukum bagi pihak bank
1850 BW. dalam mengeluarkan bank garansi.
Bentuk perjanjian bank garansi ada 3 (tiga) macam
yaitu garansi dalam bentuk warkat yang diterbitkan DAFTAR PUSTAKA
oleh bank, garansi dalam bentuk penandatanganan Buku:
kedua dan sterusnya atas surat-surat berharga seperti Chatamarrasjid, 2006, Hukum Perbankan Nasional
aval dan endosemen dengan hak regres, kemudian Indonesia, Jakarta: Kencana.
yang terakhir garansi lainnya yang terjadi karena Daeng, Naja H.R., 2005, Hukum Kredit dan Bank
perjanjian bersyarat sehingga dapat menimbulkan Garansi, Bandung: Citra Aditya Bakti.
kewajiban financial bagi bank. Keseluruhan mengenai Djumhana, Muhamad, 1993, Hukum Perbankan
bentuk-bentuk bank garansi tersebut telah diatur di Indonesia, Cetakan Pertama, Bandung: Citra
dalam Pasal 3 ayat 2 Surat Keputusan Direksi Bank Aditya Bakti.
Indonesia No. 23/88/KEP/DIR tertanggal 18 Maret Ibrahim, Johannes, 2003, Pengimpasan Pinjaman
1991. Sedangkan mengenai isi perjanjian bank garansi (Kompensasi) dan Asas Kebebasan Berkontrak
memuat mengenai syarat-syarat minimum pengajuan dalam Perjanjian Kredit Bank, Bandung: Utomo.
bank garansi. Muljono, Teguh Pudjo, 1993, Manajemen Perkreditan
Dengan adanya surat jaminan atau bank garansi bagi Bank Komersiil, Yogyakarta: BPFE.
ini, maka bank dapat memberikan suatu kepastian Subekti R., 1987, Hukum Perjanjian, cetakan
dan perlindungan hukum terhadap perjanjian pokok kesebelas, Jakarta: Intermasa.
yang dilakukan antara pihak pihak applicant atau ______, 1995, Aneka Perjanjian, cetakan kesepuluh,
pihak yang dijamin oleh bank dengan pihak penerima Bandung: Citra Aditya Bakti.
jaminan (bouwheer atau beneficiary) sehingga apabila Taswan, 2005, Akuntansi Perbankan Transaksi dalam
di kemudian hari applicant ternyata cidera janji atau Valuta Rupiah, Yogyakarta: UPP AMYKPN.
wanprestasi. Sedangkan apabila ternyata applicant Widjanarto, 1993, Hukum dan Ketentuan Perbankan
atau pihak yang dijamin melakukan wanprestasi, Indonesia, Jakarta: Pusaka Utama Grafiti.
maka bouwheer atau beneficiary akan melakukan
pengajuan klaim kepada bank. Peraturan Perundang-undangan:
Berdasarkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
No. 23/7/UKU/1991 tertanggal 19 Maret 1991 yang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
menyebutkan bahwa bagi bouwheer atau beneficiary 1992 No. 31).
dalam menetapkan jangka waktu maksimal pengajuan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang
klaim tersebut adalah 30 (tiga puluh) hari kalender Perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992
sejak berakhirnya masa berlaku suatu perjanjian bank tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik
garansi. Pencairan jaminan lawan akan dibayarkan Indonesia Tahun 1998 No. 182).
oleh pihak bank sebagai pemberi jaminan kepada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
bouwheer atau beneficiary secara tunai, akan tetapi Wetboek).
di dalam pemberian ganti rugi tersebut harus tetap
dengan memperhatikan Pasal 1400 dan Pasal 1401 Peraturan Bank Indonesia:
BW. Surat Edaran Bank Indonesia No. 23/7/UKU/1991
tertanggal 19 Maret 1991.
Rekomendasi Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 23/88/
Mengingat pentingnya fungsi bank garansi, maka KEP/DIR/1991 tentang Pemberian Garansi oleh
disarankan agar pihak bank selaku pemberi fasilitas Bank.
bank garansi agar selalu memperhatikan pengaturan-

117

Anda mungkin juga menyukai