Anda di halaman 1dari 215
-PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK DAFTAR ISI Kata Pengantar v Daftar Isi vi L_PENDAHULUAN 1 Proses Pemhangkitan La 1.2 _Jenis-jenis Pusat Listrik 1.4 Masala Utama dalam Pembangkitan Tenaga Listrik 3 L5__ Sistem Interkoneksi 5 1.6 Proses Penyediaan Tenaga Listik 6 LT Mutu Tenaga Listrik 7 Rangkuman 8 Soal-soul Lathan 2. INSTALASI LISTRIK DARI PUSAT LISTRIK 21__Invtalasi Listrik Generoe ‘22 Rel (Busbar) 12 23 Saluran Kabel antara Generator dan Rel TS 24 _Jenis-jenis Saklar 16 2S Mekanisme Pemutus Tenaga (Switchgear) 28 GTnsulas! Pemakaion Seadit a 2.7 Baterai Aki u 2.8 ‘Transformator 2 29 _Pembumian Bagian-bagian Insialasi 33 210 Sistem Fksitasi 3a 2.1 Sistem Pengukuran 35 212 Sistem Proteksi 1 2.13 Motor-motor Listrik 4. 214 Proeksi Motor Listrik 2 1 jaluran Keluar AS 2.16 Gangguan 46 2.17 Pengaturan Tegangan a7 218 Pengaturan Frekuensi 30 2.19 Perlindungan Terhadap Petir 52 2.20 Proteksi Rel (Busbar) 52 2.21 Instalasi Penerangan/Vital 34 2.22“ Instalasi Telckomunikast S4 2.23 Arus Hubung Singkut Ey 2.24 Pengawatan Sekunder 38 2.25 Pemelihursan Instalasi Lisi Sambungan Listrik 62 Perkembangan Isolasi_ Kabel 63 Kurva Kapabilitas Generator a Generator Asinkron ui (2.30__Generator Dijadikan Motor Start pada Turbin Gas aa} 2. Rekaman Kerja PMT 72 2.32__Pentanahan dam Tabanan Pentanohan 0 2.33 _Instalasi Kontrol 0 Rangkuman 84 ‘Soal-soal Daritham 0000 (._MASALAH OPERAS! PADS PUSAT-PUSAT LISTRIK 86 3ul__ Pusat Liswik Tenaga Air (PLTA) 6 3.2___ Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) 100 3.3 Pusat Listik Tenaga Gas (PLTG) 13 3.4 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Usp (PLTGU) 116 3.5 Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) ne 3.6 Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 121 3.7 Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) 129 38 Unit Pembangkit Khusus 130 3.9 Pembangkit Listrik Non Konvensional 12 210 Bahan Balko 1a RL Turbin Cross Flow 143 3.12 Perlindungan Katodik: (Carhodie Prowetion) 144 33 Pemadam Kehakaray a 3.14 Heberapa Spesifikasi Bahan Bakar 147 Rangkuman 149 Soal-soal Latihan 149 PEMBANGKITAN DALAM SISTEM INTERKONEKS 5 4.1 Sistem Interkoneksi dan Sistem yang Terisolir 151 4.2 —Perkiraan Behan 132 4.3 Koordinasi Pemelihargan 4.4 Fuktor-faktor dalam Pembangkitan 160 45 Nemes Energi 16! 4.6 Kurva Lama Behan 16 47 nm Pembangkit 4.8 Kurvs Input-Output 165, 4.9 Cadangan Berputar dan Pelepasan Beban 167 410 Keselamatan Kerja dan Kesehatan Keria 168 4.11 Prosedor Pembebasan Tegangan dan Pemindahan Beban 169 4.12 Konfigurasi Jaringan 173 4.13 Pusat Pengatur Beban 14 4.14 Otomatisasi 7 il 415 416 417 alg Pembangkitan Eneng Listrik Bisnis Tenaga Listrik Analisis Beban Sistem Jawa-Bali ‘Optimasi_Hidro-Termis Kendala-kendala Operasi Rangkuman Soal-soal Latihan SOA PTT ZeERERECEE Analisis Kebutuhan Energi Survei dan Studi Kelayakan Perencangan Teknik Biaya Pembangkitan Analisis Biaya Pembangkitan Cogeneration Pemanfastan Energi Primer untuk Listrik di Indonesia Perkembangan Regional Rangkuman Soal-soal Latihan . /EMBANGKITAN FEREREERERE Manajemen Operasi Manajemen Pemeliharaan Suku Cadang Laporan Pemeliharaan, Penghapusan Aktiva Tetap Pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) Pengujian Instalasi Baru atau Alat Bana Riset dan Pengembangan Rangkuman Soal-soal Latian Lampiran 1 Rekaman Tegangan dan Arus Saat Gangguan Lampiran 2___Rekaman Frekvensi Saat Ganggwan Lampiran 3 Angka-angka Konversi Lampiran 4 Daftar Simbol Daftar Pustaka Indeks 178 EE2 aS EREEEBEBE E ERE 210 BREEERE BEEREREEBEEEEEE PENDAHULUAN © Tujuan ‘Tujuan bab ini adalah menggambarkan secara singkat proses pembangkitan energi listrik, jenisjenis pusat listik, permasalahan dalam pembangkitan energi listrik, proses penyediaan energi listrik, instalasi yang menyalurkan energi listrik, dan muty energy sti > 1.1 Proses Pembangkitan Pembangkitan tenaga listrik sebagian besar dilakukan dengan cara memutar generator sinkron sehingga didapat tenaga listrik dengan tegangan holak-balik tiga fasa, Energi mekanik yang diperlukan untuk: memutar generator sinkron didapat dari mesin penggerak generator atau biasa disebut penggerak mula (prime mover). Mesin penggerak generator yang banyak digunakan dalam praktik. yaitu: mesin diesel, turbin uap, turbin air. dan furbin gas, Mesin-mesin penggerak generator ini mendapat energi dari: ‘+ Proses pembakaran bahan bakar (mesin-mesin termal). + Air terjun (turbin air), Jadi, sesungguinya mesin penggerak generator melakukan koaversi energi primer menjadi energi mekanik Penggerak generator, Proses konversi energi primer menjadi energi mekanik menimbulkan “produk” sampingan berupa limbah dan kebisingan yang perlu dikendalikan agar tidak menimbulkan masalah lingkungan, Dari segi ckonomi teknik, komponen blaya penyediaan tenaga listrik: yang terbesar adalah biaya pembangkitan, kkhusosnya biaya bahan bakar. Och sehab itu, berhapai teknik untuk menekan biaya bahan bakar ferus berkembang, baik dari segi unit pembangkit seeara individu maupun dari segi operasi sistem tenaga listrik seeara terpadu, Pusat listrik adalah tempat di mana proses pembangkitan tenaga listrik dilakukan, Mengingat proses pembangkitan tenaga listrik merupakan proses konversi energi primer {bahan bakar atau potensi tenaga. ait) menjadi energi mekanik penggerak generator, yang selanjutnya energi mekanik ini divbah menjadi enengi listrik ‘lef generator, maka dalam pusat listrik umumnya terdapat: 2 BB remtanshoan ener tstak : Instalasi Energi Primer, yaitu instalasi bahan bakar atau instalasi tenaga air. b. Instalasi Mesin Penggerak Generator, yaitu instalasi yang berfungsi sebagai pengubah energi primer menjadi enengi mekanik penggerak generator. Mesin penggerak generator ini dapat berupa kete! wap ‘beserta turbin usp, mesin diesel, turbin gas, atau turbin ain ©. Instalasi Pendingin, yaitu instalasi yang berfungsi mendinginkan instalasi mesin penggerak yang menggunakan bahan bakar. dd. Instalasi Listrik, yaitu instalasi yang secara garis besar terdiri dari: + Instalasi Tegangan Tinggi, yaitu insu generator, + Instalasi Tegangan Rendah, yaitu insialasi alat-alat bantu dan instalasi penerangan, + Instalasi Arus Searah, yaitu instalasi yang terdiri dari baterai aki beserta pengisinya dan jaringan arus searah yang terutama digunakan untuk proteksi, Kontrol, dan telekomunikas i yang menyalurkan energi listrik yang dibangkitkan & 1.2 Jenis-jenis Pusat Listrik Bendasarkan ursian dalam Subbab 1.1, di dalam praktik terdapat jenis-jenis pusat listrik sebagai berikut: a, Pusat Listrik Tenaga Air (PLA) Pusat listrik ini menggunakan tenaga ait schagai sumber energi primer. b. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Pusat listrik ini menggunakan bahan bakar minyak atau bahan bakar gas sebagai sumber energi primer. © Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTUY Pusat fistik ini mengeunakan bahan bakar bate bara, minyak, atau gas sebagai sumber energi primer, Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) Pusat listrik ini menggunakan bahan bakar gas atau minyak sebagai sumber energi primer. ©. Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Pusat listik ini merupakan kombinasi PLTG dengan PLTU. Gas buang dari PLTG dimanfuatkan untuk menghasilkan uap dalam ketel uap penghasil uap untuk penggerak turbin wap, {Pusat Listrik Tenaga Panas Buri (PLTP) Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) merupakan PLTU yang tidak mempunyai ketel usp karena wap penggerak turbin uapnya didapat dari dalam bumi, B. Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan PLTU yang menggunakan ui bakar yang menjadi sumber energi primernya. Uranium menjalani proses fission ( nuklir yang menghasilkan energi panas yang digunakan untuk menghasitkan wap dalam ketel wap. Uap inj selanjuinya digunakan untuk menggerakkan turbin uap penggerak generator, > 1.3 Instalasi Listrik dari Pusat Listrik Boleh dikatakan bahwa semua pusat listrik yang disebut dalam Subbab 1.2 membangkitkan arus bolak-balik tiga fasa dengan menggunakan generator sinkron, ‘Gambar 1.1 menggambarkan diagram satu garis instalasi tenaga listrik sebuah pusat listrik yang sederhana, Unit Pembangki Rel Ct parce 1 QR nisin — Garibar LI. Diagram sat garis insialasé tenaga tistrik sebuah puso listrik xederhana, PRTC = Pemutus Tenaga (Cirvat Breaker: PMSIDS. = Sakelar Pemisah (Dicwsnectine Switch) Tegangan generator yang tinggi yang dapat dibangkitkan adalat 23 kV. Pada saat ini, dalam tingkat riset sedang dikembangkan generator yang dapat membangkitkan tegangan sampai 150 kV. Pusat listrik yang sudab dioperasikan secara komersial saat ini seperti yang digambarkan oleh Gambar 1.1, yyaitu tegangan dari generator dinaikkan dabulu dengan menggunakan transformator, baru kemudian dihubungkan ke rel melalui pemutus tenaga (PMT). Pemutus tenaga adalah sakelar tegangan tinggi yang mampu memutus anus gangguan. Anus gangguan besamya dapat mencapai beberapa ribu kali hesarya arus operasi normal Dj depan dan di belakang setiap pemutus tenaga harus ada pemisah (PMS), yaitu sakelar yang hanya boleh dioperasikan (dituup dan dibuka) dalam keadaan tidak ada arus yang melaluinya, tetapi posisi pisau sakelar harus jelas erlihat. Hal ini diperlukan berkaitan dengan masalah keselamatan kerja pada sail instalasi tegangan tinggi akan dibebaskan dari tegangan karena akan disentuh orang misalnya untuk pekerjaan pemeliharaan atau perbaikan, Semus generator sebagai penghasil energi dihubungkan dengan rel (hwsinor), Begity pula semust saluran keluar dari pusat listrik dihubungkan dengan rel pusat listik. Saluran keluar dari rel pusat listrik ada yang berfungsi mengirim tenaga listrik dalam jumlah besar ke lokasi Iain dan ada yang berfungsi untuk menyediakan tenaga listrik di lokasi sekitar pusat listrik tersebut berada, bubkan selalu ada saluran (feeder atau penyulang) yang berfungsi menyediakan tenaga listrik bagi keperluan. pusat listrik itu sendiri. Pusat listrik memerlukan tenaga listrik untuk lampu pencrangan dan untuk menjalankan motor-motor listrik, seperti: motor listrik penggerak pompa air pendingin, motor listrik penggerak penyejuk udara, motor listik pengangkat, dan lain-lain. Dalam pusat listik juga ada instalasi listrik arus searah. Arus searsh diperlukan untuk menggerakkan mekanisme pemutus tenaga (PMT) dan untuk lampu penerangan darurat, Sebagai sumber arus searah digunakan baterai aki yang diisi oleh penyearah @ 1.4 Masalah Utama dalam Pembangkitan Tenaga Listrik Sebagaimana diuraikan dalam Subbab 1.1, proses pembangkitan tenaga listrik pada prinsipaya merupakan konversi energi primer menjadi energi mekanik penggerak generator yang selanjuinya energi mekanik ini dikonversi oleh generator menjadi tenaga listrik. Proses yang demikian ini menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut: a Penyediaan Energi Primer Energi primer untuk pusat listrik termal adalah bahan bakar. Penyediaan bahan bakar meliputi: pengadaan, transportasi, dan penyimpanannya, terutama yang memerlukan perhatian terhadap risike kebakaran. [Energi primer untuk PLTA adalah air. Pengadaannya dari sungai dan hujan, sedangkan penyimpan- Pembangkitan Energi Listrik annya di waduk. Untuk PLTA, konservasi hutan pada daerah aliran sungai (DAS) sangat penting agar hutan berfungsi sebagai penyimpan air schingga tidak timbul banjir di musim hujan dan tidak terjadi kekcringan di musim kemarau, Penyediaan Air Pendingin ‘Masalah penyediaan air pendingin timbul pads pusat listrik termal seperti PLTU dan PLTD. PLTG tidak memerlukan air pendingin yang banyak. PLTU dan PLTD dengan daya terpasang di atas 25 MW banyak yang dibangun di daerah pantai karena membutuhkan air pendingin dalam jumlah besar sehingga pusat listrik ini dapat menggunakan air laut sebagai air pendingin. Untuk unit-unit PLTD yang kecil, di bawah 3 MW, pendinginannya dapat menggunakan udara dengan. menggunaksn radiator, Masalah Limbah PLTU batu bars menghasilkan limbah berupa abu batu bara dan asap yang mengandung gas SO,, CO,, dan NO. Semua PLTU mempunyai limbah bahan kimia dari air ketel (blow down). PLTD dan PLTG mempunyai limbah berupa minyak pelumas. PLTA tidak menghasilkan limbah, malah limbah dari masyarakat yang masuk ke sungai penggerak PLTA sering menimbulkan gangguan pada PLA. Masalah Kebisingan Pusat listrik termal menimbulkan suara keras yang merupakan kebisingan bagi masyarakat yang tinggal di dekatnya. Tingkat kebisingan harus dijaga agar tidak melampaui standar yang berlaku. Operasi Operasi pusat listrik sebagian besar 24 jam schari. Selain itu biaya penyediaan tenaga fistrik: sebagian besar (260%) untuk operasi pusat listrik, Khususnya untuk membeli bahan bakar. Oleh karena itu, perlu dilakukan operasi pusat listrik yang seefisien mungkin. Jika pusat listrik beraperasi dalam sistem interkoneksi, (yaitu pusat listrik. yang beroperasi paralel dengan pusal-pusat listrik lain melalui saluran transmisi, maka pusat listrik ini harus mengikuti pola operasi sistem interkoneksi. Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan ciperlukan untuk : + Mempertahankan efisiensi. + Mempertuhankan keandatan. + Mempertahankan umur ckonomis Ragian-bagian peralatan yang memerivkan pemeliharaan terutama adalah: + Bagian-bagian yang bergeser, seperti: bantalan, cinein pengisap (piston ring), dan engsel-engsel. + Bagian-bagian yang mempertemukan zal-zat dengan suhu yang berbeda, seperti: penukar panas (heat exchanger) dan Ketel wap + Komtak-kontak listrik dalam sakelar serta klem-Klem penyambung lisirik, Gangguan dan Kerusakan Gangguan adalah peristiwa yang menyebabkan Pernutus Tenaga (PMT) membulka (/rip) di luar kehendak operator sehingga terjadi pemurusan pasokan tenaga listrik. Gangguan sesungguhnya adalah peristiwa hhubung singkat yang penyebabnya kehanyakan petir dan tanaman. Gangguan dapat jugs disebabkan karens keruxakan lat, sebaliknya gangguan (misalnya yang disebabkan petir) yang terjadi berkali-kali akhimya dapat mengakibatkan alat (misalnya transformator) menjadi rusk. Pengembangan Pembangkitan Pada umumnya, pusat listrik yang berdiri sendiri maupun yang ada dalam sistem interkoneksi memerlukan pengembangan. Hal ini disebabkan karena beban yang dinadapi terus bertambah, sedang- kan di lain pihak unit pembangkit yang ada menjadi semakin tua dan perlu dikeluarkan dari operasi, Jika gedung.pusat listrik yang ada masih memungkinkan untuk penambahan unit pembangkit, maka pengembangan pembangkitan dapat dilakukan dengan menambah unit pembangkit dalam gedung pusat listrik yang telah ada tersetmt. Tetapi jika tidak ada lagi kemungkinan memperluas gedung pusat listrik yang ada, maka harus dibangun pusat listrik yang baru, Pengembangan pembangkitan khususnya dalam sistem interkoneksi, selain harus memperhatikan masalah gangguan dan kerusakan (butir g), juga harus memperhatikan masatah saluran transmisi dalam sistem. i, Petkembangan Teknologi Pembangkitan, Perkembangan teknolog pembangkitan umumnya mengarah pada perbaikan efisiensi dan penemusn tcknik konversi energi yang haru dan penemuan bahan bakar bart, Perkembangan ini meliputi segi perangkat keras (hardware) seperti komputerisasi dan juga meliputi segi perangkat Iunak (sofware) seperti pengembangan model-madel matematika untuk optimasi. @ 1.5 Sistem interkoneksi Pusat listrik yang besar. di atas 100 MW, umumnya beroperasi dalam sistem interkoneksi. Pads sistem imerkoneksi terdapat banyak pusat listrik dan banyak pusat beban (yang disebut garda induk, disingkat GI) yang. dihubungkan satu sama lain olch saluran transmisi. Di setiap GI terdapat beban berupa jaringan distribusi yang, melayani para konsumen tenaga listrik. Jaringan distribusi heseria konsumen ini merupakan suaty subsistem distribusi. Subsistem dari setiap Gl umumnya tidak mempunyai hubungan listrik satu sama lain (lihat Gambar 1.2). Gambar 1.2 memperlihatkan sebagian dari sistem interkoneksi yang terdiri dari sebuah pusat listrik, dua. buah GI beserta subsistem distribusinya. Karena operasi pusat-pusat listeik dalam sistem interkoncksi saling ‘mempengaruhi satu sama lain, maka perlu ada koordinasi operast. Koordinasi operasi ini dilakukan oleh pusat engatur beban. Koordinasi terutama meliputi: a, Koordinasi pemeliharaan, b, Pembagian beban yang ekonomis, c. Pengaturan frekuensi. d. Pengaturan wegangan, e. Prosedur mengatasi gangguan. Saluran Teunsis 150 RY Ke Pusat Listrik lain 10 mew wmbar 1.2. Sebaxian dari sive interkoneksi, yaitu: sebwah pusas lstrik, dint dah GI beserra subsisiem disrribusiaya. 6 Pembangitan Ener Lis ‘@® 1.6 Proses Penyediaan Tenaga Listrik Setelah tenaga listrik dibangkitkan dalam pusat listrik, maka tenaga listrik ini disalurkan (ditransrnisikan) Jalu didistribusikan kepada para konsumen tenaga listrik, Proses penyediaan tenaga listrik bagi para konsumen ini secara singkat digambarkan oleh Gambar 1.3. Gambar 1.3 sesungguhnya merupakan salah satu bagian dari sisiem interkonekst yang digambarkan oleh Gambar 1.2, ‘Trafo Trafo cit a @ Jaringan Distsibasi Prasat Lint Gard fodok Gambar 13A. — Proses penyediaan tenaga listrik (pembangkitan dan penyaturan) ‘Trafo Step Kip «= Transformator Penaik Tegangan: Trafo Stop Dewm = Transformater Penuran Tegangan: Trafo PS = Tranaformator uneuk Pemakaian Scndiri; Rel TT = Relifhshor Tegangan Tinggi Rel TM = RelBashur Tepangan Mencngah ‘Sckring TM. ‘Trafo Distribusi Salar TR Rel TR Sehsing TR Jaringam Teogangan Reniish (JTR) Gambar L3B. — Proses penyediaun tenaga fistrik bagi para Konsumen (distribusi, ial chroniony praw m autorskim Pendihuluan BAB1 (G7 Dalam pusat listrik, energi primer dikonversikan menjadi cnergi listrik. Kemudian énergi listrik ini dinaikkan tegangannya untuk disalurkan melalui saluran transmisi, Tegangan transmisi yang digunakan PLN: 70 kV, 130 kV, 275 kV, dan 500 kV. PT. Caltex Pacific Indonesia yang beroperasi di daerah Riau menggunakan tegangan transmisi 110 kV dan 230 kV. Sedangkan PT. Inalum di Sumatera Utara menggunakan tegangan transmisi 220 AY, Saluran transmisi dapat berupa saluran udara atau saluran kabel tanah PLN menggunakan frekucnsi SO Hz. Sedangkan PT. Caltex menggunakan frekucnsi 60 Hy. Di gardu induk (GU, tegangan diturunkan menjadi tegangan distribusi primer. Tegangan distribusi primer yang digunakan PLN adalah 20 kV. Sedangkan PT. Caltex Pacific Indonesia menggunakan tegangan distribusi primer 13.8 kV. Dari Gl, energi didistibusikan melalui penyulang-penyulang disiribusi yang berupa saluran udara ataw saluran kabel tanah, Pada penyulang-penyulang distribusi ini terdapat gardu-gardu distribusi. Fungsi gandu distribusi adalah menurunkan tegangap distribusi primer menjadi tezangan rendah 380/220 Volk yang didistribusikan melalui jaringan tegungan rendah (ITR). Konsumen tenaga lisirik disambung dari JTR dengan menggunakan sambungan rumah (SR). Dari SR, tenaga listrik masuk ke alat pembatas dan pengukur (APP) terlebih. dahulu sebelum memasuki insialasi rumah milik konsumen, APP berfungsi membatasi daya dan mengukur pemakaian energi listrik oleh konsumen, > 1.7 Mutu Tenaga Listrik Dengan makin pentingnya peranan tenaga listrik dalam kehidupan schari-hari, khususnya bagi keperluan industri, maka mutu tenaga listrik juga menjadi tuntutan yang makin besar dari pihak pemakai tenage listrik. Mutu tenaga listrik ini metiputi: Kontinuitas penyediaan; apakah tersedia 24 jam sehari sepanjang tahun. Nilai tegangan; apakah selalu ada dalam batas-batas yang diijinkan, spakah selalu ada dalam batas-batas yang diijinkan. Kedip tegangan; apakah besarnya dan lamanya masih dapat diterima ofeh pemaksi tenaga listrik. Gambar 14, Pawer Nenwork Analyter tine TOPAS 1000 buatan LEM (etgia). 8 JB remtanwhitan tne tistik e. Kandungan harmoniss: apakah jumlahnya masih dalam batas-batas yang dapat diterima oleh pemakai tenaga listrik. Unsur-unsur a sampai dengan e tersebut di atas dapat direkam sehingga masalahnya dapat dibahas secara kuantitatif antara pihak penyedia dan pemakai tenaga listrik Gambar 1,4 menunjukkan power network anafyzer tipe TOPAS 1000 buatan LEM. Alat ini antara lain mampu melakukan perekaman: a, Amis dan tegangan dalam keadaan normal maupun transien. b. Hunnonisa yang terkandung dalam tegangan. c. Kedip tegangan, variasi tegangan, dan kemiringan tegangan. d. Frekvensi, Dalam bab ini telah diperkenalkan secara singkat tentang jenis-jenis pusat listrik, instalasi listrik dari pusat listrik, masalah-masalah utama dalam pembangkitan energi listrik. proses penyedisan listrik serta mutunya, (HH ein Jelaskan proses konversi energi menjadi enengi listrik pada pusat listrikt 2, Scbutkan beberapa produk sampingan yang tidak diinginkan yang timbul dalam proses Konversi yang disebut-sebutkan pada Soal 1! ‘Apa fungsi dari pusat liste Sebutkan jenis-jenis pusat listrik! ‘Apakah tipe generator yang umum dipakai dalam pusat listrik’? Sebutkan masalah utama dalam pembangkitan energi listik! Apakah syarat-syarat suatu mut energi listrike? Jelaskan dengan gambar bagaimana proses penyediaan energi listrik berlangeung dari pusat listrik sampai ke konsument 9, Mengapa PLTU yang besar umumnya dibangun di pantai? Jawabun: Karena perlu air pendingin dalam jumlah besar dan dermaga untuk transportasi bahan bakar fewat laut. INSTALASI LISTRIK DARI PUSAT LISTRIK Bab 2 menguroikan iestalasi list dart pusat lista yang secara listrik tert dar Instalasi yang berhubungan dengan stator generator termasule instalasi pemakaian seni Instalast yang berubungan dengan sistem elsitasi genevator Instalasi yang menyalurkan ene! lstrik yang dibangkitkan oleh pusat lst Alatalat_utama yang berkaitan dengan pembangkitan energi istnk: generator, pengatur tegangan otomatis, governor, dan sakelarsakelar tegangan tinggi > 2.1 Instalasi Listrik Generator Generator yang umumnya digunakan dalam pusat listrik adalah generator sinkron tiga fas, Ujung-vjung kumparan stator dari generator sinkron dihubungkan pada jepitan generator sehingga ada enam i ditunjukkan oleh Gambar 2.1. Jepitan-jepitan ini umumnya diberi kode RS T dan UV W. J merupakan ujung-ujung kumparan pertama, jepitan § dan V dari kumpuran ke-2, sedangkan dari Kumparan ke- 3 adalah T dan W. Karena umumnya generator sinkron dihubungkan dalam hubungan Y, maka ketiga jepitan U VW dibubungkan jadi satu sebagai titik netral, seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2.1 Tegangan generator maksimum saat ini adalah 23 kV. Tegangan generator yang lebih tinggi masih datam taraf uji cobs, Generator generator dengan daya di atas 10 MVA umumnya mempunyai transformator penaik tegangan yang merupakan satu kesatuan dengan generatomya seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.18. Transformator pensik tegangan umumnya mempunyai hubungan A-Y. Energi listrik yang dibangkitkan generator setelah tegangannya dinaikkan oleh transformator penaik tegangan disalurkan melalui pemutus tenaga (PMT) ke rel (busbar) sepeni terlihat pada Gambar 2.1B, Penyaluran daya dari generator sampai ke transformator pensik tegangan dilakukan menggunakan kabel yang diletakkan pada saluran tanah dan saluran di atas tanahy (cable duct). Setelah keluae dari sisi tegangan tinggi transformator tersebut, energi disalurkan metalui konduktor tampa isolasi ke PMT dan dari PMT ke rel yang juga melalui konduktor tanpa isolasi, seperti terlihat pada Gambar 2.3, dan B di maia rel (busbar) umumnya berupa konduktor tinpa isola. Saluran tenaga listrik dari generar sampai dengan rel harus rapi dan bersib agar tidak menimbulkan gangguan. Gangguan di bagian menimbulkan arus hubung singkat yang relatif besar dan mempunyai risiko terganggunya pasokan tcnaga listrik dari pusal listrik ke sistem, bahkan apabila generator yang digunakan dalam sistem berukuran besar, maka ada kemungkinan seluruh sistem menjadi verganggu. LOM Pembanitan Ener isra Gambar 214. Ujung-jang kucyraran stator generator sinkron, Gambar 2.18, Hubungare kanparon generaior dan lamparan transformator pent tegangan G = Generator, TSU = Transformatoe Seep Up (Benaik Tepsogan: PMS = Soklar Femina (Dixcomerting SwitchDB); PMT = Pemmtas Tenaga (Cireir RmatoriB} ‘Tangki Air Pendingin Statoe | Belton Baut janghar Sambongan eksibel inti aslo Gambar 2.24. Generator sebuah PETL bucitan Siemens dengan dar kupah Invalas Liskin Pusat Csirke BABS AB Bagian lain dari instalasi Yistrik generator adalah instalas} arus (medan) penguat (yang akan dijelaskan lebih rinci pada Subbab 2.10 mengenai sistem eksitasi). Arus penguat ini didapat dari generator arus searah yang ‘umumaya terpasang saw poros dengan generator utama, Hubungan listrik antara generator utamia dengan gen- erator arus penguat dilakukan melalui cincin geser dan pengatur tegangan atomatis. Pengatur tegangan otomatis ini berfungsi mengatur besamya arus medan magnet agar besarnya tegangan generator utama konstan. Pada generator yang besar, di aias 100 MVA, seringkali digunakan generator penguat secara bertingkal. Ada generator penguat pilot (pilor eiciter) dan generator penguat utama (iain excite). Generator penguat utama cenderung berkembang menjadi generator arus bolak-balik yang dibubyngkan ke generator sinkron melalui penyearah yang berputar di poros generator sehingea tidak diperlukan cincin geser. Gambar-gambar 2.24, 2.2B, dan 2.2C bertunit-turut menunjukkan potongan memanjang sebuah generator sinkron berkutub dua (fut generaror), stor berkutub dua, dan rotor berkutub banyak. PLTU dan PLTG, karena ‘memertukan putaran tinggi, umummya menggunakan generator berkutub dua. Sedangkan PLTA, karena memerlukan putaran rendal, menggunakan generator berkutub hanyak Gambar 2.28, Rater deri sebusth turbo generator berkusab dag busrtan Alstom Gambar 22C. Roior generator PLTA Kota Panjang Gambar 2.2D. Stator dari generator sinkron (Riau) berkurub banyak dengan dava ST MW, (diambil dari Kalender PLN tahun 2001), 1a petetuantoes ust ‘Titik nevral generator kebanyakan tidak ditanahkan. Apabila ditanahkan umumnya melalui impedansi untuk membatasi besarnya arus gangguan hubung tanah agar cukup untuk menggerakkan relai proteksi. 2.2 Rel (Bushar) Semua generator dalam pusat listrik menyalurkan energinya ke rel pusat listik. Demikian pula semua. saluran yang mengambil mavpun yang mengirim energi dihubungkan ke rel ini. Berbagai susunan rel digambarkan oleh Gambar 2.3, yaitu: a. Rel Tunggal (Gambar 2.4A). Ini adalah susunan rel yang paling scderhana dan paling murah, Keandalan serta flcksibilitas operasinya sangat terbatas. Apabila ada kerusakan di rel, maka selurub pusatlistrik hares. dipadamkan untuk dapat melakukan perbaikan, Oleh sebab itu, rel tunggal sebaiknya hanya digunakan pada pusat listrik yang tidak begitu penting peranannya dalam sistem, Untuk menaikkan keandalan rel tunggal. PMS seksi dapat dipasang yang membagi rel dalam 2 kelompok, yaitw kelompok kiri dan kelompok kanan dari rel. Unit pembangkit dan beban sebagian dihubungkan ke kelompok kiri dan sebagian lagi dihubungkan ke kelompok kanan dari rel. Apabila aula kerusakan pada rel yang perbaikannya memerlukan pemadaman, maka seksi rel yang memerlukan perbaikan bisa dipadamkan dengan membuka PMS seksi ini sehingga seksi rel yang sebelahnya tetap bisa dioperasikanddinyalakan. b, Rel Ganda dengan Satu PMT (Gambar 2.3B), Rel ganda yang diperliharkan pada Cambar 2.38 adalah tel ganda dengan satu PMT, selanjutnya, hubungan ke rel | atau rel 2 dilakukan melalui PMS. Rel ganda pada umumnya dilengkapi dengan PMT beserta PMS-nya yang berfungsi untuk menghubungkan rel 1 dan rel 2 seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.3B. PMT ini disebut sebagai PMT Kopel. Dengan rel ganda, sebagian instalasi dapat dihubungkan ke rel I dan sebagian lagi ke rel 2, Kedua rel tersebut (re! | dan rel 2) dapat dihubungkan parale! atau terpisah dengan cara menutup atau membuka PMT Kopel. Dengan cara ini fleksibilitas operasi akan bertambah terutama sewaktu menghadapi gangguan yang terjadi dalam sistem, Gambar 2.3A, Pusat listrik dengan sebuah ret runggal yang menggumakan PMS seksi. ‘Tr: Transformator: PMS Seksi ; Saklar Pemisah Seksi; PS : Pemakaian Sendiri; G ; Genermor Instalasi Listrik dari Pusat Listrik BAB 2 ‘Tafls Pemakaisa Sensir Gambar 2.38, Pusat listrik dengan rel ganda yong menggunakon PMT tunggal Scbagian dari unit pembangkit atau beban dapat dikubungkan ke rel 1 dan lainnya ke rel 2, Apabila salah satu unit pembangkit atau salah sate beban akan pindah rel, maka terlebih dahulw PMT- nya harus dibuka, kemudian disusul deagan pembukaan PMS rel yang akan ditinggalkan, baru pemasukan PMS rel yang dituju; wrviannya tidak boleh dibalik, Apabila terbalik, maka akan ter} hubungan paralel antara rel 1 dan rel 2 yang belum tentu sama tegangannya dan hal demikian adalah berbahaya. Setclah sclesai melakukan pemindahan posisi PMS, barulah PMT dimasukkan, Untuk unit pembangkit, pemasukan PMT harus melalui proses sinkronisasi. Dari uraian di atas tampak bahwa proses pemindahan beban dari rel satu ke rel lainnya memerlukan Pemadaman, yaitu saat PMT dibuka, Pemindahan beban atau unit pembangkit dari salah satu rel ke rel Jainnya dalam prakiek dapat terjadi, misalnya karena ada kerusakan yang memerlukan pernadamas rel saat perbaikan, Rel Ganda dengan Dua PMT (Gambar 2.3C), Rel ganda dengan dua PMT ini sama seperti rel ganda dengan satu PMT hanya saja di sini semua unsur dapat dihubungkan ke rel 1 atau rel 2 atau dua-duanya melalui PMT sehingga fleksibilitas manuver menjadi lebih baik (lihat Gambar 2.3C di bawah ini). Pemindahan beban dari rel | ke rel 2 dapat dilakukan tanpa pemhadanian, tidak seperti pada rel ganda dengan satu PMT, seperti diuraikan Saluran Keluar ‘Transformator Pemakalan Senin Gambar 2.3C. Pusat listrik dengan rel ganda dengan dao PMT (PMT ganda), Pembangkitan Enemy Litik pada butir bi atas, Hal ini dapat terjadi karena dengan adanya 2 buah PMT (masing-masing satu PMT untuk setiap rel) pemindahan beban dilakukan dengan menutup terlebih dahulu PMT rel yang dituju, kemudian membuks PMT ret yang ditinggalkan, Sebelum melakukan manaver ini, harus diyakini terlebih dabulu bahwa rel | dan rel 2 tegangannya sama, baik besanya maupun fasanya. Oleh karena ita, PMT harus masuk. Rel dengan PMT 14 (Gambar 2.3D). Pada dasarnya rel dengan PMT 14 adalah rel ganda dengan 3 buah PMT di antara dua ret tersebut, Jika rel-rel ini diberi identifikasi sebagai rel A dan rel B, maka PMT yang dekai dengan rel A diberi idemtitikasi sebagai PMT Al, PMT A2, dan seterusnya, Sedangkan yang dekat rel B diberi identifikasi sebagai PMT B1, PMT B2, dan seterusnya. PMT yang di tengah disebut PMT diameter dan diberi identifikasi sebagai PMT ABI, PMT AB2, dan seterusnya. ‘Bagian-bagian dari instalasi dihubungkan pada titik-titik yang letaknya antara PMT A dengan PMT AB dan pada titik-ttik yang letaknya antara PMT B dengan PMT AB seperti terlihat pada Gambar 2.30. Dibandingkan dengan rel-rel pada butit-butie A, B, dan C tersebut di atas, rel dengan PMT 1 4 ini mempunyai keandalan paling tinggi. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut: + Apabila Rel A mengalami gangguan, Dengan membuka semua PMT bernomor A beserta PMS-nya, daya telap bisa disalurkan secara penuh. + Apabila Rel B mengalami gangguan ‘Dengan membuka semua PMT bemomor B beseria PMS-nya, daya tetap bisa disalurkan secara penuh. + Apabila Rel A dan Rel B mengalami gangevan, Dengan membuka semua PMT bemomor A dan PMT bemomor B beserta PMS-nya, daya tetwp bbisa disulurkan walaupun dengan fleksibilitas pembehanan yang berkurang. Gombar 23D. Puro lstrik dengan ret ganda yong menggunatan PAT 14 Material chr mists dan Patisrk BABS bts Pembebasan tegangan sebuah (bagian) instalasi yang terhubung ke rel dengan PMT | + mengharuskan pembukaan dua buah PMT beserta PMS-nya, yaitu PMT rel dan PMT diameternya, Misalnya untuk unit pembangkit No, | yang terhubung ke rel B melalui PMT BI, maka untuk pembebasan tegangannya, yang harus dibuka adalah PMT BI dan PMT ABI beserta PMS-PMS-nya. Pada pusat-pusat lisirik kecil (sampai dengan daya 250 MW) yang menggunakan tegangan rel di bawah 70 KY, umumnya digunakan rel dalam bangunan gedung tertutup atau dalam lemari yang disebut kubikel, Pada pusal-pusat listrik besar (di atas SO MW), rel umumnya dipasang, di ruangun rerbuka, Apabila pusat listrik teepaksa dibuat di dalam kota di masa tana mahal, maka untuk menghemat pemakaian tanah, dapat digunakan rel dalam tabung gas SF, sehingga jarak kondukior-konduiktor rel dapat diperkeeil untuk menghemat pemakaian tanah. Karena semua generator dan saluran yang ada dalam pusat listrik dihubungkan ke ret, maka gangguan di rel akan Iuas akibainya. Oleh sebab itu, konstruksi rel harus mendapat perhatian khusus agar kecil kemungkinannya mengalami gangguan. & 2.3 Saluran Kabel antara Generator dan Rel Hubungan antara generator dengan rel umumnya dilakukan dengan menggunakan kabel yang diletakkan pada saluran khusus dalam tanah dan apabila berada di atas tanah diletakkan pada mak penyangga kabel yang melindungi kabel secara mekanis, Kabel ini, sebelum menuju ke rel, terlebih dulu met: transformator penaik tegangan seperti umumnya terjadi pada generator yang dihubungkan dengan rel yang mempunyai tegangan di alas 6 KV, Perlindungan mekanis tersebur di atas dimaksudkan untuk mencegah kerusakan kabel yang dapat menimbulkan gangguan. Gangguan pada kabel antara generator dengan rel dapat merusak gencrator. Kerusakan generator sangat tidak dikehendaki karena kerusakan generator memerlukan biaya perbaikan yang mahal dan. juga wakiw Perbaikannya lama sehingga dapat menimbulkan pemadaman pasokan daya listrik Gambar 2.4 menggambarkan bagaimana hubungan generator ke rel dilakukan, yaitu dengan menggunakan Kabel. Pada bagian ini umumnya terdapat transformator arus dan transformator tegangan untuk Keperluan pengukuran dan proteksi, Sesudah melalui transformator arus dan tratsformator tegangan, kabel dihubungkan ke saklar tenaga (PMT) dan saklar pemisah (PMS) sebelum dihubungkan ke rel, Ujung Sofsran PMS PMs Koabct par. Permutaan Tanals Gambar 24, tHubungan antara generator dan eet, TaTransfoamaor Arne; TT Tramcformatoe Tepangan PMS: Salar Pemicah/Diacanmecting Switch (DS): PMT Permutas Tenagn/Cirnis Breaker Vreven enon tr Kabel yang digunakan sebaiknya kabel | fasa schingga didapat 3 buah kabel untuk 3 fasa. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pemasangan, terutama dengan adanya transformator anus dan transformator tegangan serta untuk memudahkan perbsikan apabila terjadi kerusakan pada kabel tersebut. k netral dari generator umumnya dihubungkan sehingga terbentuk hubungan bintang. Untuk generator keeil dengan kapasitas di bawah 5 MVA, umumnya titik netval generator tidak ditanahkan. Untuk generator yang lebih dari 5 MVA, seringkali diinginkan mentanahkan titik netral generator melalui tahanan, kumparan, atau transformator kecil (transformstor distribusi). Hal ini dilakukan untuk keperluan proteksi, seperti disebatkan dalam Subbab 2,1, Untuk melaksanakan pentanahan ini, digunakan kabel serupa dengan kabel yang menghubungkan generator dengan rel. Dalam praktek Khususnya pada generator besar (di atas 10 MVA), seringkali dilakukan pencabangan untuk memberi daya ke wransformator pemakaian sendiri (ihat Gambar 2.14€), Sesungguhnya melakukan pencabangan pada saluran antara. generator dan rel harus dihindari, namun kalau memang diperlukan pelaksanainnya adalah dengan membuat rel kecil dalam ruang khusus. Pencabangan akan menambah risiko tegjadinys gangguan, oleh karenanya. hal ini sedapat mungkin harus dihindari. Gangeuan hontak-kontak busr Histik: Faved elecmde eleareda trap Moving cfectrade —+ elektroda bergerak: Mesal shield —» pelindung dart logam: Aeon» shick! > potindung logam bergelowang sega baru bisa dibuat untuk tegangan operasi 38 KV. Dibandingkan dengan PMT Gas SF,, PMT vakum inempunyai dimensi yang lebih kecil dan pemeliharaan yang sedikit di antara semua macam PMT, Pada celah di antara kedua kontak timbul arus bentuk Joop (lingkaran). Kemudian dibangkitkan suatu medan magnetik radial (busur listrik berputar tegak furus arah kontak). Bersamaan dengan arus yang mengalit melalui busur listrik. timbul suatu gaya (relasi) Lorentz yang menarik busur listrik ke luar kontak. Gaya tersebut membuat busur listrik berputar pada ring kontak dan tertarik keluar sampai akhimya putus/padam. Untuk lebih jelasnya, lihat Gambar 2,10E, 1 Untuk mengatasi arus hubung singkat terbesar yang sering ditemukan dalam peaktek, maka digunakan metode lain, Pada celah di antara kedua Kontak, timbul arus bentuk coi! (kumparan). Ini membangkitkan medan magnetik aksial (busur listrik tersebar) yang menjaga husur listrik tetap tersebar akan dalam arus yang sangat besar. Busur listrik didistribusikan merata sepanjang permukaan kontak sehingga tidak ada tekanan lokal, Jadi, tekniknya kebalikan dari yang menggunakan medan magnesik radial. Di sini busur lisiik yang berbentuk cof tersebut tersebar merata dan memanjang saat pembukaan kontak kemudian ditarik ke arah pusat Kontak sampai akhimya padam. Untuk lebih jelasnya, lat Gambar 2,108.2. f. Pemutus Tenage Medan Magnet (Gambar 2.11). Pemutus tenaga (PMT) medan magnet dalam bahasa Inggris disebut magnetic circwit breaker, Prinsip kerjanya seperti PMT udara, hanya di sini terdapat magnet yang berfungsi menghasilkan medan magnet yang akan menarik husur listrik yang timbul sewaktu pembuksan PMT sehingga bucur listrik menjadi lebih panjang dan akhirnya putus, Ma kim Instalasi istic dari Pusat Lisi BAB 2 23 Koniak pera Bsr lst yee ‘mengera/mengecit ‘Cincia bese list usar liste terebar [Lempengan Kenta: sedan sgh ead Ans mela koatak dan magnet aksiat Gamber 2.10E.1. Kontak PMT vekum dengon medan —— Gambar 2,208.2. Kontak PMT vakum dengan medan magnerik: radial. agnetik aksial Pemotang: Basur Jy ye ~~ Aah Gera Keotak ‘Kontak Diam Medan Magnet Ger Gamber 2.1. PMT medan mognet. g- Pemmutus Tenaga Udara Tekan (Gambar 2.124, B, C, dan D). Pemutus tenaga (PMT) udara tekan dalam bahasa Inggris disebutair blast circuit breaker, Prinsip kerja PMT ini serupa dengan prinsip kerja PMT gas SF,, hanya saja pada PMT udara tekan yang menjadi media pernutus busur listrik adalah udara tekan. Karena kemampuan isolasi udara lebift rendah daripada kemampuan isolasi gas SF,, maka pada PMT udara tekan dibutuhkan tekanan udara yang lebih besar dibandingkan dengan ickanan gas SF, pada PMT gas SF,. Untuk mendapatkan tekanan udara yang dikehendaki pada PMT udara tekan diperlukan kompresot, Hal ini tidak menguntungkan disebabkan karena harga PMT-nya menjadi lebik mahal. PMT 500 KY buatan BBC yang dilengkapi resistor terlihat pada Gambar 2,12 A, sedangkan yang tanpa resistor terlitat pada Gambar 2.128. Keduanya menggunakan kapasitor. Resistor maupun kapasitor berfungsi sebagai peredam busur listrik, Hubungan listrik antara kontak-kontak utama PMT dengan resistor dan kapasitor digambarkan oleh Gambar 2.12 E. PMT ini mempunyai pemutus (tereuptor) ganda K, dan K,. Pada waktu pembukaan PMT: Resistor R, dan R; masuk bersamaan terlebih dahulu, 6 mili detik kemudian koniak K, dan disusul kontak K, membuka. Kontak K, membuka 2 milidetik lebih dahulu daripada kontak B,. Pada saat ini kapasitor C, dan kapasitor C, menampung energi listrik yang dihasilkan busur listrik, sebingga busur listrik bisa dipadamkan (kapasitor K, dan kapasitoc K, juga berfungsi sebagai pembagi tegangan (voltage divider) agar tegangan amtara kontak K, dan kontak K, sama). Kontak Ky membuka kira-kira 15-17 mili detik lebih dahulu daripada kontak K,. Resistor R, dibuka 17 mili detik setelah kontak K1 membuka atau |5 mili detik setelah kontak K, membuka, Dua mili detik kemudian resistor R, dibuka. Resistor R, dan R, berfungsi memperkecil busur listrik yang terjadi dan besarnya (nilai whanannya) tergantung kepada impedansi saluran teansmisi yang dibuka oleh PMT bersangkutan. Pada proses penutupan PMT, kedua resistor Ry dan R, masuk bersamaan kemudian 15 mili detik kontak K, masuk masuk di susul kontak K, 2 mili detik kemudian. 17 mili detil jah kontak Ky masuk atau 1S mili detik setelah kontak K, masuk, resistor R, dibuka dan 2 mili detik kemudian esisior R, dibuka, 24 Porson tert Gambar 2.124. Air blast cimuit breaker with closing resistor chamber {PMT wdaru tetan yang mengeunatan resistor) 500 kV buatan BBC di PLN sektor TET S00 kV ‘Gandul, Gambar 2.128, Air blast ctreuit breaker without closing resistor chamber (PMT udtara vekan yang viduk ‘menggumakan resistor) 5300 kV ali GI Ungaran. Gambar 212, Koastruksi mane pemadtaman ganda PMT welira tekan, Keteramgan Gambar 2.120 dan 2.12.0 1. Tanght perediqan usara dari plat bus (air tant sect mace of see); 2. Isolator berongga sri isolator seat wtaa porselen (Aailow Insicaror which made of porceluinteasir insuagor): 3 Ruaag pemadanun basor Hstrik ganda (double ane extinguition chamber} 4. Mekanisme pemguerak poourstik (pneu sperating mechani); §, Batang pensyerak dari baja tepevuring wad which made of ee!) 6. Katop preumatik \ancumarie ratte): 7, Kontak ttap dari tembaga (fixed comuct which max of eoppee): 8. Kontak herperak dar tembaga (moving comact which made of copper}, 9. Terminal dant wembaga atau perak (terminal which mae of capper arsivert; 10. Pegas penekan lari camporan baja (spring which made of sireft 11, Pelepas adam kelaar (exhaust valve), 12. Tanduk bur Herik dart tembaga (arcieg hom which made af coppertc 13. Unit uhanas (esior unity: 14. Penwtap ruang pemutusan berupa isolator stn persclen: (insulator! porcelsiny, 13 Instalas Liswik dai Pusat Liswik BAB 2 [25 Gambar 2.120, PMT udara hembus dengan rung pemadaman ganda secara keselurwhan th. Proses Terjadinya Busur Listrik Dalam Sakelar Gambar 2.12F menggambarkan. kondisi kontak dari sebuah sakelar dalam keadaan tertutup (a), mulai membuka (b) dan sudah terbuka lebar (c). Pada sakelar umumnya terdapat kontak jalan (KJ) dan kontak tetap (KT). Pada kcadaan (a), kontak kontak tertutup, tidak ada beda potensial antara KJ dan KT, Kemudian kontak KJ digerakkan ke kirt schingga ada cela antara KI dan KT, terjadi beda potensial antara KJ dan KT. Beda potensial yang semuls sama dengan nol sewaktu KJ dan KT tertutup, naik menujy nilai tegangan operasi dari sakelar, melalui perioda transien, Jika jarak antara KJ dan KT semakin besar, maka kuat medan listrik antara KJ dan KT semakin turun, karena kuat medan listrik: g-¥ Kontak Kenta: Jalan Tetap ww) kT) a R R AMO TON « Ki ia ° foo} wo} —bo Cc) c, I Bust a Gas Paras. Gambar 2.128, — Hubungan resistor dn kapasitor dengan kontok-konrok wiame PMT wdara wekan 500 kV Gambar 2.12F, roses terjadinya busur tistrik paca buatan BBC kontak-kontak sakelar. V = beda potensial tegangan antara KJ dan KT d = jarak antara KJ dan KT Pada nilai tertentu dari d, nilai ¢ menjadi cukup kecil sehingga busor listrik padam, Tetapi bersamaan dengan membesarnya jarak d, nilai V bisa naik, yaitu dalam periode transien. Kenaikan nilai V selama perioda tansien ini tergantung pada nilai induktansi, kapasitansi dan resitansi dari sickuit yang dibuka oleh sakelar bersangkutan. Nilai tegangan transien ini bisa menyebabkan busur listrik tidak padam. ‘Untuk menaikkan kemampvan sakelar dalam memotus listrik busur maka, kecuali pada sakelar vakum (hampa), digunakan media isolasi yang ditiupkan atau disemprotkan pada busur listrik yang terjadi, Media isolasi ini selain berfungsi sebagai bahan isolasi juga berfungsi sebagai bahan pendingin, mengingat listrik yang terjadi melepaskan banyak energi berbentuk panas. Panas ini menurunkan derajat isolasi bahan isolasi yang terletak di antara kontak-kontak sakelar. Energi panas ini timbul karena proses ionisasi bahan isolasi. Sewaktu kontak-kontak sakelar berpisah terjadi beda potensial V antara kontak-kontak dan beda potensial inilah yang ‘menimbulkan ionisasi, yaitu terurainya atom bahan isolasi menjadi ion yang bermuatan positif dan elektron yang bermuatan negatif. lon-ion yang bermuatan positif’ menuju kontak sakelar yang bermuatan negatif, sedangkan elektron-elektron yang bermuatan negatif menuju ke kontak sakelar yang bermuatan positif, ‘Aliran ion-ion yang bermuntan positif dan clektron-clcktron yang bermuatan negatif terscbut di alas menghasil- kan busur listrik yang terdiri dari inti busur, plasma dan gas panas seperti digambarkan oleh Gambar 2.12.F. Apabila yang diputus oleh sakelar adalah arus bolak-balik maka arah aliran ion dan elektron tersebut di atas akan bolak-balik dan terdapat saat di mana aliran ion ini bernilai nol, Nilai nol ini (sebelum. busur listrik putus) tidak pernah terjadi pada pemutusan arus searah. Inilah sebabnya proses pervutusan busur listrik arus searah adalah lebih sulit daripada proses pemutusan busur listrik arus bolak-balik. Keadaan sebuah Pemutus Tenaga (PMT) dari saluran Transmisi yang memutus arus gangguan, digambarkan pada Gambar 2.12F dan 2.126. “ C= kapasitansi saluran transmisi ¢; = tegangan yang timbul di antara kontak-kontak PMT = 4 me Karena nilai induktansi dalam sirkuit generator dan juga pada saluran transmisi umumnya lebih besar daripada nilai resistansi (tahanan) maka arus gangguan N,tertinggal 90° dari tegangan generator e,. Gangguan terjadi saat ¢ = 1, (lihat Gambar 2,12H) schingga timbul arus gangguan i, Selanjutnya pada Gambar 2,12G tegangan kapasitor C, + ¢ di mana ¢, = digambarkan bahwa PMT memutus arus gangguan i, pada saat 1 = 1}, yaitu saat nilai i, = 0 dan nilai e, = maksimum, Hal ini diikuti nilai tegangan kapasitor ¢, yang naik dan berosilasi karena kapasitor C tidak bisa membuang muatannya yang sebelum dipurus oleh PMT bisa dialirkan ke arah induktansi L. Cepat tidaknya osilasi tegangan kapasitor , ini teredam tergantung besarnya nilai resistansi dalam sirkuit kapasitor C; makin besar nilai resistansi ini makin cepat peredaman ini terjadi. Gambar 2.12 H. ‘Tegangan pemolihan transien (tran Gambar 2.126, Skema sata fsa dari saluran transmisi ‘lent recovery woltage) Instalasi Lirik dai Pusat Lisik BAB [§Q7 Tegangan ¢, + ¢. = ¢,merupakan tegangan yang dialami kontak-kontak PMT dan disebut transient recovery voltage. Kecepatan pemulihan ini tergantung derajat isolasi media isolasi yang ada di antara kontak-kontak PMT terhadap naiknya tegangan pemulihan transien (transient recovery voltage); apahila cukup cepat maka PMT akan berhasil memutus busur listrik. Tetapi apabila lebih lambat, derajat isolasi media isolasi belum bisa menghambat transient recovery voltage sehingea PMT akan gagal memutus busur listrik yang terjadi, hal ini berbahaya Karena gas-gas panas yang terjadi akan bertambah banyak dan meaumpuk sehingga bisa menimbulkan peledakan. Proses pemulihan derajat isolasi dan transient recovery voltage sebagai fungsi waktw digambarkan pada Gambar 2.12 1. Kurva | menggambarkan keadaan di mana PMT berhasil menmutus busur listrik, sedangkan kurva 2 menggambarkan keadaan yang gagal. Makin panjang saluran transmisi yang mengalami gangguan makin besar nilai C saluran ini, Sedangkan makin banyak generator dalam sistem yang bekerja paralel makin besar nilai arus gangguan i, Komponen e, dri +e, cenderung untuk berosilasi dengan frekuensi alami (natural) dari saluran transmisi yang diputus yaitu fe yaitu sama dengan frekuensi resonansi dari sirkuit/saluran (ransmisi yang diputus tersebut. Energi lik antara kapasitansi dan induktansi yang dikandungnya, dengan frekuensi resonansi tersebut di atas, Energi ini akhimya akan habis diserap oleh resistansi sirkuit yang diputus tersebut, Proses pemutusan busurlistrik oleh PMT, menimbulkan keausan pada kontak-konlak PMT. Oleh karenanya, rekaman arus dan regangan PMT sewaktu memutus arus gangguan perlu diamuti dan ss. Berdasar hasil is ini kemudian ditentukan apakah kontak-kontak PMT perlu diperiksa dan dipelihara atau tidak. Dari ‘analisis ini juga bisa diperkirakan adanya kelainan yang lain atau tidak, misalnya apakah relai, batere, pengawatan sekunder seria mekanisme penggerak PMT berfungsi sebagaimana mestinya atau tidak, Uraian mengenai rekaman kerja PMT secara lebih rinci akan dijelaskan pada Subbsb 2.31. PMT yang mengalami keausan pada kontak- komtaknya akan mengalami penurunan kemampuan memutus arus hubung singkat, oleh karenanya perlu dipelihara ‘tau dilakukan penggantian kontak-kontaknya yang aus tersebut. Spesifikasi teknis dari PMT terutama harus mencantumkan kemampvannya untuk memotus arus ganggwan, Kemampusn ini harus sedikit lebih besar (margin kira-kira 20%) terhadap anes gangguan terbesar yang mungkin terjadi apabila gangguan terjadi tepat di depan atau ii belakang PMT bersangkutan. Margin 20% tersebut di atas adalah untuk memperhitungkan kemunduran kemampuan PMT dengan terjadinya keausan kontak-kontak PMT sebsgaimana yang diuraikan di atas. Untuk PMT dengan udara tekan perlu diperhatikan juga spesifikasi teknik dari instalasi udaea tekan yang ditawarkan pabrik, karena hal ini menyangkut masalah keselamatan kerja. Gambar 2.12J, menggambarkan sebagian dari instalasi tersebut. Dery isolasi PIT (KV 1 1 (bethasily 2 tgagal) 0 —— + waken) Gambar 2.12 Pemulihan derajat isolasi PMT (kurv 1 dan kurva 2) seria transient recovery voliage: «, BER rembangtitan tne tis Gambar 2.12}. Penampung udara (air receiver) reang pemutus {interrupter}, dan katup penghembus (blast valve) dari Air blast circuit breaker: 2.5 Mekanisme Pemutus Tenaga (Switchgear) Penutupan dan pembukaan PMT memerlukan gerakan mekanis yang cepat dan tegas, tidak boleh lambat dan ragu-ragu. Hal ini disebabkan apsbila gerakan ini lambat dan ragu-ragu, maka proses pemutusan busue listrik akan mengalami kegagalan. Untuk mendapatkan gerakan yang cepat dan tegas, maka diperlukan suatu mekanisme (switchgear) penggerak berdasarkan energi pegas atau energi udara tekan (pnewmaric) atau energi tekanan minyak (hydraulic). Gambar 2.13 menggambarkan mekanisme penggerak PMT berdasarkan energi pegas. Gambar 2.13 menggambarkan PMT dalam keadaan tertutup, sedangkan Gambar 2.13B menggambarkan PMT dalam keadaan terbuka. Gambar 2.13C menggambarkan mekanisme PMT dilihat dari sisi lain (samping) untuk menggambarkan proses pengisian penegangan pegas melalui roda gigi yang ikatannya dengan poros hanya untuk gerakan satu arah seperti halnya roda rantai sepeda. Pada waktu mengisi penegangan pegas, roda satu arah ini, yaitu roda No. 2 pada Gambar 2,13C diputar ke arah yang tidak memutar poros tetapi mengisi menegangkan pegas. Sctelah pegas terisi (tertarik) penuh, maka pegas siap menutup PMT. Dengan membuka ganjal peges yang pertama, yaitu dengan cara menarik ganjal ini dengan kumparan peautup (closing coil), maka pegas akan lepas sampai terhenti gerakannya oleh ganjal kedua. Gerakan pegas dari ganjal pertama ke ganjal kedua telah memutar roda No. 1 sejauh 180 yang memutar batang penggerak kontak-kontak PMT sehingga menutup, lalu PMT masuk. Jika ganjal yang kedua ditarik oleh kumparan pembuka (trip coil), maka roda No. | akan berputar 180 lagi dan batang penggerak kontak-kontak PMT akan bergerak membuka kontak-kontak PMT lalu PMT crip. Setelah PMT trip, pegas menjadi tidak tegang lagi karena sudah tidak menyimpan energi. Dalam keadaan demikian rangkaian listrik PMT akan menggerakkan secara otomatis motor arus scarah pengisi mencgangkan pegas dengan jalan ‘memutar roda ke arah yang tidak memutar poros (arah penegangan pegas). ‘Motor pengisi pegas harus motor arus searah yang digerakkan oleh baterai aki. Hal ini diperlukan karena dalam keadaan gangguan seringkali pasokan tegangan bolak-balik dalam gedung di mana PMT berada hilang sehingga motor pengisi pegas tetap dapat berfungsi dengan pasokan energi yang dipasok oleh baterai ikdari Pusat Listik BAB2 fi lasts! Lis Kopdukaor Diam Engh ~ Ganja Rods Penagerak Kumaran unin mmemasukkan PMT Penahan Gana Peat G3") dk Ra eset ‘— Rada Penggerak Kumparan Tip Pandangan Deoan Gambar 2.134. Mekanisme penggerak PMT yang Gambar 2.138. Mekanisme penggerak PMT yang meggunakan pegas dalam keadaan PMT verturup iliac menggunakan pegas dalam keadaan PMT ierbuka dilihat dari sisi depan. dari sisi depan, Roda Gigi dengan “ an 12 2 Pegas Tak Engel Rods Peousi Peas dengan igi Boban eat Roda Penggerak ee NN ‘Pandangan Samping Gambar 2.13C. Mekanisme penggerak PMT yang menggunakan pegas dilihat dari sisi samping. Demikian pula. halnya dengan srip coil. Dengan pertimbangan yang sama dan dengan alasan untuk motor pengisi pegas PMT, trip coif dan juga cfosing coil menggunakan tegangan searsh yang dipasok oleh baterai. Dari uraian di afas tampak bahwa baterai yang andal sangat penting bagi keberhasilan kerja PMT, Oleh karena itu, baterai perlu dipelihara dengan baik dan kondisinya perlu dipantau secara terus menerus. Kegagalan PMT bekerja dapat terjadi karena tegangan baterai terlalu rendah sehingga trip coil PMT tidak berhasil men- trip PMT yang menyebabkan arus gangguan (hubung singkat) yang terjadi tidak dapat dihentikan dan selanjutnya dapat merusak (membakar) instal ik yang dilaluinya. SOY rembanetitan tren tise Dalam praktek, PMT di-trip melalui rrip coi? oleh relai (alat proteksi) atau oleh operator (manual), sedangkan pemasukan PMT melalui clasing coil kebanyakan dilakukan secara manual oleh operator. @ _ 26 Instalasi Pemakaian Sendiri ‘Setiap pusat listrik memerlukan energi listrik untuk pemakaian (di dalam pusat listrik) sendii, yaita untuk: Lampu penerangan. Penyejuk udara, €. Menjalankan alat-alat bantu unit pembangkit, seperti: pompa air pendingin, pompa minyak pelumas, pompa transfer bahan bakar minyak, mesin pengangkat, dan lain-lain 4. Alat-alat dan mesin perbengkelan yang merupakan unsur pendukung pemeliharaan dan perbaikan strik, fe. Pengisian baterai aki yang merupakan sumber arus searah bagi pusat listrik, ‘Gambar 2.14 menggambarkan instalasi pemakaian senditi dari pusat listrik. Gambar 2.14a menggambarkan instalasi pemakaian seadiri dari pusat listrik yang kapasitas unit pembangkitnya relatif kecil, misalnya di bawah 5 MW, Sedangkan Gambar 2.14b adalah pusat listrik dengan kapasitas unit pembangkit antara 3 MW sampai 15 MW dan Gambar 2.14¢ adalah pusat listrik dengan unit pembangkit yang mempunyai kapasitas di atas 15 MW, Batas-batas inj bukan batas yang pasti, melainkan hanyalah perkiraan. Pada unit pembangkit besar yang ditunjukkan oleh Gambar 2.14c, setiap unit pembangkit mempunyai transformator pemakiian sendiri (Tr PS) yang dipasok langsung oleh generator (G). Tetapi pada saat start, generator (G) belum berputar sehingga belum menghasilkan tegangan. Sedangkan pada saat itu sudah diperlukan daya untuk menjalankan alat-alat bantu, maka daya terlebih dahulu diambit dari transformator pemakaian sendiri bersuma. Setelah generator (G) berputar dan menghasilkan tegangan, PMT B ditutup, Kemudian disusul dengan pembukaan PMT A sehingga pasokan daya alat-alat bantu berpindah ke generator (G). Pada saat PMT B ditutup dan sebelum PMT A dibuka, terjadi penutupan rangkaian ring. Perlu diperhatikan bahwa transformator- Gambar 2.14. —instalasi pemakaian sendiri dart pusat listrit. G = Generator, Tr PS = Transformator untuk Pemaksian Seadiri; Tr Blok » Transfcemator Blok: Tr Unit « Transformaioe Unit Inala nik Pa tk BAB. iba wansformator yang ada dalam ring ini tidak menimbulkan pergeseran fasa tegangan sehingga tidak tt angguan ‘Besamnya energi yang diperlukan untuk pemakaian sendiri berkisar antara 1-10% dari produksi energi yang ibasilkan pusat listrik. Hal ini sangat tergantung kepada jenis pusat listriknya, di mana yang paling kecil ‘umumnya PLTA dan yang paling besar umumnya PLTU yang menggunakan bahan bakar batu bara Apabila terjadi gangguan besar dan semua unit pembangkit crip, maka tidak tersedia tegangan untuk ‘menjalankan alat-alat bantu dalam rangka start kembali. Dalam kesdaan demikian diperfukan pengiriman tegangan sdari luar pusat listrik atau dalam pusat listrik, di mana seharusnya ada unit pembangkit yang dapat start sendiri (black start) tanpa ada tegangan dari luar. Umumnya yang bisa melakukan black start kebanyakan adalah weit pembangkit listrik tenaga air (PLTA) atau unit pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). @& 27 Baterai aki Pusat listrik selalu memerlukan sumber arus searah, terutama untuk: a, Menjalankan motor pengisi (penegang) pegas PMT seperti diuraikan dalam Subbab 2.5. 'b. Men-rip PMT apabila terjadi gangguan. ¢, Melayani alat-alat telekomunikasi. d Memasok instalasi penerangan darurat. Baterai aki merupskan sumber arus searah yang digunakan dalam pusat liswrik, Baterai aki harus selalu diisi melalui penyearah (rectifier) seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.15. Kutubs negatif dari bateral sebaiknya ditanahkan. ‘untuk memudahkan deteksi gangguan hubung tanah pada instalasi arus searahnya. Ada 2 macam baterai aki yang dapat digunakan di pusat listrik, yaitu baterai asam dengan kutub timah hhitam dan baterai basa yang menggunakan nike! cadmium sebagai ki Baterai asam. timah hitam menggunakan PbO, sebagai kutub po: ‘Sedangkan sebagai elektrolit digunakan laruian asam sulfat H,SO,. Baterai basa nikel cadmium menggunakan nikel oksiHidrat (NiOH) sebagai kutub positif dan cadmium (Cd) scbagai kutub negatif. Sedangkan sebagai clcktrolit digunakan larutan potas kostik (KOH). Untuk daerah panas. dengan sub di atas 25°C, baterai asam timah hitam lebih cocak daripada baterai basa nikel cadmium. Pemeliharaan baterai aki terutama meliputi: a) Pemantauan tegangan 'b) Berat jenis elektro ©) Kebersihan ruangan qd) Ventilasi ruangan, if dan sebagai kutub negatif adalah Pb. Ranghai penyearat Pasokan arus bolak-batik Qs Biers Aki Gambar 215 Instalasi baterai aki beserta pengisinya. SER rembanatitan ener tisric @& 28 Transformato Dalam pusat listrik yang besar (di atas 100 MW) biasanya terdapat banyak transformator seperti ditunjukkan oleh Gambar ‘Macam-macam transformator ini adalah: a. Transformator Penaik Tegangan Generator, Karena teknologi membuat kumparan generator sinkron 3 fasa sampai saat ini paling tinggi baru sebelum dihubungkan ke rel tersebut. Transformator penaik tegangan generator umumnya dianggap merupakan satu kesatuan dengan generator terutama dari segi proteksi. b. Transformator Unit Pembangkit. Setiap Unit Pembangkit yang besar (di atas 10 MW) umumnya mempunyai transformator unit pembangkit, yaitu transformator yang mengambil daya langsung dari generator untuk memasok alat- alat bantu unit pembangkit yang bersangkutan, seperti: motor pompa pendingin, motor pomipa minyak pelumas, dan lain-lain, ¢. Transformator Pemskaian Sendiri ‘Transformator pemakaian sendiri mendapat pasokan daya dari rel pusat listrik kemudian memasok, daya ke rel pemakaian sendiri, Rel pemakaian sendiri digunakan untuk memasok instalasi penerangan, baterai aki, mesin-mesin bengkel, mesin pengangkat, dan alat-alat bantu unit pembangkit pada periode start sebagaimana diuraikan dalam Subbab 2.6. 4. Transformator antar-rel. Jika di dalam pusat listrik ada beberapa rel dengan tegangan operasi yang berbeda-beda, maka ada. transformator antar-rel. Adanya rel-rel dengan tegangan yang berbeda dapat disebabkan karena perkembangan sistem tenaga listrik dan juga dapat terjadi karena diperlukan rel tegangan menengah (antara 6 kV sampai 40 kV) untuk keperluan distribusi di daerah sekitar pusat liswik selain rel tegangan tinggi (di atas 60 kV) untuk saluran transmiisi jarak jaub. Gambar 2.16, Macam-macam transformator. Instalsi Listrik dari Pusat Lisrik BAB (0/33 Transformator dengan tegangan i ates 60 kV, titik netrainya kebanyakan ditanahkan secara langsung dengan maksud untuk menghemat biaya isolasi. Untuk wansformator dengan tegangan di bawah 60 KY, titik netralnya kebanyakan ditanahkan melalui impedansi berupa tahanan atau kumparan dengan tujuan menghasilkan ‘arus gangguan hubung tanah yang cukup besar agar relai hubung tanah bekerja. Transformator yang dipaksi dalam pusat listrik besar umumnya mempunyai daya besar (di atas 1 MVA) dengan tegangan tinggi mulai 70 kW keatas. Transformator-transformator yang besar ini pertu diamati kualitas minyaknya dan juga isolasi dari bushingny Minyak transformator berfungsi sebagai media pendingin dan juga sebagai media isolasi. Minyak transformator terbuat dari bahan organik, ikatan atom C dengan etom H. Dalam transformator minyak, transformator mengalami subu relatif tinggi (di atas 50°C) dan juga mengalami busur listrik apabila ada on [oad tap changer (pengubah sadapan berbeban). Di samping itu dalam transformator terdapat oksigen (Q,) dari udara dan juga air (H,O) dari kelembaban udara. Hal ini semua menyebabkan ada sebagian minyak transformator yang terurai dan membentuk H,O, asam karbonat dan karbon (C), Pembentukan zat-zat ini menyebabkan turunnya kwalitas isolasinya bahkan pembentukan asam karbonat ini bisa menimbulkan korosi terhadap bagian-bagian yang terbuat dari logam seperti inti transformator dan tangki. Bagian bushing transformator yang berdekatan dengan bagian atas tangki transformator, yang terdiri dari porselen dan lapisan kertas yang diseling dengan logam. Bagian-bagian ini perlu dipantau nilai isolasinya, sebab apabila nilai isolasinya terlalu rendah bisa terjadi hubung singkat fasa ke tangki yang bisa menyebabkan transformator meledak. Nilai isolasi minyak dan juga nilai isolasi bagian dari bushing dengan tangki tersebut di ates sekarang bisa dipantay secara on Tine, Kendisi transformator juga bisa dianalisis atas dasar analisis getaran akustik yang dipancarkan bagian- bagian transformator. Cara ini bisa dilakukan secara on line. Secara off line kondisi transformator bisa dicek melalui pengukuran arus yang dihasilkannya apabila disuntikkan suatw tegangan 10 Volt yang frekuensinya divbah-ubah (beberapa kilo Hertz) @ 2.9 Pembumian Bagian-bagian Instalasi Pembumian sesungguhnya sama dengan pentanahan, hanya untuk bagian-bagian instalasi tertentu yang ditanahkan digunakan istilah pembumian untuk menekankan perlunya bagian-bagian instalasi tersebut mempunyai potensial yang sama dengan bumi melalui pembumian demi keselamatan manusia. Bagian-bagian dari instalasi pusat listrik yang harus dibumikan adalah bagian-bagian yang terbuat dari Jogam (penghantar) dan berdekatan (hanya dipisahkan oleh isolasi listrik) dengan bagian instalasi yang bertegangan, seperti: gencrator, saklar-saklar, kabel, rel, dan kumparan transformator. Bagian-bagian yang perlu dibumikan, misalnya: badan (body) generator, badan transformator, kerangka besi penyangga kabel, kerangka besi penyangga rel, dan panel. Pemburnian bagian-bagian instalasi tersebut di atas dilakukan dengan cara menghubungkan bagian-bagian inj dengan titik-titik pembumian dalam pusat listrik bersangkutan. Titik-titik pembumian ini dapat berupa batang besi, pelat embaga, atau anyaman tembaga yang ditanam dalam tanah seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.5B.a (batang pembumian), Gambar 2.58.6 (anyaman pembumian), dan Gambar 2.5B:c (pelat pembumian), Dengan melakukan pembumian bagian-bagian instalasi tersebut di atas, maka potensial bagian-bagian instalasi inj akan selalu sama dengan potensial bumi sehingga apabila disentuh manusia tidak berbahaya. @ 2.10 Sistem Eksitasi Gambar 2.17 menggambarkan rangkaian listrik eksitasi dari generator besar (di atas 50 MVA) dengan menggunakan 2 tingkat generator arus penguat (exciter). Generator penguat yang pertama adalah generator arus searah berpenguatan shunt yang kemudian menghasilkan arus penguat bagi generator penguat yang kedua. Generator penguat (eksitasi) generator sinkron merupakan generator utama yang diambil dayanya. SAY Pembarpkitan Emerg sri fond i ce Generator Penguat Perma ‘Generator Penguat Kedua Generator Utama Gambar 2.17, Pengamuran tegangan generator wtama dengan mengatur potensiomeder Pengaturan tegangan dari generator utama dilakukan dengan mengatur besarnya arus eksitasi (arus penguat) dengan cara mengatur potensiometer seperti yang ditunjukkan Gambar 2.17. Potensiometcr ini mengatur arus penguat untuk generator penguat kedua yang mengbasilkan arus penguat untuk generator utama. Dengan cara ini arus penguat yang distur tidak terlalu besar nilainya (dibandingkan dengan arus generator penguat kedua) sehingga kerugian daya dalam potensiometer tidak terlalu besar nilainya. PMT arus penguat gencrafor utama harus dilengkapi tahanan yang mcnampung cnergi modan magnet generator utama apabila dilakukan pemutusan arus penguat generator utama, Hal ini perlu mengingat besarnya energi yang terkandung dalam medan magnet generator utama yang apabila tidak dibuang ke dalam tahanan tersebut di atas, maka akan menyulitkan proses pemutusan arus penguat generator utama ini. Saat ini banyak digunakan generator arus bolak-balik yang dilengkapi penyearah untuk menghasilkan arus searah bagi penguatan generator utama sehingga penyaluran arus searah bagi penguatan generator utama oleh generator penguat kedua tidak memerlukan cincin geser karena penyearah ikut berputar bersama poros generator, Cincin geser hanya digunakan untuk menyalurkan arus dari generator penguat pertama ke medan penguat generator penguat kedua. Nilai arus ini biasanya kecil sehingga penggunaan cincin geser tidak menimbulkan masalah, Pengaturan besamya arus pengual generator utama dilakukan oleh pengatur tegangan otomatis untuk menjaga: agar nilai tegangan jepit generator konstan, Pengatur tegangan otomatis ini mula-mula berdasarkan prinsip mekanis, tetapi sekarang sudah menjadi elektronik, Perkembangan sistem eksitasi generator cenderung ke sistem eksitasi tanpa sikat, karena adanya sikat ‘menimbulkan kesulitan, misalnya timbul loncatan api pada putaran tinggi dan daya tinggi pada generator arus searah yang menghasilkan arus penguat. Untuk menghilangkan sikat digunakan diods berpatar, Sistem pasokan arus penguat yang diuraikan di atas biasanya digunakan untuk pembangkitan yang besar (di atas LOO MVVA}. Generator penguat pertama disebut pilot exciter (penguat pilot) dan generator penguat kedua disebut main exciter (pengual utama). Seperti terlihat pada Gambar 2.178, main exciter adalah generator anus bolak-balik dengan kutub yang ada pada statomya, Rotomya menghasilkan arus bolak-balik yang kemudian disearahkan oleh dioda-dioda yang berputar pada poros main excifer ini (yang satu poros dengan generator utama). Arus searah yang dihasilkan oleh diods-dioda yang berputar ini menjadi arus penguat generator utama tersebut. Pilot exciter pada Gambar 2.17B berupa generator arus bolak-balik dengan rotor berupa kutub magnet permanen yang berputar dan mengimbas tegangan bolak-balik pada lilitan statornya. Tegangan bolak-balik ini kemudian disearahkan oleh penyearah yang terdiri dari dioda-dioda, menghasilkan arus searah yang kemudian dialirkan ke kutub-kutub magnet yang ada pada stator main erciter. Besarnya arus searah yang menuju ke kutub- kcutub main exeiter ini diatur oleh pengatur tegangan otomatis (automatic voltage regulator/AVR); karena besarnya arus ini mempengaruhi besarnya arus yang dihasilkan main cxciter maka besamya arus main exciter juga akan mempengaruhi besarnya tegangan yang dihasilkan oleh Generator Utama. Pada sistem eksitasi tanpa sikat seperti tersebut di atas, permasalahan timbul apabila terjadi gangguan hubung singkat atau gangguan hubung tanah di rotor yakni (bagaimana mendeteksinya). Demikian juga apabila ada sckering lebur deri dioda berputar yang putus, hal ini harus bisa dideteksi. Kejadian-kejadian ini terjadi pada rotor yang herputar sehingga bisa menimbulkan distorsi medan magnet pada generator utama yang selanjutnya menimbulkan vibrasi (getaran) berlebihan pada unit pembangkit. fa Keluar AC 1 alee Day be AVR —_——_— MG Pores + 8 g Gambar 2.17.8, Sistem eksitasi bertingkat tanpa sikat. PE « Pilot Eacier: ME = Main Exciter; MO = Main Generator: AVR = Automatic Vallage Regulator, V = Tegangan Geserator: DS = Dioda Sots: DBE» Dieda Besputar, AC = Aras Rolak-balk; DC = mis Sear PNET Medan Penguat Gambar 2.17.0. PMT medan penguat beserta tahanan R penampung energi medan magnet dari generator 4 LE Pendeteksian kejadian pada rotor yang herputar seperti tersebut di atas memerlukan teknik khusus, tergolong ‘teknik baru, antara lain menggunakan efek Hall. Teknik ini sering disebut sebagai teknik mentransmisikan dati ‘sesuatu yang berputar (Rotating Data Transmission). Dalam teknik ini rotor dilengkapi dengan pengirim sinyal elektronik yang mewakili besaran tertentu, misalnya mewakili tahanan isolasi rotor. Sinyal-sinyal elektronik i jtangkap oleh alat pengukur di tempat yang diinginkan dan sinyal-sinyal elektronik tadi oleh alat pengukur ini “diterjemahkan” menjadi sinyal yang mudah dimengerti. Sistem eksitasi generator utama (main generator) harus bisa dibuka oleh sebwah pemutus tenaga (PMT), Hal ini berkaitan dengan sistem proteksi generator, misalnya apabila relai diferensial dari generator bekerja maka relai ini akan membuka PMT generator dan juga membuks PMT sistem eksitasi generator, (lihat Gambar 2.17C). PMT yang membuka sistem penguat generator melakukan pemutusan arus yang mengalir ke medan magnet -generaior, Energi yang tersimpan dalam medan magnet generator adalah = $£/7 di mana L = koefisien induksi sdiri dari medan magnet generator dan J, arus medan magnetnya, Untuk dapat memutus arus medan magnet J, bbeserta energinya sebesar +L? diperlukan tahanan R untuk menampung energi tersebut sehingga busur listrik pada koniak-kontak PMT medan penguat bisa padam tanpa merusak kontak-kontak tersebut. @ 2.11 Sistem Pengukuran Gambar 2.18 menggambarkan diagram pengukuran pada generator dan pada saluran. Besaran yang divkur pads generator secara umum adalah sebagai berikut: SEM] Fembanehitan Energi List a ‘Tegangan Tegangan yang diperlukan untuk menjaga mutu penyediaan tenaga listrik tidak boleh terlalu rendah dan untuk menjaga jangan sampai merusak isolasi, tegangan yang diperlukan ini tidak boleh terlalu tinggi Arus Pengukuran arus diperlukan untuk mengamati perubahan berbagai alat, jangan sampai mengalami pembebanan lebih Daya Aktif Daya aktif diukur dalam kW atau MW. Pengukuran ini diperlukan dalam kaitannya dengan kKemampuan mesin penggerak generator dan pengaturan frekuensi. Daya Reaktif’ Daya reaktif diukur dalam kVAR atau MVAR. Pengukuran ini diperiukan dalam kaitannya dengan kemampuan generator penguat (sistem eksitasi) dan pengaturan tegangan, Energi Listrik Energi listrik diukur dalam kWh atau MWh, Pengukuran ini diperlukan untuk menyusun neraca energi dan berkaitan dengan pemakaian bahan bakar. Sudut Fasa Cos @ Alat ukur cas @ harus menunjukkan keadaan lagging atau leading sehingga dapat segera diketahui apakah generator memproduksi atau. menyerap daya reaktif. ‘Ketecangaa Besar-besaran yang diukur pada generator dan pada saluran kelusr: TA = Transfoemator Arus kW = Kiko Wat TT = Transformator Tegangan KVAR = kilo VAR Aw Amperereter AV = kilo Volt F = Feeksensimeter Wh = kilo Watt hour (Con g-= Sut (untuk faktor days) Gambar 2.18 Diagram pengukuran pada generator dan saturan. Instat Listik dar Pusat Listik BAB 2 §37_ & Frekvensi Pengukuran frekuensi diperlukan untuk memparalelkan generator dan apabila sudah paralel, pengukuran frekwensi dipertukan untuk menjaga mutu penyediaan tenaga listrik, Pengukuran-pengukuran tersebut memerlukan pengukuran arus dan tegangan secara langsung, kemudian ditransformasikan melalui transformator arus dan transformator tegangan, untuk selanjutnya dimasukkan ke alat- alat pengukur seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.18. Untuk saluran transmisi, saluran distribusi, maupun saluran ke transformator pemakaian sendiri, jumlah besaran yang diukur lebih sedikit dibandingkan dengan generator, namun paling sedikit harus ada pengukuran arus dan tegangan karena hal ini diperlukan untuk keperluan operasi. @& 2.12 Sistem Proteksi Dalam melaksanakan pembangkitan, penyaluran, dan distribusi tenaga listrik, gangguan tidak dapat dihindari, Gangguan kebanyakan merupakan hubung singkat antarfasa atau antarafasa dengan tanah dan keduanys. Gangguan hubung singkat semacam ini menimbulkan arus yang besar yang dapat merusak peralatan sehingga diperlukan sistem proteksi uncuk mengamankan peralatan tersebut. ‘Arus yang mengalir ke trip coi! (TC) adalah arus scarah dari batersi aki. Baterai aki mempunyai peran gangguan, Ini berarti apabila terjadi ganggvan di suatu bagian instalasi, sistem proteksi hanya akan men-érip PMT yang berdekatan dengan gangguan sehingga imerupsi pasokan days dapat dilakukan di sekitar tempat terjadinya gangguan saja (tidak meluas). Gambar 2.194. Bagan rangkaian listrit untuk sistem proteksi (prinsip kerja relat elektramekanit). A= Kumparan Imbas; TA = Transformator Anus: B = Elekiromagnet untuk: menutup kootak C; C = Kontak penutup rangkaian kumparan imbas: D = Pal penuup kontak yang trletak pads keping imbas, berptar bersaria keping imss; E = Kontak-kontak yang ditstup oleh pal DTC = Trip Coil yang menjatubkan PMT: IT = instantaneous Trip Pembangkitan Enemy Listrik ‘sterangan Cara Kerja Gambar 2.194; Pada nilai arus beban tertentu sesuai penyetelan relai, kontak C menutup, arus mengalit ke kumparan imbas ‘A sehinggs keping imbas berputar menggecakkan pal D dan menutup kontak € sehingga trp call (TC) mendapat ‘anus dan men-inp PMT. Waktu tunda resi dlakukan dengan meryetel jarak antara pal D dengan kontak €. Pada hil arus tertentu yang relatf besae, sesuai penyetelan, kumparan Hnsenenens tp (7) menstup koran ‘sehingga trip coll (TC) kangsung bekerja merstrig PMT. Peristiwa ini disebut relai bekerja secara instantaneous. Kontak manual tip digunakan untuk mer-iip PMT secata manual, tidak ee ee Gambar 2.194 menggambarkan bagan rangkaian listrik untuk sistem proteksi. Alst pendeteksi gangguan adalah relal. Retai \Kemudion member! perintah kepada trip coll, yay kumparan yeng @pabila bekerja akan permutus tenaga (PMT) {men-trip PMT) sehingga PMT membebaskan tegangan dari bagian instalasi yang terganggu di mana berarti arus gangguan hubung singkat yang terjadi yang dapat merusak peralatan telah dihilangkan. Relsirelai yang digunakan dalam sistem proteksi adalah @Relaivelai untuk generator 1. Reba Arus Lebih. Relai ini berfungsi mendeteksi arus febih yang mengalir dalam kumparan stator generator. Anus. yang berlebihan dapat terjadi pada kumparan stator generator atau di dalam kumparan stator. Arus ‘yang berlebihan dalam kumparan stator dapat juga terjadi karena pembebanan yang beriebihan terhadap generator. 2. Relai Diferensal. Relai ini berfungsi mendeteksi gangguan dalam kumpuran stator generator dan harus bekera lebih cepat daripada real arus lebih tersebut dalam butir a.1| agar ada selektfitas, Prinsip Kerja rela! ind adalah membandingkan arus yang masuk: dan keluar dari kumnparan stator generator. Apabila ada selsh, berarti ada gangguan dalam kumparan stator generator. Seki arus yang terdéteks! irilah yang mengoperasikan relai diferensial 3. Relat Gangguan Hubung Tanah. Gangguan hubung tanah adalah gangguan yang paling banyak terjedi. Arus gangguan hubung tanah yang terjadi belum tentu cukup besar untuk dapat mengerjakan relai arus lebih. Gleh sebab itu, harus ada relai arus hubung tanah yang harus dapat mendeteksi adanya. gangguan frubung tanah. Priesip kerja relat arus hubung tanah adalah mendeteks! arus urutan nol, karena setiap gangguan hhubung tanah menghasiian arus urutan nol. Relai gangquan tanah ini dipasang pada sickuit stator seperti umumnya relai hubung tanah pada sirkult 3 fasa yaitu dengan menjumiah melalui transformator arus ke 3 fasa yang ada. Kalu tidak ada gangguan hubung tanah jumlah ini sama dengan 0, tapi kalay ada gangguan hubung tanah jumlah ini tidak sama dengan 0 lalu felai bekerja. Rela’ ini akan mendetetsi gangguan hubung tanah yang terjadi pada sifkuit yang tethubung dengan sirkuit stator dari generator. Untuk membatasi pendeteksian gangguan hubung tanah yang Terai pada stator genecator Saja dipakal relai hubung tanah terbatas, 3 mena jurist snus dad 9 fee teesbut ss Ninn og dengan ars yong dices tet> arus pada konduktor pentanahan titik netral generator, Relai hubung tanah terbatas sesungguhnya, merupakan relai diferensial khusus untuk gangguan hubung tanah. 4. Relai Rator Hubung Tanah. Hubung tanah dalam sirkult rotor, yaitu hubung singkat antara konduktor rotor dengan badan: rotor di mana dapat menimbulkan distocs medan magnet yang dihasikan rotor dan selanjutnya dapat menimbuikan getaran (vibrasi) beriebihan dalam generator: Gleh Karena itu, hel ini harus cihentikan oleh relai rotor hubung tanah. Karena sikuit rotor adalah sikuit arus searah, maka relai rotor hubung tanah pads prinsiprya merupakan selai arus lebih untule aru search 5. Relal Penquatan Hilang. sas IE a Pig dapat era an pees ei pecs esis npr st itu penguatan generator menjadi lepas dari ‘mpedansi stator generator, Dalam keadsan penguatan yang hilang, impedansi kumparan stator akan serihat kecil dan relai penguatan hilang ini akan bekerja, Instat Lise dari Pusat Li Aelai Tegangan Lebih Tegangan lebih dapat terjadi apabila generator berbeban kernudian pemutus tenaganya (PMT. nya) trip Karena salah satu atau beberapa relai bekerja. Tegangan lebih dapat merusak isolasi generator termayuk kabel-kabel penghubungrya. Olh Karena itu, keedaan ini harus dicegah dengan menggunakan mlai tegangan lebih, Prinsio kerianya adalah mendeteks! tegangan antar fasa melalui ‘tvansformatar tegangan. Apabila tegangan ini melampaui batas tertentu, maka relal ini akan mer-trip PMT generator dan PMT medan penguat (magnet) generator. Rela arus Urutan Negati, Sambuagan yang kendor dan bebsn yong tidak simetrs dapat menimbulkan anus urutan neqptit dan selanjutrya menimbuilkan pemanasan yang berlebihan dalam rotor. Relai arus urutan negatit berlungsi mencegah hal ini. Relai arus urutan negatit ini adalah rela digtat yang hekerja atas dasar proses numerik felai Suu Subu kumparan stator-dan suhu bantalan generator perlu dipantau. Hal ini dipertukan karena tila subu berlebihan, maka kumparan stator maupun bantalan generator bisa rusak. Oleh karena itu, kerusakan ini harus dicegah oleh rela! suhu yang mulamula membunyikan alarm pada suhu tertentu kemudian pada suhu yang lebih tinggi lagi rela ini men inp PMIT generator, Priewip kerja rela ini adalah menggunakan tegangan yang dihasilkan oleh thermocoume yang ditempatkan pada kumparan stator dan pada bantalan generator Relai Fluks Bevlebih (Over Flux Relay) Relai ini diperukan untuk mencegah terjadinya fluks magnet: yang berlebihan dalam stator generator karena hal ini bisa menimbulkan arus pusar dan rug histeisis yang besar dalam stator sehingga timbul peranasan yang beriebihan dalam stator generator, Fluks magnetik yang berlebian ini bisa terjadk pada proses start unit PLTU yang memakan wktu lama. Putaran generator dinaikkan ‘secikit demi sedikt sebelum mencapai putaran nominal 3100 ppm, apabila tegangan telah mencapar | rilal nominal maka in berart ini terjadi dengan ‘luks magnedk yang berlebihan, Karena tegangan generator adalah sebanding dengan jumlah putaran per merit (ppm) dar juga sebanding dengan fluks magneti Relaivelai untuk Mesin Pengaerak Generator Gangguan mekanis pada mesin penggerak generator ada kalanya memerlukan pencegahan/proteks| yang memerlukan fripnya PMT generator, Gangguan semacam ini mesainya adalah Subu bantalan terlalu tinggi ‘Seperti halnya banialan generator yang telah dijelaskan pada butir a 8 Suhu air pending terlalu tinggi ‘Suhu air pendingin mesin diesel, kondensor PLIL, minyak pelumas turbin gas, perlu dipantau dan diamankan dengan relai suhu yong memberi alarm Kemudian men-trip PMT generator serta ‘menghentikan mesin penggerak generator. Hal ini diperlukan karens suhu air pendingin yang terlalu ‘inggl dapat merusak peralatan yang didinginkanny, Tekanan minyak pelumas rendah Tekanan minyak pelumas rendah bagi semua macam mesin penggerak generator akan membahayakan bantalannya. Qleh karena itu, perlu dlamankan dengan relai tekanan minyak pelumas rendah. Relai ini terlebih dulu member\ alarm kemuckan mer-trio PMT generator dan menghentikan mesin penggerakrya Gambar 198. Retai Protelsi Generator buaian SEL (Amerika) tipe 3006, Pembangkitan Energi Listrik Gambar 198 adalah gambar sebuah relai digital buatan Schweitzer Engineering Laboratories (SEL) Amerika tipe 3006 yang digunakan untuk proteks! generator di mana meliputi protetsi terhadap arus lebih, tegangan lebih, hubung tanah, eksitasi berlebihan (volt per hertz), daya balik, frekuensi rendah, gangquan dalam kumparan stator, dan out of step, Selain fungi tersebut di atas, rela ini juga dapat melakukan pengukuran dan perekaman terjadinya gengguan. Transtormatex. Proteksi transformator penaik tegangan generator sudah tercakup dalam proteksi generator. Apabila dalam suaty pusat Iistrik terdapat transfemator antar rel, maka vvansformator semacam ini umummya mempunyai proteksi yang melt 1 Reisi Arus Lebih di sisi primer dan sisi sekunder. Relai ini berfungsi melindung! transformatoe terhadap anus lebih yang dapat terjadi karena: + Pembebanan yang berlebihan. ‘Ada gangguan hubung singkat antar fasa di luar maupun di dalam transformator Real Hubung Tanah. Relat ini berfungsi melindungi transtormater terhadap gangguan hubung tanah yang terjadi di dalam maupun di luar transtormator. Gangguan hubung tansh adalah gangguen yang paling banyak terjadi. Relai hubung tanah pada prinsipnya adalah relai yang mendeteksi adanya arus urutan nol kkarena gangguan hubung tanah menghasian arus urutan nol Relai Diferensial Rela’ ini berfungsi melindung transformator teshadap gangguan dari dalam (internal) transiormator tersebut. Apabila tefadi gangguan dalam transformator, maka timbul selisih antara onus yang masuk dan keluar dari transformator bersangkutan dan salisih arus irilah yang mengoperasikan rela diferensial ini, Relai diferensiat transformator pads prinsipnys sama dengan relai diferensial generator. Relai Hubung Tanah Terbatas. Relai ini be-fungsi melindungl transformator terhadap gangguan hubung tanah yang terjadi Prinsip kerjanya hampir sama dengan relai diferensial tetapi yang dideteks! arus Urutan nol yang masuk dan yang keluar dari transformatce, mengingat bbahwra gangguar hubung tanah menghasiltan anus urutan nok Relai Bucholz. Relai ini merdeteksi terjadinya gelembung-gelembung gas dalam transformator. Apabila terjadi gelembung gas yang banyak dalam transformator (yang menandakan terjadinya toncatan busur listrik yang cukup banyak}, maka relal ini bekerja dan mentrio pemwutus tenaga (PMT) baik di sisi primer maupun sekunder. Rela Suu. RRelai suhu ini mengukur sutu kumparan transtormator. Cara kerja dan fungsinya serupa dengan rela suhu pada generator. Pade suhu tertentu real ini akan membunyikan alam. Jika subu kumparan transformator terus naik, maka relai ini kemudian men-trio PMT transtormator di sisi primer dant sekunder. Relai Tekanan Mendadak. Relai ini Fungsinye sama dengan rélei Bucholz, hanya saja yang dideteksi adalah tekanan gas dalam transformatar yang naik secara mendadak. Rela Tangki Tanah. Karena bagiarbagian logam (misalnya inti kumparan} dan transformater ditanahkan melalui tangki transtormator, maka relsi tangki tanah yang mendeteksi arus yang mengalir antara tangki dan tanah sesungguhnye juge merupakan relai gangguan hubyng tanah. Relai Arus Urutan Negatif. Apabila salah satu kawat fasa putus atau lepas kontak, maka timbul arus urutan negstif yang dapat dideteksi oleh relai aus urutan negati ii Di dalam pusat listrik terdapat berbagai wansformator sebagaimana telah diuraikan dalam Subbab 2.8, Keperluan protek: idak selalu harus sama seperti uraian di atas. Jumlah relai yang akan digunakan tergantung pada tingkat proteksi yang akan dibevikun dan tergantung pula pada besarnya (harga) dari transformator yang akan diprote misalnya transfarmator ukuran 100 kVA untuk proeksinya cukup digunakan sekring kebur saja. Sekring lebur akan meleleh dan memutus rangkaian apabila terjadi gangguan hubung singkat. Di dalam pusatlistrik terdapst banyak motor listrik, Proteksinya akan diuraikan dalam Subbab 2.14, sedangkan fungsi motor-moter listrik dalam pusat listrik akan diuraikan dalam Subbaby 2,13. @& 2.13 Motor-motor Lis Di dalam pusat Histrik terdapat motor-motor listrik yang digunakan untuk berbagai Keperluan sesuai kegiatan pusat listrik yang divraikan dalam Bab 3, Sebagian besar motor yang digunakan adalah motor asinkron, Di dalam PLTU, motor listrik yang besar atau yang berperan penting bagi kelangsungan operasi adalah: g Motor penggerak pompa pengisi air ketel, Motor penggerak pompa air pendingin kondensor. Motor penggcrak penggiling batu bara, Motor penggerak kipas pengisap dan kipas penekan udara Ketel Motor pemutar poros turbin apabila urbin baru dihentikan sehingga proses pendinginannya tidak menyebabkan poros turbin (bearing device) bengkok. Motor ini digerakkan dengan arus searah dari aki baterai. Motor penggerak pompa sirkulasi minyak pelumas yang memberi pelumasan ke bantalan-bantalan turbin dan bantalan generator. Motor penagerak penyemprot bahan bakar ke ruang bakar ketel. Di dalam PLTG, motor-motor listrik yang peating peranannya bagi kelangsungan operasi adalah: a Motor penggerak pomps sitkulasi minyak pelumas yang memberi pelumasan ke bantalan turbin dan bantalan generat Motor start turbin apabila turbin distant dengan motor listrik. Di dalam PLTD, motor-motoe listrik yang penting peranannya bagi kepentingan operasi adalah: Motor penggerak pomps sirkulasi minyak pelumas untuk melumasi bantalan mesin diesel dan bantalan generator. Motor penggerak pompa sirkulasi air pendingin mesin diesel. Motor penggerak kompresor untuk mengisi udara tekan bagi keperluan start. Motor start mesin diese! dalam bal mesin diesel distart dengan motor arus searah dengan energi dati aki baterai. Di dalam PUTA, motor-motor listrik yang penting peranannya bagi aperasi adalah: b Motor penggerak katup by pass dari katup utama wrbin, Karena diinginkan agar PLTA dapat start tampa tegangan dari luar PLTA (black starf, motor penggerak katup by pass haruslah motor arus searah yang mendapat cnergi dari aki batcrai. Sctclah katup by pass membuka dan tckanan air di depan dan di belakang katup utama sudah sama, selanjutnya katup wtama turbin dibuka dengan menggunakan tekanan air dari pipa pes: Motor penggerak pompa sitkulasi minyak pelumas bagi bantalan turbin dan bantalan generator, ‘Di dalam pusat listrik yang besar seringkali digunakan udara tekan untuk keperluan pengaturan (kontrol). Untuk itu diperlukan bejana berist vdara tekan yang harus diisi oleh kompresor, Oleh karena itu, dipertukan motor penggerak kompresor, Selain itu, dalam pusat listik yang besar seringh: membawa barang berat, Lift ini juga digerakkan oleh motor-motor lis terdapat liff, terutama, untuk AAT Permbangkian tera Lisi Di dalam semua pusat listrik diperlukan mesin pengangkat untuk keperluan bongkar pasang sewaktu mengadakan pemeliharaan atau perbaikan, Mesin pengangkat memerlukan motor listrik sebagai penggerak. ‘Dengan penggunaan alat elektronik untuk sistem proteksi maupun sistem kontrol dalam semua pusat listrik, ‘maka mesin penyejuk udara yang digerakkan dengan moter listrik menjadi penting. Hal ini diperlukan karena alat-alat elektronik ini memerlukan Kelembaban udara yang rendah dan untuk itu diperlukan penyejuk udara. ‘Dalam PLTU yang menggunakan bato bara sekarang digunakan motor asinkron tiga fasa yang bisa diatur pularannya, yaitu untuk motor-motor yang menggerakkan ban berjalan pengangkut batu bara. Jumlah batu bara perlu diatur: yang dapat dilakukan dengan mengatur putaran motor penggeraknya. Pengaturan putaran motor penggerak ini dilakukan dengan menggunakan pengubah frekuensi elektronik. @ 2.14 Proteksi Motor Listrik Secara umum, motor listik (asinkron} diproteksi terhadap pembebanan lebih, hubung singkat, dan tegangan rendah. a. Relai Anus Lebih dan Sekring Lebur Untuk memprotcksi motor listrik terhadap pembebanan lebih maupun hubung singkat kita dapat menggunakan relai arus lebih dengan karakteristik invers sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 2.20. Untuk motor yang keeil, di bawah 10 daya kuda (horse power = HP), seringkali digunakan relai arus lebih dengan elemen termal (bimetal) untuk proteksi arus lebih yang dikombinasikan dengan sekring Jebur untuk proteksi terhadap anus hubung singkat. Pada arus yang besar, sekring lebur bekerja lebih cepat daripada relai arus lebih yang menggunakan clemen termal bimetal tersebut (lihat Gambar 2.20). Karakteristik termal dari bimetal yang diperlukan untuk melindungi motor terbadap arus lebih dapat disimulasi dengan menggunakan mikroprasesor, b. Relai Stall, Sal! adalah fenomena di mana putaran motor sewaktu start tidak dapat dingikkan dengan cepat karena beban yang terlalu berat, misalnya karena motor harus menggerakkan pompa yang memompa cairan dengan viskositas tinggi (kental), misalnya lumpur, Dalam keadaan ini, periodc start motor menjadi lebih lama, tetapi diharapkan agar selama periode star, relai arus lebih tidak men-rrip PMT Kearaktrisi Kemampuan Termal Mowe Rela Arus Lets Karakieristk Termal Relai Star Motor Sexring & Nila Anus Stal ° Ane « anes Kewangay Keecangan: [Karakverstik invers dari relai arus lebih dan sekring lebur, ‘Batas wakry motor mampu menghadspi stall adalat, Pada nilai ara yang hecar, misalnya pada ganggwan bubsng Relsi ini harus bekerja sebelurm 1, Nila , berada di awa ks Singkat, sekring lebur tekerpa lebih cepat daripada relat arus _karakterstik kemampuan termal motor. Hal ini ciperiukan arena Hebi dalam keadaan sto, veatilasi motor ebb buruk darspada ‘Readaan berbetan normal Gambar 2.20 Karakreristik Retai Arus Lebih dan Sekring Lebur. Gamber 2.21. Karakseristik relai stall rst da Pon isk BAR 2 ills motor. Untuk itu, relai arus lebih harus distel seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.21 di mana relai arus lebih selama periode start harus membolehkan arus start yang tinggi asal tidak melampaui wakeu tertentu yang menyangkut kemampwan termal motor. Relai Tegangan Rendab/Hilang. Saklar motor listrik umumnya menggunakan magnet pemegung Kontak-kontak saklar (holding coil) seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.33. Apabila tegangan pasokan terlalu rendah atau hilang, maka magnet pemegang kontak-kontak saklar akan melepas/membuka kontak-kontak saklar, Proveksi tegangan rendah/hitang diperiukan karena fegangan yang rendah dapat menimbulkan arus lebih, sedangkan tegangan pasokan hilang perlu diikuti pembukaan saklar agar jangan timbul arus berlebihan jika tegangan pasokan datang kembali, Kontak stop ada yang dioperasikan manual dan ada yang dioperasikan oleh relai, misalnya oleh felai arus lebih. Prinsie ketianya, + Tombol Start ditekan, arus mengalir antara fasa T dan fasa $ melalui kumparan M, sedangkan kumparan M adalah kumparan magnet yang menarik/menutup kontak-kontak 1, 2. 3, dan 4 sehingga motor mendapat teyangan dan berputar + Apabila tombol Start dilepas (normalloff), kumparan Mi tetap dial arus dari fase T melalui kontak 4 yang selanjutnja menuju kontak Stop 2, kontak Stop 1, dan akhimys ike fasa. S + Apabila tegangan dar jaringan hilang (atau terlaly rendah), make kumparen M tidak bisa atau tidak ccukup kuat menahan saKlar motor untuk menutup (normarloff) sehingga kantak-kontak 1, 2, 3, dan 4 membuka (holding cod melepas saklar motor) din motor berhent + Moior dapat distop dengan menekan tombol Stop 1 secara manual atau dengan menekan tombal Stop 2 oleh relai protes.. Saklar stop | dioperasikan manual, Saklar stop 2 dioperasikan oleh rel Stop 2 Molding Coa M Sklar Motor engan Hoi Coal | te mor Gambar 2.224. Dingram sirkuit saklar motor dengan holding coil. ial Pembangkitan Eneng Listrik Relai Arus Urutan Negatif. Apabila pasokan daya dari salah satu fasa hilang, misainya karena sekring leburnya purus, maka keadaan pasokan daya menjadi tidak seimbang dan timbul arus urutan negatif, Arus urutan negatif ini menimbulkan medan magnet putar yang berlawanan dengan putaran rotor dari motor, Hal ini menimbulkan pemanasan yang berlebihan dalam stator dan rotor motor. Hal ini harus dicegah oleh relai arus urutan negatif dengan men-trip PMT moter, Relai ini mampu melakukan proteksi motor terhadap gangguan amtar fasa, gangguan fasa-tanah, bebun lebih, arus urutan negatif, rotor macet. Selain itu, relai ini juga dapat melakukan rekaman kejadian gangguan di mana dilengkapi dengan port untuk telekomunikasi, Kejadian yang direkam adalah jumtah start, profil arus beban, urutan kejadian sewaktu terjadi gangguan, dan subu dari bagian motor yang dikehendaki. Dalam perkembangannya, relai berawal dari relai mekanik kemudian elektro-mekanik, lalu elektronik, dan akhimnya digital, Dibandingkan dengan relai-relai sebelumnya, relai digital dapat melakukan banyak fungsi proteksi dan perekamun gangguan. Kegagalan sistem proteksi bisa mengakibatkan kerusakan peralatan yang diproteksi dan meluasaya akibat gangguan serta, melussnya pemadaman. Oleh karenanya sangat tidak diharapkan bahwa sistem proteksi mengalami kegagalan. Kegagalan sistem proteksi bisa disebabkan oleh: 1. Kerusakan Relai Rusaknya relai menyebahkan tidak adanya sinyal perintah untuk men-trip PMT. 2. Transformator Arus Jenuh Hal ini disebabkan oleh arus hubung singkat naik dengan bertambahnya unit pembangkit dalam sistem keadaan jenuh dari transformator arus menyebabkan tidak timbal arus di sisi sekunder karena nilai perubahan fluks magnetik menjadi nol. Selanjutnya hal ini menyebabkan relai tidak bekerja karena tidak mendapat arus dari sisi sekunder transformator arus. 3, Ada gangguan peda pengawatan sekunder Gangguan pada pengawatan sekunder bisa menyebabkan arus yang men-iipy PMT melalui trip coil tidak mengalir, atau tidak cukup banyak yang mengalir sehingga PMT tidak trip. Kawat Gambar 2.228, —Relai proteksi motor buatan SEL (Amerika) tipe 70I-t. lnsialasiLisrik dari Pusat Listik BAB2 [BS sekunder menghubungkan relai, baterai, dan trip coi! PMT yang jaraknya satu sama lain cukup Jjauh schingga membutuhkan kabel sekunder yang cukup panjang, (bisa mencapai beberapa puluh meter) dan melalui titik sambungan (kiem penyambung) sebingga rawan terhadap gangguan. 4. Baterai lemah Apabila baterai lemah, tegangannya kurang, arus yang dibasilkannya tidak cukup kuat untuk men-trip PMT. Baterai lemah bisa discbabkan karena kurang baiknya pemeliharaan, Setiap sel baterai harus dicek tegangannya dan kondisi fisiknya secara rutin sesuai buku petunjuk pabrik libat Subbab 2.7), 5. Baterai lemah Kerusakan baterai bisa terjadi akibat tegangan bolak-balik sekunder (tegangan rendah) masuk ke sirkuit baterai. Hal ini bisa terjadi apabila dalam satu lemari pane! terdapat pengawatan sekunder tegangan bolak-balik misalnya untuk lampu dan juga pengawatan arus searah dari relai dan dari baterai, Untuk mencegah hal ini, pengawatan tegangan bolak-balik jangan dipasang dalam satu lemari panel dengan pengawatan anus searah untuk relai dan baterai, Pengawatan arus bolak-balik dibatasi dengan yang berasal dari transformator arus atau transformator tegangan uncuk penggerak relai saja. 6. Mekanisme PMT macet Kemacetan pada mekanisme PMT bisa menyebabkan PMT tidak membuka walaupun trip coil telah bekerja secara benar. 7. PMT tidak mempu memutus arus gangguan yang terjadi Dalam hal ini busur listrik yang terjadi tidak bisa dipadamkan (lihat kurva 2 Gambar 2,12 H) sehingga busur listrik yang terjadi di antara kontak-kontak PMT terus menyala dan akhimya PMT meledak. Untuk menghindari kejadian ini, kemampuan memutus arus dari PMT harus betul- betul diperhitungkan terhadap tingkat arus gangguan (fault level) yang dihadapi @ 2.15. Saluran Keluar Pusat listrik merupakan tempat membangkitkan tenaga listrik. Oleh karena itu, harus ada saluran keluar dari pusat listrik untuk menyalurkan tenaga listrik yang dibangkitkannya seperti digambarkan oleh Gambar 2.23. Besamya tegangan penyaluran ini tergantung pada besarnya tenaga listrik yang akan disalurkan serta jarak penyalurannya, Tegangan operasi dari saluran keluar ini mulai dari 10 kV sampai dengan 500 kV (untuk Indonesia), Saluran keluar pusat listrik terutama yang berupa saluran udara merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang paling banyak mengalami gangguan, karena sifatnya yang memasuki alam bebas. Untuk saluran wdara transmisi yang melalui alam terbuka, misalnya sawah, rawan terhadap sambaran petir. Sedangkan saluran udara distribusi yang memasuki daerah pemukiman rawan terhadap gangguan karena sentuhan pobon. Sistem proteksi dalam pusat listrik harus menjaga selektivitas proteksi yang arinya gangguan yang banyak terjadi pada saluran keluar jangan sampai men-rip PMT Generator, tetapi juga harus dijaga agar gangguan ini tidak merusak generator, Gangguan pada saluran keluar harus men-trip PMT dari saluran kelwar yang terganggu saja. ‘Untuk saluran dengan tegangan di bawah 40 kV (tegangan distribusi primer}, sistem proteksi saluran keluar umumnya menggunakan: a. Relai Arus Lebitt Relai ini berfungsi melindungi saluran terhadap arus lebih dan terhadap gangguan antarfasa, b. Relai Hubung Tanah Relai ini berfungsi melindungi saluran terhadap arus gangguan hubung tanah yang paling banyak dialami oleh saluran udara, 48 Pembangkitan Energi Lisrk 150 kV Saluran 500 RY 500 kV Transformator Pemakaian Sendisi ering Satoran Disibasi 150 kv Gambar 2.23. Pusat listrik dengan 3 mocam soluran kelwar, yaitw: saleran 500 KV, saluran 130 kV. dan saleran 20 AV Jamgsung marsuk jaringan distribusi, . Relai Anus Urutan Negatif ‘Apabila salah satu kawat dari salwran putus tetapi tidak menyentuh tanah, tidak timbul arus hubung tanab; keadaan ini tidak terdeteksi oleh relai arus hubung tanah, tetapi dapat dideteksi oleh relai arms urutan nega Saluran udara dengan tegangan di atas 40 kV (tcgangan transmis) sistem protcksi suluran keluar umumnya, menggunakan relai-relai seperti halnya saluran keluar dengan tegangan i bawah 40 kV ditambah dengan relai impedansi. Relai impedansi ini mendetcksi impedansi saluran udara. Apabila ada gangguan hubung singkat pada saluran udara bersangkutan, make impedansi yang dibaca relai akan turun dan sclanjutnya relai bekerja.- Saluran keluar berupa kabel tanah dengan tegangan di stas 40 kV (tegangan transmis!) menggunakan relai- relai seperti hainya untuk saluran keluar dengan tegangan di bawah 40) kV dan ditamban dengan relai diferensial @ 2.16 Gangguan ‘Gangguan adalah peristiwa yang menyebabkan rrip-nya PMT di tuar kehendak operator yang dalam bahasa Inggris disebut fault. Gangguan umumnya disebabkan karena terjadi bubung singkat. Hubung singkat ini dapat terjadi antara fasa dengan fasa atau antara fasa dengan tanah. Gangguan yang paling hanyak terjadi adalah gangguan satu fasa ke tanah ‘Macam gangguan juga dapat dikelompokkan menjadi: a. Gangguan temporer, yaitu peristiwa yang menyebabkan irip-nya PMT tetapi beberapa saat kemudian, (setelah § detik) (apabila PMT dimasukkan, keadaannya akan normal kembali (gangguan sudah hilang), b, Gangguan permanen, yaitu peristiwa yang menyebabkan ‘rip-nys PMT, kemudian bila PMT dimasukkan kembali, PMT tersebut zrip lagi, PMT ini bar bisa dimasukkan kembali secara normal setelah difakukan perbaikan atas bagian yang menimbulkan gangguan, Gangguan temporer banyak terjadi pada saluran wansmisi, sedangkan penyebubnya adalah petir. Pada waktu petir menyambar saluran transmisi (lihat Gambar 2.24) terjadi flashover, yaitu gelombang petir meloncat instalasi Listrikedari Pusat Listrik BAB 2 ie ‘Tang Transmis Tolator Gastuag Gambar 2.24 Petir menyambar saluran transmis. ke tiang transmisi dan selanjumya mengalir ke tanah karena tiang transmisi dibumikan (ditanabkan). Peristiwa loncatan gelombang (surja) petir ke tanah hanya memakan waktu kira-kira 400 mikrodetik, sedangkan relai gangguan bubung tana memerlukan waktu kira-kira 20 milidetik. Akibatnya gangguan hubung tanah yang disebabkan petir ini belum sempat mengoperasikan relai. Telapi sctelah surja petir ini berlalu, udara di sekitar isolator yang terionisasi oleh loncatan surja petir tadli akan menjadi bersifat penghamtar yang menimbulkan arus ikutan dengan tegangan operasi normal dari saluran transmisi. Akbirnya arus ikutan inilah yang menyebabkan ‘elai gangguan hubung tanah beroperasi dan mensrip PMT saluran transmisi bersangkutan. Setelah PMT erip, tegangan hilang, anus ikutan juga hilang, udara yang terionisir di sekitar isolator menjadi bersih (netral), maka jika PMT dimasukkan tidak akan trip lagi, dan operasi Kembali normal. Hal ini disebut sebagai gangeuan angguan temporer kebanyakan disebabkan oleh sentuhan dahan pohon. Pads waktw tidak hujan, dahan ini kering dan tidak menyebabkan gangguan hubung tanah, Pada waktu bujan, dahan tersebut menjadi basah dan menimbulkan gangguan hubung tanah yang menyebabkan adanya arus hubung tanah dan sclanjutnya mentrip PMT. Dengan mengeunakan rélai penutup balik (recloser), PMT akan masuk lagi dan dibolehkan sip serta masuk sampai 4 kali, Proses penutupan balik dari PMT ini menyebabkan arus hubung tanah ‘akan mengalir beberapa kali melatui dahan yang menyentuh saluran ini sehingga dahan tersebut menjadi kering dan tidak mengganggu lagi, Hal ini disebut sebagai gangguan temporer pada saluran udara distribusi, Gangguan pada saluran udara, baik transmisi maupun distribusi, lebih dari 80%, bersifat temporer. Sedangkan pada saluran kabel lebih dari 90% gangguan hersifit permanen Karena adanya Kerusakan, misalnya terkena bor, cangkul, atau ‘kar pabon, dan lain-l e 2.17 Pengaturan Tegangan Pengaturan tegangan generator berkaitan dengan pengaturan arus penguat generator. Apabila generator beroperasi parulel dengan sistem yang besar (kuat), maka pengaturan arus penguat generator praktis tidak banyak mengubah tegangan generator melainkan hanya mempengaruhi daya reaktif yang dihasitkan generator tersebut ‘Cora kerja Gambar 2.25: Pengaturan tegangan dilakukan oleh pengatur tégangan otomatis yang prinsip kerjanya digambarkan oleh Gamibar 2.258. Rengatur tegangan otomatis ini mendapat masukan dari transformator tegangan yang mengukur tegangan jepit generator. Teqangan jepit gerérator ini dibandingkan dengan tegangan reterens yang ada dalarn engstur tegangan untuk diambil seisinnye. Selisih tegangan ini kemudian menjadi acuan pengatur tegangan untuk mengeluarkan sinyal perintah kepada silt eksitasi generator untuk menambah atau mengurangi aus Penguat generator Pembangkitan Ener Listrik Gambar 2.25A, — Prinsip kerja pengatar tegangan otwmatis sistem elektromagnetimekanis. Seperti terlihat pada Gambar 2.254, motor. arus séarah penggerak potensiometer Rp mengatur rus medai generator G, yal, Itt nO See Ys ee i h_gerak potensiometer dan akhirnya mengatur if betarti mengstur tegangan generator V, font Fy cre sal betbicen Sea ae Cet atc Kj menutup ke atas ataupur ke bawah, Kontak K,-tetap mengalikan arus dengan arah sama ke sickuit jangkar motor M. Dalam praktek, di depen ekocmageet Mg ae rattan panama Iban Ma. Sone sre bd pall joa Mage ails alan ee menjadi referensi oe ren ee Secenckon eens eit arr ss ly ed ear ee oe mekanis dari sebuah elektromagnet dengan cara: menghubungkan fegangan “Si aru Sd nn umn mw ae mekanis yang dihasilkary St og aa ge et npr ata motor | siikon terkontol ini menghasikan aris Penyearah generator. Sebagoimana pada sister Segre erie ere Dalam teknik digital, dalam Instalasi Listrik dari Pusat Listrik BAB 2 Gambar 2258 Skema prinsip kerja pengusar tegangan osmatis elekiromik, ‘Vrs Tegangan Referens; Vz = Texangaa Generator. Vj, = Tegangan Generalor yang toh ditunenkan dan dixcanuban; AV = Nj, - Mi: SCR = Silicon Rectifier; 2 = Dioda Zener Proses perbandingan besaran yang diukur terhadap bessran referensi dilakukan dalam microprocessor, Katena besaranbesaran ini berupa besaran digital baru Dari uraian gi atas terthat bahwa pengatur tegangan berguna untuk mengatur arus penguat (eksiasi) generator Hal ini berarti bahwa pengatur tegangan melakukan pengatran daya weaktit yang dibangkitkan generator tersebut_ Secara skemats prinsip kerja dari pengatur tegangan elektranik digamibarkan alch Gambar 2.258, Tegangen dari generator bolak-balik tiga fasa yang diatur agar besarnya korsian V, diambil dan diturunkan rilainya melaivs transformaior tegangan kemudian disearahkar menjadi tegangan searah V, yang besamya sebanding dengan V.; Tegangan ¥ kemnucian dibandingkan dengan tegangan mferensi V, yang besamya konsian. Tegangan konstan yang dijadikan referensi ini didapat dengan memberikan tegangan terbalk ke dioda zener Z sampai melampaui bata’ threshold-rya sehingga didapat arus searah yang nilainya konstan. Arus searah yang nilainya konstan ini dialrkon melalui sustu tahanan sehingga didapat tegangan Vr pada ujungujung tahanan int yang besarnya konstan dan dijadikan tegengan referensi. Selisih antara V,, dengan V, sama dengan AV merupakan tegangan yang diperlukan untuk melakukan langkab koreksi. Nill AV ini dipeskuat dalam error amplifier sehingga didapat rilai 7 yang digunakan untuk: ‘mengontrol penyalaan silcon contralied vectifier (SCR) yang selanjutrye mengatur besar keclinya anus medan magnet generator bolakbalik 3 fasa, ysitu lf. Generator arus penguat (excfer) merupakan generator arus bolak- ‘bale dengan magnet permanen dan secara mekanis dikapel langsung dengan generator arvs bolalcbalktige asa yang merupakan generator utama. Apabila tegangan V, dari generator utama turun mak nilai AV dan juga VW akan naik dan thal ini akan menyebabkan peryalsan SCR dipercepat sehingga nai, akan naik yang selanjutnya akan menaikkan nilai ‘egangan generator ¥,. Mal yang sebalikrya akar tejadi apabila tegangan generator V nalk maka akan didapat pila AV dan 7 yang negati dan menyebabkan penyalaan SCR yang letih lambat schinoga didapat nla (yang lebsh keal sehingga tegangan generator V, akan turun, Besarnya tegangan generatar V, bisa diatur dengan mengatur besarnya Vr. Hal ini dlakukan dengan mengatur besamya nila Vac melalul potensiomieter dan bateral, ‘Apabia generator paralel dengan sister interkoneks yang besar, maka pengaturen Woe akan merupakan pengaturan Gaya reaktit Muse yang dihasilkan generator, ‘Dalam praktek, rangkaian listrik dari sebuah pengatur tegangan otomatis adalah lebih rumit dari pada yang digambarkan oleh Ganibar 2.258 karena adanya rangkaian peredam untuk mencegah terjadinya esilasi. chronion 7 au 50,9) Pembanakitan Energi Liste @ 2.18 Pengaturan Frekuensi Seperti halnya pengaturan tegangan yang dilakukan oleh alat pengatur tegangan, dalam pusat listrik terdapat pengatur frekuensi pada setiap unit pembangkit. Pengatur frekuensi biasa disebut governor. Karena pengaturan frekuensi dilakukan dengan mengatur daya aktif yang dibangkitkan generator, maka governor harus mengatur kopel mekanis yang dihasilkan mesin penggerak generator, Pengaturan kopel mekanis dilakukan dengan cara: ‘Mengatur pemberian wap penggerak turbin. dalam PLTU. Mengatur pemberian air penggerak turbin dalam PLTA. ‘Mengatur pemberian bakan bakar dalam ruang bakar turbin PLTG. Mengatur pemberian bahan bakar oleh pompa injeksi bahan bakar ke silinder mesin diesel dalam PLTD. eo oe Untuk melakukan fungsinya tersebut di atas, governor mengukur frekuensi yang dihasilkan generator dengan sara mengukur kecepatan putar poros generator tersebut karena frekuensi yang dihasilkan generator sebanding dengan kecepatan putar porus generator. Pada governor mekanis, kecepatan putar poros generator yang sebanding dengan frekuensi yang dihasilkan ‘generator didapat dengan menggunakan bola-bola berputar yang menghasilkan gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal ini dibandingkan dengan gaya mekanik yang didapat dari pegas referensi. Selisih besamya gaya sentrifugal dengan gaya pegas ini menjadi sinyal penggerak sistem mekanik atav sistem hidrolik yang selanjuinya akan menambah wap, air, atau bahan bakar mesin penggerak generator. Gambar 2.26A menggambarkan skema dan prinsip kerja governor hidrolik di mana pengukuran frekuensi didapat melalui gaya sentrifugal dari bola-bola berputar. Dari Gambar 2.26A tampak adanya sistem umpan balik melalui engsel E untuk menghentikan kerja governer. Hal ini diperlukan untuk menghindari terjadinya osilasi. Besarnya umpan balik dapat diatur melalui penyetelan posisi engsel E. Pada governor elektonik, deteksi frekuensi dilakukan melalui generator kecil yang mempunyai magnet permanen sehingga tezangan jepitaya sebanding dengan putarannya. Karena generator kecil ini dikopel secara mekanis dengan poros generator ulama maka putarannya sebanding dengan putaran generator ulama, schingga legangan jepit generator kecil ini sebanding dengan frekuensi generator utama, Selanjuinya tegangan jepit ‘generator kecil ini dibandingkan dengan tegangan referensi di mana selisihnya menjadi sinyal penggerak sistem elektronik seperti halnys pada governor hidrolik, Ke Turhin Gambar 2.264, Skema dan prinsip kerja gevemor hidrolik ai mana speed droop diatur dengan menyetel pasisi engsel E, Instalas Lisi dar Psat Lirik BAB 2 [51 ‘Untuk menghindarkan terjadinya osilasi (keadaan tidak stabil) pada governor, perly adanya umpan balik melalui engsel E Gambar 2.26A yang menghentikan kerja governor. Adanya umpan balik menyeabkan timbul speed droop, yaitu turunnya frekuensi yang diatur governor seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.26A. Intervensi ini disebut pengaturan sekunder, Pengaturan oleh governor sendiri tanpa intervensi yang menghasitkan speed droop disebut pengaturan primer. Keterangan yang lebih rinci mengenai hal ini bisa dibaca pada acuan No. | Daftar Pustaka Buku ini. Adanya speed droop governor terlihat pada garis $1 dan 82. Garis $2 menggambarkan keadaan speed droop yang lebih besar daripada keadaan garis 1 yang artinya umpan balik untuk menghasilkan garis S2 lebih besar daripada umpan balik untuk menghasilkan garis $1. Besar kecilnya umpan balik ini diatur dengan melakukan pengaturan posisi engsel E. Semakin ke kiri letak engsel E, maka semakin besar umpan balik yang terjadi, Sedangkan scbaliknya, semakin ke kanan letak engsel E ini, maka semakin kecil umpan balik yang terjadi, Pengaturan sekunder dilakukan melalui titik B2 dan mengubah nilai speed deoop, Oleh Karena itu, pada gambar i atas, pengaturan sckunder digambarkan sebagai proses pergeseran sejajar garis speed droop yang telah ada sebelumnya (pada gambar di atas diambil garis $1), Selain adanya umpan balik seperti tersebut di atas, untuk ‘mengurangi kemungkinan terjadinya osilasi, eda rangkaian peredam antara tik C dengan penghisap yang menggerakkan katup wap ke turbin, Frekuensi (Hem) Pengaturan Sckunder st 0 = Beton OW) Gambar 2.26B. Karalterictik speed droop governor. Motor Pengatur Palaran Pengmuran Sckupder Ha 02 iat Cambar 22641 Gambar 2.26C. Pengaturan sckunder melalui ttik B2 pada Gambar 2.264 memakai motor maupun manual AHN renoagtnan tne us @ 2.19 Perlindungan Terhadap Petir Pusat listrik umumaya dihubungkan dengan saluran udara transmisi yang menyalurkan tenaga listrik ke Pusat-pusat konsumsi tenaga listrik, yaitu gardu-gardu induk (GI), ‘Saluran udara rawan terhadap sambaran petir yang menghasilkan gelombang berjalan (surja tegangan) yang dapat masuk ke pusat listrik. Oleb karena itu, dalam pusat listrik harus ada lighting arrester (penangkal petit) yang berfungsi menangkal gelombang berjalan dari petit yang akan masuk ke instalasi pusat listrik. Gelombang berjalan juga dapat berasal dari pembukaan dan penutupan pemutus tenaga (witching). Pada sistem dengan tegangan ekstra tinggi/TET (di atas 350 kV), surja tegangan karena switching lebih besar daripada, surja petit. Saluran udara yang keluar dari pusat listrik merupakan bagian instalasi pusat listrik yang paling cawan sambaran petir dan karenanya harus diberi fightning arrester. Selain itu, lightning arrester harus berada di depan setiap transformator dan harus terletak sedekat mungkin dengan transformator. Hal ini perlu karena surja petir yang merupakan gelombang berjalan menuju ke transformator akan melihat transformator sebagai suatu ujung terbuka (karena tansformator mempunyai isolasi terhadap bumi / tanah) sehingga gelombeng pantulannya. akan sling memperkuat dengan gelombang yang datang. Ini berarti bahwa transformator dapat mengalami tegangan surja dua kali besamya tegangan gelombang surja yang datang. Untuk mencegah terjadinya hal ini, lightning arrester harus dipasang sedekat mungkin dengan transfarmator, Lightning arrester akan bekerja pada tegangan tertentu di atas tegangan operasi untuk membuang mustan listrik dari surja petir dan akan berhenti beroperasi pada tegangan tertentu di atas tegangan operasi agar tidak terjadi arus ikutan pada tegangan operasi. Perbandingan dua tegangan ini dischut rasio proteksi arrester. ‘Tingkat isolasi dasar arrester harus berada di bawah tingkat isolasi dasar transformator agar apabila sampai terjadi flashover, maka flashover diharapkan terjadi pada arresier dan tidak pada transformator, ‘Transformator merupakan bagian instalasi pusat tistrik yang paling mahal dan rawan terhadap sambaran in itu, apabila sampai terjadi kerusakan transformator, maka daya dari pusat listrik tidak dapat sepenwhnya ‘Salah satu perkembangan dari lightning arrester adalah penggunaan oksida seng ZnO, sebagai bahan yang menjadi “katup” atau valve arrester. ‘Dalam menentukan rating arus arrester, sebaiknya dipelajari statistik petir setempat, misalnya apabila Statistik menunjukkan distribusi probabilitas petir yang terbesar adalah petir 1S kilo Ampere, maka rating arrester diambil 15 kilo Ampere. ‘Gambar 2.27 menggambarkan konstruksi sebuah lightning arrester buatan Westinghouse yang menggunakan eelah udara (air gap) di bagian atas. ‘Gambar 2.27, menggambarkan lightning aresster yang biasa dipasang pada yjung saluran udara tegangan tinggi. PPetir bisa juga menyambar saluran udara tegangan rendah dan merusak berbagai peralatan yang ads dalam instalasi tegangan rendah dalam bangunan gedung yang terhubung dengan saluran tegangan rendah yang disambaraya. Untuk mencegah kerusakan ini perlu dipasang lightning aresster tegangan rendah seperti yang. ditunjukkan oleh Gambar 2.27.A dan Gambar 2.27.B. Amrester ini bisa dipasang pada bangunan gedung atau di dekat alat yang perlu dilindungi misalnya pada komputer. Alat yang dilindungi perlu dilindungi tidak saja terhadap sambaran petir secara langsung, tetapi juga teshadap sambaran tidak langsung yang menimbulkan induksi. 2.20 Proteksi Rel (Busbar) Rel (busbar) pada pusat listrik merupakan bagian instalasi yang vital, artinya apabila terjadi gangguan atau kerusakan pada rel akibainya akan besar bagi operasi pusatlistik yang bersangkutan karena daya menjadi tidak lurkan, Apabila kejedian seperti ini terjadi pada pusat listrik yang besar dalam sistem interkoneksi, ‘dapat mengganggu selurub sistem interkoneksi, Oleh karena itu, gangguan apalagi kerusakan pada rel harus sedapat mungkin dihindarkan. Di lain pibaik, rel yang keadaannya terbuka, rawan terhadap polusi debu Insta Listik dai Pusat Listik BAB (BBS Penghubong ke pPenghanar Sambungan kedap air Pelindung/penusup (Celah-celah dara Perapat yang sdioldler — a «| Blok berpori yang berfangs setoga kausp Penyangga Gambar 2.27. Lighining Arresier buatan Westinghouse yang mengeinakon celak udara (air gap) ii bogian atas. Gambar 227A. Lightning arrester tegangan rendah, ‘Gamibar 2.27.8, Lighting arrester tegangan vendah, unnek dipasang di luar gedung, buatan EF internerional unk dipasang dalam gedung, merk Soule. SA. ‘alau uap air laut untuk pusat listrik yang terletak di tepi pantai. Pusat listrik yang besar umumnya terletak di tepi pantai kurena membutubkan air pendingin dalam jumlah yang besar dan juga memertukan pasokan bahan bakar dalam jumiah besar di mana transportasi yang ckonomis dilakukan dengan kapal laut. Mengingat hal tersebut di atas, maka harus ada langkah-langkah proteksifperlindungan bagi rel agar tidak terjadi gangguan, yaitu dengan: 8. Memasang kawat petir yang mempunyai sudut perlindungan yang cukup terhadap rel (kurang dari 30"), Pembangkitan b. Memasang ftghining arrester untuk saluran udara dan transformator dengan jarak yang cukup dekat seperti terscbut dalam Subbab 2,19. . Melakukan pentanahan / pembumian yang baik bagi semua struklur logam, 4, Memberi pagar yang rapat di sekeliling rel agar tidak ads binatang yang dapat masuk yang mungkin dapat menimbulkan gangguan, seperti: ayam, kambing, ular, sapi. Apubila sampai terjadi gangguan di rel, maka proteksi yang khusus memproteksi rel adalah relai busbar protection. Relai ini prinsipnya seperti relai diferensial yang mengukur selisih arus yang masuk dan keluar rel (busbar), Dalam keadaan ada gangguan di rel, selisih arus ini nilainya 0 sehingga relai akan bekerja membuka semua PMT yang berhubungan dengan rel yang terganggu tersebut, @ 2.21 nstalasi_ Penerangan/Vital Penerangan dalam pusat listrik sangat penting. Tanpa penerangan, maka jalannya operasi pusat listrik akan, terganggu, Oleh karena itu, harus ada langkah-langkah maksimal agar pasokan daya untuk penerangan sedapat mungkin tidak perah padam. Langkah-langkah tersebut adatah: a, Pasokan daya untuk instalasi penerangan diambil dari transformator pemakaian sendiri, bukan dari transformator unit pemhangkit sehingga apabila unit pembangkit dihentikan atau mengalami gangguan, ‘maka pasokan daya untuk penerangan tidak terganggu. 'b. Menyediakan unit pembangkit darurat alau wninterrupted power supply seperti divraikan pada pasal 3.8 bagi instalasi penerangan dan bagi keperluan lain yang vital seperti komputer untuk oper c. Menyediakan instalasi arus searah untuk sebagian penerangan yang sangat penting dengan menggunakan lampu arus searah. ‘Selain pasokan daya untuk penerangan yang memerlukan pasokan yang andal, bagian lain yang juga memerlukan pasokan daya yang andal adalah komputer untuk operasi, sistem proteksi termasuk pengencangan pegas switchgear PMT. Pada PLTU harus ada pasokan arus searah untuk motor arus searah pemutar poros turbin uap. Hal ini diperlukan apabila terjadi gangguan besar yang menyebabkan semua unit rrip dan pasokan daya dari luar pusat listrik hilang, yang juga akan menycbabkan berheatinya pores turbin uap yang sebelumnya berbeban. {suhunya ratusan derajat Celzius) sehingga akan menjadi bengkok apabila mendingin (mengkerut) tanpa diputar. ‘Aus searah dari baterai aki juga diperlukan untuk sarana telekomunikasi yang justru banyak digunakan sewakiu terjadi gangguan, Oleh karena itu, sebsiknya ads unit pembangkit darurat kecil yang perlu dioperasikan sewaktu terjadi gangguan besar, paling sedikit untuk melayani Keperluan di atas termasuk untuk mengisi baterai aki, @& 2.22 Instalasi Telekomunikasi ‘Telekomunikasi merupakan sarana operasi yang sangat penting bagi pusat listrik, terutama jika pusat Listrik bekerja dalam sistem interkoneksi. Sarana telekomunikasi yang biasa digunakan dalam pusat listrik adalah: a, Telepon umum, termasuk: faximile, telex, dan elecironic mail b. Power fine carrier, untuk komunikasi suara dan untuk pengiriman data, termasuk untuk proteksi sistem, ©. Serat optik yang dapat mengambil alih fungsi telepon umum maupun power line carrier, Apabila pusat listrik beroperasi dalam sistem interkoneksi, maka komunikasi operasional antara pusat listrik dengan pusat pengatur beban (operator system) sangat penting, Apabila alot supervisi sistem atau yang lazimnya discbut sebagai supervisory control and data acquisition (SCADA) dari pusat pengatur beban menggunakan ‘komputer, maka pada pusat listik harus ada microprocessor yang dapat berkomunikasi dengan komputer SCADA. Microprocessor ini dilengkapi dengan berbagai madem dan peripheral yang disebut remote terminal unit (RTU), Insta! Lise dari Pusat Lisrik BAB 2 {§55 RTU mencatat berbagai data dan kejadian dari pusat listrik untuk dilaporkan ke komputer SCADA yang ada di pusat pengatur beban. Pusat pengatur beban melalui komputer SCADA dapat meminta data dan informasi mengenai berbagai kejadian yang dialami pusat listrik. Pusat pengatur behan juga dapat mengirim sinyal pengaturan ke pusat listrik, misainya sinyal untuk membuka atau menutup PMT atau sinyal untuk mengatur beban unit pembangkit dalam rangka pembagian beban yang ekonomis atau dalam rangka pengaturan sistem frekuensi, Power line carrier (PLC) adalah sistem telekomunikasi yang menggunakan saluran transmisi sebagai media pengiriman sinyal. Modulasi yang digunakan adalah amplitude modulation single side band (AMSSB) dengan frekuensi carrier (pembawa) sekitar 400 kilo Herz. Prinsip kerja telekomunikasi PLC ini digambarkan secara skematik oleh Gambar 2.28. Houbungan sirkwit telekomunikasi dari pesawat SSB ke dalam saluran tegangan tinggi dilakukan melalui kapasitor penghubung (coupling capacitor) setelah terlebih dahulu melalui fine matching unit (LMU) untuk menghasilkan daya maksimal. Untuk mencegah sinyal telekomunikasi yang berfrekuensi jauh di atas frekuensi tenaga listrik (30 Herz) masuk ke dalam sirkuit pengukuran tenaga listrik, maka pada ujung saluran tegangan tinggi di Gl sebelum masuk ke alat ukur tenaga listrik dipasang kumparan yang dalam bahasa Inggris disebut wave trap, Power line carrier (PLC) umumnya mempunyai chanie? untuk komunikasi dan chanve? untuk data. Chai nel biasanya digunakan. wotuk SCADA dan intertripping relai proteksi. Remote terminal unit (RTU) seperti digambarkan oleh Gambar 2.29 terdiri dari microprocessor yang dilengkapi dengan read only memory (ROM) dan random access memory (RAM). Di bi input ada analog input yang berasal dari transformator arus dan transformator tegangan setelah terlebih dahulu melalui rensducer dan analog to digital converter. Sedangkan di hagian digital input sinyal berasal dari posisi pemutus tenaga (PMT) membuka atau menutup. Di bagian output RTU ada analog output untuk mengatur posisi governor unit pembangkit. Sedangkan digital ewppur-nya adalah untuk membuka atau menutup PMT, Hubungan antara RTU dengan komputer SCADA dilakukan melalui modem telekomunikasi yang berhubungan dengan saluran telekomunikasi, Saluran telekomunikasi dapat berupa saluran tersebur dalam butir a, b dan ¢ pasal ini ‘Teknologi terakhir cenderung menggunakan serat optik yang umumnya dimiliki perusahsan listrik dan dipasang dalam kawat petir yang ada di atas saluran transmis, Penggunsan saluran fiber memberi keuntungan Karena jumlah chennel-nya bisa lebih banyak daripada saluran power line carrier, Namun akhir-akbir ini sedang ada riset untuk dapat memanfaatkan sistem power line carrier bagi jangkauan yang lebih Iuas, yaitw dapat memasuki jaringan distribusi sampai ke rumah pelanggan listrik. Jika hal ini tercapai, maka jaringan tenaga ik dapat juga berupa jaringan telekomunikasi dan jaringan sistem informasi, Siayat— Sinyal & T Gambar 2.28 — Skematik prinsip kerja PLC. ‘TX = Pranamuiter dalam Unit SSB; RX = Receiver dalam Unit SSB; LMU = Line Masching Unit _ Pembanetitan Energi Listrik Saluron Tegangan Tings Telkom SCADA [E=cce Gambar 2.29. Diagram blok remote terminal unit (RTU). TA = Transformator Aras; TT = Transformator Tegangan; A/D = Analog to Digitol Convener, D/A = Digital 10 Analog Comerter, AO = Analog Output. D = Digital faput = Output Unit, ROM = Read Only Memary, RAM = Random Access Memory, T = Transducer @ 2.23 Arus Hubung Singkat Gangguan umummya disebabkan karena terjadi hubung singkat dalam satu bagian sistem. Bagian yang paling banyak mengalami gangguan adalah saiuran udara. Gangguan hubung siagkat meaimbulkan arus hubuag singkat yang besar dan barus . Arus hubung singkat yang melalui PMT Saluran No. 1 apabila terjadi gangguan di titik B adalah arus hhubung singkat yang dihasilkan oleh 3 buah generator = 3 x 880,65 ampere = 2.641,95 ampere. c. Arus hubung singkat yang dihasitkan 1 generator untuk gangguan di ttik C adalah: = § 1 = 1,493 per unit = 1,493 x 307,92 = 459,725 ampere Be tXp + Xpy 025401 +082 ~ O57 ns “ Karena ada 3 buah generator yang paralel, maka arus hubung singkat yang melalui PMT transformator pemakaian sendiri untuk gangguan di titik C = 3 x 459,725 = 1.379.175 ampere. Dari perhitungan tersebut di alas, tampak bahwa arus hubung singkat yang terbesar adalah untuk gangguan 44i tk B, yaite gangguan di saluran. Apabila pusat listrik dalam contoh soal tersebut di atas diinterkoneksi dengan sistem lain melalui saluran_ no. 3 dan saluran no, 4, maka untuk gangguan tersebut di atas akan ada kenaikan nilai arus hubung singkat, ‘karena sistem yang diinterkoneksikan akan memberi kontribusi arus hubung singkat melalui saluran no, 3 dan saluran no. 4. Demikian juga apabila jumlah unit pembangkit dalam pusat listrik ditambah, maka nilai arus hubung ssingkat tersehut i atas juga naik, apalagi jika unit pembangkit tambahannya mempunyai kapasitas yang lebih besar. Masalah arus hubung singkat ini perlu terus-menerus diamati dalam kaitannya dengan kemampuan PMT yang dioperasikan. Apabila pusat listrik ada dalam sistem interkoneksi, maka perhitungan arus hubung singkat ‘menjadi lebih sulit.” inginkan mendalami perhitungan ini dengan menggunakan Z: hus matiks, disilakan membsca buku acuan no. 12 dan no. 13 dari ‘Daftar Pustaks bul i SER ereensan tn use ‘Untuk mengambil conteh yang mudah bagi sistem interkoneksi dimisalkan bahwa pusat listrik tersebut di alas. masuk sistem interkoneksi yang sangat besar sehinggal rel 150 kV-nya menjadi infinite bus, artinya tegangannya selalu sama dengan I per unit. Dalam hal demikian, gangguan di titik C akan menghasilkan arus hhubung singkat sebesar: Flite = x = ep = pag 7 2S per eit = 3.125 » 307.92 = 962.25 ampere Terlihat bahwa anus hubung singkatnya menjadi 2 kali lebih besar dibanding sebelum interkoneksi yaitu pada jawaban butir b. Perhitungan arus hubung singkat seperti halnya di atas didasarkan alas gangguan simetris 3 fasa, karena dianggap gangguan ini yang menghasilkan arus hubung singkat terbesar. Tetapi gangguan yang paling sering terjadi adalah gangguan satu fasa ke tanah, Khususnya pada saluran udara. Olch karcna itu, ada baiknya juga dilakukan pengecekan besarnya arus hubung singkat untuk gangguan satu fasa ke tansh khususnya di dekat pusat listrik besar yang transformator penaik tegangannya mempunyai titik netral yang ditanahkan secara langsung, arena dalam hal yang demikian, ada kemungkinan arus hubung singkat satu fasa ke tanah lebih besar daripada arus hubung singkat 3 fasa, Pada hari-hari libur di mana beban sistem rendah, unit-uait pembangkit banyak yang tidak dioperasikan ada kemungkinan arus hubung singkat menjadi wurun dan tidak cukup untuk mengoperasikan relai apabila terjadi gangguan. Untuk mencegah kegagalan kerja relai ini, bila periu diadakan penyetelan relai untuk arus hubung singkat yang lebih rendah. Di lain pihak, ada kalanya dipasang reaktor secara seri dengan alat tertentu; misalnya transformator untuk membatasi arus hubung singkat. Pembatasan arus hubung singkat di jaringan distribusi atau di instalasi pemakaian sendiri pusatlistrik dapat juga dilakukon dengan tidak mengoperasikun paralel teansfoemator di gardu indvk (G1) atau transformator pemakaian sendiri (bila lebih dari sebuah) pada pusat listrik. Spesifikasi PMT harus memperhatikan besurnya arus hubung singkat yang harus diputusnya dan juga harus memperhitungkan kemampuan termisnya dalam arti berapa lama PMT dapat dilalui oleh arus hubung singkat yang harus diputusnya. Hal ini berkaitan dengan penyetelan waktu tunda (rime delay) relai, @ 2.24 Pengawatan Sekunder Pengawatan sekunder menggambarkan sirkuit listrik yang ada di sisi sekunder transformator arus dan tansformator tegangan di sisi tegangan rendah, Arus dan iegangan yang berasal dari transformator arus dan transformator tegangan selain digunakan untuk pengukuran juga digunakan untuk mengoperasikan retai untuk kKeperluan proteksi. Relai kermudian menutup kontak-kontak dalam sirkuit arus searah dari baterai aki untuk men- ‘rip PMT dan menyalakan lampo indikator serta membunyikan alarm. Gambar 2.31 menggambarkan pengawatan sekunder dari suatu penyulang (saluran keluar) yang diproteksi oleh relai arus lebih dan relai gangguan hubung tanah, Apabila ada ganggvan arus lebih, maka relai OCR bekerja dan menutup kontak K1 sehingga trip coi! TC bekerja men-rrip PMT. ‘Hal serupa terjadi apabila timbul gangguan hubung tanah, di mana relai GFR bekerja dan menutup kontak K2. Kontak K3 digunakan untuk men-trip PMT secara manual melalui pemberian arus ke sip coil TC. Kontak K9 digunakan untuk memasukkan PMT melalui pemberian arus ke closing coll CC. Apabila PMT masuk, maka ‘mekanisme PMT akan menutup kontak K4 untuk memungkinkan trip coil TC bekerja dan menutup kontak KS untuk menyalakan lampu merah yang merupakan sinyal bahwa PMT masuk. Apabila PMT trip, maka keadsan kontak-kontak Karena adanya hubungan mekanis dengan PMT menjadi: + Kontak K4 membuke untuk menghentikan/memutus arus yang lewat rrip coil TC agar srip coil tidak terhakar. + Kontak KS membuka untuk mematikan lampu merah + Kontak K6 menutup untuk menyalakan lampu hijau yang merupakan sinyal bahwa PMT terbuka. + Kontak K7 menutup untuk memungkinkan closing coil CC bekerja apabila kontak K9 ditekan. +R0¥ Gambar 2.514. Pengawatan sehunder sebuah saluran tegangan tingsi yang diprorekst dengan relai arus lebih dan velai gangewan habung tana ‘TA = Transformator Arus; TT = Trunsformator ‘Tegangan; PMT’ = Pemutes Tenaga; OCR = Relai Arms Lebiby; GPR = Relai Gangguan Hubung Tana; TC = Trip Coil; CC = Closing Coit; MA = Magnetic Alarm: — = hubungan mekanis: K3 dan K9 normally open + Kontak K8 menutup untuk membanyikan alarm sebagai tanda bahwa PMT trip. Kontak K8 hares dapat direset, artinya dapat dibuka secara mekanis tanpa mengganggu kedudukan kontak lainnya dan setelah direset untuk mematikan alarm, posisinya harus siap bekerja kembali apabila PMT rrip lagi ‘Gambar 2.31. menunjukkan prinsip kerja kontak reset K10. Kontak reset terdiri dari poros dan dua bush batang penggerak. Batang penggerak | digerakkan olch tembol reset, sedangkan batang penggerak 2 digerakkan oleh magnetic alarm MA. yang dihubungkan seri dengan closing coil CC, Setiap batang penggerak mempunyai tonjolan yang akan menyeret tonjolan yang terletak pada pores: + — Tonjolan a dan c diseret oleh tonjolan batang penggerak 1 * — Tonjolan b dan d diseret oleh tonjolan batang penggerak 2, Uraian ini menggambarkan fungsi batang-batang penggerak, yaitu: * — Batang penggerak | berfungsi menutup Kontak K10 agar siap membunyikan alarm bersamaan dengan pemasukkan PMT oleh closing coil CC. Sepert terlihat pada Gambar 2.31A, magnetic alarm MA yang menggerakkan batang penggerak 1 dihubungkan seri dengan closing coil CC. — Batang penggerak 2 berfungsi membuka Kontak K10 dan digerakkan oleh tombol reset secara manual untuk membeshentikan alarm setelah PMT mengalami rip ataupun dibuka secare manual, Secara fisik kontak-kontak K4, K3, K6, K7, dan K8 merupakan kontuk-kontak bantu PMT yang letakny ada pada PMT tersebut. Sedangkan kontak-kontak lain Ietaknya pada panel yang cukup jauh (bisa mencapai beberapa puluh meter) dari PMT, Oleh karena itu, kabel untuk pengawatan sekunder juga cukup panjang dan rutenya berkelok-kelok. Untuk mencegah terjadinya salah penyambungan, maka kabel pengawatan sckunder harus diberi nomor dan harus ada gambar pengawatan sekunder yang jclas. Gambar pengawatan sckunder sangat iperlukan untuk melakukan pemasangan dan pengujian relai dan PMT, Hal serupa berlaku pula untuk letak Kumparan, Kumparan TC dan kumparan CC terletak pada PMT. Sedangkan kumparan MA berada dalam panel. SG rembanpiitan tnerg tise Pandangan Sampiag Kist Pandangan Sammping Kanan +120 +10v Peaggerik 1 atv \\ Posisi Kemtak K10 Mesutup Posisi Kontak K10 Membuka Pecos a +10V Pandangan Aas y b Posisi Tonjolan pada" fy ain Poros Kontak Reset KB Gambar 2.318. Prinsip kerja kontak reset. Dari uraian di atas tampak bahwa Keandalan pasokan arus searah sangat menentukan keberhasilan sistern proteksi. Kegagalan sistem proteksi sangat berbahaya karena ares hubung singkat yang terjadi sewaktu gangguan tidak diputus oleh PMT sehingga dapat timbul pemanasan yang berlebihan pada peralatan yang dilalui arus hubung singkat yang besar ini. Akibatnya alat-alat ini bisa meleleh, bahkan PMT bisa meledak dan menimbulkan kebakaran, Keandalan pasokan arus searah tidak semata-mata tergantung kepada kondisi baterai aki saja, tapi juga pada kondisi pengawatan sekunder yang dilalui arus searah. Jangan ada kontak yang lepas dan juga jangan ada hubung singkat, Karena hubung singkat kebanyakan dimulai dengan terjadinya hubung tanah terlebih duly, maka instalasi baterai aki sebaiknya ditanahkan seperti terlihat pada Gambar 2.31. Dengan pentanahan ini diharapkan ‘agar gangguan hubung (anah pada sirkuit arus searah dapat dideteksi oleh relai gangguan hubung tanah (GFR) siau oleh sekring lebur. Dalam praktek, pengawatan sekunder untuk arus searah dilaksanakan dengan menggunakan Kabel yang menempel pada dinding panel kontrol atau panel proteksi. Pada panel yang sama mungkin juga ditempelkan pengawatan sekunder arus bolak-balik: 380/220 V, misatnya untuk keperluan penerangan. Dalam hal demikian perlu pengawasan ekstra, jangan sampai tegangan bolak-balik yang melalui kebocoran isolasi menempel pada dinding panel akhimaya masuk ke sistem tegangan searah yang akhimya dapat merusak baterai aki. Insta! Listik dor Past Lisi BABS BT @ 2.25 Pemeliharaan instalasi Listrik 2.25.1. Cara Pemeliharaan. Pemeliharaan bertujuan mempertahankan efisiensi, keandalan, dan umur ekonomis, Dalam perkembangan- nya, pemeliharaan dilaksanakan sebagai berikut: 1, Pemeliharsan bila ada gangguan atau kerusakan, Cara ini masih dapat digunakan terhadap alat yang peranannya dalam aperasi tidak penting. 2. Pemeliharaan periodik. Pemeliharaan dilakukan berdasarkan jangka waktu tertentu berdasarkan buku petunjuk pabrik atau statistik kerusakan atau statistik gangguan 3. Pemeliharaan prediktif (predictive maintenance). Cara ini sekarang banyak dikembangkan. Cara ini dilakukan berdasarkan pengamatan beberapa data kemudian dilakukan analisis atas data ini untuk menentukan kapan perlu dilakukan pemeriksaan atau pemeliharaan suatu slat. Data yang digunakan untuk analisis pemeliharaan prediktit sdalah: a. Tahanan isolasi, b. Getaran poros. ¢, Suhu kumparan dan suhy bantalan, 4. Kandungan kotoran (impurities) pada minyak isolasi (minyak transformater, minyak PMT). €. ‘Hasil pengamatan dengan sinar inframerab. {, Hasil pengamatan dengan sinar ultraviolet yang dapat mendeteksi adanya kerona dan partial discharge. g- Khusus untuk pemeliharaan prediktif pada transformator diperiukan tambahan dari hasil pengamatan seperti divraikan pada Subbab 2.8. ‘Saat ini sedang dikembangkan berbagai “‘reif diagnostic” program yang banyak digunakan untuk pemeliharaan prediktif. 2.25.2. Bagian Instalasi yang Harus Dipelihara, Bagian-bagian instalasi yang harus dipelihara agar kontinuitas suplai listrik terjaga, yaitu generator, motor listrik, rransformator, pemutus tenaga, baterai aki, titik pentanahan, dan sistem proteksi 1, Generator. Generator yang tidak mempunyai sistem pendinginan terturup banyak mendapat debu yang menempel pada isolasi stator maupun rotor. Apalagi bila Tingkungannya basah, tahanan isolasinya dapat cepat turun, terutama bila generator tersebut sering bechenti sehingga tidak terjadi pemanasan. Untuk itu, isolasi stator dan rotor perlu diukur dan jika hasilnys terlalu rendah, maka perlu dilakukan pembersihan isolasi. Generator yang pendinginannya dengan udara atau gas hidrogen tetapl vertutup melalui penukar panas, maka selain isolasi stator dan rotor diukur tahanannya, juga subu udara atau suhu gas hidrogen perlu diukur dan penukar panasnya perlu dibersihkan. 2. Motor listrik Persoslannya sama dengan generator yang pendinginannya dengan udara sirkuit terbuka, 3. Transformator, Selain isolasi kumparan juga kekotoran minyak perlu diperiksa dan juga kandungan air dan kandungan asamnya 4. Pemutus tenaga dan saklar-saklar Kualites media isolasinya perlu diperiksa, bila perlu, media isolasinya ditambah atau diganti, Selain CRB reranghian trergi isc itu, gerakan kontak-kontaknya perlu diperikss apakah masih serempak dan apakah ada kontak yang rusak. 3. Baterai ‘Tegangan sctiap sel perlu diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya sel yang rusak, jika perlu dilakukan Penggantian, Kualitas elektrolitnya juga perlu dicek, bila perlu dilakukan penambahan atau penggantian, 6. Semma kontak sambungan, Kontak sambungan dari semua bagian instalasi listrik perlu diperiksa termasuk dari peralatan tersebut di alas karena kontak sambungan merupakan kelemahan instalasi listrik. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan sinar inframerah, 7. Thik pentanahan, ‘Semua titik pentanahan dalam instalasi listrik perlu dijaga agar tahanannya tidak melebihi 4 ohm. Hal ini diperlukan demi keselamatan manusia yang ada di sekitar instalasi listrik. 8. Sistem protel Sistem proteksi, khususnya relai-relai, perlu dicek dan dijaga agar berfungsi sceara benar. @& 2.26 Sambungan listrik Dalam instalasi listrik, sambungan listik merupakan salah satu titik lemah (sering menjadi sumber gangguan). Sambungan listrik dibagi menjadi 2 kategori, yaitu: a, Sambungan antara saluran dengan sebuah lat, misalnya antara kabel dengan motor listrik. 1b. Sambungan antara saluran dengan saluran, misalnya antara kabel dengan kabel, atau antara saluran vudara dengan saluran udara, Pada sambungan kategori (a) antara saluran dengan suatu alat (misalnya sambungan kabel dengan motor listrik) umumnya dilakukan dengan menggunakan sepatu kabel pada ujung kabel yang kemudian dijepit pada klem motor berupa baut dan mur penjepit. Sambungan ini harus secara periodik dikontrol dan bila perlu dibersibkan, serta dikeraskan kembali agar kontak sambungannya tetap baik, jangan sampai kontaknya kendur dan menimbulkan gangguan Pada sambungan antara saluran dengan saluran, (misalnya antara kabel dengan kabel) umumnya dilakukan dengan menggunakan pipa penyambung (joinsing sleeve). Pada sambungan tegangan rendah, pipa penyambung ini kemudian cukup dibalut dengan pita isolasi dan diletakkan dalam kotak sambungan. Tetapi untuk sambungan antara 2 kabel tegangan tinggi, misalnya antara dua ujung kabel 20 kV, penyambungan memerlukan keahlian ‘yang lebih tinggi. Pekerjaan ini harus dilakukan oleh petugas yang dilatih khusus untuk mengerjakan peayambungan kabel tegangan tinggi yang dalam bahasa Inggris disebut cable joiner. Pekerjaan penyambungan kabel tegangan tinggi memeriukan ketelitian dan kebersihan dalam pelaksanaannya, Pada saluran listrik yang terbuka, baik tegangan rendah maupun tegangan tinggi, penyambungan atau pencabangan umumnya dilakukan dengan klem kbusus. Klem ini ada yang menggunakan cara pengikatan dengan mur dan baut, ada pula yang menggunakan cara penjepitan dengan tekanan yang dalam bahasa Inggris disebut compression joint. Dalam instalasi listrik banyak digunakan peralatan terutama konduktor yang dibuat dari tembaga maupun dari aluminium, tetapi tembaga lebih berat daripada aluminium, begitu pula harganya umumnya lebih mahal daripada aluminium, Oleh karena ity, tidak dapat dihindarkan terjadinya pertemuan/penyambungan kondukior ‘atau terminal alat yang terbuat dari tembaga dengan kenduktor yang terbuat dati aluminium. Titik temu atau ttik sambung antara tembaga dengan aluminium harus diperhatikan secara khusus Karena bila disambung tanpa alat khusus, sambungan ini akan mengalami korosi dan akhirmya menimbulkan gangguan, Penyambungan ini hares dilakukan dengan menggunakan klem khusus yang disebut klem bimetal. Di jaringan tegangan rendah, penyambungan konduktor tembaga dengan Konduktor aluminium sering dilakukan dengan menggunakan kiem aluminium yang ditutup dengan tutup gemuk (g7ease) pencegah korosi, kemudian ditutup dengan tutup plastik untuk mencegah gemuk tersebut hilang akibat siraman ait hujan, Invalasl Lirik dai Pusat Lswik BAB 2 (BS @& 2.27 Perkembangan Isolasi Kabel Kabel Tegangan Rendah. Dalam pusat listrik terdapat kabel tegangan rendah untuk menyalurkan daya dan kabel tegangan rendab untuk keperluan pengawatan sekunder dan untuk keperluan kontrol, ‘Kabel tegangan rendah untuk penyaluran daya ada yang mempunyai Iuas penampang konduktor 2,5 mm? (terbuat dari tembaga) sampai luas penampang 150 me? (terbuat dari tembaga ataupun aluminium) di mana yang mempunyai penampang 2,5 mm” digunakan untuk keperiuan lampu penerangan sedangkan yang mempunyai luas penampang di atas 10 mm? (terbuat dari tembaga) digunakan untuk ‘motor-motor listrik. Kabel aluminium dengan penampang sampai 150-mm? umumnya digunakan sebagai kabel sisi tegangan rendah transformator pemakaian sendiri ‘Semua kabel penyalur daya, terutama yang melalui tempat terbuka, harus diperhitungkan terhadap tekanan mekanis dan bila perlu diletakkan dalam saluran kabel (cable dct) atau. dalam pips. Hal ini perlu untuk memperkecil risiko kebakaran karena hubung singkat. Kabel tegangan rendah untuk pengawatan sekunder dan kontrol umumnya dipasang dalam panel yang terlindung dan dalam saluran kabel, tidak melalui tempat terbuka. Berdasirkan pertimbangan tersebut di atas, maka isolasi kabel daya berbeda dengan isolasi kabel pengawatan sekunder maupun kabel kontrol. Dalam perkembangannya, isolasi kabel tegangan rendah dimulai dengan isolasi yang terbuat dari karet. Sekarang banyak digunakan karet buatan atau campuran karet alam dengan bahan kimia tertento yang disebut isolasi tipe protodur, Untuk kabel daya harus ada lapisan penguat, tervtama jika dipasang di datam rumah, tapisan penguat ini biasanya lapisan PVC (PolyWynliChloréda) dan pelat baja. Kabel tegangan tinggi, Kabel tegangan tinggi (di atas 1 KV) yang umumnya dipasang dalam tanah, pada mulanya menggunakan isolasi kertas yang diresapi minyak (oi! impregnated). Untuk tegangan di atas 70 kV, digunakan minyak bertekanan sebagai isolasi. Dalam perkembangannya, banyak digunakan isolasi crass fink polyethylene yang dalam praktek sering disebut scbagai isolasi XLPE. Kabel dengan isolasi XLPE sekarang telah bisa mencapai tegangan -operasi 400 KV, Hal-hal yang perle diperhaiikan pada pemakaian kabel berisolasi XLPE adalah isolasi XLPE tidak tahan air dan sinar matahari. Oleh karena inu, kabel berisolasi XLPE perlu dilapisi isolasi PVC yang kedap air sebagai pelindung luamya. Di samping itu, isolasi XLPE tidak tahan tegangan searah sebesar nilsi nominal tegangan bolak-baliknya, Dengan penggunsan kabel berisolasi XLPE, proses penyambungan kabel menjadi lebih mudah dibandingkan proses penyambungan kabel berisolasi kertas dengan resapan minyak maupun dengan kabel berisolasi minyak bertekanan. Ada 4 macam teknik penyambungan kabel berisolasi XLPE, yaitu: + Teknik Molding. Kabel yang akan disambung secara mekanik dihubungkan terlebih dahulu dalam kotak sambung. Kemudian dua cairan calon isolasi dimasukkan ke dalam kotak sambung ini, Dua cairan ini setelah bercampur dalam Kotak sambung akan mengeras menjadi isolasi. + Teknik Premolded. Isolasi yang akan dipasang dalam kotak sambung telah dicetak terlebih dahulu. Kemudian penyamhungan konduktor kabel dilakukan dalam kotak sambung dengan menuruti alur yang telah dibuat oleh isolasi tersebut di atas. + Teknik Panas civt (heat shrink), Isolasi berupa bshan tipis dan fleksibel diselongsongkan puda konduktor kabel yang akan disambung. Selongsong isolasi ini kemuelisn dipanasi dan setelah selesai pemanasan akan menciut lalu mencengkeram konduktor kabel bersangkutan. Kemudian sambungan konduktor kabel ini cdiletakkan dalam kotak sambungan yang kedap air dan kotak sambung ini berfungsi juga sebagai pelindung mekanis, RRB rembanehitan Ener isis * Teknik Slip-on. Konduktor kabel yang akan disambung dimasukkan ke dalam baban isolasi yang berlubang sesuai dengan ukuran konduktor kabel, melalui proses stip-on dimasukkan secara “paksa” sehingga terjadi sambungan yang kedap air, Kotak sambung berfungsi melindungi air, merendam sambungan, dan melindungi sambungan ini terhadap tekanan mekanis. ‘Keempat teknik tersebut di atas dapat diterapkan pada pemasangan kotak ujung kabel, yang berfungsi sebagai terminasi kabel ‘Kotak sambung maupun kotak ujung (terminasi) kabel berisolasi XLPE harus kedap air dan juga harus melindungi isolasi XLPE tersebut dari sinar matabari. Air dan sinar matabari dapat menimbulkan karbonisasi pada isolasi XLPE ini yang dalam bahasa Inggris disebut treeing effect, yaitu timbulnya jalur-jalur berwama hitam (Karbon) dalam bahan isolasi XLPE. ‘Kabel untuk pengawatan sekunder maupun untuk keperluan kentrol umumnya menggunakan isolasi protodur ‘atau PVC, dan kabel ini sebaiknya diberi macam-macam warna untuk memudahkan identifikasinya yang berkaitan dengan fungsi kabel tersebut; misalnya kabel untuk tcgangan digunakan kabel yang berwarna hijau, dan kabel untuk arus digunakan yang berwara merah. Jika suhu ruangan tempat kabel akan dipasang, baik kabel untuk daya maupun kabel pengawatan sckunder dan kontrol, relatif tinggi (misalaya di atas 50°C), maka perlu diperhatikan spesifikasi kabel yang akan dipasang berkaitan dengan subu tersebut. Bila perlu, gunakanlah Kabel khusus yang tahan api, ‘Gambar 2.32 menggambarkan berbagai macam kabel, baik untuk penyalur days maupun untuk pengawstan sekunder dan kontrol. ‘Berbeda dengan kabel yang digunakan pada jaringan distribusi, kabel penyalur daya pada pusat listrik umumaya kabel satu fasa dan isolasinya dilindungi dengan lapisan PVC saja dan tidak perla dilindungi pelat baja (steel armouring), Hal ini dapat dilakukan karena ii pusat listrik kabel diletakkan dalam saluran kabel yang secara mekanis telah melindungi kabel bersangkutan terhadap benturan mekanis. Pemilihan kabel satu fasa adalah dari pertimbangan fleksibilitas pemasangan, karena jalannya kabel dalam pusat listrik dan dari generator ke rel banyak melalui tikungan bahkan pada tempat-tempat tertentu perlu dimasukkan ke dalam pipa sebagai pelindung mekanisnya di bagian luar saluran kabel, Pada jaringan distribusi yang ditanam dalam tanah, kabel yang tidak banyak melalui tikungan tajam, sehingga ditanam langsung dalam tanah, tanpa saluran dan karenanya kabel yang cocok dipakai adalah kabel tiga fasa tetapi dengan pelindung mekanis berupa pelat baja selain lapisan PVC yang kedap ais. Gambar 2.328. Proses lead sheating pada pembuatan Gambar 2.324. Kondulwor tembaga ripe NIXKBY 0,641 kV bean Fe SUCACO. kabel PT. SUCACO Kabel untuk Pengawatan Tidak Bergerak Buatan Siemens. Tipe dan Tipe |Desain Catatan HOSV-U igunakan untuk keperluan ——T pengawatan skala besa, 1 Dapat diberi wama yang, Jain, Kombinasi dua warna: juga bisa, Apabila dari segi HOSV-K Se a becansin dpeisiehiin, ‘wama kuning dan hija 1 Tsoi protodue i A 2 Kondukor sembage, Kaku (solid) boleh digunakan secars 3 Kode tembags,serabat lus terpisah (pilth kuning saja ‘atau hijau saja) Kabel 10) | TAP | HO7V'K in lent, karena HOTV.R terbuat dari kondukior serabut tampa pelindung 1 2 yang lebih lua, dan oleh wtuk Sebab itu memiliki keunggulan pengawatan ‘untuk pemasangan dalam tidak saluran atau ruang-ruang yang herperak sempit atau untuk hubungan sunk, 7 ‘ ke bugian-bagian yang keperluan bergerak—misalnya panel serbaguna | HO7V-K Kontrol berengsel. Sebagai Konduktor perangksi i 4 | ekvipotensia, kawat-kawat ini dapat direntang langsung. ay Lit geein Atti | | me tr teags. slhl fing stranded (Rererat haus) 3 Konduktor tembags, eri He ee Siranded (hersral bas) Inia. Kabel NYIF | (cists ——— | Kaya bungunan SILA a SSS | creme pt dinding i 5 | Yang tidak: momgkin rata dari dilakukan penarikan, bbangunan rmisalnya dalam bangunan (SIFLA) ee | ag terbuat dari beton | ad pra-tegang atau beton cor NPT | ona pads papan bangunan 220380 ¥ i 7 a | Spis 1 Sarung karct 2 Lsolast protodur 3 Kondaktoe tmbaga, kak (solid) ao — S| | sae or. ce aie, yang berpelinduag 1 2 4 | susu, pabeik: keju, binats, aay 1 Sarung potodur 4 Kondukon dc] punENnAn Indust oma 2 Fengh vembaga, Wot ‘ 3 Neola protdur ‘la berserat) —————— Ee Gambar 232C, Berbagal macam kabet buaran Siemens, BIR rerbanghitan tnerg isin Kabel untuk Pengawatan Tidak bergerak Buatan Siemens (Lanjutan) Konstruksi Tipe ini lebih disukai, untuk ddigunakan di tempat-tempat yang 1 Petindung Inar protodur 2 Logam pelindung bestipat (lad seg) 3 engisi | Pelindung dari karet 2 Isolasi protaten 1 Konduktor tembaga, serabot halus berlapis seng. mengharuskan keamanan— i ees misalnya, pabrik kimia, instalasi industri ber, dan pertambangan. | Pelindung luar prowdur —$. Kondakior tembaga, 2 Pelindung dat tira serabutkakutsoid! 3 Pengisi stranded) 4 Tools protodur Digunakan hersama kabel ‘berpelindung Iuinaya. dalam ruangan yang. cukup Iuas Pengisi (filler) dari karet elastis dan kawat pelindung, dari tembaga (1,572.5 mm? dengan satu, dua, atau tiga uratserat) ‘berada di dalam pelindung yang -dibuat dari togam berlipa. Pelindung dari logam tidak boleh -digunakan untuk pentanshan atau vantuk: Konduktor proteksi, Kabel ini pada tegangan nominal 1,83 KY telah diuji hubung- -singkat dan tahan-gagal-tanah dalam papan sakelar dan papan -iveibusi yang dirating hing 1000 , Insialas Lisirikdari Pusat Listik BAB 2 RB? ‘Kabel Beserta Fittingnya dentifikasi | Desain Penggunaan dan catatan tipe. (QO, 15, 20, 30 KV dengan isolast XLPE) spesifikasi VDE, NaxsY N 2x s y Digunakm pada saluran dam Nazxsy | | Solas! pronoun 2 agian Nuss 3 Sarung tanah di dalam msaupun di Ivar (wat rotor gedung di pusat listik, dan 1 fae) : sistem distribusi pada daerah 1 yang curam (lereng). dapat juga Gipasang tegak. Selain itu juga dapat dipasangkan pada rutef daerah yang sulit (naik, turin, tak rata, dan lain-lain) 4 WDE 0273 | 4 Lapisas penghanter penibotas-medan | Lina WDE 0298 Part 1 TEC S02 jung Kabel | Dalam ruangan (indoar) Luar ruangan (ourdaor} Q | | | Ujeng kabel sistem Ujung kabel sistem Ujung kabel FEL-2¥ dorong IAES sdorong FAB dengan isolator porselen Sambungan kabel Sambungan lurus WP Pembangkitan Energi Listrik Mlemtifikasi Kabel Beserta Fittingnya (lanjutan) Desain (20 dan 30 KV dengan isol Penggunaan dan catatan NEKEBA NAEKEBA, ‘VDE 023s N EKE 1 Masing-masing kondukror isan tinal dliliodungi ¥ Plat berlapis. 3 Lapisan jute baja ‘goni) ‘sam ants Korosi 4 Konciuktor tombaga $ Tsolasi estas 6 Material berserat dalam beneuk ‘kompon = Dalam sistem distibusi = Dalam tanah, tanpa ada tekanan-iekanan Kibusus. = Indoor dan dalam duct hanya dalam kondisi terdapatnya sesuatu yang menghambat api atau dengan dipindabkan Tapisan jute (goni), — Dalam Kondisi Koresi, proteksi tambahan terbadap korost dengan pelindung Iwar PVC sangat diperluksn Kabel dengan isolasi plastik seharusnya digunakan di mana terdapat varias! dalam Hingkatan sepanjang: yalur (misalnya: pada lereng-lereng. yang: curam). Lihat VDE 0298 Part 1. NEKEBY NAEKEBY VDE 0255 NA 1 Kanduktor slums EKE 8 y 2 Maxing-masing 1 Plat bectapis 4 Peliodung ed bas Protedur dliliedung Iapisan timah item nti oeosi 6 Material herserat dalam bentult korpon ~ Dalam tanah, di mana tahanan korosi yang lebil besar dibutahian. — dupa cocok untuk indoor. — Kabel dengan isolasi plastik scharusnya digunakan di ‘mana terdapat variasi dalam tingkatan sepanjang jalur iomisalnys: pada lereng- lereng yang cura), Lihat VDE 0298 Part 1 Rersambung Inala Lisi dar Pusat Lists BAB 2 (BIBS ‘Kabel Beserta Fittingnya (lanjutan) Penggunaan dan calaan Desain a (20 dan 80 KV dengan isolasi kertas) Ujung CTerminasi) Kabel Dalam ruangan (indoor) Luar rangan (outdoor) Ujung segel EoD dengan isolator resin-cor yang wansparan ‘Ujung segel FDM dengan isolasi kaca. Sambunpan-sambungan ‘Tempat yang berpelindung langsung —— SSS dengan SMJ sera lengan-lengan bagian dalam masing-masing @ 2.28 Kurva Kapabilitas Generator Generator menghasilkan daya alsif yang dinyatakan dalam MW dan daya reaktif yang dinyatakan dalam MVAR. Kapasitas generator dinyatakan dalam MVA di mana: MVA W? + MVAl @Qy Komponen daya aktif MW diatur dengan mengatur kopel penggerak/pemutar generator, sedangkan komponen daya reaktif diatur dengan mengatur arus penguat generator Pengaturan kopel penggerak generator untuk mengatur komponen MW ini dilakukan dengan mengatur kopel yang dihasilkan oleh mesin penggerak generator. Pada mesin penggerak generator yang herupa turhin ai pengaturannya dilakukan dengan mengatur banyaknya air penggerak turbin, Sedangkan pads mesin penggerak generator yang berupa turbin uap, pengaturan kopel ini dilakukan dengan mengatur banyaknya uap yang masuk ke turbin wap. Pada turbin gas dan mesin diesel, pengaturan dilakukan dengan mengatur banyaknya bahan bakar yang masuk ke turbin gas atau mesin diesel bersangkutan Pengaturan daya reaktif dilakukan dengan mengatur arus penguat generator. Hal ini dilakukan dengan FRR rerivanainan tnerg isin ‘mengatur tahanan pengatur dalam sirkuit arus penguat yang dalam hal ini membatasi penyediaan days aktif adalah masalah-masalah mekanis yang berkaitan dengan mesin penggerak, sedangkan yang membatasi daya reaktif adalah kemampvan sirkuit eksitasi menyediakan arus penguat yang antara lain dipengaruhi oleh ventilasi generator, ‘Gambar 2.33 menggambarkan kurva kapabilitas (capability curve) dari sebuah generator yang didinginkan dengan gas hidrogen (diambil dari buku acuan No, 21 halaman 733 Daftar Pustaka buku ini). Berdasarkan persamaan (2.1), kurva ini adalah lingkaran seperti terlihat pada Gambar 2.33, yaitu busur BC. Di bagian induktif, yaitu di bagian mana generator menghasilkan daya reaktif, arus penguat harus besac, ‘aman karena ada keterbatasan sistem eksitasi dalam menghasilkan arus penguat, maka lanjutan busur lingkaran (CB “dipatahkan” menjadi lengkung BA. ‘Dj bagian kapasitif tidak diburuhkan arus penguat yang besar jika dibandingkan di bagian induktif, artinya apabila arus pengust diperiemah, suatu saat generator akan memberi daya reaktif kepada sistem yang sifatnya kapasitif. Pada keadaan kapasitif, ci mana arus penguat nilainya kecil, ada risike generator lepas dari sinkronisasi (out of sinkron) schingga generator tersebut menjadi generator asinkron, Hal ini tidak dikehendaki karena 19 0.80. a | | on 80 . ea) tS 60 hee a_| B 940 5 a |e 09. , F wo © 20 3 c c c| fc os 40 = 0 aml [ea [aa +1 060: Gambar 2.33, Kurva kapabititas Instalas Listikdari Pusat Lisi BAB 2 BP keadaan asinkron ini dapat mengganggu selurub sistem, terutama jika menyangkut generator yang besar dayanya bagi sistem. Selain itu, keadsan asinkron akan menimbulkan pemanasan yang berlebihan pada rotor generator sinkron sebagai akibat timbulnya arus pusar yang berlebihan yang merupakan hasil induksi medan putar stator yang tidak sinkron techadap rotor. Karena keadaan asinkron tidak dikehendaki, maka lanjutan dari bu: lengkung CD. Parameter tekanan gas hidrogen sehagai media pendingin ditunjukkan pada Gambar 2.33 dengan huruf H. Makin besar tekanan gas hidrogen, makin besar efek pendinginannya schingga dapat digunakan arus penguat yang lebih besar, Hal ini ditunjukkan oleh lengkung yang memungkinkan pembangkitan daya reaktif yang lebih besar. : wgkaran BC “dipatahkan” menjadi @ 2.29 Generator Asinkron Pada PLTA dengan daya relatif kecil (kurang dari 1% techadap daya yang dibangkitkan sistem) seringkali digunakan generator asinkron, yaitu motor asinkron yang dimasukkan ke dalam sistem kemudian diputar olch turbin air sehingga motor asinkron ini berputar lebih cepat daripada pataran sinkronnya (mempunyai lip negatif). Pengoperasian ini tidak memerlukan proses sinkronisasi sehingga memudahkan otomatisasi, dapat diamati dari jauh, dan tidak memerlukan operator (tidak dijaga), Jika ada gangguan, relai pengaman akan men-trip PMT generator dan memberhentikan turbin aimnya. Apa yang terjadi dapat dilihat dari jauh (remote), Setelah dicek dan aman, PLTA dapat dioperasikan kembali dari Jarak jauh maupun dekat (setempst), @ 2.30 Generator Dijadikan Motor Start pada Turbin Gas Untuk menstart turbin gas diperlukan daya mekanis untuk memutar poros turbin dan juga poros dari kompresor agar didapat udara bertekanan yang akan dicampur dengan bahan bakar dalam rvang bakar yang untuk selanjutnya akan dinyalakan agar menghasilkan gas hasil pembakaran penggerak turbin sehingga akhirnya turbin bengerak. Daya mekanis yang diperlukan untuk menstart turbin tersebut di atas bisa berasal dari mesin diese! yang distart dengan menggunakan baterai aki atau dari motor listrik yang disediakan khusus untuk start. Ada juga pabrik yang mendesain turbin gas yang menggunakan generator ulamanya sebagai motor start, Sebagai contoh adalah PLTGU buatan Siemens yang diagram satu garisnya adalah seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.34. Generator utama memberikan dayanya kepada rel 150 kV. Rel 6,6 kV adalah rel untuk alat-alat bantu seperti motor penggerak pompa air pendingin dan motor pengisi air ketel, Rel 400 Volt adalah rel untuk memasok berbagai alat bantu seperti SEE: Peralatan cksitasi statis yang dipertukan sewaktu start SFC: Pengubah frekuensi statis yang diperlukan untuk menstart generator sebagai motor start. Pada waktu menstart turbin gas dengan cara menjadikan generator sebagai motor start, generator tersebut harus dilengkapi dengan kumparan asinkron kemudian distart sebagai motor asinkron, Pada proses start ini, generator tersebut diberi pasokan 400 volt dengan frekuensi rendah yang diatur oleh SFC. Setelah generator ini mulai berputar sebagai motor asinkron, frekuensinya secara bertahap dinaikkan sehingga putaran generator terus naik dan apabila sudah mendekati putaran sinkron kemudian diberi penguatan oleh SEE sehingga generator ini mencapai tegangan untuk paralel dengan sistem. Kemudian generator tersehut diparalel dengan sistem melalui proses sinkronisasi. Setelah generator ini paralel dengan sistem, langkah selanjutnya adalah menghidupkan turbin gas, Pada saat pemparalelan tersebut di atas, hares dijaga agar tegangan 150 kV tidak bertabrakan dengan tegangan 400 Volt yang dapat dilakukan dengan membuka PMT No. | terlebih dahulu sebelum PMT No. 2 -dimasukkan, FI erbanghtan toe itt Gambar 2.34, Diagram satu garis dari PLTGU di mana turbin gas distart oleh generatornya yang dijadikan motor star. PMT = Pemotus Tenaga (CBiCiruil Breater: SEE « Peralatan ‘Exsitasi Satis; SPC = Pengubah Frekwensi Statis,; ST = Generator ‘Tain Uap, GT = Geacratar Tustin Cian @ 2.31 Rekaman Kerja PM ‘Gambar 2.35 adalah foto dari sebuah alat perekam kerja (untuk pengu) sedangkan Gambar 2.36 menunjultkan hasil rekamannya. Pada hasil rekaman didapat butir-butir data dan gambar-gambar rekaman dan tanggal serta jam (pukul) rekaman dilakukan. Seperti yang terlihat pada Gambar 2.36, perekaman didapat pada tanggal 19 Juli 2002 pukul 19.46. ) PMT buatan Euro SMC, S.A. Gambar 2.35, Alat tes PMT buaian EURO SMC; S.A. (Spanyol) Instolas Ciera Pusat trie BAB 2 73 v SMC ee COMPANY: CONTACT: PMiE-500-TR DATE: 19/07/02. TIME: 19:45 1. TEST INDENTIICATION DATA Station Name: Cireuit Name Breaker Ref © GAB Breaker Mitr Breaker Mod: 6543, Operator id 2. Test configuration data Operation + -0-¢ Duration > 80,80, 100,100 Tigger = OPERATION Rec Length = 800 ms Bebounce T= 2 ms 3. Timing Al times in milliseconds enti cnre cnt 102.9 C102. 4 C100. 8 256.0 256, $ 256.0 460. 7 cast. 0 460. 7 AUX AUKG 4, COIL CURRENTS | MAX TRIP: 1,53 Amp | MAX CLOSE: 5.32 Amp 5. CONTACT RESISTANCE RCNT 1: 3.20mchm RCNT 2: 2.93mohm RCNT 3: 3.92mahm 6. GRAPHICS C1, 2 3 Main contacts Al, AZ: Auniiary contacts SCALE32 ms/Div 2 Amp/Diw Gambar 236A, Duta hasil pengujiam pemutus tenga Jaterial chroniony prawem autorskim 74 Pek i ==, | | os F Gambar 2.368, Grafik hasi Material chroniony prawem autorskim instalas Lisrk dari Psat isin BAB 2 fis Data dan gambar yang didapat adalah: 1, Test ddentification Dawa, Data yang menyangkut pembuat rekaman kerja PMT dan operator tidak ditampitkan di sini, dengan harapan tidak melanggar etika bisnis, 2. Test Configuration Data © Operation: C-O-C atau Close-Open-Close, Ini aninya bahwa percobaan dilakukan dengan mode tutup (clase), buka (oper), dan tutup (close) © Durasi Waktu: 80-80-100- 100 (imilidetik ) Trigger (Pemicu): Operation, artinya hal terlebih dahulu. + Record Length: 800 miliseconds. Artinya alat perekam ini bisa melakukan perekaman sclama 800 milidetik, + Rebound Time: 2 miliseconds. Rebound Time adalah waktu antara berhentinya (menjadi nolnya) arus dalam closing coil (dalam Gambar 2.36 ditunjukkan dengan I. yang menjadi nol) saat menutupnya Kontak wtama PMT, yait C,. Dalam Gamhar 2.36 terlihat babwa kontak wama yang Pertama masuk adalah C,. ditwnjukkan oleh garis tebal. [. adalah arus dari efosing coil dan 1, adalah arus dari trip coi! (lihat Gambar 2.36 yang menggambarkan closing coil, erip coil, dan auxiliary consaces; misalnya kontak K. dan kontak K,, untuk menyalakan lampa sinyal merah dan Jampu sinyal hijau). 3. Timing. Semua pengukuran waktu dinyalakan dalam milidetik. Seperti terlihat dari Gambar 2.36, ada tabel waktu dari hasil rekaman yang disusun untuk kerjanya ketiga buah Kontak utama (dalam milidetik}: kukan oleh alat perekam ini dengan diprogram Kontak 1 Kontak 2 Kontak 3 Tuwup 102.9 1034 100.8 Buka 256.0 2565 256.0 Totup 4607 461.0 4607 Kontak-kontak bantu (auxiliary consacts) dalam hal ini tidak digunakan, 4 Arus Kumporan (arus searah) ‘Arus maksimum trip coil, Instr = 1.53 ampere, Anus maksimum closing cat, Ipc = S82 ampere, 3. Tuhanan Kontek Rekaman tahanan kontak (contac resistance) menunjukkan: Kontak 1: 3.20 Ohm Kontak 2: 2,99 Ohm Komak 3: 3.92 Ohm 6. Grafik-prafit Cj. Cy, C adalah kontak-komtak wtama, A), Ay adalah kontak-kootak banta, Skala: 32 milidetik per skala waktu 2 ampere per skala Alat perekam kerja PMT ini harus dihubungkan ke closing coil, crip coil, serta komtak-komtak bantu PMT dengan memperhatikan pengawatan sekunder PMT, seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.31 Hasil rekaman kerja PMT ini harus dianalisis dengan mengacu pada bukil petunjuk pemeliharaan PMT bersangkulan, Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah; a. Waktu pembukaan PMT harus secepat mungkin, yaitu sekitar 3 cyode atau 60 milidetik, untuk sistem dengan frekuensi $0 Hz. Dari grafik Gambar 2.36, tumpak waktu pembukaan PMT adalah kire- kira 50 milidetik, yaitu sejak timbul |, Carus trip coil) sampai PMT membuka (garis tebal terputus}. es b. Keserempakan pembukaan ketiga kontak utams; apabila tidak serempak besar kemungkinan ada bagian Kontak yang pembukaannya terlambat akibat telah mengalami keausan yang berlebihan, @ 2.32 Pentanahan dan Tahanan Pentanahan. ‘Dalam sebuah instalasi listrik ada empat bagian yang harus ditanahkan atau sering juga disebut dibumikan, Empat bagian dari instalasi listrik int adalah: a. Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam (menghantar listrik) dan dengan mudah bisa diseatuh ‘mangsia. Hal ini periu agar potensial dari logam yang mudah disentuh manusia selalu sama dengan potensial tanah (bumi) tempat manusia berpijak sehingga tidak berbahaya bagi manusia yang ‘menyemtuhny b. Bagian pembuangan muatan listrik (bagian bawah) dari fighininy orrester. Hal ini diperukan agar lightning arrester dapat berfungsi dengan baik, yaitu membuang muatan listrik yang diterimanya dari pelir ke tanah (bumi} dengan lancar. c. Kawat petir yang ada pada bagian atas saluran transmisi. Kawat petir ini sesunggubnya juga berfungsi sebagai lighining arrester. Karena lelaknya yang ada di scpanjang saluran transmisi, maka semua kaki tiang wansinisi harus ditanahkan agar petit yang menyambar kawat petir dapat disalurkan ke tanah dengan lancar melalui kaki tiang saluran transmisi 4. Titik netral dari transtormator atau titik netral dari generator. Hal ini diperlukan dalam kaitan dengan keperluan proteksi khususnya yang menyangkut gangguan hubung tanah, Dalam praktek, diinginkan agar tahanan pentanahan dari -titik pentanahan tersebut di atas tidak melebihi 4 ohm. Sccara (coretis, tahanan dari tanah atau bumi adalah nol karena Iuas penampang bumi tkterhingga. ‘Tetapi kenyataannya tidak demikian, arinya tahanan pentanahan nilainya tidak mol. Hal ini verwama disebabkan oleh adanya tahanan kontak antara alat pentanahan dengan tanah li mana alat ersebut dipasang (dalam tanah). Alat untuk melakukan pentanahan ditunjukkan oleh Gambar 2,37. Gambar 237. Macam-macam alat pentaaahan LUstrik dae) Pusat Listik RAB 2 a7 Dari Gambar 2.37 tampak bahwa ada empat alat pentanahan, yaitu: + Batang pemtanahan tunggal (si + Batang pentanahan ganda (y dihubungkan paralel. + Anyaman pentanahan + Pelat pentanahan (vr grownding yo) Terdiri dari heberapa hatang wnggal yang wwesi), merupakan anyaman kawat tembaga. ), yaitu pelat tembaga. ‘Tabanan pentanahan selain ditimbulkan oleh tahanan kontak tersebut di atas juga ditimbulkan oleh tahinan sambungan antara alat pentanahan dengan kawat penghubungnya. Unsur lain yang menjadi bagian dari tahanan pentanahan adalah tahanan dari tanah yang ada di sekitar alat pentanahan yang menghambat aliran muatan listrik (anus listrik) yang keluar dari alat pentanahan tersebut. Anus listrik yang Keluar dari alat pentanahan ini menghadapi bbagian-bagian tanah yang berbeda (ahanan jenisnya, Untuk jenis tanah yang sama, tahanan jenisnya dipengarubi oleh kedalamannya, Makin dalam letaknya, umumnya makin keeil tahanan jenisnya, karena komposisinya makin padat dan umuminya juga lebih basah. Oleh Karena itu, dalam memasang batang pentanahan, makin dalam nnya akan makin baik hasilnya dalam arti akan didapat tahanan pentanahan yang makin rendah. .38A menggambarkan batang pentanahan beserta aksesorinya, sedangkan Gambar 2.38B ‘menggambarkan batang pentanahan besenta lingkaran pengarahnys (s enee) di dalam tanah, Tampak bbahwa makin dalam letaknya di dalam tanah sampai kedalaman yang sama dengan kedalaman batang peatanahan, aris lingkaran pengaruh ini makin dekat dengan batang pentanahan. Hal ini disebabkan oleh adanya variast tahanan jenis tanah seperti tersebut di ata. ‘Tabel 2.1 menggambarkan tahanan jenis berbagai macam tanah serta tahanan pentanahan dengan berbagai kkedalaman dan apabila digunakan pita pentanahan (grr ndine strip) dengan berbagai ukuran panjang: Dari bbatang tabel ini terlibat hahwa untuk memperoich tahanan pentanahan 6 &di humus lembab batang pentanahannya ‘cukup dipancang sedalam 5 m tetapi bila di pasir kering kedalamannya harus [65 mt ‘Cara mengukur tahanan tanh secara umum adalah seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2.39, Pada gambar ini tampak batang pentanahan yang akan divkur tahanan pentanahannya ditanam pating kiri. Paling kkanan adalah batang pembantu untuk menyuntikkan anus dari alat pengukur tahanan pentanahan, Arus kemudian mengalir kembali ke alat pengukur melalui batang pentanahan dan kabel warna birt (pating kiri). Sementara a Gambor 2.388, Batang faoran pen kita Exneng Listi Mabel 2.7. Tahonan jenis Berbogai macam tanah dan tahanan penianahannya. ‘Tahanon Pentanahan (2) | — Kedalaman fatang ‘Panjang Pita Macon Taneh: {ohmm) ‘Pentanahan (my Pentanahan tm) 3 & 10 s Ww » 1, Hanns feb 10 3 3 Rn ff 3 2. ‘Tanah pertanian, tanab Hat x 7 0 | 4 | 2 | 10 3, Tanah lit berpasir 30 2 | is o | 3 | 15 4 Pasir lembab 6h xB eli) 80 40 ei) 5 go | ns | 100 | 400 | 200 | 100 6. = = - 160 BO 40 7. 160 so as 200 100, 30 8 Kerikil kering 330 165 100 400 200 100 9, Tanah berbans saow | 1.000} son | 300 | 1.300 | 600 | 300 10, Baty Karan 10" - - - - - - Sumer: Beosur LEM Gambur 2.39. Cara mengukur tahanan pendonahua. pengukuran dilakukan, konduktor yang menghubungkan batang pentanahan dengan alat yang ditanahkan oleh batang ini harus dilepas. Alat pengukur ini mengukur tegangan antara batang pembantu yang ada di tengah dan batang pentanahan. Selanjutnya alat pengukur ini akan menghitung tahanan pentanahan menurut hukum Ohm: ee + di mana V adalah besamya tegangan yang diukur seperti tersebut di atas dan / adalah besarnya arus yang kembali melalui batang pentanahan, yaiu yang melalui kabel wama birw paling kisi. Dengan menggunakan transformator arus jepit (clump on current transformer), seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.40, pengukuran tahanan pentanahan seperti terscbut di atas dapat dilakukan tanpa memertukan pelepasan Intalai thts rine BABS Bro Gambar 240, Feiggunaan yraneformuaror arus jepit (elamp on current transformer) hubungan konduktor yang menghubungkan batang pentanahan dengan alat yang ditanahkan, karena dengan menggunakan transformator arus jepit, arus yang diukur sudah pasti adalah seluruh arus yang melalui hatang pentanahan yang bersangkutan, Sedangkan pada cara pengukuran menurut Gambar 2.39, apabila kondukior penghubung alat yang ditanahkan tidak dilepas, kemungkinan ada arus yang mengalir ke alat tersebut sehingga amus yang masuk ke alat pengukur tidak seluruh arus yang melewati batang pentanahan dan terjadilah kekeliruan dalam mengukur tahanan pentanahan R= ©. Misalnya apabila alat yang dimaksud adalah sebuah tiang transmis, maka orus yang disuntikkan alat pengukér sebagian dapat mengalir melalui tiang transmisi yang ditanahkan melalui batang pentanahan yang sedang diukur tahanan pentanahannya, kemudian lerus mengalir ke kawat petir saluran transmisi dun turun ke tanah melalui tiang-tiang transmisi yang berhubungan dengan kawat petir ini Dengan menggunakan cara peagukuran seperti Gambar 240, yaitu menggunakan transtormator aras jepit kekelirvan pengukuran tersebut di atas dapat dihindarkan walaupun kondukior peaghubung ke tiang transmisi tidak dilepas. ‘Dalam pusat listrik, serandang (yeiichyard) yang rawan terhadap sambaran petir harus ditanahkan dengan baik. ‘Tahanan pentanahan nilainya berubah sepanjang tahun; pada musim kemarau nilainya lebih tinggi daripada pada musim hujan, karena pada musim hujan tanahnya basa, Gangguan saluran transmisi banyak terjadi pada. permulaan musim hujan, karena peur sudah berdatangan tpi tanah masih Kering sehingga petir tidak bisa tersalurkan dengan baik ke tanah dan menimbulkan flew over pada isolator kemudian diikuti dengan arus ikutan yang akhimya menyebabkan PMT srip. Mengingat hal-hal tersebut di atas, maka tahanan pentanahan di (setahun sekali) diukur dan bila perlu SP 2.33. Instalasi Kontrol Instalasi kontrol diperlukan untuk mengendalikan pusat listrik, Oleh karenanya instalasi kontrol hares bisa menyajikan berbagai data dan informast yang terdapat dalam pusat listrik yang perlu dikendalikan olch operator. Data dan informasi ini antara lain adalah: 8099 Pembanhtan eneng tisk 1, Dari generar: Tegangan, arus, daya aktif, daya reaktif, frekuensi, faktor daya, posisi PMT, posisi PMS, suhu kumparan stator, dan subi bantalan 2. Dari transformator penaik tegangan generator: Tegangan, arus, daya aktif, daya reaktif, pasisi PMT, posisi PMS, suhu minyak dan kadar air dalam minyak, 3. Dari mesin penggerak generator: Tergantung macam mesin penggerak generatornya, besaran yang dikontrol bervariasi, tetapi secara aris besar meliputi tekanan, subu, vibrasi, dan tingkat keasaman (pH) misalnya dari air ketel PLTU. Selain data informasi tersebut di ates, masih banyak lagi yang harus diamati oleh operator pusat listrik seperti data dan informasi dari rel, alat-alat bantu dan sistem proteksi teratama apabila terjadi gangguan, ‘Untuk bisa memenuhi keperluan pengumpulan dan penyajian data dan informasi tersebut di atas serta juga vntuk bisa melakukan langkah pengendalian bagi operator pusat listrik maka instalasi kontrol sebuah pusat listrik terdiri dati rranslucer yang mengukur besaran yang diinginkan, kemudian transducer ini mengubsh besaran yang diukumya menjadi besaran miliampere yang selanjutnya besaran miliampere ini diubah menjadi besaran digital oleb analog to digital converter. Besaran digital ini kemudian diolah oleh mikeaprosesor atau komputer menuruti suatt program dan kemudian disajikan kepada operator melalui berbagai peripheral yang diinginkan, misalnya melalui layar muniior. printer, logger, atau plotter, Secara singkat hal ini digambarkan oleh Gambar 241 Periniah-periniah yang dikeluarkan oleh komputer pusat lisinik ke bagian-bagian unit pembangkit yang ‘merupakan bagian dari instalasi pusat listrik (misalnya kepada katup-katup atau kepada governor), umumnya berupa pulsa pulsa listrik yang kemudian harus diubah menjadi gerakan mekanik (gerakan analog). Perubahan. ini dilakukan oleh digi! rr analog converter dan sering kali gerakan mekanik yang diperlukan iow besar (beberapa puluh Newton) sehingga hanus melalui sistem hidraulik. Pembukaan dan penutupan sakelar rangkaian listrik bisa dilakukan dengan pulsa digital karena hanya memerlukan dua macam posisi, yaitu membuka atau menutup. Tetapi pembukaan dan penutupan sudu jalan dari re Lager Monae ‘Keyboard. Kamputer 9 ‘Data Logger ~ E ~ Prince Ke Bagian lnstalasi yang sskerfaikan v T esaras Fisk dari stale: Beeps Analog to Digital Comerter “Transducer 1D] oietigent Device Gambar 241, Pengeunaan transformator arus jepit {clamp an current transformer) Invalasi Listik dari Pusat tistik BAB 2 — [Bt turbin air yang dilakukan melalui pengaturan sckunder governor memerlukan gerakan analog sehingga didapat ‘gerakan pengaturan yang halus, Kontrol otomatis secara penuh (fall cusomotic conto) telah banyak dilakukan pada PLTA dan PLTG. Seringkali PLTA dioperasikan secara ocomatis dati jarak jaub (remore) dengan menekan tombol siari-stop Saja litambah dengan tombol untuk mengatur daya yang dibanpkitkan. Dari segi perangkat lunak (software) umummya instalasi kontrol dari pusat list ‘gram program sebugai berikut: a. Data Acquisition. Program ini menyclenggarakan pengumpulan dan penyajian data dan informasi yang diinginkan. b, Threshold Vialues Program ini mengatur pemberian peringatan (warning) apabila ada besaran yang melampaui batas yang diperbolehkan, e Fault Recording, Program d. Predictive Maintenance. Program ini mencalat besuran-besaran tertentu yang berkaitan dengan pemeliharaan, misuinya getaran dan suhu bantalan kemudian menganalisis data ini dan selanjutnya memberikan rekomendasi mengenai langkah pemeliharaan yang harus dilakukan. ik dilengkapi dengan pro- mmencatat kejadian-kejadian yang tidak normal (gangpuan) dan memberikan anal nya, &. Program dnrerupsi. Program interupsi memberikan prioritas untuk melikukan interupsi terhadap proses pengambilan data karena ada hal yang urgent yang perlu segera diberitahukan kepada operator, misalnya kalau ada gungguan. f. Program Auwmatic Control. ‘Yaitu program untuk mengatur secara otomatis besaran besaran tertentu misalnya mengatur tekanan dan suhu vap pada PLTU, Pada PLTA ada program untuk start dan sop secara otomatis serta pengaturan dayanya. Instalasi kontrol juga berinteraksi dengan instalasi proteksi. Misalnya jika PMT generator pada PLT trip karena relai diferensial yang bekerja, maka instalasi kontrol bersangkutan diberi tahu oleh instalasi proteksi mengenai kejadian ini, kemudian instalasi kontrol ini melakukan langkak-langkah pengaturan yang diperlukan, sesuai program autormeric control yang ada padanya. Langkah-langkah ini berbeda dengan apabila yang men~ trip PMT adalah relai arus lebih, Jika data dan informasi yang diolah jumlahnys banyak, seringkali di dalam instalasi kontrol terdapat invelfigene device yaitu alat yang mempunyai kemampuan Jogic, yang berfungsi membantu kerjanya komputer. ‘> 2.34 Instalasi Pneumatik dan Hidraulik Dalam pusat listrik terdapat bagian dari alat-alat yang perlu digerakkan dengan gaya yang besar (> 5 ke} dalam jarak yang melebihi 2 em dan harus cepat (kurang dari | detik} misalny's pembuksar katup odara untuk penggerak/start mesin diesel ataw untuk menutup pompa darurat. Gerakan semacam ini umumnya dilakukan dengan udara bertekanan > 2 kg/em yang dilakukan secara pneumatik. Katup pembuka udara tckan ini bisa digerakkan olch elektromagnet yang menggunakan, sebaiknya, arus searah dari buterai schingga apabila terjadi gangguan pasokan listrik elektromagnet ini tetap bisa bekerja. Sistem pneumatik (udara tekan) ini memeriukan kompresor dan reservoir udara bertekanan tinggi (> 2 kg/m’) berupa botol-botol angin, Untuk menstart mesin diesel dibutuhkan tckanan udara sekitar 30 kg/ems?, Keuntungan menggunakan udara tekan ini adalah bahwa saluran udara tekanan bisa mencapai jarak sampai beberapa puluh meter dari tempat reservoir udara tekan (botol angin) berada. Gambar 2.42 menunjukkan bagan stat instalasi peumatik (udara tckan) dari sebuah PLTD. Katup-katup satu arah bisa dibuka oleh elektromagnet yang mendapat arus searah dari baterai, Jika suawa PLITD tendini atas beberapa unit maka banyaknya katup start dan katup emergency adalah sama dengan. jumlah BAR Pembanektan Energi istrik Bool Angi Posokan Lisrik = we 1 2 ML | Kompresor Gambar 242A, Barron instalasi Poewmaik (Udara Tekan) dari sebuah PLED M.L= Motor Lisiik: 2 = Kab Satu Azan; 1 Ke Mesin Diese! untuk Stat 2 Ke Emergency Stop unit yang ada, Magnet yang membuka katup emergency’ slop diperintah oleh relai-relai yang dikehendaki oleh sistem proteksi misalnya oleh relai diferensial, rela ekanan minyak pelumas rendah dan relai subu sit pendingin tinggi. Sedangkan katup start dibuka oleh elektro magnet yang ada kaitannya dengan tombel start atau handel start dari mesin diesel Dalam prakick setiap botol angin atau reservoir udara tekan harus dilengkapi katup pengaman (suey valve) dan katup pembuang kandungan uap air udara yang mengembun di dalam botal angin atau reservoir udara tekan tersebut Dalam PLTA dan PLTU yang kapasitasnya umumnya lebih besar dari pada PLD diperlukan pengaturan daya yang dibangkitkan melalui pengaturan katup air dari wurbin air atau pengaturan katup (heottle) uap dari turbin uap yang membutuhkan gaya yang besar. Pengaturan ini dikemando oleh governor, tetapi governor adalah relatif kecil, maka gaya komando (perintah) yang keluar dari governor ini perlu diperkuat melalui suru ampli- fer mekanis untuk bisa mengatur Katup air atau katup uap seperti tersebut di atas. Amplifier mekanis ini dilakukan melalui sistem hidrolik. Amplifier mekanis ini analog dengan tabung trioda atau transistor. Gaya Komando (arus basis) memodulasi minyak bertekanan (tegangan pasokan V) menjadi tekanan tinggi (tegangan emitery untuk menghasilkan daya yang besar (dengan V,, ¢,) untuk menggunakan katup (beban). Jika gaya yang diperlukan untuk menggerakkan katup turbin relatif besar sekali terhadap gaya komando: dari governor, amplification mekanik seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.428 bisa dilakukan dalam dua tingkat. Pada sistem kontrol hidraulik perlu diingat bahwa minyak (cairan) adalah tidak kompresibel, artinya tidak bisa ‘mampat atau mengembang seperti halnya udara pada sistem pneumatik. Untuk mendapat tekanan minyak yang Minyak Rerekanan Dari Komando Governor Sersarmotor Ke Kamup Pengatar AiiUup Dari Turin Gambar 2.428, Amplifier hidrauli, Gaya gerakf komande governor dipakai wk mengarabkan minyak bertekanan any akan menggerakkan pengisap servomotor yang selanjutnya akan menggeratkan kanyp penganer alrtuap dari rurbin. Insta Lisi dar Pusat iti BAB 2 fies relatif konstan harus ada reservoir minyak yang terrutup dengan udara bertekanan di atas minyak tersebut seperti digambarkan oleh Gambar 2.42C, Dalam servomotor yang digambarkan oleh Gambar 2.428, apabila pengisap bergerak ke Kanan maka minyak yang terjepit di kanan pengisap harus dilepas untuk kembali ke bak minysk (sup rank’ Dalam praktck servomotor dilengkapi dengan daslipor yang berfungsi sebagai peredam untuk mencegah terjadinya asilasi. Untuk membatasi jumlah minyak yang diperlukan dalam sistem kontrol hidraulik, reservoir minyak beserta bak minyak diusahakan letaknya berdekatan dengan turbin yang akan diatur katupnya. Pengaturan rr ee Revoir beriekonan Prscikan List Katup Popa I Moser om Dari Sistem Kontrol —— Hidrolik «Mingak Tidak - f{ ‘Bertekaan) 1 Bae Minyal Ke Sistem Kenteo! Hideo (Minyak Bertekanan) Gambar 242C, — Rexervoir minvak bertekawan uaruk sistem kontrol hidrolik beserta bak minyak (sump tank) penerima minak yang kembati Gambur 2.42D. Kempariemen peralatan untuk pengururan hideaulik buat Siemens. Ferbane Coon i “ia katup turbin seperti uraian di atas, yang memerlukan gaya mekanik besar dan Kontinu, cocok dilakukan memakai sistem pengaturan hidrolik, Katup-katup yang jarang dibuka atau ditutup dan tidak memerlukan pengaturan, dapat dibuka atau ditutup dengan memakai motor listrik yang dikomando dari mang kontrol (remote control). Generator, sistem eksitasi, susunan rel, sakelar-sakelar, pengatur regangan otomatis, govemor, sistem protekst dan pemanahan bagian-bagian Instalasi. | sats at yee Jelaskan apa fungsi pemutus tenaga (circuit breaker), pemutus beban (load break switch) dan pemisah (isolating switeh) Mengapa di depan dan di belakang PMT harus selalu dipasang pemisah? Mengapa semua bagian instalasi pusat listrik yang terbuat dari logam harus ditanahkan’? Sebutkan bagaimana teknik memutus busur listrik yang umumnya dilakukan dalam pernutus tenaga! Sebutkan untung-rigi antara pemutus tenaga yang menggunakan gas SF, dibandingkan pemutus tenaga hampa (vacuerm)! Jelaskan mengapa pemmutus tenaga dari sistem arus pengwat (eksitasi) generator harus dilengkapi tabanan yang harus dihubungkan dengan kumparan penguat generator bersangkutan sewaktu pemutus tenaga memutus sirkeuit penguat generator tersebut! Jelaskan bagaimana prinsip kerja pengatur otomatis dari generator yang berdasarkan prinsip mekanis maupun yang berdasar prinsip elektronik. Jawaban: Pada pengatur tegangan otomatis mekanik: Tegangan generator yang diatur, didetcksi dan di Konversi menjadi medan magnet yang kemudian dibandingkan dengan acuan berupa tegangan peeas sebualt kontak listrik yang menggerak motor listik, Selanjutnya motor listrik menggerakkan tahanan pengatur arus penguat Generator. Pada pengatur tegangan atomatis elektronik, prosesnya scrupa hanya tegangan generator yang diatur dideteksi dan di konversi menjadi tegangan elektronik 10 Volt untuk dibandingkan dengan tepangan acuan, Selisihnya diperkuat untuk selanjuinya mengatur penyalaan silicon controlled rectifier yang mengatur arus peaguat Generator. Schutkan hesaran apa saja yang perlu diukur dari generator pusat listrik yang relatif besar (diatas 1 MVA). Jawaban: Tegangan, arus, daya, energi KWH, faktor daya, frekuensi, su kumparan stator, suhu bantalan, anus eksitasi. Bagaimana kecenderungan perkembangan sistem eksitasi generator? Jawaban: Menghindari adanya sikat, memakai dioda berputar. Seburkan pokok-pokok spesifikasi teknik yang diperlukan dalam membeli pemutus tenaga! Jawaban: Sertifikat test hubung singkat dari laboratorium independen intemasional, kemampuan dalam operasi normal dan gangguan untuk nilai tegangan dan nilai arus termasuk durasinya. . Sebuah pusat listrik terdiri dari 3 unit generator beserta trafo penaik tegangan 3 x 125 MVA, 150 KV, Dari rel 150 KV ada 2 saluran yang sifatnya radial melayani beban. Apabila terjadi gangguan hubung singkat 3 fasa pada salah satu saluran radial yang keluar dari rel tersebut, hitunglah besamya arus hubung singkat yang melalui pemutus tenaga generator dan yang melalui pemutus tenaga saluran tersebut di atas apabila reaktansi setiap Generator = 0,25 per unit dan reaktansi trafo penaik tegangannya = 0,10 per unit, Gangeuan lerjadi tepat di belakang pemutus tenaga saluran, reaktansi rel diabaikan, Jowaban: a, Arus yang melalui PMT generator = 137602 ampere b. cArus yang melalui PMT saluran = 4128, 06 ampere, 12 13. 14, Is, inedsititids Pouitisnk BABS fis Apabila pada soal no. 11 dipakai trafo pemakaian sendiri dengan daya 15 MVA tegangan 150 kV/20kV sebanyak 2 buah yang dioperasikan paralel, hitunglah besarnya arus hubung singkat yang melalui pemutus Tenaga 150 kV dari trafo pemakaian sendii tersehut apabila terjadi gangguan hubung singkat 3 fasa pada rel 20 EV pemukaian sendiri jika reaklansi trafo pemakaian sendiri itu sama dengan 0,10 per unit, serta berapa yang melalui pemutus tenaga 20 kV-nya. Jawaban: 945, 41 ampere di pemutus tenaga 150 kV 7090.58 ampere di pemutus tenaga 20 KV Sebutkan relai-relai yang penting untuk memproteksi generator, yang harus ada pada generator dengan daya di atas 10 MVA! Jawaban: + Relai Arus Lebity + Relai Diferensial + Relai Hubung Tanah Terbatas Relai Penguatan Hilang Relai Tegangan Lebih, Apa fungsi yang terpenting dari baterai dalam instalasi listrik pusat listrik? Jawaban; Mampu membuka (men-rrip) pemutus tenaga apabila relat beker Apa lagi fungsi baterai yang penting sclain yang terscbut dalam Soal no. 14? Jawaban; a, Menyalakan lampu darurat sewaktu ada gangguan dan memasok daya bagi s komunikasi. b. Memutar poros Turbin PLTU dan PLTG sewaktu ada gangguan Khususnya poros yang sedang mengalami pendinginan (masih panas) agar porvs panas tersebut tidak bengkok, stem tele MASALAH OPERASI PADA PUSAT-PUSAT LISTRIK Tujuan bat in| adalah menguraikan masalahmasalah proses konversi energi dan operas! yang timbul pada PLIA, PLTU, PLTG, PLIGU, PLTP, PLID, PLIN, dan uniturst pembangkit khusus. Masalah pelestarian hutan dalam kaitannya dengan ‘operasi PUTA dary PLIP. Masalah pengadaan dan peryimpanan bahan bakar untuk pusatpusatlistik termis, Macart- macam bahan bakar serta spesifiasinya seperti nai kalori dan. kandungan unsur yang tidak dikehendaki ‘3.1 Pusat Listrik Tenaga (PLTA) ALA Dalam PLTA, potensi tenaga air dikonversikan menjadi tenaga listrik, Mula-mula potensi tenaga air dikonversikan menjadi tenaga mekanik dalam turbin air, Kemudian turbin air memutar generator yang membangkitkan tenaga listrik. Gambar 3.1A menggambarkan secara skematis bagaimana potensi tenaga air, yaitu sejumlah air yang terletak pada Ketinggian tertentu diubah menjadi tenaga mekanik dalam turbin air. Bukit an ‘Peredam (Surge Tank) Katup Utarna Gambar 3.14. Proses konversi energi dalam pusat lisirik renaga wir (PLTA) m autorskim ial chroniony praw ___ Mavalah Operas pada Pusat poses iar BABS (G7 Gambar 3.18, — Insiolusi tenaga air PLTA bile dilihar dari atas, Daya yang dibangkitkan generator yang dipuiar oleh turbin air adalah: Pek-n-H-q-IkW] GB di mana: . P= daya [KW] Konstanta k dihitung berdasarkan pengertian bahwa I daya kuda = 75 kgm/detik dan 1 daya kuda = 0,736 kW sehingga apabila P ingin dinyatakan dalam kW, sedangkan tinggi terjun H dinyatakan dalam meter dan debit air dinyatakan dalam m'Vdetik, maka, =m yl Idk kW onstanta k Seem 0.736 AY = 9813» 98 det Material chroniony prawem autorskim _ BAR] Pemtarahonan tnensi strike 3.1.2 Bangunan Sipit Potensi tenaga air didapat pada sungai yang mengalir di dacrah pegunungan. Untuk dapat memanfaatkan ‘potensi tenaga air dari sungai ini, maka kita perlu membendung sungai tersebut dan aimya disalurkan ke ‘bangunan air PLTA seperti ditunjukkan oleh Gambar 3,2, Ditinjau dari caranya membendung air, PLTA dapat dibagi menjadi dua kategori: a. PLTA run off river b.PLTA dengan kolam tando (reservoir) Pada PLTA run off river, air sungai dialihkan dengan menggunakan dam yang dibangun memotong aliran sungai. Air sungai ini kemudian disalurkan ke bangunan air PLTA seperti pada Gambar 3.2A. Pada PLTA dengan kolam tando (reservoir) aliran sungai dibendung dengan bendungan besar agar terjadi ‘penimbunan air sehingga terjadi kolam tando, Selanjuinya air dari kolam tando dialirkan ke bangunan air PLTA seperti Gambar 3.2B, Dengan adanya penimbunan air terlebih dahulu dalam kolam tando, maka pada musin ‘hujan di mana debit air sungai besarnya melebihi kapasitas penyaluran air bangunan air PLTA, air dapat ditampung dalam kolam tando. Pada musim kemarau di mana debit air sungai lebih kecil daripada kapasitas penyaluran air ‘bangunan air PLTA, selisih kekurangan air ini dapat di atasi dengan mengambil air dari timbunan air yang ada dalam kelam tando. Inilah keuntungan penggunaan kolam tando pada PLTA, Hal ini tidak dapat dilakukan pada PLTA run off river, Pada PLTA run ojf river, daya yang dapat dibangkitkan tergantung pada debit air sungai, Tetapi PLTA run off river biaya pembangunannya lebih murah daripada PLTA dengan kolam tando (reservoir), karena kolam tando memerlukan bendungan yang besar dan juga memerlukan daerah genangun yang luas. Jika ada sungai yang mengalir keluar dari sebuah danau, maka dapat dibangun PLTA dengan menggunakan danau tersebut sebagai kolam tando. Contoh mengenai hal ini, yaitu PLTA Asahan yang menggunakan Danau ‘Toba sebagai kolam tando, karena Sungai Asahan mengalir dari Danaw Toba, Bangunan air PLTA yang mengalitkan air dari dam pada PLTA run off river dan dari kolam tando pada PLTA yang menggunakan bendungan sampai ke turbin digambarkan oleh Gambar 3.3. Secara garis besar, ‘bangunan air ini terdiri dari saluran air yang terbuka atau tertutup (terowongan) sampai pada tabung peredam, Pipa Pembeangan Gambar 3.24. Prinsip kerja PETA run off river. Masolah Opevasi pada Pusat pusat Liste BABS fies owongan Memanjang Pipa Post PLTA Setani Pipa Penwotr Aie Kolar Tando Tahun Pusat Listik Tenaga Air Gambar 3.28. Potongan. memanjeng pipa pesat PLTA Sutawié (PLTA dengan kolam tandaleeservatr Sebelum tahung peredam terdapat katup pengaman dan setelah tabung peredam terdapat saluran ai berupa pips pesat yang harus tahan goncangun (ckanan air. Tabung peredam dalam bahasa Inggris disebut surge lank dan berfungsi meredam goncangan tekanan air yang terjudi dalam pipa pesat. Pada ujung bawah pipa pesat terdapat katup utama turbin, Dari katup utama turbin, air menuju ke katup pengatur turbin, lalu air mengenai roda air turbin yang mengubah energi potensial air menjadi energi mekanik roda air trbin, Gambur-gambar 3.38 samtpai dengan Gambar 3.3F adalah foto-foto dati berbagai bangunan PLTA. Gambar 3.34, Bendungon PLIA Mrico di Jawa Tengah dengan kopasitas 3 > 60.4 MW di mara tampak bendangon beseria pelimpasannya (sil Kir?) dan wedung PLIA beseria air keluarnya (sisi Kanan), Gembor 3.38, fBenshingon Wolk PLEA Saguling 4X 175 MW i mana: rampak Rock Fill Dam {sisi kiri) dan Pelimpasan (begian tengah) serta Pintu Air wntak pengamanan Dan. Sonesta te ik Gambar 33C. Intake PLIA Saguline dé Jawa Barat denyan kapasitas 4% 175 MW. Gambar 33D. Pipa pesat dan gedung PLIA Saguling di Jawa Barat dengan apesitas 4 x 175 MW. Gamber 3.3E. Pipa pesat PETA Lamajan di Jawe Barat dengan kapasinas 3 x 6.5 MW aii mana tampak gedung PLA di wjung bawa ipa pesat Masaloh Opirasi mada PusatpusatLiswik BABS [B91 Gambar 23F — Racing terbin PLIA Cirata oli Sawa Barat dengan haps 3.1.3 Macam-macam Turbin Air i energi mekanik pada roca air wurbin, ada Ditinjau dari teknik mengkonversikan energi potensial air men} tiga miacam turbin air (lihat Gambar 3.3G, 3.31, dan 3.31), yaitw a Turbin Kaplan, Turbin Kaplan digunakan untuk tinggi terjun yang rendah, yaitu di bawah 20 meter. Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik rods air turbin dilakukan melalui pemanfaatan kecepatan ait, Roda air turbin Kaplan menyerupai baling-baling dari kipas angin, b. Turbin Francis, ‘Turhin Francis paling banyak digunakan di Indonesia. Turbin ini digunakan untuk tinggi terjun sedang, yaitu antara 20-400 meter. Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanil pada rods air trbin dilakukan melalui proses reaksi sehingga turbin Franeis juga disebur sebug turbin reaksi lun buat Tashiba sit mana iampek Kaplan runner (kiri) dan rurbin Kaplan ripe vertihal ‘thunan, Gambar 3.36, Gambar 33H. | Pembanitan Enengl Listrik Durbin Francis bu tengath), an tue n Toshiba di mana tampck Frames Rus alas), terbin Francis tipe horizontal rancis tipe Vertikal (bawah) MstihOpeoniviih Racial Lik BABS iS Gambar 331.1. Turbin Francis dan generator 3600 4, Gambar 3.31.2, Turbin Francis dan generator 429) kW. c. Turbin Petion, ‘Turhin Pelton adalah turbin untuk tinggi terjun yang tinggi, yaitu di atas 300 meter. Teknik mengkonversikan cnergi potensial air menjadi energi mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui proses impuls sehingga turbin Pelton juga. but sebagai renin ionmuls. Untuk semua macam turbin itr tersebur di aras, ada katup pengatur yang mengatur hanyaknya air yang akan dialirkan ke roda air. Dengan pengaturan air ini, daya turbin dapat diatur. Di depan katup pengatur terdapat katup utama yang harus ditulup apabila turhin air dihentikan untuk melaksanakan pekerjaan pemeliharaan atau perbaikan pada turbin. Apabila terjadi gangguan listrik yang menycbabkan PMT generator ivip, maka untuk mencegah ‘turhin berputar terlalu cepat karena hilangnya beban generator yang diputar oleh turbin, katup pengatur air yang menujt ke turbin harus ditutup. Penutupan katup pengatur ini akan menimbulkan gelombang air membalik yang lam bahasa Inggris disebut warer hammer (palu air), Water hammer ini menimbulkan pukulan mekunis kepada Pipa pesat ke arah atas (hulu) yang akhimya diredam dalam tabung peredam (surge tank). Kecepatan spesifik (specific speed) turbin air didefinisikan sebagai jumlah putaran per menit (ppm) (rnra- von per minare (epml) dari turbin untuk menghasilkan satu daya kuda pada tinggi terjun H = Od Pertanian ets ni Lampak Pelt n aias), dan tuebin Pelton tipe verthal (buwah) surbin Pelton tine hortcomsat 7 G2) di mana: u Ng= kecepatan spesifik (ppm atau rpm} N= putaran per menit pada Keadian katup terbuka penub [pp atm rpm) H = tinggi teejun [fer] B= daya keluar rotor [Horse Power biasa disingkat HP] Rumus 3.2 di tas merupakan Rumus empi MMasalah Operas! pada Pusat.pusat Listik BAB 8 Be Saluran air dari dam atau kolam tande sampai pada tabung percdam, panjangnya dapat mencapai beberapa Kilometer. Apabila saluran ini tidak rata, jalannys naik turun, maka di bagian-bagian cekungan yang rendah, hanis ada katup untuk membuang endapan pasir atau Lumpur yang terjadi di cekungan rendah tersebut, Di sisi Jain, yaitu di bagian-hagian lengkungan yang tinggi juga harus ada. katup, tetapi dalam hal ini untuk membuang udara yang terperangkap dalam lengkungan yang tinggi ini. Secara periodik, Katup-katup tersebut di atas harus dibuka untuk membuang endapan yang terjadi maupun untuk membuang udara yang terperangkap. 314 Operasi dan Pemeliharsan ‘Ada kalanya PLTA yang mempunyai kolam tando besar mempunyai fungsi serba guna di mana artinya selain berfungsi sebagai pembangkit tenaga listrik, PLTA ini juga berfungsi untuk menyediakan air irigasi, pengendalian bunjir, perikanan, pariwisata, dan penyedia air bagi lalu lintas pelayaran sungai. Pada PLTA serba guna, pembangkitan tenaga listriknya perlu dikoordinasikan dengan keperiuan irigasi dan musim tanam padi yang membutuhkan banyak air, Dari segi pengendalian banjir, PLTA serba guna harus dapat diatur air keluarnya. sehingga pada saat banyak huujan tidak timbul banjir di sisi hifi, Contoh PLTA serba guna adalah PLTA Jatiluhur i Jawa Barat, Ditinjau dari specific speed, turbin Kaplan mempunyai specific speed terbesar, kermudian disusul oleh turbin Francis dan Pelton. Oleh karena itu, untuk ferjun yang tinggi, misalnya 400 meter, digunakan turbin, Pelton agar jumlah putaran per menit yang didspat dari wurbin tidak cerlalu tinggi sehingga tidak timbul persoalan, mekanis. Dari wraian di atas, tampak bahwa pelestarian hutan di daerah aliran sungai (DAS), terutama di sisi hulu PLA sangat penting bagi kelangsungan hidup PLTA. Apabila hutannya rusak, maka kemampuan tanah di DAS untuk menyimpan air akan turun schingga timbul banjir di waktu musim fwujan dan di musim kemarau timbul kekeringan. Selain itu timbul erosi tanah sewaktu hujan yang akan mengendap dalam kolam tando sehingsa. terjadi pendangkalan kolam kando, lihat Gambar 3.4. Dibandingkan dengan pusat listrik lainnya dengan daya yang sama, biaya eperasi PLTA paling rendah ‘Tetapi biaya pembangunannya paling mahal. Salah satu faktor yang menyebabkan biaya pembangunan PLTA menjadi mahal, yaitu karena umumnya terletak di daerah pezunungan, javb dari pusat konsumsi tenaga listrik (kota) sehingga memerlukan saluran transmisi yang panjang dan daerah genangan air yang vas di mana kedua hal tersebut memerlukan biaya pembangunan yang tidak sedib Dalam sistem interkoneksi di mana terdapat PLTA yang diinterkoneksikan dengan pusat-pusat listrik termis ‘yang menggunakan bahan bakar, ada kalanya dibangun PLTA pompa yang dapat memompa air ke atas. Hal ini baru ckonomis apabila biaya pembangkitan dalam sistem interkoncksi bersangkutan mempunyai variasi yang ‘besur, Pemompsan air dilakuksn sewaktu biays pembangkitan rendah, kerudian air hasil pemompaan ini digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik sewaktu biaya pembangkitan sistem interkoneksi mahal schingga pembangkitan tenaga listrik dengan biaya yang mahal dapat dikurangi jumlahnya. Gambar 24. Hasan beserta tape huuraws dt DAS. “Traian yang lebih vincé apa siihas pads halaman 325: Boku Aewan No. 4 Duftar Pwstaks Bul ini Sef] resbeeeen tek Keuntungan teknik operasional PLTA adalah a) mudah (cepat) distart dan distop. b) bebannya mudah diubah-ubah, ¢) angka gangguannya rendah, d) pemelibaraannya mudah, dan e) umumnya dapat distart tanpa daya dari luar (black stars) Masalah utama yang timbul pada operasi PLTA adalah timbulnya kavitasi pada turbin air. Kavitasi adalah peristiwa terjadinya “letusan” keeil dari gelembung uap air yang sebelumnya terbentuk di daerah aliran yang tekanannya lebih rendah daripada tekanan ap air ditempat tersebwt; kemudian gelembung wap air ini akan menciut secara cepat ("meletus”) ketika uap air ini melewati daerah aliran yang tekanannya lebih besar daripada tekanan wap air tersebut, karena jumlahnya sangat banyak sekali (ribuan per detik) dan | letusan itu sangat cepat maka permukaan turbin yang dikenai oleh letusan ini akan terangkat sehingga terjadi burik yang menyebabkan bagiat-bagian turbin air (setelah waktu tertentu, kira-kira 40.000 jam) menjadi keropos dan perlu diganti_ Kavitasi terjadi di bagian-bagian turbin yang mengalami perubahan tckanan air secara mendadak, misalnya pada pipa buangan air wrbin. Kavitasi menjadi lebih besar apabila beban turbin makin kecil. Oleh karena itu, oda pembatasa beban minimum furbin air (kira-kira 25%), Bagian terbesar dari biaya pemeliharaan PLTA adalah biaya perbaikan atau penggantian hagian-bagian turbin air yang menjadi keropos akibat kavitasi, Di Indonesia, tanaman enceng gondok sering menimbulkan penyumbatan saringan ait dan menaikkan penguapan dari kolam tando sehingga merupakan salah satu masalah aperasi PLTA. PLTAtkecil dengan daya terpasang di bawah 100 kW, biasanya discbut sebagai Pusat Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTM), PLTM banyak dibangun, terutama di pedesaan. PLTM secara ekonomis bisa menguntungkan apabila didapat tempat (site) air terjun yang baik, dalam arti bangunan sipilnya bisa sederhana dan murah, kemudian bagian elektromekaniknya dibuat otomatis sehingga biaya personilnya murah, Di daerah yang ada jaringan perusahaan listrik, PLTM bisa diparalel dengan jaringan listrik yang ada, Pada pemanfaatan tinggi terjun ‘yang rendah, untuk PLTM dapat digunakan turbin Kaplan dengan generator yang direndam dalam aliran air untuk menyederhanakan bangunan sipil yang disebut bulb type unit, Karena PLTM sebaiknya tidak dijaga, maka untuk ‘memudahkan proses sinkronisasi pads operasi paralel dengan sistem interkoneksi dapat digunakan generator asinkron, ‘Ada juga PLTA yang menggunakan tenaga air dari pasang surutnya air laut, misalnya di Peraneis. Efisiensi turbin bersama generator unit PLTA dapat mencapai nilai sekitar 95%. Efisiensi keseluruhan dari PLTA dan instalasi listriknya, termasuk enerai untuk pemakaian sendiri, angkanya berkisar antars 85-92%, Lancamya aliran air dalam instalasi air PLTA sangat mempengaruhi efisiensi PLTA, Oleh karena itu, harus diusahakan agar aliran bersifat laminer (jangan ada turbulensi). Untuk itu harus dihindari tikungan yang tajam dalam instalasi air PLTA, ‘Centch Seal No. 2 Apabila pada Comh Soal No, | Subbab 3.1.1, PLITA berbeban penuh selama 24 jam sehari: a, Berapa banyak jumiah produksi kWh-nya b. Berapa banyak pemakaion aimnya ? ©. Berapa besar pemakaian air yang: dipertokan wotak memprestuksi 1 MWh Jawaban & Produksi kWh dalam satu hari (24 jam) = 16 2925 kW x 24 jam = 391.020 kWh b. Pemakaian air dalam satu hari = 14 x 3600 x 24 = 1.200.600 m? 6, Dalam 24 jam; Produksi = 391,020 kWh Pemakaian air = 1.209.600 m' Untuk memproduksi energi sebesar | kWh diperiukam air sebanyak 1.200.600 ARO = 3.093.447.9051! Untuk: mesipradoks! | MW diperlaken air sebanyak 3.093.487.905 mi? Masala Opeeas pada Posskpunat Lisi BABS Kemampusn Testalasi PTA, 1d idee Jan" Feb” Mar Apr” Mei” Jun” ful” Ags” Sep” Okt Nov” Des = Waka Gambar 348. Gi Contoh Soal No. 3 PLTA dalam Conioh Saal No. | Subbab 3.1.1 direncanakan mempunyai kolam iando tahonan. Debit air songai pengéerak PLTA berdasurkan pengamatan statistik diperkirakan rata-rata schagai berikut: iin Tom [ Feb | Mar [Ap [Mev [im [Jot [Am] Sp [On [Now [Bes petit mies | 23 | 2 | [is [is fo |e fo | s | wo [ Bila Kolam tando yang dibangun huras biss menampang selurs air tna) kelebiban peovakaian PLFA; Hitunglah beripa besar volume kolara tande ini dengan catalan bahwa banyaknya air yang menguap adalah schanyak 54. Dengan adanya kolam iando tersebut pada butir a, herapa lama PLTA ini bisa berbeban penuh dalam satu ‘shu. Dicngan adanya kolam tando tersebut pada bute a, Berapa besar jucalah produksi yang bisa dicapai data sat tahun Instalas| PLTA hanya bisa mengalirkan maksimum 14 m‘iet, Jka debit air besarnyia di tas 14 m"det make elebinan ini harus bisa ditampung di kolam tande ii. Pengisian Kolam taado akon berlangsung sebagai berikut, lihat Gambar 3.45. i 5423 — 14) x 31x 24 3600 = 424.105.600 mm? (22 — 14) x 28 x 24 3600 = 419.353,000 m! (28 hari) (20 — 14) x 31 24 > 3600 = 416.070.400 m? 2 (16 = 1} x 300 24 2 3600 = +5.184.000 mn E19 = My 23 2 5 3000 = 2,678,400 Material chroniony prawem autorskim 98) Juni (10 ~ 14) 30. 24 x 3600 = 10,368,000 m* Juli (3-14) x 31 «24 x 3600 = —16.070.400 mé Agustus: (6 — 14) x 31 24 x 3600 = -21.427.200 m Seprember : (4 ~ 14) x Mi x 24 x 3600 ‘Obtabe (10 ~ Ty oe 31 x 24 3600 November; (14-14) «30 x 24 x 3600 Desember (20 ~ 4) 31 x M4 x 3600 = +16.070400 25,920,000 m* Pada perhinungan oi atas, tanda (+) berarti pengisian kolam dan tanea (—) berarti pengambilan air dari kolam| Kedua-duanya untuk kesdaun PLTA berbeban penuh dengan debit air (4 met, ‘Volume kolam tando harus cukup menampung air seluma proses pengisian dikurangi 5% karena penguspan, Dari uraion di atas tampak babwa proses pengisian beclangsing: dari bulan Jumwari sampai dengan April ditambah pada belan Desember. Setelah dikurangi 5% karena penguapan aks didapat angka 76,744,800 m' ini adalah volume kolam tando yang diperfukan ‘Selama balan Januari sampai dengan Maret dan selama bulan Desember PLTA ini bisa beroperasi penuh tanpa ‘mengambil air dari Kolam tando. Untak bolan-bplan yang fain asruk bisa herbeban peouh diperiukan suplisi | air dari kolary (ando sebanyak Mei (14 — 13) & 31 x 24 x 3600 678.400 mi? | Suni (14 ~ 10) 30° 24 x 3600 = 10368.000 m? | Juli (14-8) 31 «24 x 3600 = 16.070.400 mr! Agustus (14-6) 31 24 «3600 = 21.427.200 m? September: (14-5) x 30 24 x 3600 = 23,324,000 in! 73.872.000 m! Dengan membebuni PLTA secara penuh yang memerlukan air sebanyak 14 met, dari Januari samp September, maki air dari kolam tande telah teqpukai sebunyak 76.464,000 m’, sedangkam isi kolam taado = 76.744,800 rm’, sehinggu air dalamn kolam tando mass wersisa =76744,800 m'— 73,872.08 siteruskan dalam bulan Oktober moka dalam balan Oktober ‘dari kolam tando sebanyak 14 ~ 8 = 6 nv det, sehingga sisa air dalam kotam tando akaa habis werpakai setelah: 2.872.800 m= 478.800 detik = 7,67 hari, Ini berarti sciclah beroperasi dengan beban penult ari Januari sampai dengan September dan kemudian dalam bulan Oktober selam 7,67 han, air dalam kolam fondo akan Inabis. Selanjutnya dalam bulan Oktober setelal 7,67 hari pertaria hanya tersedia air Sungai pengerak PLTA ssebanyak 8 yang banya dapat membangkitkan days sebesar Py ek: oH: g= 98x 095 x 1258 = 9.310 kW Dalans bulan November Karena debit air rats-rata sungai menjadi M4 met kemball, yaitu dengan titanya musim hujan, maka PLTA dapat kembali berbeban peoub 16.292.5 kW (lihat Subbab 3.1.1, cantoh sal): Begitu pula dalam bulan Desember karena debit air sungai rats-rata menjosti 20 mn'det > 14 mvlet, maka | PLTA bisa berbeban penuh I kW. Jadi banya datam bulan Oktober PLTA ini tidak bisa berbeban penuh selama 31 — 7,67 satu tahun (365 hari) PLTA ini bisa berbeban penuh seluma 365 — 23,33 = 341,67 hui. Produksi energi yang bisa dihssitkun PLTA dalam satu tahun: (4167 « 24 x 16.2 x 24 x 9310) kWh 133.300.8034 + 5.212. 34,.812.658,6 kWh Jika pembebanan penu! Dalam 2 kWh uraian dalam Contoh Soal No, 2 tersebut di atas sa disimpulkan beberapa hal sebagai berikut Daya keluar dari PLA tergantung kepada tinggi terjun H. efisiensi 7, dan kemampuan instalasi PLTA mengalirkan air yang menghasilkan debit air g. Nilai fisiensi dari PLA 1) sesungguhnya berubah dengan besamiya beban, nilai r| maksimum tercapai pada beban sekitar 809%. Nilai H dan juga nilai 4 dipengaruhi oleh desain dari instalasi air PUTA. Tikungan yang tajam harus sedapat_mungkin Ma ial chroniony prawem autot ‘Masalab-Oiperast 16292 MW 0 September Obiober Nopember — Desemiier “* Waki (Balln Gambar 34e — Petwbedanan PETA di nana beban diusahakan meksimal tetapl diseswaikan dengan tersedianya air dihindarkan, karena tikungan yang tajam pada saluran air akan menimbulkan turbulensi yang akan ‘menurunkan nilai H dan juga nilai g. Energi yang dihasilkan PLTA tergantung dari jumlah air yang tersedia, jadi tergantung pada jumlah curah hujan dan kemampuan kolam tndo menampung air sewakiu musim hujan, Karakteristik musim hujan setiap tahun adalah berbeda, ada tahun basah dan ada tahun kering. Karakteristik tahun basah atau kering ini berulang setiap 8-10 tahun, Gambar 34B menggambarkan keadaan suatu tahun tertentu, Apabila jumlah curah hujan lebih besar dari pada yang digambarkan oleh Gambar 3.4B ada kemungkinan kolam tando tidak bisa tenampung ait yang masuk sehingga terjadi pelimpasan (pembuangan} air Sebaliknya apabila curah hujan yang terjadi lebih sedikit daripada yang digambarkan oleh Gambar 3.48, tahunnya lebih kering, maka periode di mana PLTA tidak bisa berbeban penuh karena kekurangan air akan berlangsung lebih lama dari pada 7,67 hari seperti yang digambarkan oleh Gambar 3.4B. Untuk dapat memanfaatkan ait yang masuk ke kolam tando dengan sehaik-baiknya, sedapat mungkin fidak ada yang terbuang (etapi juga aman bagi bangunan sipil kolam tando, perlu ada suatu pola pengendalian kolam seperti digambarkan oleh Gambar 3.4D, DMA cm) Jan Feb Mar Ape Mei Jun Jul Age Sep Okt Nay Bes ———* Way OG] Pembangkitanénegi tistk Tinggi muka air atau duga muka air (DMA) dalam kolam (waduk) diukur dengan skala meter. Pola pengendalian isi kolam ditunjukkan dengan DMA yang diinginkan seperti ditunjukkan oleh Gambar 34D. A imenggambarkan periode pengisian yang dimulai pada akhir November yaitu perkiraan mulainya musin Iujan. Penentuan DMA minimum pada akhir periods pengosongan C aiau permulaan periode pengisian harus memperhatikan masalah air masuk ke lubang inake PLTA jangan terlalu rendah sebingga udara ikut masuk Udara yang masuk bisa mengganggu operasi PLTA. Sebaliknya penentuan DMA minimum yang terlalu tinggi bisa mengurangi volume kolam untuk periode pengisian yang bisx menyebabkan akan banyak air yang melimpas/dibuang pada periode B, yaitu periode DMA maksimum, B menggambarkan periode DMA maksimum, Apabila permukaan ir telah mencapai DMA maksimum ‘etapi masih ada air masuk ke dalam kolam (waduk} maka air secara otomatis akan melimpas dan terbuang, Pelimpasan ini perlu untuk mengamankan bangunan sipil kolam/Wwaduk, jangan sampai terjadi over topping yang bisa menycbabkan jebolnya kolam/waduk. Over topping terjadi apabila kolam/waduk isinya sudah penuh tetapi stir masuk masih terus berlangsung sehingga air tidak hanya melimpas di tempat pelimpasan yang terbuat dari beton, tetapi juga melimpas di bagian bendungan yang terbuat dari batu dan pasir (rock fill), sehingga bate dan pasir di bagian bendungan ini jebol, © menggambarkan periode pengosongan kolam/waduk yang dimulai pada akhir bulan Juli yaitu perkiraan nilainya musim kemaraw. DMA dalam periode A dan periode C harus diatur agar berada diantara batas atas dan batas bawah. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur pengeluaran air dari kolamvwaduk. Kolaméwaduk dilengkapi dengan lubang Pengeluaran air eksira di samping tempat pelimpasan yang terbuat dari beton, Hal ini diperlukan wntuk pengamanan kolam/waduk, Ada kolam/waduk yang mempunyai fungsi setba guna seperti waduk PLTA Jatiluhur, yaite untuk: + Pengairan sawah, menghasilkan padi. + Pembangkitan tenaga listrik, + Pengendalian banjir. + Lalu Lintas kapal. © Pariwisata, “Akhir-akhir ini waduk PLTA digunakan juga untuk pemeliharsan ikan dalam keramba Dalam hal yung demikian maka pengendalian DMA harus memperhatikan fungsi-fungsi tersebut di atas, Untuk beberapa PLTA yang ada dalam hubungan kaskade (mempunyai satu sungai penggerak dan masing- masing mempunyai kolam/waduk}, maka pengendalian DMA dalam kolam-kolam PLTA kaskade ini haras dilakukan sedemikian rupa hingga dicapai penggunaan yang optimum. > 3.2 Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) R21 Proses Konversi Energi Dalam PLTU, energi primer yang dikonversikan menjadi energi listrik adalah bahan bakar, Bahan bakar yang digunakan dapat berupa batubara (padat), minyak (cair), atau gas. Ada kalanya PLTU menggunakan. Kombinasi beberapa macam bahan bakar. Konversi energi tingkat pertama yang herlangsing dalam PLTU adalah konversi energi primer menjadi cnergi panas (kallor). Hal ini dilakukan dalam ruang bakar dari ketél wap PLTU. Energi panas ini kemudian dipindahkan ke dalam air yang ada dalam pipa ketel untuk menghasilkan wap yang dikumpulkan dalam dram dari ketel. Uap dari drum ketel dialirkan ke turbin uap. Dalam turbin uap, energi (enthalpy) uap dikonversikan menjadi energi mekanis penggerak generator, dan akhimya energi mekanik dari turbin usp ini dikonversikan menjadi energi listrik oleh generator, Secara skematis, proves tersebut di atas digambarkan oleh Gambar 3.3. 3X2 Siklus Uap dan Air Gambar 3.5 menggambarkan siklus wap dan air yang berlangsung dalam PLTU, yang dayanya relatif besar, di atas 200 MW, Untuk PLTU ukuran ini, PLTU umumnya memiliki pemanas ulang dan pemanas awal sera Gambor 3.5, Prinsip kerja PLFU, mempunyai 3 turbin yaitu turbin tekanan tinggi. turbin tekanan menengah, dan turbin tekanan rendah, Siklus yang digambarkan oleh Gambar 3.5 telah disederhanakan, yaitu hagian yang menggambarkan sirkuit pengolahan air untuk suplisi dibilangkan untuk penyederhanaan, Suplisi air ini diperlukan karena adanya kebocoran ap pada sambungan-sambungan pipa uap dan adanya blow down air dari drum ketel, Air dipompakan ke dalam drum dan selanjutnya mengalir ke pipa-pipa air yang merupakan dinding yang mengelilingi ruang bakar ketel. Ke dalam ruang bakar keiel disemprotkan bahan bakar dan udara pembakaran, Bahan bakar yang dicampur udara ini dinyalakan datam ruang bakar sehingga terjadi pembakaran dalam ruang bakar. Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar mengubah energi kimia yang terkandung dalam bahan bakar menjadi energi panas (kalori). Energi panas hasil pembakaran ini dipindahkan ke air yang ada dalam pipa air iasi, konduksi. dan konveks. ‘Untuk setiap macam bahan bakar, kemposisi perpindahan panas berbeda, misalnya bahan bakar minyak paling banyak memindahkan kalori hasil pembakarannya melalui radiasi dibandingkan bahan bakar lainnya. Untuk melaksanakan pembakaran diperlukan oksigen yang diambil dari udara. Olch karena itu, diperlukan pasokan udara yang cukup ke dalam ruang bakar. Untuk keperluan memasok udara ke mang bakar, ada kipas (ventilator) tekan dan kipas isap yang dipasang masing-masing pada ujung masuk udura ke ruang bakar dan pasta ujung Keluar udara dari ruang bakar (likat Gambar 3.5) ‘Gas hasil pembakaran dalam rang bakar setelah diberi “kesempatan” memindahkan energi panasnya ke air yang ada di dalam pips air ketel, dialirkan melalui saluran pembuangan gas buang untuk selanjutnya dibuang ke udara melalui cerobong. Gas buang sisa pembakaran ini masih. mengandung banyak energi panas karena tidak semwva energi panasnya dapat dipindahkan ke air yang ada dalam pipa air ketel. Gas buang yang masih mempunyai subu di atas 400°C ini dimanfaatkan untuk memanasi (lihat Gambar 3.5): a. Pemanas Lanjut (Super Heater) Di dalam pemanas lanjut, mengalir uap dari drum ketel yang menuju ke turbin wap tekanan tinggi. Unp yang mengalir dalam pemanas lanjut ini mengalami kenaikan suhu sehingga wap air ini semakin kering, oleh karena adanya gas buang di sekeliling pemanas lanjut. Og Pembungkitan ener Lists b, Pemanas Ulang (Reheaer), Uap yang telah digunakan untuk menggerakkan turbin tekanan tinggi, sebelum menoju turbin tekanan menengah, dialirkan kembali melalui pipa yang dikelilingi oleh gas buang. Di sini uap akan mengalami kenaikan subu yang serupa dengan pemanas lanjut. c. Eronomizer. ‘Air yang dipompakan ke dalam ketel, terlebih dahulu dialirkan melah economizer agar mendapat pemanasan oleh gas buang, Dengan demikian subu air akan lebih tinggi ketika masuk ke pipa air di dalam ruang bakar yang selanjuinya akan mengurangi jumlah kalori yang diperlukan untuk penguapan (lebih ekonomis}. terlebih dahulu dialirkan melalui pemanas udara agar mendapat pemanasan oleh gas buang schingga suhu udara pembakaran naik yang selanjuinya akan mempertinggi subw nyala pembskaran, Dengan menempatkan alat-alat tersebut di atas dalam saluran gas buang, maka energi panas yang masih erkandung dalam gas buang dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, Sebelum melalui pemanas udara, gas buang diharapkan masih mempunyai subu i atas suhu pengembunan asam sulfat H,8O,. yaitu sekitar 180°C. Hal ini perlu untuk menghindai terjadinya pengembunan asam sulfat di pemanas udara, Apabila hal ini terjadi, maka akan terjadi kerasi pads pemanas udara dan pemanas udara tersebut akan menjadi rusak (keropos), Energi panas yang timbul dalam ruang pembakaran sebagai hasil pembakaran, setelah dipindahkan. ke dalam air yang ada dalam pipa air ketel, akan menaikkan suhy air dan menghasilkan wap, Uap ini dikumpulkan dalam drum ketel. Uap yang terkumpul dalam drum ketel mempunyai tekanan dan subu yang tinggi di mana bisa micncapai sckilar 100 kg/cm? dan $30°C. Energi uap yang tersimpan dalam drum ketel dapat digunakan untuk mendorong atau memanasi sesuatu (usp: ini mengandung enshalpy). Drum ketel berisi air di bagian bawah dan uap yang mengandung enthalpy di bagian tas Usp dari drum ketel dialirkan ke turbin uap, dan dalam turbin vap, energi (enthalpy) dari wap dikonversikan ‘menjadi energi mekanis penggerak generator, Turbin pada PLTU besar, di atas 150 MW, umumnya terdiri dari 3 kelompok, yaitu turhin tekanan tinggi, turbin tekanan menengah, dan turbin tekanan rendab, Uap dari drum Ketel mula-mula dialirkan ke turbin tekanan tinggi dengan terlebih dahulu melalui pemanas lanjut agar uapnya menjadi kering. Setelah keluar dari turbin tekanan tinggi, wap dialirkan ke pemanas wlang untuk menerima energi panas dari gas buang sehingga suhunya naik. Dari pemanas ulang. uap diatirkan ke turbin tekanan menengah. Keluar dari turin tekanan menengah, uap langsung dialirkan ke turbin tekanan rendah. Turbin tekanan rendah urmumnya merupakan turbin dengan aliran uap ganda dengan arah aliran yang berlawanan untuk mengurangi gaya aksial turbin, Dari turbin tekanan rendah, wap dialirkan ke kondensor untuk diembunkan, Kondensor memerlukan air pendingin untuk mengembunkan wap yang keluar dari turbin tekanan rendah, Oleh karena ie, banyak PLTU dibangun di pantai, karena dapat menggunakan air laut sebagai air pendingin kondensor dalam jumlah yang bbesar, Di lain pihak, penggunaan air laut sebagai air pendingin menimbulkan masalah-masalah sebagai berika 8. Material yang dialiri air laut harus material anti korosi (tahan air laut) Binatang laut ikut masuk dan berkembang bisk dalam saluran air pendingin yang memertukan pembersihan secara periodik. c. Selain binatang laut, Kotoran air laut juga ikut masuk dan akan menyumbat pipa-pipa kondensor sehinggn diperlukan pembersihan pipa kondensor secara petiodik d. Ada isiko air faut masuk ke dalam sirkuit uap. Hal ini berbahaya bagi sudu-sudu turbin wap. Oleh karena itu, harus dicegah, Setelah air diembunkan dalam kondensor, air kemudian dipompa ke tangki pengolah air. Dalam tangki pengolab air, ada penambahan air untuk meagkompensasi kchilangan air yang terjadi karcna kebocoran. Dalam tangki pengolah air, air diolah agar memenuhi mutu yang diinginkan untuk air ketel. Mutu air ketel amara lain menyangkut kandungun NaCl, Cl, O;, dan derajat keasaman (pH), Dati tangki pengolah air, air dipompa kembali Masilah Operasl paca Pu s-pusatListik BABS B03 ke ketel, tetapi terlebih dahulu melalui Economizer, Dalam Economizer, air mengambil energi panas dari gas bbuang sehingga subunya naik, kemudian baru mengalir ke ketel uap. Pada PLTU yang besar, di atas 150 MW, biasanya digunakan pemanas awal (pre heater), yaity pemanas air yang akan masuk ke economizer sebelum masuk ke ketel wap. Pemanas awal ini ada 2 bush, masing-masing menggunakan wap yang diambil (di-tap) dari turbin tekanan menengah dan dari turbin tekanan rendah schingga didapal pemanas awal tekanan menengah dan pemanas awal tekanan rendah. Gambar-gambar 3.6 sampai dengan 3.6F adalah foto-foto dari berbagai bagian PLTU, Barat rin tamyiak com ‘wr Gambar 36A. Coal yard PLIU Suraleyu 4 400 MW can 3x 0008 MW Ui fa perveqngkur ditubarw dem cenutrang, Gumbar 3.68, PLTU Paiton mili PLN 2 x 400 Gambar 3.6C, — Ruany turbin PLIU Suralaye 4 400 MW ai Jawa Timur df mana sampak intake air MW di Jawo Barat di mana sampak turbin ai sebelah conveyor batubara, keie! wap, dan cerobone. fanan, generator di sebelah hiri, dn kondensor berade di awake eurbin, Gambar 3.6D, Unit 400 MW PLTU Paiton mitik PLN Gambar 3.66, Sudu jalan wrbin wap PLTU Suralaye di Jawa Tiewr di mana tampak generator dan sarbin, 400 MiV ot Jawa Barat Gambar 3.6F. Electrostatic precipitaior (penangkop whu) PLTU Suralaya unit 400 MW di Jawa Barat 3. Masalah Operusi Untuk menstart PLTU dari keadaan dingin sampai operasi dengan beban penuh, dibutubkan waktw antara 6-8 jam. Jika PLTU yang telah beroperasi dihentikan, tetapi uapaya dijaga agar tetap panas dalam drum Ketel dengan cara tetap menyalakan api secukupnya untuk menjaga subu dan tekanan wap ada di sekitar nilai operasi (yaita sekitar 300°C dan sekitar 100 kg/em?) maka untuk mengoperasikunnya kembali sampai beban penuh dipeclukon waktu kirakira I jam. Waktu yang lama untuk mengoperasikan PLTU tersebut di atas terutama diperlukan untuk menghasitkan vap dalam jumlah yang cukup untuk operasi (biasanya dinyatakan dalam ton per jam), Selain waktu yang diperlukun untuk menghasilkan uap yang cukup untuk operasi juga perlu diperhatikan masalah pemuaian bagian-bagian turbin. Scbelum distart, suhu turbin adalah sama dengan suhu ruangan, yaitu Masalah Operas! pada Pusat-pusot Lirik BAB 9 (05 Gambar 3.6G. — Susunan rurbin wop dan kondensor buatan Siemons/K WU. autors y prawem AER renbarpitan tren tists Gambar 3.6H. Ror surbin wap tekanan tinggi, tekanan — Gambar 3.61, Potangan kerel wap kompak dengan bm menengah, dan Jetan rendah (dari depan ke belakang) buatan Babcock & Wilcock, (Diambil dani bul acuan ‘buatan Siemens. No.5 lm. 3). Dew Uap Pemanas Ung erates Lanpot Premee Ehomomsese Uden {Lyungararm) Gambar 3.6. Bagan kerel wap Bustan Combustion Engineering. Aasalah Operasipada Pustpurat Lirik BABS fBUT07 sekitar 30°C. Pada waktu start, dialirkan uap dengan suhu sekitar 500°C. Hal ini harus dilakukan secara bertahap agar jangan sampai terjadi pemusian yang berlebihan dan tidak merata. Pemuaian yang berlebihan dapat menimbulkan tegangan mekanis (mechanical stress) yang berlebihan, sedamekan pemuaian yang tidak merata dapat menyebabkan bagian yang bergerak (berputar) bergesekan dengan bagian yang diam, misalnya antara sudu-sudu jalan turbin dengan sudu-sudu tetap yang menempel pada rumah turbin, Apabila turbin sedang berbeban penuh kemudian terjadi gangguan yang menyebabkan pemutus tenaga (PMT) generator yang digerakkan turbin rrip, maka turbin kehilangan beban secara mendadak. Hal ini menyebabkan potaran turhin akan naik secara mendadak dan apabils hal ini tidak dihentiken, maka akan mecusak bagian- bagian yang berputar pada turbin maupun pada generator, seperti: bantalan, sudu jalan turbin, dan kumparan arus searah yang ada pada rotor generator, Untuk mencegal hal ini, aliran uap ke twrbin harus dibentikan, yaitu dengan cara menutup katup ap turbin, Pemberbentian aliran wap ke turbin dengan menutup katup uap turbin secara meadadak menyebabkan wap mengumpul dalam drum ketel schingga tekanan uap dalam drum ketel naik dengan cepat dan akhimnya menyebabkan katup pengaman pada drum membuka dan wap dibuang ke udara, Bisa sehingga sewaktu turbin akan dioperasikan kembali banyak waktu dapat dihemat untuk start. Tetapi sistem by pass memerlukan biaya investusi tambahan karena kondensor harus tahan suhu tinggi dan wkanan tinggi dari hasil by pass. Dari uraian di stas tampak bahwa perubahan beban secara mendadak memerlukan pula langkah pengurangan produksi wap “ara mendadak agar tidak terlalu banyak wap yang harus dibuang ke udara. Langkah pengurangan produ: kukan dengan mematikan nyala api dalam ruang bakar ketel dan mengurangi pengisi ciel, Masalahnya di sini babwa walaupun nyala api dalam ruang bakar padam, masih cukup banyak panas yang, tertinggal dalam ruang bakar untuk menghasilkan wap schingga pompa pengisi ketel harus tetap mengisi air ke dalam ketel untuk mencegah pemurunan level air dalam drum yang tidak dikebendaki, Mengingat masalah-masalah tersebut di atas yang menyangkut masalah proses produksi wap dan masallah- masalah pemuaian yang terjadi dalam turbin, scbaiknya PLTU tidak dioperasikan dengan persentase perubahan- pemubahan beban yang besar Efisiensi PLTU banyak dipengaruhi ukuran PLTU, karena ukuran PLTU menentukan ekonomis tidaknya penggunaan pemanas ulang dan pemanas awal. Efisiensi termis dari PLTU berkisar pada angka 35-38%. 324 Pemeliharaan Bagian-bagian PLTU yang memerlukan pemeliharaan secara periodik adalah bagian-hagian yang berhubungan dengan gas buang dan dengan air pendingin, yaitu pipa-pipa ait ketel uap dan pipa-pipa air pendingin termasuk pipa-pipa kondensor, Pipa-pipa ini semua memerlukan pembersihan secara periodik Pada pipa air ketel umummnya banyak abu yang menempel dan perlu dibersihkan agar proses perpindahan panas dari ruang bakar ke air melalui dinding pips tidak terhambat. Walaupun telah ada svor blower yang dapat ) + CaCO, & + Na,SO, 3.6) Na,CO, + Ca” (CI), + CaCO, e + 2NaCl a7 Setelah. itu dilakukan filtrasi (penapisan) untuk menghilangkan garam-garam yang mengendap dari reaksi (3.3) ~ (3,7) (bagian dengan tanda ). b.3. Gas klor yang sifainya sangat korosif mungkin terbawa melalui kebocoran kendensor, Gas ini harus dibersibkan dari ketel. Seperti tersebut dalam butir a, air pendingin disuntik dengan gas klor sehingga dapat terjadi kebocoran ini, Untuk menangkap gas klor dapat digunakan filter arang. ba. Kotoran-kotoran lain yang terbawa dalam air pengisi ketel dapat disaring dengan saringan mekunis, misalnya pasir dan aimya diberi tekanan. b.S. Untuk mencegah seating (kerak) atau korosi oleh air pengisi ketel, nilai pH air pengisi ketel perlu dikontrol agar berada pada nilai antara 9.5 sampai 11. pH diatur dengan penambahan buffer _Pembanghitan Ener istrit phospat. Misalnya bila terlalu tinggi maka dapat ditambahkan NaH,PO, atau Na,HPO,, dan bila pH terlalu rendah dapat ditambahkan Na,PO,. pH ini diatur sedemikian sehinggn mendekati 10- |. pH yang terlalu tinggi akan memicu terjadinya seating. Alkalinitas yang tinggi discbabkan oleh berbagai macam unsur yang ada dalam air ketel di mana dapat menghasilkan buih dan menycbubkan carry aver b.6, Jumlah mineral yang ada dalam air kete| dapat juga dikontrol dengan cara melakukan serangksian proses demineralisasi, Kation seperti magnesium dan kalsium dapat dihilangkan dengan proses. penukaran ion dengan ion hidrogen, sementara anionnya tertinggal dalam air ketel dengan bentuk, misalnya asam sulfat H,SO,, asam klorida HCI, dan lain-lain, Bila air ketel kernudian dilewatkan dalam vacwm deaerator untuk mengurangi O, dan CQ, kemudian dilewatkan lagi dalam proses penukar anion, maka asam-asam yang tertinggal dalam larutan akan dihilangkan dan menghasilikan air yang mungkin lebi muri dari air destilasi. b.7. Kadar oksigen (0,) juga harus dibalasi karena ©, merusak ketel maupun turbin pada subu di atas 200°C. Hal ini dilakukan dalam deaerator di mana air pengisi ketel disemprotkan menjadi butir- butir kecil dan dalam arah berlawanan (ke atas) disemprotkan wap panas yang akan menangkap o, Segala endapan yang terjadi pada proses pengolahan air pengisi ketel ini haras dibuang melalui proses blow down dari air drum ketel dan harus memenubi syarat lingkungan, Makin tinggi tekanan uap ketel, makin tinggi kemungkinan terjadi scaling, Begitu pula acuan ini mengajukan NH air pengisi ketel sebaiknya antara 10 dan 11.” Penggunaan air murni hasil destilasi dalam desalinization plant sangat membantu pengolahan air pengisi ketel jika dibandingkan dengan Penggunaan air sumur yang mengandung banyak macam zat, PLTU yang menggunakan bahan bakar batubara menghasilkan 2 macam abu: + Abu dari bagian bawah ruang bakar, bentuknya besar, bisa dijadikan bahan Iapisan pengeras jalan + Abu cerobong yang ditangkap oleh electrostaric preciptaror, bisa dipakai sebagai bahan campuran beton. Dari uraian di atas tampak bahwa abu yang merupakan limba PLTU batubara dapat diproses sehingga menjadi produk tambahan, 3.2.9 — Instalasi Pengolah Air Ketel Sirkuit uap dan air dalam PLTU yang digambarkan oleh Gambar 3.5 tidak bisa terhindar dari kebocoran diumbah dengan adanya blow down air dari drum ketel untuk membuang ahan-bahan kimia sepert: yang sivraikan dalam Subba 32.8, menyebahkan peru adanya suplisi air ketel. Suplisi air ini bisa berasal dar + Perusahaan Air Minum (PAM) Air dari PAM walaupun layak minum bagi manusia. belum tentu mememubi syarat sebagai air ketel. * — Sumur, yang dibuat dengan membor tanah, Air sumur ini umumnya membawa banyak mineral yang ada di dalam tanah seperti silika dan kalsium, Mineral-mineral ini bisa merusak ketel sehingga harus dibuang. + ir La yang Disaling (Didestisi Penyulingan air Iaut ini dilakukan dalam desalinatign planz, di mana air laut diuapkan kemudian diembunkan kembali. Air hasil sulingan ini kemungkinan mengandung gas Cl; dan NaCl yang sangat berbuhaya bagi ketel, turbin dan bagian bagian lain dari instalasi PLTU, Oleh karenanya harus dihindazkan keberadaannya dalam air ketel. + Air sungai atau air dari danaw. “Lihat Boke Acuan Nos, bm, 257 Maslth Oprasipade Posatpunt itek BABS ity Dibanding dengan air yang berasal dari sumber-sumber tersebut di atas, air sungai ataw air dari danau relatif paling banyak mengandung kotoran dan zat-rat yang tidak diinginkan schingga proses pembersihannya paling sukar, Instalasi pengolah air ketel berfungsi untuk membersihkan air yang berasal dari sumber-sumber tersebut di ‘alas agar memenuhi syarat sebagai air ketel dalam arti tidak akan merusak bagian-bagian dari PLTU. Proses ihan ini berlangsung secara fisik dan secara kimi roses fisik dilakukan dengan melewatkan air pengisi ketel melalui saringan-saringan untuk menyaring kotoran-kotoran yang dikandung air ketel tersebut. Kadang-kadang air ketel ini perlu ditckan agar bisa melalui saringan yang kerapatannya tertentu, sesuai dengan kondisi air ketel yang akan disaring. Pada penggunaan air sungei dan air danau setingkali dipertukan klorinasi (penyuntikan dengan gas Cl,) untuk membunoh binatang-binatang yang ada dalam air tersebut, agar terjadi pengumpulan binatang-binatang (bersarang) dalam instalasi pengolah air ketel. Dalam proses ini bisa terjadi gumpalan yang perlu diendapkan dengan bantuan bahan kimia tertentu. Setelah gumpalan mengendap, kemudian endapan dibuang secara mekanis, sehingga didapat air yang jernih, Air yang telah dijernihkan ini maupun air yang telah jemnih yang berusal dari PAM, sumur, atau dari penyulingan air laut, kemudian perlu dilunakkan dengan proses kimia seperti yang diuraikan dalam butir 3.2.8. Reaksi kimia ini menimbulkan berbagai endapan yang harus disaring oleh saringan (filter). Proses pemurnian pendaiuduan. Langkah berikutnya adalah langkah demineralisasi, yaitu suatu proses kimia untuk menghilangkan mineral-mineral yang masih teedapat dalam ait ketel. Dalam proses demineralisasi ini dilakukan peagambilan ‘mineral-mineral yang masih ada dalam air ketel melalui pertukaran ion. Untuk ini digunakan 2 macam resin yaitu resin kation dan resin anion. Resin kation mempunyai ion positif hidrogen H,* yang ditempelkan pada polimer yang bermuatan negatif, lon-ion hidrogen posit ini dimaksudkan untuk menangkap kation dari kalsium, magnesium dan natrium, Berbeda dengan resin kation, resin anion mempunyai ion negatif hidroksida OH” yang ditempelkan pada polimer positif. ton hidroksida negatif ini digunakan untuk menangkap ion-ion positif dari ssulfat, Klorida dan karbont, Cation dan anion yang sudah “kotor” dengan ion-ion negatif dan ion-ion positif ini bisa dibersihkan (diregenerasi) dengan melalukan asam pada resin kation dan basa pada resin anion. CaP Mg Nat HCO, $0, a, Katioa Asam ‘Kation Asam [Dekarbonatoe Lema Lema ca M H,CO,, 80,5, HCT. SiO, Na" H,CD, 50% Cl. SiO: Nat, HCO, 1,50, HCI, SiO; Aion Basa Bed ‘Lema Camguran [ l HCO, $i0;, Na" Si0,, Nat iD Gambar 3.6K. Suara rangkatian proses demineralisasi. “Gambor 36K menggamberkan susty rangkaian proses demincralsasi yang diambil dari bukw acuan No, 6 halaman 253, TARA Pembangitan Ener tis : _ ‘Cation yang “kotor” telah banyak menangkap banyak ion-ion negatif dan kalsium, magnesium dan natrium sehingga terbentuk basa Ca(OH),, Mg(OH), dan Na(QH); “Kotoran” berupa basa ini bisa dibersihkan dengan ‘menggunakan larutan asam misalnya H,SO,. Anion yang "kotor" mengandung banyak asam H,SO,, HCI, dan H,CO,. Untuk membersihkan “kotoran” ini bisa digunakan larutan basa misalnya NaOH." Dari Gambar 3.6K tampak bagaimana mineral-mineral yang ada dalam air ketel secara bertahap dibersihkan, Dekarbonator berfungsi mengeluarkan CO, yang Larut dalam air ketel dengan cara meniupkan udara ke arab tas dalam aliran air yang mengalir ke bawah, sehingea gas CO, yang larut dalam air tertiup keluar. Secara fisik proses ini berlangsung seperti Gambar 3.6G berlangsung dalam tangki-tangki baja disertai dengan pompa-pompa penggerak air dan ditambahkan dengan saringan-saringan, ‘Air yang keluar dari instalasi demineralisasi masih mengandung gas-gas oksigen dan amoniak, Untuk mengeluarkan gas-gas ini, air ketel yang keluar dari instalasi demineralisasi dialirkan ke deaerator seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.6L. Uap Keluae Gambar 3.61. Prinsip kerja deaerator wk membuang gas-gas yang ada dalam air ketel, Dasi Tustin Usp ke Superheatee/Turbin ‘Ait Suptisi Gambar 3.6M. Rongkaian wir kere! wap. “Lihat Buku Acuan No, §, lim. 250. Masala Operas pada Pusat-pusat Lisik BABS [G03 Dalam deaerator air disemprotkan melalui sprinkte schingga menjadi butir-butir kecil yang kemudian jatuh dan mengalir di atas pelat haja, terus ke bawah dan akhimya keluar. Di sisi lain, uap panas dimasukkan dan mengalit ke atas, bertentangan dengan arah aliran-aliran air. Proses ini dimaksudkan memperluas dan menipiskan permukaan aliran air sehingga menjadi seluas mungkin. Dengan proses ini gas oksigen yang ada dalam air ketel H,0 Laruian KOH tidak ikut bereaksi, larutan tersebut hanya menjadi katalisator penghasil ion OH’. Sebagai elektroda dapat digunakan logam nikel atau platina, sedangkan untuk iarutan, selain KOH, bisa juga digunakan larutan H,SO, atau larutan HPO, Fuel cell telah digunakan dalam keadarsan mang angkasa dan sedang dalam pengembangan agar pemakaiannya dapat diperiuas, dan diharapkan di masa yang akan datang dapat digunakan secara komersial sebagai sumber energi Gambar 3.23. Prinsip kerja fuel cel Pembangkitan Ener Listrik e 3.10 Bahan Bakar Bahan bakar yang digunakan untuk pembangkitan tenaga listrik ada yang berbentuk padat, cair, maupun, gas. Bahan bakar padat yang banyak digunakan adalah batubara. Untuk bahan bakar cair dan gas, pembangkitan tenaga listrik banyak menggunakan minyak bumi dan gas bumi 3.10.1 Bahan Bakar Padat Di Filipina, pemah direncanakan PLTU menggunakan kayu (dan turunannya yang disebut juga biomassa) sebagai bahan bakar dengan harapan agar didapat sumber energi terbarukan (renewable energy). Jenis kayu yang digunakan dalam bahasa Filipina disebut Jpil-ipil, yakni sejenis kayu lamtoro, Untuk penyediaan bahan bakar kayu ini diperlukan lahan yang luas bagi penanaman kayu épil-jpil ini untuk dapat memasok kay bagi PLTU secara kontinu dengan daya terpasang tertentu. Penggunaan kayu ini dapat juga dianggap sebagai energi surya (hat Subbab 3,9) tidak langsung karena kayu adalah hasil fotosintesis yang terjadi dengan bantuan energi surya langsung. ‘Bahan bakar yang lain adalah sampah kota. Di negara-negara maju, sampah kota dijadikan bahan bakar PLTU, tetapi yang menjadi sasaran utama bukanlah pembangkitan listrikaya, melainkan menyelesaikan masailah ‘sampah kota. Batubara berasal dari hutan (kayu) yang tertimbun dalam tanah, di mana makin tua wmurnya, maka makin tinggi nilai kalorinya. Batubara pada dasarnya adalah Karbon (C) yang didapat dari tambang dengan kualitas berbeda-beda, arena tercampur dengan bahan-bahan lain. yang tergantung pada kondisi tambangnya. Hal-hal yang menentukan ‘mutu batubara, antara lain adalah nilai kalorinya. Nilai kalori ini ada 2 macam, yaitu nilai atas (Ho) dan nilai bawah (Hu). NNilai atas kalori bahan baker didapat dengan cara membakar bahan bakar tersebut sebanyak satu kikogram dan mengukur kalori yang didapat dengan menggunakan kalorimeter pada suhu 15°C sehingga uap air yang didapat dari pembakaran ini (hasil pembakaran) mengembun dan melepaskan kalori pengembunannya. Sedangkan nilai bawah kalori bahan bakar didapat dengan cara mengurangi nilai atasnya dengan kalori pengembunan air yang dikandungnya. Pembakaran bahan bakar poda pembangkit listrik termal mengeluarkan gas buang pada suhu yang jauh di tas titik embun air. perhitungan neraca energi didasarkan pada nilai bawah kalori karena pada suhu gas buang setinggi itu air berada pada fase wap. Selain oleh nilai kalori yang dimilikinya, mutu batubara juga ditentukan oleh kemumiannya, Batubara selalu ditempeli zat-zat lain, seperti sit serta unsur H, 0, N, dan S. Tingkat kemurnian batu bara selain menyangkut umurnya, juga dipengaruhi oleh tambang asal tempat batu bara diambil. Tabel 3.1 di bawah ini menunjukkan Klasifikasi batubara secara singkat Tabet 3.1. Klasifikasi serta data butubara® Kandungan (%) No. | Jenis atu bara Cc o 1 [Cini 36-725 | 50-56 | 175-275 2_| Binwraimes Coal Be 35 150. 3__[ Open Burwing Coal [ 7Ta0-850| S2-s4 | 72-119 + | Gas Coal 02,3867.8 | 5.253 [46-80 S| Fat Coal 869887 | 4849 | 4158 6_| Forge Coal 90,2 a3 32 7_| Hard Coal 07-909] 38-40 | 25-27 | 150-174 | 088130 | TIS0-7763 | 6929-7522 8. | Anthracite 91,8-93,7 | 23-36 23-26 | 080-1,38 | 0,71-089 | 7183-7676 | 7061-7482 — ‘Data ini Gambil dari Acean No, & Duftar Pustaka Buku ini halaman 215. Masalah Operas| pad Pusstpuset Lit BABS (BGS: Bahan bakar padat seperti batubara dibakar dalam ruang bakar ketel wap PLTU untuk mendapatkan energi panasnya. Pembakaran itu sendiri scsungguhnya adalah reaksi kimia dengan oksigen O, yang ada dalam udara, dengan reaksi kimia adalah sebagai berikut: C+ 0, > CO, + enengi panas Gay ‘Tetapi karena batubara tercampur dengan unsur-unsur H, ©, N, dan S, maka pada proses pembakaran batu bara juga timbul reaksi kimia antara unsur-unsur tersebut dengan oksigen yang ada di udara seperti berikut ini: 2H, + 0, + 2H,0 (ay N, +0, + NO, yang selanjumya dengan HO yang ada di udara dapat bereaksi menjadi bermacam-macam asam nitrat HNO}. S+0, +80, selanjutnya SO, dengan HO dan Q, yang ada di udara bereaksi 280, + 2H,O + 0, + 2H,S0, G9) ‘Timbulnya asam nitrat HNO, dan asam sulfat sebagai hasil pembakaran unsur N dan $ yang terbawa oleh batubara merupakan pencemaran lingkungan dan harus dibatasi jumlahnya, Unsur-unsur tersebut di atas bisa terbakar, bereaksi dengan O, yang menghasilkan energi panas. Tetapi ada juga zat-zat yang tidak bisa terbakar, seperti air dan abu yang dikandung batubara. Batubara yang keluar dari tambang selalu mengandung air dan abu. Lignite ada yang kandungan airnya melebihi 60, sedangkan pada anthracite hanya 2-5%. Kandungan abu dari batubara bervariasi antara 0,8-20.8%. Apabila batubara lignite dengan nilai kalori yang relatif rendah dan kandungan air serta abu yang relatif tinggi digunakan sebagai bahan bakar PLTU, umumnya baru dapat dikatakan ekonomis jika PLTU-nya dibangun di dekat tambang batubara atau yang disebut sebagai PLTU Mulut Tambang. Hal ini terjadi karena mengangkut energi dalam bentuk batubara yang banyak mengandung air dan abu, serta rendah nilai kalorinya lebih mahal daripada mengangkut energi dalam bentuk listrik yang dihasilkan di dekat tambang bersangkutan. Selain hal tersebut di atas, penggunaan batubara dengan nilai kalori yang relatif rendah memerlukan ketel wap yang lebih besar daripada apabila digunakan batubara dengan nilai kalori yang relatif tinggi karena jumlah logram batubara yang harus dibakar per satuan waktu menjadi lebih besar untuk mencapai daya bangkitan yang sama. Dalam menyediakan batubara untuk PLTU juga harus diperhatikan ada tidaknya unsur yang dapat merusak ketel uap yang terbawa oleh batubara seperti silika yang dapat menyebebkan korosi suhu tinggi. Di lain pihak. kandungan uasur S yang dapat menimbulkan asam sulfat H,SO, sesuai reaksi (3.9) pada bagian PLTU yang subunya relatif dingin (di bawah 180°C), yaitu di pemanas udara, bisa mengembun dan menimbulkan korosi subu rendah. Dalam penyediaan batubara untuk PLTU juga harus diperhatikan tingkat kekerasan batubara, Hal ini berkaitan dengan kekuatan mesin giling pembuat serbuk batubara dari PLTU bersangkutan. ‘Unsur-unsur tersebut di atas dapat terbakar, bereaksi dengan ©, yang menghasilkan energi panas. Tetapi ada juga zat-zat yang tidak bisa terbakar, seperti air dan abu yang dikandung batubara. Karena hasil pembakaraa batubara menimbulkan gas-gas ikutan yang membuat pencemaran, maka dikembangkan berbagai teknik untuk ‘mengurangi pencemaran. Salah satu cara untuk mengurangi pencemaran oleh gas buang hasil pembakaran batubara ialah dengan menggunakan fluedized bed combustion, di mana batu bara dialirkan bersama air pencuci dalam ruang bakar. 3.10.2 Bahan Bakar Cair Bahan bakar cair dan gas adalah persenyawaan hidrokarbon, artinya molekulnya terdisi dari atom-atom C dan H. Mengenai bentuknya (cair atau gas) disebabkan karena suhu pengembunannya yang berbeda. Bahan bakar cair, suhu pengembunannya ada di atas suhu ruangan (ambient temperature), sedangkan bahan bakar gas ‘mempunyai subu pengembunan di bawah suhu ruangan. Bahan bakar cair yang banyak digunaken adalah minyak bumi, dan biasa disebut bahan bakar minyak (BBM), yang didapat dari tambang darst maupun tambang lepas pantai dalam bentuk minyak mentah (crude oil), ABBR Pembanghetan Energi Liste Tabel 3.3. Strukiur Mofekul Aliphatic Hydrocarbon Otefins ‘katan Ganda) Acetyfenes (Tkatan Tripte) ‘Waktu yang diperlukan untuk membakar habis BBM Diesel dalam ruang bakar silinder mesin Diesel lebih cepat bagi BBM yang mempunyai berat molekul (juga berat jenisnya) kecil dibanding dengan yang, berat molekul besar. Oleh sebab itu, untuk me: daripada untuk mesin Diesel dengan putaran rendah. Diesel putaran tinggi diperlukan BBM mempunyai yang lebih ringan Pembakaran BBM dalam silinder mesin Diesel terjadi karena ada penyalaan sendiri (self ignition) dari BBM yang disemprotkan ke dalam ruang silinder yang berisi udara mampat bersuhu tinggi. Suhu penyalaan sendiri ini, ialah suhu minimum yang dapat menyalakan suatu BBM. Subu ini harus tereapai sewaktw langkah kompresi mesin Diesel mendekati titik mata atas saat BBM disemprotkan ke dalam sitinder, Tabel 3.4. Komposisi BBM Diesel Produk Sovier (Menurut Tolstov)* Kandungan Hidrokarbon (%) Minyak Mena ‘Aromatis | Nephthane | Methane Basie Kia Minyak Solar (Desay 1. Minyak Menta dari Dossor ia Gil 2S ‘Mehane-Nephiiane 2. Minyak Parafin dari Grozny 15 416 39 Methane-Nephthane 3. Minyak Ringan dari Bibi Eibar a4 5B 44 Aromatic-Nephthane "Diambil dari Buku Acuan No. 9 pada Daftar Pustaka buku ini. Masaloh Operas pada Pusat-pusit Litrk BABS {9139 BBM yang akan dibakar dalam silinder mesin Diesel perlu disaring terlebih dahulu agar tidak menyumbat pengabut dan juga tidak membawa zal-zat yang tidak dapat terbakar, yang akan menimbulkan kerak dalam silinder. Kerak berupa endapan karbon disebabkan karena pembakaran yang tidak sempuma terhadap karbon ini. Berbagai Myidrokarbon yang ada dalam BBM akan terbakar menurut reaksi kimia: Gill, + 7,5 0, > 6CO, + 31,0 + eneri panas 3.10) C,H), + 9.5 0, + 6CO, + 7H,O + energi panas Guy CyHy + 21,5 O, + 1400, + 15H,O + enengi panas 3.12) ‘Ferlihat bahwa kebutuhan udara (oksigen) untuk pembakaran tergantung kepada komposisi Aydrnarbon dan BBM yang digunakan. 3.10.3 Bahan Bakar Gas Bahan bakar gas (BBG) yang digunakan untuk pembangkitan tenaga listrik umumnya gas bumi, yaitu gas ‘yang didapat dari dalam bumi yang berasal dori Kantong gas. yang hanya berisi gus yang dalam bahasa Inggris disebut natural gas, atau dari Kantong gas yang ada di atas kantong minyak yang dalam bahasa Inggris disebut petroleum gas (lihat Gambar 3.27 dan Gambar 3.28). Seperti telah disinggung dalam Subbab 10.2, bahan baker cait dan bahan bakar gas adalah sama-sama persenyawaan Aydrocarbon, Hanya saja gas dalam keadaan normal artinya pada suhu dan tekanan udara bebas berada dalam fase gas karena titik didihnya (yang juga titik embunnya) berada jauh di bawah O°C. ‘Agar dapat dengan mudah diangkut dalam jarak yang jauh, ada gas yang dicsirkan dalam bejana bertekanan tinggi seperti liquefied natural gas (LNG) dan elpiji Uliqueffed petroleum gas-(LPG). Gas elpiji dalam tabung ‘banyak digunakan sebagai bahan bakar keperluan rumah tangga di Indonesia. Gas LNG dari Indonesia diekspor, aantara lain ke Jepang di mana di Jepang digunakan untuk pembangkitan tenaga listrik. il menggunakan BBG umumnya dipasok melalui pipa. Pipa pemasok ‘gas adalah milik perusahaan gas atau milik PERTAMINA. Instalasi pipa pemasok gas harus dilengkapi dengan pengatur tekanan, katup penyetop pasokan, pengukur pemakaian gas, saringan serta penangkap air dan kotoran. Pasokan gas bagi pusat listrik, misalnya bagi PLTU dan PLTG, tekanannya sedapat mungkin harus konstan agar gas (lidah api gas) dalam ruang bakar terganggu yang selanjutnya dapat menimbulkan gangguan penyediaan tenaga listrik. Berbeda dengan pada pemakaian bahan hakar padat dan bahan baker cair, pada pemakaian bahan bakar gas, tidak ada tempat penimbunan. Tetapi pada pemakaian gas, bahaya terjadinya kebakaran paling besar: Hal ini disebabkan oleh kebocoran gas tidak terlihat oleh mata, Pemakaian bahan bakar gas umumnya dinyatakan dalam standard cubic foot (SCF), dengan siandard di sini adalah dalam keadaan suhu 60°F (Fahrenheit) dan tekanan 30 in mana yang dimaksud ait raksa (Hg). Dalam Permokaan Tanah Permukaan Tanah Gambar 3.284. Kantong gas berisi gas sajer (natural Gambar 3.288; Kantong gas berada df atas kantong gas), ‘mlayak (petrolewet gas) 140 wmbangitan Energi Lisl pembangkitan tenaga listrik, sering digunakan besaran MMSCF, ysitu juta standard cubic foot, Karena keadaan adi lapangan seringkali tidak sama dengan keadaan siandard tersebut di atas, maka diperlukan rumus untuk mengkonversikan keadaan lapangan ke keadaan standard: a — Py X 520. Vg : ot + 400 By di mana: , = volume gas yang dikoreksikan kepada keadaan standar [cubic foot = ft] Vp) = volume gas pada tekanan p,, dan suhu t, [cubic foot = ft] Pq, = tekanan absolut gas pada slat pengukur [inci Hg) P, = tekanan uap air yang diambill dari tabel standar tekanan uap [inci Hg] ty = suhu gas pada alat ukur [Fahrenheit] ‘Nilai p, bisa didapat dari tabel yang menggambarkan sifat termodinamika dari wap sebagai berikut: Fabel 3.8. iisbungan Tekanan Uap dengan Swhu Suhu (derajat Fy ‘Tekanan (inch Hg) Keterangan wi 03478 45 0.3008 % 0.3626 |. Hiibangan antara derajat Fahrenbit dan derajat s 0.4359 Coleus: °C = (R32) x $9 aug, @ 0.5218 2 Linch = 254 cm Hg 6 oma 3. Mi inci Hy praktis = 76 inch Hg, yatu tekonan 70 0.7392 codara (barometer) di tepi panta. 3 0.8750 0 10621 85 12133 0 1aais 95 1.600 100 105 224029 Ho 25955 ‘Gontoh Soal No. 1:* Hitunglah volume gas dalam kondisi standar dari suatu gas yang diukur pada kondisi sebagai berikut! Py = 36 inc Hg i. = 80°F Jawaban: Menurut Tabel 3.4, tekanan wap aie p, pada subu 80°F = 1.0321 inci Hg. ‘Volume gas tersebut di tas pada koodisi standar sdalah: ye 36-1031, 520 a Bogs % 1 = 12 cuble foor “Dismbil dari Buku Acusn No, 8 pads Deflar Pustaka Bub ini . ‘Centoh Soal No. 5: Dengan meningkathan unit PLTG menjadi unit PLTOU seperti pada voal No. 4, berapa besar penghematan ‘biaya baban bakar per tahun yang didapat apabila fakior kapasitas PLTGU = 0,80 per tavun? dawaban: Faktor kepasitss = 0,50 per tahun, maka jam operasi unit = 0,50 x 8.760 jam = 4.380 jam x KW terpasang. ‘yang didapat per kW terpasang dari unit PLTGU per tahun = (Rp264,40 — Rp176.27) x 4.380 Penghemnatan = Rp386,009,30 per tahun Dalam kebanyakun terditi dari 3 unit PLTG dari sebuab unit PLTU. Karena selang masa Pemelibaraan anit PLTG kira-kira. 5.000 jam lebih, cepat daripada selang masa pemeliharaan PLTU-nya (kira- kira 10.000 jam), maka PLTGU harus dapat beroperasi dengan 3: moda operas, yaitu: 1, Selwah unis PLTG dengan PLTU, 2 Dua bush unit PLTG dengan PLTU. 3. ‘Tiga voit PLTG dengan PLTU. Operasi yang paling tinggi effsiensinys adalah operasi dengan moda No. 3, karena PLTU-nya bisa berbeban paling ting den yang paling rendah efisiensinya adalah ‘moda No. |, karena paling rendah. Masing-masing moa operasi ini No. 1 dengen mods No, 2 dan antara mods No. 2 dengan moda No. 3, Gas alam umumnys terdiri dari macam-macam gus yang mempunyai nilai kalori berbeda. Tubel 3.6 menggambarkan data teknis. khususnya nilai kalori dari berbagai macam gas yang umumnya terdapat dalam gas alam yang mempenyai nilas pembakaran, Tabel 36 Date Gas untuk Bahan Bakar® ‘Macam ‘Rumus | Berat Molekut | Faot Standard Hu Carbon Monooksid co 28016 007439 3218 Hiidrogen H, | 2016 0.005327 os Hidrogen Suid HS | 4016 on8108 596 Sexi Parafin j Methane CH, | 16041 443 1013.2 913 Ethane cH, 30067 ooso29 L792 L681 Propane cH, 4.092 0.1196 2590 238s Butane CH | S808 0.1582 3370 33 Isobutane CH | 58,018 0.1582 3.363 3.105 Seri Otefin Ethylene 28.051 0.07456 16138 | 15132 Prapylene 2077 ono 2336 2.186 we Busene 36,102 0.1480 3.084 28s sabtane 6.102 01880 3.068 2.869 Seri Aromatics Benzene CH, 7A0IT 0.2060 3751 3.601 Sedangkan Komposisi kandungan macam-macam gas tersebut dalam Tubel 3.6 berbeda untuk gas yang didapat dari wambang (kantong gas) yang berbeda. Tabel 3.7, menggambarkan komposisi gus alam yang berasal dari berbagai tempat. "Diamil dari Buku Acuan No, 9 pada Daftar Pustaka buku ini, Masilah Opecasi pada PusatpusatLisrik BABS (ies Tabel 3.7. Komposisi Gas Alam dari Berbagai Tempar* Beaty Komposis! dalam % volumeKealkg Asal | co H, CH, GH, GH, GH, HS 00, N, He Ho California (USA) 0.850 - = | 868) 72 | 43 = - Os ‘Texas (USA) O77 - = | 898) 23 = = ~ oz Jeeman (Beathelin) ass | -| -|os2} as] - | - | - | - Austria agi | -| -| 07} os7] 1s | o2 |) - | - ali (Cortemaggiore) 07665 | - | -|oa7] 18 | 02 -| -]14 Perancis (Lacq. Raw) oss | ~ | - |oos2] 32 | 142 ~ | 1530] 9,60 Peroncis (Lacq. Pure) ams | -| -|os9] a2]os | - | - | - ‘Sahara (Hass R'Mel) 0.928 - = | 813] 68 | 23 . - Os USSR (Saratow) om | -| -|ouf 2s fas | - | - [ae Dari uraian i otas, terlihat bahwa kebutuhan oksigen ©, untuk pembakaran gas alam tergantung pada komposisinya, Seperti halnya pada bahan bakar minyak, komponen terbesar pada gas alam seperti terlihat pada Tabel 3.7 adalah CH, (merhane) dan gas ini akan terbakar menurut reaksi kimia: CH, +20, 0, + 2H,O + energi panas (3.14) Gas-gas lainnya seperti C,H, dan C,H, yang ada dalam gas alam akan terbakar menurut reaksi kimia; CH, #3,50,— — 2CO, + 3H,0 + energi panas (3.15) CH, +40, + — 2CO, + 4H,0 + energi panas G.16) Dibandingkan dengan batubara dan bahan baker minyak, sebagai bahan bakar, gas alam relatif lebih bersih karena tidak membawa banyak unsur yang berasal dari dalam taneh yang dapet merusak lat-alat unit pembangkit, seperti silika, belerang, vanadium, kalium, dan natrium, Oleh karena itu, unit pembangkit termal yang memakei gas bisa mempunyai selang waktu pemeliharaan yang lebih lama dibanding apabila memakai batubara atau memakai BBM. @& 3.11 Wrbin Cross Flow Turbin crass flow adalah turbin air yang akhir-akhir ini dikembangkan untuk tinggi terjun antara 3-10 meter dengan debit air yang besarnya mencapai 30 m’Vdetik. Konstruksi turbin ini digambarkan oleh Gambar 3.29, dan tampak bahwa roda air turbin crass flow panjang yang berfungsi menangkap air yang terjun dari sungai. Panjangnya roda air ini tergantung pada banyak sedikimya air yang akan ditangkap. ‘Dengan konstruksi yang panjang ini, maka bangunan sipil pengarah air menjadi sederhana, tetapi pengaturan daya sulit dilakukan, Oleh Karena itu, urbin ini hanya baik untuk beban konstan, misalnya menggerakkan generator asinkron dan paralel dengan sistem besar Daya yang dihasilkan turbin cross flow terbesar baru berkisar di sekitar 400 kW, cocok untuk listrik pedesaan kurena konstruksinya yang relatif sederhana, "Diambi dari Buku Acuan No. # pads Daftar Pustaes buku in. “‘Calaan; Densitas diukur dengan. volume dalam m’ pada sah t= 0°C dan tekassa p = 760 men Hg, Pembangkitan Energi List <= — Gambar 3.29. Turbin cross flow buatan Toshiba: (@ 3.12 Perlindungan Katodik (Cathodic Protection) Masalah perlindungan katodik terutama timbol pada instalasi PLTU, yaitu di kondensor, di pipa masuk air pendingin (water inake) dan di dermaga tempat membongkar bahan bakar. Perlindungan katodik ini diperlukan untuk mencegah efek elektrolisis yang terjadi yang bisa menyebabkan bagian-bagian instalasi menjadi keropos. Efek elektrolisis ini terjadi karena adanya zat yang dalam hal ini air (pendingin) yang menempel pada bagian- bagian instalasi dengan suhu yang berbeda schingga timbul beda potensial antara bagian-bagian instalasi yang selanjuinya menimbulkan arus listrik. ‘Gambar 3.30 menggambarkan efek efektrolisis yang timbul dalam sebuah kondensor PLTU. Air pendingin yang keluar dari kondensor mempunyai subu t yang lebih tinggi daripada subu air pendingin yang masuk kondensor, yaitu t,. Dinding kondensor yang kanan, yaitu bagian yang terkena air yang bersubu (, akan lebih, = Gambar 3.30, Aliras air pendingin dan wap dalam kovdensor PLTU. Masalah Operasi pada Pusat-pusat Listik BABS (0945 ‘banyak melepas elektron bebasnya daripada dinding kiri yang hersentuhan dengan air masuk yang bersuhu t,. Akibatnya, dinding kanan mempunyai potensial listrik yang lebih positif daripada dinding kiri. Selanjutnya arus listrik akan mengalir dari dinding Kanan ke dinding kiri melalui dinding atas dan bawah kondeasor. Di dalam air (pendingin) yang ada dalam kondensor, arus listrik mengalir dari kiri ke Kanan. Hal ini menyebabkan ion- ion Fe* mengalir dari dinding kiri ke dinding Kanan sehingga timbul efek elektrolisis. lon-ion Fe* ini sebagian ‘ada yang mengalir dan menempel pada pipa-pipa kondensor yang terbuat dari tembaga, karena tembaga lebih ‘banyak melepas elektron bebas ke dalam air daripada besi schingga potensial listriknya menjadi lebih positif t, dapat terjadi apabila aliran air pendingin atau karena posisi tiang yang berbeda terhadap sinar matahari, @ 3.13 Pemadam Kebakaran Bahaya kebakaran pada posat-pusat listrik termis relatif besar, karena adanya bahan bakar dalam jumiah besar yang mudah terbakar, Kebukaran pada dasarnya adalah suatu reaksi kimia dengan oksigen (Q,), Kebakaran hanya bisa terjadi kalaw: a. Ada bahan yang bisa terbakar (fie!) Tercapai suhu yang cukup tinggi, yaitu subu titik nyala dari bahan yang akan terbakar (ignition source) c. Ada oksigen yang cukup untuk terjadinya kebakaran (axygen). ‘Untuk mencegah terjadinya kebakaran, maka tiga unsur tersebut di atas (yang sering discbut “segitiga bahaya” (hazard triangel) harus dicegah agar tidak timbul secara bersamaan, ‘Apabila sampai terjadi kebakaran, maka alat pemadam kebakaran umumnya berfungsi menghilangkan unsur b dan unsur c. Menghilangkan unsur b, yaitu suhu yang tinggi, dilakukan dengan cara menyemprotkan air. Sedangkan untuk menghilangkan oksigen, dapat dilakukun dengan cara menyemprotkan serbuk kimia yang akan mengisolir (mengurung) api terhadap oksigen, atau dapat juga dilakukan dengan menyemprotkan gas CO, vuntuk mengusir oksigen yang bertemu dengan api. Pada pusat-pusat listrik, umumnya dipasang instalasi pemadam kebakaran yang akun menyemprotkan air atau menyemprotkan gas CO,. yang tergantung pada jenis bahan yang menimbulkan kebakaran. Apabila kebakaran ditimbulkan oleh cairan yang mudah terbakar (bensin, minyak, dan lain-lain.) air tidak dapat digunakan karena pembanjiran tempat kebakaran dengan air akan menyebarkan cairan yang sedang terbakar tersebut sehingga api makin meluas. Bentuk kebakaran seperti ini (kebakaran kelas B) yang terbaik adalah pemadam kimiawi kering (bubuk) disusul oleh CO,, Apabila kebakaran terjadi pada bagian-bagian lisirik yang bertegangan (kebakaran keluar C) air tidak juga dapat digunakan karena air dapat menghantar listrik; pada keadaan ini pun CO, dan pemadam kimiawi kering (bubuk) adalah pemadam yang terbaik. Untuk kedua jenis kebakaran ini, pemadarn. kimiawi kering (bubuk) adalah yang terbaik karena di samping menyelungkupi nyala api agar tidak berkontak dengan oksigen udara; penyelungkupan ini juga melindungi petugas pemadam dari radiasi panas nyala api. Melakukan langkah-langkah untuk mencegah kebakaran adalah lebih baik daripada memadamkan kebakaran yang sudah terjadi, Langkah-langkah pencegahan ini antars lain adalah: 1, Menjauhkan bahan yang mudah terbakar, misalnya bahan bakar dari subu yang tinggi. Tangki bahan bakar minyak atau minyak pelumas, terutama apabila ditaruh di tempat yang tinggi harus dipechatikan agar bocorannya atau luapannya tidak menyentuh atau mengenai sesuatu yang bersuhu tinggi, misalnya pipa gas buang atau pipa wap. Timbunan batu bara harus secara teratur dibali dan disemprot air untuk mencegah terjadinya penyalaan sendiri (self ignition), Dilarang keras merokok di sekitar instalasi bahan bakar, terutama instalasi bahan bakar gas. Kontak-kontak dan sambungan listrik harus tertutup rapat pada instalasi bahan bakat 4. 4. Nasalah Operas! pada Pusat-pusat Listik BABS {47 Transformator yang sedang mengatamt kebakaran dan sedang diusahakan untuk dipadamiun dengan menggunakan air Dilarang keras melakukan pekerjaan las pada instalasi bahan bakar yang belum dikosongkan, Instalasi bahan bakar harus ditindungi terhadap sambaran petir. 7. Alat-alat proteksi dari instalasi listrik perlu diuji secara periodik agar pasti berfungsi apabila terjadi gangguan hubung singkat sehingga tidak timbul kebakaran e Personil pusat listrik harus sevara pericdik dilatih memadamkan kebukaran sehingge jika sumpai terjadi kebakaran, kebakaran tersebut dapat segera dipadamkan. Alat-alat pendeteksi terjadinya kebakaran harus diuji secara periodik sehingga terjadinya kebakaran dapat diketahui sedini mungkin. Selain instalasi pemadam kebakaran yang terpasang pada bangunan, barus tersedia pula alat-alat pemadam kebakaran yang mabile yang dapat dipindabkan ke tempat yang memerlukannya setiap saat. @ 3.14 Beberapa Spesifikasi Bahan Bakar Selain calorific value (nilai kalori) yang telah disebut dalam Subbab 3.10, masih ada lagi beberapa spesifikasi bbahan bakur terutama hahan bukar minyak (BBM) yang sering diperlukan dalam praktik. Spesifikasi ini antara lain: a. Viskositas (viscosity) Viskusitas kinematik BBM (cairan) menggambarkan kekentalan BBM dan hal ini berkaitan dengan tahanan yang dialaminya apabila mengalir melalui pipa atau lubang kecil. Sebagai contoh pemakaian BEM marine fuel oif (MFO) memerlukan pemanasan terlebih dahulu untuk mengurangi viskositas ‘kinematiknya sebelum bisa digunakan sebagei bahan bakar mesin Diesel agar tidak menyumbat pengabut resin Diesel bersangkutan, Viskositas dinamik BBM adalah viskositas kinematik k; iassa jenis BBM. Viskositas kinematik diukur dalam Stokes (St), sedangkan viskositas dinamik diukur dalam Poise (P). Sering digunakan centistokes (cSt) = 10° Stokes. 509 _rentungktan Ene Lise Jawaban: Keunggulannya bisa ditempatkan di mana saja. Kekurangannya dayenya kecil, maksimum 10 MW per unit dan bahan bakar minyaknya mahal, ‘Apa sebabnya bahan bakar minyak dari PERTAMINA yang bisa dipakai untuk turbin gas hanyalah high speed Diesel oil (HSD)? Jawaban; Karena turbin gas beroperasi dengan suhu di sekitar 1300°C, maka timbul risike korasi suhu tinggi dengan logam vanadium, kalium, dan natrium yang ada dalam BBM. Hanya HSD yang kandungan logamnya paling kecil dan memenuhi syarat pabrik (< 1 part per mill) Bagaimana kondisi standar dari gas untuk bahan bakar? Jawaban: Suhu = 60°F dan tekanan = 30 inch air raksa. . Apa arti dari gas sebanyak 800 MSCF? Jawaban: Artinyn gas sebanyak 800 ribu kek kubik dengan suhu = 60°F dan tekanan = 30 inch air raksa (800 ribu standard cubic foot). . Sebuah PLTGU yang menggunakan gas sebagai bahan bakar mempunyai kapasitas 450 MW beroperasi dengan beban 420 MW selama 24 jam perhari. Efisiensinya pada beban 420 MW = 46%, Apabila sctiap standard cubic foot mengandung 922 Btu dan harga 1 MSCF gas = US $ 2,0 dengan kurs US$! = Rp 9.200,00 hitunglah biaya pembetian gas per hari dan biaya gas per kWh. 1 kWh = 3.413 Bm, Jawaban; Rp!.634.686,334,00 dan Rp162,17/KWh PEMBANGKITAN DALAM SISTEM INTERKONEKSI Mtujuan ‘Tujuan bab ini adalah membahas persoalan-persoalan pembangkitan dalam sistem interkoneksi dalam kaitannya dengan interaksi yang terjadi antara pusat-pusat listrik yang beroperasi dalam sistem interkoneksi. Persoaian ini meliputi koordinasi pemeliharaan, neraca daya, neraca energi, cadangan berputar, pelepasan beban, konfigurasi jaringan, dan prosedur pembebssan tegangan dengan memperhstikan masalah keselamatan kerja @& 41 Sistem interkoneksi dan Sistem yang Terisolir Sistem interkoneksi adalah sistem tenaga listrik yang terdiri dari heberapa pusat listrik dan gardu induk (Gt) yang diinterkoneksikan (cihubungkan satu sama lain) melalui saluran transmisi dan melayani beban yang ada pada seluruh Gardu Induk (GN), Gambar 4.1 menggambarkan sebuah sistem interkoneksi yang terdiri dari sebuah PLTA, sebuah PLTU, sebuah PLTG, dan sebuah PLTGU seria 7 buah Gil yang satu sama lain dihubungkan oleh saluran transmisi. Di setiap GI terdapat beban berupa subsistem distribusi. Secara listrik, masing-masing subsistem distribusi tidak terhubung satu sama lain. Dalam sistem interkoneksi, semua pembangkit perlu dikoordinir agar dicapai biays pembangkitan yang minimum, tentunya dengan telap memperhatikan mutu serta keandalan, Mutu dan keandalan puru iso Subsisiem Distibast Subsister Sulsistem Diseibast Distrbusi — Gambar 4.1. Sebuah sistem interkoneksi yang tendini dari 4 buch pusat tstrik dan 7 baah gard induk (G1) dengan Hegangan transmisi 1$0 RV. 15009) Pembangkitan Eneng Lisrke penyediaan tenaga listrik menyangkut frekuensi, tegangan, dan gangguan. Demikian pula masalah penyaluran daya yang juga perlu diamati dalam sistem interkoneksi agar tidak ada peralatan penyaluran (transmisi) yang ‘mengalami beban lebih. Pembangkitan dalam sistem interkoneksi merupakan pembangkitan terpadu dari semua pusat listrik yang ada dalam sistem pembagian beban antara pusat-pusat listrik pada sistem interkoneksi yang menghasilkan aliran daya dalam saluran transmisi dan juga menghasilkan profil tegangan dalam sistem. Keseluruhan sistem harus dijaga agar tegangan, arus, dan dayanya masih terdapat dalam batas-batas yang diizinkan Frekuensi sistem diatur dengan mengstur daya aktif (daya nyata) yang dibangkitkan dalam pusat listrik ‘Karena frekuensi dalam setiap bagian sistem sama, maka daya aktif yang dibangkitkan untuk mengatur frekuensi ‘idak terikat pada letak pusat listiknya, kecuali jika timbul masalah aliran daya. Pengaturan tegangan memerlukan pengaturan daya reaktif dalam sistem. Karena tegangan tidak sama besamya dalam bagian-bagian sistem, maka pembangkitan daya reaktif untuk pengaturan tegangan harus memperhatikan tempat dalam sistem yang memerlukan pengaturan tegangan. Daya reaktif ini tidak selalu harus dibangkitkan oleh generator melainkan bisa juga dibangkitkan oleh kapasitor atau reaktor. m yang terisolir adalah sistem yang hanya mempunyai sebuah pusat listrik saja dan tidak ada interkoneksi antar pusat listrik serta tidak ada hubungan dengan jaringan umum (interkoneksi milik PLN). Sistem yang terisolir misalnya dapat di industri pengolah kayu yang berada di tengah hutan atau pada pengeboran minyak lepas pantai yang berada di tengah laut. Pada sistem yang terisolir umumnya digunakan PLTD atau PLTG. Pada Sistem yang terisolir, pembagian beban hanya dilakukan di antara unit-unit pembangkit di dalam satu pusat listrik sehingga tidak ada masalsh penyaluran days antar pusat listrik seperti halnya pada sistem interkoneksi PLN juga mempunyai banyak sistem yang terisolir berupa sebuah PLTD dengan jaringan disiribusi yang terbatas pada satu desa, yaitu pada daerah yang baru mengalami elektrifikasi. Operasi pembangkitan, baik dalam sistem interkoncksi maupua dalam sistem yang terisolir, memerlukan perencanaan pembangkitan terlebih dahulu yang di antaranya adalah: a. Perencanaan Operasi Unit-unit Pembangkit. b. Penyediaan Bahan Bakar. «. Koordinasi Pemeliharaan. 4. Penyediaan Suku Cadang © Dan lain, lain. ‘Sebagai langkah pertama dari perencanaan operasi pembungkitan diperlukan terlebih dahulu suatu perkiruan bbeban yang harus dilayani. Dalam sistem interkoneksi, terdapat banyak pusat listrik dan GI, yang satu sama lain dihubungkan dengan saluran transmisi, Setiap kejadian operasi di salah satu pusat listik, Gl, atau saluran transmisi dalam sistem interkoneksi akan mempengaruhi sistem secara kescluruhan. Oleh karena itu, harus ada koordinator operasi yang disebut pusat pengatur beban @ 4.2 Perkiraan Beban Energi listrik yang dibangkitkan (dihasilkan) tidak dapat disimpan, melainkan langsung habis digunakan ‘oleh Konsumen, Oleh karena itu, daya yang dibangkitkan harus selalu sama dengan daya yang digunakan oleh konsumen. Apabila pembangkitan daya tidak mencukupi kebutuhan konsumen, maka hal ini akan ditandai oleh turunaya frekvensi dalam sistem. Sebaliknya, apabila pembangkitan daya lebih besar daripada kebutuhan konsumen, maka frekuensi sistem akan naik. Penyedia tenaga listrik, misalnya PLN, barus menyediakan tenaga listrik dengan frekuensi yang konstan, yaitu: 50 Hertz atau 60 Hertz dalam batas, batas penyimpangan yang masih diizinkan. Karena kebutuban daya oleh konsumen terus berubah sepanjang waktu, maka untuk mempertahankan frekuensi (agar tetap 50 atau 60 Hz), daya yang dibangkitkan di pusat listrik harus diubab-ubah di sepanjang, waktu untuk menycsuaikan daya terscbut dengan kebutuhan konsumen agar frekuensi bisa konstan. Pengaturan pembangkitan tenage listrik yang berubah-ubsh untuk mengikuti perubahan kebutuhan daya dari konsumen ‘memerlukan perencanaan operasi pembangkitan yang cukup rumit dan menyangkut biaya bahan bakar yang tidak kecil, diperlukan perkiraan beban atau perkirsan kebutuhan daya konsumen sebagai dasar perencanaan operasi. Fembangkitin dala Sistem tntckoneksi BAB 4 [153 Tidak ada rumus yang cksak untuk membunt perkiraan beban ini. Oleh Karena itu, perlu ada teknik membuat perkiraan beban yang umumnya mengacu kepada statistik masa lalu dan atas dasar analisis karakteristik beban ‘yang lalu, Gambar 4.2 menggambarkan Kurva Beban Harian Sistem Jawa, Bali dalam satu mingew. Dari gambar ‘ini terlihat bahwa hari-hari dalam satu minggu mempunyai karakteristik beban yang berbeda-beda, tetapi secara BERAN SISTEM & REGION SRADTR SR GS Gambar 4.28. Kurvea beban sistem dan region Senin, 12 November 2007 pukul 1900 = 12.495 MW (Newo) Material chroniony n auforskim TAM) Pembanahitan tnerai List: Gambar 4.2C, Kura beban sister dan region saat puncak rersinggt Selaxa, 13 November 2001 pukul 18.30 = 12.577 MW (Netto). aa8" Tae AL Gambar 42D, Kurva beban sistem dam region Rabu, IM November 2000 pukut 19.00 = 12.500 MW (Netto). riat chroniony prawem autorskim Pembangkitan dalam Sister Intekoneksi BAB 4 es BEBAN & REGION Fombangkitan dalam Sistem Intekoneks) BAB 4 {i57 PAL 19.00 Gambar 421, Kurva bebam sistem dan region Natal Selaxa. 25 Desember 2001 pukul 1400 = 10.099 MW (Netto) Gambar 4.24. Kure beban pancak tahun Baru Selasa, I Januari 2002 pukul 19.30 = 9.660 MW (Nero). Jaterial chroniony prawem autorskim BRR eretcan tren tir Gambar 42K. Kune beban puncak Idul Fltei 1422 H, Natal 200), dan Tahun Bere 2002 (Netto). garis besar dapat dikelompokkan menjadi hari Senin sampai dengan hari Kamis, hari Jum’at, hari Sabtu, dan hari Minggu. Untuk hari libur seperti Lebaran, Natal, dan Tahun Baru, karakteristik bebannya berbeda, ‘Hal-hal yang juga mempengaruhi beban stau kebutuhan daya konsumen adalah suhu udara dan acara televisi yang menarik perhatian publik, seperti ; acara pertandingan sepak bola dan pertandingan tinju, Dengan ‘mempelajari karakteristik beban di masa yang lalu dan memperkirakan subu serta memperhitungkan acara televisi, maka dapat dibuat perkiraan beban setiap jam untuk sim minggu (7 x 24 jam = 168 jam) yang akan datang, Berdasarkan perkiraan beban ini, kemudian disusun rencana operasi pembangkitan untuk 168 jam yang akan datang. ‘Terutama untuk sistem dengan beban yang besar, misalnya yang bebannya di atas 10-000 MW, biaya bahan bakamya per hari juga besar, yang bisa mencapai milyaran rupiah per hari, Dalam sistem yang demikian, perkiraan heban perlu dibuat seakurat mungkin. Hal ini perlu karena perkirsan beban merupakan dasar untuk erencanaan operasi selanjutnya, yang menyangkut biaya bahan bakar yang tidak kecil. Berbagai model matematik telah dibuat orang untuk menyusun perkiraan beban ini, @ 43 Koordinasi Pemeliharaan Dalam sistem interkoneksi bisa terdapat puluhan unit pembangkit dan juga puluban peralatan transmisi seperti transformator dan pemutus tenaga (PMT). Semua unit pembangkit dan peralatan ini memerlukan pemeliharaan dengan mengacw kepada petunjuk pabrik. ‘Tyjuan pemeliharaan Unit Pembangkit dan Transformator adalah: a. Mempertahankan efisiensi, b. Mempertahankan keandalan, c. Mempertahankan umur ekonomis. itan dalam Sistem Intekoneksi BAB 4 (ss Butir # dan c juga berlaku sebagai tujuan pemeliharaan PMT. Pemeliharaan unit-unit pembangkit perlu dilakukan sesuai petunjuk pabrik, Tetapi di lain pihak, hal ini mengurangi kemampuan pembangkitan sistem. Hal ini disebabkan saat unit pembangkit menjalani pemeliharaan, unit tersebut tidak dapat beroperasi, Oleh Karena itu, pemeliharaan unit-unit pembangkit perlu dikoordinasikan ‘agar petunjuk pemeliharaan pabrik dipenwhi namun daya pembangkitan sistem yang tersedia masih cukup untuk melayani beban yang diperkirakan. Tabel 4.1 menggambarkan contoh neraca.daya dari sebuah sistem interkoneksi untuk bulan Januari sampai dengan Maret yang terdiri dari: PLTA dengan 4 unit: Unit | dan unit 2 sama, masing-masing 100 MW Unit 3 dan unit 4 sama, masing-masing [50 MW PLTU dengan 4 unit: Unit | dan wait 2 sama, masing-masing 300 MW Unit 3 dan unit 4 sama, masing-masing S00 MW PLTG dengan 5 unit yang sama: Sx 100 MW Unit PLTG yang ke-5 baru sclesai terpasang dan beroperasi mulai bulan Maret. Daya terpasang tersebut pada Tabel 4.1 adalah daya sesuai Kontrak sewaktu unit pembangkit bersangkutan dipasang. Daya tersedia adalah daya yang tersedia untuk pembangkitan dalam sisiem yang besamya sama dengan daya terpasang dikurangi dengan daya wnit pembangkit yang menjalani pemeliharaan. Perkiraan beban dalam Tabel 4.1 adalah perkiraan beban puncak sistem, Cadangan daya adalah sel i dengan perkiraan beban puncak. Tabel 4,1. Neraca Daya Sistem, Jadwal Pemelibaraan ait 7 Januari ‘Februari Maret ‘Macam Pekerjaan / Keterangan PLA Tait | 100 MW Wait 2 100 MW Unit 3150 MW Unit 4: 150 MW ‘Overhaul setelah operast 40.000 jam 0 MW 2300 MW Unit 3 $00 MW Unit 4: 500 MW Overhaul setelah operasi 10.000 jam Perbaikaa sud jalan Cit 5 100 MW Mla Operant Maret Daya Terpasang (MW) 2500 2500 2.600 Daya Tersedia (MW) 2000 20 2.450 ‘Beban Puncak (MW) 1910 1.920 1.930 Cadangan (MW) 0 380 S20 i Dalam menyusun jadwal pemeliharaan unit pembangkit, selain memenuhi petunjuk pabrik, harus diusahakan juga agar nilai cadangan daya dalam Tabel 4.1 bemnilai positif yang artinya tidak ada pemadaman karena kekurangan days. Cadangan Daya ini sesungguhnya menggambarkan keandalan sistem. Pada Tabel 4.1, terlihat bahwa daya terpasang pada bulan Maret bertambah 100 MW dibanding daya terpasang bulan Februari. Hal ini disebabkan oleh unit PLTG yang ke-5 baru selesai dipasang dan dioperasikan mulai bulan Maret, Dalam Tabel 4.1 digambarkan juga jadwal pemeliharaan unit Pembangkit. Di sini diambil asumsi bahwa pekerjaan pemeliharaan atau perbaikan unit pembangkit tersebut memakan waktu satu bulan. Dalam membuat jadwal pemeliharaan unit pembangkit usahakanlah melakukan pemeliharaan unit PLTA pada musim kemarau dan pemeliharaan unit pembangkit termal pada musim hujan. Hal ini perlu dipertimbangkan agar jangan sampai ada air yang tidak “sempst” dimanfsackan oleb unit PLTA (sekalipun air adalah gratis, tidak seperti halnya dengan bahan bakar}. Beban puncak dalam Tubel 4.1 didapat dari perkiraan beban. bargitan Energi Lisi @ 4.4 Faktor-faktor dalam Pembangkitan 44.1 Faktor Reban Faktor beban adalah perbandingan antara besarnya beban rata-rata untuk suatu selang waktu (misalnya satu hari atau satu bulan) terhadap beban puncak tertinggi dalam selang wakta yang sama. Sedangkan beban rata- rata untuk suatu selang waktu adalah jumlah produksi kWh dalam selang waktu tersebut dibagi dengan jumlah Jam dari selang waktu tersebut, Dari uraian di atas didapat: Faktor Beban = Beban rata-rata (ay Bagi penyedia tenaga listrik, faktor beban sistem diinginkan sctinggi mungkin, karena faktor beban yang makin tinggi berarti makin rata beban sistem sehingga tingkat pemanfaatan alat-alat yang ada dalam sistem dapat diusahakan setinggi mungkin, Dalam praktik, faktor beban tahunan sistem berkisar antara 60-80%. 4.4.2. Faktor Kapasitas Faktor kapasitas sebuah unit pembangkit atau pusat listrik menggambarkan seberapa besar sebuah unit pembangkit atau pusat listrik dimanfaatkan. Faktor kapasitas tahunan (8760 jam) didefinisikan sebagai; Behan « 06 12 1824 —> Jam aoa Gambar 4.3, Behan puncak dan beban rata-rata sistem. Pembangkitan dalam Sistem Iniekoneksi BAB 4 [161 jas = _Produksi Satu Tahun : Faktor Kapasias = Probst Sam Tam (42) Dalam praktik, faktor kapasitas tahunan PLTU hanya dapat mencapai angka amara 60-80% karena adanya mast pemeliharaan dan adanya gangguan atau kerusakan yang dialami oleh PLTU tersebut. ‘Untuk PLTA, faktor kapasitas tahunannya berkisar sntara 30-30. Ini herkaitan dengan ketersediaanya air. 4.4.3 Faktor Utilisasi (Penggunaan) Faktor utilisasi sesungguhnya serupa dengan faktor kapasitas, tetapi di sini menyangkut daya, Faktor Utilisasi sebuah alat didefinisikan sebagai: Beban Alat yang Tertinggi 43 Faktor Utilitas = Remanpust Alar Beban dinyatakan dalam ampere atau Mega Watt (MW) terganung alat yang diukur faktor util Untuk saluran, umumaya dinyatakan dalam ampere, tetapi untuk unit pembangkit dalam MW. Faktor utilisasi perlu diamati dari keperluan pemanfaatan alat dan juga untuk mencegah pembebanan-lebih suatu alat. 444 Forced Owiage Rate Forced outage rate adalah sebuah fakior yang menggambarkan sering tidaknya sebuah unit pembangkit mengalami gangguan, Gambar 4.4 menggambarkan hal, hal yang dialami oleh sebuah unit pembangkit dalam satu. tahun (8,760 jam). Forced Outage Rate (FOR) didefinisikan sebagai: FOR = Jumlah Jam Gangguan Unit (4a) Tomlah Tam Operasi Unit + Jumlah Jam Gangguan Unit FOR tahunan unit PLTA sekitar 0,01. Sedangkan FOR tahunan untuk unit pembangkit termis sekitar 0,5 sampai 0,10. Makin andal sebuah unit pembangkit (jarang mengalami gangguan), makin kecil nilai FOR-nya. Makin tidak handal sebuah unit pembangkit (sering mengalami gangguan), makin besar nilai FOR-nya, Besamya nilai FOR atau turunnya keandalan unit pembangkit umumnya disebabkan oleh kurang baiknya pemeliharaan, @ 45 Neraca Energi Neraca energi seperti ditunjukkan oleh Tabel 4.2 perlu dibuat karena neraca energi ini merupakan dasar untuk: menyusun anggeran biaya bahan bakar yang merupskan unsur bisya terbesar dari biaya operasi sistem tenaga listrik. Neraca energi urmemnya disuswn untuk periode 1 bulan; misalnya untuk bulan Maret dipertukan data dan informasi sebagai berikut: ee | [alpen Z voit mesjaani pemetinarian + Unit siap operas tetapi tidak dioperasikan (stand) Gambar 44. Hal-bal yang dialami unit pembangkis dalam sane tahun (8760 jam). ORG Pembanahitan tnerai Liste a Faktor Beban Bulan Maret, Faktor beban didapat berdasarkan statistik bulanan nilai faktor beban, Misalkan faktor beban bulan Maret satu tahun yang lalu = 0,74. Tetapi pengamatan statistik 12 bulan terakhir menunjukkan bahwa faktor beban sistem cenderung naik, maka diperkirakan faktor beban bulan Maret yang akan datang = 0,75 sehingga perkiraan produksi untuk bulan Maret adalah (lihat neraca daya/Tabel 4.1): Beban Puncak x Faktor Beban x Jumlah Jam = 1.930 MW x 0,75 x 31x 24 = 1.076.940 MWh Perkiraan Produksi PLTA Bulan Maret. Perkirsan Produksi PLTA dibuat atas dasar perkiraan air yang terscdia untuk PLTA bersangkutan, statistik dan ramalan cuaca, perhitungan unit pembangkit PLTA yang siap beroperasi seperti terlihat pada Tabel 4.1 (Neraca Daya). Misalkan dari perkiraan air yang akan masuk ke PLTA dalam bulan ‘Maret dapat diproduksi tenaga lisrik sebanyak 180,000 MWh, Hal ini perlu dicek apakah unit pembangkit PLTA yang telah siap operasi dalam hulan Maret, (yaitu 350 MW menurut Tabel 4.1) bisa membangkitkan 180,000 MWh, Pengecekan ini melalui perkiraan jam operasi yang juga sering disebut sebagai jam nyala unit, yaitu = Produksi: Daya Tersedia = 180.000 MWh : 350 MW = 514,28 jam. Karena dalam bulan Maret tersedia waktu sebanyak 31 x 24 = 744 jam, maka jam nyala unit selama 514,28 jam dapat dianggap sebagai bisa dilaksanakan, setelah mempertimbangkan kemungkinan terjadinys gangguan yang menyebabkan unit tersebut keluar dari operasi serta kemungkinan terpaksa mengurangi kapasitas unit (derating) karena adanya gangguan. Biaya Bahan Bakar Unit Pembangkit Termis, Biaya bahan bakar unit-unit pembangkit termis perlu diketahui untuk membagi beban dimulai dari unit-unit Termis dengan urutan termursh lebih dahute, kemudian diikuti dengan yang lebih mahal, yang dalam bahast Inggris disebut Merit Loading. Berdasarkan pengamatan operasi, misalkan didapat Biaya Bahan Bakar per kWh untuk: PLTU Batubara + Rp100.00 per kWh PLTGU yang memakai Gas + Rp150,00 per kWh PLTG yang memakai bahan bakar minyak + Rp600,00 per kWh Berdasarkan angka-angka biaya bahan bakar pada butir ¢ dan mengacu pada Tubel 4.1 di mana unit-unit termis pada contoh ini hanya PLTU dan PLYG saja, maka alokasi pembebanan unit termis setelah dikurangi Produksi PLTA terlebih dabulu, dimulai dengan alokasi produksi untuk PLTU, yaitu : Produksi Total ~ Produksi PLTA = 1.076.940 MWh — 180,000 MWh = 896.940 MWh, Dengan produksi 896.940 MWh, maka jam operasi (nyala) dalam bulat Maret akan mencapai = 896.940 MWh Daya tersedia oleh PLTU pada bulan Maret = 896,940 MWh : 1.600 MW = 560,59 jam, hal ini musi mungkin dicapai oleh PLTU tersebut dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya gangguan dan derating. Dengan demikian, neraca energi untuk bulan Maret adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Neraca Energi Sistem Pusat Liswik Produksi PLTA 180,000 NtWh PLT 996,940 MWh, PLTG. 0 ‘Sisem 1.076.940 MWh, Biaya bahan bakar bulan Maret diperkirakan sebesar (bagi PLTU saja): 896.940 x 1.000 x Rp100,00 = Rp89.694,000.000,00 FPembangktan dalam Shem lnckoneksi BAB 4 [ils @ 4.6 Kurva Lama Beban Jika sekarang disusun neraca energi untuk bulan Januari dengan mengacu pada Tabel 4.1 (neraca daya) dengan perkiraan, perkitaan sebagai berikut a. Faktor bebun bulan Januari = 0,70. lebih rendah daripada fakior beban bulan Maret, karena pengaruh Tiburan akhir tahun dan permulaan tahun, b, Produksi PLTA sebesar 250.000 MWh, lebih tinggi daripada untuk bulan Maret karena air yang masuk PLTA pada bulan Januari diperkirakan lebih besar daripada untuk bulan Maret (berkaitan dengan musim hujan), Berdasarkan perkiraan ini didapat: Produksi yang diperlukan untuk bulan Januari = Beban Puncak x Faktor Beban x 31 x 24 910 MW x 0,70 x 31 x 24 jam 994.728 MWh Keperluan produksi ini dialokasikan sebagai berikut : (lihat Tabel 4.1) = PLTA Jam nyala PLTA = MWh yang diproduksi PLTA : Daya Terpasang PLTA 250.000 MWh : 500 MW = $00 h (jam) + PLTU MWH yang diproduksi PLTU = Produksi yang diperlukan bulan Januari - MWh yang diproduksi PLTA (994.728 — 250,000) MWh = 744,728 MWh. Jam nyala = MWh yang diproduksi PLTU ; Daya tersedia PLTU 744.728 MWh : 1.100 MW = 677,03 h (jam) Dalam bulan Januari, jam nyala PLITA sebesar 500 jam dan jam nyala PLTU sebesar 677,03 jam dapat dicapai dari segi neraca energi Tetapi jika memperhatikan neraca daya, Tabel 4.1, pada bulan Januari, beban puncak sebesar 1.910 MW tidak mungkin dapat dipenuhi oleh PLTA dan PLTU saja, karena daya yang tersedia dari PLT dan PLTU dalam bulan Januari hanyalah = 500 MW + 1.100 MW = 1,600 MW. Kekurangannya di waktu beban puncak sebesar .910 MW — 1.600 MW = 310 MW harus diisi oleh PLTG walaupun biaya bahan bakarnya mahal, yaitu Rp. 600, per kWh. Berapa ama PLTG tersebut harus dioperasikan tergantung pada berapa lama beban berlangsung di atas 1.600 MW, yaitu di atas kemampean penyediaan daya oleh PLTA dan PLTU. Dengan demikian, neraca -energi juga harus menunjukkan adanya produksi kWh oleh PLTG. Untuk memudahkan analisis mengenai alokasi energi ini digunakan kurva lama beban sistem seperti Lasmanya (aca) Kesccangar Konsumsi Spesifik Bahan Bakar: eok'Wh untuk Bahan Bakar Car, gikWh wok Baha Bakar Padat MMSCEAWh untuk Bahan Bakar Gas Gambar 45. Aiokasi energ! wnituk sari bulan (744 fam) melalui segmentasi kurva lama beban. ini disebabkan oleh banyaknya air yang tersedia, terkait dengan Iuasnya segmen yang dialokasikan kepada PLTA. Setelah dilakukan alokasi energi dengan juga memasukkan Merit Loading, selanjutnys dapat diperkirakan kebutuhan Biaya Bahan Bakar yang termurah,* @ 47 _ Keandalan pembangkit ‘Dalam Subbab 4.44, disebutkan buhwa Forced Outage Rate (FOR) adalah suatu fator yang menggambarkan keandalan unit pembangkit. Dalam sistem interkoneksi yang terdiri dari banyak: unit pembangkit, maka keandalan unit-unit pembangkit yang beroperasi dibandingkan dengan beban yang harus dilayani menggambarkan keandalan sistem tersebut. ‘Ada angka yang menggambarkan berapa hesar probabilitas unit-unit pembangkit yang beroperasi tidak ‘mampu melayani beban, Angka probabilitas ini dalam bahasa Inggris disebut loss of load probability atau biasa disingkat LOLP. Gamber 4.6 menggambarkan secara kualitatif besamya LOLP untuk suatu sistem, yaitu: LOLP =p xt (4.5) di: mana’ p menggambarkan probabilitas sistem dapat menyediakan daya sebesar b. 1 menggambarkan lamanya gris tersedianya daya sebesar b memotong kurva lama beban dari sistem. Nilai LOLP biasanya dinyatakan dalam hari per tahun. Makin kecil nilai LOLP, makin tinggi keandalan sistem, Sebaliknya, makin besar nilai LOLP, makin rendah keandalan sistem, karena hal ini berarti probabilitas sistem tidak dapat melayani beban yang makin besar. ‘Nilai LOLP dapat diperkecil dengan menambah daya terpasang atau menurunkan nilai FOR unit pembangkit, ‘arena dua langkab ini dapat memperkecil probabilitas daya tersedia b pada Gambar 4,6 menjadi terlalw rendah schingga memotong kurva lama beban dengan nilai t yang lebih lama. "Aloka cnergi deogan menggurakaa melode sogmentas) dapat dibaca secara lebih rnci pads Buku Acuan Nov # terschut pods Dufur Postaka Buku i Pembangkitan dalam Sistem Intekoneksi BAB 4 Dies “Tersedia day b Probubilitasnya = p 0 368 —+ Lamanya (Hari) Gambar 46 Penggambaran LOLP = p Xt dalam hari per tahun pada Kurva Lama Beban. Penentuan besarnya nilai LOLP dari suatu sistem harus mempertimbangkan besarnya peran penyediaan tenaga listrik pada sistem tersebut atau dengan kata lain berapa besar kerugian yang dialami pemakai tenaga listrik (konsumen) apabila terjadi interupsi (gangguan) penyediaan tenaga listrik. Misalnya dalam sistem yang berupa sebuah PLTD dengan beberapa unit pembangkit yang memasok tenaga listrik ke sebuah pabrik. LOLP dari sistem ini ditentukan dengan mempertimbangkan berapa kerugian yang timbul apabila pabrik mengalami gangguan pasokan tenaga listrik yang dinyatakan dalam Rupiah per kWh terputus. Pada sistem yang besar seperti sistem PLN, penentuan nilai LOLP haruslah mempertimbangkan harga Rupiah per kWh terputus secara nasional. Hal ini disebabkan terputusnys pasokan kWh PLN berarti menimbulkcan Kerugian nasional, Standar PLN mengenai LOLP adalah 3 hari per tahun untuk sistem interkoncksi Jawa dan 3 lima hari per tahun untuk sistem di luar awa.* @ 4.8 Kurva Input-Output Kurva Input-Output seperti ditunjukkan oleh Gambar 4.7, menggambarkan besarnya input yang harus ddiberikan pada unit pembangkit sebagai fungsi dari outputnya. Kurva ini didapat melalui percobaan. Untuk unit pembangkit termis, inputnya adalah bahan bakar yang dinyatakan dalam Rupiah per jam dengan output daya yang dibangkitkan dinyatakan dalam Mega Watt (MW). Sedangkan untuk unit pembangkit hidro, inputnya adalah jumlah air yang masuk dinyatakan dalam m°? detik, sedangkan outputnya adalah daya yang dibangkitkan dalam MU. Kurva Input-Output ini juga dapst dinyatakan dengan fungsi polinomial. Bentuknya hampir linier sehingga apabila dinyatakan dengan fungsi polinomial, suku dengan pangkat 2 ke atas adalah kecil. Kurva Input-Output tidak melalui titik nol Karena adanya rugi-rugi pada beban (output) nol. Rugi-rugi beban nol disebabkan adanya rugi-rugi geseran dan rugi-rugi besi pada generator dan transformator penaik tegangan (step-up). Dengan menggunakan Kurva Input-Output, biaya bahan bakar setiap unit pembangkit termis dapat dinyatakan secara matematis, begitu pula untuk subsistem termis yang terdiri dari banyak unit pembsngkit termis, Untuk sebuah unit pembangkit termis, biaya bahan bakamya pada suatu saat dengan output (beban) sebesar Py adalah FP) Jika subsistem termis terdiri dari sejumlah n unit pembangkit termis dan biaya bahan bakar unit pembangkit kke-j adalah F; (Py), maka jumlah biaya bahan bakar pada saat ¢ dari subsistem termis yang terdiri dari a. uait adalah: Uraian yang rinci untuk menghitung nilai LOLP secara Kuanttatit dapat dihacs pada buku momar ura yang terscbat dalam Duftar Pustaka Bloke iat, Pembangkitan dalam Sistem Intekonekst! BAB 4 BB? Pada keadaan incremental cost yang sama, dicapsi biaya bahan bakar yang minimum, Program incremental cost yang, sama ini sering discbut economic load disparch dan program ini juga memerlukan kurva Input-Output dari unit pembangkit termis yang akan diikutkan ke dalam program ini.* Dalam sistem interkoneksi di mana terdapat unit hidro dan berhagai unit termis, kurva incremental cost sistem diperlukan untuk melakukan langkah operasi yang penting, yaitu: a. Optimasi hidro-termis b. Pengoperasian PLTA pompa c. Expor-impor energi®* @ 4.9 Cadangan Berputar dan Pelepasan Beban ‘Apabila sebuah unit pembangkit mempunyai kapasitas 100 MW tetapi hanya dibebani 60 MW, maka selisih antara kapasitas 100 MW dengan beban 60 MW, yaitu sebesur 40 MW, merupakan cadangan berputar yang ada pada unit pembangkit tersebut. Cadangan berputar, baik dalam sistem interkoneksi maupun dalam sistem yang berdiri senditi (Terisolir! Jvolated), diperlakan untuk pengaturan frekuensi, Hal ini disebabkan pengaturan frekvensi memerlukan tersedianya daya MW setiap saat, Pengaturan frekuensi seperti diuraikan dalam Bab 2, dilakukan oleh governor. Governor turbin ait akan membuka katup air dari turbin air lebib febar untuk menambah air penggerak turbin apabila frekuensi turun, Begitu juga pada turbin vap, governor akan menambah pemberian uup penggcrak turbin apabila terjadi penurunan frekuensi. Hal ini semua memerlukan adanya cadangan berputar pada PLTA atau PLTU. Pada Unit Pembangkit PTLD dan PLTG, governor akan langsung menambah bahan bakar melalui pengaturan katup bahan bakar untuk menambah MW dan mencegah penurunan frekueasi, Dalam hal ini juga diperlukan cadangan berputar. Dengan turunnya frekuensi (kemudian diikuti langkah penggunaan eadangan berputar seperti diuraikan di ‘atas) cadangan berputar dalam sistem menjadi berkurang. Turunnya frekuensi dalam sistem yang memerlukan penambahan pembangkitan daya MW yang diambil dari cadangan berputar dapat disebabkan karena 2 bal, yaitu: a. Bertambahnya beban dalam sistem. b. Terjadinya gangguan unit pembangkit sehingea keluar dari operasi. Butir a harus diantisipasi dengan membuat perkiraan beban sistem yang teliti, kemudian diikuti dengan perencanaan pembangkitan yang lepal, termasuk perencanaan cadangan berputarnya, Butir b, yaitu terjadinya gangguan unit pembangkit, merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan, walaupun tidak dikebendaki, Untuk itv, perlu ada pedoman operasi dalam mengatasi gangguan, apabila. sampai terjadi gangguan, Gangguan seperti tersebut dalam butir b menyebabkan frekuensi turn, governor dari unit yang tidak terganggu yang masih beroperasi akan menggunakan cadangan berputar yang masih ads untuk mempertahankan frekuensi tidak berubah. Cadangan berputar ini bisa terus turun dan bisa habis. Apabila cadangan berputar telah habis éctapi frekuensi masih (crus turun, sistcm bersangkutan dapat mengalami gangguan total, dalam arti scmua unit pembangkit akhimya trip (keluar dari operasi) karena semuanya mengalami pembebanan lebih, Untuk mencegah terjadinya gangguan total, perlu dilakukan pelepasan beban sewaktu frekuensi yang terus turun. Pelepasan beban ini dilakukan dengan menggunakan rela frekuensi rendah (Under-frequency relay). Relai frekuensi rendah, misalnyw disetel dengan tiga tahap, yaitu 49,50, 49,00; dan 48,50 Herz dan dipasang pada penyulang distribusi untuk tahap 1 dan tahap 2, sedangkan untuk thap 3, dipasang pada saluran transmisi. ‘Urainn yong lebih rinci mengenai program anit commiment dan program Economic Load Dispatch dapat dibaca pada bulky omer wrt amg terscbut dalam Daftar Pustaka Buku ini ‘Uraian lebih rinci mengenai hal ini dapat dibaca pada Acuan No. | Daftar Pustakn Buku | Pembangkitan Enengi Lisle Perkembangan terakhir dalam teknik pelepasan beban, juga menggunakan relai yang mendeteksi kecepatan turnnya frekuensi 2, Pada pangguan yang relatif besa, aja penurunan frekuensi sistem juga besar dan rela ae aken bekerja. @ 4.10 Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja 4.10.1 ‘Segi Mekanis Dalam proses pembangkitan tenaga listrik, khususnya dalam pusat-pusat listrik, banyak hal yang dapat ‘menimbulkan kecelakaan, baik dari segi mekanis maupun dari segi listrik. Dari segi mekanis, yang dapat menimbulkan kecelakaan dan memerlukar langkah-langkah pencegahannya adalah: 1 10. 4.10.2 Dari Bagian-bagian yang berputar atau bergerak, seperti: roda gila (roda daya), roda penggerak, ban berjalan, dan rantai permutar, harus secara mekanis diberi pagar sehingga tidak mudab disentuh orang serta Rp100.00 = R60 juta, Penghematan biaya bohon bakar PLTG =-400 > 1.000 x Rp, 600 = Rp240 juta. Penghematan secara keseluruhan = Rep? juta — Rp60juta = Rp 0 juta per har. Szcara singkat, peristiwa pemormpuan air tersebut di atas dapat dikatakan sebagai memompa air dengan energi PLTU batohara yang: morah untuk meagurangi produksi PLTG BBM yang mahal. @ 4.18 Kendala-kendala Operasi Dalam operasi sistem interkoneksi, masalah alokasi pembebanan unit-unit pembangkit merupakan masalah ‘tama karena hal ini menyangkut biaya bahan bakar yang tidak kecil, bahkan dalam perusahsan listrik umumnya biaya bahan bakar merupakan komponen biaya yang terbesar. Alokasi pembebanan unit pembangkit ini yang antara lain digambarkan dalam Subbab 4.17, terutama bertujuan untuk mencapai biaya bahan bakar minimum di mana dalam praktiknya harus pula memperhitungkan kendala-kendala operasi sehingga seringkali perl dilakukan “kompromi” untuk mengatasi kendala operasi tersebut. ‘Kendala-kendaila operasi ini terutama adalah: a. Beban Maksimum dan Minimum Unit Pembangkit. Setiap unit pembangkit mempunyai kemampuan maksimum dalam membangkitkan tenaga listrik, baik karena desain maupun karena masalah pemeliharaan, Sedangkan beban minimum unit pembangkit lebih banyak ditentukan oleh desain, Pada PLTA, beban yang terlalu rendah menimbutkan kavitasi yang berlebihan. Oleh karena itu, tidak dikebendaki pembebanan kurang dari 25%, Pada PLTU, beban yang kurang dari 25% menimbulkan kesulitan pada alat-alat kontrol sehingea unit pembangkit PLTU harus dioperasikan secara mantial pada beban Kurang dari 25% dan hal ini tidak dikehendaki. Pada PLT®, beban rendah menimbulkan kesulitan pada instalasi penyedia ap dari bumi, mungkin terpaksa ada wap yang harus dibuang ke udara di mana hal ini tidak dikehendaki Pada PLTD, beban yang kurang dari 25% akan menyebabkan pembakaran yang kurang sempurna sehingga pengotoran ruang pembakaran (silinder) akan meningkat dan selang waktu pemeliharaannya harus dipercepat sehingga pembebanan kurang dari 25% tidak dikchendaki. ‘Bagaimana menghitung peourunan frekueas| yong akon trjadi dam sistem opabits sca Unit Pembangkit yang sip. dapat dilinat pada Acuan No. [ Daftar Postaka Bek ii Pembangkitan Energi i Maret: 1 blok PLTGU selama | bulan April: L unit PLTA selama 1 balan Perkiraan beban puncak adalah: Januari: 3600 MW Februari; 3610 MW Maret =: 3630 MW April 3650 MW Susunlah neraca daya sistem untuk bulan Januari sampai dengan April. Susunlah neraca energi dan perkiraan biaya bahan bakar sistem untuk bulan Januari, apabila: ‘Air untuk PLTA diperkirakan bisa memproduksi 360 MWH Biaya bahan bakar PLTU (batubara) rata-rata = Rp120,00/kWh_ Biaya bahan bakar PLTGU (Gas) rata-rata = Rp180,00/kWh Biaya bahan bakar (Minyak) PLTG rata-rata = Rp800,00%kWh_ Batasan jam nyala bulanan adalah: PLTA : 700 jam PLTGU ; 660 jam PLTU = 660 jam PLTG : $00 jam Faktor beban sistem ; 0,76 Jawaban : Cadangan daya pada neraca daya: Januari ; 100 MW ‘Maret : 320 MW Februari : 490 MW ‘April: 650 MW Neraca cnergi Januari PLTA —; 360.000 MWH, jam nyala : 600 jam < 700 jam PLTU —: 1.188.000 MWH, jam nyala : 660 jam PLTGU ; 487584 MWH, jam nyala : S42 jam< 660 jam PLTG :0 jam nyala : 0 ‘Konsumsi sistem : 2.035.584 MWH Perkiraan biaya bahan bakar bulan Januari = Rp230.325.120,000,00 2. Pada sua hari dalam bulan Mei sebuah unit PLTU dari sistem pada Soal No, 1 menjalani pemeliharaan dan beban harian sistem adalah sebagai berikut: Diinginkan adanya cadangan berputar sedikitnya 100 MW. a b Jam 00-06 | 6-08 | 8-12 | 12-14 [14-18 | 18-22 | 22-24 Beban (MW) 2200 | 1500 | 2500 | 2100 | 2400 | 3700 | 3200 ‘Lakukan pembagian beban di antara unit-unit pembangkit sehingga dicapai biaya bahan bakar minimum dan tunjukkan pada grafik beban harian. ‘Tunjukian besamya cadangan berputar setiap jam Jam 00-06 | 06-08 | o8-12 | 12-14 | 14-18 22-24 Beban (MW) 500 | 300 200 | 400 | 300 150 ‘Hitung besarnya biaya bahan bakar per hari. Jawaban : Rp9.160 jut ‘Apabila dilakukan pemompaan air dengan energi dari PLTU untuk menghasilkan air yang dapat ‘mengurangi peoduksi PLTG, hitunglah hesar penghematan biaya bahan bakar yang bisa dicspai bila sfisiensi PLTA Pompa adalali 0,67. Tawaban : Rp166.4 jura Pembangkitan lam Sistem Intekonets| BAB 4 (189. 10. ‘Angka apa yang menggembarkan keandalan unit pembangkit yang biasa dipakai untuk menghitung keandalan sistem secara probabilistik? : : Jam Gangguan Jawaban : Forced Outage Rate: aaa Mengaps jam nyala unit pembangkit tidak bisa dihitung penvb, misalnya untuk bulan Januari = 31 > 24 jam = 74 jam Jawaban : Karena adanya hal hal yang menyebabkan unit tidak berbeban penuh seperti kondensor ‘kotor pada PLTU, saluran air PLTA kotor, pengabut mesin Diesel serta sistem pendinginnya ‘kotor, pemanasan yang beriebihan pads PLTG karena kompresornya kotor. ‘Angka apa yang menggambarkan tingkat keandalan sistem interkoncksi? Jawaban : Loss af Load Probability (LOLP), Jelaskan bagaimana prosedur membebaskan t¢gangan sebuah saluran yang keluar dari pusat listrik dalam rangka melaksanakan pekerjaan pemeliharaan. Jawaban = Becalah Subbab 4.11 ‘Apa tugas utama pusat pengatur beban dalam sistem interkoneksi? Jawaban : Melakukan koordinasi kegiatan operasi sistem interkoneksi agar tercapai operasi yang ‘ekonomis dengan memperhatikan mutu dan keandalannya. Dalam sistem interkoneksi antarperusahaan (negara), angka apa yang perlu diamati untuk menentukan jjual beli energi listrik. Jawaban : incremental cost system. Kendala-kendala apa yang harus diperhatikan dalam operasi sistem interkoneksi? Jawaban ; Lihat Subbab 4.18. ‘Apa manfaat penggunaan SCADA serta komputerisasi dan otomatisasi dalam sistem interkoneksi? Jawaban ; Bisa mengambil keputusan dan langkah operasionil yang cepat mengingut besarnya biaya ‘operasi. PENGEMBANGAN PEMBANGKITAN Mengingat bahwa rasio elektrifikasi, yaitu perbandingan antars jumlah rakyat Indonesia yang telah mendapat pasokan energ) listrk terhadao jumlah seluruh rakyat Indonesia baru mencapai angka sekitar 57%, maka masalah pengembangan penyediaan energi sink merupakan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia paling sedikit sampai 10 tahun yang akan datang, Salah satu bagian utama dari kegistan pengembangan penyediaan energilstrik adalah pengembangan pembangkitan energi listrik. Dalam Bab V ini dibahas persoalan‘persoalan pengembangan pembangkitan énergi listrik yang menyangkut analisis kebutuhan energi, survei dan studi ketayaken serta perencanaan teknik dan pusat-pusat listrik. Juga masalah perkembangan regional ASEAN perlu dipertimbangkan. @& 5.1 Analisis Kebutuhan Energi Pembangunan pusat listrik dalam sistem interkoneksi (isolated) haruslah didasarkan atas analisis kebutuhan energi ‘Analisis kebutuhan energi ini meliputi: 4. Analisis kebutuhan energi dalam kurun waktu tertentu, misalnya kebutuhan tahunan sampei 10 tahun yang akan datang. b. Analisis kebutuhan daya dalam bentuk kurva beban harian. c. Analisis tingkat keandalan yang diburuhkan, lalu dikaitkan dengan peran energi listrik yang. harus disediakan (harga kWh terputus). d. Peran pusat listrik yang akan dibangun dalam operasi pembangkitan apakah sebagai penyedia beban dasar, penyedia beban semi-dasat, penyedia beban puncak, atau sebagai unit cadangan. Berdasarkan analisis kebutuhan energi ini, kemuidian dipelajari berbagai alternatif bagaimana cara memenuhi kebutuhan energi listrik ini, dalam sistem yang berdiri sendiri f terisolir ik. @ 5.2 survei dan Studi Kelayakan Berdasarkan analisis kebutuhan energi tersebut dalam Subbab 5.1, khususnya mengenai alternatif pemenuban kebutuhan energi, dilakukan survei di lapangan tentang bagaimana kelayakan dari setiap altematif tersebut, Pengerbangan Pembangitan BAB 5 {li9 Survei secara garis besar meliputi: a Umum. Untuk semua pusat listrik perlu di survei hal-hal sebagai berikut: + Laban yang akan dibebaskan, menyangkut masalah kepemilikan, adat, dan kebiassan setempat, Khususnya yang menyangkut ekologi kehidupan. + Sifat tanah dari segi pembangunan kebutuhan bangunan sipil + Masalah lingkungan yang berkaitan dengan kebisingan dan limbsh. + Masala transportasi alat-alat berat, b. PLTA, ‘Untuk PLA, hal-hal spesifik yang perlu disurvei adalah: + Hidrologi, yang menggambarkan curah hujan di daerah aliran sungai (DAS) atau di dacrah tangkapan hujan dari danau yang akan diambil tenaga aimaya, paling sedikit data 10 tahon terakhir, + Debit sungai, yaitu banyaknya air yang mengalir di sungai yang akan dimanfaatkan dalam meter Kubik per detik [mls] setiap hari selama sedikitnys 10 tahun terakhir. + Keadaan hutan daerah aliran sungai, apakah ada yang mendapat hak pengusahaan hutan yang dapat mengancam kelestarian hutan DAS yang sangat mempengaruhi debit sungai yang akan dimanfaatkan, schingga analisis kelestarian hutan DAS atas dasar hasil survei sangatlah penting. + Jika direncanakan membangun kolam tando tahunan berupa danau bustan, maka perlu disurvei dan dianalisis segala akibat penggenangan lahan yang akan dijadikan kolam tanda tersebut, ¢. PLTU, PLTD, dan PLTG. Untuk PLTU, PLTD, dan PLTG ads beberapa hal spesifik yang perlu disurvei, yaitu: + Penyediaan bahan bakar meliputi pengadaan, transportasi, pembongkaran, dan penyimpanannya + Penyediaan air dingin. Khusus untuk PLT, hal ini tidak begity menonjol karena kebutuhan air pendinginnya relatif sedikit. c. PLTP, Untuk PLP, hal-hal spesifik: yang perlu disurvei adalah: + Banyaknya kandungan uap yang akan dimanfuatkan berkaitan dengan besarnya unit yang akan sdibangun, + Kealitas uap yang akan digunakan fervtama kandungan belerang dalam kaitannya dengan spesifikasi teknik turbin ap yang akan digunakan, Berdasarkan hasil survei di atas, kemudian dilakukan studi kelayakan untuk membangun pusat listrik yang dipilih. Studi kelayakan harus mempertimbangkan segi-segi ekonomis selain segi-segi teknik, Studi kelayakan harus menyimpulkan jenis pusat listrik yang akan dibangun, kapasitasnya, letaknya, beserta perkiraan biaya pembangunannya, disertai rekomendasi-rekomendasi yang diperlukan. e 5.3 Perencanaan Teki Berdasarkan hasil survei dan studi kelayakan terscbut dalam Subbab 5.2 dan setelah ditentukan macam pusat listrik yang akan dibangun, langkah berikutnya adalah perencanaan teknik dari pusat listrik yang akan dibangun tersebut. Masalah perencanaan teknik tergantung kepada macam dan tempat pusat listrik yang akan dibangun. S.A Perencanaan Teknik PLTA. Perencanaan teknik PLTA lebih banyak bersifat “iaifored made” Karena tergantung kepada kondisi tempat PLTA dibangun (sulit dibuat produk standar): Bi | Pembangkitan Enengi Listrik Bendungan harus direncanakan terlebih dahulu dengan memperhitungkun: * Macam: rock fill, beton, atau kombinasi. + Tinggi dan lebar bendungan sehingga dapat dihitung las lahan yang akan tergenang dan berapa banyak air yang tersedia untuk operasi. Letak gedung PLTA beserta konstruksi gedungnya dengan mempertimbangkan tempat air masuk ke gedung PLTA dari pipa pesat dan di mana air keluar dari PLTA untuk kemudian masuk kembali ke sungai. ‘Tinggi terjun ait PUTA dihitung berdasarkan butir « dan butir & yang selanjutnya digunakan untuk menghitung butit Daya terpasang PLTA beserta jumlah unit pembangkitnya dan perkiraan produksinya per tahun, Berdasarkan butir-butir &, ¢, dan d kemudlian ditentukan: * — Macam turbin yang akan digusakan: Pelton, Francis atau Kaplan, horizontal atau vertikal + Daya dan jumlah putaran turbin, * — Jumlah unit pembangkit PLTA. + Macamn katup wtama turbin yang akan digunakan: kupu-kupw, sorong, atau bola (lihat Gambar 3.0. * Sistem pendinginan generator. Berdasarkan butir a, direncanakan tenaga air antara kolum tando dengan turbin dalam -gedung PLTA yang meliputi: pintu-pintu sit, saluran terbuka, saluran tertutup (terowongan), surge tank, dan pipa pesat, Gambar $A Katup bapu-kup. Gambar 8.16 Kawup bata Pengembangan Fombanakitan BAB S [193 — a : waned PCat uy wang Ball ™ g iyala apa B B Usp Uap Anstalasi Listrik oma | Pie t is le kr Rusenale Pay Sabutan Air Pomypa J Saringan = cian Gambor 5.2, Bagian-bagian uiama PLTU deta gedung PLTU, {B- Bamtalan; D : Desalination Plant (Rembsat air murni dari laut); E : Economizer: G: Generator: Kel: Koodensor; KH : Kips hisap: (KT; Kipas Tekan; Pa ; Penangkap Abu; PeA : Pengolas Air Ketel; PAL : Peranas Awal Telanan Renal; PAZ : “Tinggi: Pr: Poros; PL = Pemanas Lanjut; PU : Pemanas Ulang: PUd : Pemanas Udara: PI : 1P3 : Pomps Air Pendingin: Pa : Pompa Desolation; TR : Turbin Tekanan Rerdah: TM : Turbin Tekanan Menengah; TT : Turbin Tekan ‘Tinggi g. Karena PLTA umumnya terlctak jauh dari pusat beban (kota kawasan industri, dan lain-lain), ‘maka berdasarkan butir d, direncanakan tegangan transmisi yang akan digunakan, Hal ini selanjutnya digunakan sebagai dasar perencanaan instalasi tegangan tinggi PLTA. $3.2 Perencanaan Teknik PLTU, Perencansan teknik PLTU relatif bisa mengikuti produk pabrik yang sudah dibuat standar jika sdibandingkan dengan perencanaan teknik PLTA. Unit PLTU umumnya mempunyai ukuran ckenomis di atas 20 MW. PLN mempunyai unit PLTU dengan uukuran 63 MW, 100 MW, 200 MW, dan 600 MW. PLN juga mempunyai unit pembangkit dengan ukuran 12.5 MW dan 25 MW yang umumya sudah sekitar 40 tahun dan kebanyakan tidak dioperasikan lagi. ‘Berdasarkan survei dan studi kelayakan tersebut dalam Subbab 5.2, kermudian ditentukan tempat dan kapasitas PLTU yang akan dibangun, termasuk penentuan ukuran unit pembangkitnya. Setelah jumlah dan kapasitas unit pembangkit ditentukan, kemudian perlu direncanakan hal-hal sebagai beriku a. Instalasi bahan bakar, melipati perencanaan transportasi, tempat pembongkaran, dan penyimpanannya. b, Instalasi air pend . Gedung PLTU, meliputi perencanaan ruang ketel wap, ruang turbin wap beserta kondensornya, dan. fuang untuk instalasi listriknya. meliputi perencanaan pembuatan saluran air beserta pompanya. Pengembangan Fembargitan BAB 5 15) Hal-hal khusus dalam perencanaan teknik PLTP yang harus mendapat perhatian adalah: a. Kualitas uap yang didapat dari dalam bumi, tekanan, subu, dan kandungan minerainya, khususnya kandungan belerang. b. Kondensor yang digunakan umumnya adalah tipe kontak Iangsung (direct contact type) Karena terbatasnya air pendingin yang bisa didapat, fc. Penyuntikan kembali air dari kondensor ke dalam perut but d. Penampungan limbah, yaitu belerang. 53.6 Perencanaan Teknik PLTGU. Perencanaan teknik PLTGU merupakan kombinasi dari Perencanaan teknik PLTG dan perencanaan teknik PLTU, Pemanfaatan gas buang PLTG dapat menghasilkan daya pada PLTU sebesar $0% daya yang dibangkitkan PLTG, Ketel wap yang digunakan untuk memanfaatkan gas buang PLTG yang dalam bahasa Inggris disebut Hear Recovery Steam Generator (HRSG)}, melakukan perpindahan panasnya melalui proses sentuban (convection) dengan gas buang PLTG. HRSG umumnya mempunyai 2 drum usp, sebuah untuk tekanan tinggi dan sebuah agi untuk tekanan rendah, Drum tekanan tinggi mendapat uap dari bagian HRSG sisi hulu, sedangkan untuk drum tekanan rendah uapnya berasal dari bagian HRSG sisi hii, Perkembangan terakhir, sudah ada HRSG dengan 3 drum wap. @ 5.4 Biaya Pembangkitan Untuk mengetahui berapa besamya biaya untuk membangkitkan tenaga listrik per kWh, perlu diketahui ferfebih dahulv jumlah biaya yang telah dikeluarkan atau diperkirakan akan dikeluarkan untuk kurun waktu tertentu, misalnya satu tahun. Kemudian jumlah biaya pembangkitan satu tahun ini dibagi dengan produksi atau jumnlah tenaga listrik yang dibangkitkan selama satu tahun. Untuk mengetahui biaya pembangkitan selama satu tahun, bisa didapat melalui laporan keuangan yang biasa disebut sebagai laporan rugi laba periode (tahun) tertentu. Berkut ini contoh bentuk laporan rugi laba suatu kegiatan (perusahaan) pembangkitan untuk periode tahun 2001, ‘Rugi-Laba Tahun 2001 (dalam rupiah) 1, Pendapatan: a. Pendapatan Penjualan kWh Al b. Pendapatan Lain-lain Ame Jumlah Pendapatan A 2 Operasi: a. Biaya Bahan Bakar BL +. Biaya Pemelibaraan B2 ©, Biaya Pegawai B3 Ba BS Jumlah Biaya Operasi B 3. Penyusutan c 4. Laba Sebelum Pajak = A - (B + ©) $. Pajak D 6. Laba Bersih = A- (B+ C+D) ‘Berdasarkan laporan rugi-laba tahun 2001 tersebut di atas dan catatan (produksi) pembangkitan tenaga listrik tahun 2001 sebanyak P kWh, maka didapat: Pembangkitan Energi Listrik Biaya Produksi tabun 2001 =8*€ RupialvkWh i mana: B = jumlah biaya operasi tahun 2001 C= jumilah penyusutan tahun 2001 Laporan rugi-laba untuk periode waktu tertentu dari suatu perusahaan menggambarkan pendapatan, biaya, serta rugi-laba yang dicapai selama periode waktu tersebut. Unsur-unsur Iaporan rugi-laba terdiri dari: 1. Pendapatan: a. Pendapatan dari kegiatan saha yang utama, dalam hal ini penjualan tenaga listrik (kWh), b.Pendapatan lain-lain adalah pendapetan dari kegiatan usaha yang bukan utama (kegiatan sampingan}, misalnya dari penjualan limbah, abu batw bara PLTU. 2. Biaya: a. Biaya bahan bakar, yaitu biaya pembelian bahan bakar loko (sampai) pusat listrik. b. Biaya pemeliharaan, yaitu biaya untuk melakukan pemelibaraan instalasi pembangkitan, ©. Biaya pegawai, yaitu semua biaya yang menyangkut pegawai yang menyelenggarakan kegiatan Pembangkitan meliputi gaji, upab, biaya perawatan kesehatan, dan lain-lain, 4. Biaya administrasi, yaitu biaya kantor seperti kertas, telepon, pos, dan lain-lain, Biaya bunga, yaitu bunga pinjaman yang harus dibayar sehubungan dengan pinjaman yang digunakan untuk membangun instalasi pembangkitan yang telah beroperasi. 3, Penywsutan, yaitu dana yang harus disisihkan untuk membeli instalasi pembangkitan yang baru, menggantikan instalasi yang sudah habis terpakai (telah mencapai umur ekonomisnya). 4, Laba sebelum pajak, yaitu pendapstan dikurangi dengan biaya operasi ditambah biaya penyusutan, 5. Pajak, yai pajak perusahaan yang ditentukan oleh pemerintah. 6. Luba bersih, yaitu laba sebelum pajak dikurangi dengan pajak. Dari unsur biaya tersebut dalam butir 2 di atas, biaya yang terbesar adalah biaya bahan bakar, yang bisa mencapai 60% dari total biaya operas Ditinjau dari sifsinya, biaya dapat dibagi atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya-biaya tersebut dalam butir 2.c, 2.d, dan 2.e tersebut di atas termasuk biaya tetap, artinya walaupun tidak ada produksi kWh, biaya-biaya ini tetap ada. Sedangkan biaya tersebut dalam butir 2.a dan botir 2.b tergolong sebagai biaya variahel, karena besarnya tergantung kepada besarnya produksi kWh, Ditinjau dari segi biaya investasi, maka umumnya yang tertinggi biaya investasinya dalam US$ per kW terpasang adalah PLTA disusul dengan PLTU batubara, PLTP, PLTGU, PLTD. dan PLTG yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) atau gas (BBG). Biaya investasi mempengaruhi unsur biaya tetap, yaitu bunga modal dan penyusvtan, Sedangkan ditinjau dari unsur biaya variabel dalam Rupiah per kWh, urutannya adalah kebalikan dari urutan untuk biaya investasi dalam USS per k'W terpasang. Secara umum dapat dikatakan bahwa makin besar biaya investasi per kW terpasang, makin kecil biaya variabel yang akan diperoleh. Juga secara umum dapat dikatakan bahwa biaya peoduksi keseluruhan per kWh yang termursh didapat dari pusat listrik yang biaya investasinya dalam USS. per kW terpasang paling tinggi, yaitu dari PLTA. Pengembangan Pembangkitan BAB 5 | a Sontoh Soal No. 1 ‘Sebuah PLTD dibanigun dengan biaya sebagal berikut: 4, Tanah seluas 3.000 m? dengas bargn RipS0.000,004m2 = 3.000 m? x RpS0.000,00/m? = Rp1S0.000.000.00, b. Bangunan sipil terdini dari gedung PLD, rumah ponipa, taigki babati baker, suidang bentkel, kantor, pagar, dan jalan masuk = Rp300-000.000,00. ©. Alatalat elektromekanik, seperti: pomp air pendingin beserta instulasinys, pompa pengisi tangki bahan bakar beserta instalasiny, mesin-nesin perbengkelan, mesin pengangkat (katrol), buterat aki, inetalasi ‘pemadam Kebakaran, perkakas, dit Inin-lain = Rp1S0,000,010,00 Unit pembangkit dicsel lengkap dengan pondasi, suku cadang, serts alat untuk pemelibaraan, putaran imesin diesel $00 rpm, haga USS. 7OWKRW, sebanyak 3 buah unit yang sama dengan 3 x 2000 KW = 3 2.000 % USS. 700 = UISS 4.200.000 » 4.200.000 x p10.000,00 = Rp42,000.000,000.00 (diasurasikan ‘iat tukar USS. 1 = Rpt0,000,00), Jumlah modal yang diperlukan untuk pembangunan (investasi) = Rp150.000.000,00 + Rp300,.000,000.00 + R)p150.000,000,00 + Rje42.000,000.000,00 = ps2. 6t0.000.000,00. Umur ckonomis diperhitungkin sebagai berikist: 4 Banigunaa siptl = $0 tahun. 1b. Alatalat clektomekanik rato-rata 10 tahun, © Unit pembangkit diese! dengan pataran $00 rpm = 15 tahun, Biaya pemeliharian per mhun diperkirakna sebesar Rp100,000.000,00 per kWh, iays pegawal per thun diperkirakan sebesae 5tp200.000,000,00 Iinyx administrasi per tahua diperkizakan sehesar Rp30.000,000,00. Pemalian bahan bakar diperkirakan reta-rata 0.30 liter per kWh dan pernaliaian minyak pelumaas rata ta 0,001 liter per kWh, Harga bahan bakar solar CHSDy Rpl.200,00 per liter dam hargs minyake peluraas Rp25.000,00 per liter, Apabila PLTD beroperasi dengan faktor kopasitas tahunan sebesar 0,60, hitungtah biays pembangkitan per kWh dari PLTD ini dengan asumsi bunga medal = 104/abun | Jawaban: Unsurunsur biaya tetap terri dari: a Peayosutan: Bangunan sipil = i * Fep3001000 000.00 = Rp — 6.000.000.00 Alatalatclekiromekanie = 3h x Rp150,000,00000 = Rp 15.000.000,00 Unit pembangkit dieset = 7 < Retzo00.000,00 ‘= Rp2.200,000,000.00 Jumlad penyvsutaa = Rp2.821.000:000,00 b,Blaya pegawi Rp 200.000 000,00 & Biaya administra Rp 30.000.000.00 Bunga modal = 0,1 > jumlah modal = 0,1 x Rp#2.600.00,000.00 = Ryst'260.000,000,00 Jumlah biays: crap = Rp7-311.000.000,00 ‘Unsur-sunsur biaya variabel tenditi dari: aya pemeliharaan = Rp100,00Wh, buhan bakar = 0,30 > Rpt.200,00 = Rp36OkWh cc, Binya minyak pelumas = 0,001 x Rp25.000,00 = Rp25,00, Jumlah biuys variabel = Rp100,0) + Rp360,00 + Rp25.00 = Rpd8S,00%KWh, TSB Pembanehitan Energi List Dengan faktor kapasitas tahunan sebesar 0,60, maka jumlah produksi kWh dalam satu tahun (3.760 jam) = 8.760 jam x 3 x 2 MW x 0,60 = 31.536 MWh = 31,536,000 kWh. Biaya perobanghitan (preduls) per kWh = 2BERDITECOE 5 Biars verted Rep?7.3.11 000,000.00 » . . STeieon) + RP#RS.00 = Rp232,00 + Rps85,00 = Rp717,00Wh. @ 5.5 Analisis Biaya Pembangkitan Dari perhitungan dalam Subbab 5.5, tampak bahwa komponen biaya pembangkitan yang terbesar pada PLTD adalah biaya bahan bakar, yaitu Rp360,00/kWh. Oleh karena itu, efisiensi mesin diesel PLTD periu diusahakan agar mencapai nilai maksimum. Hal ini dapat diusahakan dengan melakukan pemeliharaan yang. tertib, Modal yang dipertukan untuk pembangunan dapat berasal dari modal sendiri atau pinjaman dari bank, ‘Walaupun menggunakan modal sendiri, perlakuannya secara analisis ekonomi harus seperti pinjaman dari bank, artinya harus tetap ada bunga modal dan penyusutan, Dalam perhitungan di atas, bunga modal yang dihitung sesungguhnya adalah perbitungan bunga modal tahun ke-1, sebelum uang penyusutan digunakan untuk mengembalikan modal atau mengembalikan pinjaman apabila modal berasal dari pinjaman bank, Pada tahun ke-2, biaya bunga menjadi febih kecil daripada tabun ke 1, karena bunga modal harus diperhitungkan terhadap jumlah modal dikurangi penyusutan tahun ke-1. Hal serupa juga berlaku untuk tahun-tahun berikutnya. Pada PLTA tidak ada biaya bahan bakar sehingga praktis komponen biaya pembangkitannya adalah biaya tetap saja. Penurunan biaya pembangkitan praktis hanya dapat dilakukan dengan memperbesar produksi atau. dengan menurunkan biaya investasi (pembangunan) dalam US$ per kW terpasang. Secara perkiraan, sebuah PLTA dapat dianggap layak dibangun apabila biaya investasinya tidak melebihi US$2.S00 per kW terpasang dengan faktor kapasitas tahunan tidak kurang dari 30%. ‘Gambar 5.3 menggambarkan secara kualitatif komposisi unsur-unsur biaya pembangkitan dari PLTA, PLTU, PLTD. dan PLTG. ‘Secara umum dapat dikatakan bahwa makin mahal harga (makin besar investasi) sebuah alat, makin murah biaya operasinya dan biaya keseluruhannya juga makin rendah, Sebab kalau tidak demikian, maka alat yang mahal tidak laku di pasaran. Hanya saja perlu diingat bahwa alat yang mahal, proses pengembalian investasinya (umur ekonomisnya) lebih lama. ‘Dalam pembangkitan tenaga listrik, PLTA adalah pusat listrik yang biaya investasinya paling tinggi, tctapi biaya operasinya paling rendah sehingga biaya tetapnya per tahun juga paling tinggi. Oleh sebab itu, harus divsahakan agar faktor kapasitasnya mencapai angka yang setinggi mungkin agar harga produksinya sekecil Biaya Tetap | Biaya Variabel Toual Biaya | Faktor Kapasitas Pusat Listrik | (Rp/kWh) ¢RpyRWh) (RpheWhy “Tatwnats PLTA Cc 030.35 PLTU B.Bare | C7) 07-080 PLIGU Gas C4 (__EZZA 0,70-0.80 PLID Co 0,70-0.80 PLTG BBM o (ERE 0,10-0,30 Gambar 5.3. Diagram kualitasif biaye produksi kWh wnruk berbagai pusat liserik, Pengembangan Pembangkitin BABS — [i99 mungkin. Paktor kapasitas PLTA umumnya dibatast olch tersedianya air, maka yang penting adalah bagaimana dengan jumlah air yang tersedia, PLTA harus dioperasikan agar dicapai biaya optimum dalam sistem interkoneksi seperti diuraikan dalam Subbab 4.8, Jain pihak, dalam pembangkitan tenaga listrik, PLTG adalah pusat listrik yang biaya investasinya paling ‘kecil, tetapi biaya operasinya paling tinggi sehingga biaya tetapnya setiap tahun paling kecil. Oleh karena itu, PLTG sebaiknya dioperasikan dengan faktor kapasitas yang sekecil mungkin agar biaya bahan bakar juga menjadi sekecil mungkin. Secara operasional, PLTG sebaiknya menjadi unit yang beroperasi sebentar sewaktu beban puncak atau dijadikan pembangkit cadangan dalam sistem interkoneksi Biaya bahan bakar merupakan unsur biays terhesar dalam pembangkitan tenaga listrik. Oleh sebab itu, telah dikembangkan berbagai teknik optimasi untuk menurunkan biaya bahan bakar ini. Teknik-teknik ini menggunakan program-program komputer yang secara garis besar melipu a. Perkiraan beban jangka pendek, misalnya 168 jam ke depan untuk membuat reacana operasi Optimisasi Midrotermis untuk menemukan jalur pembagian beban yang optimum (dalam arti mencapai biaya bahan bakar yang minimum) antara kelompok pembangkit hidro dan kelompok Pembangkit Termis. ©. Unit Comminment untuk menentukan Unit Pembangkit yang paling optimum dioperasikan dalam menghadapi beban yang diperkirakan untuk mencapai biaya baban bakat minimum, 4. Economic load dispatch untuk membagi beban di antara unit-unit termis yang beroperasi agar dicapai biaya bahan bakar yang minirnum, Biaya pemeliharaan terutama terditi dari biaya untuk pembelian suku cadang dan biaya personil pemeliharaan serta biaya tenaga ahli pemeliharaan. Seperti diuraikan dalam Subbab 2.25, pemelihuraan cenderung bersifat prediktif sehingga menjadi lebih efisien. Pemeliharaan harus dilakukan dengan tertib, karena pemeliharaan yang tidak tertib akan mengakibatkan kerusakan peralatan dan biaya untuk memperbaiki kerusakan ini lebih mahal daripada biaya pemcliharaan. Sclain itu, pemeliharaan yang tidak tertib akan menurunkan cfisiensi dan keandalan, unit pembangkit. Biaya pegawai meliputi gaji dan upah pegawai, di mengalokasikan (menganggarkan) biaya pegawai scbaiknya juga dialokasikan biaya pendidikan dan pel Hal ini perlu karena teknologi pembangkitan tenaga liswik terus berkembang sehingga para pegawai sebaiknya mengikuti pendidikan dan pelatinan secara periodik. jaya administrasi melipeti biaya kantor, seperti; alat tulis, telepon, faksimili, sekretariat, dan lain-lai Sebsiknya biaya administrasi juga mengalokasikan biaya perpustakaan agar para pegawai (sumber days man bisa mengikuti perkembangan teknologi pembangkitan melalui bacaan, Biaya bunga adalah bunga yang harus dibayar atas modal yang dijadikan aset (instalasi) yang dioperasikan, Modal ini bisa berasal dari bank ataupun dari uang milik (kekayaan) sendiri. Walaupun berasal dari milik sendiri, bunga modal harus teiap diperhitungkan agar didapat gambaran biaya yang benar atas usaha pembangkitan tenaga listrik yang dilakukan, bukan gambaran biaya yang semu. Penyusutan merupakan dana yang harus disisihkan untuk melestarikan aset (instalasi) yang dioperasikan, Setelah umur ekonomis dari aset yang dioperasikan tercapsi, maka aset tersebut perlu diganti dengan aset baru supaya fungsinya dalam pembangkitan tenaga listrik tidak bilang. Untuk pembelian aset baru ini digunakan dana yang dikumpulkan dari penyusutan. Aset baru yang dibeli tidak harus sama dengan aset yang diganti, tetapi fungsinya yang sama. Misalnys, aset yang diganti adalah unit-vnit PLTD dengan kapasitas 100 MW, maka aset penggantinya, misalnya PLTU 100 MW (kalau perlu dengan tambahan dana investasi), Dalam menentukan aset pengganti perlu dipertimbangkan perkembangan teknologi pembangkitan tenaga listrik yang mutakhir. ana schagian besar sifatnya biaya tetap. Dalam han, @ 5.6 Tarif Listrik PLN ‘Bagi para pemakai tenaga listrik, khususnya pemakai tenaga listrik besar untuk industri, seringkali perlu melakukan analisis perbandingan antara tarif PLN dengan biaya pembangkitan tenaga listrik sendiri. Gambar 5.4 menggambarkan grafik biaya tenaga listrik menurut tarif PLN. etre ‘Dain «Rp ip ? a wh OB = Biaya Tetap [Rp/VA] Gambar 5.44. Grofik torif PLN yang mendapat subsiai —-Gammbar SAB. Grafik tarif PLN yang tidak disubsdi. Secara garis besar, tarif PLN adalah sebagai berikut: 8. Tarif yang mendapat subsidi dari pemerimah. Kelompok tarif ini digambarkan oleh Gambar 5.44, Dari Gambar 54A tampak bahwa sampai jumlah pemakaian kWh tertenta (sampai titik A), harganya per kWh lebih murah dibanding untuk pemakaian yang melebihi tik A. Karena tarif ini disubsidi, pemakai (pelanggan PLN) diarahkan untuk menghemat pemakaian, b. Tarif yang tidak mendapat subsidi. Kelompok tarif ini digambarkan oleh Gambar 5.4B. Dari (Gambar 5.4B ini tampak babwa biaya pemakaian per kWh menjadi lebih murah untuk pemakaian di atas titik A. Tarif ini mengharapkan agar pemakai (pelanggan PLN} memakai kWh sebanyak mungkin, ¢. Tarif PLN mengandung biaya tetap di mana artinya pada pemakaian kWh = 0, pemakai harus membayar biaya (etap yang besarnya dinyatakan dalam mupiah per VA (daya) tersambung. Jad, ada pembatasan pemakaian daya bagi pemakai (pelanggan PLN), 4. Calon pelanggan PLN harus membayar biaya penyambungan yang besarnya tergantung pada daya tersambung dari PLN. e, Calon pelanggan harus membayar vang jaminan langganan yang besarnya kira-kira sama dengan rekening PLN untuk dua bulan. f. Untuk beban deagan faktor daya di bawah nilai tertentu, dikenakan pembayaran energi reaktif (KVARH). Selain hal-hal tersebut di atas, untuk pelanggan PLN tertentu, misainya pelanggan industri, ada tarif waka beban puncak, yaitu untuk pemakaian kWh antara pukul 18,00 ~ 22,00 (waktw beban puncak), harga pemakaian kWh-nya lebih mahal dibanding ssat di luar waknu beban puncak. Pelanggan PLN dikelompokkan atas dasar besarnya daya tersambung dan juga atas dasar penggunaan (peruntukan} tenaga listriknya, misalnya kelompok rumah tangga kecil, rumah tangga besar, bisnis, industri keeil, dan industri besar. Biaya tetap dalam rupiah per VA. maupan untuk biaya pemakaian dalam rupiah. per Wh berbeda bagi setiap_kelompok pelanggan. ©@& 5.7 Konsumsi Spesifik Bahan Bakar dan Efisiensi ‘Dalam praktik sehari-hari, Konsumsi spesifik bahan bakar dari unit pembangkit termis sering digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai efisiensi unit pembungkit tersebut. Dalam Bab 3 telah dijelaskan bahwa Pengembangan Pembangkitan BABS — {fi 201 cfisiensi yang dapat dicapai olch berbagai unit pembangkit adalah dalam bentuk persentase. Untuk unit pembangkit termis, efisiensi juga sering dinyatakan dengan heat rate dalam keal ataw BTU/KWh, ‘Menyatakan efisiensi unit pembangkit termis dengan konsumsi spesifik bahan bakar sesungguhnya kurang tepat karena Kandungan kalori dari bahan bakar berbeda-beda. Namun jika bahan bakar yang digunakan sama, misalnya minyak solar HSD dari Pertamina untuk unit pembangkit diesel, maka penggunaan konsumsi spesifik bahan bakar dapat memberikan gambaran mengenai efisiensi karena nilai kandungan kalori minyak HSD sudah tertentu. Kurva konsumsi spesifik bahan bakar seperti ditunjukkan oleh Gambar 5.5 secara umum bentukaya demikian, artinya pada beban nol nilainya mendekati takterhingga karena hahan bakar yang dikonsumsi hanya untuk melayani rugi-rugi beban nol seperti gesckan dan rugi-rugi besi, sedangkan daya keluarnya dalam kWh adalah nol. Dengan bertambahnya beban, kurva ini akan terus menurun. Pada beban rendah, konsumsi spesifik bahan Bakar lebih tinggi daripada beban tinggi. Hal ini terjadi karena pada beban rendah, komposisi udara dan bahan bakar tidak sebaik pada beban tinggi sehingga efisiensi pembakarannya juga tidak sebaik pada beban tinggi, Konsumsi spesifik bahan bakar pada persentase beban yang sama cenderung menurun sebagai hasil kemajan teknologi sehingga efisiensi unit pembangkit termis menjadi lebih baik, Usaha-usaha memperbaiki efisiensi ini dilakukan antara lain dengan; a. Pada PLTU ; menambah siklus pemanasan ulang dati uap, menambah pemanas awal, menaikkan tekanan, dan sub wap (efisiensi bisa mencapai 38%). b. Pada PLTG ; menaikkan subu pembakaran (efisiensi bisa mencapai 25%). ¢. Pada PLTD ; menaikkan perhandingan kompresi (efisiensi bisa meneupai 40%), Dilihat dari segi kehilangan energi, pada PLTG lebih dari $0% ene terbawa oleh gas buang. Pada PLTD, energi banyak yang hilang melalui media pendingin (air atau udara) dan melalui gas buang di mana masing-masing dapat mencapai 25% dan 40%. Pada PLTU, kehilangan energi terhesar ada pada kondensor. terbawa dalam ait pendingin yang diperlukan untuk mengembunkan wap yang keluar dari turbin. Energi yang hilang pada kondensor bisa mencapai 40%. Sedangkan energi yang hilang terbawa oleh gas buang PLTU berkisar antara 9-15%, Untuk perhitungan efisiensi pusat listrik, selain kensumsi spesifik bahan bakar dari unit pembangkitnya perlu juga diperhitungkan cnergi untuk pemakaian sendiri dalam pusat listrik, Energi untuk pemakaian sendiri ini berkisar antara 1-6%, Untuk berbagai macam pusat listrik, secara umum yang paling keeil energi pemakaian sendirinya adalah PLTA, kemudian disusul PLTG dan PLTD dan yang terakhir adalah PLTU batu bara. Pada PLTU batu bara, cnergi pemakaian sendiri scbagian besar digunakan untuk menggiling batubara untuk dijadikan serbuk, yang berasal dari bahan bakar hilang Konstasi Spesifik Bahan Bakar lec wh Betan 30 1m * Gambar 8.8, — Grafik konsunssi spesifik Bahan bakar Unit Pembanghit Terms. 20299) _rembangkitan Energi Listrik e 5.8 Analisis Gangguan dan Kerusakan Gangguan dan kerusakan seperti disebutkan dalam Bab I pasal 4G tidak dikehendaki untuk terjadi, tetapi tidak dapat dihindari. Apabila terjadi gangguan atau kerusakan harus dilakukan analisis untuk ditemukan penyebabaya, kemudian dilakukan langkah-langkah pencegahan agar tidak terulang. Sebab-sebab gangguan dan kerusakan secara garis besar adalah: a. Untuk saluran udara: petit, pohon, layang-layang; binatang seperti ular, dan kelalaian manusia, b, Untuk saluran kabel tanah: tekanan mekanis seperti cangkul, dan akar pohon, serta pemasangan yang ‘tidak tertib. © Secara umum gangguan dan kerusckan pada seman peralaan disebabkan karen: Spesifikasi yang kelirs, misalnya isolator pasangan dalam dipasang di luar. Pemasangan yang tidak tertib atau keliru, misalnya menyambung kabel tanah secara ceroboh sehingga sambungan kemasukan air sewaktw hujan. Pembebanan lebih, misalnya motor listrik dibebani lebih terus-menerus hingga terbakar. Salah operasi, misalnya memparalel generator dalam kondisi tidak sinkron, Pemeliharaan yang tidak tertib, misalnya penundsan overhau! unit pembangkit yang berlarut-larut sehingga akhienya wnit pembangkit rusak dan terjadi pemadaman. * Kualitas alat yang kurang baik, bisa karena kesalahan pabrik atau kurang telitinya pengujian. Dari uraian di atas, terlihat bahwa gangguan dan kerusakan selain tergantung kepada alam dan ketertiban umum, yaitu untuk butir a dan b, juga sangat tergantung kepada kualitas sumber daya manusia, yaitu untuk butit . Untuk mengurangi kejadian-kejadian tersebut dalam butir c, perlu ada pendidikan dan latihan secara period dengan materi yang terus-menerus harus disesuaikan dengan perkembangan teknologi. pendidikan dan latihan relatif kecil jika dibandingkan dengan risike gangguan dan kerusakan yang dapat terjadi seperti tersebut i ates, @ 5.9 Cogeneration Berhubung masih banyaknya energi yang terbuang pada unit pembangkit termis, maka berkembang teknologi untuk memanfaatkan energi yang terkandung dalam gas buang pada PLTG atau wap tekanan rendah pada PLTU. ‘Teknologi ini biasa disebut cogeneration, Gas buang PLTG dapat digunakan unwk menghasilkan wap atau udara panas melalui penukar panas, sementara usp tekanan rendah dari PLTU dapat digunakan langsung sebagai uap proses industri. Uap atau udara panas dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, misalnya untuk proses pengolahan dari suatu pabrik. Cogeneration ini sekarang banyak digunakan pada pabrik pengolahan sawit. Uap yang dibangkitkan digunakan utuk menggerakkan turbogenerator guna menghasilkan listrik pemakaian sendiri atau untuk keperluan penerangan di sekitar pabrik. Sementara uap tahanan rendah digunakan untuk perebusan tandon dari buah sawit. Gas buang bisa juga digunakan untuk menghasilkan udara dingin melalui teknik pendinginan yang, disebut teknik absorbs. Dengan makin meluasnya jaringan gas, diperkirakan pabrik pemakai tenaga listrik yang mempunyai pembangkit termis sendiri dengan cogeneration untuk proses produksi pabriknya akan bertambah banyak, karena jaringan pipa gas menghilangkan masalah angkutan bahan bakar. Senteh Sai No. 2 ] | Sebuah pabek diberi pasokan tenaga tstik oleh sebuah PLTD dalam sistem yang terisolit Beban pabrik diperkirakan | sebagal berikat: | 44 Jika konsumsi bahan bakar solar HSD PLT rata-rat = 0,30 liter per KWH, harga solar HSD per iver Joka PLUD = Rpl.2$0,00 per liter, hitunglah besarmya biaya bahan bakar per har! 0 Gambur kurva beban harian dan rencanakan jumilah unit pembangkit yang akan dipasang beserta Pengembangan Penbangkitsn BABS {303 Jummlah Boban 4.80 390 | 13.90 | 120 [1350 | 1120 | 410 kapasitsnya, jika diinginkan ukuran unit yang sama dan cadangan berpatir minimum = 1,0) MW, Tunjukkan besarnya cadangan berputar untuk setiap jam? Pabcik direncanakan beroperasi setiap hari, tujuh hari datarn satu minggu dengan beban yang: sama. Pilihloh jumlah putaran per menit (ppm) dari snesiny diesel! Jika hahon bokur solar HSD dikirim dengan kapal dan hanya datang sckalt dalam tujub hari, hitunglab besamyi tangki bahan bakar yang diperlukan * Lawaban: Proxduksi kWh yang diperlukan = 3,80 2 6 + 3,90.x 2 + 13,50 x 4 + 1210 x 2+ 13,504 + 11.20 x 44410 % 2 22.80 + 7.80 + 54,00 + 24,20 + 54,00 + 44.80 + 8,20 = 215.8 MWh Baya bahan bakae per hari = 215,8 x [.000:« 0.30 x Rp.25M,00 = Rp0.825,000,00Vbari Kuna betun harian pabrik joi ditunjakkan oleh Gambar 5:6, Gambar $6 Kurva beban harian pabrik rial chroniony pi skim gas alam, panas bumi, dan lain-lain, Menurut penyelidikan, potensi sumber-sumber energi primer Indonesia adalah sehagai berikur: ‘Tabel 5.1, Potens! Energi Primer Jenls Emerg Saluan Jumlab ‘Tenaga Air Mw 49760 Batubora Jota Too 36,1750 ‘Minyak Bum Juca Barrel 3.097,0- Gas Alarm ‘Triliun ft” 1236 Pans Buen MW 19.6580 (Surber: Penjabaran RUKN ~ Depé. Pertambangan dan Ene, 1996) a, Tenaga Air. Untuk memanfaatkan potensi tenaga air, pada umumnya diperlukan lahan yang cukup luas untuk pembuatan waduk, bendungan, pipa pesat, dan pusat listrik (PLTA) dengan risike pembebasan tanah dan pemindshan penduduk. Lokasi yang optimal untuk pembangunan PLTA di Indonesia hampir semuanya jauh dari pusat-pusat beban listrik. Oleh karena itu, pemanfaatan potensi tenaga air memerlukan biaya investasi yang cukup besar Walaupun biaya operasi PLTA relatif sangat rendah, namun faktor tingginya biaya investasi dan lamanya masa pembangunan menyebabkan pemanfaatan tenaga air di Indonesia relatif masih rendab. b. Batubara. Pada saat ini, sebagian besar potensi batubara Indonesia terdapat di Sumatera dan Kalimantan pada lokasi-lokasi tambang yang jauh dari pusat-pusat heban listrik. Hal ini menimbulkan masalah dalam hal (ransportasi, Selain itu, batubara merupakan hasil tambang yang dapat diekspor dan menghasitkan devisa, Dengan demikian, tidak tertutup kemungkinan di masa depan adanya pembatasan konsumsi batubara untuk pembangkit listrik (PLTU). Selain itu, pengkonsumsian butubara juga memerlukan perhatian khusus terhadap lingkungan terlebih-tebih setelah banyak negara industri yang memanipulasi Konvensi Kyoto dengan tujuan mengurangi emisi CO,, © Minyak Bumi, Minyak bumi menipakan salah satu sumber penerimaan negara, Sedangkan potensi minyak bumi Indonesia tidak terlalu besar. Oleh karena itu, pemakaian minyak bumi untuk pembangkitan tenaga listik secara bertahap telah dikurangi schingga pada saat ini hanys dipakai untuk PLTD terpencil, pembangkit termal pemikul beban puncak, serta pemukaian sementara. Untuk PLTD terpencil, biaya produksi listrik sangat tinggi karena faktor wansportasi bahan bakaenya. d, Gas Alam, ‘Sumber energi primer ini sesungguhaya sangat baik untuk pembangkitan tenaga listrik melalui pesat listrik tenaga gas dan vap (PLTGU}. Biaya investasi pembangkit jenis ini relatif murah dan waktu pembangunannya juga singkat. Oleh karena itu, pemanfaatan gas alam diarahkan untuk mensubstitusi minyak bumi bagi konsumsi dalam negeri. Pada saat ini biaya operasi pembangkit yang memanfaatkan gax alam sangat tinggi Karena harga gas alam sangat mahal dan dihargai dalam USS. & Panas Bumi, Penyebaran potensi energi panas bumi Indonesia terutama terdapat di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi. Lokasi potensi panas bumi pada umumnya jauh dari pusat-pusat beban listrik. Selain itu, sifat uap panas bumi yang sangat Korosif memeslukan perhatian dalam pemilihan material yang digunakss untuk membangun pusat listrik tenaga panas bumi (PLEP). Tambahan pula, harga wap panas bumi pada saat ini sengat mahal dan dihargai dalam USS. Pergembangan Pembangkitan BABS {ii67 ‘Sontoh Soal No, 4 Scbmah unit PLTU dengan kapasitas 400 MW yang menggunakan batubara mempunyai karaktetistk efisiensi sebagai berikur: PLTU ini ada dalam sistem-sistem interkoneksi dan mendapat pembebonan pada Gambar 5.7B, ‘Apsbila PLTU ini menggunakan batubara deagan nila Kalori hawah Uower heating value) 6300 Keallkg dengan harga. USS. 220/metrik ton. berapaka: a b. iS 4, e Jumlah batubara yang diperiukan dalam sata bari Beropu besar biaye baban bakar per hari (saat menulis soal ini untuk exis ke 2 kurs USS1 = Rp9,000,00) ‘Hiunglah biaya bahan bakar rata-ata per Wh dalam satu hari. ‘Buatlab kurva-input dari unit ini Gambor 57A, _Kurva efisiensi anit PLTU 400 MW Contoh Soal no, 4, sexuai vabel ai aras, Bebon (MW) t 208) Pembangkitan Energi Listrik dawaban: a | kWh = 860.0 kilogram kalori (Kea). Unit PLIU berbeban 260 MW dengan efisiensi 23.89% adalah antara jam 00 — 08 menghasitkan 260 MW > 8 jam = 2080 MWH, membutuhkan batubara sebamyak hwo 1000 ie et HOO B00 Xs = BAO ke = BAIL.049 ton Unit PLT berbeban 320 MW dengan efisionsi 360% adalah antara jam 08 ~ 18 dan antara jam 22 — 24 smenghasilkan 320 MW x 12 jam = 3840 MWH, membutuhkan batu are sebanyak: 3840 x 1000, 1 RETNA * 860.0 & gag = MISODBA.OS6 kg = 1456,085 ton ‘Unit PLTU terbeban 400 MW dengan efisieasi 35,0% adalah antara jam 18-22 menghasilkan 400 MW x 4 jam = 1600 MWH, membutwhisan batebara sebanyalk: 1600 5 1000 5 gatip) x 1 Bs 20 1000 860.0 x Se = 6246281 Ky = 624,036 ton Jomlah pemakaian het bara dela sam hari (840.049 + 1,456,085 + 624,036) ton = 2:920.17 tom ‘Biaya bahan bakar per hari = 2.920.17 xe 22 Rp&.000,00 = RpS78.193,660,00 Produksi KW dalam sehari = (2080 + 3840 + 1.600) « 1.000 = 7.520.000 kWh BBiaya buhan bakur rata-raa per kWh = RPS7S.193.660.00 % 1000 _ 76,90) per kWh ‘Konsumsi rate-rata bahan baka per haci = = SULT Ae = 0.388 kWh Pecla diingat bahwa angka ini didapat untuk batubara dengan nila kalori bawah 6.300 Kealikg. Disini ii hl fae ane a NA eens ee eee ee sehingga tidak uda pelepasan kalori pengembunan dalam ruang bakar ketet PLTU. “Apabila dipakai barubara dengan nai kalori yang lebih rendah maka Kebutuhan batubara dalam kg per ‘kWh akan tebity besar. Dari perhitungan di tas, yang didasorkan atas tabel/kurva efsiens, bisa didapar beherapa tuk untuk penyusunan kkurva input-outpor Cla Subbab 4.8) Pada beban 260 MW selama 8 jam dibucibkan hambsra sebunyak 840,049 ton, maka unnak: | jam dibutuhkan botubara chek = 105,006 ton dengan harga 105,006 x 22 x Rp9.000,00: = Rp20,791.188,00, Jadi pada kurva inpat-output didapat pada behan 260 MW binya bahan bakar = Rp20:791.188,00 per jam. Untuk beban 320 MW didapat kebutuhan batubara SSR SS = 121.340 por jam denen hangs 121,340 x 22 Rp9,000,00-= Rp24.025,320,00: Jadi pada beban 320 MW biaya bahan bakur = Rp2-4.025.320,00 er jam. Untuk bebon 400 MW dapat keburohan hatubara = SASS — 136,000 ton/jam dengan hare 156,009 x 22 Rp9.000,00 = Rp30.889,772,00 per jam. Untuk mendapaikin titik lain pada Kurva input-ouifput diambil bebam 380 MW dengan efisicnsi 35.25, pada beta in dibotohkan batohara per jam sebanyak: 380% Ux Stax x ROO aay = 147.367 vonjam dengan biaya 147,367 X22 Rp9.000/00 = Rp29.178.666,00(jam Dengan cara serupa didapat pada beban: 360 MW, bisya bahan per jam = PRIME «22 x Rp#.000,00 = Rp27.409.285,50 Pengembangan Pembangkitan BABS [eer = SOx son0 - Pada beban 340 MW = S305 S600 se 22 x Rp9.000,00 = Rp25,669.593,00/jam = sx seo e Pada beban 300 MW Basa xenon 27% Reon. Rp22.905.369,00/jam_ Pada beban 280 MW = SHS S00 x 22 Rp8.00000 = Rp. 747.126 40am 2a > Pada beban 240 MW = phe x 22 x RpB.000,00 = Rpt9.716.891,00/jam Hiasil perhisungom tersebur di ras cibunt bel dan kurva input-ourput seperti ditunjukkan oleh Gambia $.7C; Beban (MW) 240 260 Rpfinmiiamy | 19.72 280 2178 ao | 20 zi | 24.03 aso | 400 20.18 | an.89 340 | 360. 25.87] 2741 [Untuk keperluan perbitungan analisis. Kurva input-ouput sering dinyatakes dengan persamasn polinominal: FeaP+bPecPed ‘i mama: adalals biaya bohan fakar dalam Rupiah/jam P adalah bebun unit pembangkit ab ¢, dam d adalah konstanta-konstanta persamaan. Komstant-konstanta a, 6, ¢ dan haras dicari dari percohaan. Jika setiap unit pembangkit termis dalam sistem: ada kurva inpumnys, maka untuk setiap nilai beban sistem, pembagiannya di untors unit-unit termis yang ‘optimum bisa diearl dengan cara recursive dynamic programming, that buku acuan No.1 halaman 162 (Subbab 310) ‘Umumimya pendekatan kuadratis sodah cukup akurat, Konstanta dyairu konstanta yung didapat: pod ‘behun P= 0, nilainya tidak nol Karena adanya rogi-ruginys paca beban nol, Pada wnt PLTU konstanta ini relat ‘besar korena adanya kalori yang diperiakan wniuk mempertahankan subu: wap dalam Ketel uap. ‘Dari Contoh Soal No, 4:di atas teria besarnya pengaruh efisiensi unit pembangkitterhadap biaya abun bake per hati. ‘Bisa citar balvwa bays bukan Bakar pada beban 320 MW adalch Rp24.03 jach per jam atas dasar efisiensi = 3695, Apablli efisiens ini turun menjadi 3596 maka biaya akan bakar per jam pada beban 320 MW | i R oa Sy Gambar $70. Kurva inpar-ouput; Biaja bahan bukur dalam Rpvfam sebogat finest bebo datum MW. Material chroniony prawem autorskim 2g Pembangkitan Energi Liste 13, Sebuah PLTU dengan kapasitas 600 MW dalam satu hari dibebani sebagai berikut: Jam 00.06. 06-08 08-12 12a M18 18-22, Beban (MW) 475 450 500 450 415 Sedangkan tabel efisiensinya sebagai beri Beban (MW) 450 Bfisiens (6) @ [45 Jika PLTU ini menggunakan batubara yang mempunyai kandungan kalori sebanyak 6300 kilo kalori per ke dengan harga USS 2200 per ton (nilai tukar US$ 1 = Rp9.200,00) hitunglah: a. Jumiah batubara yang dipertukan per hari. b. Jumlah produksi kWh dalam satu hari, c. Konsumsi spesifik batubara, d. Biaya rata-rata batubara per KWh dalam satu hari. Jawaban: 4455064.2 kg 11900000 kWh 0,374 kg/kWh Rp75,70 kWh Bere MANAJEMEN Be PEMBANGKITAN Pembangkitan energi listrik merupakan kegiatan yang berlangsung 24 jam per hari dan tujuh hart dalam sepekan karena ener) listk harus tersedia setisp hari Untuk bisa melaksanakan hal ini diperlukan manajemen pembangkitan yang balk, Secara garis besar manajemen pembangkitan yang diuraikan dalam Bab 6, meliputi manajemen pemelinaraan yang terutama meryangkut pengadaan suku cadang dan pelaksanaan pemeliharaan, Sistem laporan juga harus menggambarkan masalahmasalah teknis yang rawan seria analsis ekonomi ‘Mengingat bahwa biaya bahan bakar merupakan kamponen terbesar dalam pembangkitan ener listrik maka mianajemen bahan bakar perlu mendapat perhatian khuscs Ret dan pengembangan juga perlu diikuti untuk boa mengaplikasikan péralatan dan métode kerja yang menghasilkan kinerla pembangkitan energi listrk yang lebih baik, @& 6.1 Manajemen Operasi Penyediaan tenaga listrik harus bersifat kontinu 24 jam sehari, Hal ini memerlukan manajemen operasi yang tertib di mana sekurang-kurangnya ada petugas-petugas operasi yang bekerja 24 jam sehari, Untuk itu, diadakan regu-regu kerja yang bekerja bergantian dalam shift. Umumnya ada lima shift sehingga dapat diberikan istirahat sekali dalam satu minggu untuk setiap. s/f selama 24 jam penuh. Dalam melaksanakan operasi, terlebih dahulu dibuat rencana operasi bendasarkan perkiraan beban yang akan dihadapi. Untuk pusat listrik yang bernperasi dalam sistem yang terisolir (berditi sendiri), misalnya sebuah PLTD yang memasok tenaga listrik ke sebuah pabrik, perkiraan beban dibual alas dasar rencana operasi pabrik yang memerlukan pasokan tenaga listrik tersebut. Apabila pusat listrik beroperasi dalam sistem interkoneksi dengan pusat-pusat listrik yang lain, perkiraan beban sistem interkoneksi harus dibuat oleh pusat pengatur beban sistem. Kemudian pusat pengatur beban membagikan jatah perkiraan beban ke setiap pusat listrik. Sctiap pusat listrik kemudian merencanakan bagaimana unit-unit pembangkit yang ada dalam pusatlistrik akan dioperasikan untuk melayani beban yang diperkirakan. Rencana operasi unit-unit pembangkit ini harus mengacw pada biaya bahan bakar yang minimum dengan memperhatikan kendala-kendala yang harus dipenuhi, seperti beban minimum dan beban maksimum dari unit BABY Pembangkitan Energi List pembangkit. Selain itu juga harus ada cadangan berputar pada unit pembangkit untuk berparisipast dalam pengaturan frekuensi. Salah satu bagian dari masalah opcrasi adalah mengatasi gangguan. Gangguan tidak dikehendaki untuk terjadi tetapi tidak dapat dihindarkan sehingga perlu diantisipasi, Untuk mengatasi gangguan perlu disusun pedoman untuk mengatasi gangguan dan para petugas operasi perlu dididik dan dilatih untuk mengatasi gangguan tersebut. Gangguan dapat disebabkan oleh hal-hal yang terjadi di luar pusatlistrik maupun di dalam pusat listrik iu sendiri, Setiap gangguan harus dianalisis. penyebsbnya untuk digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan dengan harapan gangguan serupa tidak terulang kembali. Dalam melaksanakan operasi, besaran-besaran yang perlu dicatat adalah: a. Besaran-besaran yang berhubungan dengan keamanan peralatan, yaitu: arus, tegangan, daya, suhu, tekanan, dan getaran, b. Besaran-besaran yang berhubungan dengan kinerja peralatan, yaitu: energi (kWh) dan pemakaian bahan bakar atau air pada PLTA. Pencatatan besaran-besaran terseburt di atas semula dilakukan secara manual, Namun sekarang banyak yang dilakukan secara otomatis dengan menggunakan reconder dan komputer. Dalam pencatatan otomatis ini umumnya ada alat-alat yang membatasi nilai maksimum atau nilai minimum yang tidak boleh dilampaui. Apabila. nilai maksimum atau minimum ini dilampaui, maka alat pencatat akan membunyikan alarm dan apabila keadaan ini berlangsung terus, akan diikuti dengan langkah men-‘rip unit pembangkit. ‘Cotatan besaran-besaran tersebut di atas yang dilakukan secara otomatis dengan menggunakan recorder Ssangat membantu analisis penyebab gangguan. Hal ini disebabkan besaran-besaran sebelum, sesudab, dan pada Saat gangguan berlangsung terekam dengan buik. Pencatatan besaran-besaran operas! selanjutnya untuk menganalisis kinerja peralatan, seperti efisiensi unit pembangkit dan rugi-rugi dalam jeringan, serta digunakan juga sebagai dasar transaksi jual beli energi ataw sebagai bahan pengawasan pemakaian bahan baka, Statistik besaran-besaran operasi digunakan sebagai bahan analisis perkembangan sistem. Hasil analisis perkembangan sistem ini diperlukan untuk membuat rencana pengembangan sistem, disusul dengan langkah- Jangkah pembangunan dalam sistem agar jangan sampai terjadi kekurangan pasokan daya dalam sistem (pemadaman bergilir) atau bagian-bagian sistem yang mengalami beban lebih sehingga sering timbul gangeuan atau diperlukannya pemadaman setempat. @ 6.2 Manajemen Pemeliharaan ‘Tujuan pemeliharaan suatu alat atau mesin adalah: a. Mempertahankan Efisiensi. Sebagai conto, mobil baru bisa mencapai 10 km dengan konsumsi bensin | liter, Setelah mencapai jarak tempuh 10.000 km tanpa pemelibaraan, maka dengan konsumsi bensin 1 liter jarak tempuhnya. hanya bisa mencapai 9 km. Setelah dilakukan pemetiharaan, barulah bisa mencapai 10 km lagi. b. Mempertahankan Keandalan. Sebagai contoh, mobil yang tidak pernah dipelihara akan sering mogok di jalan, mesinnya mendadak ‘mati dan sukar dihidupkan. Hal ini dapat disebabkan karena businya kotor atau saluran bahan bakarnya tersumbat yang pada dasamya disebabkan karena tidak dilakukannya pemeliharaan, ¢. Mempertahankan Umur Ekonomis. Jika diambil contoh mobil seperti butir a dan b di atas, maka apabila mobil diusahakan sebagai taksi, diperkirakan mempunyai umur ekonomis 5 tahun, Tetapi apabila pemeliharasnnya tidak baik, maka sebelum mencapai umur S tahun, mobil bisa mengalami kerusakan parah, misalnya cinein pengisapnya bocor sehingga tidak ekonomis lagi untuk dioperasikan, ‘Tiga buah contoh sederhana di atas adalah untuk mobil, tetapi hh juga berlaku untuk unit pembangkit. _ ___Mansjemen Perbangitan BAB 6 BIS Dalam perkembangannya, pemeliharaan semula didasarkan atas periode waktu tertentu yang disebut sebagai pemeliharaan periodik. Kemudian berkembang sehingga tidak hanya pemeliharaan periodik saja tetapi juga ada pemeliharaan predikeif, a. Pemeliharaan Periodik. Pemeliharaan periodik adalah pemeliharaan alat menurut period waktu tertentu berdasarkan buku petunjuk pabrik pembuat alst tersebu, misalnya untuk mesin diesel pembangkit listrik, setiap 3,000 jam perlu dilakukan pembersihan rang sil ler (top averhauel). Pemeliharaan periodik ini sesunggubnya juga bersifat pemeliharsan preventif di mana artinya pemeliharaan pencegahan sebelum terjadi kerusakan, b. Pemeliharaan Prediktif. ‘Metode pemelihiaraan yang mutakhir adalah pemeliharaan prediktif, Pada metode tersebut, pemeliharaan dilakukan atas dasar pengamatan data dan informasi yang menyangkut alat yang akan dipelihara. Besaran-besaran yang perl diamati untuk menentukan kapan suatu alat perlu dipelihara tergantung kepada macam alatnya. Secara umum, besaran-besaran ini adalab: Tahanan Isolasi. ‘Misalnya, tahanan isolasi motor listrik, Apabila hasil pengukuran setiap bolannya menunjukkan kecenderungan menurun, make dapat ditentukan kapan moter listrik tersebut harus menjalani pemeliharaan isolasi, Arus Beban Motor. ‘Anus beban motor yang cenderung naik terus karena bebannya semakin berat, perlu diprediksi kapan perlu dilakukan pemeliharaan agar hebannya turun kembali. Hal ini terjadi pada motor penggerak pompa air pendingin kondensor PLTU yang menggunakan air laut, Binatang-binatang, aut yang melekat pada pipa air pendingin menyebabkan luas efektif penampang pipa menjadi berkurang. Mengecilnya luas efektif penampang pipa ini menyebabkan gesekan ait yang mengalir dalam pipa naik, selanjutnya menaikkan arus beban motor penggerak pompa. Apabila hal ini dibiarkan, proteksi motor akan men-rrip sakelar motor penggerak pompa. Untuk menghindari hal perlu dibersihkanmenjalani pemeliharaan dan hal ini memerlukan penghentian operasi unit pembangkit. Suhw Air Pendingin, ‘Apabila subu air pendingin yang keluar dari suatu penukar panas (heat exchanger) cenderung menurun, maka hal tersebut menandakan bahwa peristiwa pertukaran panas yang terjadi di dalam heat exchanger tidak berlangsung efektif Karena heat exchanger-nya kotor, Jika terjadi hal seperti i, maka pada zat yang didinginkan, misainya minyak pelumas, akan terjadi hal sebaliknya di mana subunya cenderung naik, Hal ini discbabkan karena kerja heat exchanger berkurang efektifitasnya. Penurunan sub air pendingin yang keluar dan kenaikan suhu zat yang didinginkan (minyak pelumas) yang terjadi dapat digunakan untuk memprediksi kapan heat exchanger ini harus dibersihkar/menjalani pemeliharaan, Getaran dari Poros yang Berputar. Pengukuran getaran (vibration) dati poros yang berputar dapat menjadi masukan untuk memprediksi Kapan bantalan dari poros tersebut perlu diganti. Pengamatan getaran poros ini sebaiknya juga dibarengi dengan pengamatan tekanan dan suhu minyak pelumas bantalan. Apabila tekanan minyak pelumas turun atau suhu minyak pelumas naik, maka data ini hares digunakan sebagai masukan untuk memprediksi kapan bantalan harus diperiksa. ‘Tekanan Minyak Pelumas, ‘Tekanan minyak pelumas dari bentalan ataupun bagian-bagian Iain yang bergeser, perlu diamati secara terus menerus. Tekanan minyak pelumas yang terlalu rendah dapat menimbulkan kerusakan pada bantalan ataupun bagian-bagian lain yang bergeser, seperti cincin torak atau pengisap (piston ring) pada mesin diesel, Tekanan minyak pelumas yang menurun menandakan adanya hal yang tidak normal dalam sistem pelumasan, belum tentu karena adanya bantalan yang, AGN Pembangkitan Energi Lirik rusak, bisa jadi hanya karena adanys elemen saringan (flrer) yang terbust dari kertas perl diganti. Penggantian ini dilakukan secara prediktif dengan mengawasi tekanan minyak pelumas, » Kandungan Air. Pengamatan kandungan air dilakukan pada minyak transformator bersamaan dengan Pengamatan tegangan tembusnya, Pada umumnya, tegangan tembus akan menurun apabila kandungan aimya naik, Dengan mengamati kedua hal ini, dapat diprediksi kapan minyak transformator perlu dibersihkan, yaitu dengan cara disaring untuk membuang kotoran dan dipanaskan untuk menghilangkan kandungan. Air. * — Sinar Inframerah, Sinar inframerah yang dipancarkan oleh suatu alat, sesungguhnya juga menggamburkan subu Tarif upah bagi orang yang bekerja malam, hari libur, bahkan malam di hari libur lebih tinggi daripada tarif upah bagi orang yang bekerja pada jam kerja normal. Maka orang yang bekerja dalam shir harus mendapat gaji yang lebih tinggi. © Orang yang bekerja dalam shift dirugikan dalam kehidupan keluarganya kerena jam kerjanya yang tidak menentu setiap harinya, kadang-kadang bekerja malam hari, kadang-kadang juga bekerja di hari libus ‘Di Perusahaan Listrik Perancis (Electricite de France), seseorang tidak diperbolehkan bekerja dalam shift lebih lama dari 15 tahun. Hal ini disebabkan karena dianggap dapat membahayakan keschatannya. Keahlian di Pembanghitan Enang Listrik bidang pembangkitan tenaga listrik, misalnya keahlian mengenai pemeliharaan unit pembangkit diesel, tidak bisa ddidapat dari pendidikan formal saja,tetapi harus ditambah dengan “jam terbang” berupa pengalaman di lapangan. Manajemen SDM harus memberikan wadah dalam jalur karir bagi orang-orang yang mempunyai keablian ini, arena keahlian ini merupakan aset perusahaan yang secara fisik tidak tampak (intangible asset) namun sangat berharga bagi perusahoan. Aset ini harus dipelibara dan keahliannya harus ditransfer kepada generasi penerus ‘melalui pelatihan atau sarana-sarana pembinaan personil yang Iain, seperti seminar dan. diskus @& 6.10 Pengujian Instalasi Baru atau Alat Baru ‘Dalam pengembangan atau operasi pembangkitan tenaga listrik sering dihadapi masalah untuk mengoperasikan instalasi baru atau peralatan baru, Hal ini merupakan Konsekuensi dari pengembangan sistem tenaga listrik atau Karena dipertukannya penggantian instalasi atau alat yang sudsh meneapai umur ekonomisnya, atau karena instalasi atau alat tersebut mengalami kerusakan. Instalasi adalah sckumpulan alat yang menjadi satu kesatuan, misalnya (instalasi) unit pembangkit yang terdiri dari mesin penggerak generator-generator, transformator penaik tegangan, panel pengukuran, panel proteksi leagkap dengan PMT dan relai-relainya. Scdangkan yang dimaksud dengan alat adalah bagian dari insialasi, misalnya generator, transformater, atau PMT saja, Instalasi bara maupun alat baru yang akan dioperasikan perlu diuji terlebih dahulu. Pengujian ini harus mengacu kepada kontrak (perjanjian) pembelian, sedangkan proses pembelian dengan Kontrak adalah seperti diuraikan dalam Subbab 6.7. Dalam koatrak pembelian umumnya disebutkan tentang pe yang harus dilakukan sehubungan dengan instalasi atau alat yang dibeli dan pengujian-pengujian ini umumnya berkaitan dengan pembayaran yang harus dilakukan olch pembeli, Adapun pengujian-pengujian (tests) yang harus dilakukan adalah; a Type Test. Setiap alat, baik yang akan dibeli secara tersendiri maupun yang merupakan bagkan dari Instalasi harus mempunyai Type Test, Hal ini harus dicantumkan dalam spesifikasi teknik dan alat yang ditawarkan, Type test adalah pengujian yang ditskukan di suatu laboratorium penguji intermasional seperti KEMA dari negeri Belanda di mana dalam type test (Sesuai dengan namanya), alat dengan type identification tertentu mengalami pengujian (test) terhadap hal-hal yang sifatnya merusak, karena (ype test memang bertujuan untuk menguji ketahanan suatu alat dengan desain tertentu (tipe tertentu) terhadap hal-hal yang sifamya merusak, misalnya: * — Isolator diuji ketahanannya terhadap surja tegangan tertentu, Hal yang serupa dilakukan juga terhadap generator dan transformator. + Pemutus tenaga (PMT) diuji kemampuannya untuk memutus arus hubung singkat. Sertifikat ‘ype rest kemudian diberikan oleh laboratorium pengaji untuk alat dengan type dessin tertentu yang telah lulus pengujian seperti tersebut di atas. b. Factory Test (Pengujian di Pabrik), Setelah alat yang dipesan selesai dibuat di pabrik, maka pibak pembeli datang ke pabrik untuk menguji alat tersebut dengan mengacu kepada kontrak pembelian, Setelah pihak pembeli pas dengan ‘hasil pengujian di pabrik (factory test), maka alat dapat dikapalkan. Setelah alat tersebut ada di atas “kapal yang ditunjukkan oleh dokumen pengapalin (bill of lading), maka pabrik (penjual) alat urnumnya sudah bisa menagih pembayaran sampai dengan kira-kira 80%, Setelah pembayaran ini dilakukan, maka secara hukum alat tersebut sudah menjadi milik pembeli, dari segi akuntansi dicatat sebagai ppekerjaan dalam pelaksanaan (bakal aktiva). © Commissioning. Setelah alat atau alat-alat yang dibeli sampai di site, tempat (proyek), maka alat ataupun alat-alat ‘ini dipasang secara individual atau sebagai instalasi dan kemudian dilakukan commissioning test, yaitu ‘pengujian terhadap alat atau instalasi yang telah selesai dipasang. Tergantung kepada kontrak, selesai ‘pemasangan alat atau instalasi bisa dilakukan pembayaran oleh pembeli kepada penjual sejumlsh wang dengan nilai kira-kira 10% dari nilai kontrak, kemudian pengujian commissioning dinwulai. Pembangkiton BAB Ee Pengujian commissioning umumnya meliputi: + Performance Test (Pengujian kinerja) Alat atau instalasi yang baru saja dipasang diuji kinerjanya baik secara individa maupun secara bersama sebagai instalasi, Hasil pengujian ini jika tidak mencapai keadaan seperti tertera dalam kontrak bisa menyebabkan penjual terkena penalti. Pengujian kinerja ini pada unit pembangkit antara lain meliputi pengujian efisien dan load rejection test, + Acceptance Test (Pengujian Terima). Acceptance Test umumnya berupa pengujian alat atau instalasi selama waktu terteatu dengan kondisi operasi penuh, misalnya untuk unit pembangkit dilakukan pembebanan 100% selama 2 x 24 jam kemudian pembebanan 110% selama 2 jam dan diamati selama pembebanan yang demikian apakah unit pembangkit tersebut beroperasi secara normal, Setelah pengujian commissioning selesai maka penjual bisa menerima pembayaran kira-kira 54% dari nilai kontrak yang tergantung kepada isi kontraknya. Sisa pembayaran yang masih ada akan dibayarkan setelah masa garansi fewat dengan baik, d. Masa Garansi ‘Masa garansi tergantung kepada kontrak, namun umumnya adalah satu tahun, Sclama masa garansi, apabila terjadi Kerusakan pada alat atau instalasi yang dibeli dan dioperasikan maka penjual harus memperbaiki kerusakan tersebut dengan jaminan sisa pembayaran yang belum dibayarkan. erly diingat bahwa umumnya penjual menolak untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi dalam masa garansi apabila kerusakan tersebut disebabkan oleb Kelalaian pihak pembeli, misalnya Karena salah operasi. ‘Mengingat banyaknya masalah dalam proses pembelian yang berkaitan dengan pengujian tersebut di atas, maka dalam praktik, terutama jika menyangkut pemasangan instalasi, sering terjadi keperluan ‘untuk menambsh stav mengurangi alat ataupun pekerjaan, Oleh karena itu, dalam kontrak periu ada pasal yang memungkinkan kerja tambah atau kerja kurang, Bahkan untuk kondisi yang lebih ekstrim bisa terjadi perselisihan antara pembeli dan penjual, untuk itu perlu ada pasal untuk penyelesaian perselisihan yang dicantumkan dalam kontrak. Gambar 6,$ menunjukkan bagan perkembangan fisik dan perkembangan pembayaran pada proses pengadaan unit pembangkit. @& 6.11 Riset dan Pengembangan Menurut pengamatan penulis, riset dan pengembangan di bidang pembangkitan energi listrik saat ini meliputi hhal-hal sebagai berikut; a. Generator Tegangan generator terus diupayakan nik, hal ini berkaitan dengan hasil riset mengenai isolasi kumparan stator generator, b. Kabel Tegangan Tinggi Kabel tanah tegangan tinggi yang ada sampai sekarang mempunyai tegangan tertinggi 400 KV. Riset dan pengembangan untuk mencapai tegangan yang lebih tinggi terus berlangsung, masalshnya selaim menyangkut masalah isolasi juga menyangkut teknik penyambungannya. ¢ Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) Riset masih banyak dilakwkan untuk mengembangkan pemutus tenaga vakum sehingga bisa dicapai tegangan operasi yang lebih tinggi. Setahu penulis, pemutus tenaga vakum saat ini baru bisa mencapai 38 KV. FREE Pembanekitan Ener titre Perkembangan Fisik i Perkembangan Pemibayaran (Pitak Penjaal) | Pak Pemibel Penerbitan dokumes tender Betis: + Syarab-syarat Una + Syara-syarat Teknis + Syorat-syarat Pembayaran Penerimann Pesawaran dan |__| Pengikut Fender (Lelang) haros membayer Uang Jaminan Evaluas Penawaran ! Penawaran (iid Bond) J} Dawn Payment stau Pemibukaan Lenier of Credty (LC) ‘Mansfacrring Dina 1 sebesar kire-kira 10% dir sila hontake [eens penn Wha i Site fp | Perbayaran kire-kira 10% dari nil kontrak (Commirioning: Pengujean Kener ‘cceprances Test ——_] Pembayarun kirn-kira 5% dari ila kontrok Pembayarn kir-kita $% dari nila Kotak pada shir mma gar Gamber 6.5. Bagan perkembangan fsik dan peckembangan pembayaran pada proses pengadaan unit peribanghit. Riset dan pengembangan instalasi kontrol dan iastalasi proteksi dari pusat listrik menyangkut perangkat keras dan juga perangkat Iunak. Dari segi perangkat keras banyak digunakan alat-alat yang bekerja secara digital sedangkan perangkat Iunak banyak dikembangkan program-program diagnostik untuk menganalisis: suatu Manajemen Fembangkitan BABS — [ili226 Pengamatan ates keadaan yang tidak normal misalnya keadaan overload (beban lebih) atau atas kejadian gangguan. Interaksi antara instalasi proteksi dan instalasi kontrol cenderung berkembang, misalnya antara relai saluran dengan komputer pusat pengatur beban. Salah satu perkembangan yang terjadi pada instalasi kontrol adalah pengamatan bagian-bagian yang berputar secara on Hine. Misalnya pengamatan subu dari sudu-sudu turbin gas yang sedang beroperasi. Untuk keperluan ini dipakai alat yang dalam bahasa Inggris disebut rotating data transmission device, e. Unit PLTG Untuk PLTG terus berkembang kapasitasnya, sudah bisa mencapai di atas 200 MW. Perkembangan ini menyangkut hasil riset mengenai material yang bisa dipakai untuk suhu pembakaran yang tinggi, mencapai suhu di atas 1300°C, yang dipakai dalam turbin gas. f Unit PLTD. Perkembangan unit PLTD umumnya menyangkut kenaikan jumlah putaran per menit. Hal ini berkaitan dengan hasil riset mengenai bahan yang dipakai untuk bagian-bagian yang bengesek seperti bamalan dan cincin pengisap (piston ring) serta cylinder liner. Juga ada perkembangan mengenai naiknya nilai brake mean efeetive pressure (BMEP) yang berkaitan dengan hasil riset mengenai teknik pembakaran bahan bakar dalam silinder, misalnya dengan cara menaikkan tekanan serta menurunkan suhu udara pembakaran di samping menambah bahan bakar yang dikabutkan dalam silinder. 2, Sumber-sumber Energi Sumber-sumber energi yang terus dikembangkan melalui riset: Magoetohidrodinamika Fuelcell Solarcell Baterai berkemampuan besar untuk ikut mengatur frekwensi sistem melalui inverter, bh. Bahan bakar Gas ‘Saat ini di lingkungan ASEAN pemanfaatan gas alam sebagai bahan bakar gas terus berkembang, Jaringan gas antar negara terus dibangun, termasuk pembangunan instalasi pencairan gas dan juga instalasi untuk menguapkan gas cair, schingga wansportasi gas bisa dilakukan melalui pipa dalam bentuk gas atau melalui kapal dalam bentuk cair. Pembangkitan energi listrik menelan biaya terbesar dalam proses penyediaan energi listrik sehingga memerlukan manajemen yang sebaik mungkin, Manajemen pembangkitan energi listrik terutama meliputi: Manajemen operas Manajemen pemeliharaan Manajemen bahan bakar Manajemen suku cadang Aplikasi peralatan dan metode kerja. yang baru (Soal-soal tatihan 1. Apa tujuan dari manajemen operasi pembangkitan cnergi listrik? Jawaban: Menghasilkan energi listrik yang semurah mungkin dengan memperhatikan mutu dan keandalan. 2. Apa tujuan pemeliharsan unit pembangkit? 280HB] _Fembanehitan Energi ist Jawaban: Mempertahankan efisiensi, mempertahankan keandalan, dan mempertahankan umur ekonomis. Sebutkan perkembangan metode pemeliharaan, Jawaban: a, Pemeliharaan baru dilakukan kalau terjadi kerusakan atau gangguan, b. Pemeliharaan periodik. cc. Pemeliharaan prediktif. ‘Apa yang harus terlihat dari suatw laporan pemeliharaan unit pembangkit? Jawaban: a, Kinerja sebelum dan sesudah pemeliharaan. b. Biaya dan waktu pelaksanaan pemeliharaan, ¢. Evaluasi kondisi unit pembangkit. ‘Apa yang harus diperhatikan dalam menyusun kontrak pembelian unit pembangki Jawaban: a, Spesifikasi teknik dan standar yang dipakai, b. Syarat pengujian di pabrik dan di site (commissioning), cc. Syarat pembayaran. 4. Garansi, cakupan, dan masanya, Apa yang harus terlihat dari suatu laporan operasi pembangkitan Jawaban: Tingkat pembebanan unit pembangkit, kinerja unit pembangkit Khususnya efisicnsi, keandalan unit pembangkit dan jam operasi yang berkaitan dengan jadwal pemeliharaan, ‘Apa yang harus terlihat dari suatu laporan kerusakan unit pembangkit? Jawaban: Kapan dan berapa lama kerusakan berlangsung biaya perbaikannya termasuk kerugian yang. diakibatkannya serta analisis sebab kerusakan. Apa yang hans terlihat dari suatu laporan gangguan? Jawaban: Kronologi terjadinya, cara mengatasinya dan analisis sebab gangguan serta akibatnya. Dalam melakukan pemeliharaan secara prediktif, besaran-besaran apa saja yang perlu dianalisis rekamannya. Jawaban: Lihat Subbab 6.2, ‘Dalam melakukan transaksi jual beli energi listrik, apa saja yang harus dicatat? Jawaban: Jumlah energi yang diperjual-belikan, besarnya day yang terjadi saat jual-beli dan saat (tanggal dan pukul) jual-beli terjadi. Lampiran 1 Rekaman Tegangan dan arus Sistem Tenaga Nasional Berhad Semenanjung Malaysia saat terjadi gangguan besar ‘Tanggal 3 Agustus 1996 Pembangkitan Energi Listik 22 9661 stusndy ¢ wRFuey, ssoq uenduvd spefion wees viskepeyy Sunfuousuieg |p prpag [euoiseN waeuay, waIsIg |SUINyAL WUT 7 wegydurey ANGKA - ANGKA KONVERSI 3,969 Btu 2,930 x 10 kWh 1,163 x 10° kWh. 1 Newion-meter = 107 erg = 4186 keal = 1 Watt detik 10 dyne = 1 Joule/meter 2,343 x 10° kcal 75 kg midetik = 0.736 kW $50 foot-pounds/detik = 0,746 kW 10,4536 ke 2.54 em 12 imei = 0,3048 meter gallon = 3,785 barrel = 158,98 liter pound per square inch (psi) = 14,22 kg/em2 "c= 3 (F - 32) 1 Standard cubic foot (SCF) gas diukur pada 60°F dan tekanan 30 inci air raksa (Hg) 1 MMSCF = 10° SCF Lampiran = nbangkitan Energi Listrik Lampiran 4 1 440580 9-|4eNt DAFTAR SIMBOL Pemutus Tenaga Pemutus Beban Pemisah Sakelar Udara 3 Kuru Kontak Normally Closed Kontak Normally Open Kontak menutup hanya apabila ditekan Kontak membuka hanya apabila ditekan Penyearah Inverter Analog to Digital Converter Digital to Analog Converter Transducer ‘Transformator Aru Transformator Tegangan ‘Transfocmmor Daya Generator Asus Bolak-balik Generator Arus Searah Motor Arus Bolak-balik Motor Arus Searsh Akumulator (ki) Kumparan Kapasitor Tahanan e 10, i 12, 13. DAFTAR PUSTAKA Ir, Djiteng Marsodi, Operasi Sistem Tenaga Listrik, Balai Penerbit Humas ISTN Bhumi Srengseng Indah, 8 Juni 1990. Alan J. Wood and Bruce F. Wollenberg, Power Generation Operation and Control, Power Technologies, Inc, Schenectady, New York and Renseleer. Harold Pender, PhD, Sc D and William A. Del Mar RC.G.I, Elecirical Engineers’ Handbook, Fourth Edition 1958, New York: John Wiley & Sons, Inc, London; Chapman & Hall, Limited. ‘The Late William P. Creager, Hydro Electric Handbook, Consulting Engineer, Buffalo, New York, The Late: Joel D. Justin, Consulting Engineer, Philadelphia, Pensylavania, Second Edition 1963, New York: John Wiley & Sons, Inc, Landon. ‘Charles Donald Swifi, Steam Power Plans; Starting, Testing and Operation, Mechanical Engineer, Embasso Services Incorporated, Member, American Society of Mechanical Engineers, Registered Profesional Engineer, State of Minesota, Registered Profesional Engineer, State of New York, Me Graw-Hill Book Company, Ine., New York Toronto London 1959, ‘MLM, EI Wakil, Power Plant Technology, Profesional of Mechanical and Nuclear Engineer, University of ‘Wiscounsin, Mc Graw-Hill Book Company, Inc., New York, St, Louis, San Francisco, Auckland, Bogota, Hamburg, Johanesburg, London, Madrid, Mexico, Montreal, New Delhi, Panama, Paris, Sao Paolo, Singapore, Sydney, Tokyo, Toronto, 1985, ‘Central Station Engineers of the Westinghouse Electric Corporation, Electrical Transmission and Distribution: Reference Book, East Pitisburgh, Pensylvania, USA 1964, Siemens Aktiengesellschaft 1969, Electrical Engineering Handbook, Bermhard G.A Skrotzki_ Editor, Power Me Graw: 1.G. Tarboux, Ph,D, Electric Power Equipment, Professor of Electrical Engineering, University of Michigan, Third Edition 1946, Me Graw-Hill Book Company Ine., New York and London, ‘Abdul Kadir, Transmisi Tenaga Listrik, Penerbit Universitas Indonesia 1998. ‘William D Stevenson, Ir, Element of Power System Analysis, Professor of Electrical Engincering, North ‘Carolina State University, Me Graw-Hill Electrical and electronic Engineering Series 1975, Glen W. Stagg, Computer Methads in Power System Analysis, Head, Engineering Analysis and Computer vision, America Electric Power Services Corporation, and Ahmed H El-Abiad, Professor of Etectrical Engineering Purdue University, Mc Graw-Hill Kogakusha, Lid., New Delhi, Panama, Sao Paulo, Singapore, Sydney. jor, Electric Generation: Hydro, Diesel and Gas Turbine Stations, Associate ji] Book Company, Inc., New York, Taranto, London 1956, INDEKS ‘seceptance lst 227 acetyienas 136 ‘ir berat B,9 120 ‘ae baat circuit breaker 23 ‘ighaticn 138 ‘aikanes 136 amplitude modulation single side band (aMss8) 55 ‘analsis biaya pambangkitan 103, ‘analsis foto sinarinframerah 216 ‘anaisis gangguan 202 ‘snalsis kebuluhan energ\ 180 ‘analog to digital converter 55. ‘angka okfan 148 anthracite 125 ‘anyaman peatanshan 23 ‘aromatics. 137 ‘ara urdan negetf 223, ‘aus uratan nol 42: ibahan baker gas (BBG) 129 tbahan bakar minyak (BBM) 123 Dbatang pentananan ganda 28 ‘botang pentanahan tunggat 78 Dbaterai aki 31 Ibateral asam 24 ‘batorai asarn timah hilary 4 bbolerai basa 2d Ibaterai basa nikel cadmium 2 bearing devies 44 tbiaya pembangkitan 195 bays tetap 185 ‘bay veriabel. 198 Biomassa 134 ‘back start $1, 1 Dow down it ‘emer 124 boiling water reactovBWR_ 123 ‘brake mean effective pressure (MEP) 125, 125 ‘Gangguan tempore’ pada saluran udera istrmusi 47 gendu distibusi Z andy induk (Gi) 5.151 (92s cooled reactonIGCR 120 ‘Baye gerak list 132 ‘golombang berjaian 52 ‘penerator asinkron 70, 22 ‘generator sinkron J ‘Generator penguat pict 11 Generator penguat Utara 11 BRRIE _Pembanakitan Ener tii ‘generator sinkran Bpa fata &. governor wiekionik. $2 governex hidrolik 50 govemor mekanis 5 ond 122 grindabilty test 148 gress heating value 141 grounding mesh Zi grounding plate 73 grounding ship 18 hazard trangel 146 ‘neat exchanger 125 ‘heat recovery steam generator 136 heat shrink 63 high speed diosol of 114, 125 holsing god 43. HSD 125 Irydrauibe 28, hnydrazin 113 hydrocarbon 136 wo 425 igniton point 148 Ienpurities 8 Incremental cost 167. lncremental cost sysim 183 instalasl arus searan 2 instalasi energi primer 2 instaiag lst 2 instalasi mesin panggerak generator 2 inetalasi pemakaian sendin! 20 instalasi pendingin 2 instaias! egangan rondat 2 instalasi tegangen tnogl 2 insulating (disconnecting) switch 46 intercooler 12 intermediate diese! of 125 interruptor 23 ‘pip ua ‘solasi cross nk poiyetnyiene 6. ‘solasl XLPE 63 isooetane 137 jaringan tegangan rendah 7 jointing sleeve 62 kalorimeter 134. kapastor penghuburg 55 katup pengaman 82 avila! 96 ‘keandaian sestem 154 ecepatan spesiik 23 ‘Kiem binetal 62. nook 148 ‘koefissan induksi dirt 35. totam tendo Bf komputer real time 177° oota alan (1) 25, ‘Kontak tetap (KT) 25 korona & kubike! 15, umparen pembuka 26 kumparan penutup 28 ‘kurva input-output 105 kurva kapabilitas 20 iapisan isolasi kerak panas 103 laporan gangguan laperan kerusakan 220 laporan pemeliharsan 219 larvian asarn sutfat 21 laruian potas kostik. 21 lightning arrester &2 lignite 135 ling matching unit (LAMU) 55 liquefied natural gas.(LNG) 139 ‘quofied petroleum gas{LPG) 10 load break switch 16 LOUP 164. loss of load probabilly 104 low oll content circuit breaker 18 rmagnotie circu breaker 22 main exciter 11 manajeman logistk 228 manajemen operas| 21:3 rmanajemen pemelinarsan 214 marine Fuel Oi 125 sedan magnet aksial 22. medan magnetik radial 22 merit Loading 162 -mesin penggerak generator J methane 136 MFO 125 minyak HSD 118 motor iestrik 41 ‘multiple Buyer mutipia soll 178 ‘mutiple grounding rod 78 raphthenes: 136 natural gas 122 ‘astural rranopaly 150 nneraca energi 16% net heating value 141 ‘lke! cadmium 21 nila ats (Ho) 24 ‘ita awh (Hu) 13 vita ator 13d. lai Ketoet 147 ino break diesel generating set 151 eerily open SB. octane numbar 148 offline 33 ollimpregnated £3 olefin 138 online 23 on load tap changer 23 ‘out of sinkron Zi over ux relay 29) over topping 100 overhaul 108 overheating 221 palu air 93. panial discharge 218. i HLTH He HH Fe Wd i elt ii u t Perapat 18 paarformance tost 227 perkiraen beban 153 prlindungan katodik 44 petroleum gas 1:12 Phospet 110 plot excter 1 24 pips pesat Ga pila pentanahan 78 PLTA 8 PLTAdongan kolam tandio G8, PUTA pormpa 95, 185 PLTAnm aff iver 88 PLTAserbaguna 25 CTU muiut tambang 125, program automatic canta 2 program iniarups! 82 proses terjadinya busue listrik dalam sakelor 25, protection S4 proleksi anstormator 4l1 Pumped storage hydrastaion 185 ppusat pangatur beban 152, 174 Pusat itr tentage mike Ridro (PLTM) 96 PVG (PolyvyniiChloria) 63 ramping rate 187 random access memory (RAM) 55 rasio proteksi arester 52. rating arus arrester 52 read onty memory (ROM) 5. ‘eaktansi generator 57 reaktansi subtransient 54 reaktansi transformator pemakaian sendiri 87 reaklanal tansformator pena tegangan 82 reaktor fast breader 129 reakiar nublir 129 reaktor thermal fission 128 rebound time ZB redoser a2 recorder 178 recovery steam generator (HRSG)) 198 rectifion 24 recursive dynamic programming 166 regulator 172, reheater 102 rol 12. 52 rel dengan PMT 4 rel ganda dengat Goa PMT 13 rel ganda dengan satu PMT 12 reltunggal 12 rela aus lebih 38, 20. relal arus let 2. rela arus urvian negatit 29, 40, 44. 46 rela buchotz 401 ‘lai gangguan hubung tanah 38 relai hubung tanah 4. relai hubungtanah terbatas 401 relai penguaisn hilang 38 rolai ponutup balk ‘la totor hubung tanah 38 rola stall 2 relai suns 99, 40. ‘ela tanghi tanahy 40, rela tegangan lebiy 39 ‘lai tegangan rendahiilang 43 rela tekanan mendadak 40) remote terminal unit(RTU) 54 reservoir 8A. fesin anion 111 resin kation 111 retaler 179 rotating data vansmission 2 skier 16, Skier pemisan (PMS) 18 aki enage 15 ssambungan list 62. sambungan rumah (SR) Z sealing 108 seaiing 18 SEE 72 septiga bahays 148 sekring lebur 41 sekring lebur 42 sel bahan bakar 132 self ignition 34 seraridang a0 src 2 short break diesel generating set 131 single buyer mute seller 178 single grounding rod 78 sistem interkonekal 154 sisiam pengukuran 35 ‘sistem proteksi 5, 37. slp 72 soda ash 108 sos ene 108 softening 108 software 62 soot blower 107, 218 ‘spare parts 219 specific speed G3 speed droop 6} ‘sphere of influence 28 stall 42 standard cuble foot (SCF) 138 standing operation Procedues 174 ‘steel armouring G4. stokes 147 Studi kelayskan 194 subeistom cistibusl 5 suku cadang 218 sump rank BA super heater id Supervisory convo and data acqusiion (SCADA) 54, 177 surge tank 2 ‘surja tegangan 52 surveil 14 switchgear 2 Indes (a9 ‘switchyard 8 tahanan pertanahan 2 tegangan distrbusi primer Z tepangan mekanis. 107 tepangan ransmisi T thnk molding 63 Asknk panas cut £3, thnk pramaided 63 tshnk slip-on 64 streshetd valves 62 tite api 188 sie Dakar 148 tik mat tas 28 tik ryala 148 sie tiang 148 toluena 137 sransducer 88 sransformator 32 transformator antarel 52 sransformator arus opt 78 ‘transformator pemakaian sendiri 32 ‘ransformator penal tepangan ‘generator 32 sransformator unit pembanghit 32 transient recovery voltage 27 srooing afect £4 trip col 22. turin a 91, 9 turbin ross flow ah jwrbin francis 21 turbin gas aero derivative 114 turbin mpl jurbin kaplan i turbia pation 83 turbin rpaksi 91 turbocharger 125 ‘urbe generator 1 type test 225 ‘uj eterglingan 148 ‘uninterrupted power supply electronic at ‘uni comenatment 168 ‘vacum deaerator 110 ‘valve arrester 82 viscosity 147 viskosites 147 ‘vighasites dinamik BBM 147, \Vishosies kinematik BEM 147 water hammer a2 wave trap 55. PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK aT ULL eae el Cam aLt eeTh rec Cut un CRC Me en cht et aerate teint tinggi, khususnya yang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pembangkitan energi tLe ROG RC CUM Rue ar Mee Ce Cu ee Cee Clay PEM curt de: Wate ga Buku Pembangkitan Energi Listrik menjelaskan tentang ketenagalistrikan dari proses Pe Er cucu lee cues cetera emneel itt aCe teria masalah utama dalam pembangkitan energi listrik, sistem interkoneksi, sistem penyediaan energi listrik dan mutu energi listrik, manajemen pembangkitan energi listrik, dan pengembangan pembangkitan energi listrik di Indonesia. Dengan pendekatan Pree aa We ic Me CUM amie te Mo eR nt cls MercuL ear meet ag Grete MENT ac MULE Nm eR aur eter sCu eC Uae Mae ele TA eC Me ee eg Tenaga Listrik tahun 1962. Sejak lulus tahun 1962, penulis langsung bekerja Cea mea en eur ee eantan Re Le Sea CO Ru ac CCL Se ue oe ue a es RES ECON Unum Buea mee Bee eee tae ce) See pe ue Sage REL cy See Benet See ce DR CUCU Ro ee Ue Be ee OGL POR eee cn eu a ee oe eee es eo er ere ee ae ne es Be CC Ree CR eae Se ee Se DNL ee eee (lcci Lage ieee ot

Anda mungkin juga menyukai