Anda di halaman 1dari 11

STUDI PERMASALAHAN LINGKUNGAN

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MINAPADI


(Obyek Amatan: Jembatan Kandangsapi-Terminal Pedaringan di Surakarta)

Herman Susila
Tri Hartanto
Email: hermansusila73@gmail.com
tri.hartanto23@yahoo.com
Diterima tanggal: disetujui tanggal:

Abstrak

Berbagai kawasan di Indonesia, terutama di kota-kota besar termasuk di Kota


Surakarta sudah mulai banyak yang mengalami kerusakan lingkungan, sehingga ekosistem
yang telah ada menjadi terganggu. Salah satunya adalah kawasan DAS Minapadi. Hal
inilah yang sebenarnya harus dicegah. Kegiatan membangun merupakan hal utama yang
paling banyak merusak lingkungan, karena dalam membangun biasanya melakukan
pembukaan kawasan yang luas dengan menebangi pohon-pohon dan vegetasi lainnya.
Dalam penelitian ini menggunakan cara pandang rasionalistik empiris, dimana
permasalahan lingkungan yang dilihat akan dipaparkan secara logic. Dengan
menggunakan metode kualitatif deskriptif, dimana permasalahan lingkungan yang terjadi
akan di gambarkan lewat narasi, dan didukung dengan foto-foto kondisi eksisting
kawasan.
Melihat kondisi fisik biotik, keberadaan hutan kota yang ada sekarang di
kawasan DAS Minapadi Surakarta harus tetap dipertahankan, jangan sampai hilang
karena adanya pembangunan bangunan-bangunan baru dan rumah-rumah semi permanen
penduduk nantinya. Hilangya hutan kota yang ada di kawasan DAS Minapadi ini akan
mengakibatkan meningkatnya suhu udara pada kawasan tersebut dan juga mengancam
punahnya fauna yang masih ada di dalam hutan-hutan kota tersebut, dan hal inilah yang
tidak diinginkan. Oleh sebab itu perlu dibuatkan tata guna lahan yang di dalamnya
mengatur secara jelas dan detail mengenai fungsi guna lahan, mana yang boleh dibangun
dan tidak. Pembuatan taman di DAS Minapadi diharapkan memberikan manfaat kepada
masyarakat sebagai ruang terbuka publik dan disisi lain sebagai kawasan yang tetap
menjaga keseimbangan lingkungan biotik dan abiotik. Dana pemeliharaan (maintenance)
taman kota yang berfungsi sebagai kawasan hutan lindung, harus dianggarkan dari awal,
sehingga kedepannya keberadaan hutan-hutan kota ini akan tetap terjaga.

Kata kunci : sumber daya alam, maintenance, daerah aliran sungai (DAS)
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permasalahan lingkungan merupa- pemansan global yang saat ini
kan topik yang sering menjadi topik yang dampaknya sudah mulai kita rasakan
tak hentinya dibicarakan. Mulai dari semakin parah. Dari hasil sumber pada
masalah sampah, pencemaran limbah website Wikipedia, 2009 mengenai
industri yang biasanya dialirkan ke pemanasan global, suhu rata-rata global
sungai, dan bahkan sampai pada isu pada permukaan Bumi telah meningkat
0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama
seratus tahun terakhir. Intergovernmental terjadi, di dalamnya terdapat ekosistem
Panel on Climate Change (IPCC) alami dan ekosistem buatan.
menyimpulkan bahwa, "sebagian besar
peningkatan suhu rata-rata global sejak 1.2 Permasalahan
pertengahan abad ke-20 kemungkinan Permasalahannya adalah sebagai
besar disebabkan oleh meningkatnya berikut :
konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat a. Apakah yang menjadi permasalahan
aktivitas manusia". lingkungan fisik (biotik dan abiotik)
Berbagai kawasan di Indonesia, yang terjadi di kawasan DAS
terutama di kota-kota besar sudah mulai Minapadi, antara Jembatan
banyak yang mengalami kerusakan Kandangsapi-Terminal Pedaringan ?
lingkungan, sehingga ekosistem yang b. Apa sajakah permasalahan sosial,
telah ada menjadi terganggu. Hal inilah budaya, dan ekonomi yang terjadi di
yang sebenarya harus dicegah. Kegiatan kawasan ini?
membangun merupakan hal utama yang c. Bagaimana solusi untuk permasalahan
paling banyak merusak lingkungan, yang terjadi ?
karena dalam membangun biasanya
melakukan pembukaan kawasan yang 1.3 Tujuan
luas dengan menebangi pohon-pohon dan Adapun tujuan dari penulisan
vegetasi lainnya, misalnya sebagai laporan ini adalah :
perumahan elit, kawasan industri, a. Mengetahui permasalahan ling-
stadiun, kampus yang tujuanya untuk kungan fisik (biotik dan abiotik)
menunjang kebutuhan manusia yang apa saja yang terjadi di kawasan
semakin hari semakin bertambah banyak DAS Minapadi, antara Jembatan
jumlah populasinya. Kandangsapi-Terminal
Dalam pemenuhan kebutuhan Pedaringan.
manusia tersebut terkadang alam sering b. Mengetahui permasalahan sosial
dilupakan, dan bahkan diabaikan, karena budaya dan ekonomi yang
sering kali yang diutamakan adalah terjadi di kawasan DAS
masalah keuntungan yang mereka Minapadi, antara Jembatan
dapatkan. Namun akibatnya manusia Kandangsapi - Terminal Pedari-
sendiri juga yang akan menerima ngan.
akibat/dampaknya, misalnya terjadinya c. Memberi masukan terhadap
banjir dan longsor dampaknya manusia permasalahan lingkungan yang
sendiri pula yang akan merasakannya. terjadi di kawasan DAS
Karena begitu banyak dan kompleks Minapadi, antara Jembatan
permasalahan lingkungan yang terjadi, Kandangsapi-Terminal
maka pada pembahasan kali ini hanya Pedaringan.
akan dibatasi pada permasalahan
lingkungan yang ada di DAS Minapadi, 1.4 Manfaat
Antara Jembatan Kandangsapi–Terminal Adapun maanfaatnya adalah
Pedaringan. Mengingat area ini banyak sebagai berikut :
terjadi interaksi antara manusia dan a. Mendapatkan kesimpulan
lingkungan di pinggiran sungai. Juga erat permasalahan lingkungan yang
kaitannya dengan citra kota Surakarta terjadi untuk masyarakat dan
yang sudah banyak dikenal orang, terkait untuk merubah kebiasaan yang
penanganan masalah lingkungan dan kurang ramah terhadap
sosial. Menjadikanya sebagai topik yang lingkungan.
menarik untuk diangkat, mengenai b. Sebagai bahan masukan
masalah lingkungan dan sosial yang mengenai bagaimana kita
menyikapi kondisi lingkungan Aliran sungai ini membelah kota
supaya tetap terjaga dan tidak Surakarta bagian utara, dan
rusak. berakhir/bermuara ke sungai Bengawan
Solo. Sejak tahun 2008 sungai ini sering
1.5 Metode
terjadi banjir yang cukup besar,
Dalam laporan ini menggunakan mengakibatkan banyak rumah yang
cara pandang rasionalistik empiris, berada di daerah bantaran sungai (daerah
dimana permasalahan lingkungan yang aliran sungai/DAS) yang terendam.
dilihat akan dipaparkan secara logika. Kondisi banjir akan semakin besar
Dengan menggunakan metode kualitatif bilamana air tidak bisa masuk ke muara
deskriptif, dimana permasalahan yaitu Bengawan Solo. Seperti yang
lingkungan yang terjadi akan di terjadi pada tanggal 2 januari 2012,
gambarkan lewat narasi, dan didukung sungai ini mengalami banjir yang sangat
dengan foto-foto kondisi eksisting besar hingga banyak rumah di sekitar
kawasan. sungai yang terendam.
Cara pengumpulan data, data Upaya yang dilakukan pemerintah
primer diperoleh dengan survey langsung kota Surakarta untuk meminimalisir
ke lokasi mengambil foto-foto kondisi banjir, salah satunya dengan jalan
eksisting dan data sekunder sebagai melakukan normalisasi sungai. Dampak
reverensi yang berhubungan dengan sosial dari kegiatan ini adalah terjadinya
kerusakan lingkungan. Hasil dari survei penggusuran permukiman yang berada di
lokasi kemudian dikaji untuk kemudian DAS Minapadi. Hal ini juga terjadi pada
di buat kesimpulan dan saran. kawasan Jembatan Kandangsapi –
Terminal Pedaringan, yang menjadi lokus
2 KONDISI EKSISTING dari penelitian ini.
2.1 Peta Daerah Aliran Sungai
(DAS) Minapadi 2.2 Elemen Lingkungan
Hulu Sungai Minapadi adalah dari DAS Minapadi antara Jembatan
wilayah Kabupaten Boyolali bagian Kandangsapi - Terminal Pedaringan,
tenggara. Secara geografis, ketinggian sudah dilakukan normalisasi sungai oleh
kota Surakarta berada dibawah kabupaten pihak pemerintah kota Surakarta.
Boyolali. Sehingga secara alamiah air Walaupun penataan di lingkungan ini
hujan akan mengalir ke tempat yang lebih berlangsung secara bertahap. Adapun
rendah. elemen lingkungan didominasi penataan
kontur tanah, dilengkapi oleh jalan
setapak dari batu alam. Ada beberapa
jenis batu alam yang ada, antara lain:
batu belah, batu kerikil, batu candi, batu
palimanan, juga pasangan bata finishing
plesteran dan acian.
Elemen flora, pada kawasan ini
berupa beberapa jenis vegetasi yang
masih tetap terjaga dan dilindungi, yang
berfungsi sebagai paru-paru kota. Salah
Gambar 1. satu vegetasi yang dilindungi adalah
Peta Daerah Aliran Sungai Minapadi pohon jati. Ada sebagian kawasan yang
(DAS), Jembatan Kandangsapi - tumbuh pohon-pohon jati dengan lebat,
Terminal Pedaringan. memberi kesan seperti Hutan Kota.
Sumber : Google Earth (Pencitraan 26 Selain itu vegetasi lainnya yaitu
juni 2007),2009 berupa tanaman perdu dan tanaman
pengarah yang terdapat di kawasan
pinggiran sungai yang sudah mengalami
penataan ini. Tanaman ini merupakan
tanaman yang sengaja ditanam untuk
menghijaukan daerah aliran sungai.
Sedangkan elemen fauna yang tampak
kasat mata adalah burung-burung.
Komponen fauna lain dengan ukuran
kecil , seperti: semut, ulat, lalat, cacing,
dan bakteri pengurai. Di sungai ini juga
terdapat elemen fauna berupa ikan-ikan,
yaitu: lele, tawes, mujair, sapu-sapu,
sepat, juga pernah ditemukan kura-kura.

Gambar 3.
Pohon jati (soft scape) tumbuh
subur di tepian sungai seperti
hutan kota. Jenis vegetasi lain
yang juga tumbuh subur, dibagian
tepi sungai. Area dibawahnya
sebagai resapan dan menahan
gerusan tanah akibat air hujan.
Gambar 2.
Tampak elemen lingkungan bersifat 2.3 Kondisi Land Use
keras (hard scape), terdiri dari Area ini sebenarnya sebagai ruang
beberapa jenis batu, yang ditata rapi, untuk mangalirnya sungai, baik pada
namun area ini tidak mampu meresap kondisi aliran sungai normal terlebih juga
air karena system pemasangannya pada kondisi banjir. Sebagian besar area
dengan bahan campuran semen. ini banyak ditumbuhi dan ditanami
berbagai jenis vegetasi. Mulai dari
rumput, semak-semak, tumbuhan perdu,
hingga pada pohon-pohan besar. Memang
pemerintah kota Surakarta merencanakan
wilayah ini sebagai taman/hutan kota.

Gambar 6.
DAS sebagai pemantau banjir dan
selokan air dari sekitar
Sedangkan untuk sumber daya
abiotiknya terdiri dari :
a. Sumber Daya Air, kawasan
mengandalkan sumber air yang
berasal dari sumur-sumur bor, yang
mengambil sumber air tanah dangkal.
Selain itu pada kawasan terdapat
selokan-selokan untuk aliran air dari
Gambar 5. lingkungan masyarakat sekitar.
DAS sebagai ruang aliran sungai Sepanjang wilayah amatan sangat
dan dimanfaatkan untuk taman banyak selokan besar dan kecail,
kota yang merupakan air dari limbah
rumah tangga.
b. Sumber daya Tanah, kondisi tanah
cukup subur dan memungkinkan
ditanami berbagai tanaman.
c. Kondisi udara, pada kawasan cukup
terbilang sejuk dan segar pada
beberapa bagian namun pada
beberapa bagian ada yang juga
terpolusi karena kawasan ini juga
berada di dekat jalan raya yang cukup
padat kendaraan roda empat dan roda
dua.
d. Matahari, secara umum bersinar terik
hampir sepanjang tahun karena
berada diiklim tropis.
2.4 Kondisi Sosial Budaya dan onderdil motor, pedagang kaki lima,
Ekonomi juga usahan wedangan yang berjualan
Kondisi sosial budaya dan ekonomi pada malam hari.
kawasan DAS antara Jembatan
3 PEMBAHASAN
Kandangsapi-Terminal Pedaringan dapat
digambarkan sebagai berikut: 3.1 Permasalahan Biotik
a. Penduduk, kawasan amatan ini 3.1.1 Flora.
penduduknya beraneka ragam, Keberadaan DAS Minapadi antara
termasuk kawasan yang sangat padat Jembatan Kandangsapi-Terminal Peda-
penduduknya. Sebelum adanya 0ringan, adalah juga sebagai pendukung
normalisasi sungai dan penataan, hutan kota yang ada di kawasan Kota
banyak penduduk yang tinggal di Surakarta. Pemerintah kota sangat
bantaran sungai. berkomitmen untuk mengembalikan
b. Pendidikan, untuk sekitar kawasan ruang publik, sekaligus sebagai taman
DAS Minapadi antar Jembatan kota, sehingga diharapkan taman kota –
Kandangsapi-Terminal Pedaringan taman kota ini akan terhubung satu
tingkat pendidikannya beraneka dengan yang lain sehingga membentuk
ragam mulai dari tamatan SD sampai hutan kota. Diharapkan akan terbentuk
tamatan Perguruan Tinggi. Di dekat sebagai paru-paru kota, untuk mengatasi
area ini terdapat Sekolah Dasar (SD) issue global warming. Kondisi sekarang
dan Sekolah Menengah Pertama memang masih terasa panas dan polusi
(SMP). udara masih terasa.
c. Keamanan, kawasan ini dapat Keberadaan hutan kota ini kedepannya
dibilang aman, karena minimnya harus terus dijaga, sehingga tidak terjadi
tindak kejahatan yang terjadi pada pengurangan baik dalam hal jumlah
kawasan ini. tanaman dan luasan lahannya, akibat
d. Ekonomi, kegiatan ekonomi yang kepentingan pendirian bangunan ataupun
mencolok pada kawasan DAS adalah gedung.
kegiatan para pedagang besi rosok,

Gambar 7. Penataan DAS sudah dilakukan, namun perawatan


yang belum rutin mengakibatkan beberapa pohon mati. Juga
rumput-rumput tumbuh liar di atas jalan setapak, yang
mengakibatkan kotor dan merusak elemen taman ini.
Tanaman juga butuh kasih saying dari manusia.
3.1.2 Fauna - Meningkatkan perilaku masyarakat
Keberadaan fauna yang jelas kearah kegiatan konservasi.
terlihat di kawasan DAS adalah adanya 2) Sumber daya tanah, pada DAS masih
burung-burung yang berada di pohon- terjadi erosi dalam skala kecil.
pohon yang besar. Juga pada rumpun Tanahnya cukup subur, namun
bamboo yang berada di tepi sungai. keberadaan tanah ini sering tercemari
Kebradaan burung-burung ini dapat kita oleh sampah-sampah dan limbah
lihat saat pagi dan sore hari. buangan rumah tangga yang berwujud
Keberadaan burung-burung ini disatu sisi cair, yang akibatnya membuat bau dan
menunjukan bahwa ekosistem hutan kota mencemari tanah.
yang didiami dapat dikatakan cukup baik
karena masih banyak burung-burung yang
bisa hidup dan terlihat berterbangan.
Untuk itu keberadaan hutan kota ini
seharus tetap dijaga keberadaanya maupun
faunanya. Upaya dalam menjaga
keberadaan fauna di kawasan DAS antara
lain dengan:
- pelarangan perburuan fauna di
kawasan DAS.
- keterlibatan masyarakat sekitar dalam
ikut melestarikan fauna.
- Pengadaan dan penyebaran bibit fauna.

3.2 Permasalahan Abiotik


Permasalahan- permasalahan abiotik
sekitar DAS Minapadi antara Jembatan
Kandangsapi - Terminal Pedaringan antara
lain:
1) Sumber daya air, pada kawasan ini
adalah dari sumur-sumur galian, muka
air sumar sekitar 15 meter. Terdapatnya
selokan-selokan yang berfungsi sebagai
pengaliran air dari lingkungan
masyarakat sekitar. Air selokan ini
adalah limbah cair dari masing-masing
keluarga. Keberadaan selakan-selokan
yang ada airnya biasanya berwarna
hitam pekat dan sangat berbau. Upaya
dalam menangani permasalahan sumber
daya air ini dapat dilakukan dengan: Gambar 8. Selain sumur galian, daerah
- Pembuatan pengolah air limbah aliran sungai ini juga memanfaatkan
sederhana untuk limbah rumah sumber air dari pihak PDAM
tangga. contohnya: pembuatan bak Surakarta. Sampah sisa bangunan yang
control. dibuang di sepanjang tepian sungai.
- Pembuatan pengolahan air limbah
industri. Contohnya: IPAL (instalasi
pengolahan air limbah).
-Penyediaan tempat sampah pada
lokasi yang berdekatan dengan
aktivitas masyarakat.
- Pemanfaatan sampah organik di
kawasan DAS menjadi pupuk
organik guna menambah kesuburan
tanah disekitar DAS.
3) Berkurangnya kapasitas air sungai
karena besarnya sedimentasi dan
tumbuhnya pohon-pohon liar
dibantaran sungai. Untuk menangani
permasalahan berkurangnya kapasitas
air sungai, dapat dilakukan dengan:
- Pengerukan sedimentasi tanah pada
sungai secara berkala.
- Pembersihan tanaman liar yang
tumbuh menganggu aliran air
sungai.
- Pencegahan pendirian bangunan
liar di sekitar DAS.
- Pencegahan dan penyadaran
masyarakat sekitar agar tidak
membuang sampah ke sungai.

3.3 Permasalahan Sosial Budaya dan


Ekonomi
Permasalahan sosial budaya dan
ekonomi sekitar DAS Minapadi antar
Jembatan Kandangsapi - Terminal
Pedaringan antara lain:
1) Menjamurnya para PKL yang
Gambar 9. Masyarakat membuang berjualan di sekitar kawasan menjadi
sampah sembarangan, di titik-titik hal yang sifatnya dilema, karena disatu
tertentu sepanjang pinggiran sungai. sisi kawasan ini memang tidak cocok
Di area yang sudah mengalami untuk dijadikan sebagai tempat
penataan pun sampah berserakan mangkalnya para PKL karena
dimana-mana. Tampaknya pemerintah kota sudah menyediakan
kesadaran masyarakat membuang tempat-tempat lain, namun disisi lain
sampah juga masih rendah. mendatangkan rezeki bagi para
penjual-penjual, yang memang
mengincar konsumen para pelajar di
Upaya yang dapat dilakukan dalam sekitar. Keberadaan PKL juga terjadi
menangani permasalahan sumber daya pada malam hari, yaitu penjual
tanah pada DAS, yaitu : wedangan. Selain itu pedagang spare
part, besi rosok, jg pedagang makanan
- Pencegahan erosi perlu adanya
dan minuman banyak yang menempati
penghijauan dengan tanaman keras.
sepanjang DAS.
- Pembangunan dinding penahan
tanah pada beberapa lokasi yang
rawan longsor.
2) Dalam menangani permasalahan
menjamurnya pedagang kaki lima,
dilakukan dengan:
a) Penataan PKL dengan membangun
selter sebagai fasilitas ruang
terbuka/taman di sekitar DAS.
b) Penertiban PKL dengan
pendekataan persuasif.
c) Melarang PKL pendatang baru
yang akan berjualan disekitar DAS.

Gambar 11.
DAS yang dimanfaatkan untuk usaha
cat mobil, kegiatan ini pasti
menghasilkan sampah cair dan
padat yang juga ikut mencemari
lingkungan.
3) Pertambahan penduduk, dengan
bertambahnya jumlah penduduk,
namun luasan lahan tidak akan pernah
bertambah. Sehingga menimbulkan
suatu permasalahan runag. Selain itu
juga dengan bertambahnya jumlah
penduduk juga dan di perparahnya lagi
dengan banyaknya jumlah penduduk
pendatang yang membuat kondisi kota
Surakarta dan sekitarnya menjadi
sangat padat akan permukiman
penduduk yang dibangun. Selain
rumah penduduk asli juga kepadatan
diperparah dengan rumah-rumah
penduduk dan bangunan semi
permanen untuk membuka usaha yang
berada di sepanjang pinggiran sungai,
akibatya ruang hijau sebagai barier
hilang sama sekali.
4) Budaya, masyarakat yang tidak
terbiasa membuang sampah pada
Gambar 10. tempat sampai yang telah disediakan
Permasalahan social yang banyak mengakibatkan walau telah adanya
terjadi di kota-kota besar, yaitu tempat-tempat sampah yang telah
menjamurnya PKL dengan segala disediakan masih banyak sampah yang
usahanya menempati ruang-ruang mengotori lingkungan. Terlihat
sudut kota. Di Surakarta keberadaan pemerintah kota telah mencoba
PKL yang tidak tertib masih bisa memfasilitasi tempat-tempat pem-
ditemui di beberapa titik kota. buangan sampah, yang terdiri dari
sampai organik, anorganik, sampah
basah, dan kering. Namun keberadaan terbilang rawan, dikarenakan kawasan
tempat sampah ini masih terbatas dan yang sangat sepi pada malam hari,
dapat dibilang perletakan tempat- kondisi ini diperparah dengan
tempat sampah ini kurang efektif kurangnya penerangan pada jalan
karena tidak diletakan pada area-area sehingga sangat berpotensi untuk
yang banyak aktifitas berkumpul, menimbukan tindak kejahatan.
sehingga masyarakat masih membuang
sampah sembarangan. Untuk 4 KESIMPULAN
menangani permasalahan rendahnya Melihat kondisi fisik biotik,
budaya membuang sampah pada keberadaan hutan kota yang ada sekarang
tempatnya, dapat dilakukan dengan: di kawasan DAS Minapadi harus tetap
- Difasilitasinya penempatan tempat dipertahankan, jangan sampai hilang
pembuangan sampah yang tepat. karena adanya pembangunan bangunan-
- Dipasang papan himbauan untuk bangunan baru dan rumah-rumah semi
membuang sampah pada tem- permanen penduduk nantinya. Hilangya
patnya. hutan kota yang ada di kawasan DAS
- Sosialisasi kepada masyarakat Minapadi ini akan mengakibatkan
sekitar DAS tentang bahayanya meningkatnya suhu udara pada kawasan
jika sampah tidak dibuang pada tersebut dan juga mengancam punahnya
tempatnya. fauna yang masih ada di dalam hutan-
hutan kota tersebut, dan hal inilah yang
tidak diinginkan.
Oleh sebab itu perlu dibuatkan tata
guna lahan yang di dalamnya mengatur
secara jelas dan detail mengenai fungsi
guna lahan mana yang boleh dibangun dan
tidak, dana pemeliharaan (maintenance)
taman kota yang berfungsi sebagai
kawasan hutan lindung, harus dianggarkan
dari awal diharapkan dengan begitu
kedepanya keberadaan hutan-hutan kota
ini akan tetap terjaga.
Kemudian tentunya tidak hanya
dengan menjaga, tapi juga perlu dilakukan
upaya penghijaun dengan menanam
vegetasi-vegetasi sebagai barier sehingga
membuat asri kawasan DAS Minapadi
sehingga kesan kumuh daerah pinggiran
sungai bisa dihilangkan. Progam ini dapat
terlaksana dengan baik jika semua jajaran
pemkot dan mayarakat bekerjasama
memelihara dan menjaganya. Untuk
Gambar 12. mendukung kegiatan penghijauan dapat
Area berkumpul yang tidak difasilitasi dilakukan dengan cara memberikan award
tempat sampah, sehingga terlihat orang untuk tipe tanaman yang ditanam oleh
membuang sampah sembarangan. masyarakat, pemberian award ini
dimaksudkan untuk memunculkan/
5) Keamanan, walaupun kawasan memancing rasa kesadaran akan
terbilang aman, namun sangat perlu pentingnnya keberadaan lingkungan biotik
diperhatikan beberapa tempat yang kepada masyarakat.
Abiotik, keberadaan sumber daya air, Standar Nasional Indonesia (SNI 19-3983-
tanah, dan udara yang terpenting disini 1995), Spesifikasi Timbulan
adalah dengan cara menjaganya jangan Sampah, Departemen Pekerjaan
sampai tercermar akibat aktifitas yang Umum, 1995.
dilakukan masyarakat dan para para PKL
yang berjualan di sekitar DAS Minapadi. Standar Nasional Indonesia (SNI 19-3241-
Pengaturan keberadaan PKL ini dapat 1994), Tata Cara Pemilihan
dilakukan dengan sangat tegas yaitu Lokasi TPA, Departemen
meraka boleh berjualan namun tidak Pekerjaan Umum, 1994.
boleh meningalkan sampah, sisa-sisa Standar Nasional Indonesia (SNI 19-2454-
kegiatan berjualan mereka, yang dapat 2002), Tata Cara Teknik
merusaka lingkungan. Jika tidak dipatuhi Operasional Pengelolaan Sampah
maka dapat dilakukan tindakan tegas untuk Perkotaan, Departemen Pekerjaan
dilarang berjualan di kawasan ini. Dan Umum, 2002.
juga untuk waktu-waktu berjulan harusnya
dibatasi, sehingga tidak mengganggu. Undang Undang No. 4 Tahun 1992,
Untuk mengurangi sampah sebaiknya Perumahan dan Permukiman,
program pemerintah terkait sampah yaitu 1992
program 3R harus disosialisasikan terus- Undang Undang No. 32 Tahun 2004,
menerus, sehingga paradigma membuang Pemerintahan Daerah, 2004
sampah sembarangan dapat ditekan. Dan
anggapan sampah adalah barang kotor dan Undang Undang No. 7 Tahun 2004,
tidak bermanfaat bisa dirubah dengan Sumber Daya Air, 2004
pemanfaatan ulang juga pembuatan Undang Undang No. 18 Tahun 2008,
kompos. Pengelolaan Sampah, 2008

5. DAFTAR PUSTAKA
Biodata penulis :
Direktorat Pengembangan Penyehatan Herman Susila, Alumni S1 Teknik Sipil
Lingkungan Permukiman Pedoman Universitas Tunas Pembangunan Surakarta
Umum 3R Berbasis Masyarakat di (1998), Pascasarjana (S2) Magister Teknik
Kawasan Permukiman, Direktorat Sipil program studi Manajemen Kon-
Jenderal Cipta Karya, 2008 struksi Universitas Diponegoro (2012),
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004, Dosen program studi Teknik sipil Fakultas
Pengembangan Sistem Teknik UTP Surakarta.
Penyediaan Air Minum, 2004
Tri Hartanto, lahir di Sragen, 28
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2005, Nopember 1974. Menempuh pendidikan
Rencana Pembangunan Jangka S1 Jurusan Arsitektur Universitas Tunas
Menengah 2005- 2009, 2005 Pembangunan (UTP) Surakarta, lulus
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005, tahun 1999. Tahun 2011 melanjutkan studi
Pengelolaan Keuangan Badan S2di Jurusan Arsitektur dan Perencanaan
Layanan Umum, 2005 Universitas Gadjah Mada (UGM) lulus
tahun 2013. Tahun 2014 melanjutkan studi
Peraturan Menteri No. 294/PRT/M/2005, S3 di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Badan Pendukung Pengem- Sejak tahun 1999 sebagai staf pengajar
bangan Sistem Penyediaan Air Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Minum, 2005 Universitas Tunas Pembangunan Sura-
Sudrajat, Mengelola Sampah Kota, karta, hingga sekarang.
Penebar Swadaya, 2006

Anda mungkin juga menyukai