Topik:
Oleh
JURUSAN SEJARAH
2018
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya, kata
Bung Karno. Kalimat itu bisa dilanjutkan dengan suku bangsa yang besar adalah
suku bangsa yang menghargai para pahlawannya. Apakah suku bangsa
Minangkabau bisa dikatakan suku bangsa yang mengahargai pahlawannya?
1
Zulhasril Nasir, Tan Malaka dan Gerakan Kiri di Minangkabau,(Yogyakarta: Ombak, 2007), hal. 82.
dan member penekanan pada nilai-nilai tangung jawab kepada kepada yang lain
dan lingkungan nya. kerajaan dapat berkuasa tetapi tidak mengatur setiap nagari.2
Islam dan Komunisme sejatinya merupakan dua Ideologi yang berbeda, bahkan
pada tatanan landasan Filosofisnya memiliki perbedaan yang bertolak belakang.
Namun dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia paham dan gerakan
Komunis terlihat dapat diterima oleh sebagian Umat Islam. Bahkan mereka
menyatakan tidak ada pertentangan anatar Islam dan Komunisme. Sebagai contoh
di daerah Banten dan Silungkang Sumatera Barat, dua daerah yang memiliki
2
Zulhasril Nasir, op.cit., hal.14-15.
3
Khairul Bary, Pendidikan Multikultural dalam Adat Minangkabau menurut Perspektif Pemangku
Adat di Sumatera Barat, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2014), hal.12.
4
Arzam, Hukum Islam Sebagai Revolusioner dan Egaliter dalam Kehidupan social, (Padang: IAIN
Imam Bonjol Padang ), hal. 7.
muslim fanatic. Bahkan pernah disebutkan bahwa Islam dan Komunisme pernah
Bersatu melawan kapitalisme Belanda saat menjajah Indonesia.5
Sesudah perang Dunia I pecah, jurang pemisah antara pihak moderat dan pihak
revolusioner tak terjembatankan lagi. Dimana- mana, golongan kiri memisahkan
diri dan membentuk partai komunis. Partai komunis di bawah lenin berhasil
memimpin revolusi Oktober di Rusia pada tahun 1917. Dan dua tahun berikut nya
Lenin berhasil mengabungkan semua partai-partai komunis di seluruh Eropa. 7
Sejarah kiri di Indonesia bisa dikatakan sudah tua, bahkan hampir seumur
dengan pergerakan nasional itu sendiri. Selama itu gerakan berkali-kali mendapat
kan pukulan. Yang pertama kali pada tahun 1926-1927 dengan meletus nya gerakan
anti Kolonial pertama dalam skala Nasional. 8
5
TA Faridh, Islam dan Komunisme, (Yogyakarta: UNI Sunan Kalijaga, 2017), hal. 1 dan 3.
6
Zulhasril Nasir, op.cit., hal. 68.
7
Peter Kasenda, Sukarno Marxisme & Leninnisme: Akar Pemikiran Kiri & Revolusi Indonesia, (Depok:
Komunikasi Bambu, 2014), hal. 4.
8
Ongkham, Sukarno Orang Kiri Revolusi & G30S 1965, (Jakarta: Komunikasi Bambu, 2013), hal. 93.
9
Nugroho Notosusanto & Marwati Djoened Poesponegoro, Sejarah Nasional Indonesia: Zaman
Kebangkitan Nasional dan Masa Hindia Belanda , (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), hal. 57.
Di Sumatra Barat sendiri pada tahun 1916 Sarekat Islam sangat berkembangan
pesat. Dan pada tahun 1917 SI di jawa sudah dipengaruhi oleh aliran sosialis kiri
dan segera SI pecah yaitu SI putih dan SI merah, SI merah penuh dengan orang
komunis yang berkedok Islam dan pada tahun1923 menjadi Sarekat Rakyat, dan
memasuki daerah Sumatra Barat pada tahun 1924. Sarekat Rakyat ini menerobos
masuk ke Sumatra Barat dan mulai mempengaruhi ulama-ulama muda .10
Dilihat kenapa mudah diterimanya PKI di Sumatra Barat selain dari pengaruh
organisasi kondisi social ekonomi Sumatera Barat pada saat itu juga ikut
memperngaruhi masuk nya paham kiri di Sumatra barat. Seperti adanya gerakan
pembaharuan Islam yang di pelopori oleh Syaikh Taher Jalaludin dan ada nya
penetrasi ekonomi uang yang banyal menimbulkan akibat kepada perekonomian
masyarakat pada saat itu.11
Selain dari SI ada juga organisasi lain yang membawa paham Komunis ke
Sumatra Barat yaitu Sumatra Thawalib yang di bawa oleh Dt. Batuah pada tahun
1923 yang dibawa nya dari jawa. 12
Puncak dari ada nya PKI dan pengaruh nya di Sumatra Barat terjadinya
pemberontakan Silungkang pada tahun 1926-1927 yang digerakan oleh Sarekat
Rakyat yang dikuasai oleh PKI pada saat itu.
10
Depertemen pendidikan dan kebudayaan proyek penelitian dan pencatatan budaya daerah,
Serajah Kebangkitan Nasional Daerah Sumatra Barat, hal. 57.
11
Nurhabsyah, Pemberontakan PKI di Silungkang Tahun 1927, (Medan: USU, 2004), hal.1&2.
12
Depertemen pendidikan dan kebudayaan proyek penelitian dan pencatatan budaya daerah,
op.cit.,hal. 61.
13
Muluk Nasution, Pemberontakan Rakyat Silungkan Sumatra Barat 1926-1927, (Jakarta: Mutiara,
1979), hal. 36.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang terdapat dalam
penelitian ini adalah :
a. Bagaimana konsep Egaliter yang ada pada msyarakat Minangkabau pada tahun
1920-1930?
b. Bagaimana kaitan antara kehidupan Egaliter masyarakat Minangkabau dengan
masuknya pengaruh kiri di Minangkabau?
c. Bagaimana kaitan antara egaliter dan pengaruh kiri yang ada di Minangkabau?
C. Metode yang digunakan
a. Metode Literatur
b. Metode Dokumen
D. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis perlu membatasi
penelitian ini.
1. Dalam penelitian ini jangka waktu yang digunakan yaitu antara tahun 1920-1930
yaitu sebelum dan sesudah terjadinya pemberontakan silungkang.
2. Penelitian ini lebih focus kepada bagaiaman egaliter masyarakat Minangkabau
berpengaruh terhadap masuknya pengaruh kiri ke Sumatra Barat.
3. Dalam penelitian ini penulis akan melihat bagaima keegaliteran masyarakat
Minangkabau yang dapat menerima pengaruh kiri.
E. Kerangka Teoritis
1. Studi Relevan
Beberapa tulisan mengenai egaliter, paham kiri dan pemberontakan di
Minangkabau Pertama yaitu Pemberotakan PKI di Silungkang tahun 1927. Skripsi
pada jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Sumatra Utara, 2004 oleh
Nurhabsyah. Tulisan ini melihat bagaimana kronologis terjadinya pemberontakan
Silungkang yang terjadi pada tahun 1927. Yang kedua, yaitu Hukum Islam sebagai
Revolusioner dan Egaliter dalam kehidupan social. Tesis pada IAIN Imam Bonjol
Padang, 2014 oleh Arzam. Tulisan ini menjelaskan hokum Islam dan Egaliter
secara umum.
2. Kerangka Konseptual
a. Konsep Egaliter
Egaliter (egaliterian) adalah suatu kepercayaan moral yang menekankan
pada kesamaan derajat seabagai moral utama manusia dari segala aspek
kehidupan, seperti politik hokum, social, kesempatan, dan sebagainya. Sifat
egaliter dalam kehidupan masyarakat sering dihubungkan dengan kesamaan hak-
hak manusia dan hak ppolitik dalam undang-undang serta praktik demokrasi
dalam negara (Zulhasril Nasril, 2007: 14).
b. Konsep Paham Kiri
Gerakan kiri erat hubungannya dengan sosialis, komunis. Menurut C.
Wright Mills berkesimpulan bahwa istilah kiri merujuk kepada sekelompok
orang yang memiliki kecenderungan utopia, kelompok yang memiliki hayalan
akan masa depan dan tatanan social yang lebih baik (Zulhasril Nasril, 2007: 68).
3. Kerangka Berpikir
Egaliterisme di Minangkabau sesungguhnya lebih awal dari praktik
politik modern barat yang dikenal dewasa ini. Dalam sejarah kerajaan
Pagaruyung tidak mengenal sentralisasi kekuasaan monarki yang mengarah ke
otoritarianisme. Nagari sebagai unit otonom dalam struktur politik minangkabau
mengatur dirinya sendiri, ia merupakan lemabaga masyarakat yang mengatur
segalanya. Nagari terdiri dari beberapa kelompok komunitas yang terdiri dari
empat sistem kekerabatan, yang disebut: kaum, suku, jorong, dan payuang.
Komunitas dalam nagari ini hidup berbasis kepada demokrasi dan member
penekanan pada nilai-nilai tangung jawab kepada kepada yang lain dan
lingkungan nya. kerajaan dapat berkuasa tetapi tidak mengatur setiap nagari.
Islam di Minangkabau bagian terpenting dan mendasar mempengaruhi
segala peradaban dan pemikirian orang Minangkabau. Dengan kedatangan Islam
bagian dari bentuk Egaliter masyarakat Minangkabau terhadap perubahan yang
lebih baik. Hal ini merupakan dari bentuk toleransi serta keinginan masyarakat
Minangkabau dalam menjalin hubungan baik dengan perubahan.
Paham kiri yang dibawa oleh tokoh-tokoh ulama Minangkabau member
dampak yang begitu besar yaitu dengan mudah diterima nya paham tersebut.
Yang mana Islam dan komunis atau paham kiri merupakan dua Ideologi yang
berbeda dilihat dari tataran landasan Filosofis yang memiliki perbedaan yang
bertolak belakang.
Tjokroaminoto menyebutkan bahwa dalam Islam mendasarkan pada
pandangan bahwa segala sesuatu asalnya dari Allah, oleh Allah dan kembali
kepada Allah. Sebaliknya Komunisme memiliki dasar filosofis yang disebut
Historis materialisme yang mengajarkan bahwa segala sesuatu dari benda, oleh
benda dan kembali kepada benda.
Lalu apakah yang melatarbelakangi mudahnya paham komunis diterima di
Sumatra Barat pada saat itu.
Daftar pustaka
Onghokham. 2013. Sukarno Orang Kiri Revolusi & G30S 1965. Jakarta: Komunitas
Bambu.
Kasenda Peter. 2014. Sukarno Marxisme & Leninisme akar pemikiran kiri dan
revolusi Indonesia. Depok: Komunitas Bambu.
TA Faridh. 2017. Islam dan Komunisme. Skripsi. Yogyakarta: UNI Sunan Kalijaga.
Arzam. 2014. Hukum Islam Sebagai Revolusioner dan Egaliter dalam Kehidupan
social. Skripsi. Padang: IAIN Imam Bonjol Padang.