Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL

TEORI DAN METEDOLOGI SEJARAH

Topik:

“Unsur-unsur Egaliter Minangkabau dan Gerakan Kiri yang ada di Minangkabau”

Oleh

Syiful Hanafi (16046038)

JURUSAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2018
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya, kata
Bung Karno. Kalimat itu bisa dilanjutkan dengan suku bangsa yang besar adalah
suku bangsa yang menghargai para pahlawannya. Apakah suku bangsa
Minangkabau bisa dikatakan suku bangsa yang mengahargai pahlawannya?

Minangkabau sendiri telah memberikan sedikit banyaknya tokoh-tokoh


pergerakan dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Sebut saja tokoh tersebut
seperti Agus Salim, Abdul Muis, Nazir Sutan Pamuntjak, Hatta, Natsir, M. Yamin
dan sebagainya. Mereka adalah perintis perantau minang yang masuk ke forum
pergerakan kebangsaan.1

Egaliter (egaliterian) adalah suatu kepercayaan moral yang menekakan pada


kesamaan derajat sebagai moral utama manusia dalam segala aspek kehidupan,
seperti politik hokum, social, kesempatan, dan sebagainya. Sifat egaliter dalam
kehidupan masyarakat sering dihubungkan dengan kesamaan hak-hak manusia dan
hak politik dalam undang-undang secara praktik demokrasi dalam Negara. Dokrin
egaliter membahas tentang pencepatan gagasan bahwa semua individu adalah sama
di dalam nilai dasar dan status normal.

Jika diperhatikan gambaran di atas, egaliterisme di Minangkabau


sesungguhnya lebih awal dari praktik politik modern barat yang dikenal dewasa
ini. Dalam sejarah kerajaan Pagaruyung tidak mengenal sentralisasi kekuasaan
monarki yang mengarah ke otoritarianisme. Nagari sebagai unit otonom dalam
struktur politik minangkabau mengatur dirinya sendiri, ia merupakan lemabaga
masyarakat yang mengatur segalanya. Nagari terdiri dari beberapa kelompok
komunitas yang terdiri dari empat sistem kekerabatan, yang disebut: kaum, suku,
jorong, dan payuang. Komunitas dalam nagari ini hidup berbasis kepada demokrasi

1
Zulhasril Nasir, Tan Malaka dan Gerakan Kiri di Minangkabau,(Yogyakarta: Ombak, 2007), hal. 82.
dan member penekanan pada nilai-nilai tangung jawab kepada kepada yang lain
dan lingkungan nya. kerajaan dapat berkuasa tetapi tidak mengatur setiap nagari.2

Islam di Minangkabau bagian terpenting dan mendasar mempengaruhi segala


peradaban dan pemikirian orang Minangkabau. Dengan kedatangan Islam bagian
dari bentuk Egaliter masyarakat Minangkabau terhadap perubahan yang lebih baik.
Hal ini merupakan dari bentuk toleransi serta keinginan masyarakat Minangkabau
dalam menjalin hubungan baik dengan perubahan. 3

Secara umum, hukum Islam berdiri di atas prinsip-prinsip yang harus


dipertahankansecara absolut dan universal. Prinsip-prinsip tersebut, sebagaimana
dikemukakan oleh MasdarF. Mas'udi, adalah ajaran yang qath'i dan menjadi tolok
ukur pemahaman dan penerimaan hukum Islam secara keseluruhan. Prinsip-prinsip
tersebut diidentifikasikan oleh Masdar yang antara lain adalah prinsip kebebasan
dan pertanggungjawaban individu, prinsip kesetaraan derajat manusia di hadapan
Allah, prinsip keadilan, prinsip persamaan manusia di hadapan hukum, prinsip
tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, prinsip kritik dan kontrol sosial, prinsip
menepati janji dan menjunjung tinggi kesepakatan, prinsip tolong menolong untuk
kebaikan, prinsip yang kuat melindungi yang lemah, prinsip musyawarah dalam
urusan bersama, prinsip kesetaraan suami-istri dalam keluarga, dan prinsip saling
memperlakukan dengan ma'ruf antara suami dan istri. Berkenaan dengan
egalitarianitas dalam Islam, surat al-Hujurat/49 ayat 13 menegaskan bahwa orang
yang paling mulia di hadapan Allah SWT adalah orang yang paling bertaqwa. 4

Islam dan Komunisme sejatinya merupakan dua Ideologi yang berbeda, bahkan
pada tatanan landasan Filosofisnya memiliki perbedaan yang bertolak belakang.
Namun dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia paham dan gerakan
Komunis terlihat dapat diterima oleh sebagian Umat Islam. Bahkan mereka
menyatakan tidak ada pertentangan anatar Islam dan Komunisme. Sebagai contoh
di daerah Banten dan Silungkang Sumatera Barat, dua daerah yang memiliki

2
Zulhasril Nasir, op.cit., hal.14-15.
3
Khairul Bary, Pendidikan Multikultural dalam Adat Minangkabau menurut Perspektif Pemangku
Adat di Sumatera Barat, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2014), hal.12.
4
Arzam, Hukum Islam Sebagai Revolusioner dan Egaliter dalam Kehidupan social, (Padang: IAIN
Imam Bonjol Padang ), hal. 7.
muslim fanatic. Bahkan pernah disebutkan bahwa Islam dan Komunisme pernah
Bersatu melawan kapitalisme Belanda saat menjajah Indonesia.5

Gerakan kiri berasal terminology barat dengan berbagai perspektif. Dalam


sejarah politik, gerakan Kiri lebih mengemukakan tentang “hak” dan bersebrangan
dengan hal-hal yang berbau borjuis, liberal, kapitalisme, pasar bebas, aristokrasi
atau feodalisme, bahkan dihubungkan dengan sisi non-religius dari politik.6

Sesudah perang Dunia I pecah, jurang pemisah antara pihak moderat dan pihak
revolusioner tak terjembatankan lagi. Dimana- mana, golongan kiri memisahkan
diri dan membentuk partai komunis. Partai komunis di bawah lenin berhasil
memimpin revolusi Oktober di Rusia pada tahun 1917. Dan dua tahun berikut nya
Lenin berhasil mengabungkan semua partai-partai komunis di seluruh Eropa. 7

Sejarah kiri di Indonesia bisa dikatakan sudah tua, bahkan hampir seumur
dengan pergerakan nasional itu sendiri. Selama itu gerakan berkali-kali mendapat
kan pukulan. Yang pertama kali pada tahun 1926-1927 dengan meletus nya gerakan
anti Kolonial pertama dalam skala Nasional. 8

Benih-benih paham Marxis datang dari luar negeri dan ditanamkan di


Indonesia pada masa sebelum Perang Dunia I. yaitu dengan datang nya pemimin
buruh Belanda yang bernama Sneevliet. Pada tanggal 9 Mei 1914 ia mendirikan
ISDV. Pada tahun 1915 ISDV mengatakan bahwa organisasi mereka tidak dapat
berkembang karena tidak berakar dari masyarakat, maka mulai lah ISDV memasuki
tubuh organisasi lain pertama mereka memasuki Insulinde. Tetapi mereka
beranggapan bahwa membutuhkan organisasi lebih besar lalu memasuki Sarekat
Islam pada tahun 1916 yang banyak mempunyai anggota yang banyak tersebar
diluar pulau jawa. 9

5
TA Faridh, Islam dan Komunisme, (Yogyakarta: UNI Sunan Kalijaga, 2017), hal. 1 dan 3.
6
Zulhasril Nasir, op.cit., hal. 68.
7
Peter Kasenda, Sukarno Marxisme & Leninnisme: Akar Pemikiran Kiri & Revolusi Indonesia, (Depok:
Komunikasi Bambu, 2014), hal. 4.
8
Ongkham, Sukarno Orang Kiri Revolusi & G30S 1965, (Jakarta: Komunikasi Bambu, 2013), hal. 93.
9
Nugroho Notosusanto & Marwati Djoened Poesponegoro, Sejarah Nasional Indonesia: Zaman
Kebangkitan Nasional dan Masa Hindia Belanda , (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), hal. 57.
Di Sumatra Barat sendiri pada tahun 1916 Sarekat Islam sangat berkembangan
pesat. Dan pada tahun 1917 SI di jawa sudah dipengaruhi oleh aliran sosialis kiri
dan segera SI pecah yaitu SI putih dan SI merah, SI merah penuh dengan orang
komunis yang berkedok Islam dan pada tahun1923 menjadi Sarekat Rakyat, dan
memasuki daerah Sumatra Barat pada tahun 1924. Sarekat Rakyat ini menerobos
masuk ke Sumatra Barat dan mulai mempengaruhi ulama-ulama muda .10

Dilihat kenapa mudah diterimanya PKI di Sumatra Barat selain dari pengaruh
organisasi kondisi social ekonomi Sumatera Barat pada saat itu juga ikut
memperngaruhi masuk nya paham kiri di Sumatra barat. Seperti adanya gerakan
pembaharuan Islam yang di pelopori oleh Syaikh Taher Jalaludin dan ada nya
penetrasi ekonomi uang yang banyal menimbulkan akibat kepada perekonomian
masyarakat pada saat itu.11

Selain dari SI ada juga organisasi lain yang membawa paham Komunis ke
Sumatra Barat yaitu Sumatra Thawalib yang di bawa oleh Dt. Batuah pada tahun
1923 yang dibawa nya dari jawa. 12

Pada periode tahun 1924 situasi perebutan pengaruh di dalam SI di Sumatra


Barat oleh PKI sangat tinggi. Sarekat Islam di Sumatra Barat umumnya dan di
Silungkang khusus nya tidak terlepas dari pengaruh perebutan itu. SI cabang
Sumatra Barat dengan ranting-ranting nya termasuk ranting Silungkang yang
dipimpin oleh Haji Datuak Batuah, pada tahun 1926 dilebur menjadi Sarekat
Rakyat cabang Sumatra Barat.13

Puncak dari ada nya PKI dan pengaruh nya di Sumatra Barat terjadinya
pemberontakan Silungkang pada tahun 1926-1927 yang digerakan oleh Sarekat
Rakyat yang dikuasai oleh PKI pada saat itu.

10
Depertemen pendidikan dan kebudayaan proyek penelitian dan pencatatan budaya daerah,
Serajah Kebangkitan Nasional Daerah Sumatra Barat, hal. 57.
11
Nurhabsyah, Pemberontakan PKI di Silungkang Tahun 1927, (Medan: USU, 2004), hal.1&2.
12
Depertemen pendidikan dan kebudayaan proyek penelitian dan pencatatan budaya daerah,
op.cit.,hal. 61.
13
Muluk Nasution, Pemberontakan Rakyat Silungkan Sumatra Barat 1926-1927, (Jakarta: Mutiara,
1979), hal. 36.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang terdapat dalam
penelitian ini adalah :
a. Bagaimana konsep Egaliter yang ada pada msyarakat Minangkabau pada tahun
1920-1930?
b. Bagaimana kaitan antara kehidupan Egaliter masyarakat Minangkabau dengan
masuknya pengaruh kiri di Minangkabau?
c. Bagaimana kaitan antara egaliter dan pengaruh kiri yang ada di Minangkabau?
C. Metode yang digunakan
a. Metode Literatur
b. Metode Dokumen
D. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis perlu membatasi
penelitian ini.
1. Dalam penelitian ini jangka waktu yang digunakan yaitu antara tahun 1920-1930
yaitu sebelum dan sesudah terjadinya pemberontakan silungkang.
2. Penelitian ini lebih focus kepada bagaiaman egaliter masyarakat Minangkabau
berpengaruh terhadap masuknya pengaruh kiri ke Sumatra Barat.
3. Dalam penelitian ini penulis akan melihat bagaima keegaliteran masyarakat
Minangkabau yang dapat menerima pengaruh kiri.
E. Kerangka Teoritis
1. Studi Relevan
Beberapa tulisan mengenai egaliter, paham kiri dan pemberontakan di
Minangkabau Pertama yaitu Pemberotakan PKI di Silungkang tahun 1927. Skripsi
pada jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Sumatra Utara, 2004 oleh
Nurhabsyah. Tulisan ini melihat bagaimana kronologis terjadinya pemberontakan
Silungkang yang terjadi pada tahun 1927. Yang kedua, yaitu Hukum Islam sebagai
Revolusioner dan Egaliter dalam kehidupan social. Tesis pada IAIN Imam Bonjol
Padang, 2014 oleh Arzam. Tulisan ini menjelaskan hokum Islam dan Egaliter
secara umum.
2. Kerangka Konseptual
a. Konsep Egaliter
Egaliter (egaliterian) adalah suatu kepercayaan moral yang menekankan
pada kesamaan derajat seabagai moral utama manusia dari segala aspek
kehidupan, seperti politik hokum, social, kesempatan, dan sebagainya. Sifat
egaliter dalam kehidupan masyarakat sering dihubungkan dengan kesamaan hak-
hak manusia dan hak ppolitik dalam undang-undang serta praktik demokrasi
dalam negara (Zulhasril Nasril, 2007: 14).
b. Konsep Paham Kiri
Gerakan kiri erat hubungannya dengan sosialis, komunis. Menurut C.
Wright Mills berkesimpulan bahwa istilah kiri merujuk kepada sekelompok
orang yang memiliki kecenderungan utopia, kelompok yang memiliki hayalan
akan masa depan dan tatanan social yang lebih baik (Zulhasril Nasril, 2007: 68).
3. Kerangka Berpikir
Egaliterisme di Minangkabau sesungguhnya lebih awal dari praktik
politik modern barat yang dikenal dewasa ini. Dalam sejarah kerajaan
Pagaruyung tidak mengenal sentralisasi kekuasaan monarki yang mengarah ke
otoritarianisme. Nagari sebagai unit otonom dalam struktur politik minangkabau
mengatur dirinya sendiri, ia merupakan lemabaga masyarakat yang mengatur
segalanya. Nagari terdiri dari beberapa kelompok komunitas yang terdiri dari
empat sistem kekerabatan, yang disebut: kaum, suku, jorong, dan payuang.
Komunitas dalam nagari ini hidup berbasis kepada demokrasi dan member
penekanan pada nilai-nilai tangung jawab kepada kepada yang lain dan
lingkungan nya. kerajaan dapat berkuasa tetapi tidak mengatur setiap nagari.
Islam di Minangkabau bagian terpenting dan mendasar mempengaruhi
segala peradaban dan pemikirian orang Minangkabau. Dengan kedatangan Islam
bagian dari bentuk Egaliter masyarakat Minangkabau terhadap perubahan yang
lebih baik. Hal ini merupakan dari bentuk toleransi serta keinginan masyarakat
Minangkabau dalam menjalin hubungan baik dengan perubahan.
Paham kiri yang dibawa oleh tokoh-tokoh ulama Minangkabau member
dampak yang begitu besar yaitu dengan mudah diterima nya paham tersebut.
Yang mana Islam dan komunis atau paham kiri merupakan dua Ideologi yang
berbeda dilihat dari tataran landasan Filosofis yang memiliki perbedaan yang
bertolak belakang.
Tjokroaminoto menyebutkan bahwa dalam Islam mendasarkan pada
pandangan bahwa segala sesuatu asalnya dari Allah, oleh Allah dan kembali
kepada Allah. Sebaliknya Komunisme memiliki dasar filosofis yang disebut
Historis materialisme yang mengajarkan bahwa segala sesuatu dari benda, oleh
benda dan kembali kepada benda.
Lalu apakah yang melatarbelakangi mudahnya paham komunis diterima di
Sumatra Barat pada saat itu.

Daftar pustaka

Djoened, Marwati Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto.2008. Sejarah Nasional


Indonesia V : Zaman Kebangkitan Nasional dan Masa Hindia Belanda. Jakarta :
Balai Pustaka.
Depertemen pendidikan dan kebudayaan proyek penelitian dan pencatatan budaya
daerah. 1982. Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sumatra Barat. Jakarta:
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Nasir Zulhasril.2007. Tan malaka dan Gerakan Kiri di Minangkabau. Yogyakarta:


Ombak.

Onghokham. 2013. Sukarno Orang Kiri Revolusi & G30S 1965. Jakarta: Komunitas
Bambu.

Kasenda Peter. 2014. Sukarno Marxisme & Leninisme akar pemikiran kiri dan
revolusi Indonesia. Depok: Komunitas Bambu.

Nasution Muluk. 1979. Pemberontakan Rakyat Silungkang Sumatera Barat 1926-


1927. Jakarta: Mutiara.

Nurhabsyah. 2004. Pemberontakan PKI di Silungkang tahun 1927. Skiripsi. Medan:


Universitas Negeri Sumatra Utara.

Khairul Bary. 2014. Pendidikan Multikultural dalam Adat Minangkabau Menurut


Perspektif Pemangku Adat di Sumatera Barat. Tesis. Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga.

TA Faridh. 2017. Islam dan Komunisme. Skripsi. Yogyakarta: UNI Sunan Kalijaga.

Arzam. 2014. Hukum Islam Sebagai Revolusioner dan Egaliter dalam Kehidupan
social. Skripsi. Padang: IAIN Imam Bonjol Padang.

Anda mungkin juga menyukai