Anda di halaman 1dari 58

BAB 4

Hasil dan Analisis

Pemetaan Swadaya ini dilakukan di seluruh RW di Kelurahan Tanjungrejo, terutama pada


kawasan yang masuk ke dalam deliniasi kumuh.
4.1. Hasil Pemetaan Swadaya

4.1.1. Wilayah Pemetaan RW 01

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 57


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 58
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 59
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 60
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 61
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 62
4.1.2. Wilayah Pemetaan RW 02

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 63


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 64
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 65
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 66
4.1.3. Wilayah Pemetaan RW 03

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 67


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 68
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 69
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 70
4.1.4. Wilayah Pemetaan RW 04

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 71


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 72
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 73
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 74
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 75
4.1.5. Wilayah Pemetaan RW 05

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 76


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 77
4.1.6. Wilayah Pemetaan RW 06

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 78


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 79
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 80
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 81
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 82
4.1.7. Wilayah Pemetaan RW 07

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 83


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 84
4.1.8. Wilayah Pemetaan RW 09

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 85


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 86
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 87
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 88
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 89
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 90
4.1.9. Wilayah Pemetaan RW 10

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 91


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 92
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 93
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 94
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 95
4.1.10. Wilayah Pemetaan RW 11

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 96


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 97
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 98
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 99
4.1.11. Wilayah Pemetaan RW 13

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 100


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 101
4.2. Data Pendukung permukiman kumuh maupun konsep panduan identifikasi kawasan perumahan dan
permukiman kumuh.
4.2.1. Kriteria Pada Kumuh Miskin
a. Metode Klasifikasi Tingkat Kekumuhan
Kawasan permukiman kumuh (slum), pada umumnya mencakup tiga segi, pertama
kondisi fisiknya, kedua kondisi sosial ekonomi budaya komunitas yang bermukim di Metode klasifikasi tingkat kumuh wilayah ini berbeda dengan metode klasifikasi
permukiman tersebut, dan ketiga dampak oleh kedua kondisi tersebut. Kondisi fisik tingkat kumuh berdasarkan indikator yang ditetapkan oleh BPS. Untuk
tersebut antara lain tampak dari kondisi bangunannya yang sangat rapat dengan mempertajam klasifikasi kekumuhan, digunakan 4 (empat) indikator yaitu
kualitas konstruksi rendah, jaringan jalan tidak berpola dan tidak diperkeras, sanitasi kondisi rumah, kondisi sarana prasarana lingkungan, kerentanan status
umum dan drainase tidak berfungsi serta sampah belum dikelola dengan baik (Jawas penduduk, dan faktor pendukung. Penentuan indikator kawasan kumuh sebagai
Dwijo Putro, 2011) berikut:

Ukuran atau penilaian yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas permukiman  Kondisi Rumah
antara lain:1.Kepadatan penduduk 2.Kerapatan Bangunan 3. Kondisi jalan 4. Sanitasi  Persentase rumah permanen
dan pasokan air bersih 5.Kualitas konstruksi perumahan  Kepadatan permukiman
 Proporsi rumah tangga berpotensi kumuh
Kriteria Permukiman Kumuh menurut BPS  Sampah, saluran dan pembuangan limbah
 Kondisi sarana dan prasarana lingkungan
Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan data bahwa luas kumuh di seluruh
 Air bersih
Indonesia adalah 47.393,10 hektar yang terdapat di 10.065 lokasi. Berikut ini adalah
 Sanitasi (tempat buang air besar)
kajian lebih lanjut atas data-data tentang kumuh dari BPS.
 Energi yang aman
Kriteria BPS terhadap kawasan permukiman kumuh adalah lingkungan hunian dan  Sirkulasi (jalan akses)
usaha yang ditandai dengan banyaknya rumah yang tidak layak huni, banyak saluran  Fasilitas umum
pembuangan limbah yang macet, penduduk/bangunan yang sangat padat, banyak  Sarana ekonomi
penduduk buang air besar tidak di jamban, dan biasanya berada di area marjinal.  Ruang terbuka
 Kerentanan Status Penduduk
Rumah yang tidak layak huni adalah rumah yang terbuat dari bahan bekas yang  Keluarga Pra-Sejahtera dan Sejahtera I
dipertimbangkan tidak cocok untuk bertempat tinggal atau terletak pada areal yang  Kesehatan dan lingkungan
diperuntukkan bukan untuk permukiman. Sedangkan area marjinal biasanya terletak  Masalah sosial dan keamanan
di bantaran sungai, pinggir rel kereta api, di bawah jaringan listrik tegangan tinggi.  Faktor Pendukung
Bantaran sungai adalah lahan pada kedua sisi sepanjang palung sungai dihitung dari  Kepadatan penduduk
tepi sampai dengan kaki tanggul sebelah dalam (PP No.35 Tahun 1991 tentang  Kepadatan bangunan
Sungai).
b. Metoda Penilaian Kekumuhan Daerah
Penentuan suatu kawasan itu kumuh atau tidak, bergantung pada preferensi pecacah.
Tidak ada pedoman yang menunjukkan bahwa untuk disebut kumuh adalah jika Perhitungan Nilai Mutlak (NM)
rumah tidak layak huni sudah mencapai proporsi tertentu dari seluruh rumah.
Nilai mutlak suatu indikator bergantung kepada sifat (nature) dari indikator yang
Kriteria Permukiman Kumuh dalam Studi Penyusunan RENSTRA Peningkatan Kualitas bersangkutan. Apabila tersedia nilai nominal, misalnya 100 unit rumah, 2 km
Lingkungan Permukiman Kumuh 2002-2010 jalan lingkungan, dst, maka nilai nominal tersebut dapat merupakan nilai
mutlak, atau bisa pula mengikuti operasi matematik tertentu seperti nilai
Kriteria permukiman kumuh terdapat dalam Laporan Akhir Penyusunan Rencana proporsi berikut:
Strategis Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh 2002-2010, Direktorat
Jenderal Perumahan dan Permukiman, Depkimpraswil (2002). Kriteria disusun sebagai
alternatif sekaligus melengkapi pengolahan BPS dalam menghasilkan kawasan

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 102


Perhitungan pada kondisi rumah (sub indikator persentase rumah permanen) identifikasi lanjutan dengan kriteria prioritas penanganan sehingga muncul
kawasan-kawasan permukiman kumuh yang prioritas ditangani. Proses
NM = n/N x 100% identifikasi lanjutan diarahkan untuk mengetahui kawasan-kawasan
permukiman kumuh mana yang prioritas di-tangani karena kaitannya dengan
Dimana: n = Jumlah Rumah Permanen kawasan atau bagian tertentu dari kota metropolitan.
N = Jumlah Rumah Keseluruhan Konsep Panduan Identifikasi Lokasi Kawasan Perumahan dan Permukiman
Kumuh disiapkan oleh Direktorat Jenderal Perumahan dan Permukiman,
Perhitungan Nilai Relatif (NR)
Depkimpraswil (2002). Konsep ini sengaja disusun untuk menjadi panduan bagi
Nilai relatif bagi indikator nominal diperoleh dengan membandingkan nilai pemerintah daerah (kota/kabupaten) dalam melaksanakan identifikasi kawasan
mutlak dengan batas persentil data variabel secara nasional. Untuk perumahan dan permukiman kumuh di daerahnya.
mendapatkan batas persentil data yang bersifat continous, data diurutkan
Penentuan kawasan permukiman kumuh dilakukan dengan kriteria sebagai
secara keseluruhan (nasional) kemudian dibagi 5 dengan proporsi yang sama
berikut:
besar menurut jumlah kumulatifnya.
 Kesesuaian peruntukan dengan RUTRK/RDTRK
Bobot Parameter (BP)
 Status (pemilikan) lahan
Pembobotan suatu indikator didasarkan pada tingkat pengaruh suatu variabel  Letak/kedudukan lokasi kawasan kumuh
terhadap kekumuhan kawasan dibandingkan dengan variabel lain. Proses  Tingkat kepadatan penduduk
penentuan bobot umumnya dilakukan menurut konsensus para ahli, antara lain  Jumlah penduduk miskin (Pra-Sejahtera & Sejahtera-1)
menggunakan metode delphi atau analytical hierarchical process (AHP).  Kegiatan usaha ekonomi penduduk disektor informal
 Kepadatan rumah/bangunan
Selanjutnya, nilai yang diperoleh setiap parameter dikalikan bobot relatif  Kondisi rumah/bangunan (tidak layak huni)
parameter tersebut dengan parameter lain pada indikator yang sama. Begitu  Kondisi tata letak rumah/bangunan
pula, nilai suatu indikator dikalikan dengan bobot relatif indikator tersebut  Kondisi prasarana dan sarana lingkungan meliputi:
terhadap indikator lainnya, sehingga pada akhirnya diperoleh nilai yang  Penyediaan air bersih
merepresentasikan tingkat kekumuhan suatu wilayah (desa/kelurahan) secara  Jamban keluarga/MCK
relatif terhadap wilayah lain di Indonesia.  Pengelolaan sampah
 Saluran air/drainase
c. Klasifikasi Tingkat Kekumuhan
 Jalan setapak
Hasil klasifikasi tingkat kekumuhan terbagi menjadi 5 (lima) kelompok, yaitu:  Jalan lingkungan
 Kerawanan kesehatan (ISPA, diare, penyakit kulit, usia harapan hidup) dan
• Tidak Kumuh, jika nilai akhir kekumuhan berkisar antara 1,00 - 1,79. lingkunan (bencana banjir/alam)
• Kumuh Ringan, jika nilai akhir kekumuhan berkisar antara 1,80 - 2,59.
• Kumuh Sedang, jika nilai akhir kekumuhan berkisar antara 2,60 - 3,39. Pedoman Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh Daerah Penyangga Kota
• Kumuh Berat, jika nilai akhir kekumuhan berkisar antara 3,40 - 4,19. Metropolitan 43
• Sangat Kumuh, jika nilai akhir kekumuhan lebih besar dari 4,20.
Kerawanan sosial (kriminalitas, kesenjangan sosial)
Kriteria Permukiman Kumuh dalam Konsep Panduan Identifikasi Lokasi Kawasan
Beberapa metoda dapat digunakan anatara lain microsoft excell dan social
Perumahan dan Permukiman Kumuh
process spread sheet (SPSS) berbasis komputer atau dengan cara manual melalui
Dalam Konsep Pedoman Identifikasi Kawasanidentifikasi kawasan permukiman pembobotan dan penilaian (scoring). Untuk aspek kemudahan pelaksanaan
kumuh di daerah penyangga digunakan kriteria-kriteria vitalitas non ekonomi, dalam melakukan idetifikasi lokasi, metode penilaian yang digunakan adala
vitalitas ekonomi, status tanah, kondisi pra-sarana dan sarana permukiman, dan dengan menggunakan pembobotan dan scoring terhadap kriteria-kriteria lokasi
komitmen pemerintah (daerah). Melalui kelima kriteria tersebut diharapkan pada masing-masing lokasi kawasan permukiman kumuh di Kota/Kabupaten
teridentifikasi kawasan-kawasan permukiman kumuh. Sesudah itu dilakukan penyangga.

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 103


 Kriteria A : Tata ruang (Kesesuaian peruntukan) 3. Kriteria D7c : kondisi pengelolaan sampah memiliki bobot 15%
 Kriteria B : Status (Pemilikan) lahan 4. Kriteria D7d : kondisi drainase memiliki bobot 15%
 Kriteria C : Letak/kedudukan lokasi 5. Kriteria D7e : kondisi jalan setapak memiliki bobot 20%
 Kriteria D : Tingkat (derajat) kekumuhan (kepadatan penduduk, jumlah 6. Kriteria D7f : kondisi jalan lingkungan memiliki bobot 10%
penduduk miskin, kegiatan usaha ekonomi penduduk di sektor informal,
kepadatan rumah/bangunan, kondisi rumah/bangunan yang tidak layak Tindakan Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh
huni, ketidak teraturan tata letak rumah/bangunan, kondisi prasarana dan
Berdasarkan pengalaman dan berbagai literatur yang ada, tindakan penanganan
sarana lingkungan,kerawanan kesehatan dan lingkungan, serta kerawanan
kawasan permukiman kumuh sangat beragam dan tidak jarang memerlukan
sosial.
spesifikasi penanganan. Antara metode atau model penanganan yang satu
Pemberian bobot pada masing-masing kriteria lokasi dimaksudkan bahwa setiap dengan yang lainnya terkadang tidak bisa digeneralisasi, karena perlu
kriteria lokasi tersebut memiliki bobot (pengaruh) yang berbeda-beda. Dalam dirumuskan metode atau model penanganan yang spesifik.
pemberian bobot terhadap kriteria lokasi yang digunakan bersifat relatif dan
Berikut ini dirumuskan contoh tindakan penanganan kawasan permukiman
sangat tergantung pada preferensi seseorang (individu) atau kelompok
kumuh dengan pendekatan penanganan pada property development,
masyarakat dalam melihat pengaruh masing-masing kriteria lokasi terhadap
community based development (CBD), dan guided land development (GLD).
perkembangan kawasan permukiman kumuh. Contoh pemberian bobot
Pendekatan penanganan ini dirumuskan dengan mempertimbangkan hasil-hasil
(persentase) sebagai berikut:
penilaian kriteria pembentuk kawasan permukiman kumuh yang telah
1. Prioritas I : Tingkat (derajat) kekumuhan (Kriteria D) dengan bobot 50% dilakukan.
2. Prioritas II : Kesesuaian peruntukan dengan RUTRK/RDTRK (Kriteria A)
1. Tindakan Penanganan
dengan bobot 30%
a. Pendekatan Property Development
3. Prioritas III : Status (pemilikan) lahan (Kriteria B) dengan bobot 10%
4. Prioritas IV : Letak/kedudukan lokasi (Kriteria C) dengan bobot 10% Pendekatan ini berangkat dari pemahaman bahwa kawasan
Prioritas I (Kriteria D) dengan bobot 50% terdiri atas beberapa variabel, permukiman kumuh akan dikelola secara komersial agar ekonomi
dengan bobot masing-masing variabel (dikalikan 50%) sebagai berikut: lokasi yang tinggi dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi
1. Kriteria D1 : tingkat kepadatan penduduk memiliki bobot 15% kepentingan kawasan dan daerah. Dalam Hal ini masyarakat
2. Kriteria D2 : jumlah penduduk miskin memiliki bobot 10% penghuni kawasan berkedudukan sebagai kelompok sasaran
3. Kriteria D3 : kegiatan usaha ekonomi penduduk di sektor informal memiliki perumahan, pemerintah sebagai pemilik aset (tanah) dan swasta
bobot 5% sebagai investor. Adapun kunci yang harus dimiliki berdasarkan
4. Kriteria D4 : kepadatan rumah dan bangunan memiliki bobot 15% kriteria diatas adalah:
5. Kriteria D5 : kondisi rumah/bangunan yang tidak layak huni memiliki bobot
10% o Kriteria Vitalitas Nilai Ekonomis mempunyai Nilai Tinggi
6. Kriteria D6 : ketidakteraturan tata letak rumah/bangunan memiliki bobot dengan perhitungan score Tinggi.
5% o Kriteria Status Kepemilikan Tanah sebagian besar Tanah
7. Kriteria D7 : tingkat kerawanan kondisi prasarana dan sarana lingkungan Negara dengan perhitungan score Tinggi hingga Sedang.
memiliki bobot 25% o Kriteria Vitalitas non Ekonomis dengan score Tinggi hingga
8. Kriteria D8 : tingkat kerawanan kondisi kesehatan dan lingkungan bobot Sedang.
10% o Kriteria Keadaan Prasarana Sarana dengan perhitungan score
9. Kriteria D9 : tingkat kerawanan sosial/angka kriminal, kesenjangan sosial Tinggi hingga Sedang.
memiliki bobot 5% o Kriteria Komitmen Pemerintah dengan perhitungan score
Tinggi.
Kriteria D7 dengan bobot 12,5% (50% x 25%) terdiri atas beberapa variabel lagi,
dengan bobot masing-masing sub-variabel (dikalikan 12,5%) sebagai berikut: b. Pendekatan Community Based Development

1. Kriteria D7a : kondisi penyediaan air bersih memiliki bobot 20% Kawasan kurang bahkan hampir tidak mempunyai nilai ekonomis
2. Kriteria D7b : kondisi jamban keluarga/MCK memiliki bobot 20% komersial. Dalam hal ini kemampuan masyarakat penghuni sebagai

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 104


dasar perhatian utama. Dengan demikian masyarakat didudukan 4.2.2. Data Baseline Kelurahan Tanjungrejo 2015
sebagi pemeran utama penanganan. Pendekatan ini diutamakan
apabila: Data Baseline Kelurahan Tanjungrejo ini tersusun pada tahun 2015 yang berisi pendataan
Kelurahan Tanjungrejo Kecamatan Sukun Kota Malang berdasarkan 7 indikator kekumuhan.
o Kriteria Vitalitas Ekonomi memiliki nilai Rendah dengan score Saat program KOTAKU ini berjalan, data – data yang terdapat dalam baseline ada sebagian
Sedang hingga Rendah. yang telah terlaksana, sehingga memerlukan review dan pemetaan ulang untuk mendapatkan
update datanya.
o Kriteria Status Kepemilikan Tanah sebagian besar Tanah Milik
atau Tanah Adat dengan perhitungan score Sedang hingga
Tabel 4.2. Data Baseline RW 01 Kelurahan Tanjungrejo
Rendah.
o Kriteria Vitalitas Non Ekonomis dengan perhitungan score Volume Masalah Volume
RT RW Indikasi Masalah
Rendah. (BS) Masalah (PS)
o Kriteria Keadaan Prasarana Sarana dengan perhitungan score 1 1 Rehab Rumah 4 buah 6 buah
Tinggi hingga Sedang. 2 1 Rehab Rumah 0 buah 9 buah
o Kriteria Komitmen Pemerintah dengan perhitungan score 3 1 Rehab Rumah 2 buah 2 buah
Rendah. 4 1 Rehab Rumah 0 buah 8 buah
5 1 Rehab Rumah 1 buah 6 buah
c. Pendekatan Guided Land Development 7 1 Rehab Rumah 10 buah 0 buah
8 1 Rehab Rumah 1 buah 5 buah
Kawasan kurang bahkan hampir tidak mempunyai nilai ekonomis
10 1 Rehab Rumah 0 buah 1 buah
komersial ditangani melalui GLD. Dalam hal ini penekanan lebih
mengarah dan melindungi hak penduduk asal untuk tetap tinggal 12 1 Rehab Rumah 8 buah 2 buah
pada lokasi semula. Pendekatan diutamakan apabila: 13 1 Rehab Rumah 36 buah 8 buah
2 1 Rehab Jalan 20 meter 370 meter
o Kriteria Vitalitas Nilai Ekonomis mempunyai nilai Rendah 3 1 Rehab Jalan 0 meter 50 meter
dengan perhitungan score Rendah. 4 1 Rehab Jalan 0 meter 40 meter
o Kriteria Status Kepemilikan Tanah sebagian besar Tanah Milik 5 1 Rehab Jalan 0 meter 100 meter
dengan perhitungan score Rendah. 6 1 Rehab Jalan 46 meter 20 meter
o Kriteria Vitalitas Non Ekonomis dengan perhitungan score 13 1 Rehab Jalan 50 meter 50 meter
Sedang hingga Rendah. 1 1 Pembangunan Drainase 65 meter 0 meter
o Kriteria Keadaan Prasarana Sarana dengan perhitungan score 2 1 Pembangunan Drainase 150 meter 50 meter
Sedang. 3 1 Pembangunan Drainase 550 meter 0 meter
o Kriteria Komitmen Pemerintah dengan perhitungan score
4 1 Pembangunan Drainase 57 meter 50 meter
Rendah.
5 1 Pembangunan Drainase 80 meter 50 meter
Selanjutnya, variasi dari rencana tindak penanganan kawasan permukiman 6 1 Pembangunan Drainase 89 meter 0 meter
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. 7 1 Pembangunan Drainase 55 meter 55 meter
8 1 Pembangunan Drainase 50 meter 50 meter
9 1 Pembangunan Drainase 100 meter 0 meter
10 1 Pembangunan Drainase 43 meter 40 meter
11 1 Pembangunan Drainase 47 meter 10 meter
12 1 Pembangunan Drainase 110 meter 60 meter
13 1 Pembangunan Drainase 95 meter 95 meter
4 1 Rehab Drainase 37 meter 37 meter
5 1 Rehab Drainase 20 meter 20 meter
6 1 Rehab Drainase 30 meter 30 meter
10 1 Rehab Drainase 15 meter 0 meter

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 105


11 1 Rehab Drainase 20 meter 0 meter 5 2 Pengadaan PDAM/Perpipaan 8 rumah
1 1 Pengadaan PDAM/Perpipaan 15 rumah 15 rumah 6 2 Pengadaan PDAM/Perpipaan 10 rumah
2 1 Pengadaan PDAM/Perpipaan 14 rumah 14 rumah 7 2 Pengadaan PDAM/Perpipaan 11 rumah
4 1 Pengadaan PDAM/Perpipaan 2 rumah 2 rumah 1 2 Pengadaan WC dan Saptitank 23 rumah
6 1 Pengadaan PDAM/Perpipaan 1 rumah 1 rumah 2 2 Pengadaan WC dan Saptitank 1 rumah
12 1 Pengadaan PDAM/Perpipaan 22 rumah 22 rumah 6 2 Pengadaan WC dan Saptitank 3 rumah
13 1 Pengadaan PDAM/Perpipaan 19 rumah 19 rumah 7 2 Pengadaan WC dan Saptitank 42 rumah
Pengadaan WC dan 8 2 Pengadaan WC dan Saptitank 75 rumah
1 1 10 rumah 10 rumah
Saptitank 7 2 Pengadaan Bentor Sampah/Gerobak Sampah 53 rumah
Pengadaan WC dan Sumber: data baseline Kelurahan Tanjungrejo 2015
2 1 7 rumah 7 rumah
Saptitank
Pengadaan WC dan Tabel 4.4. Data Baseline RW 03 Kelurahan Tanjungrejo
3 1 30 rumah 30 rumah
Saptitank
Pengadaan WC dan RT RW Indikasi Masalah Volume Masalah
5 1 27 rumah 27 rumah
Saptitank
Pengadaan WC dan 1 3 Rehab Rumah 1 buah
6 1 54 rumah 54 rumah
Saptitank 2 3 Rehab Rumah 1 buah
Pengadaan WC dan 2 3 Rehab Jalan 50 meter
8 1 5 rumah 5 rumah
Saptitank 6 3 Rehab Jalan 100 meter
Pengadaan WC dan 1 3 Pembangunan Drainase 50 meter
9 1 13 rumah 13 rumah
Saptitank
2 3 Pembangunan Drainase 100 meter
Pengadaan WC dan
10 1 24 rumah 24 rumah 3 3 Pembangunan Drainase 100 meter
Saptitank
Pengadaan WC dan 6 3 Pembangunan Drainase 150 meter
11 1 17 rumah 17 rumah 2 3 Rehab Drainase 25 meter
Saptitank
Pengadaan WC dan 3 3 Rehab Drainase 25 meter
12 1 40 rumah 40 rumah
Saptitank 4 3 Rehab Drainase 100 meter
Pengadaan WC dan 6 3 Rehab Drainase 100 meter
13 1 48 rumah 48 rumah
Saptitank
1 3 Pengadaan PDAM/Perpipaan 18 rumah
Pengadaan Bentor
2,4,6,7,12,13 1 219 rumah 219 rumah 2 3 Pengadaan PDAM/Perpipaan 16 rumah
Sampah/Gerobak Sampah
Sumber: data baseline Kelurahan Tanjungrejo 2015 3 3 Pengadaan PDAM/Perpipaan 48 rumah
4 3 Pengadaan PDAM/Perpipaan 14 rumah
Tabel 4.3. Data Baseline RW 02 Kelurahan Tanjungrejo 5 3 Pengadaan PDAM/Perpipaan 7 rumah
6 3 Pengadaan PDAM/Perpipaan 15 rumah
RT RW Indikasi Masalah Volume Masalah 1 3 Pengadaan WC dan Saptitank 19 rumah
4 2 Rehab Rumah 1 buah 2 3 Pengadaan WC dan Saptitank 10 rumah
5 2 Rehab Rumah 1 buah 3 3 Pengadaan WC dan Saptitank 47 rumah
6 2 Rehab Rumah 3 buah 4 3 Pengadaan WC dan Saptitank 17 rumah
7 2 Rehab Rumah 3 buah 5 3 Pengadaan WC dan Saptitank 7 rumah
8 2 Rehab Jalan 330 meter 6 3 Pengadaan WC dan Saptitank 2 rumah
3 2 Pembangunan Drainase 80 meter Sumber: data baseline Kelurahan Tanjungrejo 2015
4 2 Pembangunan Drainase 50 meter
5 2 Pembangunan Drainase 75 meter
8 2 Pembangunan Drainase 600 meter
2 2 Pengadaan PDAM/Perpipaan 17 rumah

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 106


Tabel 4.5. Data Baseline RW 04 Kelurahan Tanjungrejo Tabel 4.7. Data Baseline RW 06 Kelurahan Tanjungrejo
Volume Masalah Volume Masalah Volume
RT RW Indikasi Masalah RT RW Indikasi Masalah Volume Masalah
(BS) (PS) Masalah
1 4 Rehab Rumah 1 buah 0 buah 1 6 Rehab Rumah 6 buah 6 buah
7 4 Rehab Rumah 1 buah 2 buah 2 6 Rehab Rumah 11 buah 9 buah
8 4 Rehab Rumah 6 buah 1 buah 3 6 Rehab Rumah 2 buah 2 buah
9 4 Rehab Rumah 2 buah 1 buah 4 6 Rehab Rumah 0 buah 1 buah
10 4 Pembangunan Drainase 50 meter 50 meter 10 6 Rehab Rumah 10 buah 8 buah
11 4 Pembangunan Drainase 950 meter 950 meter 11 6 Rehab Rumah 3 buah 3 buah
13 4 Pembangunan Drainase 1000 meter 1000 meter 7 6 Rehab Jalan 200 meter 0 meter
14 4 Pembangunan Drainase 200 meter 200 meter 8 6 Rehab Jalan 0 meter 200 meter
1 4 Pengadaan PDAM/Perpipaan 53 rumah 53 rumah 9 6 Rehab Jalan 100 meter 100 meter
2 4 Pengadaan PDAM/Perpipaan 17 rumah 17 rumah 2 6 Pembangunan Drainase 200 meter 200 meter
3 4 Pengadaan PDAM/Perpipaan 18 rumah 18 rumah 3 6 Pembangunan Drainase 150 meter 150 meter
4 4 Pengadaan PDAM/Perpipaan 20 rumah 20 rumah 4 6 Pembangunan Drainase 200 meter 0 meter
5 4 Pengadaan PDAM/Perpipaan 25 rumah 25 rumah 7 6 Pembangunan Drainase 350 meter 350 meter
6 4 Pengadaan PDAM/Perpipaan 48 rumah 48 rumah 8 6 Pembangunan Drainase 200 meter 0 meter
1 4 Pengadaan WC dan Saptitank 1 rumah 1 rumah 2 6 Rehab Drainase 150 meter 150 meter
3 4 Pengadaan WC dan Saptitank 2 rumah 2 rumah 4 6 Rehab Drainase 150 meter 150 meter
7 4 Pengadaan WC dan Saptitank 4 rumah 4 rumah 7 6 Rehab Drainase 100 meter 100 meter
8 4 Pengadaan WC dan Saptitank 3 rumah 4 rumah 8 6 Rehab Drainase 100 meter 100 meter
9 4 Pengadaan WC dan Saptitank 18 rumah 18 rumah 1 6 Pengadaan PDAM/Perpipaan 13 rumah 13 rumah
10 4 Pengadaan WC dan Saptitank 2 rumah 2 rumah 2 6 Pengadaan PDAM/Perpipaan 32 rumah 32 rumah
11 4 Pengadaan WC dan Saptitank 2 rumah 2 rumah 3 6 Pengadaan PDAM/Perpipaan 40 rumah 40 rumah
14 4 Pengadaan WC dan Saptitank 6 rumah 6 rumah 4 6 Pengadaan PDAM/Perpipaan 7 rumah 7 rumah
Sumber: data baseline Kelurahan Tanjungrejo 2015 5 6 Pengadaan PDAM/Perpipaan 26 rumah 10 rumah
6 6 Pengadaan PDAM/Perpipaan 48 rumah 48 rumah
Tabel 4.6. Data Baseline RW 05 Kelurahan Tanjungrejo
7 6 Pengadaan PDAM/Perpipaan 72 rumah 10 rumah
Volume Masalah Volume Masalah
RT RW Indikasi Masalah 8 6 Pengadaan PDAM/Perpipaan 48 rumah 10 rumah
(BS) (PS)
9 6 Pengadaan PDAM/Perpipaan 75 rumah 25 rumah
2 5 Rehab Rumah 3 buah 3 buah
10 6 Pengadaan PDAM/Perpipaan 27 rumah 27 rumah
3 5 Rehab Rumah 0 buah 1 buah
11 6 Pengadaan PDAM/Perpipaan 40 rumah 40 rumah
4 5 Rehab Rumah 6 buah 3 buah
1 6 Pengadaan WC dan Saptitank 20 rumah 20 rumah
5 5 Rehab Rumah 1 buah 1 buah
2 6 Pengadaan WC dan Saptitank 27 rumah 27 rumah
5 5 Pembangunan Drainase 50 meter 50 meter
3 6 Pengadaan WC dan Saptitank 5 rumah 5 rumah
4 5 Rehab Drainase 10 meter 10 meter
4 6 Pengadaan WC dan Saptitank 2 rumah 2 rumah
2 5 Pengadaan PDAM/Perpipaan 20 rumah 20 rumah
9 6 Pengadaan WC dan Saptitank 2 rumah 25 rumah
5 5 Pengadaan PDAM/Perpipaan 1 rumah 1 rumah
Pengadaan Bentor Sampah/Gerobak
4 5 Pengadaan WC dan Saptitank 1 rumah 1 rumah 1,5,6,11 6 292 rumah 292 rumah
Sampah
5 5 Pengadaan WC dan Saptitank 10 rumah 10 rumah Sumber: data baseline Kelurahan Tanjungrejo 2015
Sumber: data baseline Kelurahan Tanjungrejo 2015

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 107


Tabel 4.8. Data Baseline RW 7 Kelurahan Tanjungrejo 8 7 Pengadaan WC dan Saptitank 35 rumah 35 rumah
9 7 Pengadaan WC dan Saptitank 26 rumah 26 rumah
Volume Volume 10 7 Pengadaan WC dan Saptitank 40 rumah 40 rumah
RT RW Indikasi Masalah
Masalah (BL) Masalah (PS) 11 7 Pengadaan WC dan Saptitank 38 rumah 38 rumah
1,2,3,4
1 7 Rehab Rumah 14 buah 6 buah ,5,6,7, Pengadaan Bentor Sampah/Gerobak
7 337 rumah 337 rumah
2 7 Rehab Rumah 5 buah 2 buah 8,9,10, Sampah
3 7 Rehab Rumah 6 buah 3 buah 11
4 7 Rehab Rumah 9 buah 2 buah Sumber: data baseline Kelurahan Tanjungrejo 2015
5 7 Rehab Rumah 3 buah 4 buah
Table 4.9. Data Baseline RW 8 Kelurahan tanjungrejo
6 7 Rehab Rumah 4 buah 1 buah
7 7 Rehab Rumah 16 buah 9 buah RT RW Indikasi Masalah Volume Masalah
8 7 Rehab Rumah 15 buah 6 buah
7 8 Rehab Rumah 4 buah
9 7 Rehab Rumah 26 buah 3 buah
1 8 Pembangunan Drainase 5 meter
10 7 Rehab Rumah 11 buah 4 buah
1 8 Pengadaan PDAM/Perpipaan 11 rumah
11 7 Rehab Rumah 26 buah 5 buah
2 8 Pengadaan PDAM/Perpipaan 1 rumah
1 7 Rehab Jalan 48 meter 48 meter
3 8 Pengadaan PDAM/Perpipaan 3 rumah
7 7 Rehab Jalan 11 meter 11 meter
5 8 Pengadaan PDAM/Perpipaan 30 rumah
1 7 Pembangunan Drainase 144 meter 144 meter
7 8 Pengadaan PDAM/Perpipaan 19 rumah
4 7 Pembangunan Drainase 128 meter 128 meter
9 8 Pengadaan PDAM/Perpipaan 3 rumah
5 7 Pembangunan Drainase 62 meter 0 meter
Sumber: data baseline Kelurahan Tanjungrejo 2015
6 7 Pembangunan Drainase 50.6 meter 0 meter
7 7 Pembangunan Drainase 60 meter 0 meter
Tabel 4.10. Data Baseline RW 9 Kelurahan Tanjungrejo
9 7 Pembangunan Drainase 44 meter 44 meter
Volume Volume
10 7 Pembangunan Drainase 103 meter 0 meter RT RW Indikasi Masalah
Masalah (BL) Masalah (PS)
11 7 Pembangunan Drainase 159 meter 0 meter
2 9 Rehab Rumah 1 buah 1 buah
3 7 Rehab Drainase 10 meter 0 meter
4 9 Rehab Rumah 3 buah 3 buah
5 7 Rehab Drainase 55 meter 0 meter
6 9 Rehab Rumah 4 buah 4 buah
1 7 Pengadaan PDAM/Perpipaan 32 rumah 31 rumah
9 9 Rehab Rumah 15 buah 1 buah
4 7 Pengadaan PDAM/Perpipaan 18 rumah 18 rumah
10 9 Rehab Rumah 22 buah 4 buah
5 7 Pengadaan PDAM/Perpipaan 1 rumah 1 rumah
12 9 Rehab Rumah 12 buah 5 buah
7 7 Pengadaan PDAM/Perpipaan 15 rumah 15 rumah
13 9 Rehab Rumah 5 buah 5 buah
8 7 Pengadaan PDAM/Perpipaan 7 rumah 7 rumah
14 9 Rehab Rumah 10 buah 4 buah
9 7 Pengadaan PDAM/Perpipaan 26 rumah 26 rumah
15 9 Rehab Rumah 6 buah 6 buah
10 7 Pengadaan PDAM/Perpipaan 19 rumah 19 rumah
16 9 Rehab Rumah 7 buah 4 buah
11 7 Pengadaan PDAM/Perpipaan 28 rumah 28 rumah
17 9 Rehab Rumah 10 buah 10 buah
1 7 Pengadaan WC dan Saptitank 33 rumah 33 rumah
5 9 Rehab Jalan 40 meter 40 meter
2 7 Pengadaan WC dan Saptitank 35 rumah 35 rumah
7 9 Rehab Jalan 3 meter 3 meter
3 7 Pengadaan WC dan Saptitank 18 rumah 18 rumah
9 9 Rehab Jalan 260 meter 260 meter
4 7 Pengadaan WC dan Saptitank 33 rumah 33 rumah
12 9 Rehab Jalan 85 meter 85 meter
5 7 Pengadaan WC dan Saptitank 19 rumah 19 rumah
1 9 Pembangunan Drainase 120 meter 0 meter
6 7 Pengadaan WC dan Saptitank 18 rumah 18 rumah
2 9 Pembangunan Drainase 70 meter 70 meter
7 7 Pengadaan WC dan Saptitank 29 rumah 29 rumah
3 9 Pembangunan Drainase 1000 meter 50 meter

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 108


4 9 Pembangunan Drainase 90 meter 50 meter Tabel 4.11. Data Baseline RW 10 Kelurahan Tanjungrejo
5 9 Pembangunan Drainase 40 meter 0 meter Volume Volume
RT RW Indikasi Masalah
6 9 Pembangunan Drainase 30 meter 30 meter Masalah (BL) Masalah (PS)
7 9 Pembangunan Drainase 3 meter 3 meter 2 10 Rehab Rumah 6 buah 3 buah
9 9 Pembangunan Drainase 260 meter 260 meter 3 10 Rehab Rumah 2 buah 0 buah
11 9 Pembangunan Drainase 50 meter 50 meter 4 10 Rehab Rumah 1 buah 1 buah
12 9 Pembangunan Drainase 165 meter 165 meter 5 10 Rehab Rumah 17 buah 9 buah
14 9 Pembangunan Drainase 120 meter 120 meter 6 10 Rehab Rumah 29 buah 19 buah
15 9 Pembangunan Drainase 57 meter 57 meter 7 10 Rehab Rumah 6 buah 3 buah
17 9 Pembangunan Drainase 340 meter 340 meter 8 10 Rehab Rumah 11 buah 4 buah
2 9 Rehab Drainase 70 meter 70 meter 9 10 Rehab Rumah 9 buah 7 buah
8 9 Rehab Drainase 50 meter 50 meter 9 10 Rehab Jalan 160 meter 70 meter
12 9 Rehab Drainase 50 meter 50 meter 2 10 Pembangunan Drainase 90 meter 0 meter
1 9 Pengadaan PDAM/Perpipaan 26 rumah 26 rumah 7 10 Pembangunan Drainase 567 meter 200 meter
2 9 Pengadaan PDAM/Perpipaan 26 rumah 26 rumah 8 10 Pembangunan Drainase 45 meter 45 meter
3 9 Pengadaan PDAM/Perpipaan 18 rumah 18 rumah 9 10 Pembangunan Drainase 92 meter 0 meter
4 9 Pengadaan PDAM/Perpipaan 8 rumah 8 rumah 1 10 Rehab Drainase 150 meter 150 meter
5 9 Pengadaan PDAM/Perpipaan 14 rumah 14 rumah 2 10 Rehab Drainase 40 meter 0 meter
7 9 Pengadaan PDAM/Perpipaan 16 rumah 16 rumah 3 10 Rehab Drainase 100 meter 50 meter
8 9 Pengadaan PDAM/Perpipaan 36 rumah 36 rumah 4 10 Rehab Drainase 25 meter 25 meter
9 9 Pengadaan PDAM/Perpipaan 64 rumah 64 rumah 8 10 Rehab Drainase 10 meter 10 meter
10 9 Pengadaan PDAM/Perpipaan 25 rumah 25 rumah 1 10 Pengadaan PDAM/Perpipaan 15 rumah 0 rumah
13 9 Pengadaan PDAM/Perpipaan 40 rumah 40 rumah 2 10 Pengadaan PDAM/Perpipaan 10 rumah 0 rumah
14 9 Pengadaan PDAM/Perpipaan 3 rumah 3 rumah 3 10 Pengadaan PDAM/Perpipaan 20 rumah 0 rumah
16 9 Pengadaan PDAM/Perpipaan 20 rumah 20 rumah 4 10 Pengadaan PDAM/Perpipaan 22 rumah 22 rumah
17 9 Pengadaan PDAM/Perpipaan 49 rumah 49 rumah 5 10 Pengadaan PDAM/Perpipaan 1 rumah 1 rumah
2 9 Pengadaan WC dan Saptitank 4 rumah 4 rumah 6 10 Pengadaan PDAM/Perpipaan 17 rumah 17 rumah
3 9 Pengadaan WC dan Saptitank 1 rumah 1 rumah 8 10 Pengadaan PDAM/Perpipaan 5 rumah 5 rumah
4 9 Pengadaan WC dan Saptitank 33 rumah 33 rumah 9 10 Pengadaan PDAM/Perpipaan 3 rumah 3 rumah
5 9 Pengadaan WC dan Saptitank 7 rumah 7 rumah 1 10 Pengadaan WC dan Saptitank 12 rumah 12 rumah
7 9 Pengadaan WC dan Saptitank 8 rumah 8 rumah 2 10 Pengadaan WC dan Saptitank 37 rumah 0 rumah
8 9 Pengadaan WC dan Saptitank 5 rumah 5 rumah 3 10 Pengadaan WC dan Saptitank 31 rumah 0 rumah
9 9 Pengadaan WC dan Saptitank 54 rumah 54 rumah 4 10 Pengadaan WC dan Saptitank 6 rumah 6 rumah
10 9 Pengadaan WC dan Saptitank 10 rumah 10 rumah 5 10 Pengadaan WC dan Saptitank 22 rumah 15 rumah
12 9 Pengadaan WC dan Saptitank 4 rumah 4 rumah 6 10 Pengadaan WC dan Saptitank 15 rumah 0 rumah
14 9 Pengadaan WC dan Saptitank 7 rumah 7 rumah 7 10 Pengadaan WC dan Saptitank 3 rumah 3 rumah
15 9 Pengadaan WC dan Saptitank 10 rumah 10 rumah 8 10 Pengadaan WC dan Saptitank 12 rumah 0 rumah
16 9 Pengadaan WC dan Saptitank 5 rumah 5 rumah 9 10 Pengadaan WC dan Saptitank 33 rumah 0 rumah
17 9 Pengadaan WC dan Saptitank 9 rumah 9 rumah 2, 6, 8, Pengadaan Bentor
10 0 unit 6 unit
5,9,10, 9 Sampah/Gerobak Sampah
13,14, Pengadaan Bentor 3, 7 10 Pembangunan Tandon Air 0 unit 2 unit
9 215 rumah 215 rumah
15,16, Sampah/Gerobak Sampah Sumber: data baseline Kelurahan Tanjungrejo 2015
17

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 109


Tabel 4.12. Data Baseline RW 11 Kelurahan Tanjungrejo 12 12 Pengadaan PDAM/Perpipaan 51 rumah 51 rumah
Volume 5 12 Pengadaan WC dan Saptitank 1 rumah 1 rumah
RT RW Indikasi Masalah
Masalah (BL) 10 12 Pengadaan WC dan Saptitank 20 rumah 20 rumah
5 11 Rehab Rumah 1 buah 11 12 Pengadaan WC dan Saptitank 30 rumah 30 rumah
10 11 Rehab Rumah 12 buah 12 12 Pengadaan WC dan Saptitank 3 rumah 3 rumah
11 11 Rehab Rumah 14 buah Sumber: data baseline Kelurahan Tanjungrejo 2015
16 11 Rehab Rumah 3 buah
7 11 Pengadaan PDAM/Perpipaan 25 rumah Tabel 4.14. Data Baseline RW 13 Kelurahan Tanjungrejo
14 11 Pengadaan PDAM/Perpipaan 8 rumah Volume
RT RW Indikasi Masalah
15 11 Pengadaan PDAM/Perpipaan 1 rumah Masalah
16 11 Pengadaan PDAM/Perpipaan 3 rumah 1 13 Rehab Rumah 8 buah
3 11 Pengadaan WC dan Saptitank 4 rumah 2 13 Rehab Rumah 2 buah
4 11 Pengadaan WC dan Saptitank 33 rumah 3 13 Rehab Rumah 12 buah
7 11 Pengadaan WC dan Saptitank 26 rumah 4 13 Rehab Rumah 24 buah
9 11 Pengadaan WC dan Saptitank 1 rumah 5 13 Rehab Rumah 1 buah
10 11 Pengadaan WC dan Saptitank 12 rumah 6 13 Rehab Rumah 12 buah
11 11 Pengadaan WC dan Saptitank 6 rumah 1 13 Rehab Jalan 60.5 meter
16 11 Pengadaan WC dan Saptitank 18 rumah 2 13 Rehab Jalan 40.5 meter
1,3,4,5,7,8,9, 4 13 Rehab Jalan 60 meter
Pengadaan Bentor
10,11,12,13, 9 1142 rumah 1 13 Pembangunan Drainase 60.5 meter
Sampah/Gerobak Sampah
14,15,16,17 2 13 Pembangunan Drainase 61.5 meter
Sumber: data baseline Kelurahan Tanjungrejo 2015 3 13 Pembangunan Drainase 30 meter
4 13 Pembangunan Drainase 83 meter
Tabel 4.13. Data Baseline RW 12 Kelurahan Tanjungrejo 6 13 Pembangunan Drainase 45 meter
Volume Volume 1 13 Rehab Drainase 65 meter
RT RW Indikasi Masalah
Masalah (BL) Masalah (PS)
2 13 Rehab Drainase 95 meter
3 12 Rehab Rumah 0 buah 11 buah
4 13 Rehab Drainase 184 meter
4 12 Rehab Rumah 0 buah 10 buah
6 13 Rehab Drainase 90 meter
5 12 Rehab Rumah 2 buah 1 buah
6 13 Pengadaan PDAM/Perpipaan 23 rumah
6 12 Rehab Rumah 3 buah 1 buah
1 13 Pengadaan WC dan Saptitank 2 rumah
8 12 Rehab Rumah 1 buah 6 buah
2 13 Pengadaan WC dan Saptitank 5 rumah
9 12 Rehab Rumah 1 buah 0 buah
4 13 Pengadaan WC dan Saptitank 11 rumah
10 12 Rehab Rumah 4 buah 21 buah
1.4 9 Pengadaan Bentor Sampah/Gerobak Sampah 8 rumah
11 12 Rehab Rumah 3 buah 2 buah Sumber: data baseline Kelurahan Tanjungrejo 2015
7 12 Rehab Jalan 108 meter 108 meter
7 12 Pembangunan Drainase 126 meter 126 meter 4.3. Daya Dukung dan Daya Tampung (DDDT)
1 12 Pengadaan PDAM/Perpipaan 5 rumah 5 rumah
3 12 Pengadaan PDAM/Perpipaan 11 rumah 11 rumah Analisa Daya tampung demografis  pedoman penentuan daya dukung dan daya tampung
4 12 Pengadaan PDAM/Perpipaan 10 rumah 10 rumah lingkungan hidup Deputi Bidang Tata Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup 2014
5 12 Pengadaan PDAM/Perpipaan 2 rumah 2 rumah
Untuk mengetahui daya dukung lahan berdasarkan daya tampung demografis, yang mana
8 12 Pengadaan PDAM/Perpipaan 5 rumah 5 rumah hasilnya dibandingkan dengan standart konsumsi lahan atau tabel kebutuhan lahan
10 12 Pengadaan PDAM/Perpipaan 39 rumah 39 rumah menurut jumlah penduduk
11 12 Pengadaan PDAM/Perpipaan 30 rumah 30 rumah

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 110


Status daya dukung lahan diperoleh dari perbandingan antara ketersediaan lahan (SL) dan
RW ∑ PNDDK STATUS DDDT
kebutuhan lahan (DL).
11 4519 Terlampaui
Bila SL > DL, daya dukung lahan dinyatakan surplus 12 1440 Terlampaui
Bila SL < DL, daya dukung lahan dinyatakan defisit atau terlampaui 13 1199 Terlampaui
Dari hasil perhitungan dan penyajian tabel di atas bahwa hampir semua wilayah RW di
Kelurahan Tanjungrejo status DDDT telah terlampau disetiap RW.Bisa dikatakan kondisi
wilayah kelurahan Tanjungrejo padat.
Konsep/Tujuan Formulasi Keterangan
Daya dukung A=L/P Kebutuhan lahan menurut jumlah penduduk 4.4. Analisis dan Pembahasan
demografis A = Daya dukung lahan (Yeates)
Sebelum melakukan tahapan analisis, sebelumnya telah dilakukan tahap pemetaan
L = Luas Lahan (ha) Populasi 10.000 (0,100 ha/jiwa), 25.000 swadaya. Pemetaan Swadaya adalah kegiatan pengumpulan dan melengkapi kekurangan
P = Populasi penduduk (jiwa) (0,091), 250.000 (0,070), 500.000 (0,066), data, identifikasi dan kajian kendala serta potensi yang dilakukan oleh Tim Inti Perencana
1.000.000 (0,061), 2.000.000 (0,057) Partisipatif bersama warga masyarakat terhadap kondisi riil / eksisting kawasan
permukiman di wilayah kelurahan / desa.

Jumlah penduduk yang terus bertambah mencerminkan pula makin padat jumlah penduduk Dari hasil Pemetaan Swadaya tersebut di atas, dapat diketahui beberapa potensi serta
tiap 1 km2, dapat mempercepat eksploitasi sumberdaya alam dan mempersempit permasalahan yang ada di Kelurahan Tanjungrejo Kecamatan Sukun Kota Malang Provinsi
persediaan lahan hunian dan lahan pakai. Dengan kata lain jumlah penduduk yang terus Jawa Timur ini.
bertambah dan makin padat sangat mengganggu daya dukung dan daya tampung
lingkungan Kekuatan:
 Kelurahan Tanjungrejo dilewati jalur alternatif kota yang menjadi magnet
Jumlah penduduk harus seimbang dengan batas ambang lingkungan, agar tidak menjadi pertumbuhan sektor perdagangan di sepanjang jalur tersebut
beban lingkungan atau mengganggu daya dukung dan daya tampung lingkungan, dengan  Kelurahan Tanjungrejo dialiri oleh beberapa sungai dimana kecenderungan manusia
menimbulkan berbagai dampak banjir, kekurangan air bersih dan minum, penumpukan adalah bermukim di area sumber air
sampah, penurunan kualitas hunian permukiman serta dampak lainnya akibat dari
terlampauinya daya dukung dan daya tampung yang ada, oleh karena itu perlu adanya Kelemahan:
informasi terkait DDDT di Kelurahan Tanjungrejo, wilayah mana saja yang dapat di lihat Daya tamping Kelurahan Tanjungrejo tidak sebanding dengan pesatnya pertumbuhan di
kondisinya, berikut jumlah penduduk dan hasil perhitungan DDDT dapat dilihat pada tabel kawasan tersebut mengakibatkan Kelurahan Tanjungrejo menjadi sebuah kawasan yang
berikut sangat padat, sehingga berdampak timbulnya beberapa indikasi kekumuhan, seperti:
 ketidakberaturan tata bangunan karena lahan yang sempit
Tabel 4.15. Status Daya Dukung Daya Tampung  tidak mencukupinya volume drainase dalam menampung limpahan air yang sudah
RW ∑ PNDDK STATUS DDDT tidak mungkin lagi terserap tanah
 tidak memungkinkannya pembuatan septic tank pribadi karena lahan yang sempit
1 1795 Terlampaui  tidak terjaminnya kualitas air minum yang berasal dari sumber mata air setempat
2 1623 Terlampaui  akses jalan lingkungan yang sempit
3 807 Terlampaui  adanya bahaya rawan bencana banjir dan kebakaran
4 2518 Terlampaui
5 590 Terlampaui Peluang:
6 3014 Terlampaui Kelurahan Tanjungrejo ini berdekatan dengan fasilitas umum kota seperti rumah sakit,
7 1237 Terlampaui sarana pendidikan maupun pusat – pusat perbelanjaan yang berimbas pada adanya peluang
peningkatan perekonomian warga. Salah satu sisi positifnya adalah magnet dari fasilitas –
8 1083 Terlampaui
fasilitas umum kota tersebut berimbas banyak orang ingin tinggal mendekati area tersebut,
9 3023 Terlampaui
mengakibatkan harga lahan di sekitar area tersebut lebih tinggi disbanding kawasan yang
10 1162 Terlampaui
tidak memiliki fasilitas umum kota di sekitarnya.

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 111


Ancaman: Kondisi permasalahan tersebut tidak sejalan dengan keinginan Kelurahan Tanjungrejo
Yang menjadi ancaman bagi Kelurahan Tanjungrejo adalah sarana prasarana infrastruktur sebagai Kampung Layak Anak, untuk itu Kelurahan Tanjungrejo memerlukan sebuah
kota yang belum mendukung, seperti: Rencana Penataan Lingkungan Permukiman yang baik untuk menuntaskan permasalah –
 tidak sinerginya antara perencanaan drainase kota dengan drainase yang ada di permasalahan di Kelurahan Tanjungrejo.
Kelurahan Tanjungrejo, sehingga ada beberapa titik justru terjadi luapan air pada saat
musim hujan. Penentuan kawasan prioritas dilakukan melalui musyawarah oleh seluruh masyarakat
 Akses jalan kota yang menyempit dari arah Jalan Raya Langsep sementara volume kelurahan. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan masyarakat mengenai analisis
kendaraan cukup besar mengakibatkan jalur – jalur poros yang melintasi Kelurahan penentuan lokasi prioritas penanganan kumuh, dengan menggunakan 2 metode yaitu :
Tanjungrejo, seperti Jalan Mergan Lori dan Jalan Ihwan Ridwan Rais rentan terjadi
1. Mengkaji tingkat kondisi indikator. Sumber data berupa Diagram atau Tabel
kemacetan
2. Overlay atau Superimpose Simpul Permasalahan. Sumber data Peta
Berdasarkan kondisi – kondisi di atas, didukung dengan hasil survey pemetaan swadaya dan
Berdasarkan hasil olah data yang telah dilakukan, maka hasil tersebut disepakati oleh
data baseline yang telah tersusun di tahun sebelumnya, dapat ditemukan permasalah
masyarakat sebagai lokasi prioritas penangan kumuh kelurahan, yang di sajikan pada tabel
utama pada beberapa titik di Kelurahan Tanjungrejo seperti pada table di bawah.
berikut ini
Tabel 4.16. Tabel Analisis Penentuan Kawasan Prioritas Perencanaan
Tabel 4.17. Perumusan Simpul Permasalahan Lokasi Prioritas Penanganan Kumuh
INDIKASI KUMUH
RW AIR TOTAL NO RW
BANGUNAN DRAINASE AKSES SANITASI SAMPAH BENCANA
MINUM
RW 07 1. Permasalahan Persampahan
1 10.20% 46.71% 26.53% 59.65% 47.51% 15.84% 0.00% 39.25%
2. Permasalahan Sanitasi
2 1.94% 56.49% 9.58% 34.87% 12.83% 11.14% 0.00% 24.98%
1 3. Permasalahan Air Minum
3 0.91% 81.25% 8.33% 46.36% 0.00% 46.82% 0.00% 36.55%
4. Permasalahan Drainase
4 0.61% 48.09% 0.00% 5.98% 0.00% 27.76% 0.00% 16.37%
5 4.79% 0.83% 0.00% 6.59% 0.00% 12.57% 0.00% 4.00% 5. Permasalahan Tata Bangunan
6 3.58% 7.95% 1.79% 9.75% 36.05% 32.35% 0.00% 17.58% RW 01 1. Permasalahan Sanitasi
7 13.16% 36.32% 1.84% 94.74% 98.54% 42.40% 0.00% 54.77% 2. Permasalahan Persampahan
2
8 1.27% 0.23% 0.00% 0.00% 0.00% 21.34% 0.00% 4.31% 3. Permasalahan Drainase
9 6.10% 44.33% 4.59% 20.39% 27.92% 44.81% 0.00% 28.41% 4. Permasalahan Aksesibilitas
10 14.15% 42.93% 3.05% 11.08% 1.85% 14.77% 0.00% 14.74% RW 03 1. Permasalahan Drainase
11 2.42% 0.00% 0.00% 8.05% 91.95% 2.98% 0.00% 20.60% 3 2. Permasalahan Air Minum
12 12.81% 1.62% 1.37% 13.30% 0.00% 37.68% 0.00% 10.80% 3. Permasalahan Sanitasi
13 17.88% 4.69% 3.86% 5.45% 2.42% 6.97% 0.00% 4.68% RW 09 1. Permasalahan Air Minum
TOTAL 6.91% 28.57% 4.69% 24.32% 24.54% 24.42% 0.00% 4 2. Permasalahan Drainase
Sumber: Analisis TIPP
3. Permasalahan Persampahan
Dari data table di atas dapat diketahui bahwa permasalahan terbesar di Kelurahan Sumber : Analisis TIPP
Tanjungrejo Kecamatan Sukun Kota Malang ini adalah:
 Drainase (28,75 %)
 Persampahan (24,54 %)
 Air Minum (24,42 %)
 Sanitasi (24,32 %)

Dimana permasalah tersebut sebagian besar berada pada RW 07, RW 01, RW 03 dan RW 09.

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 112


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN TANJUNGREJO ǀ 2016 113

Anda mungkin juga menyukai