Anda di halaman 1dari 10

Mahasiswa menjelaskan teori dan model mekanika kuantum serta

sistem periodic, kecenderungan sifat periodic atom, dan sifat atom


serta reaktivitasnya
Modul 5

TABEL PERIODIK

Modul ini berisi penjelasan dari PPT materi Tabel Periodik

1. Penggolongan Periodik Unsur

Gambar 1. Konfigurasi electron unsur-unsur pada keadaan dasar. Agar


sederhana hanya ditampilkan konfigurasi kulit terluar

Menurut jenis subkulit yang terisi, unsur-unsur dapat dibagi menjadi


beberapa golongan, yaitu unsur utama, gas mulia, unsur transisi (atau logam
transisi), lantanida, dan aktinida. Pada Gambar 1, unsur-unsur utama adalah
unsur-unsur dalam golongan IA hingga VIIA, yang semuanya memiliki subkulit s
atau p dengan bilangan kuantum utama tertinggi yang belum terisi penuh.
Dengan pengecualian pada helium, seluruh gas mulia (unsur-unsur golongan
VIIIA) mempunyai subkulit p yang terisi penuh. Logam transisi adalah unsur-
unsur dalam golongan IB dan IIIB hingga VIIIB, yang mempunyai subkulit d yang
tidak terisi penuh atau mudah menghasilkan kation dengan subkulit d yang tak
terisi penuh. Unsur-unsur golongan 2B adalah Zn, Cd, dan Hg, yang bukan
merupakan unsur utama maupun unsur transisi. Lantanida dan aktinida
kadangkala disebut unsur transisi blok-f karena kedua golongan ini memiliki
subkulit yang tidak terisi penuh.

Gambar 2. Penggolongan unsur-unsur. Perhatikan bahwa unsur-unsur golongan


IIB sering digolongkan sebagai logam transisi walaupun unsur-unsur ini tidak
menunjukkan ciri-ciri logam transisi.

Elektron terluar suatu atom yang terlibat dalam ikatan kimia, sering
disebut elektron valensi. Jumlah elektron valensi yang sama menentukan
kemiripan perilaku kimia diantara unsur-unsur dalam setiap golongan.
Pengamatan ini berlaku untuk unsur-unsur golongan IA, IIA, dan VIIA yang
menunjukkan sifat-sifat yang sangat mirip dalam satu golongannya. Tetapi, kita
harus berhati-hati dalam meramalkan sifat-sifat golongan IIIA hingga VIA.
Sebagai contoh, unsur golongan IVA memiliki konfigurasi electron terluar yang
sama, yaitu ns2 np2, tetapi terdapat lebih banyak keragaman dalam sifat-sifat
kimia diantara unsur-unsur ini: karbon adalah ninlogam, silicon dan germanium
adalah metalloid, dan timah serta timbal adalah logam.

2. Konfigurasi Elektron Kation dan Anion

Pada pembentukan kation dari atom netral unsur golongan utama (lihat
Gambar 3), satu electron atau lebih dikeluarkan dari kulit n terluar yang masih
terisi. Perhatikan bahwa setiap ion mempunyai konfigurasi gas mulia yang stabil.
Dalam pembentukan anion, satu electron atau lebih ditambahkan ke kulit
n terluar yang terisi sebagian. Perhatikan contoh pada Gambar 3. Semua anion
mempunyai konfigurasi electron gas mulia yang stabil. Jadi, satu ciri khusus dari
hampir semua unsur golongan utama ialah bahwa ion-ion yang dihasilkan dari
atom-atom netralnya mempunyai konfigurasi electron terluar gas mulai ns2np6.
Ion-ion atau atom-atom yang mempunyai jumlah electron yang sama, dan oleh
karena itu konfigurasi electron tingkat dasarnya sama disebut isoelektron.
Jika kation terbentuk dari atom logam transisi, electron yang dilepaskan
pertama-tama selalu dari orbital ns dan kemudian baru orbitan (n-1) d (lihat
Gambar 5). Harap diingat bahwa kebanyakan logam transisi dapat membentuk
lebih dari satu kation dan bahwa seringkali kation tersebut tidak isoelektron
dengan gas mulia sebelumnya.
Gambar 3. Konfigurasi electron kation dan anion

Gambar 4. Ion-ion dan atom yang isoelektronik

Gambar 5. Pembentukan kation dari logam transisi

3. Muatan inti efektif

Gambar 6. Kecenderungan muatan inti positif dalam tabel periodik

Perhatikan misalnya atom helium yang mempunyai konfigurasi elektron


1s2. Kedua proton helium memberikan muatan +2 kepada inti, tetapi gaya tarik
penuh dari muatan ini terhadap 2 elektron 1s sebagian diimbangi oleh tolak-
menolak elektron-elektron. Akibatnya, dapat dikatakan bahwa setiap elektron 1s
diperisai dari inti oleh elektron 1s lainnya.

4. Jari-jari atom

Jari-jari atom suatu logam adalah setengah jarak antara dua inti pada
atom-atom yang berdekatan (Gambar 7a). Untuk unsur-unsur yang berupa
molekul diatomik, jari-jari atomnya adalah setengah jarak antara inti dua atom
dalam molekul tertentu (Gambar 7b).

Gambar 7. (a) Dalam logam sepertiberilium, jari-jari atom didefinisikan sebagai


separuh jarak antar pusat dua atom terdekat. (b) Untuk unsur-unsur yang
terdapat sebagai molekul diatomik, seperti Iod, jari-jari atomnya didefinisikan
sebagai setengah jarak antara pusat atom dalam molekul

Gambar 8 menunjukkan jari-jari atom unsur-unsur sesuai dengan


kedudukannya pada tabel periodik, dan Gambar 9 adalah plot jari-jari atom
unsur-unsur ini terhadap nomor atomnya. Kecenderungan periodik jelas terlihat.
Dalam mempelajari kecenderungannya perlu diingat bahwa jari-jari terutama
ditentukan oleh bagaimana kuatnya elektron kulit terluar ditahan oleh inti. Makin
besar muatan inti efektif, makin kuat elektron-elektron ini ditahan dan semakin
kecil jari-jari atomnya.
Gambar 8. Jari-jari atom (dalam pikometer) unsur golongan utama sesuai
dengan kedudukannya dalam tabel periodik. Perhatikan bahwa tidak terdapat
kesepakatan umum tentang ukuran jari-jari atom. Kita memusatkan perhatian
hanya pada kecenderungan dalam jari-jari atom, bukan pada nilai tepatnya.

Gambar 9. Plot jari-jari atom (dalam pikometer) unsur-unsur terhadap nomor


atomnya
5. Jari-jari ion
Jari-jari ion adalah jari-jari kation atau anion. Jika atom netral diubah
menjadi suatu ion, diharapkan ukurannya berubah. Jika atom membentuk
anion, ukurannya (ata jari-jarinya) bertambah, oleh karena muatan inti tetap
sama tetapi tolak menolak yang dihasilkan dari elektron yang ditambahkan akan
memperbesar daerah awan elektron. Disisi lain, kation lebh kecil dari atom
netral, oleh karena pelepasan satu elektron atau lebih mengurangi tolak
menolak elektron-elektron tetapi, muatan inti tetap sama, sehingga awan
elektron mengkerut. Gambar 10 menunjukkan perubahan dalam ukuran jika
logam alkali diubah menjadi kation dan halogen diubah menjadi anion. Gambar
11 menunjukkan perubahan ukuran jika atom litium bereaksi dengan atom fluorin
untuk membentuk satuan LiF.

Gambar 10. Perbandingan jari-jari atom dengan jari-jari ion (a) logam alkali dan
kation logam alkali. (b) Halogen dan ion halida

Gambar 11. Perubahan ukuran Li dan F ketika atom-atom itu bereaksi


membentuk LiF
6. Energi ionisasi

Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk


melepaskan satu elektron dari atom berwujud gas pada keadaan dasarnya.
Besarnya energi ionisasi merupakan ukuran usaha yang diperlukan untuk
memaksa satu atom untuk melepaskan elektronnya, atau bagaimana eratnya
elektron terikat dalam atom. Makin besar energi ionisasi, makin sukar untuk
melepaskan elektronnya.
Logam-logam memiliki energi ionisasi yang relatif rendah, sedangkan
nonlogam memiliki energi ionisasi yang jauh lebih besar. Energi ionisasi metaloid
biasanya berada diantara logam dan nonlogam. Perbedaan dalam energi
ionisasi menjelaskan mengapa logam-logam sealu membentuk kation dan
nonlogam membentuk anion dalam senyawa ionik. Makin jauh jarak antara
elektron dan inti berarti gaya tariknya lebih lemah, sehingga elektron menjadi
lebih mudah dilepaskan dari atas ke bawah dalam satu golongan.

Gambar 12. Keragaman energi ionisasi pertama terhadap nomor atom.


Perhatikan bahwa gas mulia memiliki energi ionisasi yang tinggi, sedangkan
logam alkali dan alkali tanah memiliki energi ionisasi yang rendah
7. Afinitas elektron

Afinitas elektron yaitu negatif dari perubahan energi yang terjadi ketika
satu elektron diterima oleh atom suatu unsur dalam keadaan gas.

Gambar 13. Energi yang terlibat dalam pembentukan anion

Berdasarkan percobaan, afinitas elektron ditentukan dengan melepaskan


elektron tambahan dari suatu anion. Tetapi, berlawanan dengan energi ionisasi,
afinitas elektron sulit untuk diukur karena anion-anion berbagai unsur tidak stabil.

Gambar 14. Plot afinitas elektron terhadap nomor atom untuk 56 atom unsur
pertama

Anda mungkin juga menyukai