Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah mahluk social dan memerlukan hubungan dengan orang
lain .dengan cara komunikasilah manusia bisa berhubungan dengan orang
lain.komunikasi dapat dilakukan secara lisan dan tertulis, tanda-tanda,
lambing-lambang.komunikasi dilakukan baik secara tradisional maupun
modern dengan alat–alatnya pun mulai dari yang paling sederhana sampai yang
mutakhir dan canggih.
Unsur – unsur komunikasi terdiri dari sumber, komunikator, pesan,
channel (saluran), komunikan dan efek (hasil). Sumber berupa lembaga,
personal dan nonlembaga/nonpersonal. Komunikator (pengiriman pesan).
Dalam proses komunikasi, komunikator dapat menjadi komunikan dan
sebaliknya. Dijelaskan pula factor – factor yang harus diperhatikan
komunikator.pesanmempunyai inti pesan (tema) yang menjadi pengarah dalam
mempengaruhi orang lain dan mencoba mengubah sikap dan tingkah laku
komunikasi.
Pada dasarnya, satiap orang memerlukan komunikasi interpersonal
sebagai salah satu bantu dalam kelancaran berkerja sama dengan orang lain
dalam bidang apapun. Komunikasi interpersonal merupakan aktivitas yamg di
lakukan dalam kehidupan sehari-hari,dan merupakan cara umtuk
menyampaikan dan menerima pikiran-pikiran, informasi, gagasan, perasaan
dan bahkan emosi seseorang, sampai pada titik tercapainya pengertian yang
sama antara komunikator dan komunikan.
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang mempunyai
efek besar dalam hal mempengaruhi orang lain terutama individu. Hal itu di
sebabkan, biasanya pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi bertemu
secara langsung, tidak menggunakan media dalam penyampaian pesannya
sehingga tidak ada jarak yang memisahkan antara komunikator dengan
komunikan (face to face). Oleh karena itu saling berhadapan muka. Maka
masing-masing pihak dapat langsung mengetahui repon yang di berikan, serta

1
mengurangi tingkat ketidakjujuranketika sedang terjadi komunikasi.
Sedangkan apabila komunikasi interpersonal itu terjadi secara sekunder,
sehingga antara komunikator dan komunikan terhubung media.efek
komunikasi sangat di pengaruhi oleh karatristik interpersonalnya. Misalnya dua
orang saling berkomunikasi melalui media telepon seluler, maka efek
komunikasi tidak semata-mata di pengaruhi oleh kualitas pesan dan
kecanggihan media, namun yang lebih penting adalah adanya ikatan
interpersonal yang bersifat emosional.
Mesikupun komunikasi interpersonal merupakan aktivitas yang rutin
kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari, namun kenyataan menunjukkan
bahwa proses komunikasi interpersonal tidak selamanya mudah. Pada saat
tertentu, kita menyadari bahwa perbedaan latar belakang social budaya antar
individu telah terjadi faktor potensial menghambat keberhasilan komunikasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud komunikasi antar pribadi ?
2. Apa tujuan komunikasi antar pribadi ?
3. Bagaimana komunikasi antar pribadi sebagai proses trasaksional dan
efektifitas komunikasi antar pribadi ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian, definisi komunikasi antar pribadi
2. Untuk mengetahui tujuan komunikasi antar pribadi
3. Untuk mengetahui ke efektifan komunikasi antar pribadi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi dari Berbagai Ahli


Komunikasi (communicare, latin) artinya berbicara atau menyampaikan
pesan, informasi, pikiran, perasaan yang dilakukan seseorang kepada yang lain
dengan mengharapkan jawaban, tanggapan, dari orang lain (Hohenberg :
1978). Komunikasi bermula dari sebuah gagasan yang ada pada diri seseorang
yang diolah menjadi sebuah pesan dan disampaikan atau dikirimkan kepada
orang lain dengan menggunakan media tertentu. Dari pesan yang disampaikan
tersebut kemudian terdapat timbal balik berupa tanggapan atau jawaban dari
orang yang menerima pesan tersebut. Dari proses terjadinya komunikasi itu,
secara teknis pelaksanaan, komunikasi dapat dirumuskan sebagai kegiatan
dimana seseorang menyampaikan pesan melalui media tertentu kepada orang
lain dan sesudah menerima pesan serta memahami sejauh kemampuannya,
penerima pesan menyampaikan tanggapan melalui media tertentu pula kepada
orang yang menyampaikan pesan itu kepadanya (Agus M. Hardjana
:Komunikasi intrapersonal dan interpersonal, 2003).
Everett M. Rogers, Komunikasi adalah proses dimana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka. (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 20,
Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.) (Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , 2005,
hal 62, Dedy Mulyana)
Shannon & Weaver, 1949, Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia
yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak
sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal,
tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. (pengantar
Ilmu komunikasi, 1998, hal 20, Prof. Dr. Hafied
Harorl D. Lasswell, 1960. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu
proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada
siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel?
To whom? With what effect?) (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 19, Prof.

3
Dr. Hafied Cangara, M. Sc.) (Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , 2005, hal 69,
Dedy Mulyana)
Menurut Prof. Dr. Alo Liliweri, Komunikasi adalah pengalihan suatu
pesan dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami. [Dasar-dasar
Komunikasi Kesehatan, 2003 : 4)
Menurut John R. Wenburg dan William W Wilmot, [dedy Mulyana,
Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2005, hal 68] Komunikasi adalah suatu
usaha untuk memperoleh makna.
Menurut Harorl D. Lasswell, 1960. [dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi
Suatu Pengantar 2005 : 62] Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses
yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa?
Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To
whom? With what effect?) Menurut William Albig, [komunikasi, persuasi, &
rektorika, 1983, hal 13,] komunikasi adalah proses pengoperan lambang yang
berarti diantara individu-individu. Menurut Prof. Dr. Alo Liliweri, [Dasar-dasar
Komunikasi Kesehatan, 2003, hal 4] Komunikasi adalah pengalihan suatu
pesan dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami.
Menurut Anwar arifin (1988:17), komunikasi merupakan suatu konsep
yang multi makna. Makna komunikasi dapat dibedakan berdasarkan
Komunikasi sebagai proses sosial Komunikasi pada makna ini ada dalam
konteks ilmu sosial. Dimana para ahli ilmu sosial melakukan penelitian dengan
menggunakan pendekatan komunikasi yang secara umum menfokuskan pada
kegiatan manusia dan kaitan pesan dengan perilaku.
Anderson, Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara
konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. Barnlund, 1964,
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi
rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau
memperkuat ego.
Menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya
yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang
berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling
dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya.

4
Webster’s New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain
menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi
diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah
laku.
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan
mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). Hovland,
Janis & Kelley:1953
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang
semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh
dua orang atau lebih. Gode, 1959. Komunikasi adalah suatu proses yang
menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan. Ruesch,
1957.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara
etimologis atau asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin
communications yang bersumber dari kata komunis yang berarti sama
yakni sama makna mengenai suatu hal.Jadi komunikasi berlangsung
apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna
mengenai suatu hal yang dikomunikasikan, misalnya dalam bentuk
percakapan, komunikasi akan akan berlangsung apabila ada kesamaan
makna mengenai apa yang dipercakapan.

2.2 Pengetian Komunikasi Antar Pribadi


Komunikasi antar pribadi (interpersonal commication) adalah
komunikasi antara individu-individu (Littlejonh, 1999). Bentuk khusus dari
komunikasi antar pribadi ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya
dua orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun
nonverbal, seperti suami-istri, dua sahabat dekat, seorang dosen dengan
mahasiswanya, dan lain sebagainya. Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss (dalam
Deddy Mulyana, 2005) mengantakan ciri-ciri komunikasi diadik adalah :

5
1. Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat
2. Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan
spontan, baik secara verbal maupun nonverbal.
Komunikasi antar pribadi sangat potensial karena kita dapat menggunakan
kelima alat untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan
kepada komunikan kita.sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling
sempurna, komunikasi antar pribadi berperan penting hingga kapanpun ,selama
manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap muuka ini
membuat manusian lebih akrab dengan sesamanya, berbeeda dengan
komunikasi lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewar
teknologi tercanggihpun.
Terdapat beberapa definisi komunikasi antarpribadi menurut beberapa ahli,
diantaranya adalah:
1. Menurut Joseph A.Devito dalam bukunya The Interpersonal
Communication Book komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman
dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok
kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik
seketika (the process of sending and receiving messages between two
persons, or among a small group of persons, with some effect and some
immediate feedback).
2. Menurut Rogers dalam Depari, komunikasi antarpribadi merupakan
komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka
antara beberapa pribadi.
3. Mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi adalah komunikasi tatap
muka antara dua orang atau lebih. Komunikasi yang efektif adalah
komunikasi yang menimbulkan efek tertentu sesuai dengan tujuan yang
diharapkan oleh komunikator.
Setiap kegiatan manusia memiliki tujuan, tak terkecuali komunikasi
antarpribadi. Menurut Supratiknya komunikasi interpersonal memiliki lima
tujuan utama dalam pelaksanaanya, yang meliputi:
1. Belajar maksudnya dengan komunikasi individu dapat mengetahui dunia
luar, luas wawasannya.

6
2. Berhubungan menjalin relasi dengan individu lain dan optimalisasi dalam
menilai diri dan individu lain secara positif
3. Mempengaruhi mempengaruhi orang lain untuk mengikuti apa yang
dikemukakan komunikator berpartisipasi dalam kegiatan bersama.
4. Bermain. Mencapai tujuan kesenangan dan mencapai kesejahteraan
bersama.
5. Membantu membantu orang lain yang memiliki masalah.
Sementara itu, merujuk pada pendapat Sugiyo, dikatakan bahwa terdapat
sembilan tujuan komunikasi interpersonal yaitu:
1. Menemukan diri sendiri
2. Menemukan dunia luar
3. Membentuk dan memelihara hubungan yang bermakna
4. Mengubah sikap dan perilaku sendri dan orang lain
5. Barmain dan hiburan
6. Belajar
7. Mempengaruhi orang lain
8. Merubah pendapat orang lain
9. Membantu orang lain

2.3 Tujuan Komunikasi Antar Pribaadi


Adapun secara lengkap, Fungsi Komunikasi meliputi 8 fungsi yaitu :
1. Informasi, yakni pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, fakta, pesan,
yang dibutuhkan orang agar dapat mengerti dan bereaksi secara jelas
dengan kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar
mengambil keputusan dengan tepat.
2. Sosialisasi, atau pemasyarakatan.
3. Motivasi, yakni menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek
maupun jangka panjang dan mendorong orang menentukan pilihannya, dan
mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuannya.
4. Perdebatan atau diskusi, yakni menyediakan ruang dialog dan saling tukar
pendapat untuk pemecahan problem.

7
5. Pendidikan, yakni transformasi ilmu pengetahuan sehingga mendorong
pengembangan intelektual, watak, dan ketrampilan maupun sikap yang
diperlukan dalam kehidupan.
6. Memajukan kebudayaan, yakni penyebarluasan hasil budaya dan seni
dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, memperluas horizon
seseorang, dan membangun imajinasi dan mendorong kreativitas serta
kebutuhan estetika.
7. Hiburan, yakni penyebarluasan sinyal, simbol, gambar, suara, dari drama,
tari, sastra, olahraga, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan.
8. Integrasi, yakni menyediakan bagi bangsa dan negara, kelompok, ataupun
individu kesempatan memperoleh berbagai pesan untuk dapat saling
mengenal dan menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain.
Berdasarkan beberapa fungsi komunikasi yang telah tersebut di atas, dapat kita
sederhanakan fungsi-fungsi tersebut menjadi empat fungsi saja, yakni:
1. Menyampaikan Informasi (to inform)
2. Mendidik (to educate)
3. Menghibur (to entertain)
4. Mempengaruhi (to influence)
Jadi Komunikasi merupakan proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran itu dapat
berwujud gagasan, ide, informasi, opini, dan lain sebagainya yang muncul dari
benaknya. Komunikasi mengandung lima komponen, yakni; komunikator
(communicator), pesan (message), media ( media), komunikan (communicant),
dan efek (effect).

2.4 Komunikasi Antar Pribadi Sebagai Proses Transaksional


Komunikasi antarpribadi merupakan suatu proses yang sangat unik, artinya
tidak seperti kegiatan lainnya. Selain itu, komunikasi antarpribadi juga
menuntut adanya tindakan saling memberi dan menerima di antara pelaku yang
terlibat komunikasi. Dengan adanya pertukaran ini komunikasi disebut sebagai
proses transaksional

8
1. Komunikasi Antarpribadi Sebagai Proses
Sebagai suatu proses, komunikasi antarpribadi merupakan rangkaian
tindakan, kejadian dan kegiatan yang terjadi secara terus-menerus atau bisa
dibilang merupakan suatu yang dinamis. Artinya, segala sesuatu yang
tercakup dalam komunikasi antarpribadi selalu dalam keadaan berubah,
yakni para pelaku, pesan maupun lingkungannya. proses komunikasi
antarpribadi dapat digambarkan sebagai proses yang sirkuler (artinya
adalah bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi
bertindak sebagai pembicara sekaligus pendengar dan sebagai actor
sekaligus reactor) dan terus menerus (sebagai proses yang terus menerus
diartikan bahwa komunikasi berlangsung tanpa henti, sehingga batasan
awal dan berakirnya komunikasi antarpribadi menjadi tidak jelas).
2. Komponen-Komponen dalam Komunikasi Antarpribadi Saling Tergantung
Komponen-komponen dalam komunikasi antarpribadi saling berkaitan dan
saling bergantung satu sama lain. Setiap komponen komunikasi
antarpribadi mempunyai kaitan baik dengan komponen lain maupun
dengan komponen secara kseluruhan. Oleh karena itu, dalam komunikasi
antarpribadi tidak ada pengirim tanpa penerima, tidak ada pesan-pesan
tanpa pengirim dan tidak ada umpan balik tanpa penerima. Karena bersifat
saling tergantung maka perubahan yang terjadi pada suatu komponen akan
menyebabkan perubahan pada komponen lainnya. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa perubahan pada para pelaku komunikasi akan
menyebabkan pada aspek lainnya. Adanya sifat saling tergantung dan
perubahan dalam komunikasi antar pribadi ini, menyebabkan tidak ada aksi
atau reaksi yang dapat diulang. Tidak ada tindakan yang persis sama dari
waktu ke waktu berikutnya. Komunikasi antarpribadi mempunyai ciri tidak
dapat di ulang. Dengan demikian suatu interaksi antarpribadi adalah
pengalaman-pengalaman baru.
3. Para Pelaku dalam komunikasi Antarpribadi Bertindak dan Bereaksi
Di dalam proses tradisional, setiap orang, melakukan tindakan memberi
reaksi tindakan sebagai manusia yang utuh. Orang tidak dapat bertindak
dan hanya dengan pikiran dan emosi saja, tetapi melibatkan pikiran, emosi,

9
sikap, gerakan tubuh, pengalaman sebelumnya dan lan-lain. Karakteristik
komunikasi sebagai suatu proses dapat dikelompokkan ke dalam berbagai
prinsip:
a. Tidak terelakkan Dalam banayak hal kita sering berkomunikasi tanpa
tujuan atau dipikirkan terlebih dahulu. Ketika kita berada di kerumunan
orang-orang pasti kita akan memandang atau memberi tanggapan
terhadap segala sesuatu yang ada di sekitar kita.
b. Tidak dapat diubahSesuatu yang sudah kita komunikasikan, tidak bisa
diubah. Untuk itu kita perlu hati-hati untuk mengatakan sesuatu kepada
orang lain. Hindari pernyataan maaf karena kata-kata yang telah kita
lontarkan, terlebih-lebih dalam situasi konflik dengan suasana tegang.
c. Mempunyai dimensi isi dan hubungan Dalam pengertian ini
komunikasi menunjuk pada isi dan hubungan di antara para pelakunya.
d. Melibatkan proses penyesuaian Komunikasi bisa berlangsung apabila
saling memberi sistem sinyal yang sama. Sebaliknya, komunikasi
menjadi kurang lancar apabila para pelakunya mempunyai sistem sinyal
yang berbeda-beda.Hal ini terlihat jelas bila dua orang dengan bahasa
berbeda saling berkomunikasi. Mungkin mereka akan mengalami
kesulitan untuk bisa saling memahami pesan yang dikomunikasikan.
Namun demikian, pada kenyataannya tidak ada dua orang yang
meberisistem sinyal yang persis sama. Perbedaan budaya dan sub-
budaya, bahkan bila kita menggunakan bahasa umum, seringkali
mempunyai sistem komunikasi non verbal yang berbeda. Semakin luas
perbedaan sistem-sistem ini, maka komunikasi akan semakin sulit
terjadi. Prinsip ini menekankan bahwa melalui komunikasi kita belajar
sinyal-sinyal orang lain, komunikasi melibatkan setiap pelaku untuk
saling menyesuaikan diri.
e. Dapat dilihat sebagai hubungan simetris atau hubungan saling
melengkapi.Dalam hubungan simetrik, perilaku seseorang bercermin
pada perilaku orang lain. Perilaku seseorang akan ditanggapi dengan
perilaku yang sama. Hubungan ini merupakan kesamaan untuk
mengurangi perbedaan di antara dua orang.

10
2.5 Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi
Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang
dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap
mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan
(equality).
1. Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi
interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus
terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti
bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat
hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu
komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri
mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan
pengungkapan diri ini patut. Aspek keterbukaan yang kedua mengacu
kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap
stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap
pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita
ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan
kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada
ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan.
Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secaraspontan
terhadap orang lain. Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan
pikiran (Bochner dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah
mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang
milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya.
2. Empati (empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan
seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada
suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata
orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain
atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu
seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan

11
merasakan perasaan sama dengan cara yang sama. Orang yang empatik
mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan
sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.
Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non
verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan
memperlihatkan keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah
dan gerak-gerik yang sesuai, konsentrasi terpusat meliputi komtak mata,
postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta dan sentuhan
atau belaian yang sepantasnya.
3. Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat
sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya
dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan
empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung.
Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif bukan
evaluatif, spontan bukan strategic, dan provisional bukan sangat yakin.
4. Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal
dengan sedikitnya dua cara: menyatakan sikap positif dan secara positif
mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif
mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal.
Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap
positif terhadap diri mereka sendiri.
Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat
penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan
daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau
tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.
5. Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang
mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih
atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar
setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi

12
interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya,, harus ada
pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan
berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang
penting untukdisumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang
ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat
sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai
kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak mengharuskan
kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan
nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau
menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan
”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa Peran penting
dari komunikasi dalam hubungan pribadi adalah bahwa hubungan pribadi tidak
dapat terpisahkan dengan komunikasi karena dapat dinyatakan semakin baik
suatu hubungan pribadi, semakin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya,
semakin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi akan dirinya
sendiri sehingga semakin efektif komunikasi yang berlangsung diantara
komunikan.
Efektifitas komunikasi diawali oleh motivasi dari masing-masing
individu. Pesan yang disampaikan harus mampu dimengerti, dipersepsi dan
mampu menghasilkan reaksi (action) atau komunikasi antarpribadi dikatakan
sukses apabila membuahkan hasil. Kualitas pesan yang disampaikan
mempengaruhi efektifitas komunikasi baik secara verbal dan nonverbal.
Konsep diri dari masing-masing individu yang berinteraksi menjadi point yang
sangat penting dalam tercapainya efektifitas komunikasi. Namun perlu
ditekankan bahwa tidak selamanya prinsip komunikasi efektif yang
berhubungan dengan teori ekonomi bisa diaplikasikan, karena materi bukanlah
segalanya, ada faktor-faktor lain yang sangat berpengaruh terhadap efektifitas
komunikasi.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada pembaca dan penulis mengenai
makalah ini adalah:
1. Diharapkan penulis dapat mengembangkan dan melanjutkan penulisan
makalah mengenai komunikasi ini.
2. Diharapkan hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan
bacaan dan ilmu pengetahuan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agus M. Hardjana : 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Bandung :


PT. Remaja Rosdakarya

Applbaum, Ronald L, 1974, Strategies for Persuasive Communication, Charles E.


Merril Publishing Company, Columbus, Ohio.

Cruden dan Sherman, dalam bukunya, 1976, Personel Management R. Wayne Pace
dan Don F. Faules. 2006. Komunikasi Organisasi; strategi meningkatkan
kinerja perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Dedy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya

Emilia, dr. Ova, M.Med.Ed, Ph.D., SpOG. Dkk, 2006, Modul Pelatihan
Keterampilan Presentasi, Yogyakarta:UGM

Hafied Cangara. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Remaja


Rosdakarya

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa Warner j.severin. james w.tankard,jr


teori komunikasi sejarah,metode,dan terapan di dalam media massa

Stoner, James A.F., 1996, Manajemen, Erlangga, Jakarta

Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Penerbit Andi di Yokyakarta.

Ngalimun. 2017. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : PT. Pustaka Baru Press

Marhaeni fajar. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Jakarta :graha Ilmu
Sumber Skunder

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/29067/Chapter%20II.pdf?seq
uence=4

15

Anda mungkin juga menyukai