PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang merupakan bagian dari aparatur Negara
harus memiliki komitmen dalam melayani masyarakat. Ditegaskan dalam UU
Nomor 5 Tahun 2014 untuk mewujudkan tujuan nasional dibutuhkan pegawai
ASN yang dapat menjalankan tugas salah satunya adalah sebagai pelayanan
publik. ASN sebagai pelayan masyarakat harus memiliki nilai-nilai seperti
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
sebagai acuan dalam melaksanakan tugas jabatannya. PNS diharapkan dapat turut
serta mengembangkan lingkungan kerja yang positif untuk membantu
pembentukan etika dan aturan perilaku organisasi. Kenyataan di lapangan
menunjukkan citra PNS yang buruk. PNS dimata masyarakat dalam kompetensi
sikap dan perilaku sangat lemah. Maka, upaya yang dapat dilakukan adalah
memberikan pelatihan dasar bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia No.
12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, disebutkan
bahwa Pelatihan Dasar CPNS ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi
CPNS yang dilakukan secara terintegrasi. Dalam sistem pembelajaran Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada kurikulum yang menekankan
pada pembentukan kareakter PNS, setiap peserta pelatihan dituntut untuk mampu
mengaktualisasikan substansi materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui
proses pembiasaan diri yang difasilitasi dalam pembelajaran agenda habituasi.
Pada pelatihan dasar CPNS ini, untuk menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi
PNS dimulai dengan membuat Rancangan Aktualisasi (RA) yang selanjutnya
akan di aktualisasikan ke tempat tugas masing-masing.
Sebagai seorang apoteker CPNS di wilayah kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Bogor, perlu diterapkan standar pelayanan kefarmasian yang sesuai
dengan perundang-undangan yang dikolaborasikan dengan nilai-nilai dasar ASN
dalam setiap pekerjaan di bagian farmasi. Bagian Farmasi adalah salah satu
1
bagian pelayanan yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pelayanan kesehatan di
Puskesmas. Tugas utama dari Bagian Farmasi adalah melakukan pengelolaan
terhadap perbekalan farmasi dan juga bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan farmasi yang optimal bagi semua pasien dan menjamin pelayanan yang
bermutu tinggi dan yang paling bermanfaat dengan biaya minimal.
Saat ini penggunaan obat bebas sering dilakukan secara tidak tepat, tanpa
informasi yang akurat dan memadai yang dapat menyebabkan masalah kesehatan
baru. Informasi obat yang tercantum pada kemasan obat sering tidak diperhatikan
dan dipahami dengan baik oleh masyarakat. Sehingga penggunaan obat menjadi
tidak rasional yang dapat mengakibatkan terapi kurang efektif dan efisien.
Ketidakrasionalan penggunaan obat dapat berupa penggunaan obat secara
berlebihan (overuse), penggunaan obat yang kurang (underuse) dan penggunaan
obat tidak tepat indikasi, dosis, cara dan lama pemakaian. Oleh karena itu perlu
dilakukan edukasi dan pemberdayaan masyarakat dalam menggunakan obat
secara benar. Peran tenaga kefarmasian terutama Apoteker perlu ditingkatkan
dalam memberikan pelayanan informasi obat bagi masyarakat. Khususnya bagi
Agent of Change (AoC) GeMa CerMat, hendaknya dapat menjadi panduan dalam
melakukan edukasi bagi masyarakat tentang penggunaan obat secara benar. Salah
satu kegiatan GeMa CerMat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat)
yaitu penyebaran informasi tentang Penggunaan Obat secara Benar dan Rasional
melalui strategi pelaksanaan diantaranya penyuluhan serta edukasi dengan
berbagai metode yang dapat dilakukan.
Pelayanan informasi obat di Puskesmas Ciseeng belum dilakukan secara
optimal sehingga memyebabkan kurangnya pengetahuan dan informasi obat yang
didapat pasien, hal ini menyebabkan rendahnya kepatuhan pasien dalam
meminum obat yang mengakibatkan efek dari pengobatan tidak rasional/tidak
tercapai. Berdasarkan permasalahan tersebut, agar tercapainya penggunaan obat
yang rasional bagi masyarakat seta untuk meningkatkan pemahaman dan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan obat secara benar, maka
rancangan aktualisasi ini mengangkat isu tentang “Meningkatkan Pengetahuan
Penggunaan Obat yang baik dan benar kepada masyarakat di lingkungan
Puskesmas Ciseeng.
2
B. Visi, Misi, Tujuan dan Tugas Pokok Organisasi dan Peserta
1. Visi Misi Organisasi (Puskesmas Ciseeng)
b. MISI
1) Meningkatkan PHBS dan peran serta masyarakat untuk hidup sehat
2) Memberikan pelayanan dasar yang bermutu
3) Meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia)
3
a. Uraian tugas :
1) Melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian sesuai dengan
protap/SOP yang telah ditentukan.
2) Melaksanakan kegiatan pengadaan obat.
3) Melaksanakan kegiatan penyimpanan dan distribusi obat.
4) Melaksanakan pemantauan pemakaian obat rasional.
5) Melaksanakan evaluasi pelayanan kefarmasian sebagai bahan tindak
lanjut kegiatan pengawasan sehingga kegiatan pelayanan kefarmasian
sesuai dengan pedoman yang berlaku dipuskesmas
6) Melaksanakan PIO/KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi)
7) Melaksanakan tugas lain yang telah diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya
4
c. Bagi Masyarakat
Terciptanya layanan kesehatan yang profesional terutama pelayanan
kefarmasian yang memuaskan.
a. Mampu mengambil pilhan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan.
b. Memilki kemampuan dan kesadaran untuk menghindari dan mencega
keterlibatan PNS dalam politik praktis.
c. Menciptakan kesamaan persepsi atas setiap informasi atau instruksi yang
diperoleh.
d. Memperlakukan masyarakat dengan baik dalam pelayanan publik.
e. Konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
Ada 5 aspek penting tekait akuntabilitas PNS yaitu : Akuntabilitas adalah
relationship, Akuntabilitas berorientasi hasil, Akuntabilitas membutuhkan
laporan, Akuntabilitas memerlukan konsekuensi dan Akuntabilitas harus mampu
memperbaiki kinerja.
5
Ada beberapa indikator dari nilai akuntabilitas yang baiknya diterapkan
seorang PNS dalam menjalankan tugasnya, yaitu transparansi, integritas,
tanggung jawab, kejadian, kejelasan target, konsisten, netralitas dan kejujuran.
2. Nasionalisme
Berdasarkan modul mata pelatihan nasionalisme dinyatakan bahwa
nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila
yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa; menempatkan persatuan
kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air
Indonesia. Rasa kebangsaan adalah kesadaran berbangsa, yakni rasa yang lahir
secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan,
sejarah, dan aspirasi perjuangan masa lampau, serta kebersamaan dalam
menghadapi tantangan sejarah masa kini.
6
kehendak, jujur, amanah (dapat dipercaya), adil, persamaan derajat, tidak
diskriminatif, mencintai sesama manusia, tenggang rasa, membela kebenaran,
persatuan, rela berkorban, cinta tanah air, memelihara ketertiban, disiplin,
musyawarah, kekeluargaan, menghormati keputusan, tanggung jawab,
kepentingan bersama, gotong royong, sosial, tidak menggunakan hak yang bukan
miliknya, hidup sederhana, kerja keras dan menghargai karya orang lain.
3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi kritis mengenai standar/norma yang
menentukan baik/baik, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Nilai-nilai dasar dalam etika publik:
7
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu diperlukan dalam rangka mewujudkan standar pelayanan
prima seorang ASN kepada publik atau stakeholder nya. Paling tidak ada 10
strategi komitmen mutu yaitu :
a. Menyusun program kerja jangka panjang berbasis mutu
b. Mengembangkan mindset dan komitmen pegawai terhadap budaya mutu
c. Mengembangkan budaya kerja berorientasi mutu
d. Mengembangkan mutu proses secara berkelanjutan
e. Membangun komitmen pegawai jangka panjang
f. Beradaptasi dengan perubahan
g. Memfokuskan kegiatan pada kepuasan pelanggan baik internal maupun
eksternal
h. Membangun kerja sama kolegial antar pegawai yang dilandasi
kepercayaan dan kejujuran
i. Menampilkan kinerja tanpa cacat
j. Menjalankan fungsi pengawasan secara efektif untuk mengawasi
ketatalaksanaan program kerja.
5. Anti Korupsi
Dasar hukum perilaku anti korupsi bagi warga negara Indonesia adalah UU
No. 81 Tahun 1981 dan UU No. 31 Tahun 1999 junto UU No. 20 Tahun 2001.
Tujuan dari pelatihan dasar tentang anti korupsi bagi CPNS adalah membentuk
perilaku CPNS yang jujur dan amanah dalam menjalankan fungsi jabatannya.
Definisi Korupsi secara gamblang telah diuraikan dengan jelas dalam 13 buah
pasal dalam Undang-Undang No. 31 tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20
8
Tahun 2001. Berdasarkan pasal-pasal tersebut korupsi dirumuskan dalam 30 (tiga
puluh) bentuk/ jenis tindak pidana korupsi. Ketiga puluh delik tersebut dapat
dikelompokkan dalam 7 (tujuh) kelompok, sebagai berikut:
a. Kerugian Keuangan Negara
b. Suap Menyuap
c. Penggelapan dalam jabatan
d. Pemerasan
e. Perbuatan curang
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan
g. Gratifikasi
Nilai-nilai dasar anti korupsi dan terdapat 9 nilai anti korupsi, yaitu :
a. Jujur
b. Peduli
c. Mandiri
d. Disiplin
e. Tanggung Jawab
f. Kerja Keras
g. Sederhana
h. Berani
i. Adil.
9
Tabel 1. Nilai-Nilai Dasar ANEKA
1. Tanggung jawab Sila ke-1 3. Cinta tanah air 1. Jujur 1. Efektifitas 1. Jujur
2. Jujur 1. Etos kerja 4. Menjaga ketertiban 2. Bertanggung (konsisten, tepat 2. Peduli
3. Kejelasan target 2. Religius 5. Mengutamakan jawab sasaran, 3. Mandiri
4. Netral 3. Toleransi kepentingan publik 3. Integritas tinggi sistematis, 4. Disiplin
5. Mendahulukan 4. Amanah Sila ke-4 4. Cermat praktis) 5. Tanggung jawab
kepentingan 5. Percaya diri 1. Musyawarah 5. Disiplin 2. Efisiensi 6. Kerja keras
publik 6. Tanggung jawab mufakat 6. Hormat (termudah, 7. Sederhana
6. Adil 7. Transparan 2. Menghargai 7. Sopan termurah, 8. Berani
7. Transparan Sila ke-2 pendapat orang lain 8. Taat pada tersingkat, 9. Adil
8. Konsisten 1. Humanis 3. Kekeluargaan peraturan teringan,
9. Partisipatif 2. Persamaan derajat 4. Bijaksana perundang- terpendek)
3. Tidak diskriminatif Sila ke-5 undangan 3. Inovasi
4. Saling mnenghormati 1. Tolong menolong 9. Taat perintah 4. Berorientasi
5. Tenggang rasa 2. Sederhana 10. Menjaga rahasia mutu
Sila ke-3 3. Tidak serakah
1. Rela berkorban 4. Bersikap adil
2. Gotong royong Kerja keras
10
E. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Ada 3 hal utama yang perlu dipahami dan diimplementasikan seorang PNS
dalam kesehariannya ketika menjalankan tugas negara, yaitu pemahan tentang
manajemen ASN, pelayanan publik dan whole of government.
1. Manajemen ASN
Berdasarkan modul Pelatihan Dasar Calon PNS 2017 disebutkan bahwa
manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Salah satu hal baru dalam manajemen ASN adalah sistem merit. Sistem
merit pada dasarnya adalah konsepsi dalam manajemen SDM yang
menggambarkan diterapkannya obyektifitas dalam keseluruhan semua proses
dalam pengelolaan ASN yakni pada pertimbangan kemampuan dan prestasi
individu untuk melaksanakan pekerjaanya (kompetensi dan kinerja).
Pengambilan keputusan dalam pengelolaan SDM didasarkan pada kemampuan
dan kualifikasi seseorang dalam atau untuk melaksanakan pekerjaan dan tidak
berdasarkan pertimbangan subyektif seperti afiliasi politik, etnis, dan gender.
Obyektifitas dilaksanakan pada semua tahapan dalam pengelolaan SDM
pengangkatan, penempatan, dan promosi). Penerapan sistem merit dalam
pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan
memberikan ruang bagi tranparansi, obyektivitas dan juga keadilan.
2. Pelayanan Publik
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik,
dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan/atau dan penduduk atas barang, jasa,
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Berdasarkan definis diatas, dapat disimpulkan bahwa ada tiga unsur utam
terselenggaranya suatu pelanyanan publik yaitu penyelenggara, penerima layanan
dan kepuasaan penerima layanan.
Pelayanan prima hendaknya diusahakan oleh setiap ASN. Maka pola
pikir ASN sebagai pelayan publik harus terus dibangun demi terwujudnya
11
pelayanan publik yang memuaskan masyarakat. Seorang ASN hendaknya
memiliki sikap-sikap berikut dalam memberikan pelayanan prima kepada
para pelanggannya yaitu : passionate, progressive, proactive, prompt, patience,
proportional dan punctional.
3. Whole of Government
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya- upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh
karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan
yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan. WoG ditekankan pada pengintegrasian upaya-upaya kementerian
atau lembaga pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan bersama. WoG juga
dipandang sebagai bentuk kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan
sebaliknya.
12
3. Kegiatan yang Dilakukan
Kegiatan yang dilakukan meliputi penyusunan rancangan aktualisasi tentang
“Meningkatkan pengetahuan informasi dan penggunaan obat yang baik dan
benar kepada masyarakat di lingkungan puskesmas Ciseeng”, Seminar
rancangan aktualisasi, pelaksanaan kegiatan rancangan aktualisasi serta
seminar laporan aktualisasi.
13
BAB II
DESKRIPSI AKTUALISASI
A. Deskripsi Isu
Isu adalah sebuah masalah yang muncul pada sebuah instansi akibat dari
kesenjangan antara realita (kondisi saat ini) dengan kondisi ideal (harapan para
stakeholder).
Rancangan aktualisasi ini dimulai dengan mengidentifikasi isu yang
muncul pada instansi kerja penulis, yaitu Puskesmas Ciseeng. Isu muncul dari
berbagai sumber, yaitu hasil observasi dan pengalaman penulis selama masa
percobaan (CPNS) kurang lebih sebulan di Puskesmas Ciseeng, tugas pokok dan
fungsi penulis sebagai Apoteker, dan sasaran pengetahuan pasien mengenai
informasi obat.
Langkah selanjutnya adalah penulis mengkonsultasikan isu yang telah
teridentifikasi kepada rekan sejawat, Coach dan Mentor untuk kemudian dapat
dianalisis secara mendalam sehingga terpilihlah sebuah core issue.
Berdasarkan alur tersebut, maka didapatkanlah 4 buah isu yang telah
diidentifikasi, sebagai berikut :
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang informasi dan penggunaan obat
yang baik dan benar di lingkungan Puskesmas Ciseeng.
a. Belum adanya apoteker di Puskesmas Ciseeng sejak pertama berdiri
sampai Februari 2019, sehingga kegiatan Pelayanan informasi obat di
Farmasi belum berjalan secara optimal.
b. Telah dilakukan sampling survey kepada pasien yang datang ke
puskesmas dengan menanyakan beberapa pertanyaan tentang informasi
obat sehingga menghasilkan data dari survey tersebut ternyata hampir
semua pasien tersebut banyak yang tidak mengetahui informasi
penggunaan obat dengan baik.
2. Belum optimalnya pengisian kartu stok obat di Unit Farmasi Puskesmas
Ciseeng.
Kurangnya pengetahuan terhadap pentingnya fungsi pengisian kartu stok
harian sehingga kartu Stok obat di Unit Farmasi Puskesmas Ciseeng belum
dilakukan pengisian setiap hari.
14
3. Belum tersedianya nomor antrian tunggu pelayanan obat di Unit Farmasi
Puskesmas Ciseeng.
Nomor antrian ditempat tunggu depot obat di unit farmasi puskesmas
ciseeng belum tersedia.
4. Penyimpanan obat belum berdasarkan kategori LASA dan High Alert di
Unit Farmasi Puskesmas Ciseeng.
a. Belum adanya daftar obat LASA dan High Alert yang tersedia di
Puskesmas Ciseeng
b. Belum adanya tempat khusus untuk penempatan obat High Alert
B. Analisis Isu
Guna mencapai core issue, diperlukan upaya untuk menganalisis secara
mendalam kualitas masing–masing isu. Proses identifikasi isu tersebut
menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu yaitu USG (Urgency,
Seriousness, dan Growth). Urgency adalah seberapa mendesak suatu isu harus
dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti. Semakin mendesak suatu masalah
untuk diselesaikan, maka semakin tinggi tingkat urgensi masalah tersebut.
Seriousness adalah seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan
akibat/dampak yang akan ditimbulkan. Dampak ini terutama yang menimbulkan
kerugian bagi organisasi seperti dampaknya terhadap produktivitas, keselamatan
jiwa manusia, sumber daya atau sumber dana. Semakin tinggi dampak masalah
tersebut terhadap organisasi maka semakin tinggi tingkat serius masalah tersebut.
Growth adalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani segera. Semakin cepat berkembang masalah tersebut maka semakin
tinggi tingkat pertumbuhannya. Suatu masalah yang cepat berkembang tentunya
menjadi prioritas untuk diatasi permasalahan tersebut. Rentang penilaian yang
digunakan pada matriks USG adalah dengan memberikan skor 1-5, semakin tinggi
skor menunjukkan bahwa isu tersebut sangat urgen dan sangat serius untuk segera
ditangani.
Bobot nilai metode tersebut diberikan penulis secara objektif dengan
mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu : Hasil Konsultasi, Analisis Teoritis
dan Analisis Strategis Organisasi. Hasil konsultasi merujuk pada rekomendasi
15
yang didapatkan penulis dari rekan sejawat, Mentor dan Coach. Analisis teoritis
merujuk pada sudut pandang teori yang dapat menjadi prediksi berkembangnya
isu, sedangkan analisis strategis organisasi dilakukan dengan mempertimbangkan
dampak isu terhadap citra organisasi. Hasil penilaian dengan alat bantu USG
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Analisis Isu dengan USG
Penilaian Total
No ISU USG Skor Ranking
U S G
1 Kurangnya pengetahuan masyarakat 5 5 5 15 I
tentang informasi dan penggunaan obat
yang baik dan benar di lingkungan
Puskesmas Ciseeng
2 Belum optimalnya pengisian kartu stok obat 4 3 4 11 II
di Unit Farmasi Puskesmas Ciseeng
3 Belum tersedianya nomor antrian tunggu 3 3 3 9 IV
pelayanan obat di Unit Farmasi Puskesmas
Ciseeng
4 Penyimpanan obat belum berdasarkan 3 3 4 10 III
kategori LASA dan High Alert di Unit
Farmasi Puskesmas Ciseeng
Keterangan
U : Urgency
S : Seriousness
G : Growth
Urgency (U) Seriousness (S) Growth (G)
Paling mendesak =5 Fatal =5 Sangat cepat =5
Sangat mendesak =4 Sangat gawat =4 Cepat =4
Mendesak =3 Gawat =3 Agak cepat =3
Biasa =2 Biasa =2 Biasa =2
Tidak mendesak =1 Tidak gawat =1 Lambat/tetap =1
16
penyebaran informasi tentang Penggunaan Obat secara Benar dan Rasional
melalui strategi pelaksanaan diantaranya penyuluhan serta edukasi dengan
berbagai metode yang dapat dilakukan diantaranya dengan CBIA (Cara Belajar
Insan Aktif).
Pada kegiatan aktualisasi, peserta disyaratkan untuk merancang kegiatan
kreatif yang syarat akan nilai-nilai ANEKA dalam proses pelaksanaannya.
Berdasarkan landasan teoritis yang digunakan, maka penulis merancang delapan
kegiatan dengan kesamaan output/hasil yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
Informasi dan Penggunaan Obat yang baik dan benar kepada masyarakat di
lingkungan Puskesmas Ciseeng.
17
dan Gunakan Obat secara standing Banner dengan sopan
tepat baca informasi dengan 2. Mengumpulkan bahan literatur untuk pembuatan standing
cermat banner Tanya Lima O dan Gunakan Obat secara tepat
baca informasi dengan cermat
3. Mendesain standing banner secara cermat
4. Mengkonsultasikan desain standung banner yang sudah
dibuat kepada kepala puskesmas untuk dikoreksi dan
disetujui
5. Mencetak standing banner yang telah disetujui
6. Melaporkan dana yang terpakai untuk mencetak standing
banner dengan jujur
7. Meletakkan standing banner di area pelayanan puskesmas
Ciseeng
4. Melakukan koordinasi 1. Membuat janji dengan pemegang program promkes dan
dengan program promkes bidan desa terkait pembahasan kegiatan yang akan
dan bidan desa tentang dilakukan
kegiatan penyuluhan dan 2. Mendiskusikan untuk meminta saran, arahan, dan
kegiatan CBIA di posyandu petunjuk terkait waktu, tempat, dan sasaran untuk
kegiatan penyuluhan dan CBIA
3. Melapor kepada kepala puskesmas terkait rencana
kegiatan penyuluhan dan CBIA di posyandu yang akan
dilakukan
5. Melakukan Penyuluhan 1. Mempersiapkan materi sesuai dengan leaflet yang telah
Cara Cerdas Gunakan Obat dibuat untuk kegiatan penyuluhan
dan Tanya 5 O ketika 2. Membuat Form daftar hadir (absensi) kegiatan
mendapatkan obat Kepada penyuluhan
Pasien Rawat Jalan di 3. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan
Puskesmas Ciseeng untuk kegiatan penyuluhan
4. Memberikan leaflet dan daftar hadir untuk pasien rawat
jalan Puskesmas Ciseeng
5. Melakukan penyuluhan Cara Cerdas Gunakan Obat dan
Tanya 5 O ketika mendapatkan obat
6. Melakukan sesi Tanya jawab dengan pasien
7. Melaporkan kepada kepala puskesmas terkait hasil
kegiatan penyuluhan
6. Membuat form Catatan 1. Mengumpulkan informasi dari kemasan obat dan
Informasi Obat untuk menetapkan data informasi apa saja yang akan
kegiatan Edukasi dengan dimasukkan ke dalam form Catatan Informasi Obat
metode CBIA (Cara Belajar 2. Menyusun draft form Catatan Informasi Obat
Insan Aktif) 3. Mengkonsultasikan form Catatan Informasi Obat kepada
kepala puskesmas
4. Mencetak form Catatan Informasi Obat yang telah
disetujui secara efisien
7. Melakukan kegiatan 1. Mempersiapkan materi yang diperlukan untuk kegiatan
Edukasi dengan metode edukasi
CBIA (Cara Belajar Insan 2. Membuat Form daftar hadir (absensi) kegiatan
Aktif) Melalui Form 3. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan
Catatan Informasi Obat di untuk kegiatan di Posyandu
Posyandu 4. Membagi peserta dalam beberapa kelompok dan mengisi
daftar hadir
5. Membagikan form Catatan Informasi Obat dan alat bantu
peraga (brosur/kemasan obat) kepada tiap kelompok
18
6. Melakukan edukasi dengan metode CBIA yaitu dengan
mencari informasi obat dengan cara membaca keterangan
obat pada kemasan obat yang sudah dibagikan
7. Mengumpulkan dan menilai hasil pengamatan form
catatan informasi obat yang sudah diisi dari tiap
kelompok
8. Melakukan diskusi serta sesi tanya jawab terkait apa saja
yang perlu diperhatikan dalam mencari informasi obat
sebelum digunakan
8. Evaluasi kemampuan 1. Membagikan kembali form informasi catatan obat kosong
masyarakat dalam kegiatan dan kemasan obat yang berbeda untuk evaluasi kepada
CBIA (Cara Belajar Insan tiap kelompok dengan jujur
Aktif) melalui Form 2. Mengumpulkan hasil evaluasi form catatan informasi obat
Catatan Informasi Obat yang sudah diisi dari tiap kelompok
3. Mengevaluasi hasil pengamatan form catatan informasi
obat dari tiap kelompok dari kedua form yang sudah diisi
4. Melaporkan kepada kepala puskesmas terkait hasil
kegiatan edukasi CBIA
Tabel 4. Kontribusi Hasil Kegiatan terhadap Visi, Misi, dan Tujuan Organisasi
19
4. Melakukan koordinasi dengan Melakukan koordinasi dan bekerjasama dengan program
program promkes dan bidan promkes dan bidan desa tentang kegiatan yang akan
desa tentang kegiatan dilakukan di lingkungan Puskesmas Ciseeng maka hal
penyuluhan dan kegiatan tersebut mendukung misi puskesmas yaitu meningkatkan
CBIA di posyandu kualitas SDM dalam memberi kesempatan kepada
karyawan untuk menyalurkan ide dan gagasan untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki
5. Melakukan Penyuluhan Cara Pemberian penyuluhan kepada pasien di puskesmas
Cerdas Gunakan Obat dan Ciseeng dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
Tanya 5 O ketika mendapatkan sehingga mendukung visi puskesmas ciseeng
obat Kepada Pasien Rawat “Mewujudkan Masyarakat Kecamatan Ciseeng Sehat
Jalan di Puskesmas Ciseeng 2022” dan juga misinya yaitu memberikan pelayanan
dasar (informasi obat) yang bermutu, meningkatkan SDM
serta meningkatkan peran serta masyarakat untuk hidup
sehat
6. Membuat form Catatan Pembuatan Form Catatan Iormasi nObat membantu
Informasi Obat untuk kegiatan masyarakat dalam melatih untuk meningkatkan
Edukasi dengan metode CBIA pengetahuan dan keterampilan dalam mencari informasi
(Cara Belajar Insan Aktif) dan menelaah secara kritis suatu informasi obat yang
sesuai dengan misi organisasi yaitu meningkatkan SDM
dalam memberi kesempatan kepada karyawan untuk
menyalurkan ide dan gagasan untuk mengembangkan
potensi yang dimiliki
7. Melakukan kegiatan Edukasi Kegiatan edukasi dengan metode CBIA di posyandu
dengan metode CBIA (Cara lingkungan puskesmas Ciseeng mampu mendukung visi
Belajar Insan Aktif) Melalui puskesmas ciseeng yaitu “Mewujudkan Masyarakat
Form Catatan Informasi Obat Kecamatan Ciseeng Sehat 2022” dan misinya yaitu
di Posyandu memberikan pelayanan dasar (informasi obat) yang
bermutu, meningkatkan SDM serta meningkatkan peran
serta masyarakat untuk hidup sehat
8. Evaluasi kemampuan Evaluasi kegiatan edukasi metode CBIA mampu
masyarakat dalam kegiatan memberikan kesimpulan terhadap tingkat pengetahuan
CBIA (Cara Belajar Insan informasi dan penggunaan obat yang sesuai dengan misi
Aktif) melalui Form Catatan organisasi yaitu meningkatkan SDM serta meningkatkan
Informasi Obat peran serta masyarakat untuk hidup sehat
20
No Kegiatan Penguatan Nilai Organisasi
1 2 3
1. Konsultasi dengan Kepala Konsultasi dengan Kepala Puskesmas selaku mentor
Puskesmas Selaku Mentor terkait rancangan kegiatan aktualisasi hal tersebut
terkait rancangan kegiatan mendukung nilai organisasi : Prima yaitu melaporkan
aktualisasi rancangan kegiatan aktualisasi secara maksimal
2. Membuat media cetak (Leaflet) Kegiatan membuat leaflet mendukung nilai organisasi
tentang Cara Cerdas Gunakan yaitu Prima (memberikan pelayanan secara maksimal)
Obat dan Tanya Lima O dan sepenuh hati dengan dibuatnya leaflet
3. Membuat standing banner yang Kegiatan membuat standing banner mendukung nilai
berisi Tanya Lima O dan organisasi yaitu Prima (memberikan pelayanan secara
Gunakan Obat secara tepat baca maksimal) dan Sepenuh Hati dengan dibuatnya standing
informasi dengan cermat banner
4. Melakukan koordinasi dengan Dengan melakukan koordinasi dan kerjasama dengan
program promkes dan bidan program promkes dan bidan desa maka dapat
desa tentang kegiatan mendukung nilai organisasi yaitu Ciptakan insan sehat
penyuluhan dan kegiatan CBIA dengan memberikan pelayanan informasi menggunakan
di posyandu metode edukasi,agar masyarakat dapat merawat dirinya
sendiri sehingga terciptanya insan yang sehat.
5. Melakukan Penyuluhan Cara Kegiatan penyuluhan yang dilakukan di puskesmas
Cerdas Gunakan Obat dan Ciseeng dapat mendukung nilai organisasi yaitu Prima
Tanya 5 O ketika mendapatkan (memberikan pelayanan secara maksimal) dan Sepenuh
obat Kepada Pasien Rawat Jalan Hati serta Ciptakan Insan Sehat dengan memberikan
di Puskesmas Ciseeng pelayanan penyuluhan agar masyarakat dapat merawat
dirinya sendiri sehingga terciptanya insan yang sehat.
6. Membuat form Catatan Kegiatan membuat Form Catatan Informasi Obat
Informasi Obat untuk kegiatan mendukung nilai organisasi yaitu Prima (memberikan
Edukasi dengan metode CBIA pelayanan secara maksimal) dan sepenuh hati dengan
(Cara Belajar Insan Aktif) dibuatnya form tersebut
7. Melakukan kegiatan Edukasi Kegiatan CBIA yang dilakukan di Posyandu lingkungan
dengan metode CBIA (Cara puskesmas Ciseeng dapat mendukung nilai organisasi
Belajar Insan Aktif) Melalui yaitu Prima (memberikan pelayanan secara maksimal)
Form Catatan Informasi Obat di dan Sepenuh Hati serta Ciptakan Insan Sehat dengan
Posyandu memberikan pelayanan edukasi, agar masyarakat dapat
merawat dirinya sendiri sehingga terciptanya insan yang
sehat.
8. Evaluasi kemampuan Kegiatan evaluasi ini dapat mendukung nilai organisasi :
masyarakat dalam kegiatan Prima yaitu melaporkan hasil evaluasi kegiatan CBIA
CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) secara optimal dan Sepenuh Hati
melalui Form Catatan Informasi
Obat
21
DAFTAR PUSTAKA
22
23