Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PENELITIAN OPSI

SISTEM KONTROL HUMUDITAS DAN TEMPERATUR PADA


KOMPOSTER BERBASIS DHT 11.

DINDA ALYA. S
LILIS ROLIA

(FTR)

SMAN 64
JAKARTA TIMUR

TAHUN 2019
BAB 1.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Meningkatnya kebutuhan pangan diseluruh dunia membuat petani harus pandai meningkatkan
mutu maupun kuantitas hasil panen yang dihasilkan, dari sinilah peran kompos sangat penting bagi
peningkatan mutu maupun kuantitas hasil panen tersebut.
Kompos adalah hasil penguraian parsial dari campuran bahan organik yang dapat dipercepat secara
antifisal oleh populasi oleh berbagai mikroba dalam keadaan yang hangat, lembap, dan aerobik atau
anaerobik. Kompos berguna untuk memperbaiki kondisi fisik tanah agar unsur hara dalam tanah mudah
dimanfaatkan oleh tanaman. Kompos sangat berpotensi untuk dikembangkan mengingat tingginya jumlah
sampah organik yang dibuang ketempat pembuangan akhir dan menyebabkan terjadinya polusi bau dan
lepasnya gas metana ke udara. Dalam pembuatan kompos mempunyai prinsip yang merupakan proses
fragmentasi yang dibantu oleh aktivitas mikroorganisme sehingga dapat mengurai bahan organik. Proses
ini harus memiliki keadaan yang ideal selama proses pengomposan, mulai dari suhu 40-70 derajat celcius,
kelembaban 50-60 persen adalah syarat ideal selama proses pengomposan.
Arduino adalah adalah pengendali mikro single-board yang bersifat sumber terbuka,
diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam
berbagai bidang. Perangkat kerasnya memiliki prosesor Atmel AVR dan softwarenya memiliki bahasa
pemrograman sendiri.

Sayangnya, saat ini kompos belum digunakan secara maksimal untuk diambil keuntungannya,
petani hanya menggunakan kompos tanpa menjaga suhu maupun kelembapan yang digunakan, yang
berpengaruh pada hasil akhir kompos. Walaupun tidak dijaga suhu dan kelembapannya pun alangkah
baiknya bila kompos tersebut kita jaga mutu maupun kualitasnya untuk mendapat hasil terbaik dengan
pembuatan yang sederhan.
Luaran dari penelitian kami adalah alat yang mampu menjaga suhu, dan kelembapan dalam proses
pembuatan kompos. Teknologinya yang efesien dan ekonomis serta investasinya yang cukup murah
diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi para masyarakat khususnya petani dalam memperoleh hasil
panen yang baik dari pupuk kompos bermutu.

TUJUAN PENELITIAN
Bagaimana membuat mekanisme kontrol suhu dan kelembapan. Untuk mengoptimal kan proses
pembususkan pada komposter. Tujuan dari penelitian kami adalah merancang mekanisme. Untuk menjaga
suhu dan kelembapan kompos dengan menggunakan alat yaitu arduino DHT11 untuk mendapat hasil yang
maksimal pada komposting,dan meningkan kualitas kompos dari kompos awal yang umum digunakan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PROSES KOMPOS
Sasaran kegiatan ini adalah agar semua kelompok mempertimbangkan beragam komponen
produktivitas untuk usaha pertanian / peternakan mereka sendiri.

Langkah 1 : Peserta mengumpulkan bahan – bahan / limbah yang ada di lingkungan


sekitar mereka.
Langkah 2: Peserta memilah dan mengelompokan mana bahan yang bisa digunakan untuk
pembuatan pupuk organik dan bahan yang tidak bisa.
Langkah 3: Peserta membuat pupuk organik dan MOL ( Mikro Organism Local ) sesuai
bagan yang disiapkan

Kotoran Ternak
Limbah Tanaman
(Kelembapan 60 %)

Dicacah Dicacah

Formula
Limbah tanaman : Kotoran ternak
70% : 30 % (dalam kg)
Kelembaban 60 %

EM4
Setelah diseeding
selama 24 jam Pengendalian suhu dan
Inkubasi kelembaban dengan
(1 bulan) pembalikan dan
penyiraman

Penyaringan

Produk Pupuk Organik


2.2 KELEMBABAN RELATIF ( RH)
Kelembaban relatif atau Relative Humidty (RH) merupakan besaran yang menyatakan
perbandingan antara jumlah uap air pada udara dengan jumlah uap air maksimum diudara pada
pada suhu yang sama ( Fradancis 2002). Kelembaban relatif, sangat erat hubungannya dengan
temperatur ruangan. Nilai RH biasa dinyatakan dalam satuan persen (%). RH dan temperatur
ruangan diukur sekaligus menggunakan higrometer.

2.3 DHT 11

DHT 11 merupakan sensor digital yang dapat mengukur suhu dan kelembaban
udara sekaligus. Sensor ini terdiri dari pengukur kelembababan tipe resistif dan
pengukuran temperature NTC. DHT 11 sangat mudah digunakan bersama dengan
Arduino, namun diperlukan penambahan library DHT 11 (D-Robotics UK, 2010). Berikut
adalah data teknis sensor DHT 11 pada Tabel 2.1 dan bentuk DHT 11 modul pada Gambar
2.5
Tabel 2.1 : Data Teknis DHT 11
Item Measurement Humidity Temperature Resolution Package
Range Accuracy Accuracy
DHT11 20-90%RH ± 5%RH ± 20C 1 4 Pin Single
0-500C Row

Gambar 1.1 : DHT 11 modul (sumber: www.geraicerdas.com)

2.4 ARDUINO UNO


Arduino UNO merupakan papan mikrokontrolor yang berbasis pada ATmega328P.
Arduino Uno mempunyai 14 pin digital input/output, 6 diantaranya bisa digunakan sebagai
output PWM. Arduino uno bekerja pada input tegangan 712 DC Volt dan bentuk dari arduino
board seperti gambar 2.6(b) dibawah ini. Arduino Uno dapat diprogram dengan bahasa
programnya sendiri yaitu bahasa arduino. Pemrograman dapat dilakukan dengan software
Arduino IDE yang terlihat pada gambar 2.6(a)

Gambar 1.2 : (a) Arduino IDE, (b) Arduino board Sumber: (www.arduino.cc)
2. 5 RANGKAIAN SENSOR SUHU DAN KELEMBABAN
Sensor suhu udara digunakan untuk mendeteksi suhu dan kelembaban selama
proses pembuatan pupuk organik.. Sensor DHT11 merupakan sebuah komponen sensor
elektronika yang difungsikan untuk mendeteksi kelembaban udara dan suhu. Rangkaian
dari sensor suhu udara ditunjukan pada Gambar 4.

Gambar 1.3: Skematik rangkaian sensor DHT11

Berdasarkan rangkaian sensor diatas untuk R-pullup disarankan dari data sheet 5Kohm
dengan panjang kabel transfer data < 20 meter. Berikut ini perhitungan dari rangkian DHT11.
Maksimal arus yang diperbolehkan untuk sensor DHT11=1mA. Tegangan yang
disarankan untuk sensor DHT11=5 Volt. R-pullup difungsikan untuk mengembalikan respon
kebentuk awal untuk menjadi free status.
Karena DHT11 merupakan komponen digital pada penerapannya, maka dalam
penggunaannya 1 pin I/O berfungsi sebagai masukan dan keluaran secara bergantian. Pembacaan
data dari DHT11 dilakukanoleh MCU dengan mengirimkan sinyal start. Pada saat dht
menerima sinyal start dari MCU maka akan mengirimkan low-voltage-level respon sinyal dalam
80us.

Kemudian program dari sensor akan menset data single-bus voltage level dari low ke
high dalam 80us dan mempersiapkan untuk mengirimkan data ke MCU. Ketika DHT11
mengirimkan data ke MCU, setiap bit data dimulai dari 50us low-voltage-level kemudian diikuti
dengan high-voltage-level yang berisikan nilai 1 atau 0. Pada saat sinyal high memberikan
data kurang dari 50 us
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 TEKNIK PENGUMPULAN DATA


1. Wawancara
Wawancara diperlukan untuk menentukan case yang akan diangkat
2. Studi Literatur.
Studi literatur digunakan untuk mengumpulkan data literatur dan penelitian
sebelumnya dari buku, jurnal, dan makalah penelitian. Studi literatur juga digunakan
untuk menentukan standar RH yang akan digunakan pada perancangan sistem. Studi
literatur juga digunakan dalam proses fabrikasi model dan perancangan sistem.
3. Eksperimental
Digunakan dalam pengujian rancangan dalam bentuk model bukan pengujian kualitas
kompos

3.2 TEKNIK PENGOLAHAN DATA


Metode yang digunakan adalah deskriptif dimana peneliti merancang dan membangun
dan menguji alat tanpa melakukan perbandingan.

3.3 ANALISA DATA


Pada karya tulis ini, peneliti menentukan set point yang akan diterapkan ke rangkaian
mikrokontroler menggunakan data skunder berdasarkan hasil studi pustaka atau pernah diuji
pada penelitian sebelumnya. Maka pada analisa ini, diasumsikan bahwa alat akan bekerja
pada set point yang diberikn tanpa melakukan uji sampling pada kompos. Penelitian ini
dikatakan berhasil pada prameter kerja alat jika suhu dan kelembaban dirubah nilainya.

3.4 KERANGKA BERPIKIR


Kualitas kompos sangat dipengaruhi oleh beberapa parameter diantaranya adalah
keadaan lingkungan pada proses pembusukan. Parametenya adalah: suhu dan kelembaban
lingkungan. Proses pengomposan biasanya dilakukan tanpa memperhatikan faktor
lingkungan yang menyebabkan vaiasi kualitas kompos. Untuk memastikan keandalan
kompos, maka parameter diatas haus dijaga nilainya. Alat yang mampu membaca nilai suhu
ruangan dan kelembaban ruangan sekaligus adalah DHT 11. Maka dari itu, diperlukan suatu
perlakuan lingkungan dalam bentuk alat yang mampu menjaga suhu dan kelembaban.
3.5 RANGKAIAN ALAT
Dengan adanya diagram kontrol yang sudah direncanakan dan dibuat. Selanjutnya
dilakukan pembuatan rencana pemodelan seperti pada Gambar 1.3(a) yang terlihat sebagai
berikut (1) box , (2) lampu pijar, (3) relay, (4) kabel jumper, (5) DHT 11, (6) baterai, (7) fan,
(8) project board, (9) Arduino Uno.

Gambar 2.1 : Wiring diagram modul kontroling dehumidifier

3.6 Hasil Kerja


Lampu pijar akan memanaskan ruangan jika suhu ruangan menurun dan kelembaban
meningkat. Lapisan aluminium foil akan menjaga dan menyebarkan panas secara
menyeluruh. Pemanasan ruangan bertujuan untuk mengurangi kadar air dan meringankaan
masssa jenis udara sehingga lebih mudah dan cepat dihisap oleh fan. Kombinasi lampu pijar
dan fan merupakan mekanisme pengondisian ruangan untuk menurunkan nilai RH.

a b

Gambar 2.2 : (a) Keadaan dalam maket ketika sistem dalam kondisi ON; (b) Keadaan
dalam maket ketika sistem dalam keadaan OFF
Gambar
DAFTAR PUSTAKA

cotes.com (2015). "Wind Turbines Need Protecting Against The Effect of Humidity." Retrieved 5
May, 2017, from https://cotes.com/wp-content/uploads/2015/11/CotesWind-On-Shore.pdf.

Frdancis, R., A. (2002). "Humidity and Dow Point: Their Effect on Corrosion and Coatings." ACA
Annual Conference Paper 16: Pages 1-10.

Hienonen, R. and R. Lahtinen (2007). Corrosion and climatic effects in electronics, VTT.

Mge.com. "Dehumidifiers and Humidifiers." Retrieved 5 May, 2017, from


https://www.mge.com/images/PDF/Brochures/residential/Dehumidifiers.pdf.

Pesaran, A. A. (1994). A review of desiccant dehumidification technology, National Renewable


Energy Laboratory. Wiranto, A. and S. Heizo (1995). "Penyegaran Udara." PT. Pradnya Paramita,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai