KESIMPULAN
masuk ke saluran napas dan bersarang di jaringan paru hingga membentuk afek
primer. Afek primer dapat timbul dimana saja dalam paru. Dari afek primer ini
diikuti dengan terjadinya inflamasi pada kelenjar getah bening menuju hilus
Klasifikasi Tuberkulosis berdasarkan hasil BTA dibagi dua, yaitu BTA (-)
dan BTA (+). Kriteria BTA (+) yaitu sekurangnya 2 dari 3 pemeriksaan dahak
memberikan hasil (+), atau 1 kali pemeriksaan spesimen hasilnya (+) disertai
gambaran radiologi yang menjadikan tuberkulosis aktif, atau 1 spesiemn BTA (+)
dan kultur (+), atau lebih dari 1 spesiemn dahak positif setelah 3 kali pemeriksaan
dahak SPS sebelumnya negatif dan tidak ada perbaikan setelahnya pemberian
OAT. Kriteria BTA (-) jika hasil sputum BTA 3 kali negatif, dan gambaran
OAT. Klasifikasi TB berdasarkan tipe pasien terbagi menjadi kasus baru, kasus
kambuh, kasus default, kasus gagal, kasus kronik, kasus bekas TB.
hemoptisis, sesak napas, dan nyeri dada, serta demam, malaise, kringat malam,
pemeriksaan fisik, yaitu: suara napas bronkial, amforik, melemah, atau ronki
36
37
basah. Pemeriksaan bakteriologi dapat dilihat dari hasil sputum SPS. Hasil
segmen apikal dan posterior, kavitas, bercak milier, dan kadang efusi pleura
unilateral.
dan lanjutan (4-7 bulan). Pmeberian OAT ada 2 kategori, yaitu Kategori I jika
pasien baru dengan BTA positif, kemudian pasien baru BTA negatif , radiologi
mengalami pasien kambuh, pasien gagal, atau pasien default, regimen yang
diberikan 2RHZES/1RHZE.