DIREKTUR RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS AIRLANGGA
Menimbang : a. Bahwa Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Airlangga
didirikan sebagai perwujudan dari Misi Universitas Airlangga yang berkomitmen untuk mendharmabaktikan keahliannya dalam bidang ilmu, teknologi, humaniora dan seni kepada masyarakat; b. Bahwa dalam rangka beroperasinya Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Airlangga diperlukan suatu kebijakan yang mengatur proses rujukan pasien yang bertujuan untuk meningkatkan mutu asuhan pasien; c. Bahwa berdasarkan pertimbangan yang dimaksud pada huruf a dan b perlu dibentuk Keputusan Direktur Utama tentang Rujukan Pasien di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Airlangga.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 153, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 4. bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147/Menkes/Per/I/2010 tentang Perizinan Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340/Menkes/Per/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit belum mencakup semua jenis rumah sakit sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 5. bahwa peraturan menteri kesehatan republik indonesia Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit; 6. bahwa peraturan pemerintah republik indonesia nomor 57 tahun 1954 tentang pendirian Universitas Airlangga di Surabaya sebagaimana telah diubah dangan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1955 tentang Pengubahan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 1954 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 99 Tambahan Lembaran Negara Nomor 695 juncto Lembaran Negara Republik Indoneisa Tahun 1955 Nomor 4 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 748) 7. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2004 tentang Statuta Universitas Airlangga (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2014 Lembaran Negara Nomor 5535); 8. Keputusan Majelis Wali Amanat Universitas Airlangga Nomor 1032/UN3.MWA/K/2015 tentang Pengangkatan Rektor Universitas Airlangga. 9. Surat Pernyataan Rektor Universitas Airlangga Nomor 196/UN3/TU/2016 tentang kepemilikan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Airlangga; 10. Keputusan Rektor Universitas Airlangga Nomor 21/UN3/2016 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Direktur dan Wakil Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Airlangga. 11. Keputusan Rektor Universitas Airlangga Nomor 403/UN3/ 2016 tentang Pengelola Rumah Sakit Gigi dan Mulut pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT
UNIVERSITAS AIRLANGGA TENTANG KEBIJAKAN RUJUKAN PASIEN DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS AIRLANGGA. Kesatu : Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Airlangga tentang Kebijakan Rujukan Pasien di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Airlangga Surabaya
Kedua : Kebijakan Rujukan Pasien di Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Universitas Airlangga Surabaya sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.
Ketiga : Kebijakan Rujukan Pasien sebagaimana dimaksud dalam
Diktum Kedua dipergunakan sebagai acuan bagi semua unit kerja di Lingkungan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Airlangga Surabaya untuk meningkatkan mutu asuhan pasien.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan
apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Surabaya Pada tanggal 1 Agustus 2016 DIREKTUR,
Prof Coen Pramono D, drg.,SU.,Sp.BM(K)
NIP. 195402101979011001 LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RSGM UNAIR NOMOR : 495/UN3.9.3/OT/2016 TANGGAL : 1 AGUSTUS 2016
KEBIJAKAN RUJUKAN PASIEN
1. Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi
2. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata mampu diatasi dan apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih 3. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap, tetapi pemeriksaan harus disertai pasien yang bersangkutan 4. Mencantumkan terapi sementara 5. Mencantumkan tindakan yang telah diberikan 6. Mencantumkan alasan merujuk 7. Mencantumkan tanda tangan dokter yang merujuk 8. Pasien didampingi tenaga kesehatan 9. Menggunakan ambulans transport kecuali untuk rujukan rawat jalan 10. Memberikan edukasi pada pasien tentang proses rujukan 11. Komunikasi dengan RS yang akan menjadi tujuan rujukan sebelum mengirim pasien, kecuali untuk rujukan rawat jalan dan kasus gawat darurat 12. Pasien dirujuk 1x24 jam sejak diagnosa ditegakkan kecuali untuk rujukan rawat jalan. 12.1 Rujukan pasien dengan kasus Diabetes Millitus (DM): Pasien dengan DM tipe 1 maupun 2 dirujuk ke fasilitas kesehatan lainnya untuk memperbaiki performance gula darah sebelum menjalani perawatan di bidang gigi dan mulut. 12.2 Rujukan Pasien dengan Hipertensi baik esensial maupun non-esensial dirujuk ke fasilitas kesehatan lain untuk memperbaiki keadaan hipertensinya sebelum dapat dilakukan perawatan di bidang gigi dan mulut.