Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PR DR. GEBYAR SP.

A DALAM LAPSUS 23/11/2018


Nanda Ayu Syavira/NIM 142011101053

1. Fungsi menanyakan usia, jenis kelamin, dan suku pada anamnesis


 Usia:
1. Untuk mengetahui dosis obat yang akan diberikan pada anak berdasarkan usia
2. Untuk menghitung kebutuhan cairan pada anak baik secara per oral maupun
parenteral
3. Untuk memperkirakan kemungkinan penyakit yang diderita, beberapa penyakit
khas untuk usia tertentu (contoh : bronkiolitis umumnya terjadi pada bayi<2 tahun,
)
4. Untuk mengetahui status gizi anak dan kebutuhan asupan yang harus dicukupi
berdasarkan usia
 Jenis kelamin:
1. Untuk memperkirakan kemungkinan penyakit karena beberapa penyakit terdapat
perbedaan jumlah insidensi antara laki-laki dan perempuan
Penyakit-penyakit yang lebih banyak menyerang perempuan daripada laki-laki
antara lain:
1. Tireotoksikosis
2. Diabetes melitus
3. Obesitas
4. Kolesisitis
5. Rematoid artritis
Penyakit-penyakit yang lebih banyak menyerang laki-laki daripada perempuan
antara lain:
1. Penyakit jantung koroner
2. Infark miokard
3. Karsinoma paru
4. Hernia inguinalis
2. Untuk memperkirakan suatu penyakit berdasarkan faktor resiko, jenis kelamin
dapat meningkatkan factor resiko dari beberapa penyakit. Hal ini antara lain
disebabkan perbedaan pekerjaan, kebiasaan hidup, kesadaran berobat, perbedaan
kemampuan atau kriteria diagnostik beberapa penyakit, genetika atau kondisi
fisiologis.
3. Jenis kelamin mengakibatkan adanya perbedaan anatomi baik pada laki-laki
maupun perempuan, sehingga beberapa penyakit tertentu hanya dapat ditemukan
pada perembuan begitupun sebaliknya.
- penyakit yang hanya menyerang perempuan penyakit yang berkaitan dengan
organ tubuh perempuan seperti karsinoma uterus, karsinoma mamae,
karsinoam serviks, kista ovarii, dan adneksitis.
- penyakit yang hanya menyerang laki-laki seperti karsinoma penis, orsitis,
hipertrofi prostat, dan karsinoma prostat.
 Suku: Berhubungan dengan kebiasaan tertentu atau penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan ras/suku bangsa tertentu. Pencatatan suku bangsa diperlukan
karena suatu kelompok suku bangsa atau ras tertentu akan mempunyai ciri-ciri spesifik
yang masih termasuk normal untuk kelompok tersebut. Pada umumnya penyakit yang
berhubungan dengan suku bangsa berkaitan dengan faktor genetik atau faktor
lingkungan.

2. Apakah yang dimaksud riwayat penyakit sekarang?


Riwayat Penyakit Sekarang adalah kronologis dari penyakit yang diderita saat ini mulai
awal hingga di bawa ke RS. 4 unsur utama dalam anamnesis riwayat penyakit sekarang,
yakni : (1) kronologi atau perjalanan penyakit, (2) gambaran atau deskripsi keluhan
utama, (3) keluhan atau gejala penyerta, dan (4) usaha berobat.

3. Sebutkan contoh penyakit yang diwariskan


Hemofilia, thalasemia, buta warna, hipertrikosis, brakidaktili, sindaktili, dan
akondroplasia

4. Definisi Kejang
Kejang adalah serangan mendadak atau kambuhan penyakit. Kejang juga dapat
didefinisikan sebagai suatu kejadian paroksismal yang disebankan oleh lepas muatan
hipersinkron abnormal dari suatu neuron SSP
5. Bagaimanakah ventilasi yang baik dan pencahayaan yang cukup
Perhawaan (ventilasi) yang baik adalah ventilasi yang cukup untuk proses pergantian
udara dalam ruangan. Kualitas udara dalam rumah yang memenuhi syarat adalah
bertemperatur ruangan sebesar 180C - 300C dengan kelembaban udara sebesar 40% - 70%.
Ukuran ventilasi memenuhi syarat 10% luas lantai.
Pencahayaan yang cukup menggunakan cahaya alamiah (matahari) dalam rumah sangat
penting karena dapat membunuh bakteri patogen dalam rumah. Oleh karena itu, rumah
yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup. Jalan masuk cahaya
sekurang-kurangnya 15%-20% dari luas lantai yang terdapat di dalam ruangan rumah.
Lokasi penempatan jendela harus diusahakan agar sinar matahari lama menyinari lantai
(bukan dinding). Maka sebaiknya jendela harus di tengah-tengah tinggi dinding (tembok).

6. Protein pada ASI


Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan kasein. Protein dalam
ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi,
sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein kasein yang lebih sulit dicerna oleh
usus bayi. Jumlah protein kasein yang terdapat dalam ASI hanya 30% dibanding susu sapi
yang mengandung protein ini dalam jumlah tinggi (80%). Di samping itu, beta
laktoglobulin yaitu fraksi dari protein whey yang banyak terdapat di protein susu sapi tidak
terdapat dalam ASI. Beta laktoglobulin ini merupakan jenis protein yang potensial
menyebabkan alergi.
Kualitas protein ASI juga lebih baik dibanding susu sapi yang terlihat dari profil asam
amino (unit yang membentuk protein). ASI mempunyai jenis asam amino yang lebih
lengkap dibandingkan susu sapi. Salah satu contohnya adalah asam amino taurin; asam
amino ini hanya ditemukan dalam jumlah sedikit di dalam susu sapi. Taurin diperkirakan
mempunyai peran pada perkembangan otak karena asam amino ini ditemukan dalam
jumlah cukup tinggi pada jaringan otak yang sedang berkembang. Taurin ini sangat
dibutuhkan oleh bayi prematur, karena kemampuan bayi prematur untuk membentuk
protein ini sangat rendah.
7. PGCS (Pediatric Glasgow Comma Scale)

Pada GCS terdapat 3 komponen yaitu pergerakan bola mata, verbal, dan
pergerakan motorik yang dinilai dengan memberikan skor pada masing-masing
komponen. Nilai total dari ketiga komponen berkisar antara 3-15, dengan nilai makin kecil
semakin buruk prognosisnya. Pada pasien dengan cedera otak dapat di klasifikasikan
sebagai ringan (skor GCS 14-15), sedang (skor GCS 9-13) dan berat (skor GCS ≤ 8).
Selain mudah dilakukan, GCS juga memiliki peranan penting dalam memprediksi risiko
kematian di awal pemeriksaan. GCS dapat digunakan sebagai prediksi untuk menentukan
prognosis jangka panjang dengan sensitivitas 79-97% dan spesifisitas 84-97%.

8. Z-Score
Z- score adalah skor standard berupa jarak skor seseorang dari mean kelompoknya dalam
satuan Standard Deviasi

9. Variasi bentuk kepala


Normal (3 bulan) Normal (6 bulan)

Normal (9 bulan)

Plagiocephaly
Brachycephaly

Scaphocephaly

10. Bising usus


Auskultasi dilakukan pada keempat kuadran abdomen. Dengarkan peristaltic ususnya
selama satu menit penuh. Bisisng usus normalnya 5-30 kali/menit. Jika kurang dari itu
atau tidak ada sama sekali kemungkinan ada ileus paralitik, obstruksi, atau konstipasi.
Jika peristaltic usus terdengar lebih dari normal kemunginan sedang mengalami diare.

11. Patofisiologi muntah


Jalur alamiah dari muntah juga belum sepenuhnya dimengerti namun beberapa
mekanisme patofisiologi diketahui menyebabkan mual dan muntah telah diketahui.
Koordinator utama adalah pusat muntah, kumpulan saraf – saraf yang berlokasi di
medulla oblongata. Saraf – saraf ini menerima input dari :
 Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) di area postrema
 Sistem vestibular (yang berhubungan dengan mabuk darat dan mual karena penyakit
telinga tengah)
 Nervus vagus (yang membawa sinyal dari traktus gastrointestinal)
 Sistem spinoreticular (yang mencetuskan mual yang berhubungan dengan cedera
fisik)
 Nukleus traktus solitarius (yang melengkapi refleks dari gag refleks)
Sensor utama stimulus somatik berlokasi di usus dan CTZ. Stimulus emetik dari usus
berasal dari dua tipe serat saraf aferen vagus :
a) Mekanoreseptor : berlokasi pada dinding usus dan diaktifkan oleh kontraksi dan
distensi usus, kerusakan fisik dan manipulasi selama operasi
b) Kemoreseptor : berlokasi pada mukosa usus bagian atas dan sensitif terhadap stimulus
kimia.
Pusat muntah, disisi lateral dari retikular di medula oblongata, memperantarai refleks
muntah. Bagian ini sangat dekat dengan nukleus tractus solitarius dan area postrema.
Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ) berlokasi di area postrema. Rangsangan perifer dan sentral
dapat merangsang kedua pusat muntah dan CTZ. Afferent dari faring, GI tract, mediastinum,
ginjal, peritoneum dan genital dapat merangsang pusat muntah. Sentral dirangsang dari korteks
serebral, cortical atas dan pusat batang otak, nucleus tractus solitarius, CTZ, dan sistem
vestibular di telinga dan pusat penglihatan dapat juga merangsang pusat muntah. Karena area
postrema tidak efektif terhadap sawar darah otak, obat atau zat-zat kimia di darah atau di cairan
otak dapat langsung merangsang CTZ.
Kortikal atas dan sistem limbik dapat menimbulkan mual muntah yang berhubungan
dengan rasa, penglihatan, aroma, memori dan perasaaan takut yang tidak nyaman. Nukleus
traktus solitaries dapat juga menimbulkan mual muntah dengan perangsangan simpatis dan
parasimpatis melalui perangsangan jantung, saluran billiaris, saluran cerna dan saluran kemih.
Sistem vestibular dapat dirangsang melalui pergerakan tiba-tiba yang menyebabkan gangguan
pada vestibular telinga tengah.
Reseptor sepeti 5-HT3, dopamin tipe 2 (D2), opioid dan neurokinin-1 (NK-1) dapat
dijumpai di CTZ. Nukleus tractus solitarius mempunyai konsentrasi yang tinggi pada
enkepalin, histaminergik, dan reseptor muskarinik kolinergik. Reseptor-reseptor ini mengirim
pesan ke pusat muntah ketika di rangsang. Sebenarnya reseptor NK-1 juga dapat ditemukan di
pusat muntah. Pusat muntah mengkoordinasi impuls ke vagus, frenik, dan saraf spinal,
pernafasan dan otot- otot perut untuk melakukan refleks muntah.

Anda mungkin juga menyukai