Anda di halaman 1dari 9

EFFEKTIVITAS INFUSA AKAR MANIS SEBAGAI ANTI TUKAK LAMBUNG

TIKUS YANG DIINDUKSI ASETOSAL

Joko Santoso
Poltekkes Permata Indonesia Jogyakarta

Abstract: The use of NSAID-class drugs such as acetosal is widely used by the
community, which can cause peptic ulcers. Gastric ulcers are damaged in the mucosal
and sub mucosal tissues. Indonesia is rich in traditional medicinal ingredients such as
liquorice that can serve as an ingredient of anti ulcers. The purpose of this study is to
determine the effect of the effectiveness of the extract of sweet root as gastroprotektor.
Design of laboratory experiment post test with control. A total of 30 male Wistar strains
of 2-3 months old, with 100-250 gram weight divided into 6 groups, each group
consisted of 5 randomly divided animal animals, ie KI (sweet root) 5 mg / 200g BB),
K.II (sweet root 10 mg/ 200g BB), K.III (sweet root 15 mg / 200g BB), K. IV (sucralfat
72 mg / 200g BB), K. V (acetosal 90 Mg / 200 g BB) and K.VI (without treatment). All
treatments were administered orally for seven days. Observations were macroscopic
and microscopic gastric mice. The results of the study: Group III had the greatest
gastroprotector compared with other groups as indicated by the number of lesions,
lesion area, damage score, number of mast cells and eosinophil cells were lower than
those given the assetosal group (p <0.05)

Keywords: Sweet Root, Gastroprotective And Gastric Ulcers.

Abstrak: Penggunaan obat-obatan golongan OAINS seperti asetosal sangat banyak


dipergunakan oleh masyarakat sehingga dapat menyebabkan tukak lambung. Tukak
lambung merupakan kerusakan pada jaringan mukosa dan sub mukosa. Indonesia kaya
akan bahan obat tradisional seperti akar manis yang dapat berfungsi sebagai bahan obat
anti tukak lambung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
keefektifan pemberian ekstrak akar manis sebagai gastroprotektor. Desain penelitian ini
experiment laboratory post test design with control, Sebanyak 30 ekor tikus putih jantan
galur Wistar berumur 2-3 bulan, dengan berat badan 100-250 gram terbagi menjadi 6
kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 hewan uji terbagi secara random yaitu K.I (akar
manis 5 mg/200g BB), K.II (akar manis10 mg/200g BB), K.III (akar manis 15 mg/200g
BB), K.IV (sukralfat 72 mg /200g BB), K. V (asetosal 90 mg / 200 g BB) dan K.VI
(tanpa perlakuan). Semua perlakuan diberikan secara oral selama tujuh hari.
Pengamatan berupa makroskopik dan mikroskopik lambung tikus. Hasil penelitian :
Kelompok III mempunyai gastroprotektor terbesar dibanding dengan kelompok lain
ditunjukkan dari jumlah lesi, luas lesi, skor kerusakan, jumlah sel mast dan sel eosinofil
lebih rendah bila dibandingkan kelompok yang diberikan asetosal (p < 0,05).

Kata Kunci : Akar Manis,Tukak Lambung Dan Gastroprotektif.

51
52 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 2, No 1, Maret 2017, hlm 1-59

PENDAHULUAN pada mukosa lambung, penghambatan


Obat anti inflamasi nonosteroid pompa proton atau antagonis-H2, analog
(OAINS) merupakan kelompok obat yang prostaglandin dan penurunan motilitas
paling banyak dikonsumsi diseluruh dunia lambung (Neal, 2006). Obatsitoprotektif
untuk mendapatkan efek analgetik, (pelindungmukosa) merupakan obat yang
antipiretik dan anti inflamasi. Obat ini berfungsi sebagai lapisanpelindung
merupakan salah satu kelomok obat yang mukosa lambung. Salah satu obat
paling banyak diresepkan dan digunakan sitoprotektif mukosa lambung yang sering
tanpa resep dokter. Salah satu obat digunakan adalah sukralfat. Penggunaan
OAINS yang sering digunakan dan sukralfat sebagai obat kimia bukan berarti
merupakan prototipe awal adalah asetosal tanpa risiko. Ada efek samping yang
(Wilmana dan Gan, 2007). Obat ini ditimbulkan dan perlu mendapat perhatian
sering digunakan oleh masyarakat untuk diantaranya konstipasi, insomnia, gatal-
mengobati penyakit sendi, rhematoid gatal, sakit perut dan muntah. Oleh sebab
arthritis dan mengatasi rasa nyeri. Obat- itulah perlu alternatif obat pengganti yang
obat ini mempunyai efek iritasi pada lebih aman, yang salah satunya berasal
mukosa lambung, berakibat perdarahan dari herbal (BPOM, 2008).
lambung yang berakhir dengan timbulnya Akar manis (G. glabraLinn.)
tukak lambung (Tarigan, 2006 ; Hirlan, mempunyai kandungan saponin yang
2006). lebih dikenal dengan Glycyrrhizin yang
Tukak lambung dapat terjadi berfungsi sebagai gastroprotektif (Depkes
karena adanya ketidak seimbangan dari RI, 1979). Glisirisin adalah konstituen
faktor agresif (asam lambung dan pepsin) aktif yang menghasilkan aktivitas anti
dan faktor defensif (sekresi mukosa, ulkus dengan cara menginhibisi 15-
sekresi bikarbonat, aliran darah mukosa hidroksi prostaglandin dehidrogenase dan
dan regenerasi epitel). Salah satu contoh prostaglandin reduktase. Penghambatan
penyebab terjadinya tukak lambung kedua enzim tersebut merangsang
adalah asetosal yang merupakan suatu terjadinya peningkatan konsentrasi
Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) prostaglandin E dan F2α dilambung yang
yang sejak lama banyak digunakan memacu penyembuhan peptik karena efek
sebagai analgesik pilihan pertama. Hal sitoprotektif pada mukosa lambung
yang dapat ditimbulkan akibat tukak (WHO, 2002; Wijayanti, 2013). Dalam
lambung yaitu terjadi kematian sel atau penelitian ini akar manis (G. glabra) akan
nekrosis yang menyebabkan reaksi dibuat dalam sediaan infusa. Pemakaian
inflamasi (Neal, 2006). Tukak lambung infusa yang murah dan mudah digunakan
adalah kerusakan pada jaringan mukosa, oleh masyarakatmenjadi salah satu
sub mukosa sampai lapisan otot lambung, alasannya. Selain itu belum adanya data
penyebab tukak lambung diantaranya ilmiah mengenaicampuran ketiga bahan
hipersekresi asam lambung sehingga tersebut dalam mengatasi masalah tukak
terjadi kerusakan mukosa pada lambung lambung.Berdasarkan uraian tersebut di
(Ramakrishnan dan Salnas, 2007). Cara atas maka penelitian ini ingin menilai
pencegahan terbentuknya tukak lambung pengaruhdari infusa akar manis (G.
diantaranya dengan cara pemberian obat glabra) terhadap daya
yang dapat berfungsi sebagai sitoprotektif gastroprotektifmukosa lambung dan
Joko Santoso, Effektivitas Infusa Akar Manis Sebagai 53

gambaran histopatologi untuk mengamati (tanpainduksidanpemberianobat) (K.


kerusakanstruktur jaringannya serta VIII). Infusa ramuan dan sukralfat
mengetahui jumlah sel mast pada jaringan diberikan setiap hari pada jam 09.00 WIB
lambungtikus model tukak lambung yang selama 7 hari berturut-turut kemudian
diinduksi asetosal. setelah 10 menit perlakuan tersebut maka
masing-masing diinduksi dengan asetosal.
METODE PENELITIAN Pada hari ke-8 hewan uji dipuasakan
Jenis penelitian ini adalah selama 24 jam dengan pemberian minum
exsperimental laboratory. Rancangan ad libitum (Arifa, 2009).
penelitian yang digunakan adalah Identifikasi tanaman ini dilakukan
Randomized post test group with control. di Laboratorium Farmakognosi Bagian
Penelitian ini dilaksanakan di Biologi Farmasi Fakultas Farmasi
Laboratorium Farmakognosi Departemen Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Biologi Farmasi Universitas Gadjah Asal-usul bahan untuk penelitian yaitu
Mada.Laboratorium Penelitian dan akarmanis (G. glabraLinn.) didapatkan
Pengujian Terpadu 4 (LPPT 4) dari Pasar Gede Solo. Uji saponin
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan dilakukan dengan metode Uji Forth yaitu
Laboratorium Histologi Fakultas ekstrak akar manis ditimbang sebanyak 20
Kedokteran hewan Universitas Gadjah mg, lalu ditambahkan 20 ml air panas
Mada Yogyakarta. kemudian dikocok kuat secara vertikal
Hewan uji yang digunakan dalam selama 10 detik. Setelah dilakukan
penelitian ini adalah tikus putih (Rattus pengocokan secara vertikal, maka akan
norwegia) jantan, galur Wistar. Kriteria terbentuk buih setinggi 1-10 cm selama 10
hewan uji dalam penelitian ini adalah jenis menit. Kemudian ditambahkan 1 tetes
kelamin jantan, umur 2-3 bulan, berat HCL 2N dan dimati (Guevara & Recio,
badan 100-200 gram, sehat yang memiliki 1985).
ciri yaitu gerak aktif dan nafsu makan Data yang diperoleh akan diproses
baik, tidak ada kelainan anatomi maupun menggunakan program komputer SPSS.
fisik. Jumlah hewan uji terbagi 8 Uji normalitas data dengan Saphiro Wilk.
kelompok perlakuan dan tiap kelompok Jika sebaran data normal maka diteruskan
terdiri dari 5 ekor tikus, jadi jumlah total dengan uji parametrik Oneway Anova dan
hewan uji adalah 8 x 5 ekor = 40 ekor dilanjutkan dengan Post hoc tukey.
tikus wistar. Sebanyak 40 ekor tikus Apabila sebaran data tidak normal maka
jantan dikelompokkan secara acak diteruskan dengan uji non parametrik
menjadi 6 kelompok masing-masing 5 Kruskal Wallis dan kemudian dilanjutkan
ekor. Dosis penelitian ini adalah infusa dengan analisis Mann Whitney. Nilai
akar manis yaitu ekstrak akar manisdosis5 signifikan dalam penelitian ini adalah
mg/200gr BB (K. I), ekstrak akar p<0,05.
manisdosis10 mg/200gr BB (K. II),
ekstrak akarmanisdosis 15 mg/200gr BB HASIL PENELITIAN
(K. III), kontrolpositif (K. VI)dosis 1. Identifikasi Simplisia
(sukralfat 72 mg) /200gr BB, Simplisia dalam penelitian akar
kontrolnegatif (K. VII) dosis (asetosal 90 manis (G. glabra Linn.) dibeli dari
mg / 200 gr BB) dan normal pasar Gede Solo. Tujuan dari
54 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 2, No 1, Maret 2017, hlm 1-59

identifikasi penelitian ini adalah untuk ditambahkan 20 ml air panas kemudian


memastikan kebenaran dan kejelasan dikocok kuat secara vertikal selama 10
bahan yang digunakan untuk detik. Setelah dilakukan pengocokan
penelitian. Identifikasi bahan tanaman secara vertikal, maka akan terbentuk
dalam penelitian ini dilakukan di buih setinggi 1-10 cm selama 10 menit.
Laboratorium Farmakognosi , Kemudian ditambahkan 1 tetes HCL
Departement Bagian Biologi Farmasi, 2N dan dimati (Guevara & Recio,
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 1985). Hal ini menunjukkan bahwa
Hasil identifikasi tanaman sampel akar manis (G. glabra Linn.)
menunjukkan bahwa bahan yang memiliki kandungan senyawa saponin.
digunakan adalah benar di Busa terbentuk dikarenakan adanya
Laboratorium Farmakognosi kandungan glikosidan yang memiliki
departement Biologi Farmasi, kemampuan membentuk busa dalam air
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. yang terhidrolisis menjadi glukosa
2. Pembuatan Ekstrak Tanaman (Chaniago, 2003).
Infusa dibuat dari tanaman akar
manis (G. glabra Linn.). Metode
Infudasi dipilih karena
mempertimbangkan kemudahan dalam
pembuatannya. Cairan penyari yang
digunakan adalah air yang mudah
didapatkan, tidak beracun, netral, serta
mudah menarik keluar senyawa aktif
dalam sel, suhu 900 Celcius selama 15
menit (Donatus et al., 1992).

Tabel 1
Data Hasil Ekstraksi Tanaman Gambar 1. Uji kandungan saponin (metode uji
Berat Berat Forth)
Nama bahan ekstrak Rendemen Dalam gambar hasil uji forth
sampel (gr) (gr) (%) diatas didapatkan bahwa tanaman akar
Akar manis (G. glabra) tersebut mengandung
Manis 500 7,08 1,416 senyawa saponin karena terbentuk buih
yang mantap setinggi diatas 10 cm selama
Tabel 2 10 menit kemudian ditambahkan 1 tetes
Data Hasil Uji Organoleptik Ekstrak HCL 2 N maka tinggi buih yang
Nama dihasilkan tidak mengalami penurunan.
Sampel Warna Bau Rasa Timbulnya busa pada uji saponin ini
Coklat Sangat
menunjukkan adanya glikosida yang
Akar Manis kehitaman Aromatis manis
mempunyai kemampuan nenbentuk buih
dalam air yang terhidrolisis menjadi
3. Uji Kandungan Kimia
glukosa dan senyawa lainnya (Guevara &
Uji saponin dilakukan dengan
Recio, 1985). Reaksi pembentukan busa :
metode Uji Forth yaitu ekstrak akar
manis ditimbang sebanyak 20 mg, lalu
Joko Santoso, Effektivitas Infusa Akar Manis Sebagai 55

Tabel 4
Data Hasil Pengamatan Luas Lesi
Kelompok Mean (SD) Nilai p Nilai p
(Mann- (Kruskall-
whitney)) Wallis))

I 3,52 (4,83) 0,008 0,003

II 0,92 (1,35) 0,008


Gambar 2. Reaksi hidrolisis saponin dalam air
(Guevara & Recio, 1985). 0,00 (0,00)
III 0,005

IV 11,41 (25,51) 0,013


4. Histologi Jaringan Lambung Tikus
V 106,21 (50,66) -
yang diinduksi Asetosal
VI 0,00 (0,00) 0,005

1. Skor Kerusakan Lambung

Gambar 3. Makroskopik mukosa lambung.


Keterangan : A = akar manis 5mg (K.I),
B = akar manis 10 mg (K.II),C = akar
manis 15mg (K.III), D = sukralfat /
kontrol positif (K.IV), E = asetosal / Gambar 4. Histopatologi jaringan lambung.
kontrol negatif (K.V), F = normal tanpa Keterangan : A = akar manis 5mg (K.I),
perlakuan apapun (K.VI), tanda panah B = akar manis 10 mg (K.II),C = akar
(→) = menunjukkan lesi pada kelompok manis 15mg (K.III), D = sukralfat /
perlakuan. kontrol positif (K.IV), E = asetosal /
kontrol negatif (K.V), F = normal tanpa
Tabel 3 perlakuan apapun (K.VI), tanda panah
Data Hasil Pengamatan Jumlah Lesi (→) = menunjukkan erosi pada jaringan
Mean (SD) lambung.
Kelompok Nilai p Nilai p
(Mann- (Kruskall-
whitney)) Wallis)) PEMBAHASAN
I 0,40 (0,55) 0,005 0,002 Tukak lambung merupakan salah
II 0,20 (0,45) 0,004
satu bentuk tukak peptik yang ditandai
0,00 (0,00) dengan rusaknya lapisan mukosa, bahkan
III 0,003
sampai ke mukosa muskularis sehingga
IV 0,20 (0,45) 0,004 ketidakseimbangan antara faktor agresif
V 2,00 (0,00) - dan protektif merupakan awal terjadinya
VI 0,00 (0,00) 0,003 tukak lambung dan hipersekresi asam
lambung sebagai faktor agresif adalah
kondisi patologis yang terjadi akibat
56 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 2, No 1, Maret 2017, hlm 1-59

sekresi HCl yang tidak terkontrol dari sel dari gambar diatas terlihat bahwa di
sel parietal mukosa lambung melalui samping mekanisme keseimbangan faktor
pompa proton H+/K+ATPase, sedangkan agresif dan faktor defensif tersebut di atas,
kerusakan lapisan mukus yang berfungsi terdapat faktor lain yang ikut berperan
sebagai faktor protektif pada permukaan yakni keseimbangan neuro-hormonal dan
mukosa lambung dapat memperparah berbagai peptida gastrointestinal lain
keadaan. Banyak kondisi yang (Robbin, 2005).
menyebabkan ketidakseimbangan kedua Patogenesis tukak lambung yang
faktor tersebut. Adanya reaksi yang paling banyak berupa iritasi mukosa
berlebihan terhadap makanan tertentu, dimana terjadi peningkatan pengelupasan
minuman yang mengandung kafein dan sel epitel permukaan akibat obat-obat
alkohol, rangsangan parasimpatis dan yang mempunyai efek iritasi. Obat-obat
histamin dapat merangsang sel-sel parietal tersebut antara lain; salisilat, digitalis,
untuk menghasilkan HCl. Penggunaan yodium, kafein, cinchophen, fenilbutazon,
obat-obatan seperti antiinflamasi non antibiotika yang mempunyai spektrum
steroid (AINS) berkaitan erat dengan yang luas, NSAIDs, dan parasetamol dosis
terjadinya perdarahan lambung melalui tinggi (Bahiyah, 2003; Underwood, 1999;
iritasi sel-sel epitel secara langsung dan Kasno, 2003). Parasetamol telah banyak
inihibi sistemik sintesis prostaglandin digunakan sebagai obat antipiretik dan
mukosa saluran pencernaan. Keberadaan analgesik yang dipandang sebagai obat
Helicobacter pylori dapat mengganggu yang relatif aman untuk lambung
pertahanan mukosa melalui elaborasi (Setiabudy, 1995). Namun beberapa
toksin dan enzim serta meningkatkan peneliti lain menyatakan pada dosis yang
pelepasan gastrin (Fadlina, 2008; Barbara, tinggi, parasetamol dapat menimbulkan
2003). iritasi, erosi, ulkus, dan perdarahan
Seperti yang terlihat pada gambar lambung seperti efek gastrointestinal obat-
dibawah ini (Johnson, 2007) : obat NSAID (Kumar, 2005; Farel;
Bahiyah, 2003).
Pada keadaan normal, asam
lambung dan pepsin tidak akan
menyebabkan kerusakan mukosa lambung
dan duodenum. Bila oleh karena sesuatu
sebab ketahanan mukosa rusak (misalnya
karena salisilat, empedu, iskemia mukosa)
maka akan terjadi difusi balik H+ dari
lumen masuk kedalam mukosa. Difusi
balik H+ akan menyebabkan reaksi
berantai yang akan
menyebabkan kerusakan pada mukosa
(Enaganti, 2006). Difusi balik H+ akan
Gambar 5. Mekanisme terbentuknya tukak menyebabkan pepsin dilepas dalam
lambung jumlah besar, Na+ dan protein plasma
banyak yang masuk kedalam lumen dan
terjadi pelepasan histamin. Selanjutnya
Joko Santoso, Effektivitas Infusa Akar Manis Sebagai 57

terjadi peningkatan sekresi asam lambung mengalami degranulasi dengan


oleh sel parietal, peningkatan melepaskan mediator-mediator inflamasi
permeabilitas kapiler, oedema dan karena adanya ulkus sedangkan eosinofil
perdarahan. Di samping itu akan berperan dalam reaksi alergi.
merangsang parasimpatik lokal akibat Dari studi literatur dan jurnal
sekresi asam lambung makin meningkat penelitian ditemukan bahwa daun kelor
dan tonus muskularis mukosa meninggi, mempunyai kandungan kaemferol dan
sehingga kongesti vena makin hebat dan flavonoid (kuersetin). Kuersetin berfungsi
menyebabkan perdarahan. Keadaan ini sebagai antioksidan yang mampu
yang dapat menyebabkan kerusakan menstabilkan radikal bebas karena adanya
mukosa makin berlanjut, dapat terjadi gugus hidroksi fenolik (Daniel, 2006;
erosi superfisial atau ulserasi (Tarnawski, Pokorny dkk, 2001), kuersetin memiliki
2004). Iritasi pada mukosa yang aktivitas anti inflamasi dan efek
berlangsung lama menyebabkan gastroprotektif (Harbone, 2000). Tidak
kerusakan mukosa yang berulang-ulang hanya itu, kuersetin dan kaemferol juga
sehingga dapat terjadi radang lambung mempunyai potensi cukup baik dalam
kronis dan tukak lambung. Hal ini terjadi menghambat aktivitas enzim ksantin
misalnya pada pecandu alkohol, perokok, oksidase (Cos dkk., 1998). Untuk
pengguna analgetik non steroid jangka membedakan penelitian ini dengan
panjang dan refluks empedu. Keadaan penelitian-penelitian yang lalu adalah
serupa terjadi juga pada fungsi pada penelitian ini dilakukan dengan
pengosongan lambung yang lambat, membuat campuran 3 bahan alam yaitu
sehingga mukosa lambung kontak lama kunyit, akar manis dan daun kelor untuk
dengan isi lambung (Sibuea WH, 2005). diuji aktivitas gastroprotektif terhadap
Mukosa lambung dapat mengalami mukosa lambung yang diinduksi asetosal.
kerusakan oleh berbagai sebab salah Diharapkan dari penelitian ini akan
satunya adalah dengan pemberian didapatkan suatu formula yang memiliki
asetosal. Kerusakan lambung akibat daya gastroprotektif yang lebih baik
asetosal dapat disertai berkurangnya namun memiliki efek samping yang lebih
glikoprotein mukus dan hipersekresi asam kecil.
lambung. Terjadinya hipereksresi
lambung dan pepsin atau berkurangnya KESIMPULAN DAN SARAN
mikrosirkulasi dari lambung menjadi A. Kesimpulan
penyebab utama timbulnya lesi mukosa Berdasarkan penelitian yang telah
lambung (Nadi, 1992). Peningkatan sel dilakukan , maka dapat disimpulkan
mast dan sel eosinofil adalah salah satu sebagai berikut:
indikator adanya reaksi inflamasi dan 1. Pemberian ekstrak akar manis (G.
alergi. Efek gastroprotektif yang baik glabra Linn.), dapat mencegah
ditandai dengan sel mast dan sel eosinofil. secara signifikan menurunkannya
Sel-sel radang yang mula-mula keluar berat badan tikus, jumlah dan
adalah netrofil dan makrofah. Selain luas lesi, skor kerusakan
makrofah dan neutrofil sistem pertahanan lambung, jumlah sel mast, sel
tubuh juga mengeluarkan sel mast dan eusinofil pada mukosa dan
leukosit lain yaitu eosinofil. Sel mast
58 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 2, No 1, Maret 2017, hlm 1-59

submukosa lambung yang di asetosal in rats, J Ethno Pharm,


induksi asetosal. 46: 148-149.
2. Pemberian ekstrak akar manis (G. Depkes RI, 1979. Materia medika
glabra Linn) pada kelompok III Indonesia.Jilid III. Jakarta.
memberikan hasil yang baik Depkes RI, 2008. Farmakope herbal
dibandingkan dengan dosis indonesia, Edisi I, Jakarta.
lainnya pada mencit yang Donatus I. A., Suhardjono D., Nurlaila.,
diinduksi asetosal. Sugiyanto., Hakim L., Wahyono D
B. Saran dkk., 1992. Petunjuk praktikum
1. Perlu dilakukan penelitian lebih toksikologi, Laboratorium
lanjut mengenai toksisitas dari Farmakologi dan Toksikologi,
pemberian ekstrak akar manis (G. Fakultas Farmasi, UGM,
glabra Linn.) terhadap lambung Yogyakarta edisi 1.
Enaganti S, 2006. Peptic ulcer disease.
DAFTAR RUJUKAN The disease and non-drug
Arifa D, 2009. Uji efek anti ulcer infusa treatment. Hospital Pharmacist :
umbi talas ( Calocasia 13: 239-42.
Esculatumschoott) pada tikus Fadlina C., Santi P.S., Abdul M., 2008.
putih jantan galur wistar, Tesis, Pengembangan metode induksi
Universitas Muhammadiyah tukak lambung. Majalah Ilmu
Surakarta. Kefarmasian Vol V No 2 hal 84-
BPOM, 2008. Informatorium Obat 90. Departemen Farmasi FMIPA
Nasional Indonesia, 690-692 Universitas Indonesia
Barbara et al., 2003. Pharmacotherapy Farrel SE, Toxicity Acetamenophen.
Handbook, 5th edition.Appleton & http://www.emedicine.com.emerg/
Lange, USA : 268-270. topic819.htm.
Cos P., Ying L., Calomme M., J. P., Harborne J. B., Williams C. A., 2000.
Cimanga K., Van Poel B., Pieters Advances in flavanoid research
L., Vlietinck., A.J., dan Vanden since 1992, Departemen of
Berghe, D., 1998, Structure- Botany, Scool of plant sciences,
activity relationship and The university of reading, Reading
classification of flavonoids as RG6 6AS, UK, Review,
inhibitors of xanthine oxidase and Phytochemistry, 55: 481±504.
superoxide scavengers, J. Nat. Hirlan, 2006. Gastritis. Dalam: Sudoyo
Prod ., 61:71-76. AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Daniel M, 2006. Medical plants chemistry Marcellussimadibrata,
and properties, science publishers, Johnson A., Kratz B., Scanion L., Spivak
enfield, NH, USA A., Guts and Glory H. Pylori.,
Dehpour A. R., Zolfaghari ME., 2007. Cause of peptic ulcer.
Samadian, T., Vahedi Y, 1994, Eukarion, 3: 67-72.
The protective effect of liquorice Kasno., Prasetyo A., 2003. Patologi
components and their derivatives rongga mulut & traktus gastro
against gastric ulcer induced by intestinalis. Semarang: Badan
Joko Santoso, Effektivitas Infusa Akar Manis Sebagai 59

Penerbit Universitas Diponegoro: Sibuea WH., Panggabean MM., Gultom


66-72. SP., 2005. Ilmu penyakit dalam.
Kumar V., Abbas AK., Fausto N editors., Edisi ke 2. PT Rineka Cipta,
2005. Pathologic basis of Jakarta:169-80.
desease.7th edition. Philadelphia : Tarnawski AS., Caves TC., 2004. Aspirin
Elsevier. 2 (17) :810-17. in the XXI century: Its major
Nadi Cos P., Ying L., Calomme, M., Hu, clinical impact, novel mechanisms
J. P., Cimangga K., Van Poe B., of action, and new safer
pieters L., Vlietinck A. J., vanden formulation. Gastroenterology ;
Berghe D., 1998. Struktur activity 127: 341-3.
relationship and Classification of Tarigan P., 2006. Tukak gaster. Dalam :
flavonoids as inhibitors of Sudoyo AW., Setiyohadi B., Alwi
xanthine oxidase and superoxside I., Marcellussimadibrata., Setiati
scavengers, Journal of natural S., eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit
products, 61: 71±76. Dalam. Edisi ke-4 ,FKUI, Jakarta :
Neal, M. D. of Sidney , College of health 340-6.
sciences, School of Farmacy, Underwood JCE, 1999. Patologi umum
Sidney, New South Wales, dan sistematik, edisi 2. Alih
Australia bahasa : Sarjadi Jakarta : EGC :
Neal MJ, 2006. Obat yang bekerja pada 26-7, 432, 483.
saluran gastrointestinal I: ulkus WHO, 2002. Monographs on selected
peptikum. medicinal plants, 1: 190-193.
Ramakrishnan K., Salnas R. C., 2007. Wijayanti A., 2013. Efektifitas
Peptic ulcer disease, American gastroprotektif infusa ramuan akar
family physician, 7 manis (Glycyrrhiza glabra), kulit
:1005-12. batang pulosari (Alyxia
Setiabudy R., Suyatna FD., Reinwardtii BI) dan daun sembung
Purwantyastuti., Nafraldi., 1995. (Blumea Balsamifera) pada tikus
Farmakologi dan terapi. Edisi 4. model tukak lambung. Tesis.
Jakarta: Gaya Baru.207-10. Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai