Anda di halaman 1dari 10

10.

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

-Agama islam merupakan rahmat bagi seluruh alam

-Ukhuwah

-kerukunan dan kebersamaan dalam Pluraritas Agama

KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kelompok kami mampu
menyelesaikan tugas Makalah Kerukunan Antar Umat Beragama ini guna memenuhi
tugas mata kuliah Agama Islam. Agama sebagai sistem kepercayaan dalam
kehidupan umat manusia dapat dikaji melalui berbagai sudut pandang, baik itu dari
segi keagamaan, sosial, ekonomi, politik, budaya dan yang terbaru dari segi iptek.

Tujuan di susunya makalah ini sebagaimana dapat menyelesaikan tugas pendidikan


agama yang di ampu oleh bapak Muhammad Munfa’at, S.Ag.
dan kemudian agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kerukunan antar umat
beragama, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
informasi, referensi, dan berita

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas
Islam Nahdlatul Ulama Fakultas Sains dan Teknologi. Saya sadar bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya
di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

1
ABSTRAK
1. Agama Islam Merupakan Rahmat Bagi Seluruh
Alam
A. Makna Agama Islam
Kata islam berarti damai, selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh.
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama islam adalah agama yang
mengandung ajaran yang mencitakan kedamaian, keselamatan dan kesejahteraan
kehidupan umat manusia pada khususnya, dan semua mahluk Allah pada umumnya

B. Kerahmatan Islam Bagi Seluruh Alam


Salah satu bentuk kerahmatan Allah pada ajaran islam adalah :
Islam menghargai dan menghormati manusia sebagai hamba Allah, baik mereka
muslim maupun non muslim.

Islam memberikan kebebasan pada manusia untuk menggunakan potensi yang


diberikan oleh ALLAH secara bertanggung jawab.

2. Ukhuwah
Terdiri dari beberapa macam yang mempunyai maksud atau tujuan pada kerukunan
antar umat beragama yang di khususkan pada agama islam

3. kerukunan dan kebersamaan dalam Pluraritas


Agama
Memiliki suatu pandangan bahwa agama islam terhadap ummat non Islam tidak
mempunyai pemikiran untuk merobohkan,
Menjunjung tinggi tanggung jawab sosial ummat Islam dan amar ma’ruf dan nahi
Munkar.

2
DAFTAR ISI
Hal No
KATA PENGANTAR 1
ABSTRAK 2
DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Tujuan 4
C. Manfaat Kerukunan Antar Umat Beragama 4

BAB II PEMBAHASAN 5
A. Kerukunan Antar Umat Beragama di Indonesia 5
1. Kendala-Kendala 6
2. Solusi 7
D. Agama Islam Merupakan Rahmat Bagi Seluruh Alam 8
E. Ukhuwah 8
F. kerukunan dan kebersamaan dalam Pluraritas Agama 9

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 10

SUMBER INOVASI DAN INSPIRASI DI SUSUNYA MAKALAH 11

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerukunan beragama di tengah keanekaragaman budaya merupakan aset dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah bangsa,
Pancasila telah teruji sebagai alternatif yang paling tepat untuk mempersatukan
masyarakat Indonesia yang sangat majemuk di bawah suatu tatanan yang inklusif dan
demokratis. Sayangnya wacana mengenai Pancasila seolah lenyap seiring dengan
berlangsungnya reformasi.

Berbagai macam kendala yang sering kita hadapi dalam mensukseskan kerukunan
antar umat beragama, dari luar maupun dalam negeri kita sendiri. Namun dengan
kendala tersebut warga Indonesia selalu optimis, bahwa dengan banyaknya agama
yang ada di Indonesia, maka banyak pula solusi untuk menghadapi kendala-kendala
tersebut. Dari berbagai pihak telah sepakat untuk mencapai tujuan kerukunan antar
umat beragama di Indonesia seperti masyarakat dari berbagai golongan, pemerintah,
dan organisasi-organisasi agama yang banyak berperan aktif dalam masyarakat.

Keharmonisan dalam komunikasi antar sesama penganut agama adalah tujuan dari
kerukunan beragama, agar terciptakan masyarakat yang bebas dari ancaman,
kekerasan hingga konflik agama.

B. Tujuan
Penulisan makalah ini bermaksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama kami
dan untuk menambah wawasan para pembaca tentang kerukunan antar umat
beragama serta permasalahan yang di hadapi. Semoga Bermanfaat.

C. Manfaat Kerukunan Antar Umat Beragama


Umat Beragama Diharapkan Perkuat Kerukunan Jika agama dapat dikembangkan
sebagai faktor pemersatu maka ia akan memberikan stabilitas dan kemajuan Negara.

4
BAB II
PEMBAHASAN
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
A. Kerukunan Antar Umat Beragama di Indonesia
Kerukunan merupakan kebutuhan bersama yang tidak dapat dihindarkan di Tengah
perbedaan. Perbedaan yang ada bukan merupakan penghalang untuk hidup rukun
dan berdampingan dalam bingkai persaudaraan dan persatuan. Kesadaran akan
kerukunan hidup umat beragama yang harus bersifat Dinamis, Humanis dan
Demokratis, agar dapat ditransformasikan kepada masyarakat dikalangan bawah
sehingga, kerukunan tersebut tidak hanya dapat dirasakan/dinikmati oleh kalangan-
kalangan atas/orang orang tertentu saja. Karena, Agama tidak bisa dengan dirinya
sendiri dan dianggap dapat memecahkan semua masalah. Agama hanya salah satu
faktor dasar dari landasan kehidupan manusia.

Mungkin faktor yang paling penting dan mendasar karena memberikan sebuah arti
dan tujuan hidup. Tetapi sekarang kita mengetahui bahwa untuk mengerti lebih dalam
tentang agama perlu segi-segi lainnya, termasuk ilmu pengetahuan dan juga filsafat.
Yang paling mungkin adalah mendapatkan pengertian yang mendasar dari agama-
agama. Jadi, keterbukaan satu agama terhadap agama lain sangat penting dan yang
perlu di ingat kita harus yakin bahwasanya islam khususnya Nahdlatul ulama tidak
hanya sekedar anutan dari lingkungan ataupun dari turunan belaka yang hanya
sekedar ikut-ikutan bahwa kita beragama islam tetapi islam NU sebagai keyakinan
kepercayaan yang sangat penting sebagai wujud terlahirnya manusia di dunia.

5
1. Kendala-Kendala
1. Rendahnya Sikap Toleransi
Masing-masing agama mengakui kebenaran agama lain, tetapi kemudian
membiarkan satu sama lain bertindak dengan cara yang memuaskan masing-masing
pihak. Yang terjadi hanyalah perjumpaan tak langsung, bukan perjumpaan
sesungguhnya. Sehingga dapat menimbulkan sikap kecurigaan diantara beberapa
pihak yang berbeda agama, maka akan timbullah yang dinamakan konflik.

2. Kepentingan Politik
Faktor Politik, Faktor ini terkadang menjadi faktor penting sebagai kendala dalam
mncapai tujuan sebuah kerukunan antar umat beragama khususnya di Indonesia, jika
bukan yang paling penting di antara faktor-faktor lainnya. Bisa saja sebuah kerukunan
antar agama telah dibangun dengan bersusah payah selama bertahun-tahun atau
mungkin berpuluh-puluh tahun, dan dengan demikian kita pun hampir memetik
buahnya
Namun tiba-tiba saja muncul kekacauan politik yang ikut memengaruhi hubungan
antaragama dan bahkan memorak-porandakannya seolah petir menyambar yang
dengan mudahnya merontokkan “bangunan dialog” yang sedang kita selesaikan.
Seperti yang sedang terjadi di negeri kita saat ini, kita tidak hanya menangis melihat
political upheavels di negeri ini, tetapi lebih dari itu yang mengalir bukan lagi air mata,
tetapi darah; darah saudara-saudara kita, yang mudah-mudahan diterima di sisi-Nya.
Tanpa politik kita tidak bisa hidup secara tertib teratur dan bahkan tidak mampu
membangun sebuah negara, tetapi dengan alasan politik juga kita seringkali
menunggangi agama dan memanfaatkannya.
.
3. Sikap Fanatisme
Di kalangan Islam, pemahaman agama secara eksklusif juga ada dan berkembang.
Bahkan akhir-akhir ini, di Indonesia telah tumbuh dan berkembang pemahaman
keagamaan yang dapat dikategorikan sebagai Islam radikal dan fundamentalis, yakni
pemahaman keagamaan yang menekankan praktik keagamaan tanpa melihat
bagaimana sebuah ajaran agama seharusnya diadaptasikan dengan situasi dan
kondisi masyarakat. Mereka masih berpandangan bahwa Islam adalah satu-satunya
agama yang benar dan dapat menjamin keselamatan menusia. Jika orang ingin
selamat, ia harus memeluk Islam. Segala perbuatan orang-orang non-Muslim,
menurut perspektif aliran ini, tidak dapat diterima di sisi Allah.

Pandangan-pandangan semacam ini tidak mudah dikikis karena masing-masing sekte


atau aliran dalam agama tertentu, Islam misalnya, juga memiliki agen-agen dan para
pemimpinnya sendiri-sendiri. Islam tidak bergerak dari satu komando dan satu
pemimpin. Ada banyak aliran dan ada banyak pemimpin agama dalam Islam yang
antara satu sama lain memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang agamanya dan
terkadang bertentangan,
Dengan saling mengandalkan pandangan-pandangan setiap sekte dalam agama
tersebut, maka timbullah sikap fanatisme yang berlebihan.
Dari uraian diatas, sangat jelas sekali bahwa ketiga faktor tersebut adalah
akar dari permasalahan yang menyebabkan konflik sekejap maupun berkepanjangan.

6
2. Solusi
1. Dialog Antar Pemeluk Agama
Sejarah perjumpaan agama-agama yang menggunakan kerangka politik secara tipikal
hampir keseluruhannya dipenuhi pergumulan, konflik dan pertarungan. Karena itulah
dalam perkembangan ilmu sejarah dalam beberapa dasawarsa terakhir, sejarah yang
berpusat pada politik yang kemudian disebut sebagai “sejarah konvensional”
dikembangkan dengan mencakup bidang-bidang kehidupan sosial-budaya lainnya,
sehingga memunculkan apa yang disebut sebagai “sejarah baru” (new history).
Sejarah model mutakhir ini lazim disebut sebagai “sejarah sosial” (social history)
sebagai bandingan dari “sejarah politik” (political history). Penerapan sejarah sosial
dalam perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia akan sangat relevan, karena ia akan
dapat mengungkapkan sisi-sisi lain hubungan para penganut kedua agama ini di luar
bidang politik, yang sangat boleh jadi berlangsung dalam saling pengertian dan
kedamaian, yang pada gilirannya mewujudkan kehidupan bersama secara damai
(peaceful co-existence) di antara para pemeluk agama yang berbeda.

Hampir bisa dipastikan, perjumpaan Kristen dan Islam (dan juga agama-agama lain)
akan terus meningkat di masa-masa datang. Sejalan dengan peningkatan globalisasi,
revolusi teknologi komunikasi dan transportasi, kita akan menyaksikan gelombang
perjumpaan agama-agama dalam skala intensitas yang tidak pernah terjadi
sebelumnya. Dengan begitu, hampir tidak ada lagi suatu komunitas umat beragama
yang bisa hidup eksklusif, terpisah dari lingkungan komunitas umat-umat beragama
lainnya. Satu contoh kasus dapat diambil: seperti dengan meyakinkan dibuktikan Eck
(2002), Amerika Serikat, yang mungkin oleh sebagian orang dipandang sebagai
sebuah “negara Kristen,” telah berubah menjadi negara yang secara keagamaan
paling beragam. Saya kira, Indonesia, dalam batas tertentu, juga mengalami
kecenderungan yang sama. Dalam pandangan saya, sebagian besar perjumpaan di
antara agama-agama itu, khususnya agama yang mengalami konflik, bersifat damai.
Dalam waktu-waktu tertentu ketika terjadi perubahan-perubahan politik dan sosial
yang cepat, yang memunculkan krisis pertikaian dan konflik sangat boleh jadi
meningkat intensitasnya. Tetapi hal ini seyogyanya tidak mengaburkan perspektif kita,
bahwa kedamaian lebih sering menjadi feature utama. Kedamaian dalam perjumpaan
itu, hemat saya, banyak bersumber dari pertukaran (exchanges) dalam lapangan
sosio-kultural atau bidang-bidang yang secara longgar dapat disebut sebagai “non-
agama.”

Bahkan terjadi juga pertukaran yang semakin intensif menyangkut gagasan-gagasan


keagamaan melalui dialog-dialog antaragama dan kemanusiaan baik pada tingkat
domestik di Indonesia maupun pada tingkat internasional; ini jelas memperkuat
perjumpaan secara damai tersebut. Melalui berbagai pertukaran semacam ini terjadi
penguatan saling pengertian dan, pada gilirannya, kehidupan berdampingan secara
damai.

2. Bersikap Optimis

7
D. Agama Islam Merupakan Rahmat Bagi Seluruh
Alam
1. Makna agama Islam
Kata islam berarti damai, selamat, sejahtera,penyerahan diri, taat dan patuh.
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama islam adalah agama yang
mengandung ajaran yang menciptakan kedamaian, keselamatan dan kesejahteraan
kehidupan ummat manusia pada sebagai penerima amanah allah yang dapat
menjalagkan amanah tersebut secara benar dan kaffah.

Seperti yang kita tahu bahwa islam mengajarkan peduli terhadad semua makhluk
dan alam semesta yang tertera pada rukun iman dalam islam.

E. Ukhuwah
Ukhuwah terdiri dari dua hal
-ukhuwah islamiyah
-ukhuwah insaniyah
1. makna ukhuwah islamiyah
kata ukhuwah berarti persaudaraan, maksudnya perasaan simpati daan empati antara
dua orang atau lebih. Persaudaraan sesame muslim berarti saling menghargai dan
saling menghormati relativitas masing masing sebagai sifat dasar kemanusiaan,
seperti perbedaan pemikiran, sehingga tidak menjadi penghalang untuk saling
membantu atau menolong karena diantara mereka terkait oleh satu keyakinan dan
dan jalan hidup,
2. makna ukhuwah insaniyah
konsep sesama persaudaran manusia (ukhuwah insaniyah) di landasi ajaran bahwa
semua ummat manusia adalah makhluk Allah.

8
F. kerukunan dan kebersamaan dalam Pluraritas
Agama
1. pandangan agama islam terhadap ummat non Islam
Dari segi kaidah, setiap orang yang tidak mau menerima islam sebagai agamanya di
sebut kafir atau non islam . Kata kafir berarti orang yang menolak, yang tidak mau
menerima atau menolak menaati aturan allah yang diwujudkan kepada manusia
melalui ajaran islam.

Ketika rasulullah mulai menyampaikan ajaran islam kepada masyarakat arab,


sebagian dari mereka ada yang mau menerima ajaran tersebut dan sebagianya lagi
menolak orang yang menolak ajakan rasulullah saw tersebut di sebut juga kafir.
Mereka terdiri dari orang orang musrik yang menyembah berhala di sebut orang
watsani, dan orang orang ahli kitab baik orang yahudi maupun orang nasrani.

2. Tanggung jawab sosial ummat Islam


Ummat islam adalah umat yang terbaik yang diciptakan allah dalam kehidupan ini.
Bentuk tanggung jawab sosial ummat islam meliputi berbagai aspek kehidupan , di
antaranya adalah:
1. Menjalin silaturahmi dengan tetangga dalam sebuah hadis rasulullah menjadikan
sebuah kebaikan seseorang kepada tetangganya menjadi salah satu indicator
keimanan
2. Memberikan infak sebagian dari harta yang dimiliki, baik yang wajib dalm bentuk
zakat maupun yang sunnah dalam bentuk sedekah.
3. Menjenguk bila ada anggota masyarakat yang sakit dan ta’ziyah bila ada anggota
masyarakat yang meninggal dengan mengantar jenazahnya sampai di kuburnya.
4. Memberi bantuan kepada masyarakat bila ada yang memerlukan bantuan
5. Penyusunan system sosial yang efektif dan efesien untuk membangun masyarakat,
baik mental spiritual maupun fisik materialnya.

3. amar ma’ruf dan nahi munkar


Amar ma’ruf dan nahi munkar adalah memerintahkan orang lain untuk berbuat baik
dan mencegah perbuatan jahat. Disamping system dan saran pendukung, amar
ma’ruf dan nahi munkar memerlukan juga kebijakan dalam bertindak. Karna itu
rasulullah memberikan tiga tingkatan yaitu:
1. Menggunakan tangan atau kekuasaan apabila ia mampu,
2. Menggunakan lisan, dan
3. Dalam hati apabila langkah pertama dan kedua tidak mmemungkinkan.

Bentuk amar ma’ruf dan nahi munkar yang bersistem diantaranya adalah:
1. Mendirikan mesjid
2. Menyelenggarakan pengajian
3. Mendirikan lembaga wakaf
4. Mendirikan lembaga pendidikan islam
5. Mendirikan lembaga keuangan atau perbangkan syariah
6. Mendirikan media massa islam, Koran, radio, tv dan lain lain
7. Mendirikan panti rehabilitasi anak anak nakal
8. Mendirikan pesantren
9. Menyelenggarakan kajian-kajian islam
10. Membuat jaringan informasi Social 9
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari pembahasan dalam makalah ini, dapat kami simpulkan berbagai macam
bahasan mengenai kerukunan antar umat beragama, yaitu : Kendala-kendala yang
dihadapi dalam mencapai kerukunan umat antar beragama ada beberapa sebab,
antara lain;
1. Rendahnya Sikap Toleransi
2. Kepentingan Politik dan
3. Sikap Fanatisme

Adapun solusi untuk menghadapinya, adalah dengan melakukan Dialog Antar


Pemeluk Agama dan menanamkan Sikap Optimis terhadap tujuan untuk mencapai
kerukunan antar umat beragama.

10

Anda mungkin juga menyukai