Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN

Di Susun Oleh :
Gita Silvia ( 201640064 )
Rara I Wanggi ( 201640007 )

STIE BHAKTI PEMBANGUNAN

JURUSAN AKUNTANSI

DOSEN :
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya dengan judul “Perusahaan Anjak Piutang” tepat pada waktunya.

Sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan, begitu juga halnya
dengan penulis. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, baik dari segi penulisan maupun isi. Penulis pun menerima dengan lapang dada kritikan
maupun saran yang sifatnya membangun dari pembaca agar penulis dapat membenahi diri.

Walaupun demikian, penulis berharap dengan disusunya makalah ini dapat membantu
dalam proses belajar maupun mengajar serta dapat bermanfaat bagi pembaca.

Terimakasih.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Jakarta, 21 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Sampul ………………………………………………………………………………….…….. 0
Kata pengantar ………………………………………………………………….…….………. i
Daftar isi ……………………………………………………………………………….….….. ii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………….……………………………………….…… 1
B. Rumusan Masalah …………………………...……………………………..…….. 2
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………...…………..….... 2

BAB II. PEMBAHASAN MATERI


A. Pengertian Perusahaan Anjak Piutang (factoring) ………..............…......……3
B. Kegiatan Perusahaan Anjak Piutang ….............................................…....….. 4
C. Proses Anjak Piutang Untuk Tagihan dan Promes .......................................... 5
D. Pihak Yang Terlibat dan Fasilitas Yang Diberikan ………………………......... 6
E. Jasa-Jasa dan Biaya yang Diberikan ......…………….......................……...… 8
F. Organisasi Perusahaan Factoring .................................................................. 9
G. Keuntungan dan Manfaat Dalam Perdagangan Internasional ........…..........10
H. Peran Anjak Piutang Dalam Ekonomi Serta Prospek Perkembangannya ... 12

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan …………………………………………………………………….... 14
B. Saran …………………………………………………………………………...... 15
C. Daftar Pustaka …………………………………………………………………………...……
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pengelolaan suatu perusahaan terdapat berbagai kegiatan usaha, mulai dari
kegiatan pokok sampai dengan kegiatan tambahan. Yang menjadi masalah adalah jika kegiatan
pokok mengalami hambatan, maka hal ini akan menyebabkan kehidupan perusahaan terancam.
Kegiatan pokok merupakan tulang punggung kegiatan perusahaan dalam memperoleh
keuntungan. Terancamnya kegiatan pokok tersebut akan mengakibatkan terancam pula
keuntungan yang akan diperoleh dan pada akhirnya akan membahayakan kehidupan perusahaan
yang bersangkutan. Untuk menghadapi hambatan tersebut pihak manajemen perlu melakukan
berbagai tindakan penyelamatan sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian yang lebih
besar.
Hambatan-hambatan yang dialami oleh suatu perusahaan dapat berupa kesulitan
melakukan penjualan, kesulitan melakukan penagihan piutang, kondisi administrasi kredit yang
semrawut ataupun teknologi yang digunakan sudah ketinggalan zaman. Kemudian hambatan
atau ancaman tersebut dapat datang dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan.
Bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan atau penjualan, hambatan
utama yang dapat menjadi ancaman adalah banyaknya penjualan kredit yang tidak dapat tertagih
alias macet. Banyaknya kredit yang macet akan mengakibatkan terganggunya perputaran barang
dan perputaran keuangan, apalagi jika sampai kredit tersebut tidak mampu lagi dibayar oleh
orang yang berutang.
Semakin tingginya tingkat persaingan antar perusahaan saat ini akan memaksa
perusahaan untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada para pelanggannya. Salah satu
cara adalah dengan mempermudah syarat pembayaran produk. Oleh karena itu pembayaran yang
ditunda menjadi suatu kebutuhan bagi perusahaan dalam rangka meningkatkan volume
penjualannya.Atas penjualan secara kredit tersebut maka perusahaan memiliki tagihan (piutang)
kepada pelanggan/customer. Piutang bagi perusahaan akan memperlambat arus kas karena dana
tunai/kas baru akan masuk setelah piutang tersebut jatuh tempo. Padahal disisi lain perusahaan
membutuhkan uang tunai/kas untuk kegiatan operasionalnya. Jika perusahaan kekurangan kas
maka biasanya akan pinjam ke pihak lain misalnya bank.
Apabila masalah piutang macet ini tidak dapat segera ditanggulangi secara serius, bukan
tidak mungkin kerugian yang lebih besar tidak dapat dihindari lagi.Untuk melakukan penagihan
piutang yang macet diperlukan biaya maupun tenaga yang harus dikorbankan.
Untuk menanggulangi masalah piutang macet dan administrasi kredit yang semrawut
dapat diserahkan kepada perusahaan yang sanggup untuk melakukannya adalah perusahaan anjak
piutang yang memang kegiatan utamanya adalah bergerak dibidang penagihan piutang.
Perusahaan anjak piutang dapat mengambil alih pengelolaan piutang baik dengan cara dikelola
atau dengan cara dibeli serta dapat pula dilakukan pengelolaan administrasi piutang suatu
perusahaan. Jadi bagi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan seperti itu dapat
menyerahkan seluruh persoalannya kepada perusahaan anjak piutang dengan imbalan fee dan
biaya-biaya lainnya yang disepakati bersama. Dengan kata lain perusahaan mempunyai alternatif
lain untuk memperoleh dana tunai yaitu dengan menjual atau mengalihkan faktur-faktur piutang
yang dimilikinya ke Lembaga Keuangan Anjak Piutang (Factoring).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Anjak Piutang ?
2. Apa yang dimaksud dengan perusahaan Anjak Piutang?
3. Apa saja kegiatan perusahaan Anjak Piutang ?
4. Bagaimana proses Anjak Piutang untuk tagihan dan promes ?
5. Siapa saja pihak yang terlibat dan Fasilitas apa yang diberikan perusahaan Anjak Piutang ?
6. Jasa-jasa dan Biaya yang apa saja yang diberikan perusahaan Anjak Piutang ?
7. Organisasi apa saja dalam perusahaan Anjak Piutang ?
8. Apa saja keuntungan Anjak Piutang dan manfaatnya dalam perdagangan internasional ?
9. Apa Peran Anjak Piutang Dalam Ekonomi Serta Prospek Perkembangannya ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah Anjak Piutang.
2. Untuk mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan perusahaan anjak piutang.
3. Untuk mengetahui kegiatan perusahaan anjak piutang.
4. Untuk mengetahui proses Anjak Piutang untuk tagihan dan promes.
5. Untuk mengetahui pihak yang terlibat dan Fasilitas apa yang diberika perusahaan Anjak
Piutang.
6. Untuk mengetahui Jasa-jasa dan biaya yang diberikan perusahaan Anjak Piutang
7. Untuk mengetahui organisasi dalam perusahaan Anjak Piutang
8. Untuk mengetahui keuntungan Anjak Piutang dan manfaatnya dalam perdagangan
internasional
9. Untuk mengetahui Peran Anjak Piutang Dalam Ekonomi Serta Prospek Perkembangannya
BAB II
PEMBAHASAN MATERI

A. Sejarah Anjak Piutang


Membahas usaha Anjak Piutang mengharuskan kita melihat kembali kepada sejarah
revolusi industri lebih 100 tahun yang lalu. Pada tahun 1880-an, banyak pabrik Inggris menjual
barang-barang produksinya kepada koloni barunya Amerika. Namun dalam proses transaksi
tersebut mereka tidak mengenal siapa-siapa pembelinya dan kurang tahu persis mengenai
prosedur penagihannya. Perusahaan-perusahaan selanjutnya mengembangkan suatu cara untuk
mengatasi masalah ini dengan bertindak sebagai perantara dalam kegiatan penjualan barang
tersebut. Perusahaan-perusahaan yang menjalankan kegiatan ini dinamakan factor atau agen.
Kemudian ketika terjadi revolusi industri peran factor ini mengalami perubahan. Pabrik-pabrik
tekstil Inggris khususnya. mulai menggunakaan factor ini untuk melakukan penilaian guna
menentukan kelayakan kredit nasabah-nasabah Amerikanya. Perkembangan peran tersebut
berlanjut dengan pembelian faktur-faktur pabrik tekstil Inggris oleh pihak factor yang
selanjutnya diuangkan pada saat jatuh tempo. Kegiatan transaksi jual-beli faktur ini mengalami
perkembangan pesat. Amerika Serikat sebagai negara yang mengembangkan bisnis Anjak
Piutang yang dimulai pada pembiayaan industri tekstil yang pada awalnya merupakan bagian
dari kegiatan bank. Usaha tersebut kemudian berkembang mejadi badan usaha sendiri yang
spesialisasinya adalah kegiatan anjak piutang. Selanjutnya usaha anjak piutang ini menyebar dan
berkembang di wilayah Eropa.

Usaha anjak piutang dimulai di wilayah Amerika Utara khususnya pada sektor industri
tekstil yang sampai saat ini masih merupakan salah satu bidang kegiatan usaha utama anjak
piutang. Di negara-negara lain usaha ini masih merupakan industri yang sangat baru, dimulai
pada tahun 1960-an dan di negara-negara tertentu baru pada dekade 1970-an. Perusahaan anjak
piutang di Eropa mengikuti pola perkembangan anjak piutang di Amerika. Selanjutnya anjak
piutang dewasa ini telah mengembangkan bidang usahanya, bukan aja terkonsentrasi di sektor
industri tekstil sebagaimana awal perkembangannya di Amerika dan Eropa tapi telah memasuki
berbagai jenis segmen produk dan jasa.

Kegiatan anjak piutang pada dasarnya merupakan bidang usaha yang relatif baru di
Indonesia. Eksistensi kelembagaan anjak piutang dimulai sejak diluncurkannya Paket
Kebijaksanaan 20 Desember 1998 atau Pakdes 20,1998 yang diatur dengan Keppres No. 61
Tahun 1998 dan Keputusan Menteri Keuangan No.1251/KMK.13/1998 tanggal 20 Desember
1988. Pengenalan usaha anjak piutang ini dimaksudkan untuk memperoleh sumber-sumber
pembiayaan alternatif di luar sektor perbankan. Berdasarkan Pakdes 20,1988 tersebut kegiatan
usaha anjak piutang dapat dilakukan oleh multi-finance company yaitu lembaga pembiayaan
yang dapat melakukan kegiatan usaha di bidang anjak piutang, sewa guna usaha, modal ventura,
kartu kredit dan pembiayaan konsumen. Bank pada prinsipnya bisa memberikan jasa anjak
piutang sebagai bagian dari produknya tanpa perlu membentuk badan usaha baru. Namun karena
kegiatan anjak piutang ini memiliki ciri tersendiri dan berlainan dengan proses pembiayaan
dalam bentuk pemberian kredit, disamping volume usaha anjak piutang ini biasanya relatif besar,
maka umumnya bank-bank cenderung memisahkan kegiatan anjak piutang dari operasional
sehari-hari dengan membentuk suatu badan hukum terpisah baik dengan mendirikan perusahaan
murni anjak piutang maupun dengan mendirikan perusahaan multi pembiayaan atau multifinance
company. Beberapa bank melakukan kegiatan anjak piutang dengan membentuk badan hukum
tersendiri antara lain misalnya Bank Niaga yang mendirikan PT. Niaga Factoring dan Bank
Internasional Indonesia mendirikan BII Finance Center.

B. Pengertian Perusahaan Anjak Piutang (factoring)


Perusahaan anjak piutang (factoring) adalah perusahaan yang kegiatannya melakukan
penagihan atau pembelian, atau pengambilalihan atau pengelolaan utang piutang suatu
perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu dari perusahaan.
Menurut keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 Tanggal 20
Desember 1988, Anjak piutang adalah “badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan
dalam bentuk embelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka
pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negri”.
Anjak Piutang merupakan alternatif pembiayaan jangka pendek/modal kerja atau sebagai
alternatif pengelolaan administrasi tagihan / penjualan secara lebih efektif bagi Penjual Piutang
(client).
Anjak piutang secara tradisional berhubungan dengan industri tekstil, pakaian, sepatu,
furniture, dan peralatan rumah tangga.

Ada tiga perbedaan antara anjak piutang dan pinjaman bank, yaitu:
1. Penekanan anjak piutang adalah pada nilai piutang, bukan kelayakan kredit perusahaan.
2. Anjak piutang bukanlah suatu pinjaman, melainkan pembelian suatu aset (piutang).
3. Pinjaman bank melibatkan dua pihak, sedangkan anjak piutang melibatkan tiga pihak

Ada bermacam-macam bentuk piutang yang bisa diambil alih oleh perusahaan Factoring, antara
lain:
 Perusahaan factoring membeli tunai surat perintah bayar dari suatu perusahaan, baik yang
sudah jatuh tempo maupun tagihan yang baru dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu.
 Perusahaan factoring membeli tunai surat perintah bayar dari suatu perusahaan yang jatuh
tempo pembayarannya masih memerlukan beberapa waktu lagi.
 Perusahaan factoring membeli tagihan dari suatu perusahaan, dimana pembayaran atas
tagihan itu berdasarkan proses pengiriman barang yang memerlukan waktu.
 Perusahaan factoring membeli tunai surat-surat berharga yang belum jatuh tempo.
 Perusahaan factoring membeli tunai dokumen lain yang sifatnya tagihan di masa yang akan
datang, seperti tagihan dari biro-biro perjalanan dan kartu kredit
C. Kegiatan Perusahaan Anjak Piutang
Kegiatan utama perusahaan anjak piutang adalah mengambil alih pengurusan piutang
suatu perusahaan dengan suatu tanggung jawab tertentu, tergantung kesepakatan kepada pihak
kreditor (pihak yang punya piutang).Usaha-usaha yang dijalankan oleh perusahaan anjak piutang
berkaitan dengan pegambilalihan dan pengelolaan piutang suatu perusahaan, tergantung
permintaan pihak kreditor.Bagi perusahaan kreditor dengan adanya perusahaan anjak piutang
sangat membantu mereka dalam hal mengurangi resiko yang dihadapi terhadap macetnya tagihan
perusahaan.
Kegiatan anjak piutang di Indonesia diatur berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988. Berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Keuangan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan anjak piutang meliputi
kegiatan antara lain:
1. Pengambilalihan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu.
2. Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan harga yang sesuai
dengan kesepakatan.
3. Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, artinya perusahaan anjak piutang dapat
mengelola kegiatan administrasi kredit suatu perusahaan sesuai kesepakatan.

D. Proses Anjak Piutang Untuk Tagihan dan Promes


1. Proses Anjak Piutang untuk Tagihan
Kegiatan anjak piutang untuk tagihan ini atau disebut juga account receivable factoring
didasarkan pada suatu transaksi jual beli secara kredit jangka pendek dan menengah yang dijual
kepada perusahaan anjak piutang dengan kontrak pengambil alihan tagihan dari penjual atau
supplier kepada perusahaan anjak piutang. Pengalihan tagihan tersebut atas persetujuan atau
pengetahuan pembeli (customer). Proses anjak piutang untuk tagihan dapat diikuti pada
Gambar berikut
Keterangan :
1) Supplier (klien) menjual barang atau jasa kepada pembeli (customer). Penyerahan barang
dengan D/0 yang ditandatangani pembeli.Asli D/0 kembali kepada supplier.
2) Karena alasan cashflow, supplier atau klien kemudian menjual tagihannya kepada
perusahaan anjak piutang atas persetujuan pembeli (customer).
3) Klien menyerahkan data tagihan, termasuk faktur-faktur atau D/0 kepada perusahaan anjak
piutang.
4) Kontrak persetujuan dan pengambilatihan tagihan antara klien dengan perusahaan anjak
piutang.
5) Pembayaran kepada klien atas penjualan tagihan.
6) Pada saatjatuh tempo perusahaan anjak piutang melakukan penagihan kepada pembeli
(customer).
7) Pelunasan utang oleh pembeli.

2. Proses Anjak Piutang untuk Promes


Transaksi anjak piutang dengan menggunakan promes atau promissory notes factoring berbeda
dengan proses anjak piutang tagihan. Proses anjak piutang untuk promes melibatkan
pihak lain misalnya bank dalam mekanisme pembayaran. Transaksi jual beli dilakukan dengan
penerbitan promes oleh pembeli sebagai bukti surat tttang kepada penjual yang selanjutnya dapat
didiskontokan kepada perusahaan anjak piutang. Proses anjak pitttang untuk promes tersebut
dapat diikuti pada Gambar dibawah ini

Keterangan :
1) Penjualan barang ataujasa kepada pembeli secara kredit.
2) Sebagai bukti utang atas transaksijual beli, pembeli mengeluarkan promes kemudian
diserahkan kepadasupplier.
3) Supplier kemudian meng-endors promes tersebut kemudian dijual kepada perusahaan anjak
piutang secara diskonto.
4) Perusahaan anjak piutang membayar promes atas dasar diskonto.
5) Setelah jatuh tempo, perusahaan anjak piutang menyerahkan promes tersebut kepada bank
untuk ditagihkan pembayarannya dari pembeli.
6) Pembayaran diteruskan oleh bank kepada perusahaan anjak piutang setelah ditakukan
penagihan.

E. Pihak Yang Terlibat dan Fasilitas Yang Diberikan


Dalam kegiatan transaksi perusahaan anjak piutang terdapat tiga pihak yang saling
berkepentingan. Tanpa keterlibatan ketiga pihak tersebut, maka kegiatan perusahaan anjak
piutang tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam
kegiatan transaksi anjak piutang antara lain sebagai berikut:
1. Kreditur atau klien yang menyerahkan tagihannya kepada pihak anjak piutang untuk ditagih
atau dikelola atau diambil alih dengan cara dikelola atau dibeli sesuai perjanjian dan dan
kesepakatan yang telah dibuat.
2. Perusahaan anjak piutang (factoring) adalah perusahaan yang akan mengambil alih atau
mengelola piutang atau penjualan kredit debiturnya.
3. Debitur, yaitu nasabah yang mempunyai masalh (utang) kepada kreditur (klien)

Untuk lebih jelasnya transaksi yang terjadi diantara ketiga pihak yang terlibat dalam
kegiatan anjak piutang dapat dilihat pada gambar

Keterangan:
1. Kreditor menyerahkan persoalan piutangnya kepada perusahaan anjak piutang baik dengan
cara memberitahukan kepada debitur atau tidak
2. Perusahaan anjak piutang melakukan penagihan kepada debitur sesuai dengan kesepakatan
yang telah dibuat dengan kreditur.
3. Debitur membayar kepada perusahaan anjak piutang.
4. Perusahaan anjak piutang membayar sesuai tanggung jawabnya kepada kreditur sesudah
semua persoalan utang piutang disselesaikan.
Kemudian fasilitas yang dapat diberikan perusahaan anjak piutang dalam penagihan atau
pengelolaan penjualan kreditnya kepada kreditur (kliennya). Dilihat dari berbagai sisi, sebagai
berikut:
1. Berdasarkan Pemberitahuan
 Disclosed, yaitu fasilitas yang diberikan kepada perusahaan anjak piutang dalam
penagihan piutangnya dengan sepengetahuan debitur.
 Undisclosed, merupakan fasilitas yang diberikan kepada perusahaan anjak piutang tanpa
sepengetahuan si debitur, kecuali jika ada pelanggaran terhadap kesepakatan yang telah
dibuat dan atau oleh perusahaan anjak piutang mengandung suatu resiko.
2. Berdasarkan Tanggung Jawab
 Withrecourse. Dalam hal ini apabila si debitur tidak mampu untuk melunasi segala
kewajibannya, maka resiko kredit tersebut menjadi tanggung jawab si pihak kreditur dan
pihak anjak piutang mengembalikan tanggung jawab penagihannya.
 Without resource. Dalam fasilitas ini apabila semua resiko yang tidak terbayar dalam
suatu penagihan piutang menjadi tanggung jawab pihak anjak piutang sepenuhnya dan
bukan tanggung jawab kreditur
3. Berdasarkan Pelanggan
 Full service factoring. Merupakan perusahaan anjak piutang yang memberikan semua
jenis fasilitas jasa anjak piutang baik dalam jasa pembiayaan maupun jasa non-
pembiayaan, ermasuk fasilitas untuk menanggung resiko untuk kredit yang macet.
 Resource factoring. Jasa yang diberikan perusahaan anjak piutang meliputi hampir
semua jasa anjak piutang kecuali proteksi terhadap resiko tidak terbayar tagihannya.
Dalam hal ini resiko kredit tetap berada pada kreditor.
 Bulk factoring. Jasa yang diberikan terhadap kreditur hanyalah fasilitas jasa pembiayaan
dan pemberitahuan jatuh tempo pada debitur.
 Maturity factoring. Fasilitas jasa yang diberikan kepada kreditur adalah perlindungan
kredit yang meliputi pengurusan atau penjualan, penagihan dari debitur dan perlindungan
atas piutang dan dalam jenis ini jasa yang diberikan adalah tanpa pembiayaan.
 Invoice discounting. Pemberian fasilitas jasa hanyalah untuk yang berbentuk pembiayaan
anjak piutang.
 Undisclosed factoring. Perusahaan anjak piutang memberikan proteksi terhadap
kemacetan pelunasan piutng sampai dengan ersentase tertentu dari jumlah faktur yang
telah disetujui
 Advanced payment. Transaksi pengalihan piutang dimana pembaarannya dilakukan pada
saat jatuh tempo dan besarnya sekitar 80% dari nilai faktur.
4. Berdasarkan Wilayah
 Domestic factoring. Merupakan perusahaan anjak piutang yang hanya beroperasi di
wilayah Indonesia
 International factoring. Merupakan kegiatan anjak piutang yang kegiatannya dapat
dilakukan antar negara seperti pembiayaan fasilitas ekspor impor
F. Jasa-Jasa dan Biaya yang Diberikan
Dalam kegiatan sehari-harinya secara umum perusahaan anjak piutang mempunyai dua macam
jasa yang dapat ditawarkan kepada masyarakat. Adapun jasa-jasa yang dilakukan oleh
perusahaan anjak piutang, sebagai berikut:
1. Jasa Pembiayaan (financing service)
Dalam hal jasa pembiayaan, perusahaan anjak piutang melakukan pembayarn
dimuka (prefinancing) kepada kreditur yang besarnya tergantung dari kesepakatan kedua belah
pihak.Kontrak dalam perjanjian dapat dibuat berdasarkan withresource atau dengan without
resource. Dalam hal ini besarnya pembiayaan yang dilakukan sekitar 60%-80% dari total piutang
setelah dilakukan kontrak dan penyerahan bukti-bukti penjualan.
2. Jasa Non Pembiayaan (non financing service)
Dalam jasa non pembiayaan kegiatan yang dilakukan meliputi pemerian jasa pengelolaan
administrasi kredit. Biasanya kegiatan jasa ini meliputi: Analisis kelayaka suatu kredit,
Melakukan adminsitrasi kredit, Pengawasan terhadap kredit termasuk pengendaliannya dan
Perlindungan terhadap suatu resiko kredit

Kemudian berkaitan dengan jasa-jasa yan diberikan pihak anjak piutang juga akan
membebankan sejumlah biaya kepada kreditur. Biaya-biaya yang dikenakan itu terdiri atas:
 Jasa penagihan (service charge), yaitu biaya yang dibebankan oleh perusahaan anjak piutang
kepada kliennya yang dikenal dengan istilah fee dan besarnya dihitung berdasarkan
presentase tertentu maupun tergantung dari kesepakatan bersama.
 Biaya administrasi (discount charge), yaitu biaya yang diterima oleh perusahaan anjak
piutang setelah melakukan pengelolaan perusahaan kreditur oleh kien dan besarnya
tergantung dari kesepakatan yang dibuat bersama.

G. Organisasi Perusahaan Factoring


Perusahaan factoring harus memiliki bagian-bagian berikut dalam organisasinya, yakni:
1. Credit Departement
Tugas pokok bagian kredit adalah melakukan analisis kredit. Komposisi bagian kredit ini
perlu dispesialisasikan sesuai dengan diversifikasi kegiatan perusahaan factoring yang
bersangkutan.
2. Invoice Recaiving Departement
Tugas pokok bagian penerimaan dokumen adalah melaksanakan administrasi penyimpanan
dan pengiriman faktur-faktur dan dokumen-dokumen sehingga memungkinkan perhitungan
diskonto serta rata-rata jatuh tempo tagihan secara tepat.
3. Adjustment Departement
Tugas pokok bagian penyesuaian transaksi adalah melakukan penyesuaian pencatatan dalam
hal terjadinya perubahan, baik jumlah dalam dokumen maupun persyaratan atas tagihan yang
telah dibeli oleh perusahaan factoring yang bersangkutan.
4. Collection Departement
Tugas pokok bagian penagihan adalah melakukan penagihan atas tagihan yang belum dibayar
pada saat jatuh tempo.Bagian ini dapat merupakan bagian terpisah atau dapat merupakan
subbagian dari bagian kredit.
5. Client Account Departement
Tugas pokok bagian pemeriksa saldo klien adalah menentukan apakah pembayaran uang
muka (advance payment) yang diminta dan akan diberikan kepada klien cukup memadai
dikaitkan dengan saldo kredit kien yang bersangkutan. Dalam hubungan ini factoring
agreement menetapkan saldo kredit klien yang tidak lebih kecil dari persentase tertentu atas
volume penjualannya.

H. Keuntungan Anjak Piutang dan Manfaatnya Dalam Perdagangan Internasional


Keuntungan Anjak Piutang
Keuntungan yang diperoleh masing-masing pihak adalah sebagai berikut:
 Bagi Perusahaan Anjak Piutang
o Memperoleh keuntungan berupa fee dan biaya administrasi
o Membantu menyelesaikan pertikaian diantara kreditur dan debitur
o Membantu manajemen pihak kreditur dalam penyelenggaraan kredit
 Bagi Kreditur (Klien)
o Mengurangi resiko kerugian dengan tertagihnya piutang
o Memperbaiki sistem administrasi yang semrawut
o Memperlancar kegiatan usaha
o Dengan ditagihnya piutang oleh perusahaan anjak piutang, kreditur dapat berkonsentrasi
ke usaha lainnya
 Bagi Debitur
Memberikan motivasi kepada debitur untuk segera membayar secepatnya, karena ada rasa
malu sehingga berusaha sekuat tenaga untuk segera membayar dengan berbagai cara.

Manfaat anjak piutang secara umum, yaitu:


o Menurunkan biaya produksi.
o Memberikan fasilitas pembayaran di muka.
o Meningkatkan daya saing perusahaan klien.
o Meningkatkan kemampuan perusahaan klien memperoleh laba.
o Menghindari kerugian karena kredit macet.
o Mempercepat proses ekonomi.
o Cepat mendapat kas (instant cash)
o Kontrol piutang yang lebih baik

Manfaat Factoring Dalam Perdagangan Internasional


Banyak pihak yang membenarkan bahwa factoring tidak saja memainkan peranan dalam
perdagangan luar negri. World Trade Center pada awal tahun 1990 mengadakan seminar
tentang international factoring,antara lain dibahas tentang bagaimana menggunakan alternatif
pembayaran ekspor selain dari L/C yang sudh lama dikenal dan dengan factoring eksportir
banyak mendapat kemudahan dibandingkan L/C.
Adapun peran factoring dalam perdagangan internasional melibatkan empat pihak, yakni:
eskportir, importir, perusahaan factoring dibidang ekspor dan dibidang impor. Misalnya,
eksportir menjual barangnya ke Korea, prosesnya adalah sebagai berikut:
1. Eskportir yang bersangkutan membuat perjanjian factoring dengan
perusahaan factoring yang ada di Indonesia.
2. Eskportir mengajukan permohonan batasn kredit sehubungan denga ekspor tersebut.
3. Perusahaan factoring di Indonesia memilih salah satu perusahaanfactoring dinegara
tujuan.
4. Perusahaan factoring di Korea meneliti kredibilitas importir ang bersangkutan.
5. Jika perusahaan factoring menyetujui transaksi ini, perusahaan dapat langsung
mengapalkan barangnya ke Korea dan mengirimkan Invoicekepada importir disertai
pemberitahuan supaya importir membayar kepada perusahaan factoring yang telah
ditunjuk di Korea.
6. Salinan faktur disampaikan kepada perusahaan factoring di dalam negeri dan
pihak factoring membayar sebesar faktur dikurangi diskonto.
7. Perusahaan factoring dalam negeri mengirimkan salinan bukti pembayaran kepada
perusahaan factoring di Korea.
8. Setelah perusahaan factoring menerima pembayaran dari importir ia mengirimkan jumlah
itu setelah dipotong bunga yang biaya-biaya lainnya

I. Peran Anjak Piutang Dalam Ekonomi Serta Prospek Perkembangannya


1. Peran Anjak Piutang Dalam Ekonomi
Kenyataan selama ini banyak sektor usaha yang menghadapi berbagai masalah dalam
menjalankan kegiatan usahanya. Masalah masalah tersebut pada prinsipnya berkaitan antara lain:
kurang kemampuan dan terbatasnya sumber-sumber permodalan, lemahnya pemasaran sehingga
target penjualan tidak tercapai. Disamping itu perusahaan hanya terkonsentrasi pada usaha
peningkatan produksi dan penjualan sedangkan administrasi penjualan termasuk penjualan
secara kredit (Piutang) masih terabaikan.
Kelemahan dibidang manajemen/ pengelolaan piutang menyebabkan semakin
meningkatnya kredit macet. Kondisi seperti ini mengancam kontinuitas usaha yang pada
gilirannya akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh sumber pembiayaan dari lembaga
keuangan. Beberapa manfaat yang dapat diberikan lembaga anjak piutang dalam rangka
mengatasi masalah dunia usaha adalah sebagai berikut:
· Penggunaan jasa anjak piutang akan menurunkan biaya produksi dan biaya penjualan.
· Anjak piutang dapat memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk pembayaran
dimuka (Advanced Payment) sehingga akan meningkatkan Crediet standing perusahaan .
· Kegiatan anjak piutang dapat meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan klien karena
klien dapat mengadakan transaksi perdagangan secara bebas baik perdagangan dalam negeri
maupun perdagangan internasional.
· Meningkatkan kemampuan klien dalam memperoleh laba melalui peningkatan perputaran
modal kerja.
· Menghilangkan risiko kerugian akibat terjadinya kredit macet karena resiko kredit macet ini
dapat diambil alih oleh lembaga anjak piutang.
· Kegiatan anjak piutang dapat mempercepat proses ekonomi dan meningkatkan pendapatan
nasional

2. Prospek Perkembangan Perusahaan Anjak piutang


Dengan berkembangnya cara penjulan dengan sistem kredit, diharapkan
perusahaan factoring akan mempunyai prospek yang baik pula untuk berkembang. Sejak
diresmikannya kehadiran lembaga factoring melalui paket deregulasi bulan Desember 1988
sampai Mei 1990 telah beroperasi tiga buah bisnis factoring. Sementara itu menurut Departemen
Keuangan sudah ada 20 lembaga keuangan nonbank yang telah mengajukan permohonan izn
pendirian perusahaan factoring. Tiga biah bisnis factoringyang sedang berjalan merupakan
bagian usaha perbankan, yaitu: Bank Internasional Indonesia, Bank Central Asia, dan Bank
Dagang Negara.
Meningkatnya volume perdagangan secara kredit yang berskala besar akan diikuti oleh
semakin rumitnya kegiatan penagihan. Dengan demikian,factoring akan mendapat tempat dan
memiliki prospek bisnis yang besar. Hadirnya factoring di Indonesia akan memperkaya dan
menambah sumber pembiayaan perusahaan disamping aspek positif lainnya, yaitu: Dorongan
ekonomis bagi perekonomian secara keseluruhan, Bantuan kepada produsen dimasa ekonomi
mengalami kelesuan, Bantuan kepada eksportir memperoleh uang tunai dan Jasa-jas keuangan
yang baru untuk mobilisasi dana
Memang tujuan dari deregulasi 20 Desember 1988 adalah untuk memperbanyak jenis-
jenis lembaga keuangan nonbank sehingga sumber pembiayaan tidak lagi tertumpu pada
lembaga bank saja.

Dasar hukum
Aturan hukum anjak piutang di Indonesia diketemukan dalam
1. keputusan presiden RI No. 61 tahun 1988 tanggal 20 Desember 1988
2. lembaran Negara RI No 93 Tahun 1988 jis
3. Surat Keputusan menteri Keuangan No. 448/KMK.01/2000 jis
4. surat keputusan menteri keuangan No. 172/kmk.06/2002,
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perusahaan anjak piutang (factoring) adalah perusahaan yang kegiatannya melakukan
penagihan atau pembelian, atau pengambilalihan atau pengelolaan utang piutang suatu
perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu dari perusahaan.
Menurut keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 Tanggal 20
Desember 1988, Anjak piutang adalah “badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan
dalam bentuk embelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka
pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negri”.
Kegiatan utama perusahaan anjak piutang adalah mengambil alih pengurusan piutang
suatu perusahaan dengan suatu tanggung jawab tertentu, tergantung kesepakatan kepada pihak
kreditor (pihak yang punya piutang).Usaha-usaha yang dijalankan oleh perusahaan anjak piutang
berkaitan dengan pegambilalihan dan pengelolaan piutang suatu perusahaan, tergantung
permintaan pihak kreditor.Bagi perusahaan kreditor dengan adanya perusahaan anjak piutang
sangat membantu mereka dalam hal mengurangi resiko yang dihadapi terhadap macetnya tagihan
perusahaan.
Dalam kegiatan transaksi perusahaan anjak piutang terdapat tiga pihak yang saling
berkepentingan. Tanpa keterlibatan ketiga pihak tersebut, maka kegiatan perusahaan anjak
piutang tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
Kelemahan dibidang manajemen/ pengelolaan piutang menyebabkan semakin
meningkatnya kredit macet. Kondisi seperti ini mengancam kontinuitas usaha yang pada
gilirannya akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh sumber pembiayaan dari lembaga
keuangan. Beberapa manfaat yang dapat diberikan lembaga anjak piutang dalam rangka
mengatasi masalah dunia usaha adalah sebagai berikut:

· Penggunaan jasa anjak piutang akan menurunkan biaya produksi dan biaya penjualan. Anjak
piutang dapat memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk pembayaran dimuka (Advanced
Payment) sehingga akan meningkatkan Crediet standing perusahaan .
· Kegiatan anjak piutang dapat meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan klien karena
klien dapat mengadakan transaksi perdagangan secara bebas baik perdagangan dalam negeri
maupun perdagangan internasional.
· Meningkatkan kemampuan klien dalam memperoleh laba melalui peningkatan perputaran
modal kerja.
· Menghilangkan risiko kerugian akibat terjadinya kredit macet karena resiko kredit macet ini
dapat diambil alih oleh lembaga anjak piutang.
· Kegiatan anjak piutang dapat mempercepat proses ekonomi dan meningkatkan pendapatan
nasional.

B. Saran
Kami selaku penulis, menerima segala saran maupun kritikan yang sifatnya membangun
guna melengkapi kekurangan dari makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA

Pohan, Aulia. 2008. Potret Kebijakan Moneter Indonesia (Seberapa Jauh Potret Moneter
Mewarnai Perekonomian Indonesia). PT Raja Grafindo Persada:Jakarta

Darmawi, Drs. Herman. 2006. Pasar Financial dan Lembaga-Lembaga Financial. Bumi
Aksara:Jakarta

E Kieso, Donald. Dkk. 2008. Akuntansi Intermediate, Edisi Keduabelas Jilid 1. Erlangga:Jakarta

Kasmir, S.E, M.M . 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT Raja Grafindo
Persada:Jakarta

Kasmir, Dr. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Revisi 10. Rajawali Pers:Jakarta

Rahman, M. Rusydi. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Dosen UIN Alauddin
Makassar

http://alfinasj.blogspot.com/2012/07/anjak-piutang.html

http://www.blogspot.com/ Melinda Riaslam Usnar/Anjak-Piutang

http://fauzieyusufhasibuan.wordpress.com/2009/12/12/peranan-lembaga-anjak-piutang-dalam-
ekonomi-indonesia/

http://sikapiuangmu.ojk.go.id/id/article/101/anjak-piutang-factoring

http://www. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.co.id/Anjak_Piutang

Anda mungkin juga menyukai