Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH FITOTERAPI

DOSEN PENGAMPU : TITIK SUNARNI, M.Si., Apt.

Disusun oleh:
Kelompok 4

1. Maretah Indah Fitriah (16)


2. Mario Martinus Karvin
3. Mega Rizky Novitasari

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2016
KASUS 4

Bapak Dino memiliki hobi berolah raga tennis tetapi beberapa hari terakhir
sering mengeluh sakit pada jari tangannya. Atas informasi dari teman kerja Bapak
Dino mengkonsumsi jamu serbuk kemasan yang dijual di warung dekat
kantornya. Sekitar satu jam setelah minum jamu Bapak Dino merasakan sakitnya
sembuh sehingga bisa bermain tennis lagi. Karena merasakan kemanjuran jamu
tersebut akhirnya Bapak Dino menjadi pelanggan tetap dan karena punya
pemahaman minum jamu dapat dilakukan dalam jangka waktu lama dan rutin
setiap hari seperti kebiasaan neneknya dulu yang diingat saat Bapak Dino kecil.
Setelah satu bulan berjalan, suatu saat warung yang menyediakan jamu tersebut
tutup dua minggu karena pemilik warung menengok anaknya yang di luar kota.
Karena tidak minum jamu lagi Bapak Dino merasakan sakit nyeri sekali pada
pensendian jarinya. Selain itu pada punggung sendi jarinya muncul benjolan
bening. Tetangganya menganjurkan untuk periksa di laboratorium dan ternyata
menunjukkan kadar asam urat darahnya 8,5 mg/dL. Keanehan lain muncul pada
diri Pak Dino yaitu wajahnya sekarang menjadi gemuk sehingga kelihatan bulat
terkesan tidak sehat. Karena Bapak Dino sangat percaya dengan obat herbal maka
beliau mendatangai apotek yang juga melayani obat herbal untuk konsultasi dan
mendapatkan alternatif obat herbal yang lain.

Jika saudara adalah apoteker di apotik tersebut :


Jelaskan dan presentasikan tentang :
1. Kondisi kesehatan Bapak Dino.
2. Saran yang anda berikan untuk edukasi penggunaan jamu
3. Alternatif pengobatan herbal yang akan saudara berikan dan saran
penggunaanya. Karena kondisi Bapak Dino tersebut berikan terapi secara
holistik dengan kombinasi beberapa bahan tanaman (lengkap dengan
dosis, cara penyiapan aturan pakai dan informasi lain yang dibutuhkan).
4. Diskripsikan bukti-bukti ilmiah yang mendukung pemilihan pengobatan
Bapak Dino dan solusi yang saudara tawarkan.
1. Bapak Dino didiagnosa hiperurisemia atau asam urat karena
keluhannya hanya nyeri pada persendian jari tangan. Akibat dari
pemahaman akan terapi herbal (jamu) yang salah dengan
mengkonsumsinya tiap hari dan rutin menyebabkan ketergantungan
dan memperparah kondisinya, yakni rasa sakit nyeri sekali pada
pensendian jarinya disertai timbulnya benjolan bening dan didukung
data lab, bahwa kadar asam uratnya 8,5 mg /dL (normalnya pada laki-
laki < 7 mg/dL). Penggunaan dan pemahaman yang salah akan terapi
herbal (jamu) memberikan ESO (Wajah gemuk dan bulat / moonface),
hal ini terjadi akibat penggunaan jamu yang dipastikan mengandung
BKO yaitu kortikosteroid.

2. Eduksi yang diberikan kepada Bapak Dino, memberikan informasi


tentang kandungan yang tepat yang harus ada dalam ramuan herbal
tersebut, dan memastikan tidak ada kandungan BKO nya. Karena
harapannya dengan penggunaan obat herbal (jamu) dapat
meminimalisirkan ESO, sehingga aman untuk dikonsumsi sehari-hari.
Bahkan dewasa ini obat herbal (jamu) diyakani sebagai obat alternatif
ampuh pengganti obat konvensional. Periksa kembali izin edar dari
jamu yang akan dikonsumsi, biasanya jamu tersebut akan
mencantumkan izin edar palsu. Liat keasliannya ke website BPOM.
Selain itu, adapun hal-hal yang perlu diwaspadai terhadap penggunaan
obat herbal (jamu), bentuk sediaan, kemasan dan yang terutama adalah
mengenai efeknya. Perlu adanya kecurigaan terhadap penggunaan obat
herbal (jamu), apabila ternyata jamu yang dikonsumsi tersebut
memberikan efek instant / sangat cepat, karena bisa jadi jamu tersebut
mengandung BKO. Karena pada umumnya obat herbal (jamu) baru
bisa dirasakan efeknya setelah penggunaan beberapa hari karena jamu
pada dasarnya hanya sebagai terapi penunjang / komplementer /
alternatif sehingga perlu adanya penggunaan yang rutin dan kontinu.
3. Alternatif pengobatan herbal yang diberikan adalah kombinasi
beberapa tanaman, yakni Ekstrak daun salam (43,33%), Ekstrak seledri
(33,33%), Ekstrak jinten hitam (23,33%) dengan berat keseluruhan
2000 mg / hari (4 kapsul / hari @500mg), hal ini didasarkan dari dan
perhitungannya dosis per kapsul sebagai berikut :

a. Ekstrak daun salam : x 500 mg = 216,65 mg

b. Ekstrak seledri : x 500 mg = 166,65 mg

c. Ekstrak jinten hitam : x 500 mg = 116,65 mg

Cara penyiapan : karena berupa ekstrak dalam sediaan kapsul


sehingga cukup membeli sediaan jadinya saja
Aturan pemakaian : 4 kapsul sehari
 Tanaman salam (Syzygium polyanthum Wight) berkhasiat sebagai
obat. Daun salam digunakan untuk pengobatan kolesterol tinggi,
kencing manis (diabetes mellitus), tekanan darah tinggi (hipertensi),
sakit maag (gastritis), diare dan diduga kandungan kimianya
mempunyai aktivitas sebagai obat asam urat (Wijayakusuma, 2002).
Kandungan kimia yang terkandung dalam tanaman salam ini antara
lain adalah saponin, triterpenoid, flavonoid, polifenol, alkaloid, tanin
dan minyak atsiri yang terdiri dari sesquiterpen, lakton dan fenol.
 Seledri (Apium graveolens L) merupakan tanaman suku umbeliferae
yang mempunyai khasiat sebagai obat. Komponen metabolit sekunder
yang berhasil diisolasi dari seledri di antaranya apiin, apigenin (Fazal,
2012). Apigenin merupakan salah satu senyawa yang terdapat dalam
seledri dan dapat digunakan sebagai obat asam urat.
 Adanya efek antihiperurisemia dari ekstrak air biji jinten hitam ini
kemungkinan adalah karena adanya kandungan flavonoid dan fenolik.
Iswantini, et al., (2009) melaporkan bahwa flavonoid ekstrak sidaguri
mempunyai aktivitas antigout. Demikian juga Moriwaki melaporkan
bahwa polifenol juga dapat menurunkan resiko gout. Jacob, et al.
2003, melaporkan bahwa polifenol yang terkandung dalam buah ceri
menurunkan kadar asam urat dalam plasma. Namun, Mohamed, et al.,
(2008), menyatakan bahwa penurunan kadar asam urat dalam plasma
setelah perlakuan dengan ekstrak menunjukkan penghambatan
aktivitas xantin oksidase dan atau penghambatan reabsorpsi urat di
renal.

4. Hasil penelitian pendahuluan, terbukti bahwa


Muhtadi et al. (2012) Menyatakan bahwa berdasarkan data uji
praklinik antihiperurisemia, ekstrak daun Salam dan Jinten Hitam dan
kombinasinya dengan dosis tunggal 200 mg/kgBB terbukti berpotensi
menurunkan kadar asam urat dalam darah mencit putih jantan galur
Balb-C yang dinduksi potassium oksonat dengan prosentase penurunan
kadar asam urat berturut-turut adalah kurang lebih sebesar 79,35%,
61,29% dan 72,90%.
Toksisitas daun salam minimal (percobaan binatang pada mencit nilai
LD50 : 9,6 mg/kgBB, bahkan dengan dosis 4200 mg/kgBB) tidak
menunjukkan toksisitas akut atau sub akut pada mencit.
Dasar pengobatan herbal dengan kombinasi ini di dasarkan pada
penelitian yang dilakukan oleh Dwi Ngestiningsih et al. (2012) di
poliklinik dan bangsal penyakit dalam dan geriatrik RSUP Dr. kariadi
Semarang, Bulan Februari 2007 – Desember 2007.
Dian AJ et al. (2014) juga menyatakan bahwa kelompok allopurinol
dosis 10 mg/ kg BB dengan kelompok fraksi air seledri dosis 50 mg/kg
BB tidak terdapat perbedaan nyata, itu berarti efek dari fraksi air pada
dosis 50mg/kg BB memiliki efek yang hampir sama dengan
allopurinol.
Dari bukti-bukti yang ada, solusi yang ditawarkan kepada bapak Dino
terkait pengobatan adalah sebaiknya bapak Dino menggunakan
kombinasi herbal ekstrak daun salam, dan ekstrak biji jinten hitam.
Disamping itu perlu diberi edukasi juga pengobatan non-farmakologi
agar dapat mengoptimalkan terapi menggunakan obat herbal (jamu),
dengan life style yang baik diantaranya :
a. Dianjurkan untuk menghindari konsumsi sayuran yang mengandung
purin (asparagus, kacang polong, buncis, kembang kol, bayam dan
jamur) minimal 300 gr per hari.
b. Pelihara berat badan ideal, kelebihan berat badan akan meningkatkan
produksi asam urat yang merupakan hasil pemecahan sel-sel
c. Batasi konsumsi makanan berlemak dengan memilih daging tanpa
lemak, ikan, unggas tanpa kulit, produk susu rendah lemak. Konsumsi
lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari total kalori.
d. Batasi atau tidak mengkonsumsi alkohol karena alkohol dapat
meningkat jumlah asam urat di dalam darah.
e. Untuk meningkatkan pembuangan asam urat melalui urin, dianjurkan
untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak karbohidrat
kompleks seperti nasi, singkong, roti, ubi tidak kurang dari 100 gr /
hari. Sedangkan karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula,
permen, arum manis, gulali, dan sirup sebaiknya dihindari karena akan
meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Sebaiknya
mengkonsumsi protein (susu, keju dan telur) yang bersumber dari
protein nabati dengan aturan maksimal 1 gr / kg berat badan perhari
atau kira-kira 50-70 gr/harinya.
f. Dan untuk sementara waktu tidak melakukan aktivitas fisik / olahraga
yang berat karena dapat memperparah keadaan, Berenang atau
stretching bisa dilakukan supaya persendian tetap bisa aktif bergerak
sehingga tidak menyebabkan kekakuan.
g. Cara termudah adalah memperbanyak minum air putih minimal 2-3
liter (8-12 gelas) perhari dan mengonsumsi buah-buahan yang
mengandung banyak air seperti semangka, melon, blewah, belimbing
dan jambu air. Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu
membuang asam urat melalui urin. Buah-buahan yang sebaiknya
dihindari adalah alpukat dan durian, karena keduanya mempunyai
kandungan lemak yang tinggi.

Daftar Pustaka

Dian AJ et al. 2014. Pengaruh Fraksi Air Herba Seledri (Apium graveolens L.)
Terhadap Kadar Asam Urat Mencit Putih Jantan Hiperurisemia. Prosiding
Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi
dan Klinik IV” tahun 2014.

Dwi Ngestiningsih et al. 2012. Perbedaan Pemberian Ekstrak Herbal (Daun


Salam, Jintan hitam, dan Daun Seledri) dengan Allupurinol terhadap
Kadar IL-6 dan TNF-α Serum Penderita Hiperurisemia. Med Hosp. vol 1
(1) : 20-22.

Fazal, S., 2012, Riview On The pharmacognostical and Pharmacological


Characterization Of (Apium graveolens L.), Indo Global.

Iswantini, D.H., 2012, Inhibition Kinetic of (Apium graveolens L.) Ethanol


Extract and Its Fraction on The Activity of Xanthine Oxidase and Active
Compound, Journal of biologicalsciences, 12(1): 51-16.

Jacob, RA., Spinozzi, GM., Simon, VA., Kelley, DS., Prior, RL., Hess-Pierce, B.
and Kader, AA. 2003., Consumption of cherries lowers plasma urate in
healthy women., J. Nutr., 133, 1826-1829.

Mohamed, D, A., and Al Okbi, S, Y., 2008, Evaluation of anti-gout activity of


some plant fod extracts, Pol. J. Food Nutr. Sci. 2008, 58, No. 3, 389-395.

Moriwaki, Y., Okuda, C., Yamamoto, A., Ka, T., Tsutsumi Z., Takahashi, S.,
Yamamoto, T., Kitadate, K and Wakame, K., Effects of Oligonol, an
oligomerized polyphenol formulated from lychee fruit, on serum
concentration and urinary excretion of uric acid. J. of Functional Food, 10.
(1016).

Muhtadi et al. 2012. Potensi Daun Salam (Syzigium polyanthum Walp.) dan Biji
Jinten Hitam (Nigella sativa Linn) Sebagai Kandidat Obat Herbal
Terstandar Asam Urat. Pharmacon, vol 13 No. 1 (30-36).

Wijayakusuma, H., 2002, Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia Rempah,


Rimpang dan Umbi. Prestasi Instan Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai