Anda di halaman 1dari 15

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILACAP

NOMOR : 188.47 / 104.2 / 1.4 / 35 TAHUN 2016

TENTANG

PEMBERLAKUAN PANDUAN CODE BLUE


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILACAP

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILACAP,

Menimbang a. bahwa dalam upaya meningkatkan kualitas, keamanan


: dan keselamatan pasien, perlu adanya Panduan
Code Blue di RSUD Cilacap yang sesuai dengan
standar pelayanan yang ditetapkan Pemerintah.

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Direktur RSUD Cilacap tentang Pemberlakuan
Panduan Panduan Code Blue Di Rumah Sakit Umum
Daerah Cilacap;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5063) ;
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor
153, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5072) ;
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara RI tahun 2014 Nomor
298, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5607);
6. Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 1 Tahun
2008 tentang Pembentukan dan Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) (Lembaran
Daerah Kabupaten Cilacap Tahun 2008 Nomor 1,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Cilacap
Nomor 11);

RSUD CILACAP (PANDUAN CODE BLUE) i


7. Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 14 Tahun
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Cilacap;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KESATU KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH CILACAP TENTANG PEMBERLAKUAN
PANDUAN CODE BLUE DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH CILACAP.
KEDUA Panduan Code Blue di Rumah Sakit Umum Daerah
Cilacap sebagaimana Diktum KESATU sebagaimana
dalam lampiran keputusan ini.

KETIGA : Buku Panduan Code Blue di Rumah Sakit Umum


Daerah Cilacap sebagaimana dimaksud Diktum
KEDUA dipergunakan untuk mendukung rumah sakit
agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu
sesuai dengan standar Akreditasi yang ditetapkan
pemerintah.
KEEMPAT : Panduan Code Blue sebagaimana dimaksud Diktum
KEDUA menjadi acuan bagi Rumah Sakit untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit Umum Daerah Cilacap.
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Cilacap
pada tanggal : 1 PEBRUARI 2016

Direktur RSUD Cilacap

PRAMESTI GRIANA DEWI

DAFTAR ISI

RSUD CILACAP (PANDUAN CODE BLUE) ii


KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILACAP.......i
DAFTAR ISI..........................................................................................iii
BAB I DEFINISI.....................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP.......................................................................2
Sistem Code Blue...............................................................................2
Organisasi Tim Code Blue..................................................................2
BAB III TATA LAKSANA.........................................................................5
Fase Code Blue...................................................................................5
Komunikasi......................................................................................10
Koordinasi dengan ruangan lain.......................................................10
Algoritma Code Blue.........................................................................11
BAB IV DOKUMENTASI.......................................................................12

RSUD CILACAP (PANDUAN CODE BLUE) iii


BAB I

DEFINISI

Code Blue adalah Kode Informasi atau pertanda untuk melihat


stabilisasi kondisi darurat medis yang terjadi di dalam area rumah sakit.
Kondisi darurat medis ini membutuhkan perhatian segera. Sebuah code
blue harus segera dimulai setiap kali seseorang ditemukan dalam kondisi
cardiac arrest atau respiratory arrest (tidak responsif, nadi tidak teraba,
atau tidak bernapas) misalnya pasien yang membutuhkan resusitasi
kardiopulmoner (CPR).
a) Code Blue Team
Code blue team adalah tim yang terdiri dari dokter dan perawat yang
ditunjuk sebagai "code-team", yang secara cepat ke pasien untuk
melakukan tindakan penyelamatan. Tim ini menggunakan crash-cart,
kursi roda atau tandu, alat – alat penting seperti defibrilator,
peralatan intubasi, suction, oksigen, ambubag, obat-obatan
resusitasi (adrenalin, atropin, lignocaine) dan IV set untuk
menstabilkan pasien.
b) Basic Life Support (BLS) atau Bantuan Hidup Dasar
Basic Life Support atau Bantuan Hidup Dasar merupakan awal
respons tindakan gawat darurat. BLS dapat dilakukan oleh tenaga
medis, perawat maupun orang awam yang melihat pertama kali
korban. Skills BLS haruslah dikuasai oleh tenaga medis, perawat dan
sebaiknya orang awam juga menguasainya karena seringkali korban
justru ditemukan pertama kali bukan oleh tenaga medis. BLS
adalah suatu cara memberikan bantuan atau pertolongan hidup dasar
yang meliputi bebasnya jalan napas (Airway /A), pernapasan yang
adekuat (Breathing/B),sirkulasi yang adekuat (circulation/C).
c) Advanced Cardiac Life Support(ACLS)
Advanced Cardiac Life Support ( ACLS) adalah bantuan hidup lanjut
atau pertolongan pertama pada penyakit jantung.

RSUD CILACAP (PANDUAN CODE BLUE) 1


BAB II

RUANG LINGKUP

A. Sistem Code Blue


Sistem respon cepat code blue dibentuk untuk memastikan bahwa
semua kondisi darurat medis kritis tertangani dengan resusitasi dan
stabilisasi sesegera mungkin. Sistem respon terbagi dalam 2 tahap
yaitu :
1. Respon awal (responder pertama) berasal petugas rumah sakit yang
berada di sekitarnya, dimana terdapat layanan Basic Life Support
(BLS)
2. Respon kedua (responder kedua) merupakan tim khusus dan
terlatih yang berasal dari departemen yang ditunjuk oleh pihak
rumah sakit.
Sistem respon dilakukan dengan waktu respon tertentu berdasarkan
standar kualitas pelayanan yang telah ditentukan oleh rumah sakit.
Untuk menunjang hal tersebut yang dilakukan adalah :
1. Semua personil di rumah sakit harus dilatih dengan keterampilan
BLS untuk menunjang kecepatan respon untuk BLS di lokasi
kejadian.
2. Peralatan BLS harus ditempatkan di lokasi yang strategis dalam
kawasan rumah sakit, misalnya lobi rumah sakit, ruang tunggu
poliklinik dan ruang rawat inap, dimana peralatan dapat dipindah
atau dibawa untuk memungkinkan respon yang cepat..

B. Organisasi Tim Code Blue


 Tim Code blue merupakan tim yang selalu siap setiap saat atau
sepanjang waktu
 Tim code blue respon primer beranggotakan kru yang paling tidak
telah menguasai Basic Life Support (BLS) dan ACLS. Tim Code Blue
terdiri dari 3 sampai 4 anggota, yaitu :
a) 1 orang, Koordinator Tim
b) 1 orang, Petugas Medis
RSUD CILACAP (PANDUAN CODE BLUE) 2
c) 1 orang, Assisten Petugas Medis dan 1 perawat atau 2 perawat
(perawat pelaksana dan tim resusitasi)
d) 1 orang, Kelompok Pendukung (jika diperlukan)
a. Dengan uraian Tugas sebagai berikut :
 Koordinator Tim
 Dijabat oleh dokter ICU/ICCU/NICU/PICU
 Bertugas mengkoordinir segenap anggota tim.
 Bekerjasama dengan diklat membuat pelatihan kegawat daruratan
yang dibutuhkan oleh anggota tim.
 Penanggung Jawab Medis
 Dokter jaga/ dokter ruangan
 Mengidentifikasi awal / triage pasien
 Memimpin penanggulangan pasien saat terjadikegawatdaruratan
 Memimpin tim saat pelaksanaan CPR
 Menentukan sikap selanjutnya
 Perawat Pelaksana
 Bersama dokter pemanggungjawab medis melakukan triage pada
pasien
 Membantu dokter penanggungjawab medis menangani pasien gawat
dan gawat darurat
 Tim Resusitasi
 Perawat terlatih dan dokter ruangan atau dokter jaga
 Memberikan bantuan hidup dasar kepada pasien gawat atau gawat
darurat
 Melakukan resusitasi jantung paru kepada pasien gawat atau gawat
darurat
 Daftar nama Tim Code Blue meruapakan tanggung jawab Koordinator
setiap bulan dalam MECC

b. Code Blue Response Team


Anggota tim ini pun juga wajib untuk dilatih BLS dan ACLS. Tim Code
Blue terdiri dari 4 sampai 5 anggota dengan 1 orang sebagai Koordinator
Tim.
RSUD CILACAP (PANDUAN CODE BLUE) 3
Setiap anggota tim Code Blue akan memiliki tanggung jawab yang
ditunjuk seperti pemimpin tim, manajer airway, kompresi dada,
pemasangan IV line, persiapan obat dan defibrilasi. Setiap anggota tim
yang ditunjuk harus membawa HT dan mengaktifkannya saat bekerja.

c. Pendidikan, Pelatihan dan Kualitas Anggota Code Blue


 Pendidikan dan pelatihan BLS diwajibkan bagi anggota tim code blue
dan atau harus memiliki sertifikat ACLS yang berlaku 2 tahun.
 Meninjau semua kebijakan dan prosedur.
 Melakukan review standar peraturan.
 Melakukan pengukuran standar pelayanan (jam pelayanan)
 Audit Program pendidikan dan pelatihan BLS, ACLS dan ATLS
diberikan kepada tim rumah sakit dan unit.
 Hal ini bertujuan untuk meningkatkan standar perawatan dan hasil
respon code blue sebagai tim yang memainkan peran penting sebagai
responden pertama untuk situasi code blue.

RSUD CILACAP (PANDUAN CODE BLUE) 4


BAB III

TATA LAKSANA

Idealnya waktu antara aktivasi code blue sampai kedatangan code


blue Team atau response time adalah 5 menit. Sehingga diharapkan setiap
region rumah sakit mempunyai tim yang dapat melakukan BLS awal sambil
menunggu kedatangan tim code blue rumah sakit untuk meningkatkan
harapan hidup pasien.
Tim dibentuk dengan ketentuan tiap tim terdiri dari 3 sampai 5
anggota yang terlatih dalam BLS. Peralatan resusitasi darurat yang mudah
untuk dibawa, harus ditempatkan di lokasi strategis di seluruh kawasan
rumah sakit terutama di daerah di mana probabilitas tinggi terjadi kondisi
darurat medis atau di mana tim rumah sakit telah dilatih dalam
keterampilan BLS. Setidaknya satu kit resusitasi dasar harus ditempatkan
di setiap area kerja satu departemen sehingga tim dapat dengan cepat
memobilisasi dan memanfaatkan peralatan resusitasi.
Jika tersedia peralatan resusitasi yang lebih maka efektifitas dan
waktu respon dari Code Blue Tim akan lebih baik dan harapan hidup
pasienpun meningkat. Hal ini sama pentingnya bahwa semua personil
rumah sakit, terutama tenaga non-dokter dan non-medis, dilatih BLS
sehingga mereka juga dapat memberikan resusitasi awal kehidupan (CPR)
dilokasi kejadian sambil menunggu respon primer atau Code Blue tiba,
dengan demikian juga meningkatkan kemungkinan hasil yang baik bagi
para korban darurat medis. Pelatihan tim rumah sakit dalam keterampilan
BLS.

A. Fase Code Blue


1. Alert System
Harus ada sistem yang baik dan terkoordinasi di tempat yang
digunakan untuk mengaktifkan peringatan terjadinya keadaan darurat
medis dalam lingkup rumah sakit kepada anggota tim code blue.
Sistem handy talky yang ada akan digunakan. Jika terjadi keadaan

RSUD CILACAP (PANDUAN CODE BLUE) 5


darurat medis, personil rumah sakit di mana saja dalam lingkup
rumah sakit tersebut dapat mengaktifkan respon dari code blue lewat
handy talky untuk bantuan dan pengaktifan :
Local Alert : Tergantung pada mekanisme yang dibuat oleh Zone
Coordinator, contoh: Pengumuman melalui sistem PA Menampilkan
nama-nama tim code blue primer di lokasi strategis di zona mereka.
Setelah kasus code blue terjadi, Tim Primer harus meninggalkan
pekerjaannya dan mengambil tas code blue dan bergegas ke lokasi
dan memulai CPR / BLS.
 Prioritas 1:
Untuk mengaktifkan team code blue
 Prioritas 2:
Untuk memeriksa (sebagai jaring pengaman kedua) pengaktifan
team code blue primer.
Anggota tim respon code blue primer yang telah ditentukan di sekitar
tempat terjadinya kegawatdaruatan medis akan menanggapi situasi
code blue sesegera mungkin. Anggota tim akan memobilisasi alat
resusitasi mereka dan bergegas kelokasi darurat medis. Tim code blue
juga akan menanggapi situasi code blue. Jika semua tim tidak yakin
apakah lokasi darurat medis tersebut tercakup di daerah cakupan
mereka,mereka tetap harus merespon alarm 'code blue'. Standar
layanan untuk durasi waktu yang dibutuhkan antara menerima
pesan 'code blue' (code blue - aktivasi) dan kedatangan tim code blue
di lokasi kejadian adalah 5 sampai 10 menit. Standar layanan akan
diberi batas waktu & dikaji kinerja dan pemeriksaan jaminan kualitas
untuk menentukan ‘perangkap’ dalam sistem peringatan dan menjaga
efisiensi dan penyebaran cepat dari tim code blue.
Tanggung jawab dari Medical Emergency Call Center (MECC) terhadap
Code Blue line:
Anggap setiap panggilan di code blue line adalah code blue kasus yang
sebenarnya (sampai bisa dibuktikan).
Panggilan code blue harus dijawab secepatnya (< 3 kali panggilan)
Informasi vital adalah :
RSUD CILACAP (PANDUAN CODE BLUE) 6
 Nama dan nama orang/ tim rumah sakit/ paramedis/ dokter
tertentu
 Lokasi pasti
 Trauma atau kasus medis
 Dewasa atau anak-anak
Pengumuman kepada tim code blue : CODE BLUE 3x di area cakupan
Tim code blue harus meninggalkan pekerjaannya dan berlari dengan
membawa perlengkapan.
2. Intervensi Segera di Tempat Kejadian.Tim di tempat kejadian darurat
medis (pasien tidak sadar atau dalam cardiac dan respiratory arrest)
telah terjadi memiliki tanggungjawab untuk meminta bantuan lebih
lanjut, memulai resusitasi menggunakan pedoman Basic Life
Support (BLS) dan keterampilan ALS dan peralatan jika cukup terlatih
dan lengkap.
Personil rumah sakit yang menemukan korban harus
mengaktifkan pemberitahuan lokal untuk tim code blue primer atau
seseorang menginstruksikan mereka untuk melakukannya, mereka
juga harus meminta bantuan lebih lanjut dari tim terdekat jika
tersedia.
Pada saat yang sama, aktivasi pemberitahuan rumah sakit harus
dilakukan dengan menghubungi nomor code blue rumah sakit. Pihak
yang bertanggung jawab atau bertanggung jawab atas daerah tertentu
(misalnya dari ruangan lain) juga harus di beritahu untuk datang ke
lokasi segera.
Sementara menunggu kedatangan tim utama menanggapi code
blue, jika tersedia tim yang terlatih untuk BLS, mereka harus memulai
BLS (posisi airway, bantuan pernapasan,kompresi dada dll).
Jika tidak ada tim yang terlatih BLS, tim yang ditempat kejadian
harus menunggu bantuan yang berpengalaman dan menjaga lokasi
dari kerumunan orang. Jika monitor jantung, defibrillator manual atau
defibrillator eksternal otomatis (AED) tersedia, peralatan ini harus
melekat kepada pasien untuk menentukan kebutuhan defibrilasi; fase

RSUD CILACAP (PANDUAN CODE BLUE) 7


ini dilakukan oleh tim yang berpengalaman atau tim terlatih
dalam Alert Cardiac Life Support (ACLS).
Setiap departemen, divisi, atau unit bangsal harus berusaha
untuk memastikan bahwa tim mereka dilatih dalam setidaknya
keterampilan BLS dan mereka dilengkapi dengan resusitasi kit atau
troli emergency, setidaknya peralatan resusitasi dasar dan
ditempatkan di lokasi strategis. Tim dari masing-masing ruangan akan
bertanggung jawab untuk pemeliharaan resusitasi kit mereka.
Jika korban berhasil disadarkan/dihidupkan kembali sambil
menunggu kedatangan tim respon code blue, tim dilokasi harus
menempatkan pasien dalam posisi pemulihan dan monitor tanda-
tanda vital. Semua kasus code blue harus mengirim ke ICU untuk
evaluasi lebih lanjut dan manajemen terlepas hasilnya.
3. Kedatangan Team Code Blue
Setelah anggota tim code blue menerima aktivasi code blue, mereka
harus menghentikan tugas mereka saat ini, mengambil resusitasi kit
(tas peralatan) mereka dan bergegas ke lokasi darurat medis dengan
berjalan kaki. Mereka harus mengerahkan diri mereka sendiri dengan
cepat dan lancar dan menggunakan rute terpendek yang tersedia.
Waktu respon (layanan standar) dari waktu dari code blue call/ aktivasi
kedatangan tim Code blue di tempat kejadian akan disimpan.
Akan ada saat ketika tim code blue adalah penundaan karena
berbagai alasan, sehingga kebutuhan untuk tim Code blue untuk tidak
hanya terdiri dari tim code blue tetapi juga tim dari departemen yang
lebih strategis atau dekat. Selanjutnya, sangat penting bahwa setiap
tenaga medis di lokasi kejadian mulai melakukan langkah BLS.
Jika korban masih dalam cardiac atau respiratory arrest ketika
tim respon code blue tiba di lokasi, tim akan mengambil alih tugas
resusitasi; tim di lokasi kejadian harus tinggal di sekitar untuk
memberikan bantuan tambahan jika diperlukan.
Setiap kasus code blue akan kirim ke ICU terlepas kondisi pasien
baik untuk mempertahankan kembalinya sirkulasi spontan (ROSC)
atau tidak.
RSUD CILACAP (PANDUAN CODE BLUE) 8
4. Perawatan Definitif
Keadaan darurat medis yang terjadi di setiap daerah baik klinis
atau non-klinis dan baik melibatkan rawat inap atau rawat jalan
(umum) akan dihadiri oleh para tim tanggap code blue, pasien ini akan
dikirim ke ICU untuk resusitasi lanjutan dan perawatan definitif
dimana tempat-tempat ini biasanya tidak memiliki infrastruktur yang
memadai dan peralatan untuk perawatan lanjutan.
Jika resusitasi tidak berhasil (korban meninggal di TKP),korban
masih perlu ditransfer ke ICU untuk dokumentasi lebih lanjut atau
konfirmasi kematian. Setiap kasus code blue akan menerima
perawatan definitif setelah perawatan pasca integrasi serangan
jantung.
5. Peralatan dan pelatihan
Semua tingkat tim rumah sakit harus cukup terlatih setidaknya
dalam BLS dan penggunaan AED. AED dan resusitasi kit dasar harus
ditempatkan di berbagai daerah di dalam halaman rumah sakit dan
mudah diakses bagi tenaga medis dan tim Code Blue untuk
digunakan.
Lokal /code blue primer (zona risiko rendah) tim peralatan:
1. Sarung tangan
2. Pocket mask
3. Guedel / jalan napas orofaringeal
4. Tas / kotak pertama bantuan.
Dasar peralatan resusitasi kit yang dibutuhkan oleh code blue team:
 Oksigen tangki dan pipa
 Tinggi aliran masker
 Pocket mask
 Bag-valve mask
 Pedoman defibrilator atau AED (ke dalam disiplin lain ETD dan
KIV).
 Sarung tangan steril disposable
 Oro-faring dan naso-faring saluran udara

RSUD CILACAP (PANDUAN CODE BLUE) 9


 Extraglottic perangkat (LMA / LT)
 Kursi roda atau tandu
 Stetoskop
 Alat suntik dan jarum
 Infus set
 Glucometer
 Obat-Dextrose 50%, Dekstrosa 10%, Normal saline /Hartmann
's, Adrenalin, Atropin, Amiodarone, Diazepam,GTN Tab dan
Aspirin
 Sphygmomanometer
 Penlight
Ketika muncul code blue, tim dokter dan perawat yang ditunjuk sebagai
"code-team", bergegas ke pasien untuk melakukan tindakan penyelamatan.
Tim ini menggunakan crash-cart, kursi roda /tandu, yang berisi alat - alat
penting seperti defibrilator, peralatan intubasi, suction, oksigen, ambubag, obat-
obatan resusitasi (adrenalin,atropin, lignocaine) dan IV set untuk menstabilkan
pasien.
Tim akan mempraktekkan keterampilan BLS dan Advanced Cardiac Life
Support (ACLS) untuk resusitasi pasien. Peralatan resusitasi diletakkan di
area yang sering membutuhkan bantuan resusitasi sehingga bila code blue
muncul tim yang ditunjuk sebagai code blue Tim akan segera dapat
mengakses peralatan tersebut. Jika code blue disebut di suatu daerah tanpa
crash-cart, tim yang ditunjuk code blue akan membawa crash-cart atau kit
resusitasi.

B. Komunikasi
Tersedia Medical Emergency Call Centre (MECC) yaitu panggilan khusus
yang mengaktifkan tim Code Blue Respon Primer.

C. Koordinasi dengan ruangan lain


Panggilan akan diperoleh dari ruangan lain yang tidak memiliki tim tanggap
darurat. Jika tidak ada rencana tanggap darurat di tempat, akan mendapatkan
panggilan mengenai kebutuhan mereka untuk perawatan medis darurat dan

RSUD CILACAP (PANDUAN CODE BLUE) 10


berkoordinasi dengan mereka tentang bagaimana untuk mendirikan
tanggap darurat medis menggunakan system code blue.

D. Algoritma Code Blue

Ditemukan korban/pasien dengan cardiopulmonary


arrest

Staf rumah sakit memanggil pertolongan


Mengaktifasi “local alert” menuju tim code blue primer

By Stander

Anggota bystander/penemu pertama terlebih dahulu


melakukanBLS/CPR bila memiliki skill yang cukup
Lanjutkan BLS/CPR sampai tim code blue datang
Jika tidak memiliki skill BLS, tunggu pertolongan
datang,sementara menunggu, amankan korban dari kerumunan
Segera hubungi code blue rumah sakit untuk mengaktivasi
“ Hospital alert ”

Tim Code Blue


Sekunder
Setelah mengaktifasi code blue, tim primer yang bertugasdi sekitar
tempat kejadian bergegas menuju tempat kejadian dengan resusitasi
kit
Mulai atau lanjutkan BLS/CPR sementara menunggu tim code blue
datang
Tim Code Blue Primer

Setelah tim code blue datang, mereka akan mengambil alih


resusitasi
BLS dilanjutkan dan lakukan AED
Dokumentasikan semua tindakan yang dilakukan oleh tim code
blue

Pindahkan korban ke ICU secepat mungkin setelah stabil


untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut
Jika resusitasi berhasil atau korban meninggal di tempat, korban harus
tetap dipindahkan ke ICU untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut
atau mengkonfirmasi kematian

RSUD CILACAP (PANDUAN CODE BLUE) 11


BAB IV

DOKUMENTASI

Dokumentasi yang dilakukan dalam Code Blue System adalah;


1. Team code blue mencatat segala kejadian, tindakan dan obat-obatan
yang diberikan dalam form blue code.
2. Perawat dan petugas kesehatan lain yang memberikan layanan asuhan
mencatat di dalam form catatan terintegrasi.
3. Bila pasien tertolong dan memerlukan tindakan perawatan intensif,
maka dokter dan perawat mencatat rencana selanjutnya dalam form
catatan terintegrasi dan selanjutnya pasien dikirim ke ruang rawat
intensif setelah mendapat persetujuan dari keluarga pasien.
4. Bila pasien tidak tertolong dan dinyatakan meninggal harus dicatat kapan pasien tersebut
dinyatakan meninggal serta penyebab pasien meninggal dalam form catatan terintegrasi

Direktur RSUD Cilacap

PRAMESTI GRIANA DEWI

RSUD CILACAP (PANDUAN CODE BLUE) 12

Anda mungkin juga menyukai