Anda di halaman 1dari 11

PROBLEMATIKA AGROEKOSISTEM PERKEBUNAN TEH SUROLOYO

PROBLEMATIKA AROEKOSISTEM

Kelompok 5 :
Salma Yunita 20170210001
Adwin Wijaya 20170210004
Dhigo Satiya D 20170210025
Afifah Yasmin 20170210026

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2018
I. PENDAHULUAN
Teh merupakan salah satu komoditas perkebunan yang cukup penting bagi
perekonomian di Indonesia. Komoditas teh banyak dimanfaatkan sebagai minuman
penyegar karena rasa dan aromanya yang khas. Selain itu, teh juga mempunyai
banyak manfaat untuk tubuh manusia karena mengandung berbagai zat penting,
antara lain vitamin (B1, B2, B6, C, K, asam folat dan karoten), mineral (Mn, K, Zn
dan F) serta polifenol (zat antioksidan) yang mampu menangkal radikal bebas dari
paparan polusi udara. Indonesia merupakan produsen teh yang menempati posisi
ke-5 sebagai negara pengekspor teh dunia, tetapi kini tergeser menjadi posisi ke-7
setelah China, India, Kenya, Sri Lanka, Turki dan Vietnam (Pusat Data dan
Informasi Pertanian 2007).

Meskipun Indonesia kurang mampu bersaing dengan negara-negara tersebut


dalam hal produksi teh, akan tetapi keberadaan perkebunan teh di Indonesia
memberikan banyak manfaat bagi masyarakat yang pendapatannya bersumber dari
komoditas teh. Pengusahaan perkebunan teh menjadi salah satu sumber devisa
negara dan juga penyedia lapangan pekerjaan bagi sejumlah besar tenaga kerja.

Kebun Teh di Indonesia adalah di Puncak Bogor, Jawa Barat. Namun setelah
ditelusuri kembali, Yogyakarta juga memilikinya tepatnya di Suroloyo, Desa
Keceme RT 77 RW 38, Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo. Kebun Teh Suroloyo
ini berada di ketinggian sekitar 1000 mdpl, sehingga hawa sejuk dengan
pemandangan bukit menoreh dan alam yang menawan akan menemani.

Pada tahun 1990-an awal kebun teh ada, masih banyak terhampar tenaman
teh seluas 150 ha, dengan tanaman kurang lebih 100.000 batang pembibitan.
Ditahun tersebut harga teh Rp. 165,-/Kg basah. Setelah Sultan Hamengkubuwono
menyatakan bahwa kebun teh harus dirapikan karena akan menjadi objek wisata,
dinas pertanian memberikan bantuan bibit kepada petani teh Suroloyo. Harga teh
medium Rp. 1500,- dan harga teh premium Rp. 2500,-/Kg karena tanaman teh
sudah dibudidayakan dengan baik.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman teh
Teh (Camellia sinensis) merupakan salah satu produk minuman terpopuler
yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia
dikarenakan teh mempunyai rasa dan aroma yang khas, selain itu teh juga dipercaya
mempunyai khasiat bagi kesehatan diantaranya mencegah kegemukkan, kanker
dan kolesterol. Seiring dengan perkembangan zaman serta teknologi maka pada
saat sekarang ini banyak ditemui industri pengolahan teh dengan menghasilkan
berbagai macam produk akhir seperti halnya teh kering, teh celup, dan bahkan teh
dalam kemasan botol yang mana semuanya dapat memberikan kemudahan bagi
kita untuk mengkonsumsinya secara praktis.

Teh varietas TR-7 (Black Tea)


Dalam bahasa Tionghoa, teh hitam adalah klasifikasi yang umum
digunakan pada teh pasca fermentasi, seperti teh merah. Bila teh hijau biasanya
kehilangan rasanya dalam setahun, tetapi rasa teh hitam tetap bertahan selama
beberapa tahun. Balok teh hitam yang dipadatkan malah menjadi mata uang de facto
di Mongolia, Tibet dan Siberia pada abad ke-19.
Teh hitam atau black tea adalah daun teh yang mengalami proses fermentasi
paling lama sehingga warnanya sangat pekat dan aromanya paling kuat. Teh hitam
merupakan jenis teh yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat di dunia
(khususnya oleh bangsa Inggris). Teh hitam lebih dipercaya memberikan banyak
manfaat seperti meningkatkan konsentrasi dan mencegah kantuk.
Istilah teh hitam juga digunakan untuk menggambarkan secangkir teh tanpa
susu, mirip dengan kopi yang dihidangkan susu maupun krim. Di negara-negara
persemakmuran, teh hitam biasanya tidak diminum begitu saja tapi diberi susu. Teh
hitam lebih teroksidasi daripada teh hijau, oolong, ketiga varietas itu terbuat dari
daun Cammellia Sinensis. Teh hitam umumnya lebih berasa seleranya dan lebih
banyak mengandung kafein, daripada teh yang tidak berfermentasi.
Teh varietas Gambung 7 (White Tea)
Gambung 7 berasal dari bahan tanam asal stek yang memiliki keunggulan
sama dengan induknya. Gambung 7 merupakan salah satu klon unggulan Pusat
Penelitian Teh dan Kina (PPTK) tahun 1998. Ditinjau dari persentase pucuk peko
dan burung, klon Gambung 7 lebih berpotensi dibandingkan dengan TRI 2025
(Astika et al., 1999). Potensi hasil dari klon Gambung 7 dapat mencapai lebih dari
5 000 kg/ha/tahun dengan potensi kualitas yang baik dan mempunyai tingkat
ketahanan yang tinggi terhadap penyakit cacar daun teh. Persentase pucuk peko
terendah dihasilkan klon TRI 2025. Klon TRI merupakan salah satu klon anjuran
yang dikeluarkan pada tahun 1978, tetapi TRI 2025 sangat rentan terhadap penyakit
cacar daun. Untuk bahan tanam seedling Asam memiliki persentase pucuk peko
terbesar 45.8% dibandingkan dengan Hibrid sebesar 40.5 persen. Bahan tanaman
yang berasal dari klon ternyata menghasilkan potensi pucuk yang lebih tinggi
daripada seedling.
Klon tipe Gambung (Gmb) 7 tengah menjadi "primadona" penggunaan bibit
tanaman teh, pada peremajaan dan penanaman kembali (replanting) yang dilakukan
pada sejumlah unit perkebunan di Jabar selama dua tahun terakhir. Melalui
penggunaan klon Gmb 7, sejumlah pengelola unit perkebunan teh di Jabar yang
tengah melakukan replanting, berharap memperoleh kenaikan produktivitas secara
singifikan, di mana bibit klon tersebut cepat tumbuh dan berkembang, serta
memiliki perakaran dalam untuk menahan erosi dan longsor

Manfaat teh
Terdapat banyak manfaat yang didapat setelah mengkonsumsi teh, antara
lain:
a. Membantu menurunkan berat badan
Antioksidan dalam teh hijau berupa katekin mampu mengurangi penyerapan
lemak, terutama lemak pada perut (abdominal). Katekin juga akan membantu
merangsang metabolisme tubuh untuk mengurangi penimbunan lemak. Dengan
meminum empat cangkir teh disetiap hari, maka akan membakar 70-80 kalori.
b. Mencegah kanker
Penelitian menunjukkan bahwa teh hijau melindungi manusia dari berbagai
macam penyakit kanker, termasuk kanker paru-paru, prostat dan payudara.
Antioksidan dalam teh hijau yang bernama epigallocatechin gallate (EGCG) akan
memperlambat pertumbuhan sel kanker paru-paru manusia secara signifikan. Orang
yang minum minimal satu cangkir teh hijau setiap hari, berisiko lima kali lebih
rendah terserang kanker paru-paru. Studi lain menunjukkan bahwa teh hijau yang
dikombinasi dengan tamoxifen efektif menekan pertumbuhan kanker payudara
(Thomas, 2007).

c. Meningkatkan metabolisme
Uji klinis oleh Universitas Jenewa dan Universitas Birmingham menunjukkan
bahwa teh hijau meningkatkan tingkat metabolisme, kecepatan oksidasi lemak,
sensitivitas insulin dan toleransi glukosa. Polifenol katekin pada teh hijau bersifat
termogenesis atau menghangatkan tubuh.

d. Kesehatan Gigi
Plak gigi mengandung lebih dari 300 jenis bakteri yang menempel pada
permukaan gigi dan menyebabkan gigi berlubang. Plak juga merupakan penyebab
utama penyakit gusi. Polifenol pada teh hitam dapat membunuh atau menekan
pertumbuhan bakteri penyebab plak (Thomas, 2007).

Syarat Tumbuh Dan Persiapan Tanam Pada Tanaman Teh


Teh (Camellia sinensis) sebagai komoditas yang menguntungkan dan sebagai
sumber devisa negara, maka perlu dikembangkan dengan baik. Tanaman teh cocok
di daerah yang mempunyai syarat tumbuh sebagai berikut:
a) Iklim untuk budidaya teh yang tepat yaitu dengan curah hujan tidak kurang dari
2.000 mm/tahun
b) suhu udara berkisar antara 13-25 derjat Celcius;
c) cukup cahaya matahari;
d) kelembaban relatif tidak kurang dari 70%.
e) Untuk media tanamnya jenis tanah yang cocok untuk teh adalah Andasol,
Regosol, dan Latosol. Namun teh juga dapat di budidayakan di tanah podsolik
(Ultisol), Gley Humik, Litosol, dan Aluvia. Teh menyukai tanah dengan lapisan
atas yang tebal, struktur remah, berlempung sampai berdebu, dan gembur.
f) Derajat keasamaan tanah (pH) berkisar antara 4,5sampai 6,0.
Berdasarkan ketinggian tempat, kebunteh di Indonesia dibagi menjadi tiga daerah
yaitu dataran rendah sampai 800 m dpl, dataran sedang 800-1.200 m dpl, dan
dataran tinggi lebih dari 1.200 m dpl. Perbedaan ketinggian tempat menyebabkan
perbedaan pertumbuhan dan kualitas teh. Ketinggian tempat tergantung dari klon,
teh dapat tumbuh di dataran rendah pada 100 m dpl sampai ketinggianl ebihdari
1000 m dpl.
Di daerah tropis, teh akan tumbuh dengan baik pada ketinggian tempat 400-
2.000 meter diatas permukaan laut. Jenis tanah andosol, PH tanah 5-6, mempunyai
berdraenase baik, kedalaman olah tinggi, dan kaya akan unsur hara.
Untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik, perlu mengenalkan cara menyiapkan
lahan pertanamannya. Ada dua cara penyiapan lahan perkebunan teh yaitu
penyiapan lahan untuk penanaman baru (newplanting) dan penyiapan lahan untuk
penanaman ulang (replanting).
III. PEMBAHASAN
Perkebunan Teh yang kami datangi terletak di Desa Keceme RT 77 RW 38,
Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo. Banyak orang menyebutnya Kebuh Teh
Suroloyo karena letak kebun teh ini dekat dengan puncak Suroloyo. Kami bertemu
dengan Bapak Sukir selaku pengelola kebun teh disana dan beliau adalah Ketua
Kelompk Tani. Pada tahun 1990-an perkebunan teh ini sudah ada dan terhampar luas
seluas 150ha. Harga jual per kilogram dari teh yaitu Rp. 165,- yang membuat para
petani teh tidak mau bertani lagi dikarenakan rugi. Hal ini menyebabkan tidak
terurusnya lahan perkebunan teh seluas 150ha dan saat ini berkurang jauh dari luas
sebelumnya.
Di perkebunan teh ini ditanami 2 varietas teh yaitu TR 7 dan Gambang 7.
Masing-masing varietas memiliki keunggulan dan kekurangan tersendiri. Teh
Gambang 7 memiliki keunggulan dapat tahan terhdap cacar daun, kekurangannya
yaitu saat musim kemarau, daya tumbuh pucuk daun berkurang. Sebaliknya, untuk
varietas TR 7 memiliki keunggulan saat musim kemarau daya tumbuh pucuk daun
sangat baik, kelemahannya yaitu tidak tahan terhadap penyakit cacar daun.
Penyakit cacar daun teh yang disebabkan oleh jamur E. vexans dapat
menurunkan produksi pucuk basah sampai 50 persen karena menyerang daun atau
ranting yang masih muda. Umumnya serangan terjadi pada pucuk peko, daun
pertama, kedua dan ketiga. Gejala awal terlihat bintik-bintik kecil tembus cahaya,
kemudian bercak melebar dengan pusat tidak berwarna dibatasi oleh cincin berwarna
hijau, lebih hijau dari sekelilingnya dan menonjol ke bawah. Pusat bercak menjadi
coklat tua akhirnya mati sehingga terjadi lobang.
Penyakit tersebar melalui spora yang terbawa angin, serangga atau manusia.
Perkembangan penyakit dipengaruhi oleh kelembaban udara yang tinggi, angin,
ketinggian lokasi kebun dan sifat tanaman. Banyaknya bulu daun pada peko dapat
mempertinggi ketahanan terhadap penyakit cacar.
Pengendalian penyakit dilakukan dengan pengaturan naungan agar sinar
matahari dapat masuk ke kebun. Pemangkasan teh di musim kemarau agar tanaman
yang baru dipangkas dapat berkembang karena pada saat ini cacar teh sulit
berkembang. Pengaturan daur petik kurang dari 9 hari dapat mengurangi sumber
penularan baru karena pucuk terserang sudah terpetik. Untuk pencegahan, sebaiknya
ditanam klon teh yang tahan terhadap penyakit cacar daun.
Dijelaskan oleh bapak Hadi Sudaryanto selaku Ketua Tani sebelum Bapak
Sukir, bahwa penanaman teh ini diberi jarak lebar tanam 0,6 m dan panjangnya 1 m.
Teh ini ditanam dengan cara zig-zag. Tanaman teh harus diberi naungan tetapi
jaraknya jauh. Biasanya naungan tersebut yaitu pohon saman.
Selain masalah tanaman teh varietas TR-7 sering terserang penyakit cacar
daun, masalah yang sering terjadi di perkebunan teh ini yaitu jika ada tanah longsor.
Hal ini sering terjadi disaat musim penghujan atau saat cuaca sedang sangat ekstrem
dan perencanaan tata ruang yang belum optimal. Saat kami ke perkebunan teh
tersebut, di dekat lokasi perkebunan terdapat longsoran tanah. Longsor ini terjadi
karena tidak adanya tanaman dengan akar yang kuat untuk menopang tanah.
Dari masalah tersebut terdapat solusi yang sekiranya dapat dilakukan bapak
Sukir untuk perkebunan tehnya:
1. Mengurangi tingkat keterjangan lereng dengan pengolahan lahan
terasering di kawasan lereng,
2. Menjaga drainase lereng yang baik untuk menghindarkan air
mengalir dari dalam lereng keluar lereng,
3. Pembuatan bangunan penahan supaya tidak terjadi pergerakan tanah
penyebab longsor,
4. Penanaman pohon yang mempunyai perakaran yang dalam dan jarak
tanam yang tidak terlalu rapat diantaranya di seling-selingi tanaman
pendek yang bisa menjaga drainase air.
IV. KESIMPULAN
Tanah longsor yang terjadi di perkebunan Bapak Sukir berdampak pada
lahan perkebunannya, menyebabkan kehilangan lahan dan butuh dilakukan beberapa
penyelesaian yakni penanaman pohon yang mempunyai perakaran yang dalam untuk
penyelesaian yang paling mudah dilakukan, selanjutnya mengurangi tingkat
keterjangan lereng dengan pengolahan lahan terasering di kawasan lereng, menjaga
drainase lereng yang baik untuk menghindarkan air mengalir dari dalam lereng
keluar lereng, dan pembuatan bangunan penahan supaya tidak terjadi pergerakan
tanah penyebab longsor.
DAFTAR PUSTAKA

Astika, Ida Bagus Putra, Manajemen Laba Dan Motif Yang Melandasinya.

http://www.google.com. Diakses tanggal 14 Desember 2018.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2013. Informasi Ringkas Komoditas

Perkebunan: Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Jakarta Selatan.

Thomas, A.N.S. 2007. Tanaman Obat Tradisional. Yogyakarta.Kanisus


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai