LAPORAN INSIDEN
A. DATA PASIEN
Nama : An. NA
No MR : 210658
Ruangan : Poli Umum
Umur : 1 tahun 9 bulan
Tanggal Lahir : 16-11-2012
Alamat : Babalan Lor rt09/03 Bojong
Jenis kelamin : perempuan
Tanggal Masuk RS : 26 Agustus 2014 pagi hari jam 11.00
B. RINCIAN KEJADIAN
1. Tanggal dan waktu insiden:
Tanggal 26 Agustus 2014 jam 11.00 WIB
2. Insiden:
Penemuan data rawat jalan pasien lain pada RM.
3. Kronologis insiden:
Pasien datang dibawa orang tuanya ke poli umum untuk kontrol rutin TB pada
tanggal 26 Agustus 2014. Setelah pasien diperiksa dan dokter mau menulis hasil
pemeriksaan dan pengobatan di rekam medis, dokter menemukan dalam satu lembar RM
ada dua data pasien yang berbeda nama, umur dan berat badan namun mendapatkan
terapi yang sama.
Keesokan harinya, dokter melaporkan kejadian tersebut ke pihak patent safety.
4. Jenis insiden:
Kejadian Tidak Cedera/KTC.
1
6. Insiden terjadi pada:
Pasien.
7. Insiden menyangkut pasien:
Pasien rawat jalan.
8. Tempat insiden:
Poli umum
C. TIPE INSIDEN
1. Insiden : Kesalahan input data pasien di RM
2. Tipe insiden : Kejadian Tidak Cedera/KTC.
2
5. Faktor petugas/staf: Kinerja staf pelayanan rawat jalan perlu dilakukan evaluasi.
6. Faktor tugas: Tugas tiap shift unit rawat jalan sudah dilakukan dengan baik.
7. Faktor pasien: Tidak ditemukan.
8. Faktor komunikasi: Komunikasi antar dokter, staf pelayanan rawat jalan, staf rekam
medis, staf apoteker, perlu ditingkatkan.
3
BAB III
ANALISIS AKAR MASALAH
(AAM/RCA)
7 Langkah RCA:
1. Identifikasi insiden yang akan diinvestigasi.
2. Tentukan tim investigator.
3. Kumpulkan data dan informasi.
a. Observasi.
b. Dokumentasi.
c. Interview.
4. Petakan kronologi kejadian.
a. Narrative chronology.
b. Timeline.
c. Tubular timeline.
d. Time Person Grid.
5. Identifikasi CMP (Care Management Problem), Brainstorming, Brainwriting.
6. Analisis Informasi
a. 5 Why’s.
b. Analisis perubahan.
c. Analisis penghalang.
d. Fishbone/analisis tulang ikan.
7. Rekomendasi dan rencana kerja untuk improvement.
LANGKAH 1 DAN 2.
IDENTIFIKASI MASALAH DAN MENENTUKAN TIM
Insiden : Kejadian penemuan dua data pasien yang berbeda nama dalam satu
lembar RM oleh dokter saat melakukan pemeriksaan di poli rawat jalan. Saat di telusuri lebih
jauh, berdasarkan data pada rekam medis kedua pasien tersebut telah mendapatkan
pengobatan yang sama selama 2 kali berturut-turut.
4
Tim Investigasi
Ketua Tim : dr. Margono (Wakil Manajemen Pelayanan Medis)
Sekretaris : Sukisto, S.Kep (KPRS)
Anggota : dr. Faradilla Soraya ()
Ahmad Ramadhan, S. Ked (Residensi MMR)
Karina Mayang Sari, S. Ked (Residensi MMR)
Nopi Purnamasari, S. Ked (Residensi MMR)
Keterangan:
a. Tidak semua area yang terkait terwakili.
b. Macam-macam dan tingkat pengetahuan yang berbeda belum terwakili.
c. Notulen adalah Karina Mayang Sari, S.Ked
Dimulai pada rabu, 27/ 08/ 14. Tanggal dilengkapi, 27/ 08/ 14
Observasi langsung :
1. Poli Umum
2. Farmasi
Dokumentasi :
5
LANGKAH 4. PETAKAN KRONOLOGI KEJADIAN
b. Pukul 10.33 dr. Faradila Soraya (dokter poli umum) menyesuaikan dosis dan
obat dengan berat badan dan data pasien yang sebenanrnya
6
LANGKAH 5. IDENTIFIKASI CMP (CARE MANAGEMENT PROBLEM)
FORM MASALAH/CARE MANAGEMENT PROBLEM (CMP)
Terjadi kesalahan dalam penulisan lembar status rawat jalan 5 WHY Analysis
2
LANGKAH 6 DAN 7
ANALISIS INFORMASI (FORM TEKNIK (5) MENGAPA)
DAN TINDAK LANJUT
7
2. Terjadi kesalahan dalam dalam penulisan lembar status rawat jalan
No Why Ket
1 Mengapa Terjadi kesalahan dalam Karena staf rawat jalan salah mengambil
dalam penulisan lembar status lembar status rawat jalan.
rawat jalan ?
2 Mengapa staf rawat jalan salah Karena staf rawat jalan tidak menyadari
mengambil lembar status rawat bahwa lembar status yang diambil sudah
jalan? ada data pasien lain.
3. Mengapa staf rawat jalan tidak Karena staf rawat jalan pada saat itu
menyadari bahwa lembar status sedang melayani banyak pasien dan rekam
yang diambil sudah ada data medis pasien belum sampai di unit rawat
pasien lain? jalan
4. Mengapa rekam medis pasien Karena letak unit rekam medis dengan unit
belum sampai di poli? rawat jalan berbeda gedung sehingga
transfer rekam medis tidak efektif
Tindak lanjut:
1. Mengevaluasi kembali kinerja staf rawat jalan atau menambah anggota staf rawat
jalan dan
2. Mengevaluasi tata letak unit rekam medis sehingga akses ke pendaftaran dan
rawat jalan menjadi lebih mudah.
8
FAKTOR KONTRIBUTOR, KOMPONEN DAN SUBKOMPONEN DALAM
INVESTIGASI INSIDEN KLINIS
1. Faktor kontributor eksternal di luar RS.
Komponen:
a. Regulator dan ekonomi.
b. Peraturan dan kebijakan RS.
c. Peraturan nasional.
d. Hubungan dengan organisasi lain.
Keterangan : Peraturan, kebijakan RS serta peraturan nasional Berkontribusi
langsung.
9
3. Faktor lingkungan kerja.
Tidak berkontribusi langsung.
4. Faktor kontributor tim.
a. Verifikasi kualifikasi V
Kompetensi b. Verifikasi pengetahuan dan V (kurang)
keterampilan
a. Motivasi V
10
7. Faktor kontributor pasien
11
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan rekap laporan patient safety RSI Pekajangan 2012 hingga 2014, pada tahun
2012 terdapat 2 laporan salah identitas dari total 20 laporan, pada tahun 2013 terdapat 7 laporan
salah identitas dari 48 laporan dan pada tahun 2014 yang sedang berjalan terdapat 2 kasus salah
identitas dari total 10 laporan ke unit patient safety RSI Pekajangan.
Laporan
8
0
2012 2013 2014
Secara garis besar di dalam kasus ini terdapat dua masalah yaitu kesalahan dalam
penulisan data pada rekam medis dan kesalahan dalam peresepan obat kepada pasien yang mana
saat di telusuri lebih jauh, berdasarkan data pada rekam medis kedua pasien tersebut telah
mendapatkan pengobatan yang sama selama 2 kali berturut-turut.
Analisis akar masalah/Root Cause Analysis (RCA) adalah suatu proses berulang yang
sistematik dimana faktor-faktor yang berkontribusi dalam suatu insiden diidentifikasi dengan
merekonstruksi kronologis kejadian menggunakan pertanyaan ‘mengapa’ yang diulang hingga
menemukan akar penyebabnya dan penjelasannya. Pertanyaan ‘mengapa’ harus ditanyakan
hingga tim investigator mendapatkan fakta, bukan hasil spekulasi.
Dalam kasus ini memang perlu dilakukan Komprehensive Investigation untuk mencari
akar masalah agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi.
12
Analisa grading resiko adalah suatu metode analisa kualitatif untuk menentukan derajat
resiko suatu insiden berdasarkan dampak dan probabilitasnya. Derajat resiko didapatkan dengan
rumus:
Berdasarkan table 1 diketahui bahwa tingkat resiko kasus ini berdasarkan dampak klinis
ialah 1/ tidak signifikan (baris warna biru), dimana tidak ditemukan cedera, sedangakan tingkat
resiko berdasarkan probabilitas/ frekuensi berdasarkan tabel 2, ialah 4 (baris warna coklat) yaitu
sering/ Likely (beberapa kali/ tahun).
13
Seperti tampak pada tabel matrik grading resiko diatas (Tabel 3), maka kasus ini masuk
dalam kategori moderat (kolom hijau), sehingga perlu dilakukan tindakan investigasi sederhana
paling lama 2 minggu dan membutuhkan perhatian bagi rumah sakit terutama unit terkait.
14
Jika dilihat dari matriks grading risiko termasuk dalam kategori moderat, karena dapat
terjadi variasi resiko yng terjadi tetapi masih tidak menimbulkan cidera pada pasien. Kejadian ini
merupakan kasus moderate (sedang) menurut levelnya, sehingga perlu dilakukan tindakan
investigasi sederhana paling lama 2 minggu dan membutuhkan perhatian bagi rumah sakit
terutama unit terkait.
Pada kasus kesalahan penulisan data rekam medic ini, insiden sudah terpapar ke pasien
namun tidak ditemukan bukti adanya tanda-tanda cedera sehingga kasus ini masuk dalam
kategori kejadian tidak cedera (KTC), namun KTC berpotensi menjadi KTD karena perbedaanya
terletak pada efek dari insiden.
Kejadian ini terjadi dikarenakan faktor human error serta kondisi sarana dan infrastruktur
rumah sakit yang kurang mendukung optimalnya pelayanan pada unit rawat jalan. Agar kejadian
serupa tidak terulang kembali, maka para staf unit rawat jalan termasuk para dokter, perawat, staf
pendaftaran dan staf lainnya perlu lebih cermat dan teliti dalam mengidentifikasi dan
memasukkan data pasien. Selain itu tata letak unit rekam medis perlu dievaluasi ulang mengingat
unit ini semestinya berada di area yang strategis di mana tingkat transaksi dan pelayanan tinggi
seperti dekat dengan unit rawat jalan dan pendaftaran.
15
BAB V
KESIMPULAN
Kejadian kesalahan penulisan data pasien pada rekam medis pada kasus ini menyebabkan
pasien salah dalam meminum obat, namun tidak sampai menimbulkan cedera sehingga masuk
dalam kategori KTC. Selain itu, berdasarkan analisis grading resiko kasus ini termasuk dalam
grade hijau (moderate) dan memerlukan investigasi untuk memperoleh akar masalah dan
menindaklanjuti agar tidak terulang lagi. Beberapa akar permasalahan yang dapat disimpulkan
adalah :
1. Terjadi human error dalam peresepan obat kepada pasien dikarenakan dokter sudah
percaya kepada staf rawat jalan yang mengambilkan lembar status pasien sehingga tidak
mengecek ulang data pasien dikarenakan budaya yang kurang baik yang diterapkan
sehari-hari yang tidak mengevaluasi ulang identitas pasien.
2. Terjadi human error dalam penulisan lembar status di unit rawat jalan baik karena staf
rawat jalan yang kewalahan dalam melayani pasien-pasien rawat jalan saat itu ataupun
karena rekam medis yang belum sampai di unit rawat jalan karena berbeda gedung
sehingga transfer rekam medis kurang efektif.
Adapun kebijakan yang dapat dibuat guna mencegah terulangnya kejadian serupa adalah
menggerakan asisten manejer pada masing-masing unit untuk memperbaiki budaya yang salah
pada masing-masing unit. Perbaikan sistem komunikasi yang lebih efektif baik antar perawat,
dokter, pasien, staf farmasi dan staf lainnya. SOP yang sudah ada kurang diperhatikan sehingga
perlu dievaluasi pelaksanaannya. Faktor kontributor lain yang paling berperan adalah stress
emosional dan beban mental. Selain itu perlu dipertimbangkan pula untuk analisis beban kerja
perawat di unit rawat jalan, pertimbangan efektifitas SDM dalam bekerja melalui evaluasi
penugasan dan laporan balik ke manajemen.
Patient safety merupakan suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan kepada
pasien dengan aman. Patient safety adalah dimana pasien bebas dari harm/ cedera yang tidak
seharusnya terjadi atau cedera yang potensial terkait dengan pelayanan medis. Dalam
menjalankan system ini, acuan yang dipakai berasal dari hospital patient safety standarts yang
16
dikeluarkan oleh Joint Commission on Accreditation Of Health Organization (JCA, 2011) yang
disesuaikan dengan situai dan kondisi RS.
17
DAFTAR PUSTAKA
Arlina, D. (2012). Cegah cedera melalui implementasi keselamatan pasien dengan redesign
proses (analisis HFMEA). Dalam kuliah MMR FKIK UMY. Yogyakarta.
------------. (2012). RCA dengan Fish Bone. Dalam kuliah MMR FKIK UMY. Yogyakarta.
Institute of Medicine. (2004). Keeping Patients Safe: Transforming the Work Environment of
Nurses dapat diakses di www.iom.edulrepart.asp/16173.
Lumenta, N. (2007). Keselamatan pasien rumah sakit. Dalam Jurnal IRMK Edisi 1 No. 1. Maret
2007 Hal. 3.
Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien. (2008). Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit (KKP-RS). PERSI. Jakarta.
Potter, P. A and Perry, A.G. (1997). Fundamental of nursing concept; proses and Practice jilid
2. St. Louis: Mosby.
Surijah, A. (2011). Pentingnya safety culture di rumah sakit: upaya meminimalkan adverse event
dapat diakses di Management update.org/index. php?act=jurnal &sm=jurnal_hrd.
18