Anda di halaman 1dari 14

52

BAB III
PEMELIHARAAN DAN KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI,
JTM DAN JTR

4.1 Kriteria Teknik Saluran Listrik


Semua material, peralatan, perakitan dan struktur harus disesuaikan
dengan kriteria teknik yang terurai di bawah ini:

A. Kriteria
1) Tekanan angin
Dengan mengacu kecepatan angin maksimum 80 km/jam atau 25 m/s,
temperatur minimum 26,8o C, maka diasumsikan tekanan adalah:
Konduktor tunggal : 40 kg/m2
Konduktor tiang : 40 kg/m2
2) Tegangan sistem
SUTM: Nominal 20kV, maksimum 24 kV, 3 kawat
SUTR: Nominal 380V / 220 V, 4 kawat
3) Tingkat isolasi tegangan menengah
Impulse withstand voltage : 125 kV
Power frequency test voltage : 50 kV
4) Regulasi tegangan
Pada sisi konsumen + 5% - 10%
5) Jatuh tegangan
Pada SUTM 5%, Trafo 3%, SUTR 4% dan pada SR yang disadap dari
SUTR 2%, bila disadap langsung dari trafo 12%.
6) Pentanahan titik netral pada sistem 20 kV
Dengan tahanan 500 Ohm
7) Pentanahan pada SUTM:
53

Sebagai kelengkapan dari pemasangan Arester, Trafo, LBS, Recloser,


AVS dan pada ujung jaringan
8) Pentanahan pada SUTR:
Dipasang pada setiap 5 gawang atau lebih, dan pada ujung jaringan.
Besarnya tahanan pentanahan maksimum 5 Ohm
9) Jarak bebas
Batasan jarak bebas jaringan SUTM SUTR
Dari permukaan tanah 6.0 m 4.0 m
Menyilang jaringan 20 kV 2.0 m 2.0 m
Menyilang jaringan 220 V 1.0 m 1.0 m
Dengan bangunan 3.0 m 2.0 m
Dengan pohon 2.0 m 0.3 m
Tabel 4.1 Batasan Jarak Bebas Jaringan

10) Kapasitas Arus


Jenis konduktor untuk SUTM dipakai AAAC (All Aluminium Alloy
Conductor), suatu campuran aluminium dengan silicium (0,4- 0,7%), magnesium
(0,3-0,35%) dan ferum (0,2-0,3%), mempunyai kekuatan yang lebih besar
daripada aluminium murni, tetapi kapasitas arusnya lebih rendah. Untuk SUTR
dipakai kabel pilin udara (twisted cable) suatu kabel dengan inti AAC berisolasi
XLPE (Cross Linked polythylene), dilengkapi kawat netral AAAC sebagai
penggantung, dan dipilin. Kapasitas arus adalah kemampuan daya hantar arus
pada ambient temperatur 35oC, kecepatan angin 0,5 m/dt, serta daya tahan termal
XLPE pada suhu 450oC. Sebagai contoh kapasitas arus tersebut dapat dilihat pada
tabel 4.2.
54

Tabel 4.2 Daya Hantar Arus AAAC & XLPE Cable TR

B. Standar
Pada perencanaan konstruksi standar yang dipakai sejauh tidak
bertentangan adalah:
1) Standar untuk matrerial dan peralatan adalah SPLN (standar PLN), IEC (
International Electronical Commision). JIS (Japanese Industrial
Standard), ANSI ( American National Standard Institute) dan stadar lain
yang setara.
2) Pemberian warna penandaan kawat dan kabel : merah-kuninghitam untuk
fasa, dan biru untuk netral
3) Fasa rotasi SUTM dari sisi jalan : R-S-T.

4.2 Pemeliharaan Gardu Distribusi


Dalam operasi, gardu distribusi dapat terjadi pengotoran peralatan instalasi
oleh lingkungan / udara(debu) oleh serangga(sawang). kotoran itu berterbangan
atau menempel di permukaan isolator dan konduktor. akibat konduktor
bertegangan dan panas, debu-debu itu terbakar dan berubah menjadi karbon.
karbon yang terbentuk di permukaan isolator dapat menjadi jembatan terjadinya
loncatan bunga api listrik yang kemudian menjadi gangguan bagi system. oleh
sebab itu konstruksi gardu dan pemeliharaannya perlu diperhatikan terhadap
pengaruh lingkungan.
55

4.2.1 Proses Pemeliharaan Gardu Distribusi


Proses pemeliharaan gardu distribusi dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
 Gardu distribusi secara rutin dibersihkan dari kotoran / debu / sawang dan
lain-lain, sehingga permukaan isolator selalu bersih dari karbon yang
terbentuk.
 Perkembangan arus beban selalu diikuti untuk : evaluasi kapasitas trafo,
konduktor, rel, PMB (Pemutus Beban), pelebur, kabel agar arus beban yang
mengalir, tidak sampai membuat panas yang berlebihan yang bisa merusak.
 Memeriksa tahanan kontak pada tiap sambungan. diantaranya pada kabel dan
PMB, PMB dan rel juga pada bantalan kontak PMB dan PMS atau PMT
(Pemutus Tenaga). Cara memeriksa tahanan kontak pada sambungan.

1. menyediakan sumber dc yang dapat diatur


2. membuat rangkaian pengukurannya
3. membuat nilai ammeter =100 A dan membaca mvolt
4. menghitung nilai tahanan = V/I
5. apabila nilai tahanan kontak tinggi menjadi sumber panas sewaktu
dialiri arus listrik:
(a) baut dan mur dibuka kemudian permukaan kontak dibersihkan
dan diratakan
(b) sambungan kembali dipasangkan
(c) mengukur kembali tahanan kontak
(d) mengulangi pembersihan permukaan kontak jika tahanan
kontak masih buruk.
56

SAMBUNGAN

Gambar 4.1 Cara Memeriksa Tahanan Kontak Pada Sambungan.


 Memeriksa tahanan isolasi peralatan TM. dengan megger 5000 volt dengan
ketentuan: nilai > 2000 MΩ.
 Trafo distribusi secara rutin dibersihkan dari kotoran / debu / sawang dan
lain- lain
 Memeriksa gelas peduga minyak trafo distribusi bila warna minyak berubah
maka ganti atau bersihkan dengan oil refinery (pembersih minyak)
 Memeriksa tahanan kontak antara kabel – sepatu kabel dan terminal bushing
trafo distribusi
 Mengukur tahanan isolasi antar belitan (prim-sekund) dan antara belitan ke
body trafo distribusi

4.2.2 Konstruksi Gardu Distribusi


Berikut ini adalah syarat-syarat konstruksi dari gardu distribusi:

(a) Bangunan gardu dibuat agar dapat mengurangi kemungkinan


terjadinya pengotoran peralatan instalasi.
(b) Meminimalkan besar lubang / celah agar serangga tidak bisa masuk
kedalam, tetapi sirkulasi udara pendingin tetap baik.
(c) Melakukan rating peralatan instalasi sesuai kebutuhan beban trafo,
konduktor, rel, PMB, pelebur, kabel disesuaikan dengan arus beban
yang akan mengalir, agar tidak terjadi pemanasan yang berlebihan.
(d) Tahanan kontak pada sambungan antara dua peralatan instalasi harus
serendah mungkin 40 – 80 µΩ
57

(e) Meminimalkan nilai tahanan kontak pada :


1. sambungan antara terminal kabel dan pmb
2. sambungan antara pmb dan rel
3. sambungan antara kabel dan trafo distribusi

Catatan:
 Sebaiknya pada sambungan ditutupi dengan sealer dari bahan karet
(isolasi), hal ini dilakukan agar dapat menghindari oksidasi akibat
masuknya uap air / kimia/ garam ke celah diantaranya.
 Tahanan kontak yang baik mengurangi panas yang terjadi di sambungan
akibat arus beban yang mengalir di sambungan itu.

4.3 Pemeliharaan JTM (Jaringan Tegangan Menengah)


Dikarenakan jaringan saluran udara digelar di alam bebas cenderung
gangguan dari lingkungan karena sebab alam cukup tinggi, diantaranya adalah:
 Petir
Karena ujung tiang biasanya lebih tinggi maka diharapkan sambaran
langsung jarang terjadi, kalau pun terjadi dan tahanan tanah tiang cukup
tinggi, bisa flash over ke konduktor fasa menyebabkan gangguan tanah
 Binatang
Burung, kalong, kodok besar, ular bisa menjadi penyebab gangguan
hubung singkat 1 fasa ketanah, 2 fasa bahkan 3 fasa
 Manusia
Permainan layang-layang dapat menyebabkan kabel jaringan putus.
 Tumbuhan
Tumbuhan yang merambat dan dahan / ranting pohon besar dapat pula
menjadi penyebab gangguan
 Jumper putus
Karena korosi, terjadi pemburukan tahanan kontak jumper konduktor
putus jatuh ketanah
 Isolator retak atau pecah
58

Apabila terjadi isolator pecah mudah ditemukan namun apabila isolator


retak sulit ditemukan, keduanya dapat menjadi penyebab gangguan.
Dari beberapa penyebab diatas, berikut ini adalah kemungkinan dapat
tidaknya gangguan tersebut ditanggulangi:
 gangguan no 1 masih mungkin untuk dibuat perlindungannya
 gangguan dari sebab no 2 agak sulit ditanggulangi.
 gangguan dari sebab no 3 dan no 4 ditanggulangi dengan membuat aturan
dan pemeliharaan jaringan.
 gangguan dari sebab no 5 hindari proses korosi dengan sealer.
 gangguan dari sebab no 6 (bila retak atau tembus) dicari dengan
mengisolir seksi demi seksi jaringan bila sudah bisa dipersempit, seksi
yang isolatornya retak / tembus diperiksa dengan tegangan impuls.

4.3.1 Proses Pemeliharaan JTM


Dalam pemeliharaannya, pemeriksaan tahanan kontak yang buruk
dilakukan dengan cara pengamatan sambungan dengan gunakan thermovision.
Bila ditemukan temperatur tinggi pada sambungan, maka hal-hal yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. memadamkan jaringan,
2. mengukur tahanan kontak,
3. membersihkan permukaan kontak,
4. apabila klem penjepit sambungan rusak maka harus diganti,
5. jaringan kembali disambungkan dan tahanan kontaknya kembali diukur,
6. apabila hasil ukur baik maka jaringan kembali dienergize.

4.3.2 Konstruksi JTM


Saluran udara yang digelar di alam bebas merupakan yang sering
digunakan untuk JTM, dimana konduktor ditarik dari tiang ketiang dengan
ketinggian diatas tanah rata-rata ± 14 m. Pada tiap tiang, konduktor diikatkan ke
isolator 24 kv, dimana isolator tersebut terikat di travers. jarak antara isolator di
travers ± > 30 cm, jenis isolator yang digunakan adalah
59

 isolator tumpu yaitu konduktor menumpu diatas isolator,


 isolator tarik yaitu isolator yang dipasang pada sambungan konduktor atau
pada tiang yang melayani pembelokan konduktor,
sedangkan bahan isolator yang paling banyak digunakan adalah dari porselen, ada
juga yang terbuat dari bahan gelas, sementara untuk keperluan mengalirkan arus
listrik dari gardu ke tiang pertama digunakan kabel 20 kv dan disetiap titik
jaringan yang akan masuk gardu /trafo dipasang arrester sebagai pengaman trafo
terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh samabaran petir dan switching
(SPLN se.002/PST/73). Karena panjang konduktor tiap haspelnya terbatas ±
300m, sedang jaringan T.M ditarik sampai beberapa km maka dilakukan
penyambungan di tiang sama halnya dengan cara penyambungan di gardu tiap
sambungan konduktor jaringan, perlu ditutupi dengan karet (sealer) yang kedap
air / uap air karena celah antara sambungan konduktor di udara terbuka lebih
mudah kemasukan air atau asam hal ini menyebabkan proses oksidasi lebih besar
kemungkinannya, Bila tidak ada sealer, oksidasi dapat menyebabkan :
 tahanan kontak menjadi buruk,
 menimbul hot spot,
 membuat konduktor lumer (putus)
Maka hal yang harus diperhatikan adalah pada posisi sambungan pada
jaringan buat agar sambungan konduktor hanya pada isolator yang menghadap ke
sisi sumber, sedang konduktor utuh berada di isolator sisi beban, tapi bila
akhirnya terputus juga maka GFR (Ground Foult Relay) yang berfungsi sebagai
pendeteksi gangguan yang dikoordinasikan dengan recloser akan bekerja.

sambungan
60

Tidak
Sambungan

Gambar 4.2 Cara Menentukan Posisi Sambungan Pada Jaringan.


Pengukuran tahanan kontak sambungan dilakukan seperti cara pengukuran
tahanan kontak di gardu

4.4 Pemeliharaan JTR.


Sama halnya dengan Jaringan Tegangan Menengah, Jaringan Tegangan
Rendah pun sering mengalami kerusakan akibat gangguan-gangguan dari
lingkungan, baik itu yang disebabkan oleh gangguan dari luar jaringan, seperti
gangguan yang diakibatkan oleh binatang maupun gangguan dari jaringan itu
sendiri seperti terjadinya korosi.

4.4.1 Proses Pemeliharaan JTR.


Pemeliharaan-pemeliharaan yang dilakukan terhadap JTR di antaranya :
1. Membersihkan jaringan dari sentuhan dahan (untuk jaringan dengan
konduktor telanjang)
2. Untuk jaringan dengan twisted cable, pemeliharaan agak jarang kecuali
untuk kabel yang tertekan dahan pohon
3. Memonitor keseimbangan beban masing-masing fasa, agar konduktor
netral tidak dialiri arus besar, yang bisa membuat masalah
4. Memonitor hot spot konduktor fasa / netral terutama konduktor netral
(bila sampai putus)
5. Menaikkan tegangan konsumen di fasa yang berbeban rendah
61

6. Hot spot sambungan diperiksa dengan thermovision bila temperatur tinggi


dan jaringan belum putus, maka lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. memadamkan jaringan,
b. mengukur tahanan kontak,
c. membersihkan permukaan kontak,
d. apabila klem penjepit sambungan rusak maka harus diganti,
e. jaringan kembali disambungkan dan tahanan kontaknya
kembali diukur,
f. apabila hasil ukur baik maka jaringan kembali dienergize.

4.4.2 Konstruksi JTR


Dengan alasan ekonomis, jaringan tegangan rendah ditarik dibawah JTM,
namun ada juga yang ditarik tersendiri.
Berikut ini adalah karakteristik konstruksi JTR:
a. Konduktor yang digunakan konduktor telanjang ada pula yang
menggunakan twisted cable.
b. Sambungan konduktor di jaringan TR dibungkus dengan sealer (untuk
menghindari korosi).
c. PMB dan Pelebur digunakan sebagai pemutus aliran beban dan pengaman
gangguan hubung singkat.
d. Jaringan TR dipasok dari sekunder trafo distribusi 220/380 volt dengan
titik netral ditanahkan langsung.
e. Konduktor netral kembali ditanahkan di tiap beberapa tiang di sepanjang
jaringan TR.

4.4.3 Pentanahan Netral Sistem TR


 Pentanahan netral yang dilakukan di trafo distribusi sisi tegangan rendah
tahanan tanah di titik netralnya sangat rendah yaitu sekitar 0,1 Ω.
62

0,1Ω( PENTANAHAN SISTEM )

Gambar 4.3 Pentanahan Netral Sistem TR


 Pentanahan konduktor netral jaringan TR dibuat di tiap beberapa tiang di
antaranya ada yang menggunakan sistem P.P dan sistem P.N.P

Gambar 4.4
Perbedaan Sistem P.P dan P.N.P

(a) Sistem P.P


Karena beban tidak seimbang, menyebabkan jatuh tegangan di konduktor
netral cukup tinggi, sehingga:
 Tegangan yang dipakai untuk pengukuran di konsumen menjadi rendah
63

 Kalau konsumen mengambil tegangan fasa dan pentanahan di


konsumen itu untuk jalan balik ke sumber maka konsumen dapat
menggunakan daya lebih besar dari yang diukur oleh meter
 Dapat menjadi losses bagi PLN

(b) Sistem P.N.P (Pertanahan Netral Pengaman).


Bila beban tidak seimbang, jatuh tegangan di konduktor netral, pentanahan
konsumen dapat membantu mengecilkan.
a. Tegangan yang dipakai untuk pengukuran di konsumen sama dengan
tegangan fasa - netral
b. Walaupun losses masih ada tapi sudah dapat diperkecil

4.5 Jadwal Pelaksanaan Pemeliharaan


Adapun jadwal yang ditetapkan oleh PLN sesuai dengan surat edaran
Direksi PT.PLN (Persero) Nomor: 040.E/152/DIR/1999, tentang Manajemen
Pemeliharaan Distribusi adalah sebagai berikut:
 Pemeliharaan preventif : Pemeliharaan dilakukan antar selang waktu
tertentu untuk mengurangi kemungkinan peralatan mengalami
perubahan kondisi
 Pemeliharaan korektif : Pemeliharaan untuk memulihkan peralatan
kembali kepada keadaan normal (termasuk penyetelan/perbaikan
peralatan yang sudah menyimpang dari keadaan normal ) untuk
pemeliharaan ini kadang – kadang diluar rencana.
 Pemeliharaan darurat : Pemelliharaan/perbaikan yang perlu segera
diperbaiki untuk menceegah kerusakan yang lebih besar .
 Pemeliharaan berjalan : Pemeliharaan yang dilakukan pada waktu
peralatan masih dalam keadaan tidak dioperasikan/jalan.
 Pemeliharaan berhenti : Pemeliharaan yang dilakukan pada waktu
peralatan dalam keadaan tidak dioperasikan.
64

 Perbaikan : Dilakukan setelah terjadi kerusakan, tetapi sudah


diperkirakan sebelumnya, sehingga persiapan perbaikan sudah
dilakukan.

4.6 Proses Uji Kelayakan


Prosedur uji layak instalasi gardu;
Sebelum dioperasikan instalasi gardu distribusi harus dilakukan uji
kelayakan yang meliputi:

1) Uji verifikasi rencana


 Meneliti kesesuaian hasil pelaksanaan dengan rancangan bahan
referensi adalah persyaratan-persyaratan teknis pada rancangan
surat perintah kerja.
 Meneliti kesesuaian spesifikasi teknis dengan material yang
terpasang.
2) Uji fisik hasil pelaksanaan.
 Meneliti apakah hasil pelaksanaan telah memenuhi persyaratan
fisik hasil pekerjaan (kokoh, tidak goyang) tekukan, belokan kabel
clan lain-lain.
 Meneliti mekanisme kerja peralatan.
 Meneliti kebenaran pengkabelan, pengawatan instalasi listrik.
 Meneliti kekencangan ikatan-ikatan mur, baut, konektor
 Meniliti kabel-kabel instalasi tidak menahan beban mekanik selain
beban sendiri.
 Meneliti pengkabelan (wiring) instalasi kontrol.
3) Uji Ketahanan Isolasi
 Melakukan uji ketahanan isolasi dengan alat megger pada tiap antar
fasa clan fasa tanah (referensi PUIL 1 volt = 1 kilo ohm) pada sisi
TM clan TR.
 Uji dilakukan juga pada transformator.
65

4) Uji ketahanan Impulse


 Melakukan uji withstand test 50 k J per 1 menit.
5) Uji Power Frekuensi
 Melakukan uji tegangan 24 kV selama 15 menit.
6) Uji alat proteksi
7) Uji fisik pengaman lebur dengan multi meter
8) Uji Rak proteksi (jika ada)
9) Uji alat-alat kontrol
 Setelah dioperasikan uji unjuk kerja alat-alat kontrol (lampu,
voltmeter, ampere meter): Hasil uji laik didokumenkan untuk izin
operasional.
10) Instalasi untuk pelanggan tegangan menengah, hanya ditambah:
a. Satu sel kubikel transformator tegangan
b. Satu sel kubikel sambungan pelanggan dengan fasilitas:
c. Circuit breaker yang bekerja etas dater batas arus nominal.
 Daya tersambung pelanggan.
 Transformator arus.
 Satu sel kubikel untuk sambungan kabel milik pelanggan
 Satu set alat ukur ( KWH meter, KVARH meter)
 Satu set relai pembatas beban.
 Spesifikasi teknis den ketentuan instalasinya sama dengan
ketentuan instalasi sel kubikel lain.
11) Uji opersional dilaksanakan dengan tambahan, uji untuk kerja circuit
breaker den relai pembatas pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai