TUBERKULOSIS PARU
A15
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis
Pengertian (Definisi) complex. Penularan terjadi melalui udara (airborne spreading) dari
droplet infeksi. Sumber infeksi adalah penderita TB paru yang
membatukkan dahaknya, dimana pada pemeriksaan hapusan dahak
umumnya ditemukan BTA positif. Batuk akan menghasilakan droplet
infeksi ( droplet nuclei ). Pada sekali batuk dikeluarkan 3000 droplet.
Penularan umumnya terjadi dalam ruangan dengan ventilasi kurang.
Sinar matahari dapat membunuh kuman dengan cepat, sedang pada
ruangan gelap kuman dapat hidup . Risiko penularan infeksi akan lebih
tinggi pada BTA (+) dibanding BTA (-).
Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit menahun, bahkan dapat
seumur hidup. Setalah seseorang terinfeksi kuman tuberkulosis,
hampir 90% penderita secara klinis tidak sakit, hanya didapatkan test
tuberkulin positif, 10% akan sakit. Penderita yang sakit, bila tanpa
pengobatan, setelah 5 tahun, 50% penderita TB paru akan mati, 25%
sehat dengan pertahanan tubuh yang baik dan 25 % menjadi kronik
dan infeksius.
1
Laboratorium klinik:
Pemeriksaan Penunjang Darah rutin, differential counting (limfositosis/monositosis),LED I
(meningkat),SGOT/SGPT,Ureum/kreatinin.
Pemeriksaan Bakteriologik:
Kuman TB (Bakteri Tahan Asam/ BTA) atau kultur kuman dari spesimen
sputum/ dahak sewaktu-pagi-sewaktu (pada awal sebelum terapi, setelah
fase awal, akhir pengobatan). Untuk TB non paru, spesimen dapat
diambil dari bilas lambung, cairan serebrospinal, cairan pleura ataupun
biopsi jaringan.
Interpretasi pemeriksaan mikroskopis dibaca dengan skala IUATLD
(rekomendasi WHO).
Skala IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung
Disease) :
- Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang, disebut negatif
- Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman
yang ditemukan
- Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang disebut + (1+)
- Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++ (2+)
- Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++ (3+)
Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA. Pemeriksaan lain atas indikasi:
foto lateral, top-lordotik, oblik, CT-Scan. Pada pemeriksaan foto toraks,
tuberkulosis dapat memberi gambaran bermacam-macam bentuk
(multiform). Gambaran radiologi yang dicurigai sebagai lesi TB aktif :
Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus
atas paru dan segmen superior lobus bawah
Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak
berawan atau nodular
Bayangan bercak milier
Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)
Gambaran radiologik yang dicurigai lesi TB inaktif
Fibrotik
Kalsifikasi
Schwarte atau penebalan pleura
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Kriteria Diagnosis Diagnosis pasti TB
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang (sputum untuk dewasa, tes tuberkulin pada
anak).
Kriteria Diagnosis
Berdasarkan International Standards for Tuberculosis Care (ISTC)
Standar Diagnosis
a. Semua pasien dengan batuk produktif yang yang berlangsung
selama ≥ 2 minggu yang tidak jelas penyebabnya, harus
dievaluasi untuk TB.
b. Semua pasien (dewasa, dewasa muda, dan anak yang mampu
2
mengeluarkan dahak) yang diduga menderita TB, harus diperiksa
mikroskopis spesimen sputum/ dahak 3 kali salah satu
diantaranya adalah spesimen pagi.
c. Semua pasien dengan gambaran foto toraks tersangka TB, harus
diperiksa mikrobiologi dahak.
d. Diagnosis dapat ditegakkan walaupun apus dahak negatif
berdasarkan kriteria berikut:
Minimal 3 kali hasil pemeriksaan dahak negatif (termasuk
pemeriksaan sputum pagi hari), sementara gambaran foto toraks
sesuai TB.
Kurangnya respon terhadap terapi antibiotik spektrum luas
(periksa kultur sputum jika memungkinkan), atau pasien diduga
terinfeksi HIV (evaluasi Diagnosis tuberkulosis harus
dipercepat).
e. Diagnosis TB intratorasik (seperti TB paru, pleura, dan kelenjar
limfe mediastinal atau hilar) pada anak:
Keadaan klinis (+), walaupun apus sputum (-).
Foto toraks sesuai gambaran TB.
Riwayat paparan terhadap kasus infeksi TB.
Bukti adanya infeksi TB (tes tuberkulin positif > 10 mm setelah
48-72 jam).
1.Pneumonia
2.Bronkiektasis
Diagnosis Banding
3.Bronkiolitis
4.Tumor paru
Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Terapi Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan
a. Menyembuhkan, mempertahankan kualitas hidup dan
produktifitas pasien.
b. Mencegah kematian akibat TB aktif atau efek lanjutan.
c. Mencegah kekambuhan TB.
d. Mengurangi penularan TB kepada orang lain.
e. Mencegah kejadian dan penularan TB resisten obat.
Prinsip-prinsip terapi
a. Praktisi harus memastikan bahwa obat-obatan tersebut digunakan
sampai terapi selesai.
b. Semua pasien (termasuk pasien dengan infeksi HIV) yang tidak
pernah diterapi sebelumnya harus mendapat terapi Obat Anti TB
(OAT) lini pertama sesuai ISTC
Fase Awal selama 2 bulan, terdiri dari: Isoniazid, Rifampisin,
Pirazinamid, dan Etambutol.
Fase lanjutan selama 4 bulan, terdiri dari: Isoniazid dan
Rifampisin
Dosis OAT yang digunakan harus sesuai dengan Terapi
3
rekomendasi internasional, sangat dianjurkan untuk
penggunaan Kombinasi Dosis Tetap (KDT/fixed-dose
combination/ FDC) yang terdiri dari 2 tablet (INH dan RIF), 3
tablet (INH, RIF dan PZA) dan 4 tablet (INH, RIF, PZA, EMB).
Lama Perawatan
Tingkat Rekomendasi A
Konsultasi
4
5. Zulkifli, A. Asril, B. Tuberkulosis paru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed.5.
Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2009: hal. 2230 – 2239.
5
RUMAH SAKIT TEUNGKU PEUKAN ACEH BARAT
DAYA PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
SMF ILMU BEDAH
TAHUN 2017
1. Simple acutegastroenteritis
6. Diagnosis Banding 2. Adenitis kelenjarmesentriumdaninvaginasi
3. Urolitiasisdextra
4. UTIdextra
5. Atnekcitis
6. Kistaovarium
7. KET
8. Kolestisisakut
6
9. Perporasiulkusduodeni
1. Pemeriksaanlaboratorium
7. PemeriksaanPenunjang Darahlengkap
Masaperdarahan&pembekuan
HBSAg
Urinlengkap
Teskehamilan ( padawanitausiaproduktiftanpa
7
melihat status perkawinan
2. PemeriksaanRadiologi
Rontgenthorax
Apendicogram
Fotopolosabdomen
USGAbdomen
CT Scan abdomen(apendiceal)
3. PemeriksaanEKG
1. Tindakanoperatif
8. Terapi 2. Operasidenganbius spinal ataubiusumum
3. OpenApendiktomi
1. Penjelasandiagnosa, diagnosa banding
9. Edukasi danpemeriksaanpenunjang
2. Penjelasanrencanatindakan, lama tindakan, resikodan
komplikasi
3. PenjelasanAlternatifTindakan
4. Penjelasanperkiraan lamadirawat
1. Tidakterjadiinfeksilukaoperasi(ILO)
14. IndikatorMedis 2. Keluhanberkurang
3. KesesuiandenganhasilPA
1. KapitaSelektakedokteranedisikedua, MediaAesculapius
15. Kepustakaan fakultaskedokteran UI1989.
2. Buku ajar IlmuBedah,, SjamsuHidayat
8
RUMAH SAKIT TEUNGKU PEUKAN ACEH BARAT
DAYA PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
SMF ILMU BEDAH
TAHUN 2017
HERNIAINGUINALIS
(ICD X : K40.0)
Penonjolansebagiandari organ maupunjaringanmelewatipembukaan
1. Pengertian (Definisi) abnormal padadindingsekitarnya .hernia paling
seringterjadipadadinding abdomen, tepatnyapadadaerah yang
aponeurosisdanfasianyatidakdilindungiolehotot.
Bagiantersebutterutamapada region inguinal, femoral umbilical linea
alba, danbagianbawahlineasemilunaris
1. Adanyabenjolandiselangkangan /kemaluan.
2. Anamnesis 2. Nyeripadabenjolan
3. Mual
4. Muntah
1. Terdengarbisingususpadabenjolandenganmenutupmulutdala
3. PemeriksaanFisik mkeadaanberdiri (tampakbenjolanpadahernia)
2. Periksacincin hernia denganmengikutifasikulusspermatikus
sampaikeanulusinguinalisinterna ( padakeadaan normal
jaritidakakandapatmasuk)
3. AdanyapenekananmassapadaujungjarisaatPenderitadisuruh
mengejansedangbilamenekansisijarimakadiagnosanyaadalah
hernia inguinalismedialis.
3. Memenuhikriteriadiagnosis
4. Kriteria Diagnosis 4. Memenuhikriteriapemeriksaanfisik
1. Hidrokel
6. Diagnosis Banding 2. Limfadenopati inguinal
3. Lipoma
1. Pemeriksaanlaboratorium
7. PemeriksaanPenunjang a. Darahlengkap
b. Masaperdarahan&pembekuan
c. HBSAg
d. Urinlengkap
2. PemeriksaanRadiologi
a. Rontgenthorax
b. EKG
9
1. Tindakanbedahelektif
8. Terapi 2. Operasidenganbius spinal ataubiusumum
3. Open Herniotomidengan mesh
1. Penjelasandiagnosa, diagnosa banding
9. Edukasi danpemeriksaanpenunjang
1
0
2. Penjelasanrencanatindakan, lama tindakan,
resikodankomplikasi
3. PenjelasanAlternatifTindakan
4. Penjelasanperkiraan lamadirawat
Tidakterjadiinfeksilukaoperasi(ILO)
14. IndikatorMedis Keluhanberkurang
KesesuiandenganhasilPA
1. KapitaSelektakedokteranedisikedua, Media Aesculapius
15. Kepustakaan fakultaskedokteran UI1989.
2. Buku ajar IlmuBedah, SjamsuHidayat
1
1