Anda di halaman 1dari 11

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)


SMF PARU
TAHUN 2019

TUBERKULOSIS PARU
A15
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis
Pengertian (Definisi) complex. Penularan terjadi melalui udara (airborne spreading) dari
droplet infeksi. Sumber infeksi adalah penderita TB paru yang
membatukkan dahaknya, dimana pada pemeriksaan hapusan dahak
umumnya ditemukan BTA positif. Batuk akan menghasilakan droplet
infeksi ( droplet nuclei ). Pada sekali batuk dikeluarkan 3000 droplet.
Penularan umumnya terjadi dalam ruangan dengan ventilasi kurang.
Sinar matahari dapat membunuh kuman dengan cepat, sedang pada
ruangan gelap kuman dapat hidup . Risiko penularan infeksi akan lebih
tinggi pada BTA (+) dibanding BTA (-).
Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit menahun, bahkan dapat
seumur hidup. Setalah seseorang terinfeksi kuman tuberkulosis,
hampir 90% penderita secara klinis tidak sakit, hanya didapatkan test
tuberkulin positif, 10% akan sakit. Penderita yang sakit, bila tanpa
pengobatan, setelah 5 tahun, 50% penderita TB paru akan mati, 25%
sehat dengan pertahanan tubuh yang baik dan 25 % menjadi kronik
dan infeksius.

Anamnesis 1. Gejala respiratorik:


- Batuk berdahak ≥ 2 minggu.
- Batuk disertai dahak, dapat bercampur darah atau batuk darah.
- Sesak napas
- Nyeri dada atau pleuritic chest pain
2. Gejala sistemik:
- Demam
- Gejala sistemik lain adalah malaise, berkeringat malam, nafsu
makan menurun, berat badan menurun.

1. Demam (pada umumnya subfebris, walaupun bisa juga tinggi


Pemeriksaan Fisik sekali)
2. Respirasi meningkat, berat badan menurun (BMI pada umumnya
<18,5).
3. Pada auskultasi terdengar suara napas bronkhial/amforik/ronkhi
basah/suara napas melemah di apex paru, tergantung luas, jenis
lesi dan kondisi pasien.
4. Pada pleuritis TB, tergantung banyaknya cairan di rongga pleura.
Pada perkusi redup atau pekak, auskultasi suara nafas melemah
sampai tidak terdengar pada sisi yang ada cairan
5. Pada limfadenitis TB, terlihat kelenjar getah bening, tersering di
daerah leher, kadang di ketiak.

1
Laboratorium klinik:
Pemeriksaan Penunjang Darah rutin, differential counting (limfositosis/monositosis),LED I
(meningkat),SGOT/SGPT,Ureum/kreatinin.

Pemeriksaan Bakteriologik:
Kuman TB (Bakteri Tahan Asam/ BTA) atau kultur kuman dari spesimen
sputum/ dahak sewaktu-pagi-sewaktu (pada awal sebelum terapi, setelah
fase awal, akhir pengobatan). Untuk TB non paru, spesimen dapat
diambil dari bilas lambung, cairan serebrospinal, cairan pleura ataupun
biopsi jaringan.
Interpretasi pemeriksaan mikroskopis dibaca dengan skala IUATLD
(rekomendasi WHO).
Skala IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung
Disease) :
- Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang, disebut negatif
- Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman
yang ditemukan
- Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang disebut + (1+)
- Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++ (2+)
- Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++ (3+)

Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA. Pemeriksaan lain atas indikasi:
foto lateral, top-lordotik, oblik, CT-Scan. Pada pemeriksaan foto toraks,
tuberkulosis dapat memberi gambaran bermacam-macam bentuk
(multiform). Gambaran radiologi yang dicurigai sebagai lesi TB aktif :
 Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus
atas paru dan segmen superior lobus bawah
 Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak
berawan atau nodular
 Bayangan bercak milier
 Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)
Gambaran radiologik yang dicurigai lesi TB inaktif
 Fibrotik
 Kalsifikasi
 Schwarte atau penebalan pleura
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Kriteria Diagnosis Diagnosis pasti TB
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang (sputum untuk dewasa, tes tuberkulin pada
anak).
Kriteria Diagnosis
Berdasarkan International Standards for Tuberculosis Care (ISTC)
Standar Diagnosis
a. Semua pasien dengan batuk produktif yang yang berlangsung
selama ≥ 2 minggu yang tidak jelas penyebabnya, harus
dievaluasi untuk TB.
b. Semua pasien (dewasa, dewasa muda, dan anak yang mampu
2
mengeluarkan dahak) yang diduga menderita TB, harus diperiksa
mikroskopis spesimen sputum/ dahak 3 kali salah satu
diantaranya adalah spesimen pagi.
c. Semua pasien dengan gambaran foto toraks tersangka TB, harus
diperiksa mikrobiologi dahak.
d. Diagnosis dapat ditegakkan walaupun apus dahak negatif
berdasarkan kriteria berikut:
 Minimal 3 kali hasil pemeriksaan dahak negatif (termasuk
pemeriksaan sputum pagi hari), sementara gambaran foto toraks
sesuai TB.
 Kurangnya respon terhadap terapi antibiotik spektrum luas
(periksa kultur sputum jika memungkinkan), atau pasien diduga
terinfeksi HIV (evaluasi Diagnosis tuberkulosis harus
dipercepat).
e. Diagnosis TB intratorasik (seperti TB paru, pleura, dan kelenjar
limfe mediastinal atau hilar) pada anak:
 Keadaan klinis (+), walaupun apus sputum (-).
 Foto toraks sesuai gambaran TB.
 Riwayat paparan terhadap kasus infeksi TB.
 Bukti adanya infeksi TB (tes tuberkulin positif > 10 mm setelah
48-72 jam).

Diagnosis Tuberkulosis Paru

1.Pneumonia
2.Bronkiektasis
Diagnosis Banding
3.Bronkiolitis
4.Tumor paru
Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Terapi Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan
a. Menyembuhkan, mempertahankan kualitas hidup dan
produktifitas pasien.
b. Mencegah kematian akibat TB aktif atau efek lanjutan.
c. Mencegah kekambuhan TB.
d. Mengurangi penularan TB kepada orang lain.
e. Mencegah kejadian dan penularan TB resisten obat.

Prinsip-prinsip terapi
a. Praktisi harus memastikan bahwa obat-obatan tersebut digunakan
sampai terapi selesai.
b. Semua pasien (termasuk pasien dengan infeksi HIV) yang tidak
pernah diterapi sebelumnya harus mendapat terapi Obat Anti TB
(OAT) lini pertama sesuai ISTC
 Fase Awal selama 2 bulan, terdiri dari: Isoniazid, Rifampisin,
Pirazinamid, dan Etambutol.
 Fase lanjutan selama 4 bulan, terdiri dari: Isoniazid dan
Rifampisin
 Dosis OAT yang digunakan harus sesuai dengan Terapi

3
rekomendasi internasional, sangat dianjurkan untuk
penggunaan Kombinasi Dosis Tetap (KDT/fixed-dose
combination/ FDC) yang terdiri dari 2 tablet (INH dan RIF), 3
tablet (INH, RIF dan PZA) dan 4 tablet (INH, RIF, PZA, EMB).

Tabel 1. Dosis Obat TB Rekomendasi dosis dalam mg/kgBB


Obat Harian 3x seminggu
INH* 5(4-6) max 300mg/hr 10(8-12) max 900 mg/dosis
RIF 10 (8-12) max 600 mg/hr 10 (8-12) max 600 mg/dosis
PZA 25 (20-30) max 1600 mg/hr 35 (30-40) max 2400 mg/dosis
EMB 15 (15-20) max 1600 mg/hr 30 (25-35) max 2400 mg/dosis
1. Gagal Nafas
Penyulit 2. Risiko HIV

1. Penjelasan tentang penyakit


Edukasi 2. Cara batuk yang benar
(Hospital Health Promotion) 3. Cara minum obat yang benar
4. Prognosis penyakit
5. Komplikasi penyakit
6. Memakai masker
7. Ventilasi di rumah
8. Tindakan yang akan dilakukan
1. Tidak ada hemoptisis
Indikator Medis 2. RR< 20 X/menit
3. Intake baik

Lama Perawatan

Ad vitam : Dubia ad bonam


Prognosis Ad sanam : Dubia ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam

Tingkat Evidens III

Tingkat Rekomendasi A

dr. Nila Kartika Sp.P


Penelaah Kritis

Konsultasi

Kepustakaan 1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Tuberkulosis: pedoman diagnosis dan


penatalaksaan di Indonesia
2. Braunwald, E. Fauci, A.S. Kasper, D.L. Hauser, S.L. et al.Mycobacterial
disease: Tuberculosis. Harrisson’s: Principle of Internal Medicine. 17th Ed.
New York: McGraw Hill Companies. 2009: hal. 1006 - 1020.
3. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011.
4. Tuberculosis Coalition for Technical Assistance. International Standards for
TuberculosisCare (ISTC). 2ndEd. Tuberculosis Coalition for Technical
Assistance. The Hague. 2009.

4
5. Zulkifli, A. Asril, B. Tuberkulosis paru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed.5.
Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2009: hal. 2230 – 2239.

5
RUMAH SAKIT TEUNGKU PEUKAN ACEH BARAT
DAYA PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
SMF ILMU BEDAH
TAHUN 2017

APPENDICITIS INFILTRAT (ICD X : K35.3)

Apendicitis infiltrate adalah proses radangapendiks yang


1. Pengertian (Definisi) penyebarannyadapatdibatasiolehomentumusus- ususdan peritoneum
disekitarnyasehinggamembentukmassa( appendiceal mass).
Umumnyamassaapendiksterbentukpadaharike -4
sejakperadanganmulaiapabilatidakterjadi peritonitis umum.
1. Kesadaran
2. Anamnesis 2. Tanda-tanda vital(TD,N,Sh,RR)
3. Nyeri di daerah umbilicus atauperiumbilikus
2. Anoreksia
3. malaise
4. Muntah
5. Mual
6. Demam
7. Konstipasi
8. Diare
9. Nyeri abdomen kananbawah
1. NyeritekanMcBurney
3. PemeriksaanFisik 2. Rovsingsign
3. Spoas sign
4. Blumbergsign
5. Obturatorsign
6. Rectaltoucher

4. Kriteria Diagnosis 1. Memenuhikriteriadiagnosis


2. Memenuhikriteriapemeriksaanfisik

5. Diagnosis Appendicitis Infiltrat

1. Simple acutegastroenteritis
6. Diagnosis Banding 2. Adenitis kelenjarmesentriumdaninvaginasi
3. Urolitiasisdextra
4. UTIdextra
5. Atnekcitis
6. Kistaovarium
7. KET
8. Kolestisisakut
6
9. Perporasiulkusduodeni

1. Pemeriksaanlaboratorium
7. PemeriksaanPenunjang  Darahlengkap

 Masaperdarahan&pembekuan

 HBSAg

 Urinlengkap

 Teskehamilan ( padawanitausiaproduktiftanpa

7
melihat status perkawinan
2. PemeriksaanRadiologi
 Rontgenthorax
 Apendicogram
 Fotopolosabdomen
 USGAbdomen
 CT Scan abdomen(apendiceal)
3. PemeriksaanEKG
1. Tindakanoperatif
8. Terapi 2. Operasidenganbius spinal ataubiusumum
3. OpenApendiktomi
1. Penjelasandiagnosa, diagnosa banding
9. Edukasi danpemeriksaanpenunjang
2. Penjelasanrencanatindakan, lama tindakan, resikodan
komplikasi
3. PenjelasanAlternatifTindakan
4. Penjelasanperkiraan lamadirawat

10. Prognosis Dubia ad bonam

11. Tingkat Evidensi II : Berdasarkan PPKFakultas


III : BerdasarkanKeilmuanDokter
IV : Kesepakatan diRS
B : DirekomendasidariFakultas
12. Tingkat Rekomendasi C : DirekomendasiolehDokter
D : Direkomendasioleh RS

a. SMF IlmuBedah RSUTP


13. PenelaahKritis b. Tim Mutu / TimC.P

1. Tidakterjadiinfeksilukaoperasi(ILO)
14. IndikatorMedis 2. Keluhanberkurang
3. KesesuiandenganhasilPA
1. KapitaSelektakedokteranedisikedua, MediaAesculapius
15. Kepustakaan fakultaskedokteran UI1989.
2. Buku ajar IlmuBedah,, SjamsuHidayat

8
RUMAH SAKIT TEUNGKU PEUKAN ACEH BARAT
DAYA PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
SMF ILMU BEDAH
TAHUN 2017

HERNIAINGUINALIS
(ICD X : K40.0)
Penonjolansebagiandari organ maupunjaringanmelewatipembukaan
1. Pengertian (Definisi) abnormal padadindingsekitarnya .hernia paling
seringterjadipadadinding abdomen, tepatnyapadadaerah yang
aponeurosisdanfasianyatidakdilindungiolehotot.
Bagiantersebutterutamapada region inguinal, femoral umbilical linea
alba, danbagianbawahlineasemilunaris
1. Adanyabenjolandiselangkangan /kemaluan.
2. Anamnesis 2. Nyeripadabenjolan
3. Mual
4. Muntah
1. Terdengarbisingususpadabenjolandenganmenutupmulutdala
3. PemeriksaanFisik mkeadaanberdiri (tampakbenjolanpadahernia)
2. Periksacincin hernia denganmengikutifasikulusspermatikus
sampaikeanulusinguinalisinterna ( padakeadaan normal
jaritidakakandapatmasuk)
3. AdanyapenekananmassapadaujungjarisaatPenderitadisuruh

mengejansedangbilamenekansisijarimakadiagnosanyaadalah
hernia inguinalismedialis.
3. Memenuhikriteriadiagnosis
4. Kriteria Diagnosis 4. Memenuhikriteriapemeriksaanfisik

5. Diagnosis Hernia Inguinalis

1. Hidrokel
6. Diagnosis Banding 2. Limfadenopati inguinal
3. Lipoma
1. Pemeriksaanlaboratorium
7. PemeriksaanPenunjang a. Darahlengkap
b. Masaperdarahan&pembekuan
c. HBSAg
d. Urinlengkap

2. PemeriksaanRadiologi
a. Rontgenthorax
b. EKG

9
1. Tindakanbedahelektif
8. Terapi 2. Operasidenganbius spinal ataubiusumum
3. Open Herniotomidengan mesh
1. Penjelasandiagnosa, diagnosa banding
9. Edukasi danpemeriksaanpenunjang

1
0
2. Penjelasanrencanatindakan, lama tindakan,
resikodankomplikasi
3. PenjelasanAlternatifTindakan
4. Penjelasanperkiraan lamadirawat

10. Prognosis 1. Dubia ad bonam

11. Tingkat Evidensi


II : Berdasarkan PPKFakultas
III : BerdasarkanKeilmuanDokter
IV : Kesepakatan diRS

12. Tingkat Rekomendasi B : DirekomendasidariFakultas


C : DirekomendasiolehDokter
D : Direkomendasioleh RS
c. SMF IlmuBedah RSUTP
13. PenelaahKritis d. Tim Mutu / TimC.P

 Tidakterjadiinfeksilukaoperasi(ILO)
14. IndikatorMedis  Keluhanberkurang

 KesesuiandenganhasilPA
1. KapitaSelektakedokteranedisikedua, Media Aesculapius
15. Kepustakaan fakultaskedokteran UI1989.
2. Buku ajar IlmuBedah, SjamsuHidayat

1
1

Anda mungkin juga menyukai