PENDAHULUAN
Pada musik, di dalamnya terdapat irama yang dapat membawa suasana hati
seseorang ke sebuah situasi tertentu. Dengan mendengarkan irama tersebut muncul
interpretasi yang berbeda antara orang yang satu dengan yang lain. Interpretasi itu
secara tidak langsung akan mengarah ke suatu kualitas ruang. Meskipun hasil
interpretasi tersebut bersifat maya, namun jika kita dapat menginterpretasikan
sebuah kualitas ruang, berarti secara tidak sadar kita sudah membentuk sebuah
ruang di alam bawah sadar. Hal itu sama seperti arsitektur pada bangunan nyata,
yang di dalamnya ada ruang dan memiliki kualitas ruang (Indah, Lusi. 2007).
1
Pola, analogi dramaturgi. Analogi linguistik memiliki tiga model
penjabaran yaitu Model Tata Bahasa, Ekspresionis dan Semiotik, dimana
Arsitektur Dekonstruksi sendiri masuk dalam Model Ekspresionis.
2
hubungan. Dalam tekniknya terdapat beberapa teknik dan terminologi yang perlu
klarifikasi di sini. Usaha demikian diharapkan dapat memperjelas hubungan
Deconstruction dan Rancang bangunan.
Daya tarik dekonstruksi bagi dunia rancang bangun terletak di dalam cara
melihatnya bahwa ruang dan bentuk adalah tempat kejadian yang selayaknya
terbuka bagi yang mungkin dan yang tidak mungkin.
3
Bundeswehr Military History Museum (Jerman, 2011), Wohl Centre (Israel, 2005),
Run Run Shaw Creative Media Centre (Hongkong, 2011), Imperial War Museum
North (Inggris, 2002), The Crystals (Amerika Serikat, 2009), Jüdisches Museum
Berlin (Jerman, 2001), The Ascent at Roebling's Bridge (Amerika Serikat, 2005),
Westside Shopping and Leisure Centre (Swiss, 2008), Central Building University
of Lüneburg (Jerman, 2017), dan Denver Art Museum (Amerika Serikat, 2006).
Dari beberapa karya tersebut, dipilih tiga karya yang sesuai dengan kriteria
pemilihan penelitian, tiga karya terpilih selanjutnya dijelaskan pengaplikasiannya
sesuai dengan prinsip-prinsip arsitektur dekonstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk
memahami dan mempelajari bagaimana penerapan konsep arsitektur dekonstruksi
pada rancangan Daniel Libeskind.
4
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Melihat desain oleh Daniel Libeskind pada karyanya yang memiliki ide
sangat maju dan kompatibel sampai sekarang. Dalam hal ini, peneliti ingin melihat
lebih jauh mengenai strategi desain yang dilakukan oleh Daniel Libeskind dalam
penerapan konsep arsitektur dekonstruksi.
1.4 Batasan Masalah
Batasan dari penelitian ini adalah, menganalisis perancangan Daniel
Libeskind dengan landasan prinsip–prinsip arsitektur dekonstruksi dari analisis
dilakukan pada bentuk bangunan yang dipilih.
5
berisi tentang pokok permasalahan yang diambil untuk
menjadi bahan pembahasan dan sumber penitilian. Isi dari
pendahuluan antara lain Latar Belakang, Perumusan
Masalah, Tujuan, Batasan Penelitian, Manfaat Penelitian,
Sistematika Pembahasan dan Kerangka Penelitian.
BAB IV ANALISA
berisi menguraikan tentang kajian prinsip perancangan
arsitektur dekonstruksi pada karya Daniel Libeskind.
DAFTAR PUSTAKA
Latar belakang
prinsip perancangan arsitektur dekonstruksi pada karya Daniel libeskind
6
Batasan Masalah
1. Pada Kajian ini, masalah yang akan dibahas adalah prinsip desain
yang diterapkan.
2. Batasan pada desain hanya mencakup bahasan mengenai fasad
pada karya.
Studi Literatur
1. Kajian arsitektur dekonstruksi
2. Kajian karya Daniel Libeskind
F Pengumpulan Data
E 1. Data Primer
E 2. Data Sekunder
D
B
A
C
k Analisis Data
Kesimpulan
Hasil prinsip dari perancangan arsitektur dekonstruksi pada desain Daniel Lebeskind
BAB II
STUDI LITERATUR
7
2.1 Teori Arsitektur
Dharma (1998) menyatakan bahwa kata arsitek berasal dari bahasa Yunani
yaitu architekton, archi yang berarti pemimpin dan tekton berarti membangun jadi
secara garis besar arsitek adalah pemimpin pembangunan atau master builder. Teori
paling kuno tentang arsitektur berasal dari Marcus Vitruvius Polio pada abad 1
sebelum masehi dalam bukunya “The Ten Books Of Architecture”. Vitruvius
menyimpulkan 3 aspek atau syarat yang harus dipenuhi dalam arsitektur yaitu
firmitas atau kekuatan , utilitas atau kegunaan dan venustas atau keindahan.
Teori arsitektur adalah ungkapan umum tentang apakah arsitektur, apa yang
harus dicapai dengan arsitektur, dan bagaimana cara yang paling baik untuk
merancang. Teori dalam arsitektur adalah hipotesa, harapan dan dugaan-dugaan
tentang apa yang terjadi bila semua unsur yang dijadikan bangunan di kumpulkan
dalam suatu cara, tempat, dan waktu tertentu. Desain dalam arsitektur sebagian
besar lebih merupakan hasil dari kegiatan merumuskan namun bukan menguraikan,
arsitektur menganalisa dan memadukan bermacam-macam cara-cara baru serta
keadaan-keadaan baru, sehingga hasilnya tidak keseluruhan dapat diterapkan sesuai
teori. Dimana teori dalam arsitektur mengemukakan arah, tetapi tidak dapat
menjamin kepastian hasilnya.
8
Analogi linguistik menganut pandangan bahwa bangunan-bangunan
dimaksudkan sebagai penyampai informasi kepada para pengamat dengan salah
satu dari tiga cara sebagai berikut :
Arsitektur dianggap terdiri dari unsur kata-kata yang ditata menurut aturan
tata bahasa secara sintaksis, dimana ini memungkinkan masyarakat dalam
suatu kebudayaan tertentu cepat memahami dan menafsirkan apa yang
disampaikan oleh bangunan tersebut. Model ini akan tercapai jika “bahasa”
yang digunakan adalah bahasa umum atau publik dan dimengerti oleh
semua orang.
b. Model Ekspresionis
Dalam hal ini bangunan dianggap sebagai suatu wahana yang digunakan
arsitek untuk mengungkapkan sikapnya terhadap proyek bangunan tersebut.
Dalam hal ini arsitek menggunakan “bahasa” pribadinya atau parole.
Dimana Bahasa tersebut mungkin dimengerti orang lain dan mungkin juga
tidak dapat dimengerti.
c. Model Semiotik
9
2.3 Teori Arsitektur Modern
10
Joseph Paxton yang didirikan di Inggris pada 1861 menjadi simbol
kebesaran dan kegagahan Inggris pada masa tersebut. The Crystal Palace
dibangun untuk menampung acara pameran yang mengundang 13.000
peserta pameran serta tak kurang dari 6.200.000 orang pengunjung.
Pameran itu sendiri menampilkan barang-barang hasil industri serta
perlambang kebesaran industri Inggris, kekuatan produksi, kekayaan serta
pengetahuan keteknikannya. Sebegitu besarnya pameran ini maka tentunya
The Crystal Palace telah dirancang dengan dimensi yang cukup besar.
Sebagai bangunan yang merupakan rancangan pertama di dunia yang
menggunakan sistem pabrikasi.
11
2.3.2 Arsitektur Modern
Arsitektur Modern ditandai dengan adanya arsitek-arsitek berbagai
pemikiran dan konsep arsitekturnya diantaranya adalah sebagai berikut :
Louis Sullivan, dengan konsep “Form Follows Function”.
12
Gambar 2.4 Le Coubusier, Villa Savoye,
(Sumber: https://ka-perseus-
images.s3.amazonaws.com/889d4b84b5d369689745b2441c7427e07089bef5.jpg),
2018 )
Ludwig Mies Van der Rohe, dengan bangunan Crown Hall, Seagram
Building dan Lilinois Institute of Technology, Chicago.
13
2.3.3 Arsitektur Post-Modern
Post-modernisme adalah istilah untuk menyebut suatu masa atau
zaman yang dipakai berbagai menguraikan bentuk budaya dari suatu titik
pandang dan yang berlawanan atau mengganti istilah modernisme. Karena
salah satu bentuk ungkapan bentuk fisik kebudayaan adalah seni termasuk
arsitektur, karena itu Post-Modern lebih banyak digunakan di kebudayaan.
Gaya Eklektik (campuran) yang memilih unsur-unsur lama dari
berbagai periode, terutama unsur klasik, yang dikombinasikan dengan
bentuk-bentuk yang kelihatan aneh. Kemungkinan besar post-modern
berkembang oleh karena kejenuhan-kejenuhan konsep fungsionalisme yang
terlalu mengacu kepada fungsi. Pemakaian elemen-elemen geometris
sederhana terlihat sebagai bentuk yang tidak fungsional tetapi lebih
ditonjolkan sebagai unsur keselarasan dalam komposisi ataupun sebagai
dekorasi.
Pada awal tahun 80-an, gaya post modern lebih banyak dipakai
untuk menggambarkan suatu bentuk dasar dalam berbagai anggapan tentang
hubungan antara arsitektur dan masyarakat. Bentuk penampilan
bangunannya merupakan hasil dari beberapa pendekatan logis dari program,
sifat bahan bangunan dan konstruksi. Secara tidak langsung, post modern
lebih kurang seperti tujuan utama dari gerakan pembaharuan dan kembali
berintegrasi dengan idealisme zaman pra-modern. Post modern juga
merombak konsep modernisme yang berusaha memutuskan hubungan
dengan masa seni dan arsitektur klasik.
Post modern berusaha membangunan lingkungan dan kembali
memperkuat cita rasa pada tempat-tempat tertentu. Charles Jencks
menyatakan, “aliran baru ini sekedar menampilkan bentuk-bentuk baru
yang menimbulkan kesan aneh (abstrak) dan sering kali melebih-lebihkan
sensasi dengan penampilan pada bangunan.
Salah satu bangunan arsitektur post modern dari karya arsitek Le
Corbusier yaitu Notre Dame Du Haut, Prancis. Sebuah gereja yang
dirancang pada tahun 1950 dan diselesaikan pada tahun 1954. Dalam
14
bangunan ini arsitektur post modern dapat dilihat yaitu dengan bentuk
melengkung dan tidak simetris, berbeda dengan arsitektur sebelumnya
Modern yang masih memiliki bentuk tampilannya yang baku.
Dalam bidang filsafat maupun sastra, dekonstruksi termasuk salah satu teori
yang sangat sulit untuk dipahami. Dibandingkan dengan teori-teori
postrukturalisme pada umumnya, secara definitif perbedaan sekaligus ciri khas
dekonstruksi sebagaimana dikemukakan oleh Derrida (1976) adalah penolakannya
terhadap logosentrisme dan fonosentrisme yang secara keseluruhan melahirkan
oposisi biner dan cara-cara berpikir lainnya yang bersifat hierarkis dikotomis.
Konsep dekontruksi (Selden, 1986:84) mulai dikenal sejak Derrida membawakan
makalahnya yang berjudul “Structure, sign, and play in the discourse of the human
sciences “,di universitas Johns Hopkins tahun 1966.
15
Pemikiran Derrida, terutama menyangkut dekonstruksi adalah kajian
filsafat kontemporer yang ditarik pada tema-tema bahasa seperti semilogi.
Dekonstruksi menurut Deridda seperti hal nya perubahan terjadi terus menerus,
dengan cara yang berbeda untuk mempertahankan kehidupan. Dalam The Tain of
the Mirror ; Deridda and the Philosophy of Reflection yang berusaha
mengsistematiskan langkah-langkah dekonstruksi sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi hirarki oposisi dalam teks dimana biasanya terlihat
peristilahan yang di istimewahkan secara sistematis.
2. Oposisi-oposisi dibalik dengan menunjukan saling bertentangan .
3. Memperkenalkan sebuah istilah atau gagasan baru yang tidak bisa
dimasukkan kedalam kategori oposisi yang lama.
ekstrim didalam modernisme dan terutama menenkankan pada prinsip sesuatu yang
di ekpresikan seacar berlebihan. Desconstructivism juga mencari dan berusaha
menampilkan bentuk-bentuk spaktakuler. Arsitektur dekonstruksi kemudian
16
mengahasilkan sebuah bentuk rumit dari untai elemen-elemen yang diluar ukuran,
dengan stuktur yang kacau, terlihat seolah-olah anti gravitasi.
Aliran Dekonstruksi tidak terdapat dalam Arsitektur saja, bahkan Jacques
Derrida telah menemukan logik yang bertentangan dalam akal dan
implikasi, dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa sebuah teks tidak pernah
setepatnya mengandung arti yang hendak dikatakannya atau tidak mengatakan
yang dimaksudkan. Derrida berpendapat bahwa kegiatan Tschumi dan Eisenman
dalam Arsitektur sama dengan perbuatannya dalam filsafat, yaitu kegiatan
Dekonstruksi. Perkembangan arsitektur dekonstruksi dimulai dengan adanya karya
peter Eisenman dan Bernard Tschumi yaitu bangunan Aronoff Center for Design
and Art, lalu berkembang ke bangunan-bangunan dengan prinsip arsitektur
dekonstruksi.
Gambar 2.7 peter eisenman, Aronoff Center for Design and Art
(Sumber:https://cdn.worldarchitecture.org/net/bin.aspx?file=86501.jpg), 2018)
17
2.6 Arsitektur Dekonstruksi
Secara etimologis, dekonstruksi (english:deconstruction) berasal dari
gabungan kata ‘de-‘ (menyatakan kebalikan) dan ‘construction’ (konstruksi,
susunan) yang secara sederhana berarti “memecah kedalam bagian-bagian”. Istilah
dekonstruksilahir pada akhir abad ke-19, namun baru dikenal secara luas sejak
tahun 1967 setelah seorang filsuf Perancis keturunan Yahudi bernama Jacques
Derrida menerbitkan karyanya berjudul “Of Grammatology”, yang diakui sebagai
pondasi awal terhadapsegala karya tulis yang berhubungan dengan kritik
dekontruktif.
18
3. Dekonstruksi membawa bentuk-bentuk geometri yang cenderung berbentuk
aneh. Hal ini disebabkan oleh adanya pembatasan penerimaan ke absolutan
terhadap keaslian bentuk-bentuk geometri yang selama ini dikenal.
4. Bentuk sebagai serial fragmen, sebagai tanda yang tidak bermakna.
1. Tidak ada yang absolute dalam arsitektur, sehingga tidak ada satu
langgam yang dianggap terbaik sehingga semuanya memiliki
kesempatan yang sama untuk berkembang.
19
3. Dominasi pandangan dan nilai absolute dalam arsitektur harus diakhiri,
sehingga perkembangan arsitektur selanjutnya harus mengarah kepada
keragaman pandangan dan tata nilai.
20
Gambar 2.10 Daniel Libeskind, Royal Ontario Museum, Kanada
(Sumber: https://architizer.com/projects/royal-ontario-museum/, 2018)
Gambar 2.12 Rem Kholhass, Seattle Central Library, Seattle, WA, United States
(Sumber : http://figure-ground.com/spl/0001/, 2018)
21
2.8 BIOGRAFI DANIEL LIBESKIND
Daniel Libeskind terlibat dalam praktek arsitektur dan desain perkotaan. Dia
terkenal karena memperkenalkan wacana kritis baru ke dalam arsitektur. Praktiknya
meluas dari pembangunan lembaga budaya dan komersial utama - termasuk
museum dan gedung konser - ke pusat konvensi, universitas, perumahan, hotel,
22
pusat perbelanjaan dan pekerjaan perumahan. Daniel Libeskind selalu melakukan
pendekatan filosofis terhadap semua karyanya, sehingga setiap bentuk yang Ia
rancang memiliki makna yang mendalam bukan karena asal-asalan.
Daniel juga meyakini bahwa “ kita tidak boleh malu dalam arsitektur,
namun kita harus bisa mengekspresikan diri kita kedalam bangunan kita dari sebuah
lahan yang mempunyai berbagai macam ekspresi”. Ia ingin menciptakan sebuah
arsitektur yang tidak diduga, menciptakan sebuah sensasi yang penuh ketegangan
dalam arsitektur. Dalam setiap bangunannya ia selalu mengambil resiko karna
prinsipnya yaitu jika dia bermain aman maka ia tidak akan berkembang dan
bergerak maju dalam arsitektur, ia harus membuat sebuah energi baru.
23
Pendidikan Cooper Union untuk Kemajuan Sains dan Seni, New York
(BArc, 1970); Sekolah Studi Komparatif, Universitas Essex (MA dalam
sejarah dan teori arsitektur, 1971).
Career Institute for Architecture and Urban Studies, New York 1971-72;
Irving Grossman Associates, Toronto 1972-73; asisten profesor arsitektur,
University of Kentucky 1973-75; profesor arsitektur, University ofToronto,
1977-78; arsitek di tempat tinggal, Cranbrook Academy of Art, Bloomfield
Hills, Michigan, 1978-85.
Pendiri dan Direktur Arsitektur Intermundium, Milan, 1986-89; telah
menjalankan praktek arsiteknya sendiri di, Berlin sejak tahun 1990.
Karya-karya Daniel Libeskind yaitu: Felix Nussbaum Haus (Jerman, 1998),
Contemporary Jewish Museum (Amerika Serikat, 2008), Royal Ontario
Museum (Kanada, 2007), Bundeswehr Military History Museum (Jerman,
2011), Wohl Centre (Israel, 2005), Run Run Shaw Creative Media Centre
(Hongkong, 2011), Imperial War Museum North(Inggris, 2002), The
Crystals (Amerika Serikat, 2009), Jüdisches Museum Berlin (Jerman,
2001), The Ascent at Roebling's Bridge (Amerika Serikat, 2005), Westside
Shopping and Leisure Centre(Swiss, 2008), Central Building University of
Lüneburg(Jerman, 2017), dan Denver Art Museum (Amerika Serikat, 2006).
24
Logo Sentris : Konsep arsitektur yang merupakan gabungan antara
pemahaman arsitektural dan pemahaman filosofis. Dari pemahaman
filosofis arsitektur akan mangalami proses artikulasi metafisik secara
multivalensi.
25
Anti Order : Order akan mengasilkan ekspresi keutuhan dan kestabilan.
Order dalam arsitektur yang berakar pada arsitektur klasik seperti unity,
balance, & Harmony akan memeberi kecenderungan pada pembentukan
space yang figuratif.
26
2.9.1 Hasil Karya Daniel Libeskind
27
4 Contemporary Jewish Museum
Contemporary Jewish
Museumadalah museum sejarah 2008
di kota San Francisco, Amerika
Serikat. Dan sebagai museum
sejarah kebudayaan yahudi
Lüneburg, Jerman.
28
Dari beberapa hasil karya Daniel Libeskind diatas sebagian bangunan
memiliki fungsi bangunan Dekonstruksi diantaranya:
29
Gambar 2.18 Perspektif The Ascent at Roebling's Bridge
(Sumber : (https://www.archdaily.com/118092/the-ascent-at-roebling%25e2%2580%2599s-
bridge-daniel-libeskind), 2018)
30
Gambar 2.20 Perspektif Denver Art Museum
(Sumber : (https://www.archdaily.com/80309/denver-art-museum-daniel-libeskind), 2018)
31
Gambar 2.22 Perspektif Royal Ontario Museum
(Sumber : (https://architizer.com/projects/royal-ontario-museum/), 2018)
32
yang berlatar belakangan melalui pengalaman bersama dengan seni yang
berfokus pada perayaan kaum yahudi.
33
membuat dalam estetika bangunan yang bercahaya dan sudut-sudut yang
sama. Bangunan ini memiliki sistem hemat energi dengan energi
terbaharukan melalui atap hijau yang dapat dilihat didalam interiornya
hingga menjadi inovatif.
34
BAB III
METODE
35
tersebut sebagai landasan untuk menganalisis perancangan bangunan
pada karya Daniel Libeskind yang terpilih.
Lalu diberikan kesimpulan dan saran.
a b c d
The Ascent at Roebling's Bridge
2 Tidak
Terpilih
4 Terpilih
2
4 Terpilih
3
36
Contemporary Jewish Museum
4
4 Terpilih
5
3 Tidak
Terpilih
37
Dari penilaian di atas dapat di simpulkan bahwa karya yang memenuhi
kriteria penilaian objek yang dipilih adalah sebagai berikut:
38
3. Contemporary Jewish Museum
Contemporary Jewish Museum terletak di kota San Francisco, Amerika
Serikat. Dibangun pada tahun 2008, bangunan ini berfungsi sebagai
museum sejarah (kebudayaan yahudi).
39
BAB IV
ANALISA
40
4.2 Analisa Arsitektur Dekonstruksi Pada Fasad, Denver Art Museum
Museum Denver Art adalah museum seni yang terletak di kota colarado,
Amerika Serikat. Museum Denver Art memamerkan seni koleksi desain seni,
arsitektural, dan seni oseania. Bangunan ini didirikan dari rangka baja sebagai
struktur utama yang dilapisi oleh lembaran baja titanium. Bangunan ini memeliki
daya tarik tersendiri karena arsitek Daniel Libeskind memiliki konsep bentuk yang
berasal dari lipatan-lipatan kertas sehingga muncul sebuah bentuk yang aneh dan
abstrak.
41
Memiliki Kemiringan bentuk
dengan sudut lancip
Pada gambar 4.2. dapat dilihat bangunan ini memilki banyak pola
yaitu garis miring dengan kemiringan yang tidak beraturan sebagai upaya
menampilkan kerumitan pada fasad bangunan ini. Bidang-bidang yang
simpang siur dengan garis-garis tak beraturan secara visual estetika dapat
memberikan kesan yang ekstrim pada si pengamat.
42
4.2.2 Struktur Terlihat Runtuh (anti gravitasi)
Pada gambar bangunan ini terdiri dari 2.700 ton baja menjadi
kerangka rumit yang mendukung dan menciptakan sudut miring yang
bervariasi. Sistem pada struktur denver art museum menggunakan struktur
rangka batang.
43
4.2.3 Denah Anti Fungsional
Form dan function tidak berhubungan yang bersifat independent,
yang memberi metode seperti kombinasi dan fragmentasi (potongan)dan
kombinasi yang berdasar pada prinsip-prinsip matematis.
Ground Plan
Lantai-1 Lantai-2
Lantai-3 Lantai-4
44
yang terpotong hingga menjadi potongan-potongan lalu dihubungkan
menampilkan bentuk dinamis yang aktraktif. layout dan bentuk ruang akan
menjadi hal yang krusial karena terciptanya sisi ruang ataupun sudut ruang
yang mempengaruhi penempatan serta bentuk furniture dan peralatan
penunjang ruang tersebut dikarenakan tidak standarnya layout ruang yang
terjadi maka menimbulkan ruang mati.
= ruang mati
45
4.2.4 Kejujuran Material Yang di Tampilkan
.
Ada beberapa kontruksi yang
menggunakan material kaca
seperti pada atap bangunan.
Ada dua material yang digunakan pada fasad bangunan ini yaitu
material baja titanium dan kaca. Material baja titanium sangat
mendominasikan pada tampilan bangunan ini sehingga terlihat sebagai
kesan yang glamor pada fasad bangunannya. Baja titanium adalah logam
yang ringan, kuat, berkilau, dan tahan terhadap korosi (karatan) sehingga
sangat tahan terhadap kelembaban hujan. Sedangkan kaca sebagai pemanis
pada atap bangunannya yang difungsikan untuk masuknya cahaya sinar
matahari.
Bentuk fasadnya yang memiliki kerumitan ini dilihat dari garis garis
tidak beraturan dan memiliki kemiringan bentuk yang ekstrim dan
bangunan ini dapat terlihat dari bentuknya yang acak-acakan sehingga
terkesan abstrak.
Sistem pada struktur denver art museum menggunakan struktur rangka
batang.
46
Denah anti fungsional pada denver art museum terlihat pada sisi-sisi
sudut bangunan yang menimbulkan ruang mati.
Bangunan ini menggunakan material baja titanium dan kaca.
47
4.3.1 Kerumitan Bentuk Menjadi Nilai Utama
48
4.3.2 Struktur Terlihat Runtuh (anti gravitasi)
Struktur bangunan ini terdiri dari lima struktur prisma, bentuk dan
kompleksitas konstruksi menyebabkan menggunakan struktur baja. Struktur
ini menggunakan struktur baja WF dengan memakai metode struktur rangka
batang. Pada lantainya menggunakan lantai beton dan komposit baja.
Struktur rangka batang ini disusun atau dirakit sesuai dengan bentuk
fasad bangunan sehingga fasadnya memiliki keunikan tersendiri.
49
pada peracnagan
Ini adalah gambar metode
model struktur rangka batang
yang diterapkan pada
perancangan royal Ontario
museum
50
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini warna merah menandakan bangunan
lama sedangkan warna biru menandakan bangunan baru.
Lantai-2 Lantai-3
51
bentuk ruang pada bangunan baru terciptanya sirkulasi atau ruang bebas,
ini dikarena bentuk bidang luar Museum Royal Ontario memiliki
perubahan volume semakin mengecil perlantainya.
= ruang mati
Kaca 25%
alumunium
52
(Sumber : Analisis , 2018)
53
komposit baja. Sistem pada struktur menggunakan struktur rangka
batang.
Denah anti fungsional pada royal ontario museum tercipta adanya
sirkulasi dan ruang mati pada sisi-sisi sudut bangunannya
Bangunan ini menggunakan material alumunium bermotif dan kaca
transparan.
54
Museum ini berfungsi sebagai museum pameran pertunjukan seni visual,.
Sebelum dibangunnya Contemporary jewish museum merupakan bangunan bekas
gardu listrik. Material fasad contemporary jewish museum adalah kulit kubus yang
terbuat lebih dari 3.000 panel baja biru berkilau, karena menurut Daniel libeskind
warna biru sebagai sumber air kehidupan yang merupakan terkait dengan yudaisme.
Museum ini juga menjadi pusat hidup komunitas orang-orang yang berlatar
belakangan melalui pengalaman bersama dengan seni yang berfokus pada perayaan
kaum yahudi.
55
4.4.2 Struktur Terlihat Runtuh (anti gravitasi)
56
4.4.3 Denah Anti Fungsional
Form dan function tidak berhubungan yang bersifatindependent,
yang memberi metode seperti kombinasi dan fragmentasi (potongan) dan
kombinasi yang berdasar pada prinsip-prinsip matematis.
Lantai-1
Lantai-2
Siteplan
57
Denah Contemporary Jewish Museum merupakan kombinasi
antara bangunan baru dengan bangunan lama yang bangunannya menyatu
tanpa ada terpisah dari bangunan lama yang terlihat pada siteplan. Bangunan
baru tersebut ditandai dengan garis berwarna merah, sedangkan diluar
warna tersebut merupakan bangunan lama. Yang merupakan anti fungsional
pada denah ini dapat dilihat pada lingkaran berwarna biru yang menandakan
bahwa itu adalah ruang bebas.
= ruang mati
kaca
Panel baja
kaca
58
pada lapisan kulit bangunan menggunakan material panel
bajastainless berwarna biru berkilau dengan jumlah panelnya 3.000 dan
berpola Diamond. Pada jendela menggunakan material kaca dengan bentuk
jendela seperti polaDiamond danpintu akses utama menggunakan material
kaca dengan pola bentuk trapesium.
Bentuk ini jika diamati secara keseluruhan merupakan bentuk balok yang
diputar lalu dimiringkan dengan sudut derajat yang berbeda-beda
sehingga menimbulkan kerumitan bentuk yang cukup unik pada museum
ini.
Bangunan ini menggunakan struktur rangka batang dengan perpaduan
antara baja WF dan baja siku. Lalu pada strukturnya juga menggunakan
sistem struktur seismik (anti gempa) karena daerah tersebut merupakan
daerah rawan gempa. Denah anti fungsional pada royal ontario museum
tercipta adanya sirkulasi dan ruang mati pada sisi-sisi sudut
bangunannya.
Denah ini merupakan kombinasi antara bangunan baru dengan bangunan
lama yang bangunannya menyatu tanpa ada terpisah dari bangunan lama.
Yang merupakan anti fungsional pada denah ini dapat dilihat dari adanya
ruang bebas pada setiap sudut-sudut bangunan.
Bangunan ini menggunakan material panel baja dan kaca pada fasad
bangunannya.
59