(Skripsi)
Oleh:
Bella Anjelia
ABSTRAK
Oleh:
BELLA ANJELIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kearifan lokal yang ada di sungai
Musi Provinsi Sumatera Selatan yang bisa dijadikan sumber belajar IPA siswa
SMP dan hasil kesesuaian identifikasi kearifan lokal di sungai Musi Provinsi
Sumatera Selatan yang digunakan sebagai sumber belajar IPA SMP dengan
kompetensi dasar pada kurikulum 2013. Desain penelitian ini adalah penelitian
desktiptif kualitatif. Subyek penelitian yaitu guru dan siswa pada 5 SMP di Kota
dan sampel siswa dengan clustered sampling sebanyak 421 siswa. Teknik
angket, dan dokumentasi. Teknik analisis pada penelitian ini dilakukan secara
dijadikan sumber belajar IPA SMP diperoleh dari angket guru dan siswa serta
bahwa rata-rata 80,54% guru setuju bahwa kearifan lokal di sungai Musi
ii
3
tingkat kesesuaian sebesar 80,93% dengan kriteria sesuai. Dan sebesar 49,35%
siswa masih belum mengetahui tentang kearifan lokal tersebut. Kesimpulan pada
kearifan lokal yang sesuai dengan kompetensi dasar berdasarkan kurikulum 2013
hasil revisi.
iii
4
Oleh:
Bella Anjelia
Skripsi
Pada
MOTTO
„Azza Wa Jalla. Dialah Rabb yang berhak disembah dan hanya kepada-Nya
“Kenapa aku harus takut akan kefakiran, sedangkan aku memiliki Rabb
yang Mahakaya.”
9
RIWAYAT HIDUP
2011, dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 6 Palembang pada tahun
2014.
Melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil‟aalamiin.
Segala Puji Bagi Allah SWT, Sholawat serta Salam selalu tercurah kepada
Uswatun Hasanah Rasulullah Muhammad SAW.
Para pendidik yang telah mengajar dan mendidik dengan penuh kesabaran.
x
11
SANWACANA
rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu
syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;
3. Berti Yolida, S.Pd, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi,
serta bekal ilmu untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam menjalani hidup
kedepannya;
xi
12
5. Dr. Ratu Betta R., M.Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan,
6. Seluruh dosen FKIP atas ilmu yang bermafaat, semoga Allah membalasnya
Palembang, dan SMP PGRI 1 Palembang, serta Guru SMP Negeri 2 Baradatu
Khusnul Khotimah, Partiyah, Enti Yulita). Adik sekamar yang baik hatinya,
Siti Majidah Agustin, yang telah sabar dan memberi semangat untuk berjuang;
9. Keluarga BEM FKIP Unila 2016 Bergerak Inspiratif, Birohmah Unila 2017
10. Pendidikan Biologi angkatan 2014, dan seluruh pihak yang telah turut
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna
Penulis
Bella Anjelia
xii
13
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
LAMPIRAN
xiv
15
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xvi
17
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir Identifikasi Kearifan Lokal
sebagai Sumber Belajar IPA ................................................................. 23
2. Foto Penelitian .................................................................................... 70
xvii
1
I. PENDAHULUAN
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
nilai budaya yang positif dan menciptakan perubahan ke arah kehidupan yang
lebih inovatif.
Lulusan dan Standar Isi, maka pembelajaran dimulai dari peserta didik diberi
tahu menuju peserta didik mencari tahu, dari guru sebagai satu-satunya
sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar, dari pendekatan
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas (BNSP,
2016: 2).
2013 hasil revisi lebih ditekankan pada pengalaman lapangan untuk proses
dalam ruang lingkup sumber belajar. Pembelajaran IPA yang kehendaki pada
kemampuan IPA siswa Indonesia hanya berada pada urutan ke-44 dari 47
negara dengan skor nilai rata-rata sebesar 397 (TIMSS-R, 2015). Menurut
Indonesia.
tanggal 27-30 Oktober 2017 dengan guru SMP Negeri 7, SMP Negeri 44,
siswa karena apa yang dipelajari di kelas tidak bisa diterapkan di dalam
bersumber buku teks dan menjauhkan siswa dari pandangan hidup sekitar
Pembelajaran IPA yang diterapkan di sekolah masih terpaku pada teori dan
tidak menjadikan alam sekitar sebagai pengalaman belajar IPA bagi siswa.
menengah pertama (SMP) yang lokasinya dekat dengan sungai Musi belum
menjadikan kearifan lokal sebagai sumber belajar IPA yang nyata bagi siswa.
yang di ada Sumatera Selatan. Bahkan guru menyatakan tidak tahu apa yang
sebagai sumber belajar IPA yang potensial untuk mewujudkan fungsi kembar
Siswa tidak mengetahui tentang hewan khas yang berhabitat di sungai Musi
dan tumbuhan yang khas di Sumatera Selatan. Hal ini tidak dipungkiri oleh
guru, mereka saja hanya mengetahui beberapa ikan khas, namun tidak
mengetahui biota lainnya yang ada di sungai Musi. Padahal penting bagi siswa
budaya dan kearifan lokal asli daerah di Palembang. Selain itu, siswa juga
belum banyak mengetahui tentang tumbuhan khas yang biasa digunakan oleh
masyarakat untuk pengobatan atau yang biasa dipakai dalam adat masyarakat
di Palembang.
mereka tinggal.
Padahal berbagai kearifan lokal yang tersedia dapat melatih peserta didik
untuk menghargai kebudayaan, sumber daya alam, dan sumber daya manusia.
akibat lemahnya peran pembelajaran IPA tersebut. Kondisi ini tercermin dari
Sumatera Selatan pada tahun 2015 silam. Kebakaran hutan yang terjadi adalah
insiden paling buruk sepanjang sejarah kebakaran hutan yang pernah terjadi di
sebagian besar terjadi atas ulah manusia yang masih belum memiliki
Selain itu, hampir punahnya ikan belida yang merupakan hewan endemik di
lokal yang sangat banyak. Kearifan lokal didasari oleh banyaknya daerah dan
keindahan alam di pertengahan kota yang terbelah menjadi Hulu dan Hilir
karena lebarnya Sungai Musi, di kota ini terdapat berbagai kesenian dan
baik dibidang ekonomi, sosial, dan lingkungan. Jika diteliti dengan baik bukan
lokal yang dikemukakan antara lain, ikan khas, hewan langka yang tidak lazim
Sungai Musi merupakan potensi daerah yang sangat khas dari kota
mengenal potensi alam yang dari dulu dipraktikkan oleh leluhur mereka.
Misalnya, kegiatan menangkap ikan dengan jala atau disebut nyalo. Selain itu,
dan Nuryani (2015: 765), yang menyatakan bahwa kegiatan masyarakat adat
dalam pengolahan lahan ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber belajar,
Kearifan lokal yang tersedia di Sumatera Selatan sangat banyak, namun tidak
diketahui oleh guru dan tidak dimanfaatkan sebagai sumber belajar IPA yang
8
dekat dengan siswa sekaligus faktual untuk pemahaman belajar IPA. Selain
itu, belum ada penelitian tentang kearifan lokal sungai Musi Sumatera Selatan
antara hasil studi pendahuluan pada guru dengan kearifan lokal yang tersedia.
perhatian siswa terhadap lingkungan, dan kearifan lokal sekitar yang semakin
sesuai dengan komptensi dasar, yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Sumatera Selatan yang bisa dijadikan sumber belajar IPA siswa SMP.
9
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
pengetahuan dan menjadi sarana belajar untuk menjadi guru yang baik
2. Bagi guru
3. Bagi sekolah
dan untuk sumber belajar bagi siswa dan guru pada mata pelajaran IPA
E. Ruang Lingkup
mencatat data dan informasi mengenai kearifan lokal yang ada di Sungai
masyarakat. Kearifan lokal yang digali mencakup ikan khas yang ada di
adat, bahan pengawet dan pewarna alami, bahan kosmetik dan perawatan
pasca persalinan, bahan obat, serta kayu oleh masyarakat Palembang, dan
lain sebagainya.
4. Sumber belajar IPA tidak hanya berasal dari buku buku teks pelajaran
yang berisi seperangkat materi yang disusun secara sistematis saja. Namun
di alam sekitar siswa yang dijadikan obyek pembelajaran bagi siswa secara
5. Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa SMP Palembang tahun ajaran
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran IPA
ingin tahu, dan sikap peduli dan tanggung jawab terhadap lingkungan
tidak hanya sebatas teori yang jauh dari kehidupan siswa. Permasalahan
membuat IPA lebih bermakna, hal ini karena siswa diberi kesempatan
untuk tahu dan terlibat secara aktif dalam menemukan konsep dari
fenomena yang ada dari alam sekitar tempat mereka tinggal dengan
keterampilan dan sikap yang harus melekat pada siswa. Sehingga guru
perlu mengembangkan suasana belajar IPA yang nyaman bagi siswa dan
untuk pembelajaran IPA itu beragam, tetapi dalam salah satu sudut
pandang, misalnya dalam sudut pandang konteks, siswa akan lebih tepat
Pembelajaran IPA yang akan datang perlu diupayakan agar ada keseim-
penanaman sikap-sikap ilmiah, serta nilai-nilai kearifan lokal yang ada dan
betul-betul bermanfaat bagi siswa itu sendiri dan bagi masyarakat luas.
13
terhadap IPA itu sendiri, tetapi yang lebih penting juga adalah bagaimana
dan sikap hidup. Sumber belajar IPA harus mencakup pengetahuan teknis,
regional.
14
Sumber belajar IPA merupakan segala segala macam sumber yang ada
belajaran IPA. Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan
belajar. Padahal banyak sumber belajar selain buku yang justru sangat
Sumber belajar IPA sangat beragam, menurut Widodo (2008: 59) sumber
dan miniatur.
c. Alam, merupakan segala objek dan fenomena yang ada di alam seperti
belajaran IPA yang diberikan oleh guru IPA sejauh ini masih dianggap
mengenai sejauh ini guru IPA hanya berfokus pada konsep yang termuat
dalam buku teks. Belum memaksimalkan sumber belajar IPA yang sangat
teks, terlepas dari kesesuaian yang ada di lingkungan belajar siswa. Hal ini
Sumber belajar IPA tidak boleh terpaku pada buku teks. Guru harus pandai
tinggal siswa.
Kearifan lokal (local wisdom) dalam dekade belakangan ini sangat banyak
sana, penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota
baik dalam pelestarian Sumber daya alam dan manusia, pemertahanan adat
(wisdom) dan kearifan hidup, yang tidak hanya berlaku secara lokal pada
budaya atau etnik tertentu, melainkan lintas budaya atau lintas etnik
mengandung etika dan nilai moral yang terkandung dalam kearifan lokal
manusia terhadap sesuatu objek atau peristiwa yang terjadi dalam ruang
16).
Kearifan lokal yang digunakan sebagai sumber belajar IPA berfokus pada
pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa ada dua jenis kearifan lokal,
karya dari pikiran yang sehat, perasaan mendalam, tabiat, bentuk perangai,
nalar jernih, budi yang baik, dan memuat hal-hal positif (Istiawati, 2015:
176).
456).
buaya putih di sungai Musi yang tidak boleh ditangkap, beragam gerak
tarian adat, alat musik yang khas, dan lain sebagainya. Namun dari
Ketika siang daya gravitasi matahari, dan saat malam daya gravitasi bulan
kapal besar, yang sekarang tidak dapat lagi dilakukan. Menurut (Satiadi,
tangkap. Menurut Sari, Maulana, dan Hakim (2009: 228) jenis alat
tangkap yang dioperasikan di rawa terdiri dari alat tangkap jaring insang
tetap, anco, serok, rawai, pancing, sero, bubu dan alat tangkap lainnya.
dari ekosistem akuatik pada musim hujan dan ekosistem teresterial pada
musim kemarau (Gaffar & Muthmainnah, 2009 dalam Ditya, 2013: 40).
Musi, Di dalamnya hidup berbagai jenis kelompok ikan hitam atau black
ikan ekonomis penting. Beberapa jenis ikan ekonomis penting antara lain
Maulana, dan Hakim (2009: 228) pada musim kemarau kelompok ikan
Kekhasan ikan putak dan ikan belida, terletak pada morfologinya. Menurut
Eddy (2013: 435) ikan belida (Chitala lopis) dan ikan putak (Notopterus
21
hidup di air tawar serta air payau. Sirip punggung pendek, berbentuk bulu,
sungai Musi yang bermula dari sumbernya di bagian hulu hingga bermuara
kearifan lokal dalam pengelolaan ikan sungai dan buah khas Sumatera,
antara lain bekasam, rusip, tempoyak, dan lempok. Menurut Rinto (2011:
3), Lactococcus lactis merupakan bakteri asam laktat yang berperan dalam
proses fermentasi, oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan isolasi
bakteri asam laktat dari produk fermentasi seperti peda, bekasam, calok
Dewi dan Wahono (2013: 102), lempok memiliki rasa durian yang khas
dan dijadikan sebagai salah satu makanan khas. Proses pembuatan lempok
B. Kerangka Pikir
Pemilihan sumber belajar yang tepat dan efisien harus menjadi pertimbangan
guru IPA. Guru harus mampu memanfaatkan sumber belajar yang sesuai
dan tidak boleh diabaikan oleh guru, namun harus lebih memerhatikan aspek
pembelajaran.
yang dimanfaatkan adalah sumber belajar yang berkualitas atau powerful dari
Sumber belajar akan lebih efektif apabila diperoleh dari lingkungan setempat.
dimasyarakat atau disebut kearifan lokal ekologis akan menjadi pilihan yang
pembelajaran IPA, karena siswa akan lebih nyata dalam belajar tentang IPA.
Kearifan lokal dan sumber belajar dapat dikaitan satu sama lain untuk
dengan sumber belajar IPA. Kearifan lokal yang dijadikan sebagai sumber
masyarakat yang unik, serta budaya yang terus dilestarikan oleh masyarakat.
Jika dibuat dalam bentuk bagan, kerangka pikir pada identifikasi kearifan
lokal di Sungai Musi Provinsi Sumatera Selatan sebagai sumber belajar IPA
Pandangan Hidup
Masyarakat
Revisi
sungai Musi Palembang, baik daerah Ulu maupun Ilir. Waktu penelitian
B. Subyek Penelitian
Subyek pada penelitian ini mencakup guru dan siswa SMP/MTs yang berada
di kawasan dekat dengan sungai Musi baik (jarak jangkauan 1-5 Km)
Adapun SMP yang mewakili kawasan seberang Ilir yaitu SMP Negeri 3
keterbatasan dana, transportasi, dan efesiensi waktu penelitian. Guru IPA yang
guru IPA.
C. Desain Penelitian
Palembang.
2013 hasil revisi untuk dijadikan sebagai sumber belajar IPA dijenjang
D. Prosedur Penelitian
berikut:
1. Persiapan penelitian
ke sekolah.
pendidikan Palembang.
diteliti.
2. Pelaksanaan Penelitian
belajar IPA.
angket ke sekolah.
pendidikan Palembang.
1. Jenis Data
Jenis data pada penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif
a. Wawancara mendalam
ini, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang
catatan lapangan dan audio record. Tapi diantara keduanya tidak ada
Lanjutan tabel 1.
No Indikator Deskriptor No Jumlah
item Item
29
Konsep rangkaian listrik, energi dan
daya listrik, sumber energi listrik
Kearifan
Sumber: lokal
dimodifikasi dari (Kemendikbud, 2016: 47-54).
4 yang sesuai Konsep kemagnetan, induksi 30
dengan elektromagnetik, dan pemanfaatan
Komptensi medan magnet
S Dasar Kelas Konsep bioteknologi dan perannya 31
IX dalam kehidupan manusia
e Konsep partikel materi (atom, ion, 32
molekul), struktur zat sederhana
l dengan sifat bahan yang digunakan
dalam kehidupan sehari- hari
Sifat fisika dan kimia tanah, organisme 33
a yang hidup dalam tanah
Proses dan produk teknologi ramah 34
i lingkungan untuk keberlanjutan
kehidupan
n wawancara dengan masyarakat juga dilakukan wawancara terhadap
b. Angket
Tipe angket yang digunakan dalam penelitan ini adalah angket tertutup
dan semi tertutup. Adapun angket tertutup meliputi angket yang telah
32
tersedia jawaban, sehingga responden (dalam hal ini guru) hanya cukup
Skala yang digunakan dalam angket tertutup yaitu skala likert dan skala
skala ini tersedia interval skor dengan angka 1-5, menurut Widiyoko
(2009: 152), skor ini yang terdiri dari Sangat Setuju (SS) dengan skor 5,
Setuju (S) diwakili dengan skor 4, Kurang Setuju (KS) dengan skor 3,
Tidak Setuju (TS) dengan skor 2, dan tidak baik dengan skor 1 artinya
guru terhadap sumber belajar berbasis kearifan lokal yang telah disusun
sumber belajar berbasis kearifan lokal yang telah disusun dari hasil
guru dari tiap butir kompetensi dasar SMP/MTs Kurikulum 2013 revisi.
berikut.
c. Dokumentasi
yang dikaji dalam penelitian ini adalah suatu tulisan atau catatan berupa
laporan, arsip, atau catatan materi lain, tidak dipersiapkan secara khusus
1. Wawancara
data yang berkaitan dengan kearifan lokal. Adapun dalam penelitian ini
35
wawancara ditabulasi dalam bentuk tabel berupa data yang diperoleh dari
Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden (guru dan
Nama Guru :
Sekolah :
Waktu Dan Tempat Wawancara :
diberi skor (1) dan untuk jawaban “tidak” diberi skor (0).
Keterangan :
n = jumlah skor yang diperoleh dari responden (guru)
N = jumlah skor yang semestinya diperoleh responden (guru)
P = persentase
c. Menghitung persentase rata-rata untuk setiap aspek. Adapun rumus
Persentase rata-rata =
e. Membuat tabulasi data pada angket sesuai pada Tabel 8 dengan tujuan
3. Angket Tertutup
Keterangan :
n = jumlah skor yang diperoleh dari responden (guru)
N = jumlah skor yang semestinya diperoleh responden (guru)
P = persentase
Persentase rata-rata =
e. Melakukan tabulasi data pada angket sesuai pada Tabel 10. dengan
A. Simpulan
dijadikan sebagai sumber belajar, antara lain: kearifan lokal yang sesuai
dengan KD pada kelas VII yaitu, pengkuran tidak baku (kilan, semato,
suku), klasifikasi ikan khas dan tumbuhan khas Palembang, dan mitos
siklus banjir tahunan dan nyalo musim Ramadhan. Kearifan lokal yang
sesuai dengan KD pada kelas VIII yaitu, analisis gerakan tarian dalam
Selatan, pemafaatan bunga cempaka, teratai, dan sempuru pada upacara dan
pakaian adat. Kemudian kearifan lokal yang sesuai dengan KD pada kelas
dan KD 3.11 (penentuan waktu nyalo dan siklus banjir luapan sungai). Pada
KD kelas VIII, yaitu KD 3.1 (ragam gerak tarian khas yang dianalisis
dalam sistem gerak), KD 3.6 (penggunaan zat aditif alami seperti mak
gambus dan gitar sahilin). Pada kelas IX, yaitu KD 3.7 (pemanfaatan ikan
bekasam, dan calok) dan KD 3.9 (cara khas masyarakat Palembang dalam
B. Saran
yaitu:
yang lebih luas untuk mewakili subyek penelitian, sehingganya masih perlu
lokal yang sulit ditemukan langsung oleh siswa, sehingga perlu menggali
lebih dalam lagi untuk mendapat kearifan lokal yang sesuai dijadikan
kearifan lokal yang dapat diindera oleh siswa secara langsung dalam bentuk
4. Kearifan lokal yang telah sesuai dengan kompetensi dasar (KD) kurikulum
2013 revisi untuk dijadikan sebagai sumber belajar dapat dijadikan bahan
Sumatera Selatan.
(LKPD), buku teks, dan berbagai bahan ajar lainnya yang berbasis kearifan
lokal.
67
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, A.D.R., dan Wahono, H.S. 2013. Making of Banana Lempok (Study on
Banana Varieties And Honey Concentration). Jurnal Pangan dan
Agroindustri, 1 (1): 101-114.
68
Ditya, Y. C., dkk. 2009. Peranan Lebung Sebagai Sumber Ekonomi Bagi Nelayan
dan sarana Pengelolaan Sumber Daya Ikan Rawa Banjiran di Sumatera
Selatan. J. Sosek KP, 8 (1): 39-47.
Eddy, S. 2013. Inventarisasi dan Identifikasi Jenis-Jenis Ikan saat Pasang Surut di
Perairan Sungai Musi Kota Palmbang. Seminar Nasional Sains &
Teknologi V Lembaga Penelitian Universitas Lampung. 429-436.
Munajah., dan Susilo, M.J. 2015. Potensi Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X
Materi Keanekaragaman. JUPEMASI-PBIO, 1 (2): 184-187.
Rinto. 2011. Bakteri Asam Laktat Dari Peda, Bekasam, Terasi dan Rusip
Penghambat Morgnella morganii (Pembentuk Histamin). Jurnal
Penelitian Pertanian Terapan, 11 (2): 1-9.
Sari, Y. D., Maulana, F., dan Hakim, M. H. Kurva Penawaran Dan Permintaan
Produk Perikanan Tangkap Perairan Umum Daratan di Propinsi Sumatera
Selatan. J. Bijak dan Riset Sosek KP, 4 (2): 227-239.
Sinaga, L.Y., dan Rustaman, N. Y. 2015. Nilai-Nilai Kearifan Lokal Suku Anak
Dalam Provinsi Jambi terhadap perladangan di Hutan Taman Nasional
Bukit Duabelas sebagai Sumber Belajar Biologi. Seminar Nasional XII
Pendidikan Biologi FKIP UNS, 761-765.
69
Suastra, W., dan Tika, K. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran IPA Berbasis
Budaya Lokal untuk Mengembangkan Kompetensi dasar IPA dan Nilai
Kearifan Lokal di SMP. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan, 5 (3), 258-273.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke-
17. Alfabeta, Bandung. 380 Hlm.
Yokhebed, Titin,. Eko S. 2016. Life Skill Improvement trough Learning Local
Benefits. Proceeding Biology Education Conference, 13 (1): 455-460.