Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat Nyalah
kami dapat menyelesaikan Tugas Ilmu Lingkungan ini dengan tepat waktu. Laporan Tugas
ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam mata kuliah Ilmu Lingkungan
Program Study Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa.
Pembuatan Tugas Ilmu Lingkungan ini tentunya terdapat beberapa kendala, namun
dengan kerja keras dan kegigihan maka kami dapat melewati kendala tersebut. Tentunya
dalam penyelesaian Tugas Ilmu Lingkungan ini kami memperoleh bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami berterimakasih khususnya kepada
Bapak Ir.I Wayan Muliawan, MT selaku dosen mata kuliah Ilmu Lingkungan yang telah
memberikan tugas ini.
Kami menyadari kurang sempurnanya laporan Tugas Ilmu Lingkungan ini baik dari
segi isi maupun metode penulisan, maka dari itu kritik dan saran sangat diperlukan demi
kesempurnaan laporan Tugas Ilmu Lingkungan ini.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada pembaca dan semoga laporan Tugas
Ilmu Lingkungan ini dapat memberikan edukasi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI.......................................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat.................................................................................................2
BAB 2 LANDASAN TEORI.................................................................................................3
2.1 Pengertian Sampah..................................................................................................3
2.2 Pengertian Tempat Sampah.....................................................................................4
2.3 Dampak Positif Dan Negatif Yang Di Timbulkan Oleh TPS Terhadap Lingkungan
6
2.4 Cara Mengelola Sampah Di TPS.............................................................................7
2.5 Faktor Yang Berpengaruh Dalam Pengelolaan Sampah........................................7
2.6 Kondisi Pengelolaan Sampah Saat Ini...................................................................9
2.7 Model Pengelolaan Masalah Sampah Perkotaan Dan Perdesaan..........................11
BAB 3 METODELOGI......................................................................................................14
3.1 Lokasi Survey.............................................................................................................14
3.2 Objek Survey..............................................................................................................14
3.3 Jenis Data....................................................................................................................14
3.4 Teknik Pengumpulan Data..........................................................................................15
3.4.1 Teknik Observasi.................................................................................................15
BAB 4 PEMBAHASAN.....................................................................................................16
BAB 5 PENUTUP...............................................................................................................19
5.1 Kesimpulan............................................................................................................19
5.2 Saran......................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup
masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman
karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis
bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang
pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap
kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya volume timbulan
sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan
metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu
kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungam pemukiman, hutan, persawahan,
sungai dan lautan.
1
diperlukan model pengelolaan sampah yang baik dan tepat dalam upaya mewujudkan
perkotaan dan perdesaan yang bersih dan hijau di Provinsi Bali.
2
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya,
dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya
produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.
Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka
sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. Selain itu, Sampah adalah sumber daya
yang tidak siap pakai (Radyastuti, W. Prof.Ir. 1996) dan menurut Basriyanta, MT,
sampah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh
pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dimanfaatkan kalau dikelola dengan
prosedur yang benar. Jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam,
ada yang berasal dari rumah tangga, sampah industri, sampah dari pasar, sampah
rumah sakit, sampah pertanian, perkebunan dan peternakan serta sampah dari
institusi/kantor/sekolah dll.
1. Sampah organic
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati
yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini
dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar
merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur,
sisa-sisa makanan, pembungkus (selain ketas, karet dan plastik), tepung, sayuran,
kulit buah, daun dan ranting.
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik yakni sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non
hayati, baik sebagai produk sintetik maupun hasil pengolahan teknologi bahan
tambang, hasil olahan baan hayati dan sebagainya. Sampah anorganik dibedakan
menjadi :
b. sampah plastic
c. sampah kertas
3
d. sampah kaca dan keramik,
e. sampah deterjen
Sampah sejenis sampah rumah tangga merupakan sampah yang berasal dari
kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas
umum, dan/atau fasilitas lainnya.
c. sampah spesifik.
4
2.2 Pengertian Tempat Sampah
Tempat sampah (bahasa Inggris: waste container) adalah tempat untuk
menampung sampah secara sementara, yang biasanya terbuat dari logam atau plastik.
Di dalam ruangan, tempat sampah umumnya disimpan di dapur untuk membuang
sisa keperluan dapur seperti kulit buah atau botol. Ada juga tempat sampah khusus
kertas yang digunakan di kantor. Beberapa tempat sampah memiliki penutup pada
bagian atasnya untuk menghindari keluarnya bau yang dikeluarkan sampah.
Kebanyakan harus dibuka secara manual, namun saat ini sudah banyak yang
menggunakan pedal untuk memudahkan membuka tutup tempat sampah.Tempat
sampah dalam ruangan umumnya dilapisi kantong untuk memudahkan pembuangan
sehingga tidak perlu memindahkan tempat sampah ketika sudah penuh, cukup
dengan membawa kantong yang melapisi tempat sampah lalu menggantinya dengan
yang baru. Hal ini memudahkan pembuangan sampah. Beberapa tempat umum
seperti taman memiliki tempat sampah yang ditempatkan di sisi sepanjang jalan yang
secara frekuentif dapat ditemukan di sisi sepanjang jalan. Hal ini untuk menghindari
kebiasaan membuang sampah sembarangan yang dapat mengganggu keindahan dan
kesehatan lingkungan serta etika sosial.
Di masa lalu, teroris biasa menaruh bom di tempat sampah logam. Hal ini
menjadikan bom sulit ditemukan. Ledakannya juga dapat memecah material tempat
sampah yang membuat ledakan menjadi lebih berbahaya. Atas alasan ini, tidak ada
tempat sampah di kebanyakan stasiun kereta api, bandara, dan pusat perbelanjaan di
Inggris. Jika ada, hal itu hanya kantong yang tergantung dan terbuat dari tali logam.
Semua sampah yang dikumpulkan umumnya diangkut menggunakan truk sampah
untuk dibawa ke insinerator, tempat pembuangan, atau penghancur sampah. Di
beberapa tempat juga ada pelayanan daur ulang, dengan satu atau lebih tempat
sampah yang dikhususkan untuk didaur ulang. Tempat sampah khusus ini dicirikan
(umumnya dengan warna) sesuai kategorinya yang menentukan sampah jenis apa
yang boleh dimasukkan. Material yang disediakan tempat sampahnya diantaranya
sampah jenis kertas, kaca, logam, plastik, dan sampah yang dapat dikomposkan.
Tempat pembuangan akhir (TPS) atau tempat pembuangan sampah (TPS) ialah
tempat untuk menimbun sampah dan merupakan bentuk tertua perlakuan sampah.
TPS dapat berbentuk tempat pembuangan dalam (di mana pembuang sampah
membawa sampah di tempat produksi) begitupun tempat yang digunakan oleh
produsen. Dahulu, TPS merupakan cara paling umum untuk limbah buangan
terorganisir dan tetap begitu di sejumlah tempat di dunia. Sejumlah dampak negatif
5
dapat ditimbulkan dari keberadaan TPS. Dampak tersebut bisa beragam: musibah
fatal (mis., burung bangkai yang terkubur di bawah timbunan sampah); kerusakan
infrastruktur (mis., kerusakan ke akses jalan oleh kendaraan berat); pencemaran
lingkungan setempat (seperti pencemaran air tanah oleh kebocoran dan pencemaran
tanah sisa selama pemakaian TPS, begitupun setelah penutupan TPS); pelepasan gas
metana yang disebabkan oleh pembusukan sampah organik (metana adalah gas
rumah kaca yang berkali-kali lebih potensial daripada karbon dioksida, dan dapat
membahayakan penduduk suatu tempat); melindungi pembawa penyakit seperti tikus
dan lalat, khususnya dari TPS yang dioperasikan secara salah, yang umum di Dunia
Ketiga; jejas pada margasatwa; dan gangguan sederhana (mis., debu, bau busuk,
kutu, atau polusi suara).
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Selanjutnya yang dimaksud dengan sampah spesifik adalah sampah
yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.
Sementara menurut Slamet (2002), sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia
atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau
anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak
berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.
2.3 Dampak Positif Dan Negatif Yang Di Timbulkan Oleh TPS Terhadap
Lingkungan
Banyak dampak yang dapat timbul akibat keberadaan sebuah TPS,ada
dampak yang di timbulkan bersifat positif,ad juga yang bersifat negatif:
1. Beberapa dampak positif yang dapat timbul dari keberadaan TPS yaitu :
Banyaknya tumpukan sampah anorganik di TPS,telah menimbulkan inisiatif
baru dalam sektor ekonomi bagi masyarakat di sekitar TPS,mereka menganggab
tumpukan sampah tersebut adalah lahan perekonomian yang sangat
produktif,dengan cara mengumpulkan sampah-sampah anorganik,seperti plastik,atau
barang-barang bekas yang tidak mudah mudah hancur,plastik dan barang bekas
tersebut telah mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari,bahkan
menurut tanggapan masyarakat yang ada di sekitar sana,penghasilan yang mereka
dapatkan dari TPS dengan cara mengumpulkan plastik dan barang bekas lebih dari
cukup. Bahkan ada masyarakat sekitar yang mau meninggalkan usaha dagangan
6
nya,karna mereka beranggapan TPS lebih mampu memenuhi kebutuhan
perekonomian mereka sehari-hari.
2. Dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari keberadaan TPS. yaitu :
a. musibah fatal contohnya burung bangkai yang terkubur di bawah timbunan
sampah akan menimbulkan bau busuk dan merusak tanah.
b. kerusakan infrastruktur contohnya kerusakan ke akses jalan oleh kendaraan
berat yang mengangkut sampah ke TPS tersebut.minimal setiap harinya ada
30 truk pengangkut sampah yang masuk ke TPS, dan sudah pasti lama-
kelamaan akan menimbulkan kerusakan pada jalan yang di laluinya.
c. pencemaran lingkungan setempat seperti pencemaran air tanah oleh
kebocoran dan pencemaran tanah sisa selama pemakaian TPS, begitupun
setelah penutupan TPS
d. pelepasan gas metana yang disebabkan oleh pembusukan sampah organik,
metana adalah gas rumah kaca yang berkali-kali lebih potensial daripada
karbon dioksida, dan dapat membahayakan penduduk suatu tempat.
e. gangguan sederhana contohnya debu, bau busuk, kutu, atau polusi suara).
8
kordinasi antarlembaga yang terkait dalam penanggulangan masalah lingkungan
(sampah).
1. Teknologi Komposting
Pengomposan adalah salah satu cara pengolahan sampah,
merupakan proses dekomposisi dan stabilisasi bahan secara biologis dengan
produk akhir yang cukup stabil untuk digunakan di lahan pertanian tanpa
pengaruh yang merugikan (Haug, 1980). Penelitian yang dilakukan oleh
Wahyu (2008) menemukan bahwa pengomposan dengan menggunakan
metode yang lebih modern (aerasi) mampu menghasilkan kompos yang
memiliki butiran lebih halus, kandungan C, N, P, K lebih tinggi dan pH,
C/N rasio, dan kandungan Colform yang lebih rendah dibandingkan dengan
pengomposan secara konvensional.
2. Teknologi Pembuatan Pupuk Kascing
3. Pengolahan sampah menjadi listrik.
Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar dan Tabanan telah
melakukan kerjasama dalam usaha pengelolaan sampah secara terpadu yang
berorientasi pada teknologi dalam suatu Badan Bersama yaitu
SARBAGITA. Teknologi yang direncanakan yaitu teknologi GALFAD
(gasifikasi landfill dan anaerobic digestion). Pengelolaan sampah dengan
pendekatan teknologi diharapkan penanganan sampah lebih cepat, efektif
dan efisien serta dapat memberikan manfaat lain.
4. Pengelolaan sampah mandiri
Pengolahan sampah mandiri adalah pengolahan sampah yang
dilakukan oleh masyarakat di lokasi sumber sampah seperti di rumah-rumah
tangga. Masyarakat perdesaan yang umumnya memiliki ruang pekarangan
lebih luas memiliki peluang yang cukup besar untuk melakukan pengolahan
sampah secara mandiri. Model pengelolaan sampah mandiri akan
memberikan manfaat lebih baik terhadap lingkungan serta dapat
mengurangi beban TPS. Pemilahan sampah secara mandiri oleh masyarakat
12
di Kota Denpasar masih tergolong rendah yakni baru mencapai 20%
(Nitikesari, 2005).
2. Pengelolaan sampah berbasis masyarakat
a. Berbagai masalah yang dihadapi masyarakat dalam pengelolaan
sampah pemukiman kota yang ada di Desa Seminyak, Sanur Kauh dan
Sanur Kaja, dan Desa Temesi Gianyar, yaitu: masalah pengadaan
lahan untuk lokasi devo, terbatasnya peralatan teknologi dan
perawatannnya, terbatasnya dana untuk perekrutan tenaga kerja baru
yang memadai, produksi kompos yang masih rendah, sulit dan
terbatasnya pemasaran kompos sehingga secara ekonomi pengelola
cendrung mengalami defisit.
b. Model pengelolaan sampah pemukiman kota yang berbasis sosial
kemasyarakatan dapat dilakukan secara adaptif dengan
memperhatikan aspek karakteristik sosial dan budaya masyarakat,
aspek ruang (lingkungan), volume, dan jenis sampah yang dihasilkan.
13
BAB 3
METODELOGI
3.1 Lokasi Survey
Lokasi survey yang kita lakukan bertempat di wilayah Kelurahan Peguyangan kaja,
kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar.
Gambar wilayah Kelurahan Peguyangan Kaja, Kec. Denpasar Utara, Kota Denpasar
Objek dalam melakukan survey ini kami memantau keadaan lingkungan di wilayah
Kelurahan Peguyangan Kaja, terutama dalam keadaan sampah, prilaku masyarakat
terhadap sampah, dan keadaan lingkungan yang di pengaruhi oleh sampah.
Data yang digunakan dalam penyusunan laporan kuliah lapangan rekayasa pantai
adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
14
Data primer adalah data yang diperoleh melalui proses peninjauan langsung
ke lapangan dengan meninjau langsung kondisi sampah di lingkungan wilayah
Kelurahan Sumerta. Data ini berupa hasil wawancara Kepala Lurah dan
pengamatan langsung.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari jurnal, buku, serta browsing
dari internet. Data ini berupa Landasan Teori yang di gunakan untuk
melengkapi laporan ini.
15
BAB 4
PEMBAHASAN
16
Ada pungutan / iuran yang dibayar oleh
5 warga sekitar TPS untuk kebersihan dan Ada, setiap bulan Rp 50.000
pengangkutan sampah
17
Daya tampung motor bak yang tidak
5 Alasan sampah tidak terangkut
muat
Masih ada sisa sampah yang
6 Kondisi TPS setelah sampah di angkut
tercecer
No. Materi Pengamatan Keterangan
18
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
K Akbar (2015), “Pengertian Sampah”
http://eprints.polsri.ac.id/1638/2/BAB%202%20.pdf
Kencana Online (2007), “Mesin Pemecah Organik MPO”
https://kencanaonline.com/index.php?route=product/category&path=25
Muchlihin Riadi (2015), “Pengertian,Jenis dan Dampak Sampah”
https://www.kajianpustaka.com/2015/02/pengertian-jenis-dan-dampak-
sampah.html
LAMPIRAN
OLEH :
KELAS : C1
JURUSAN TEKNIK
UNIVERSITAS WARMADEWA
2019