Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 2, No. 11, November 2018, hlm. 4794-4801 http://j-ptiik.ub.ac.id

Prediksi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika Dengan


Menggunakan Algoritme Genetika – Backpropagation
Dwi Novi Setiawan1, Candra Dewi2, Sigit Adinugroho3
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: 1dn.setiawan39@gmail.com, 2dewi_candra@ub.ac.id, 3sigit.adinu@ub.ac.id

Abstrak
Nilai tukar (kurs) merupakan nilai mata uang suatu negara yang dinyatakan ke dalam bentuk mata
uang negara lain. Nilai tukar berperan penting dalam perdagangan internasional. Untuk menjaga
kestabilan nilai tukar rupiah, maka pemerintah perlu memberlakukan kebijakan yang tepat. Oleh
karena itu diperlukan sebuah algoritme prediksi yang mampu mengenali pola dari perubahan nilai
tukar rupiah. Metode Backpropagation merupakan salah satu metode yang mampu mengenali pola
pada data time series, sedangkan Algoritme Genetika merupakan metode yang mampu melakukan
eksplorasi solusi yang lebih luas bagi Backpropagation. Pada Algoritme Genetika, bobot
Backpropagation direpresentasikan dalam bentuk real-code. Implementasi Algoritme Genetika –
Backpropagation memiliki tahapan inisialisasi populasi, crossover, mutasi, pelatihan setiap individu
menggunakan Backpropagation, evaluasi, dan seleksi. Dari pengujian yang telah dilakukan didapatkan
parameter yang paling optimum bagi Algoritme Genetika – Backpropagation jumlah generasi 90,
ukuran populasi sebesar 20, crossover rate 0.1, mutation rate 0.9, jumlah neuron pada lapisan
tersembunyi 13, learning rate 1 dan jumlah iterasi pelatihan Backpropagation sebesar 500. Hasil
pengujian yang telah dilakukan didapatkan nilai MAPE terbaik sebesar 1.575318 dan rata-rata MAPE
sebesar 1.741747. Algoritme juga mampu melakukan validasi terbaik dengan MAPE sebesar
1.0004917 dan rata-rata MAPE sebesar 1.077603.
Kata kunci: nilai tukar, Kurs, algoritme genetika, jaringan syaraf tiruan, backpropagation, algoritme
genetika – backpropagation.

Abstract
The exchange rate is the value of the currency of a country which is expressed in the form of currency
of another country. Exchange rate has an important role in international trade. To maintain the
stability of the rupiah exchange rate, the government needs to enact the right policy. Therefore, a
prediction algorithm that is able to recognize the pattern of exchange rate changes is needed.
Backpropagation is one of method that is able to recognize patterns in time series data, while Genetic
Algorithm is one of the capable method to exploring wider solutions for Backpropagation. In the
Genetic Algorithm, the weight of Backpropagation is represented in real-code. Implementation of
Genetic Algorithm - Backpropagation has initialization phase of population, crossover, mutation,
individual training using Backpropagation, evaluation, and selection. The most optimum parameters
for Genetic Algorithm - Backpropagation are in 90th generation, 20 population size, 0.1 crossover
rate, 0.9 mutation rate, number of neurons in hidden layer 13, learning rate 1 and number of iteration
of Backpropagation training were 500. The results of the tests that have been done got the best MAPE
value of 1.575318 and the average MAPE of 1.741747. The algorithm is also capable of performing
the best validation with MAPE of 1,0004917 and the average MAPE of 1.077603.
Keywords: exchange rate, genetic algorithm (GA), artificial neural network (ANN), backpropagation,
GA-Backpropagation.
memiliki mata uang yang berbeda-beda.Nilai
1. PENDAHULUAN mata uang suatu negara terhadap negara lain
Uang dapat didefinisikan sesuatu yang dalam pasar valuta asing selalu berubah-ubah
secara umum dapat diterima sebagai alat dan tidak tetap. Hal ini menyebabkan
pembayaran yang sah. Umumnya setiap negara perubahan dalam pasar valuta terlihat seakan

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 4794
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4795

terjadi secara acak (Shioda, Deng dan Sakurai, ekonomi Indonesia termasuk pasar modal.
2011). Peningkatan tingkat suku bunga akan
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika mempengaruhi minat pemodal untuk
menjadi perhatian tersendiri. Data dari Bank melakukan investasi.
Indonesia menunjukkan terjadinya fluktuasi
nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang 2.2 Inflasi
begitu beragam namun cenderung menurun di Inflasi adalah suatu kondisi dimana harga
setiap harinya (Subintara, 2015). Bahkan barang akan terus mengalami kenaikan. Inflasi
anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar dapat dipengaruhi dari dalam maupun luar
Amerika sempat terjadi di tahun 2015 yang negeri. Hal ini dapat dipengaruhi oleh tarif
menembus angka Rp 14.470 dan tercatat impor barang yang meningkat, ataupun
sebagai yang terburuk sejak tahun 1988. memang terjadi kenaikan pada harga barang
Dengan melihat keadaan tersebut, penelitian impor.
terhadap prediksi nilai tukar rupiah dirasa perlu
dilakukan. 2.3 Tingkat Suku Bunga
Menurut Suhendra dan Wardoyo (2015)
jaringan syaraf tiruan mampu menyelesaikan Tingkat suku bunga merupakan harga dari
masalah klasifikasi dengan skala masalah yang penggunaan uang yang dinyatakan dalam
cukup luas namun terkendala dengan bentuk persen pada jangka waktu tertentu.
kemungkinan terjadinya konvergensi yang Tingkat suku bunga juga dapat diartikan
buruk dan tidak stabil karena terjebak dalam sebagai harga yang harus dibayarkan atas
lokal optimum. pertukaran mata uang nantinya (Boediono,
Huda (2013) melakukan prediksi 1998).
Backpropagation dengan menggunakan BI rate merupakan suku bunga kebijakan
Algoritme Genetika pada Backpropagation yang menggambarkan kebijakan moneter yang
Neural Network pada peramalan saham dengan ditetapkan oleh Bank Indonesia yang kemudian
tingkat akurasi rata-rata hingga 87%. Sehingga diumumkan ke masyarakat luas.
dapat disimpulkan optimasi Backpropagation
dengan menggunakan Algoritme Genetika 2.4 Jaringan Syaraf Tiruan
dirasa mampu memberikan hasil yang lebih Jaringan Syaraf Tiruan merupakan cabang
baik pada hasil Backpropagation. Dengan dari Kecerdasan Buatan dengan metode atau
pertimbangan seperti yang telah dipaparkan algoritme yang bertujuan untuk mencerdaskan
diatas, penelitian berkaitan dengan prediksi sistem dengan mampu melakukan pembelajaran
nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika terhadap suatu masalah.
dengan menggunakan metode Backpropagation
yang pencarian bobotnya akan dioptimasi 2.4.1 Backpropagation.
menggunakan Algoritme Genetika diharapkan
mampu melakukan eksplorasi solusi yang lebih Backpropagation merupakan salah satu
luas. metode dalam Jaringan Syaraf Tiruan yang
cukup akurat dalam melakukan peramalan
2. DASAR TEORI terhadap data time series. Menurut Pratama,
(1999) Backpropagation merupakan algoritme
2.1 Nilai Tukar (Kurs) yang menggunakan pendekatan steepest
descent. Pada Backpropagation pembelajaran
Nilai tukar (kurs) menurut Kamus Besar dilakukan dengan melihat nilai error pada
Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan nilai mata sistem yang kemudian menjadi variabel yang
uang suatu negara yang dinyatakan ke dalam digunakan sebagai penyesuai bobot yang
bentuk mata uang negara lain. Nilai tukar digunakan.
berperan penting dalam perdagangan antar Berikut langkah-langkah yang dilakukan
negara. Fluktuasi nilai tukar dapat dalam proses pembelajaran Backpropagation.
membahayakan operasi bisnis internasional 1. Langkah 1
(Bahramy dan Crone, 2013). Menurut Inisialisasi bobot dengan menggunakan
Adiningsih (dalam Mansur, 2009), penurunan bilangan acak
kurs rupiah terhadap mata uang asing akan 2. Langkah 2
memberikan pengaruh negative pada kondisi Ulangi langkah pelatihan hingga kondisi

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4796

iterasi terpenuhi untuk bobot pada node keluaran


3. Langkah 3 𝑤𝑘𝑗 (𝑏𝑎𝑟𝑢) = 𝑤𝑘𝑗(𝑙𝑎𝑚𝑎) + ∆𝑤𝑘𝑗 (10)
Untuk setiap pasang data latih, lakukan Dimana 𝑘 = 1, … , 𝑝 dan 𝑖 = 0, … , 𝑝
langkah 4 hingga langkah 9 Hitung perubahan bobot garis yang menuju
lapisan tersembunyi
Fase I: Feedforward 𝑣𝑗𝑖 (𝑏𝑎𝑟𝑢) = 𝑣𝑗𝑖 (𝑙𝑎𝑚𝑎) + ∆𝑣𝑗𝑖 (11)
4. Langkah 4 Dimana 𝑗 − 1, … , 𝑝 dan 𝑖 = 0, … , 𝑛
Setiap node masukan (xi, i = 1, … , n)
menerima sinyal masukan dan meneruskan 2.5 Algoritme Genetika
masukan xi, ke node-node lapisan
Algoritme Genetika merupakah salah satu
tersembunyi.
algoritme yang digunakan dalam melakukan
5. Langkah 5
pencarian. Algoritme Genetika berbasis pada
Hitung semua keluaran pada node lapisan
mekasnisme genetika dan seleksi alam.
tersembunyi zj, (j = 1, … , p) Algoritme ini mampu menyelesaikan
z_net j = vj0 + ∑nj=1 xi . vji (1) permasalahan optimasi yang kompleks, yang
1
zj = f (xnet j) = (2) umumnya sulit diselesaikan oleh metode
1+exp(−znet j )
konvensional (Dasiani dan Arhami, 2006).
6. Langkah 6 Siklus pada Algoritme Genetika meliputi:
Hitung semua keluaran pada node 1. Representasi Kromosom.
𝑦𝑘 (𝑘 = 1, … , 𝑚) Pada penelitian ini koromosom akan
𝑝
𝑦_𝑛𝑒𝑡𝑘 = 𝑤𝑘0 + ∑𝑗=1 𝑧𝑗 . 𝑤𝑘𝑗 (3) merepresentasikan nilai bobot pada
Backpropagation dengan pengkodean real
1 2. Inisialisasi Populasi
𝑦𝑘 = 𝑓(𝑦𝑛𝑒𝑡𝑘 ) = (4)
1+exp −𝑦𝑛𝑒𝑡𝑘 Individu dibentuk secara acak sejumlah
ukuran populasi yang telah ditetapkan.
Fase II: Backpropagation 3. Reproduksi
7. Langkah 7 a. Crossover
Hitung faktor δ pada node keluaran Sebelum mendapatkan nilai rasio offspring
berdasarkan kesalahan hasil pada setiap kita perlu menentukan tingkat crossover.
node keluaran yk dimana k = 1, … , m Rasio offspring dihasilkan dari proses
𝛿𝑘 = (𝑡𝑘 − 𝑦𝑘 )𝑓 ′ (𝑦𝑛𝑒𝑡𝑘 ) = (𝑡𝑘 − crossover sehingga dapat dituliskan rumus
𝑦𝑘 ) 𝑦𝑘 (1 − 𝑦𝑘 ) (5) seperti pada Persamaan 12 hingga
δk merupakan nilai kesalahan yang Persamaan 14.
digunakan dalam perubahan bobot. 𝑜𝑓𝑓𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑔 = 𝑐𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑥 𝑝𝑜𝑝𝑆𝑖𝑧𝑒 (12)
Hitung perubahan bobot wkj dengan
𝐶1 = 𝑃1 + ∝ (𝑃2 − 𝑃1 ) (13)
tingkat pembelajaran α
∆𝑤𝑘𝑗 = 𝛼𝛿𝑘 𝑧𝑗 (6) 𝐶2 = 𝑃2 + ∝ (𝑃1 − 𝑃2 ) (14)
Dimana 𝑘 = 1, … , 𝑚 dan 𝑗 = 0, … , 𝑝 Keterangan:
8. Langkah 8 P1 = Parent ke-1
Hitung faktor 𝛿 lapisan tersembunyi P2 = Parent ke-2
berdasarkan kesalahan pada setiap lapisan C1 = Child ke-1
tersembunyi 𝑧𝑗 dimana 𝑗 = 1, … , 𝑝 C2 = Child ke-2
𝛿𝑛𝑒𝑡𝑗 = ∑𝑚 𝑘=1 𝛿𝑘 . 𝑤𝑘𝑗 (7) α = variabel acak
Faktor 𝛿 lapisan tersembunyi:
𝛿𝑗 = 𝛿𝑛𝑒𝑡𝑗 . 𝑓 ′ (𝑧𝑛𝑒𝑡𝑗 ) = 𝛿𝑛𝑒𝑡𝑗 . 𝑧𝑗 (1 − b. Mutasi
𝑧𝑗 ) (8) Tingkat mutasi harus ditentukan yang
Hitung perubahan bobot 𝑣𝑗𝑖 kemudian akan menghasilkan nilai yang
menyatakan rasio offspring yang akan
∆𝑣𝑗𝑖 = 𝛼𝛿𝑗 𝑥𝑖 (9)
dihasilkan pada proses mutasi sehingga
Dimana 𝑗 = 1, … , 𝑝 dan 𝑖 = 0, … , 𝑛 dihasilkan rumus seperti pada Persamaan
15 hingga Persamaan 16.
Fase I: Weight Update 𝑜𝑓𝑓𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑔 = 𝑚𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑥 𝑝𝑜𝑝𝑆𝑖𝑧𝑒 (15)
9. Langkah 9
Lakukan penghitungan pada perubahan 𝑥𝑖′ = 𝑥𝑖 + 𝑟 (𝑚𝑎𝑥𝑖 − 𝑚𝑖𝑛𝑖 ) (16)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4797

Keterangan: parameter pelatihan seperti jumlah generasi


xi’ = nilai gen terpilih baru (jGenerasi), ukuran populasi (popSize),
r = nilai acak antara -0.1 hingga 0.1 probabilitas crossover (cRate), probabilitas
maxi = nilai maximum dari domain gen xi mutasi (mRate), jumlah neuron pada lapisan
mini = nilai minimum dari domain gen xi tersembunyi, learning rate pada
4. Evaluasi Backpropagation (lRate), dan maksimum iterasi
Evaluasi merupakan tahapan dimana pada Backpropagation (jIterasi). Data yang
kromosom akan diperiksa nilai fitness-nya. akan digunakan sebagai pelatihan dan
Penentuan nilai fitness dapat dilakukan pengujian dilakukan normalisasi. Pada
dengan melihat nilai f(x), dalam tahap ini penelitian ini normalisasi yang digunakan
fitness=f(x). merupakan normalisasi Min-Max. Setelah data
1 dinormalisasi dilakukan pelatihan dengan
𝑓𝑖𝑡𝑛𝑒𝑠𝑠 = (17)
𝑀𝐴𝑃𝐸 menggunakan Algoritme Genetika dan
5. Seleksi Backpropagation dengan tahapan seperti yang
Tahapan ini dilakukan untuk memilih ditunjukkan pada Gambar 2.
individu-individu dari populasi yang dapat Pelatihan Algoritme Genetika –
bertahan hidup untuk menjadi induk dari Backpropagation memiliki tahapan inisialisasi
generasi selanjutnya, agar generasi populasi, crossover dengan penghitungan
selanjutnya lebih baik daripada generasi jumlah offspring ditunjukkan pada Persamaan
sebelumnya. 11 dan proses pembentukan bobot pada
offspring ditunjukkan pada Persamaan 12 dan
2.6 Algoritme Genetika dan 13. Kemudian melakukan proses mutasi dengan
Backpropagation jumlah offspring yang akan terbentuk sesuai
Backpropagation merupakan metode pada Persamaan 14 dan proses pembentukan
dalam jaringan syaraf tiruan yang mampu
melakukan klasifikasi yang baik terhadap
masalah dengan cakupan yang cukup luas,
namun hal ini terkendala dengan kemungkinan
terjadinya konvergensi yang buruk dan tidak
tetap. Algoritme Gentika metode pencarian
auto-adaptif yang diharapkan akan mampu
menyelesaikan masalah konvergensi pada
Backpropagation. Penerapan Backpropagation
akan tetap melakukan pelatihan
Backpropagation untuk mendapatkan bobot
yang terbaik pada local optimum (Asriningtyas,
Dachlan, dan Yudaningtyas, 2015). Langkah-
langkah yang dilakukan untuk mendapatkan
bobot yang optimum bagi Backpropagation
diantaranya adalah:
1. Melakukan inisialisasi populasi.
2. Melakukan crossover dan mutasi.
3. Melakukan pelatihan dengan menggunakan Gambar 1 Diagram alur sistem
Backpropagation pada seluruh individu.
4. Menghitung nilai fitness dari masing-
masing individu.
5. Melakukan seleksi.

3. METODE
Implementasi metode Algoritme Genetika
– Backpropagation dalam melakukan
peramalan niai tukar rupiah terhadap dolar
Amerika memiliki tahapan seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 1, yaitu memasukan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4798

Gambar 3 Hasil pengujian jumlah generasi

jumlah iterasi pada pelatihan Backpropagation.


Pada Gambar 3 menunjukkan bahwa
jumlah populasi akan mempengaruhi hasil yang
diberikan dari proses pelatihan. Hasil pada
proses pelatihan relative membaik pada setiap
peningkatan jumlah generasi. Hasil yang
semakin membaik menunjukan bahwa
eksplorasi yang dilakukan Algoritme Genetika
Gambar 2 Diagram alur pelatihan berhasil memberikan solusi yang lebih optimum
dengan Algoritme Genetika – bagi Backpropagation dengan terpilihnya
Backpropagation individu yang lebih baik dari setiap proses
seleksi pada setiap generasi. Generasi terbaik
berada pada 90 generasi dengan nilai rataan
bobot pada offspring ditunjukan pada fitness mencapai 0.732022.
Persamaan 15. Setelah melalui proses
reproduksi setiap individu diberikan pelatihan 4.2 Pengujian Ukuran Populasi
Backpropagation sesuai dengan Persamaan 1
hingga Persamaan 11. Setelah dilatih dengan Pada pengujian ukuran populasi akan
Backpropagation setiap individu dihitung nilai dilakukan percobaan sebanyak 10 kali pada
fitnessnya dengan Persamaan 17. Setelah setiap ukuran populasi. Ukuran populasi yang
menghitung nilai fitness dilakukan seleksi diujikan adalah 10 hingga 100. Pengujian akan
dengan metode Roulette Wheel. dilakukan dengan menggunakan generasi
Pada proses pelatihan Backpropagation sebesar 90 generasi, 0.6 crossover rate, 0.001
sebelum dilakukannya evaluasi, individu akan mutation rate, 5 neuron pada lapisan
melalui 3 tahap, yaitu Feedforward, tersembunyi, 1 learning rate, dan 100 iterasi
Backpropagation, dan Wight Update. Pada pada pelatihan Backpropagation di dalam
proses Feedforward berlaku proses Algoritme Genetika.
penghitungan dengan Persamaan 1 hingga Gambar 4 menunjukkan hasil yang relative
Persamaan 6. Diikuti proses Backpropagation sama dengan fitness yang cendrung berada di
dengan melakukan penghitungan sesuai sekitar 0.72 hingga 0.73. Hasil cenderung
Persamaan 5 hingga Persamaan 9. Pada Proses memburuk pada setiap kenaikan nilai ukuran
Weight Update persamaan yang berlaku adalah populasi, hal ini dapat terjadi karena semakin
Persamaan 10 dan Persamaan 11. besar ukuran populasi yang digunakan semakin
sulit individu terbaik untuk dapat terus lolos
4. HASIL DAN PEMBAHASAN pada setiap generasinya jika mengingat jenis
seleksi yang digunakan adalah Roulette Wheel
4.1 Pengujian Jumlah Generasi yang masih didasari oleh probabilitas pemilihan
meskipun nilai probabiliitas didapatkan
Pengujian jumlah generasi akan dilakukan berdasarkan nilai fitness-nya. Hasil terbaik
sebanyak 10 kali dengan jumlah generasi mulai berada pada ukuran populasi 20 dengan fitness
10 generasi hingga 100 generasi. Pengujian mencapai 0.732491. Dengan begitu ukuran
akan dilakukan dengan ukuran populasi sebesar populasi 20 yang akan digunakan pada
50, crossover rate 0.6, mutation rate 0.001, pengujian selanjutnya.
jumlah neuron 5, learning rate 1, dan 100

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4799

Gambar 4 Hasil pengujian ukuran populasi


Gambar 6 Hasil pengujian maksimum iterasi

dengan kenaikan setiap perubahan nilai


parameter sebesar 100. Pengujian akan
dilakukan dengan 90 kali generasi, 20 ukuran
populasi, 0.1 nilai crossover rate, 0.9 nilai
mutation rate, 5 neuron pada lapisan
tersembunyi, dan 0.1 nilai learning rate.
Hasil yang telah didapat pada pengujian
maksimum iterasi pada pelatihan Algoritme
Genetika – Backpropagation terus membaik
Gambar 5 Hasil pengujian crossover rate dan mutation pada setiap kenaikan jumlah iterasi. Gambar 6
rate menunjukkan hasil yang terus membaik karena
semakin banyak iterasi yang dilakukan pada
4.3 Pengujian Crossover Rate dan Mutation Backpropagation semakin dalam pembelajaran
Rate terhadap data yang dapat dilakukan jika
Pengujian crossover rate(cr) dan mutation mengingat perbaikan error yang dilakukan pada
rate(mr) dilakukan dalam sepuluh kali Backpropagation menggunakan pendekatan
percobaan. Pengujian akan dilakukan dengan steepest descent. Hasil terbaik ditunjukkan
menggunakan generasi sebesar 90 generasi, 20 pengujian dengan menggunakan 500
ukuran populasi, 5 neuron pada lapisan maksimum iterasi dengan MAPE sebesar
tersembunyi, 1 learning rate, dan 100 iterasi 0.84289.
pada pelatihan Backpropagation di dalam
Algoritme Genetika. 4.5 Pengujian Learning Rate (alpha)
Gambar 5 menunjukan hasil yang Pengujian learning rate akan dilakukan
beragam, dapat dilihat nilai berada pada kisaran pada learning rate 0.1 hingga 1. Setiap
0.72 hingga 0.74. Hasil terbaik berada pada pelatihan rate diuji sebanyak 10 kali. Pengujian
crossover rate 0.1 dan mutation rate 0.9 dan dilakukan dengan 90 kali generasi, 20 ukuran
semakin memburuk pada crossover rate 0.3 populasi, 0.1 crossover rate, 0.9 mutation rate,
dan mutation rate 0.7 hingga akhirnya membaik dan 5 neuron pada lapisan tersembunyi serta
lagi. Nilai crossover rate yang relative kecil dan 500.
mutation rate yang besar menunjukan
Algoritma Genetika berperan sangat baik Pada Gambar 7 menunjukkan hasil yang
sebagai algoritme yang melakukan eksplorasi relative semakin baik dengan puncaknya pada
calon hasil optimum bagi Backpropagation learning rate 1. Hal ini terjadi karena pelatihan
tanpa harus banyak melakukan eksploitasi yang yang sebenarnya masih dapat membaik dengan
mendalam. parameter pelatihan yang ada namun pada
learning rate 0.1 hingga 0.9 perubahan yang
4.4 Pengujian Maksimum Iterasi diberikan terlalu kecil sehingga membutuhkan
iterasi pada pelatihan Backpropagation dan
Pada pengujian maksimum iterasi generasi pada Algoritme Genetika yang
dilakukan dengan melakukan pelatihan semakin besar namun jika begitu akan
sebanyak 10 kali untuk setiap maksimum iterasi memerlukan waktu komputasi yang lebih lama.
yang berbeda. Maksimum iterasi yang diujikan Dari hasil pengujian learning rate maka
adalah 100 hingga 500 maksimum iterasi, pengujian selanjutnya akan menggunakan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4800

learning rate 1. 4.7 Validasi dan Pengujian Algoritme


Genetika – Backpropagation
Validasi dan pengujian ini dilakukan untuk
mendapatkan nilai akurasi pada pelatihan
Algoritme Genetika – Backpropagation. Pada
validasi hasil terbaik dari pelatihan diujikan
kedalam data latih, sedangkan pada pengujian
diujikan kedalam data uji. Pengujian akan
dilakukan sebanyak 10 kali dengan parameter
yang sama pada setiap pengujian. Parameter
yang digunakan pada pengujian adalah
parameter terbaik hasil pengujian sebelumnya
Gambar 7 Hasil pengujian learning rate
yaitu, jumlah generasi 90, ukuran populasi 20,
crossover rate 0.1, mutation rate 0.9, jumlah
neuron pada lapisan tersembunyi sebanyak 13,
nilai learning rate 1, dan jumlah itearsi
sebanyak 500. Hasil pengujian ditunjukkan
Tabel 1.
Tabel 1 menunjukkan hasil yang sangat
baik dari validasi pada pelatihan Algoritme
Genetika – Backpropagation dengan rata-rata
MAPE sebesar 1.077603 sedangkan pada
pengujian menggunakan data uji hasil yang
diberikan tidak berbeda jauh dengan nilai
Gambar 8 Hasil jumlah neuron pada lapisan
tersembunyi MAPE yang dihasilkan dari pelatihan
Backpropagation yaitu dengan rata-rata MAPE
4.6 Pengujian Jumlah Neuron pada Lapisan sebesar 1.741747.
Tersembunyi
Tabel 1 Validasi dan pengujian Algoritme Genetika -
Pada pengujian jumlah neuron pada Backpropagation
lapisan tersembunyi dilakukan untuk
Percobaan MAPE MAPE
mendapatkan jumlah neuron yang mampu
Validasi Pengujian
memberikan hasil paling optimal. Jumlah 1 1.055239 1.75351
neuron yang akan diujikan adalah 1 hingga 15 2 1.051115 1.68927
neuron pada lapisan tersembunyi. Setiap jumlah 3 1.158695 1.71581
neuron akan diujikan sebanyak 10 kali. Pada 4 1.107816 1.76319
5 1.000491 1.78031
pengujian ini akan digunakan 90 kali generasi, 6 1.090253 1.71715
20 ukuran populasi, 0.1 crossover rate, 0.9 7 1.096619 1.92408
mutation rate. 8 1.052772 1.75873
Hasil dalam grafik pada Gambar 8 9 1.063127 1.74007
menunjukkan fitness yang cenderung membaik 10 1.099897 1.57531
Rata-Rata 1.077603 1.74174
pada setiap kenaikan jumlah neuron pada
lapisan tersembunyi dengan fitness terbaik
5. KESIMPULAN
didapat pada jumlah neuron 13. Hasil tersebut
menunjukkan semakin banyak jumlah neuron Dari hasil telah didapatkan pada penelitian
pada lapisan tersembunyi semakin baik hasil prediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar
yang diberikan. Hasil ini menunjukkan Amerika dengan menggunakan metode
Algoritme Genetika mampu melakukan Algoritma Genetika – Backpropagation dapat
eksplorasi calon hasil terbaik meskipun dengan ditarik kesimpulan:
jumlah neuron yang terus meningkat. Dengan 1. Implementasi Algoritme Genetika –
hasil ini pengujian pada tahap berikutnya akan Backpropagation berhasil dilakukan dengan
menggunkan jumlah neuron 13 pada lapisan jumlah data latih sebanyak 99 dan data uji
tersembunyi pada pelatihan Algoritme Genetika sebanyak 25, dengan tahapan inisialisasi
– Backpropagation. populasi, crossover, mutasi, pelatihan setiap
individu menggunakan Backpropagation,

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4801

evaluasi, dan seleksi. Hasil pengujian yang Performs better than Backpropagation
telah dilakukan didapatkan nilai MAPE Neural Network in Stock Rate
terbaik sebesar 1,575318 dan rata-rata Prediction. All Saints’ College of
MAPE sebesar 1,741747. Algoritme juga Technology. Bhopal.
mampu melakukan validasi dengan MAPE Mansur, M. 2009. Pengaruh Tingkat Suku
terbaik sebesar 1,0004917 dan rata-rata Bunga SBI dan Kurs dolar AS
MAPE sebesar 1,077603. Terhadap Indeks Harga Saham
2. Implementasi Algoritme Genetika – Gabungan Bursa Efek Jakarta Periode
Backpropagation mampu memberikan hasil Tahun 2000‐2002. Working Paper
pengujian dengan nilai MAPE terbaik Accounting and Finance, pp.1-10.
sebesar 1,575318 dan rata-rata MAPE Pramesti, R. A. & Mahmudy, W. F. 2016.
sebesar 1,741747. Algoritme juga mampu Optimasi Fuzzy Inference Sistem
melakukan validasi dengan MAPE terbaik Mamdani Untuk Prediksi Nilai Tukar
sebesar 1,0004917 dan rata-rata MAPE Rupiah Terhadap dolar Amerika
sebesar 1,077603. Masing-masing pengujian Menggunakan Algoritme Genetika. S1.
dilakukan 10 kali percobaan yang dilakukan Unversitas Brawijaya.
pada 99 data latih dan 25 data uji. Parameter Pratama, T. I. B. 1999. Metode Peramalan
terbaik dalam melakukan pelatihan dengan Memakai Jaringan Syaraf Buatan
menggunakan Algoritme Genetika – Dengan Cara Backpropagation, Jurnal
Backpropagation adalah: Teknologi Industri. 3(2), pp.109-116.
a. Jumlah generasi = 90 Shioda, K., Deng, S & Sakurai, A., 2011.
b. Ukuran populasi = 0,1 Prediction of Foreign Exchange Market
c. Crossover rate = 0,1 States with Support Vector Mechine.
d. Mutation rate = 0,9 International Conference on Mechine
e. Jumlah neuron = 13 Learning and Applications, 10, pp.327-
f. Learning rate = 1 332.
g. Jumlah iterasi = 500 Subintara, R 2015, 'Prediksi Pergerakan Harga
Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR)
6. DAFTAR PUSTAKA Terhadap Dollar Amerika (USD)
Al Huda, F., Ridok, A. dan Dewi, C. 2013. Menggunakan Metode Jaringan Syaraf
Peramalan TIime Series Saham Tiruan Backpropagatioan'. S1.
Menggunakan Backpropagation Neural Universitas Brawijaya.
Network Berbasis Algoritma Genetika. Sumarto, K. C., Cholissodin, I., & Data, M.
S1. Universitas Brawijaya. 2016. Peramalan Nilai Tukar Rupiah
Asriningtias, S. R., Dachlan, H. S., dan (IDR) Terhadap dolar Amerika (USD)
Yudaningtyas, E. 2015. Optimasi Menggunakan Metode Support Vector
Training Neural Network Regression (SVR) Dengan Simulated
Menggunakan Hybrid Adaptive Annealing – Genetic Algorithm (SA-
Mutation PSO-BP, Jurnal EECCIS. GA). S1. Universitas Brawijaya.
9(1), pp-79-84. functions. 16(3), pp.779–797.
Dewi, C. dan Muslikh, M. 2013. Perbandingan
Akurasi Backpropagation Neural
Network dan ANFIS Untuk
Memprediksi Cuaca. S1. Universitas
Brawijaya.
Fitriah, A., & Abadi, A. M. 2011. Aplikasi
Model Neuro Fuzzy Untuk Prediksi
Tingkat Inflasi Di Indonesia.
PROSIDING, (Matematika dan
Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran).
Khan, A. U 2008. Genetic Algorithm Based
Backpropagation Neural Network
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai