Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila
Dosen Pengampu : Prof. Dr . Junaidi H. Matsum, M.Pd

Oleh:

1. Aisyah Nur Pratiwi/F1061191005


2. Tri Indri Yani/F1061191032
3. Hanna Rohmatul Maulidiyah/F1061191044
4. Rahmad Hidayat/F1061191053

JURUSAN S1 PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
“PANCASILA”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan Sunnah
untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pancasila di program studi Pendidikan
Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Universitas Tanjungpura. Selanjutnya
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Junaidi H. Matsum
selaku dosen pembimbing mata kuliah Pancasila dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak,23 Agustus 2019


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pancasila dalam perjalanan bangsa Indonesia bukan sesuatu yang baru, melainkan
sudah lama dikenal sebagai bagian dalam nilai-nilai budaya kehidupan bangsa Indonesia.
Kemudian nilai-nilai tersebut dirumuskan sebagai dasar Negara Indonesia. Artinya,
Pancasila digali dan berasal dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara berfungsi sebagai pokok pangkal bagi warga negara
Indonesia dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat , berbangsa, dan bernegara.
Terdapat lima sila dalam Pancaasila, setiap silanya memiliki nilai-nilai tersendiri. Nilai-
nilai tersebut sekaligus sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Nilai Pancasila
berkembang sebagai nilai dasar dan puncak budaya bangsa yang dirumuskan dan
ditetapkan melalui pemikiran para tokoh bangsa sebagai dasar negara dan pandangan
hidup. Pancasila sebagai dasar negara menjadi perjanjian luhur bangsa yang perlu
dijunjung tinggi. Bangsa Indonesia bertekad untuk menjalankan dan mengatur negara
berdasarkan Pancasila. Sebagai dasar negara maka Pancasila sekaligus sebagai sumber
hukum, dalam arti semua hukum yang disusun harus berdasarkan Pancasila, termasuk
aturan hukum penyelenggaraan negara. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian ideologi?
2. Bagaimana pancasila sebagai ideologi negara?
3. Bagaimana pancasila sebagai ideologi terbuka dan tertutup?
4. Apa yang di maksud ideologi dunia?
5. Apa yang dimaksud dengan liberalisme
6. Apa yang dimaksud dengan sosialisme?
7. Apa yang dimaksud dengan komunisme?
8. Bagaimana hubungan pancasila terhadap agama?
C. Tujuan
Kelompok kami menyusun makalah ini bertujuan agar para pembaca bisa mengetahui
tentang Pancasila sebagai ideologi negara, Pancasila terhadap ideologi dunia, dan Pancalisa
terhadap agama. Dengan adanya makalah ini juga di harapkan dapat menjadi pengetahuan
bagi kita semua.
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata Yunani yaitu iden yang berarti melihat, atau idea yang berarti raut
muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata logos yang berarti ajaran. Dengan demikian
ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science des ideas
(AL-Marsudi, 2001:57).
Puspowardoyo (1992) menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai komplek
pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk
memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya.
Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat
benar dan tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
Artinya pancasila merupakan satu ideologi yang dianut oleh Negara atau pemerintah dan
rakyat Indonesia secara keseluruhan, bukan milik atau monopoli seseorang ataupun sesuatu
golongan tertentu.Sebagai filsafat atau dasar kerohanian Negara, yang meruapakn cita-cita
bangsa, Pancasila harus dilaksanakan atau diamalkan, yang mewujudkan kenyataan dalam
penyelenggaraan hidup kenegaraan kebangsaan dan kemasyarakatan kita.Bila terjadi
kesenjangan dalam kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan, kita harus kembali kepada
filsafat Negara Republik Indonesia untuk mencari jalan keluarnya atau untuk meluruskan
kembali.
Ciri-ciri ideologi sebagai berikut:
Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.Oleh
karena itu, mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman
hidup, pegangan hidup yang dipelihara diamalkan dilestarikan kepada generasi berikutnya,
diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
B.Makna dari Pancasila sebagai ideologi negara
Secara umum, makna dari Pancasila sebagai ideologi negara adalah Pancasila sebagai dasar
sistem kenegaraan untuk seluruh warga negara Indonesia yang berdasar cita – cita bangsa.
Selain itu, pancasila juga bermakna sebagai nilai integratif negara. Berikut adalah penjelasan
dari makna dari Pancasila sebagai ideologi negara.
1.Sebagai cita-cita negara
Ideologi Pancasila sebagai cita–cita negara berarti bahwa nilai–nilai dalam Pancasila
diimplementasikan sebagai tujuan atau cita–cita dari penyelenggaraan pemerintahan negara.
Secara luas dapat diartikan bahwa nilai–nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila
menjadi visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Visi atau
arah yang dimaksud adalah terwujudnya kehidupan yang berdasar Ketuhanan Yang Maha
Esa, berperi kemanusiaan, menjunjung tinggi persatuan, pro rakyat, serta adil dan makmur.

2.Sebagai nilai integratif bangsa dan negara


Pancasila sebagai ideologi negara yang diwujudkan dalam nilai integratif bangsa dan
negara membuat Pancasila menjadi sarana untuk menyatukan perbedaan bangsa Indonesia.
Seperti yang kita tahu, Negara Indonesia terdiri dari suku, agama, dan ras yang berbeda.
Tanpa adanya sebuah sarana untuk menyatukan perbedaan tersebut, persatuan dan kesatuan
bangsa akan sulit dicapai. Disitulah makna dari Pancasila sebagai ideologi negara memegang
peran yang penting untuk persatuan dan kesatuan. Sebagai wujud nilai bersama yang menjadi
pemecah konflik atau penyetara kesenjangan.

3.Pancasila sebagai Ideologi Terbuka dan Tertutup

Makna dari ideologi terbuka adalah sebagai suatu sistem pemikiran terbuka,dan
makna dari ideologi tertutup adalah sebagai ideologi yang dimutlakkan. Ciri-ciri ideologi
terbuka dan ideologi tertutup adalah :

a. Ideologi Terbuka

Merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat. Berupa nilai-nilai dan cita-
cita yang berasal dari dalam masyarakat sendiri. Hasil musyawarah dan konsensus
masyarakat bersifat dinamis dan reformis.

b. Ideologi Tetutup.

Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat. Bukan berupa nilai
dan cita-cita. Kepercayaan dan kesetiaan ideologis yang kaku. Terdiri atas tuntutan konkret
dan operasional yang diajukan secara mutlak.
C.Pancasila Dan Ideologi Dunia
Pancasila dinyatakan sebagai ideologi Negara Republik Indonesia dengan tujuan
bahwa segala sesuatu dalam bidang pemerintahan ataupun yang berhubungan dengan hidup
kenegaraan harus dilandasi dalam titik tolaknya , dibatasi dalam gerak pelaksanaannya, dan
diarahkan dalam mencapai tujuannya dengan Pancasila menurut Bakry (Afandi,2012:83).
Sebagai ideologi ,Pancasila berisi seperangkat nilai , gagasan, ide, atau pemikiran dasar yang
dianggap baik oleh bangsa Indonesia.
Ideologi dunia adalah sebuah gagasan atau ide yang dimiliki setiap negara. Banyak macam
ideologi didunia , hampir masing-masing negara mempunyai ideologi tersendiri yang sesuai
dengan negaranya,karena ideologi ini merupakan dasar atau ide atau cita-cita negara tersebut
untuk semakin berkembang dan maju. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman,
ideologi negara tersebut tidak boleh hilang dan tetap menjadi pedoman dan tetap tertanam
pada setiap warganya.
Berikut beberapa ideologi di dunia:

1.Ideologi Liberalisme
A. Pengertian Liberalisme.

Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Liberalisme
tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada abad pertengahan. Ketika itu masyarakat
ditandai dengan karakteristik berikut. Anggota masyarakat terikat satu sama lain dalam suatu
sistem dominasi kompleks dan kukuh, dan pola hubungan dalam sistem ini bersifat statis dan
sukar berubah.

Pemikiran liberal (liberalisme) berkembang sejak masa Reformasi Gereja dan


Renaissans yang menandai berakhirnya Abad Pertengahan (abad V-XV). Disebut liberal,
yang secara harfiah berarti bebas dari batasan (free from restraint), karena liberalisme
menawarkan konsep kehidupan yang bebas dari pengawasan gereja dan raja. Ini berkebalikan
total dengan kehidupan Barat Abad Pertengahan ketika gereja dan raja mendominasi seluruh
segi kehidupan manusia.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan
oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan,
khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan
yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif
bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan
terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar
bagi tumbuhnya kapitalisme.
Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi,
hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas. Bandingkan
Oxford Manifesto dari Liberal International: "Hak-hak dan kondisi ini hanya dapat diperoleh
melalui demokrasi yang sejati. Demokrasi sejati tidak terpisahkan dari kebebasan politik dan
didasarkan pada persetujuan yang dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang diketahui benar
(enlightened) dari kelompok mayoritas, yang diungkapkan melalui surat suara yang bebas
dan rahasia, dengan menghargai kebebasan dan pandangan-pandangan kaum minoritas.
Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberalisme adalah yang
memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya.
Dalam masyarakat yang baik semua individu harus dapat mengembangkan pikiran dan bakat-
bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab atas tindakannya,
dan tidak menyuruh seseorang melakukan sesuatu untuknya atau seseorang untuk
mengatakan apa yang harus dilakukan.

b. Ciri-ciri ideologi liberalisme

Ciri-ciri ideologi liberal sebagai berikut:


1. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik.
2. Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan
berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
3. Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang
dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan
diri sendiri.
4. Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk.
5. Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian
terbesar individu berbahagia.
6. Hak-hak tertentu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar oleh
kekuasaan manapun.

c. Kelebihan Ideologi Liberalisme

Kelebihan ideologi liberalisme sebagai berikut :

1.Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarkat dalam mengatur kegiatan ekonomi.


Masyarakat tidak perlu menunggu komando dari pemerintah.

2.Setiap individu bebas untuk memiliki sumber-sumber daya produksi. Hal ini mendorong
partisipasi masyarakat dalam perekonomian.

3.Timbul persaingan untuk maju karena kegiatan ekonomi sepenuhnya diserahkan kepada
masyarakat.
4.Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena barang yang kurang bermutu tidak
akan laku di pasar.
5.Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif
mencari keuntungan
6.Kontrol sosial dalam sistem pers liberal berlaku secara bebas. Berita-berita ataupun ulasan
yang dibuat dalam media massa dapat mengandung kritik-kritik tajam, baik ditujukan kepada
perseorangan lembaga atau pemerintah.
7.Masyarakat dapat memilih partai politik tanpa ada gangguan dari siapapun.

d. Kelemahan Ideologi Liberalisme


Kelemahan ideologi liberalisme sebagi berikut :
1.Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Karena persaingan bersifat bebas, pendapatan
jatuh kepada pemilik modal atau majikan. Sedangkan golongan pekerja hanya menerima
sebagian kecil dari pendapatan.
2.Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan pekerja, sehingga yang kaya
makin kaya, yang miskin makin miskin.

3.Sering muncul monopoli yang merugikan masyarakat.


4.Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi budaya oleh individu
yang sering terjadi

5.Karena penyelenggaran pers dilakukan oleh pihak swasta, pemerintah sulit untuk
mengadakan dan memberikan kontrol. Sehingga pers sebagai media komunikasi dan media
masa sangat efektif menciptakan image dimasyarakat sesuai misi kepentingan mereka.
Ajaran liberalisme ortodoks sangat mewarnai pemikiran para The Founding Father Amerika
seperti George Wythe, Patrick Henry, Benjamin Franklin, ataupun Thomas Jefferson.

e. Beberapa Negara di Benua Amerika yang menganut ideology liberalisme


Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras,
Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay dan Venezuela. Sekarang
ini, kurang lebih liberalisme juga dianut oleh negara Aruba, Bahamas, Republik Dominika,
Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico dan Suriname. Masih banyak lagi negara-
negara yang menganut Ideologi Liberalisme di benua lainnya.

2. Ideologi Sosialisme

a.Pengertian Sosialisme

Sosialisme merupakan merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan akibat-


akibatnya. Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19 dikenal sebagai
sosialis utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan kemanusiaan (humanitarian).
Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan seyogyanya dilakukan dengan cara-cara
damai dan demokratis. Paham sosialis juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan
nasib buruh secara bertahap.
Istilah sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan
dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilah ini mulai
digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali
untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Prancis, istilah ini mengacu
pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre
Leroux dan J. Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle. Penggunaan istilah sosialisme sering
digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi
hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan
buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan
memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat
melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite.

Ajaran tentang Ideologi Sosialisme yaitu :

*Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan dan kejelasan


argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi.

*Permasalahan seyogyanya diselesaikan dengan cara demokratis.

Adapun tokoh dan pemikir kaum sosialisme, diantaranya: Francois-Noel Babeuf (1760-
1797), seorang inspirator bagi kaum sosialis aliran keras, Saint-Simon, Robert Owen (1771-
1858), Charles Fourier (1772-1837), seorang sosialis yang paling utopis, dan seorang
feminisme radikal, Etienne Cabet (1788-1856), seorang pengacara, Louis-Auguste Blanqui
(1805-1881), seorang revolusioner yang hendak mencapai sosialisme melalui pemberontakan
kaum buruh. Negara yang menganut Ideologi Sosialisme adalah negara-negara di Eropa
Barat.

3.Ideologi Komunisme

a. Pengertian Komunisme

Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan ideologi
lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana
mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh.
Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama
dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari
pemikiran yang rasional dan nyata. Paham komunis berkeyakinan perubahan atas sistem
kapitalisme harus dicapai dengan cara-cara revolusi dan pemerintahan oleh diktator
proletariat sangat diperlukan pada masa transisi. Dalam masa transisi dengan bantuan negara
dibawah diktator proletariat, seluruh hak milih pribadi dihapuskan dan diambillah untuk
selanjutnya berada dalam kontrol negara.
Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di
Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah
ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Pada tahun 2005 negara yang masih menganut
paham komunis adalah Republik Rakyat Cina (sejak 1949), Vietnam, Korea Utara, Kuba dan
Laos.
b. Ciri-ciri Ideologi Komunisme
Adapun ciri pokok pertama ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak
mengimani Allah. Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir Tuhan
tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada. Maka, keberadaan
Tuhan terserah kepada manusia.
Ciri pokok kedua adalah sifatnya yang kurang menghargai manusia sebagai individu.
Manusia itu seperti mesin. Kalau sudah tua, rusak, jadilah ia rongsokan tidak berguna seperti
rongsokan mesin. Komunisme juga kurang menghargai individu, terbukti dari ajarannya yang
tidak memperbolehkan ia menguasai alat-alat produksi.
Komunisme mengajarkan teori perjuangan (pertentangan) kelas, misalnya proletariat
melawan tuan tanah dan kapitalis. Pemerintah komunis di Rusia pada zaman Lenin pernah
mengadakan pembersihan kaum kapitalis (1919-1921). Stalin pada tahun 1927, mengadakan
pembersihan kaum feodal atau tuan tanah. Salah satu doktrin komunis adalah the permanent
atau continuous revolution (revolusi terus-menerus). Revolusi itu menjalar ke seluruh dunia.
Maka, komunisme sering disebut go international. Komunisme memang memprogramkan
tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas, semua orang sama.
Namun, untuk menuju ke sana, ada fase diktator proletariat yang bertentangan dengan
demokrasi. Salah satu pekerjaan diktator proletariat adalah membersihkan kelas-kelas lawan
komunisme, khususnya tuan-tuan tanah dan kapitalis.

c. Kelebihan Ideologi Komunisme


Kelebihan ideologi komunisme sebagi berikut :
1.Karena perekonomian sepenuhnya ditangani oleh pemerintah, baik dalam hal perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan maka pemerintah lebih mudah
mengendalikan inflasi, pengangguran atau berbagai keburukan ekonomi lainnya.

2.Pemerintah menentukan jenis kegiatan produksi sesuai dengan perencanaan sehingga pasar
barang dalam negri berjalan dengan lancar.
3.Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan.

4.Jarang terjadi krisis ekonomi karena kegiatan ekonomi direncanakan oleh pemerintah.
5.Tidak ada pembagian kelas apapun ketimpangan yang ada.

d. Kelemahan Ideologi Komunisme

1.Pers dijadikan alat propaganda oleh pemerintah untuk menyebarkan nilai – nilai komunis
2.Mematikan inisiatif individu untuk maju, sebab segala kegiatan diatur oleh pusat
3.Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat
4.Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memiliki sumber daya.

Dalam dunia politik, komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu partai
komunis. Maka, ada Partai Komunis Uni Soviet, Partai Komunis Cina, Partai Komunis
Indonesia, dan Partai Komunis Vietnam, yang merupakan satu-satunya partai di negara
bersangkutan. Jadi, di negara komunis tidak ada partai oposisi. Jadi, komunisme itu pada
dasarnya tidak menghormati HAM. Yang menciptakan ideologi komunisme Karl Heinrich
Marx (Trier, Jerman, 5 Mei 1818 – London, 14 Maret 1883) adalah seorang filsuf, pakar
ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari Prusia.

D. Pancasila dan Agama


1. Pengertian Pancasila dan Agama
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari
Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan
dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.Pancasila
adalah pedoman luhur yang wajib di ta’ati dan dijalankan oleh setiap warga negara Indonesia
untuk menuju kehidupan yang sejahtera tentram,adil,aman,sentosa.
Agama adalah ajaran sistem yang mengatur tata keimanan kepada Tuhan Yang Maha kuasa
serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia an manusia serta lingkungan.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia) .

2. Hubungan Pancasila dan Agama


Dalam hubungan antara agama Islam dan Pancasila, keduanya dapat berjalan saling
menunjang dan saling mengokohkan. Keduanya tidak bertentangan dan tidak boleh
dipertentangkan. Juga tidak harus dipilih salah satu dengan sekaligus membuang dan
menanggalkan yang lain. Selanjutnya Kiai Achamd Siddiq menyatakan bahwa salah satu
hambatan utama bagi proporsionalisasi ini berwujud hambatan psikologis, yaitu
kecurigaan dan kekhawatiran yang datang dari dua arah (Zada dan Sjadzili (ed), 2010:
79). hubungan negara dengan agama menurut NKRI yang berdasarkan Pancasila adalah
sebagai berikut (Kaelan, 2012: 215-216):
a. Negara adalah berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Bangsa Indonesia adalah sebagai bangsa yang berketuhanan yang Maha Esa.
Konsekuensinya setiap warga memiliki hak asasi untuk memeluk dan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama masingmasing.
c. Tidak ada tempat bagi atheisme dan sekularisme karena hakikatnya manusia
berkedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan.
d. Tidak ada tempat bagi pertentangan agama, golongan agama, antar dan inter
pemeluk agama serta antar pemeluk agama.
e. Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama karena ketakwaan itu bukan hasil peksaan
bagi siapapun juga.
f. Memberikan toleransi terhadap orang lain dalam menjalankan agama dalam negara.
g. Segala aspek dalam melaksanakan dan menyelenggatakan negara harus sesuai
dengan nilainilai Ketuhanan yang Maha Esa terutama norma-norma Hukum positif maupun
norma moral baik moral agama maupun moral para penyelenggara negara.
h. Negara pda hakikatnya adalah merupakan “…berkat rahmat Allah yang Maha Esa”.
Berdasarkan kesimpulan Kongres Pancasila (Wahyudi (ed.), 2009: 58), dijelaskan bahwa
bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Religiusitas bangsa Indonesia ini, secara
filosofis merupakan nilai fundamental yang meneguhkan eksistensi negara Indonesia
sebagai negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan
dasar kerohanian bangsa dan menjadi penopang utama bagi persatuan dan kesatuan
bangsa dalam rangka menjamin keutuhan NKRI. Karena itu, agar terjalin hubungan
selaras dan harmonis antara agama dan negara, maka negara sesuai dengan Dasar Negara
Pancasila wajib memberikan perlindungan kepada agama-agama di Indonesia.

3. Kontrovensi Pancasila dan Agama


Sebagai sebuah negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama islam, maka Pancasila
sendiri sebagai dasar negara Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh agama yang
tertuang dalam sila pertama yang berbunyi sila “Ketuhanan yang Maha Esa”. yang pada
awalnya berbunyi “… dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya” yang
sejak saat itu dikenal sebagai Piagam Jakarta. Namun ada dua ormas Islam terbesar saat
itu yang menentang bunyi sila pertama tersebut, karena dua ormas Islam tersebut
menyadari bahwa jika syariat Islam diterapkan maka secara tidak langsung akan
menjadikan.
Indonesia sebagai negara Islam yang utuh maka hal tersebut dapat memojokkan umat
beragama lainnya. Yang lebih buruk lagi adalah akan memecah belah bangsa ini
khususnya bagi provingsi-provingsi yang sebagian besar penduduknya nonmuslim.
Karena itulah sampai detik ini bunyi sila pertama adalah “ketuhanan yang maha esa” yang
berarti bahwa Pancasila mengakui dan menyakralkan keberadaan Agama, tidak hanya
Islam namun termasuk juga Kristen, Katolik, Budha, khonhucu dan Hindu sebagai
agama resmi negara pada saat itu.

4. Makna Sila Pancasila dalam Agama


keterkaitan hubungan antara rukun Islam sebagai landasan agama Isalam dan Pancasila
sebagai landasan negara Indonesia. Adapun hubungan itu yaitu pertama dari segi jumlah,
rukun Islam berjumlah lima begitupun pancasila. Kedua, dari segi makna yaitu:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa, sila ini keterkaitannya dengan rukun Islam yang pertama
yaitu syahadat. Secara umum, sila ini menerangkan tentang ketuhanan begitu pun syahadat
yang mempunyai makna pengakuan terhadap tuhan yaitu Allah SWT. Selain itu, kata Esa
sendiri berarti tunggal, yang sebagaimana yang kita ketahui bahwa Isalm sebagai agama
mayoritas penduduk negeri ini mempunyai tuhan tunggal Allah SWT.
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab sila kedua pancasila, berkaitan dengan rukun Islam
kedua yaitu Shalat. Shalat dalam Islam selain sebagai ibadah wajib juga dilakukan untuk
mendidik manusia menjadi manusia yang beradab. Sholat adalah sebuah media untuk
mencegah perbuatan yang tidak terpuji, sebagai mana yang di firmankan oleh Allah bahwa
“Shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar.”
c. Persatuan Indonesia yang artinya seluruh elemen rakyat yang ada di Indonesia yang terdiri
dari berbagai macam suku dan adat bersatu dan membentuk kesatuan dalam wadah bangsa
Indonesia. Kaitannya dengan itu, persatuan terbentuk ketika jurang pemisah sudah tidak ada
lagi di masyarakat. salah satu jurang pemisah yang paling nyata yaitu jurang antara yang
miskin dan yang kaya. Untuk menyatukan jurang pemisah tersebut maka di agama Islam
diwajibkan membayar zakat bagi orang-orang kaya yang akan disalurkan untuk kepentingan
kaum miskin dan duafa. Zakat yang notabennya adalah rukun Islam ketiga sangat erat
kaitannya dengan poin pancasila ketiga tersebut. Dengan zakat akan terbentuk rasa kasih
sayang pada umat yang akan menghasilkan persatuan yang di cita-citakan.
d. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan sangat erat kaitannya dengan rukun islam keempat yaitu puasa. Dengan pusas
akan terbentuk sifat bijaksana dan kepemimpinan. Ciri orang bijaksana, yaitu ia mampu
merasakan dan mempumnyuai rasa kasih sayang sesame, semua itu adalah hikmah dari
puasa. Selain itu, dalam menentukan waktu puasa, perlu dilakukan suatu musyawarah yang
dikenal dengan siding istbat.
e. Keadialan sosial bagi seluruh rakyat Indionesia. Pada rukun Islam, terdapat yang namanya
haji. Haji adalah proses sosial yang terbesar di dunia ini, dimana setiap orang datang dari
berbagai negara dengan berbagai bahasa dan kebiasaan bergabung menjadi satu dalam satu
tempat dan waktu dalam kedudukan yang sama. Di dalalam haji, tidak memandang itu siapa
dan siapa, semuanya sama, pakaiannya sama dan peraturan dan hukumnya sama. Semua itu
adalah cerminan dari keadilan tuhan.

BABIII
PENUTUP
Kesimpulan
 Pancasila sebagai ideologi negara adalah Pancasila sebagai dasar sistem kenegaraan
untuk seluruh warga negara Indonesia yang berdasar cita-cita bangsa .
 Beberapa ideologi didunia seperti:
1. Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan, filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama
2. Sosialisme adalah gagasan tentang hidup manusia yang rukun tanpa kerusuhan
sosial.
3. Komunisme adalah pemikiran bahwa setiap manusia harus memiliki hak dan
kewajiban yang sama untuk hidup
 Sebagai negara yang terdiri dari berbagai macam agama, suku, ras, dan bahasa
Pancasila adalah ideologi yang sangat baik untuk di terapkan di negara Indonesia.
Sehingga jika ideologi Pancasila diganti oleh ideologi yang berlatar belakang agama,
akan terjadi ketidaknyamanan bagi rakyat yang memeluk agama diluar agama yang
dijadikan ideologi negara tersebut. Dengan tetap menjunjung tinggi ideologi Pancasila
sebagai dasar negara, maka perwujudan untuk menuju negara yang aman dan
sejahtera pasti akan tercapai.
Saran
Saat ini banyak sekali orang menyalahgunakan ideologi. Banyak ideologi yang
digunakan untuk menghasut masyarakat luas agar mendukung seseorang untuk menjadi
pemimpin atau penguasa . Maka dari itu janganlah begitu mudah menerima sebuah ideologi,
namun berpikirlah terlebih dahulu apakah ideologi itu sesuai dengan keadaan masyarakat
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://kampusbaca.blogspot.com/2010/12/tugas-makalah-ideologi.html
http://id.scribd.com/doc/69740255/Ideologi-di-dunia
http://masterblog-information.blogspot.com/2012/02/kelebihan-dan-kekurangan-idiologi-
di.html
diakses tanggal 28 Oktober 2012
Notonagoro. 1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila dengan Kelangsungan
Agama, Cet. 8. Jakarta: Pantjoran Tujuh.
http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-kreatif.definisi/pengertian-agama.html

Anda mungkin juga menyukai