Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Situasi dan perkembangan ekonomi global saat ini menuntut perusahaan


untuk dapat memaksimalkan fungsi-fungsi manajemennya dalam rangka
mencapai tujuannya. Menurut Gitman (2012:10) tujuan utama perusahaan adalah
memaksimalkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kemakmuran pemilik
perusahaan. Dalam era globalisasi perkembangan dunia semakin meningkat dan
menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strateginya agar dapat
bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing. Hal tersebut merupakan peluang
sekaligus menjadi tantangan atau ancaman bagi perusahaan- perusahaan yang ada
di Indonesia baik itu perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun perusahaan
manufaktur.
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang memulai kegiatannya
dengan mengelolah bahan baku menjadi produk jadi untuk dijual. Setiap
perusahaan manufaktur memiliki karakteristik kegiatan produksinya masing-
masing, ada yang produksinya berdasarkan pesanan dan ada juga yang
memproduksi secara massa. Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan
mengelolah bahan baku menjadi produk jadi berdasarkan pesanan dari luar
perusahaan. sedangkan perusahaan yang memproduksi secara massa bertujuan
untuk memenuhi persediaan produk jadi di gudang. Masalah yang sering di hadapi
oleh perusahaan manufaktur yaitu salah satunya adalah belum berkembanganya
produk-produk dalam kategori intermediate goods (barang setengah jadi),
sehingga Indonesia masih mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri. Sehingga perusahaan memerlukan pendanaan lebih untuk
mendapatkan barang dari luar tersebut. Masalah pendanaan merupakan bagian
terpenting yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan dan melibatkan
banyak pihak, seperti kreditur, pemegang saham, serta pihak manajemen
perusahaan itu sendiri. Menurut Agus dan Martono (2012:256) Pendanaan dapat

1
2

berasal dari internal perusahaan yang berasal dari modal saham, laba ditahan dan
cadangan sedangkan eksternal perusahaan berupa dana yang berasal dari hutang
Keputusan pendanaan yang baik dapat dilihat dari struktur modalnya.
Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka
panjang yang ditunjukkan oleh hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.
Struktur modal yang optimal merupakan struktur modal yang diperkirakan akan
menghasilkan biaya modal rata-rata tertimbang yang paling rendah yang
diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan. terdapat berbagai teori
mengenai bagaimana struktur modal yang optimal, namun masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan. Penentuan struktur modal dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu struktur aktiva, growth opportunity, ukuran perusahaan,
protabilitas dan risiko bisnis, serta pertumbuhan penjualan yang dilakukan oleh
perusahaan dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan.
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang dipilih dari Bursa Efek
Indonesia (BEI) yang memiliki kapitalisasi pasar besar dan berkinerja unggul.
Tentunya perusahaan yang besar akan memiliki struktur modal yang besar.
Struktur modal sebagai salah satu bagian dari struktur keuangan perusahaan yang
selalu dikaji untuk memetakan komposisi yang paling optimal dalam
menghasilkan nilai perusahaan yang tinggi. berikut menunjukkan perkembangan
struktur modal perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode tahun 2015-2017.

1.800
1.600 1.586 1.519
1.400 1.458
1.200 1.235
Rata-rata DER

1.000
0.800 Rata-rata DER
0.600
0.400
0.200
0.000
2013 2014 2015 2016
Tahun

Gambar 1.1
Debt to Equity Ratio (DER) Pada Perusahaan Manufaktur di BEI
Sumber: www.idx.com, 2018
3

Gambar 1.1 menunjukkan adanya penurunan struktur modal dari tahun


2013 sampai dengan 2016. Struktur modal pada tahun 2013 yaitu sebesar 1,586
atau 158,6%, pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0,067 yaitu menjadi
sebesar 1,519 atau 151,9%, pada tahun 2015 mengalami penurunan kembali
0,061% menjadi 1,458 atau sebesar 145,8% dan pada tahun 2016 mengalami
penurunan lagi menjadi 1,235 atau 123,5%. Menurut Kasmir (2016:83) standar
industri perusahaan yaitu 0,8 atau 80%. Dari fenomena tersebut dapat diketahui
bahwa rata-rata DER dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 melebihi standar
industri yang ditetapkan oleh perusahaan, maka dapat diketahui bahwa dari tahun
ke tahun perusahaan lebih banyak mendapatkan modal dari hutang dari pada
investasi dan laba yang dihasilkan oleh perusahan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa adanya kecenderungan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) memiliki struktur modal yang cukup tinggi. Keputusan
pendanaan merupakan keputusan penting dalam menentukan kemampuan
perusahaan untuk dapat terus berlangsung dan berkembang, oleh karena itu dalam
penetapan struktur modalnya, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai
faktor yang mempengaruhinya sebelum memutuskan sumber pendanaan yang
akan dipilih.
Menentukan struktur modal harus memperhatikan karakteristik perusahaan
yang menunjukan kondisi fundamental perusahaan. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Hestuningrum (2012), bahwa karakteristik perusahaan yang
berbeda akan berakibat terhadap keputusan pendanaan dan komposisi struktur
modal yang berbeda pula.
Salah satu variabel yang mempengaruhi struktur modal yaitu growth
opportunity. Growth opportunity merupakan peluang pertumbuhan suatu
perusahaan di masa depan. Definisi lain growth opportunity adalah perubahan
total aset yang dimiliki. Perusahaan– perusahaan yang memiliki pertumbuhan
yang cepat seringkali harus meningkatkan aset tetapnya. Penelitian yang
bersangkutan dengan growth opportunity terhadap struktur modal yaitu Astuti
(2014) dan Nuswandari (2013) hasil penelitian menunjukkan bahwa growth
opportunity tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, hal ini
4

kemungkinan pengukuran growth opportunity tidak sesuai. Peluang pertumbuhan


memang tidak mudah diukur karena terkait dengan ketidakpastian masa depan.
Penelitian Khairin & Harto (2014) menunjukan bahwa growth opportunity
berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal ini menunjukan
perusahaan yang memiliki peluang pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan
perusahaan akan memilih hutang lebih banyak dibandingkan dengan ekuitas
dalam struktur modalnya.
Selain dari growth opportunity, struktur modal juga di pengaruhi oleh
resiko bisnis. Menurut Brigham dan Houston (2013:157) risiko bisnis merupakan
tingkat risiko dari operasi perusahaan apabila tidak menggunakan hutang. Hasil
penelitian oleh Indrajaya, Herlina dan Rini (2012), menyatakan bahwa risiko
bisnis tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Karena variabilitas
pendapatan tinggi, maka risiko bisnis perusahaan akan tinggi sehingga laba yang
dihasilkan cenderung berfluktuasi yang berarti pendapatan tidak stabil, dengan
adanya risiko bisnis yang tinggi perusahaan cenderung tidak mengurangi utang,
tetapi tetap menggunakan utang dalam memenuhi kebutuhan dananya. Tetapi
Mohammed (2012) dan Wimelda dan Marlinah (2013) menemukan bahwa risiko
bisnis berpengaruh positif signifikan pada struktur modal.
Karakteristik perusahaan yang diduga mempengaruhi struktur modal yaitu
pertumbuhan penjualan. Menurut Rudianto (2009:56) menyatakan bahwa
pertumbuhan penjualan merupakan volume penjualan pada tahun-tahun kedepan
yang berdasarkan pada data volume penjualan historis. Brigham dan Houston
(2013:188) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat penjualan tinggi
cenderung akan lebih memilih menggunakan hutang dan memperbesar nilai
struktur modalnya. Penelitian Kesuma (2009) menunjukkan hasil pengujian
bahwa pertumbuhan penjualan (sales growth) tidak berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal. Hasil ini berbeda dengan Kennedy dan Anisa (2013)
bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur
modal karena dengan peningkatan penjualan maka perusahaan dapat
meningkatkan kemampuannya untuk memperoleh pendapatan dan laba
perusahaan. Dengan peningkatan pendapatan tersebut, maka perusahaan dapat
5

menutup biaya-biaya yang dikeluarkan untuk operasional perusahaan dan


memperbaiki struktur modal perusahaan.
Berdasarkan penelitian-penelitian diatas, terdapat perbedaan antara hasil
penelitian yang dilakukan oleh beberapa para ahli, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang sama mengenai struktur modal sebagai variabel
dependen dan variabel independennya yaitu growth opportunity, risiko bisnis dan
pertumbuhan penjualan pada perusahaan manufaktur yang ada di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Alasan memilih perusahaan manufaktur karena perusahaan
manufaktur skala produksinya cukup besar dan membutuhkan modal yang besar
pula untuk pengembangan produk dan pasarnya, sehingga cenderung mempunyai
tingkat DER yang cukup tinggi.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti
dan membuat laporan akhir dengan judul “Pengaruh Karakteristik
Perusahaaan Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah yang dapat dirumuskan oleh penulis adalah :
1. Apakah Growth Opportunity berpengaruh secara signifikan terhadap
struktur modal?
2. Apakah risiko bisnis berpengaruh secara signifikan terhadap struktur
modal?
3. Apakah pertumbuhan penjualan berpengaruh secara signifikan terhadap
struktur modal?
4. Apakah Growth Opportunity, risiko bisnis dan pertumbuhan penjualan
berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan


Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap pembahasan, serta agar
analisis menjadi terarah dan sesuai dengan masalah yang ada, maka peneliti
6

membatasi ruang lingkup pembahasannya hanya pada perusahaan manufaktur


yang terdaftar di BEI dari tahun 2015-2017 dengan menggunakan growth
opportunity, resiko bisnis, dan pertumbuhan penjualan sebagai variabel
independen dan struktur modal sebagai variabel dependen.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penulisan


1.4.1 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan akhir ini sesuai dangan rumusan masalah yang
telah dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh growth opportunity terhadap struktur modal.
2. Mengetahui pengaruh resiko bisnis terhadap struktur modal.
3. Mengetahui pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal.
4. Mengetahui pengaruh growth opportunity, resiko bisnis dan pertumbuhan
penjualan secara bersama-sama terhadap struktur modal.

1.4.2 Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan laporan akhir adalah :
1. Dapat menambah wawasan pengetahuan, terutama pada bidang struktur
moda, growth opportunity, risiko bisnis dan pertumbuhan penjualan,
serta sekaligus dapat menjadi wahana untuk menerapkan ilmu yang telah
penuis dapatkan semasa dibangku kuliah.
2. Dapat memberikan masukan bagi Perusahaan Manufaktur dalam
memperbaiki kinerja keungannya dimasa akan datang, terutama dalam
mengelolah struktur modal.
3. Dapat menjadi tambahan referensi bagi mahasiswa maupun dosen, serta
dapat menjadi sebagai kajian lebih lanjut bagi peneliti lain yang ingin
mengadakan penelitian pada bidang yang sama.
7

1.5 Sistematika Penulisan


Secara garis besar laporan akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab yang isinya
mencerminkan susunan atau materi yang akan dibahas, dimana tiap-tiap bab
memiliki hubungan yang satu dengan yang lain. Untuk memberikan gambaran
yang jelas, berikut ini akan diuraikan mengenai sistematika pembahasan laporan
akhir ini secara singkat yaitu:

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, penulis mengemukakan dasar serta permasalahan yang
akan dibahas, yaitu latar belakang pemilihan judul, perumusan masalah,
ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian serta
sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Dalam bab ini penulis akan mengemukakan teori-teori dan literatur-
literatur yang digunakan sebagai acuan perbandingan untuk membahas
masalah meliputi pengertian Struktur Modal, komponen struktur modal,
pengertian Growth Opportunity, Risiko Bisnis dan Pertumbuhan
penjualan, penelitian terdahulu, pengaruh Growth Opportunity terhadap
struktur modal, pengaruh Risiko Bisnis terhadap struktur modal,
pengaruh Pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal, kerangka
pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III METODELOGI PENELITIAN


Pada bab ini berisi tentang sampel yang digunakan dalam penelitian dan
informasi data-data yang diperlukan dalam melakukan pengujian
penelitian meliputi identifikasi dan definisi operasional variabel, jenis
penelitian, populasi dan sampel, jenis data, metode pengumpulan data,
serta model dan teknik analisis yang digunakan.
8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini dijelaskan analisis data yang akan dilakukan dalam
penelitian ini dengan menggunakan SPSS versi 21 sebagai alat bantu
dalam pengolahan data. Selain itu juga akan dijelaskan hasil pengujian
hipotesis dalam penelitian ini.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini adalah bab terakhir dimana penulis memberikan kesimpulan
dari isi pembahasan yang telah penulis uraikan pada bab-bab
sebelumnya, serta saran-saran yang diharapkan akan bermanfaat dalam
pemecahan masalah dan penelitian yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai