FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
TUGAS RANGKUMAN
KORELASI DAN PERBEDAAN
UNDANG – UNDANG JASA KONSTRUKSI
Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan “Rangkuman Undang – Undang Tentang Jasa Konstruksi”
ini. Laporan ini dibuat berdasarkan studi lapangan yang kami lakukan selaku mahasiswa
Diploma IV Teknik Sipil ITS dan berfungsi sebagai penunjang kegiatan perkuliahan mahasiswa
pada mata kuliah Manajemen Kontrak dan Strategi Tender ini, sehingga dengan adanya laporan
ini harapannya dapat membantu penulis dan pembaca untuk memahami lebih dalam dan lebih
mudah tentang Undang – Undang yang mengatur tentang jasa Konsturksi.
Penyusunan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan, dukungan dan perhatian berbagai
pihak.Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada :
1. Allah SWT dan Rasulullah SAW
2. Ibu dan Ayah penulis yang selalu memberikan motivasi serta do'a yang tak pernah putus
demi kesuksesan buah hatinya.
3. Bapak Ir. Sukobar, MT. dan Ir. Sulchan Arifin, M.Eng selaku dosen mata kuliah
Manajemen Kontrak dan Strategi Tender
4. Bapak Ir. Imam Prayogo, MMT. Selaku dosen mata kuliah Aspek Hukum dan Etika
Profesi
Akhirnya, besar harapan penulis semoga rangkuman ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menunjang
kesempurnaan kami dalam menyusun makalah selanjutnya.
Surabaya, 28 Februari 2018
Penulis
i
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
DAFTAR ISI
ii
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
DAFTAR GAMBAR
iii
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
iv
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
BAB I
PENDAHULUAN
1
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
3
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
4
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
f. Pelelangan terbatas adalah pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang diikuti oleh
penyedia jasa yang dinyatakan telah lulus prakualifikasi dan jumlahnya diyakini
terbatas dengan pengumuman secara luas melalui media massa, sekurang-kurangnya
1 (satu) media cetak dan papan pengumuman resmi untuk umum sehingga
masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat
mengikutinya.
g. Pemilihan langsung adalah pengadaan jasa konstruksi tanpa melalui pelelangan umum
atau pelelangan terbatas, yang dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya
3 (tiga) penawar dari penyedia jasa dan dapat dilakukan negosiasi, baik dari segi teknis
maupun harga, sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan.
h. Penunjukan langsung adalah pengadaan jasa konstruksi yang dilakukan tanpa
melalui pelelangan umum, pelelangan terbatas, atau pemilihan langsung yang
dilakukan hanya terhadap 1 (satu) penyedia jasa dengan cara melakukan negosiasi
baik dari segi teknis maupun harga sehingga diperoleh harga yang wajar dan
secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
i. Lembaga adalah organisasi sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor
18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, yang bertujuan untuk mengembangkan
kegiatan jasa konstruksi nasional. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab
dalam bidang konstruksi.
5
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
BAB II
PENGGUNA dan PENYEDIA JASA
Pengguna Jasa
(Owner)
6
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
7
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
8
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
a. Bentuk pemutusan yang meliputi pemutusan yang disepakati para pihak atau
pemutusan secara sepihak; dan
b. Hak dan kewajiban pengguna jasa dan penyedia jasa sebagai konsekuensi
dari pemutusan kontrak kerja konstruksi; Keadaan memaksa mencakup
kesepakatan mengenai
g. Keadaan memaksa, memuat ketentuan tentang kejadian yang timbul di luar
kemauan dan kemampuan para pihak yang menimbulkan kerugian bagi salah satu
pihak;
a. risiko khusus;
b. macam keadaan memaksa lainnya; dan
c. hak dan kewajiban pengguna jasa dan penyedia jasa pada keadaan
memaksa;
h. Kegagalan Bangunan, memuat ketentuan tentang kewajiban Penyedia Jasa
dan/atau Pengguna Jasa atas Kegagalan Bangunan dan jangka waktu
pertanggungjawaban Kegagalan Bangunan;
i. Pelindungan pekerja, memuat ketentuan tentang kewajiban para pihak dalam
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan sosial;
kewajiban terhadap pemenuhan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku; dan
bentuk tanggung jawab dalam perlindungan pekerja; dan
j. Pelindungan terhadap pihak ketiga selain para pihak dan pekerja, memuat
kewajiban para pihak dalam hal terjadi suatu peristiwa yang menimbulkan kerugian
atau menyebabkan kecelakaan dan/atau kematian;
k. Aspek lingkungan, memuat kewajiban para pihak dalam pemenuhan ketentuan
tentang lingkungan;
l. Jaminan atas risiko yang timbul dan tanggung jawab hukum kepada pihak lain
dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi atau akibat dari Kegagalan Bangunan; dan
m. Pilihan penyelesaian sengketa konstruksi
9
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Kontrak kerja konstruksi harus memuat ketentuan tentang Hak Atas Kekayaan
Intelektual yang mencakup :
Kontrak kerja konstruksi dapat memuat ketentuan tentang sub penyedia jasa dan
atau pemasok bahan dan atau komponen bangunan dan atau peralatan mengenai :
1. Pengusulan oleh penyedia jasa dan pemberian izin oleh pengguna jasa untuk sub
penyedia jasa/pemasok bahan dan atau komponen bangunan dan atau peralatan;
2. Tanggung jawab penyedia jasa dalam kaitan penggunaan sub penyedia jasa/pemasok
terhadap pemenuhan ketentuan kontrak kerja konstruksi; dan
3. Hak intervensi pengguna jasa dalam hal :
1) pembayaran dari penyedia jasa kepada sub penyedia jasa/pemasok terlambat; dan
2) sub penyedia jasa/pemasok tidak memenuhi ketentuan kontrak kerja konstruksi.
undang tentang hak cipta dan undang-undang tentang hak paten.
10
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
BAB III
PENYELENGGARAAN LELANG
11
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
12
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
PEMASUKAN EVALUASI
PENGUMUMAN PENDAFTARAN
PENAWANRAN PENAWARAN
PENGUMUMAN
PENGUMUMAN “CALON”
MASA
PEMENANG PEMENANG
SANGGAH
13
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
PEMASUKAN EVALUASI
PENGUMUMAN PENDAFTARAN
PENAWANRAN PENAWARAN
Pra-Kualifikasi
PENGUMUMAN
PENGUMUMAN “CALON”
MASA
PEMENANG PEMENANG
SANGGAH
14
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
15
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
PENETAPAN NEGOSIASI
PEMENANG
16
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
BAB IV
PELAKSAANAAN KONSTRUKSI
17
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
18
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
19
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
BAB V
KEGAGALAN PEKERJAAN
20
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
21
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
b. Penetapan umur konstruksi yang direncanakan harus secara jelas dan tegas
dinyatakan dalam dokumen perencanaan, serta disepakati dalam kontrak kerja
konstruksi.
c. Jangka waktu pertanggungjawaban atas kegagalan bangunan harus dinyatakan
dengan tegas dalam kontrak kerja konstruksi.
22
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
23
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Dalam hal pengguna jasa tidak bersedia memasukan biaya premi, maka resiko
kegagalan bangunan menjadi tanggung jawab pengguna jasa.. Ketentuan lebih lanjut
mengenai pertanggungan/asuransi ini diatur oleh instansi yang berwenang dalam bidang
asuransi.
24
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
BAB VI
PENYELESAIAN SENGKETA
25
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
6.1.1 Mediasi
1. Mediator di ditunjuk berdasarkan kesepakatan para pihak yang terlibat
sengketa di sini.
2. Mediator harus mempunyai sertifikat keahlian yang ditetapkan oleh lembaga.
3. Apabila diperlukan, mediator dapat meminta bantuan penilai ahli.
4. Mediator bertindak sebagai fasilitator yaitu hanya membimbing pihak untuk
dapat menemui suatu kesepakatan
6.1.2 Konsiliasi
1. Konsiliator juga di ditunjuk berdasarkan kesepakatan para pihak yang terlibat
sengketa di sini.
2. Konsiliator harus mempunyai sertifikat keahlian dari lembaga.
3. Konsiliator menyusun dan merumuskan upaya penyelesaian untuk
ditawarkan kepada para pihak yang terlibat sengketa
4. Jika disetujui para pihak, maka rumusan konsiliator menjadi rumusan
pemecahan masalah untuk pihak yang terlibat sengketa
6.1.3 Arbitase
1. Penyelesaian sengketa dengan menggunakan jasa arbitase dilakukan dengan
dasar undang – undang yang berlaku
2. Putusan arbitase bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
26