Anda di halaman 1dari 1

15.

Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)


A. Permasalahan
1. Masih belum maksimalnya beberapa capaian mutu sesuai indikator pelayanan PONEK, yaitu
masih terdapat keterlambatan untuk dilakukan operasi sectio caesaria (SC)> 30 menit, dengan
persentase 18,18 %, serta masih belum semua tenaga kesehatan patuh untuk memberikan
MgSO4 pada pasien preeklampsia berat (PEB), dengan persentase kepatuhan sebesar 92,85 %.
2. Belum tersedianya ruang tindakan dan perawatan khusus bagi pasien dengan penyakit infeksi
menular.

B. Solusi
1. Salah satu penyebab terlambatnya dilakukan operasi SC (>30 menit) adalah banyak pasien
rujukan yang datang tanpa melakukan konfirmasi sebelumnya kepada petugas PONEK
sehingga terkadang petugas PONEK belum menyiapkan alat-alat, ruangan dan tenaga medis
yang diperlukan. Oleh karena itu perlu dilakukan edukasi, sosialisasi serta komunikasi yang
lebih intens antara RSUD Soehadi Prijonegoro dengan jejaring fasilitas kesehatan lain
(puskesmas, klinik umum, bidan) mengenai sistem dan proses rujukan yang tepat.
2. Memperkuat komunikasi antartenaga kesehatan di PONEK RSUD Soehadi Prijonegoro sendiri
serta perlu dilakukan pelatihan rutin tenaga kesehatan untuk menjaga kualitas, sehingga dalam
menjalankan pelayanan dapat sesuai dengan SOP dan kewenangan masing-masing tenaga
kesehatan, serta dapat memenuhi indikator mutu pelayanan PONEK.
3. Mengkomunikasikan kepada stakeholders terkait seperti kepada bagian perencanaan maupun
bagian mutu rumah sakit untuk bisa memfasilitasi penyediaan ruang atau SOP khusus pada
pasien dengan infeksi menular untuk mengurangi kontak penularan dengan pasien lain.

C. Refleksi
Berdasarkan pengamatan penulis terhadap PONEK RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen,
dapat disimpulkan bahwa pelayanan sudah berjalan baik dengan sumber daya dan fasilitas yang
memadai. Penulis mempelajari bahwa kendala di pelayanan kesehatan publik, yang menyebabkan
tidak maksimalnya mutu pelayanan, dapat diperbaiki dengan meningkatkan komunikasi yang
berkualitas, tidak hanya antartenaga kesehatan di suatu pelayanan, akan tetapi juga antarlayanan
kesehatan maupun antarsektor, serta tidak melupakan komunikasi lintas fasilitas pelayanan
kesehatan sehingga dapat meminimalisir miss komunikasi dan tindakan yang tidak sesuai SOP
maupun kewenangan yang dapat merugikan pasien maupun pelayanan kesehatan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai