KDM Oksigenasi Perbaikan 2-1
KDM Oksigenasi Perbaikan 2-1
1. Pengkajian Fokus
Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang :
1. Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan).
2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST).
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada
saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya
mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time).
3. Riwayat Perawatan
Pengkajian riwayat keperawatan pada masalah kebutuhan oksigen meliputi : ada
atau tidaknya riwayat gangguan pernapasan (gangguan hidung dan tenggorokan)
seperti epistaksis (kondisi akibat luka/kecelakaan, penyakit rematik akut, sinusitis
akut, hipertensi, gangguan pada sistem peredaran darah dan kanker), Obstruksi
nasal (Kondisi akibat polip, hipertropi tulang hidung, tumor dan influenza), dan
keadaan lain yang menyebabkan gangguan pernapasan (Hidayat, 2006).
4. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami
masalah / penyakit yang sama.
5. Riwayat sosial
Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya : merokok,
pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen dll.
6. Pemeriksaan fisik
a. Mata
1) Konjungtiva pucat (karena anemia)
2) Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)
3) konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau
endokarditis)
b. Kulit
1) Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah
perifer)
2) Penurunan turgor (dehidrasi)
3) Edema.
4) Edema periorbital.
c. Jari dan kuku
1) Sianosis
2) Clubbing finger.
d. Mulut dan bibir
1) membrane mukosa sianosis
2) bernapas dengan mengerutkan mulut.
e. Hidung : Pernapasan dengan cuping hidung.
f. Vena leher : Adanya distensi / bendungan.
g. Dada
1) retraksi otot Bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas
pernapasan, dispnea, obstruksi jalan pernapasan)
2) Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan.
3) Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara
melewati saluran/rongga pernapasan
4) Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
5) Suara napas tidak normal (creklerlr/rales, ronkhi, wheezing,
6) friction rub/pleural friction)
7) Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness)
h. Pola pernapasan
1) pernapasan normal (eupnea)
2) pernapasan cepat (tacypnea)
3) pernapasan lambat (bradypnea
i. Frekuensi Pernapasan
1) Dewasa : 12-20 x/menit
2) Anak-anak : 20-30 x/menit
3) Bayi : 30-40 x/menit
4) Neonatus : 30- 60 x/menit
7. Terapi Oksigen
1) Nasal Kanul
Diberikan pada pasien yang membutuhkan terapi oksigen jangka
pendek dengan konsentrasi rendah sampai sedang
Oksigen diberikan kontinyu dengan aliran 1-6 liter/menit
Konsentrasi 24%-44%
2) Masker sederhana
Diberikan dari tingkat konsentrasi rendah sampai sedang
Aliran oksigen 5-8 liter/menit
Konsentrasi 40-60 kali/menit
3) Masker rebreathing
Pasien dengan kadar tekanan CO2 yang rendah
Kecepatan aliran 8-12 liter/menit
Konsentrasi 60% - 80%
4) Masker Non-Rebreathing
Pasien dengan kadar tekanan CO2 yang tinggi, pasien dengan
status pernapasan yang tidak stabil dan pasien yang memerlukan
intubasi
Kecepatan aliran 10-12 liter/menit
Konsentrasi 80% - 100%
2. Diagnosa Keperawatan
Batasan karakteristik :
Tidak ada batuk, suara napas tambahan, perubahan pola napas, perubahan
frekuensi napas, sianosis, kesulitan verbalisasi, penurunan bunyi napas,
dispnea, sputum dalam jumlah yang berlebihan, batuk tidak efektif, ortopnea,
gelisah, mata terbuka lebar.
Batasan karakteristik:
Pola napas abnormal, perubahan ekskursi dada, Bradipnea, penurunana
tekanan ekspirasi, penurunan tekanan inspirasi, penurunan ventilasi semenit,
penurunan kapasitas vital, dispnea, peningkatakan diameter anterior-posterior,
pernapasan cuping hidung, othopnea, fase ekspirasi memanjang, pernapasan
bibir, takipnea, penggunaan otot bantu pernapasan.
Batasan karakteristik :
Gas darah arteri abnormal, pH arteri abnormal, pola pernapasan abnormal,
warna kulit abnormal, konfusi, penurunan karbon dioksida, diaforesis,
dispnea, hiperkapnia, hipoksemia, hipoksia, iritabilitas, napas cuping hidung,
gelisah, samnolen, takikardia, gangguan penglihatan.
3. Intervensi dan Pengembangan Aktivitas Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
Ketidakefektifan Setelah diberikan NIC : Manajemen jalan
bersihan jalan napas intervensi keperawatan napas 1. Jalan napas yang tidak
b.d mukus selama 3.x 24 jam 1. Monitor status paten dapat
berlebihan, terpanjan maka diharapkan pernapasan mengakibatkan tidak
asap, benda asing bersihan jalan napas sebagaimana adekuatnya ventilasi
dalam jalan napas, teratasi. mestinya yang menyebabkan
sekresi yang tertahan, NOC : status frekuensi meningkat,
pernapasan : irama tidak teratur
perokok pasif,
kepatenan jalan napas 2. Buang sekret dengan 2. Batuk efektif
perokok
Dipertahankan memotivasi pasien memaksimalkan
pada 4 untuk melakukan pengeluaran secret
Batasan karakteristik :
Tidak ada batuk, suara Ditingkatkan pada batuk atau menyedot sehingga pasien tidak
5 lendir merasa kelelahan,
napas tambahan,
1= deviasi berat dari suction dapat
perubahan pola napas,
kisaran normal dilakukan untuk
perubahan frekuensi
2= deviasi yang membersihkan secret
napas, sianosis,
cukup berat dari pada jalan napas
kesulitan verbalisasi,
kisaran normal buatan, secret yang
penurunan bunyi napas,
3= deviasi sedang tertahan, atau pasien
dispnea, sputum dalam
dari kisaran normal tidak sadar
jumlah yang berlebihan, 3. Auskultasi suaran
4= deviasi ringan 3. Suara nafas yang
batuk tidak efektif, napas,
dari kisaran normal abnormal
ortopnea, gelisah, mata 5= tidak ada deviasi menunjukkan lokasi
terbuka lebar. dari kisaran normal adanya secret pada
Dengan kriteria 4. Lakukan penyedotan area lobus paru.
1. 4. Secret dapat mengisi
hasil: melalui endotrakeal
jalan napas buatan dan
Bersihan jalan atau NPA
mencegah terjadinya
napas
infeksi tambahan
1/2/3/4/5 5. Ajarkan pasien
5. Inhaler membantu
bagaimana
mencairkan secret
Dengan kriteria mayor: menggunakan inhaler
sehingga secret lebih
Frekuensi pernapasan mudah dikeluarkan
Irama pernapasan
Kedalaman inspirasi NIC : Penghisapan NIC : suction efektif
Kemampuan untuk lendir pada jalan napas
dalam membebaskan
mengeluarkan sekret
jalan napas dari secret
yang tertahan
Dengan kriteria minor; NIC : Fisioterapi dada
1. Ansietas 1.Kenali ada tidaknya
1. PPOK eksaserbasi
2. Ketaakutan kontraindikasi
3. Tersedak akut, pneumonia tanpa
dilakukannya
4. Suara napas produksi sputum
fisioterpai dada pada
tambahan berlebih, kanker paru,
pasien
5. Pernapasan cuping edema serebri,
hidung osteoporosis
6. Dispnea saat merupakan
istirahat kontraindikasi dari
7. Dispnea dengan pemberian fisioterpai
aktivitas ringan dada
8. Penggunaan otot 2.Lakukan fisioterapi 2. fisioterapi dada yang
bantu pernapasan dada minimal 2 jam diberikan sesaat
9. Batuk setelah makan dapat
setelah makan
10. Akumulasi sputum meningkatkan resiko
Respirasi agonal refluk makanan dari
lambung dan
mengaibatkan aspirasi.
3.Jelaskan tujuan dan 3. Inform consent
prosedur tindakan sebelum tindakan
fisioterapi dada meningktakan
kepercayaan pasien
terhadap prosedur
tindakan
4. Sesak dapat terjadi
4.Monitor status
pada pasien jika posisi
respirasi
postural drainage
terlalu lama
dipertahankan
5.Tentukan segmen paru 5. Menentukan posisi
yang berisi sekret dalam melakukan
berlebih fisioterapi dada
6.Lakukan fisioterpai 6. Fisioterapi dada
dada memanfaatkan
gravitasi dan geratan
dalam mengeluarkan
secret
7.Instruksikan pasien 7. Membantu pasien
untuk mengeluarkan dalam menghemat
secret dengan napas energi saat
dalam mengeluarkan secret
sehingga pasien tidak
kelelahan
8. Monitor 8. Perubahan suara napas
kemampuan pasien menunjukkan
setelah dan sebelum fisioterpai dada
berhasil dilakukan
4. FOKUS EVALUASI
a. DX Keperawatan :
Status pernapasan : jalan napas paten