Anda di halaman 1dari 15

Makalah

Sumber Ajaran Islam

Dosen Pengampuh :
Arip Febrianto M.pd.I

Di Susun oleh:
Andwi Apriyogi 18111100051
Mahrus 18111100056
Fernanda 18111100095

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA


FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA
2019/2020
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Dalam makalah yang berjudul “Sumber sumber Ajaran Agama Islam”ini akan menguraikan
mengenai pengertian Agama Islam, sumber hukum Islamdan ajarannya, serta cara untuk memahaminya.
Dalam upaya memahami ajaranIslam, berbagai aspek yang berkenaan dengan Islam perlu dikaji
secaraseksama, sehingga dapat menghasilkan pemahaman Islam yang komprehensif.Hal ini penting
dilakukan, karena kualitas pemahaman ke Islaman seseorangakan mempengaruhi pola pikir, sikap, dan
tindakan ke Islaman yang bersangkutan.

Untuk itu uraian di bawah ini diarahkan untuk mendapatkan pemahaman tentang Islam. Selain itu dalam
makalah ini akan di paparkanmengenai pengertian agama Islam itu sendiri dan juga sumber-sumber
hukumIslam, dan ini tentunya hanya mengulang untuk mengingatkan kembali pelajaran yang telah lewat
karena makalah yang akan kami bahas kali ini sudahsering kita pelajari dan hanya untuk mengingatkan
kembali.

B.Rumusan Masalah

1. Apa saja sumbersumber ajaran Agama Islam

2. Apa ciri ciri dan kelebihan dari Al , Qur‟an?

3. Apa fungsi AlQur‟an

4. Apa saja isi kandungan yang terdalam AlQur‟an?

5. Apa fungsi AlSunnah. Apa saja bagian -bagian dari AlSunnah

7. Apa hubungan Al Qur‟an dan Al –Sunnah

8. Apa yang membedakan antara AlQur‟an dengan Al – Sunnah

9. Apa itu ijhihad

C.Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

2. Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan akan sumber–sumber ajaran Agama Islam.
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama Islam

Dari segi bahasa, Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salimayang mengandung arti
selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salimaselanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti
berserah diri masukdalam kedamaian. Senada dengan pendapat di atas, sumber lain mengatakan bahwa
Islam berasal dari bahasa Arab, terambil dari kata salima yang berartiselamat sentosa.

Dari asal kata itu dibentuk kata aslama yang artinyamemelihara dalam keadaan selamat sentosa dan
berarti pula menyerahkan diri,tunduk, patuh, dan taat. Kata aslama itulah yang menjadi kata Islam
yangmengandung arti segala arti yang terkandung dalam arti pokoknya. Oleh sebabitu, orang yang
berserah diri, patuh, dan taat disebut sebagai orang Muslim.Orang yang demikian berarti telah
menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri,dan patuh kepada Allah Swt.

Orang tersebut selanjutnya akan dijaminkeselamatannya di dunia dan akhirat. Dari pengertian
kebahasaan ini, kataIslam dekat dengan arti kata agama yang berarti menguasai, menundukkan, patuh,
hutang, balasan, dan kebiasaan. Pengertian Islam demikian itu, menurutMaulana Muhammad Ali dapat
dihami dari firman Allah yang terdapat padaayat 202 surat AI-Baqarah yang artinya,

“Hai orang-orang yang beriman,masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah
kamuturuti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyatabagimu.”

Dari uraian di atas, kita sampai pada suatu kesimpulan bahwa kata Islamdari segi bahasa
mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepadaTuhan dalam upaya mencari keselamatan
dan kebahagiaan hidup, baik di duniamaupun di akhirat. Hal demikian dilakukan atas kesadaran dan
kemauan dirisendiri, bukan paksaan atau berpura-pura, melainkan sebagai panggilan darifitrah dirinya
sebagai makhluk yang sejak dalam kandungan sudah menyatakan patuh dan tunduk kepada Tuhan
B. Sumber–Sumber Ajaran Agama Islam

1. Al– Qur’an PengertianDitinjau dari segi bahasa (etimologi), Al-Qur‟an berasal dari bahasaArab yang
berarti “bacaan” atau “sesuatu yang dibaca berulang-ulang”. KataAl-Qur‟an adalah bentuk kata benda
(masdar) dari kata kerja “qara‟a” yangartinya membaca. Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai
pada salah satu surat Al Qur‟an, yaitu: “Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur‟an

(di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalahtanggungan Kami. (Karena
itu,) jika Kami telah membacakannya,hendaklah kamu ikuti bacaannya”. (QS 75:17

-18).Secara istilah (terminologi), Dr. Dawud Al-Attar (1979)mendefinisikan Al-Qur‟an sebagai wahyu
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara lisan, makna serta gaya bahasanya yang
tertulisdalam kitab yang ditulis secara“mutawattir ”

. Definisi di atas mengandung beberapa kekhususan sebagai berikut:a.

Seluruh ayat Al-Qur‟an adalah wahyu Allah; tidak ada satu pun yang datang dari perkataan atau pikiran
Nabi Muhammad. b.

Al-Qur‟an diturunkan dalam bentuk lisan dengan makna dan gaya bahasanya. Artinya isi maupun
redaksi Al-Qur‟an datang dari Allahsendiri.c.Al-Qur‟an dinukilkan secara mutawattir, artinya Al-Qur‟an
disampaikan kepada orang lain secara terus menerus oleh sekelompok orang yangtidak mungkin
bersepakat untuk berdusta karena banyaknya jumlah dan berbeda-beda tempat tinggal mereka.d.

Al-Qur‟an sebagai wahyu diturunkan secara berangsur - angsur selama 23tahun. Oleh para ulama
membagi masa turun ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah.e.

Periode Mekkah berlangsung selama 13 tahun masa kenabian RasulullahSAW dan surat-surat yang turun
pada waktu ini tergolong suratMakkiyyah. Ayat-ayat Al-Qur‟an yang turun pada periode Mekkah

sebanyak 4.780 ayat yang tercakup dalam 86 surat, Ciri-ciri ayatMakkiyah :

Ayatnya pendek-pendek.

Kebanyakan diawali dengan “ya ayyuhan nas”.

Berisi ajaran Tauhid, hari kiamat, akhlak dan kisah-kisah.f.

Periode Madinah yang dimulai sejak peristiwa hijrah berlangsung selama10 tahun dan surat yang turun
pada kurun waktu ini disebut suratMadaniyah. periode Madinah sebanyak 1.456 ayat yang tercakup
dalam28 surat. Ciri-ciri Ayat Madaniyyah
Ayatnya panjang.

Kebanyakan di awali dengan “ya ayuuhal ladzina”.

Berisi ayat-ayat hukum, keadilan, masyarakat.Al-

Qur‟an terdiri dari 30 Juz, 114 surat dan 6666 ayat. Selain Al-Qur‟an, wahyu Allah ini diberi nama-nama
lain oleh Allah, sebagaimanatercantum dalam ayat-Nya, yaitu:

1.Al-Kitab, berarti sesuatu yang ditulis (QS. Ad-Dukhan: 2). Di dalamnama ini terkandung isyarat
perintah agar firman Allah itu ditulisnabi serta mengandung prediksi bahwa Al-Qur‟an akan menjadi
kitababadi yang dapat dibaca manusia.

2. Al-Kalam, berarti ucapan (QS. At-Taubah: 6).Nama inimenunjukkan bahwa Al-Qur‟an seluruhnya
ucapan Allah. Dalamkaitan ini terkandungjaminan bahwa Al-Qur‟an itu suci

dan seluruhayatnya datang dari Allah yang Maha Suci dan Maha Benar.

3.Az-Zikra, berarti peringatan (QS. Al-Hijr: 9). Nama ini menunjukkanfungsi Al-Qur‟an selaku motivator
amal, yaitu agar manusia beramal

baik dan konsisten dengan kebajikan lantaran amal perbuatanmanusia akan diminta pertanggungjawaban
kelak di hari pembalasan

.4.Al-Qasas, berarti cerita-cerita (QS. Ali Imran, 62).

Al-Qur‟anmembawa cerita nyata tentang masyarakat masa silam bahkan sejakkejadian pertama kali.
Kenyataan ini membenarkan pernyataan bahwa Al-Qur‟an adalah kitab suci tertua.

5.Al-Huda, berarti petunjuk (QS. At-Taubah: 33).

Nama inimenunjukkan fungsi Al-Qur‟an sebagai petunjuk yang hanya

dengannya manusia dapat mencapai keridaan Allah

6.Al-Furqan, berarti pemisah/pembeda (QS. Al-Furqan: 1).

Sebagai pedoman hidup dan kehidupan manusia, Al-Qur‟an menyajikan

norma dan etika secara jelas, tegas, dan tuntas terutama soal kebaikandan keburukan

7. Al- Mau’izah, berarti nasihat (QS. Yunus: 57)Meskipun di sana siniterdapat peringatan dan ancaman,
namun secara umum gaya penyampaian Al-Qur‟an amat halus. Semakin didekati Al-Qur‟an semakin
menjadi teman dialog dengan nasihat-nasihatnya yangmenyejukkan.
8. As-Syifa, berarti obat atau penawar jiwa (QS. Al-Isra: 82).

Sesungguhnya akar problematika manusia terletak di dalam dadanya.Dan Al-

Qur‟an memberi solusi atas problematika manusia itu melalui

akarnya. Ia menembus dada manusia dan menghujam hatinya.

9. An-Nur, berarti cahaya (QS. An-Nisa: 174).

Nama inimengisyaratkan Al-Qur‟an sebagai cermin yang mewadahi sinar yangterpancar dari Sang
Sumber Cahaya, Allah SWT. Al-Qur‟anmemantulkan cahaya-Nya dan karenanya ia mampu menembus
hatimanusia.

10. Ar-Rahman, berarti karunia (QS. An-Naml: 77). Segala pemberianAllah akan menjadi rahmat di
dunia dan akhirat, ketika pemberian itu diterima, dijalani, dan dikembangkan dengan landasan Al-Qur‟an

.11.Al Muthahharah,kita yang disucikan. Isi Al-Qur‟an mencakup dan menyempurnakan pokok- pokok
ajaran dari kitab-kitab Allah SWTyang terdahulu (Taurot, Injil, dan Zabur).Sebagian ulama mengatakan,
bahwa Al-Qur‟an mengandungiga pokok ajaran:a.

Keimanan; b.Akhlak dan budi pekerti dan Aturan tentang pergaulan hidup sehari-hari antar sesama
manusia.Sebagian ulama yang lain berpendapat, bahwa Al-Qur‟an berisi dua peraturan pokok:a.Peraturan
yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT; dan b.Peraturan yang mengatur hubungan manusia
dengan sesamanya, dandengan alam sekitarnya.

Ciri – ciri dan Kelebihan Al– Qur’an

Al-Qur ‟an mempunyai beberapa ciri khusus yang membedakannyadengan kitab-kitab yang lain:

Ia diturunkan dalam bahasa Arab. Ini membedakannya dari kitab-kitabSamawi yang lain. Tidak pemah
terdengar wujudnya kitab yang lainditunmkan dalam bahasa Arab. Perkara ini dijelaskan oleh Allah
swtdengan firmanNya yang bermaksud: ” Sesungguhnya Kami turunkan dia, (sebagai) bacaan yang
berbahasa Arab, supaya kamu berfikir” (Yusuf:2).

Al-Qur‟an turun sebagai Wahyu daripada Allah swt kepada Rasulullahs.a.w dengan lafaz dan
maknanya sekali.

Al-Qur‟an menjadi mukjizat bagi Rasulullah s.a.w. Allah telah mencabarorang-orang Arab agar
membuat satukitab yang sama seperti Al Qur‟an.Tetapi mereka tidak mampu melakukannya. Ini menjadi
bukti yang jelas bahawa al-Qur‟an bukanlah ciptaan Nabi Muhammad s.a.w, sebaiknyadatang daipada
Allah swt yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Al-Qur‟an disampaikan kepada kita melalui riwayat yang mutawatir dandengan jalan penulisan dari sisi
Rasullah s.a.w hingga ke hari ini.Ketetapanya adalah diyakini, tidak diresapi oleh pengubahan atau
penukaran atau peminda Firman Allah: ” Sesungguhnya Kamilah yangmenumnkan Al-Qur‟

an dan sesungguhnya Kami benar- benar

memeliharanya” (Al-Hijr, 9)
Qur’an-Al-qur‟an mempunyai fungsi, diantaranya adalah :

Al-Huda (petunjuk), bahwa al-qur‟an adalah petunjuk bagi kehidupan manusia disamping sunnah

Rasul yang merupakan yangkedua yang menjadi petunjuk bagi kehidupan manusia.

Al-Furqan (pembeda). Sebagaimana firman Allah “Bulan Ramadhan adalah bulan yang diturunkannya

al-qur‟an yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelas mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yan batil)..(QS. Al-Baqarah : 185).

Al-Syifa (obat). Sebagaimana firman Allah “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu

pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalamdada .

(QS. Yunus:57).

Al-Mau‟izhah (nasihat). Sebagaiman firman Allah “Al-Qur‟an ini

adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi yang bertaqwa”. (QS. Ali
Imran : 38)

Isi Kandungan Al – Qur’an Pokok-pokok isi Al-Quran dapat dikelompokan atas lima macam,

sebagaimana dikemukakan oleh Muhammad Rasyid Ridha: “Al-Quran

diturunkan hanya membawa lima perkara saja” (Abdul Aziz, 1988:17)

.Isi Al-Quran yang lima maccam itu adalah:a. Tentang Aqidah Tauhid;

Tauhid sebagai satu hak Allah SWT. Darisejumlah hak-Nya telah diajarkan kepada manusia sejak Nabi
Adam ashingga Nabi-nabi sesudahnya. b.Tentang Wa’du dan Wa’id (janji dan ancaman).c.

Tentang ibadat;ibadah bagi manusia disamping menjadi tujuanhidupnya, juga berfungsi sebagai bukti
nyata syukurnya kepada AllahSWT. Atas segala nikmat dan karunia-Nya yang telah diberikan.Tentang
cara dan jalan mencapai kebahagiaan;

Al-Qur ‟an mengandunghukum-hukum yang mengatur tata cara pergaulan hidup bermasyarakatuntuk
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.e.Tentang sejara umat masa lalu;

dalam Al-Quran terdapat kisah-kisah para Nabi dan Rasul dan orang-orang shalih lainnya agar kita
dapatmengambil hikmah dan pelajaran.
2.Al– Sunnah

.1 Pengertian Kata Sunnah adalah salah satu kosa kata bahasa Arab (sunnah).Secara bahasa, kata

(al-sunnah) berarti perjalanan hidup yang baikatau yang buruk. Pengertian di atas didasarkan kepada
Hadîts Nabi Sawyang diriwayatkan oleh Muslim sebagai berikut:Artinya: “Barang siapa

membuat sunnah yang baik maka dia akan memperoleh pahalanya dan pahala orang yang
mengamalkannya sesudahnya tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun. Barang siapa membuat sunnah
yang buruk maka diaakan memperoleh dosanya dan dosa orang yang mengamalkannyasesudahnya tanpa
mengurangi dosa mereka sedikit pun.”Al Sunnah menurut jumhur ahli hadits adalah sama dengan hadits
yaitu: “Apa-apa yang diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam baik berbentukucapan,
perbuatan, ketetapan, dan sifat baik khalqiyah (bentuk) ataukhuluqiyah (akhlak). Dilihat dari hierarki
sumber hukum Islam, Al-Sunnahmenempati tempat kedua setelah Al-Qur‟an. Penempatan ini disebabkan

karena perbedaan sifat di antara keduanya. Dilihat dari segi kualitas periwayatannya al-Qur‟an bersifat
relatif

Al-Syatibi menyatakan bahwa Al-Sunnah sebagai penjelas dan penjabar Al-Qur‟an.Dalam hubungan
denganAl-Qur‟an, maka Al-Sunnah berfungsi sebagai penafsir, pensyarah, dan penjelas daripada ayat-
ayat tertentu. Apabila disimpulkan tentang fungsi Al-Sunnah dalam hubungan dengan Al-Qur‟an itu
adalah sebagai berikut :

1) Bayan Tafsir.

Yaitu menerangkan ayat-ayat yang sangat umum,mujmal dan musytarak. Seperti hadits : “Shallu kam
aaro-aitumuniushalli” (Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihatku shalat) adalahmerupakan tafsiran
daripada ayat Al-Qur‟an yang umum, yaitu :“Aqimush-shalah” (Kerjakan shalat). Demikian pula hadits:
“Khudzu„anni manasikakum” (Ambillah dariku perbuatan hajiku) adalah tafsirdari ayat Al-
Qur‟an“Waatimmulhajja” (Dan sempurnakanlah hajimu )

2) Bayan Taqrir.

Yaitu Al-Sunnah berfungsi untuk memperkokoh danmemperkuat pernyataan Al-Qur‟an. Seperti hadits
yang berbunyi:“Shoumu liru‟yatihiwafthiru liru‟yatihi”(Berpuasalah karena melihat bulan dan
berbukalah karena melihatnya) adalah memperkokoh ayat Al-Qur‟an dalam surat Al-Baqarah : 185
3) Bayan Taudhih.

Yaitu menerangkan maksud dan tujuan sesuatu ayatAl-Qur‟an, seperti pernyataan Nabi : “Allah tidak
mewajibkan zakatmelainkan supaya menjadi baik harta-hartamu yang sudah dizakati”,

adalah taudhih (penjelasan) terhadap ayat Al-Qur‟an dalam surat

at-Taubah: 34, yang artinya sebagai berikut : “Dan orang-orang yangmenyimpan mas dan perak
kemudian tidak membelanjakannya dijalan Allah maka gembirakanlah mereka dengan azab yang pedih”.
Padawaktu ayat ini turun banyak para sahabat yang merasa berat untuk melaksanakan perintah ini, maka
mereka bertanya kepada Nabi yangkemudian dijawab dengan hadits tersebut.

2.Fungsi Al– Sunnah Sebagai sumber ajaran Islam kedua, setelah Alquran, Al-Sunnahmemiliki fungsi
yang diantaranya adalah :

Untuk memperkuat Al-qur‟an.-Menjelaskan isi Al-qur‟an (bayan tafsir).

Dalam kaitan ini, hadist berfungsi memerinci petunjuk dan isyarat Al-qur‟an yang bersifat

global, sebagai pengecuali terhadap isyarat Al-qur‟an yang bersifat

umum, sebagai pembatas terhadap ayat Alquran yang bersifat mutlakdan sebagai pemberi informasi
terhadap suatu kasus yang tidak di jumpai dalam Al-qur‟an.

Macam– macam Al– Sunnah

a.Ucapan Al Hadist Qauliyah adalah perkataan Nabi Muhammad SAWdalam berbagai bidang seperti,
hukum, akhlak, dan lain-lain.Contohnya :

“Bahwasanya amal-amal perbuatan itu dengan niat, danhanya bagi setiap orang itu memperoleh apa yang
ia niatkan danseterusnya” HR. Bukhari dan Muslim

b. Perbuatan

Al Hadist Fi‟liyah adalah perbutan Nabi Muhammad SAWyang mrupakan penjelasan dari peraturan
syari‟ah yang belum jelas pelaksanaannya. Cara bersembahyang dan cara menghadap kiblat
dalamsembahyang sunat
.c. Penetapan dan PembiaranArti Taqriri ialah menetapkan, mendiamkan,yakni tidak mengadakan
sanggahan atau menyetujui apa yang telahdilakukan atau dikatakan oleh para sahabat dihadapan Nabi
Muhammad.Contoh Taqrir Nabi Muhammad SAW tentang perbuatan sahabat yangdilakukan
dihadapannya dalam salah satu jamuan makan dirumah KhalidBin Walid yang menyajikan daging
biawak. Nabi Muhammadmenyaksikan dan tidak menyanggahnya tetapi beliau engganmemakannya
karena jijik.

d. Sifat, keadaan, dan Himmah Rasulullah.-Sifat dan Keadaan beliau yang termasuk unsur Al– Sunnah

“Rasulullah SAW itu adalah sebaik -baik manusia mengenai parasmukanya dan bentuk tubuhnya. Beliau
bukan orang tinggi dan bukan pula orang pendek” HR. Bukharidan Muslim.-

Silsilah, Nama dan tahun Kelahiran Nabi Muhammad SAW telahditetapkan oleh para sahabat dan ahli
tarikh.-Himmah (hasrat/cita-cita) beliau yang belum sempat direalisasikan.Misalnya hasrat beliau untuk
berpuasa pada tanggal 9 Asyura.
3. Ijtihad

Secara etimologi, kata ijtihad terbentuk dari kata dasar jahada yang berarti seseorang telah mencurahkan
segala kemampuannya untukmemperoleh hakikat sesuatu. Sedangkan menurut istilah dalam ilmu
fiqih,ijtihad berarti mengarahkan tenaga dan fikiran dengan sungguh-sungguhuntuk menyelidiki dan
mengeluarkan (mengistimbatkan) hukum-hukumyang terkandung dalam Al-Qur‟an dan hadits dengan
syarat-syarat tertentu.Ijtihad mengandung pengertian bahwa mujtahid mengerahkankemampuannya.
Artinya mencurahkan kemampuan seoptimal mungkinsehingga ia merasakan bahwa dirinya tidak
sanggup lagi melebihi daritingkat itu.Adapun syarat-syarat menjadi mujtahid adalah:

Memahami al-Qur‟an dan asbab an-nuzulnya serta ayat-ayat nasikh danmansukh.

Memahami hadits dan sebab-sebab wurudnya serta memahami haditsnasikh dan mansukh.

Mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang bahasa Arab.

Mengetahui tempat-tempat ijtihad.

Mengetahui ushul fiqih.

Memahami masyarakat dan adat istiadat dan bersifat adil dan taqwa.

Macam-macam Mujtahid

 Mujtahid Mustaqil.
 Mujtahid Muntasib
 .Mujtahid Madzhab
 Mujtahid Murajjih.

Objek ijtihad adalah perbuatan yang secara eksplisit tidak terdapatdalam Al Qur‟an dan As-Sunnah. Hal
ini memberi pengertian bahwa suatu perbuatan yang hukumnya telah ditunjuk secara jelas, tegas, dan
tuntas olehayat-ayat Al-Qur‟an dan As-Sunnah tidak termasuuk objek ijtihad.Reaktualisasi hukum atas
sesuatu perbuatan tertentu yang telah diatur secarafinal oleh Al-Qur‟an dan As-Sunnah termasuk kategori
perubahan dan pergantian alias penyelewengan dari Al-Qur‟an dan As-Sunnah. Ijtihad perlu dilakukan
oleh umat Islam dalam perjuangannya untuk mencapaisuatu tujuan kebaikan dan kebenaran, mengingat
pentingnya ijtihad sebagaisarana mengelola dinamika masyarakat. Tradisi ijtihad terus berkembang,dan
mengalami masa keemasannya pada abad ke-2 sampai abad ke-4 H.Yang paling banyak dilakukan pada
masa tersebut muncullah nama-namamujtahid besar, yang kemudian dikenal dengan iman

menjelaskan bahwa periode ijtihad dan kemajuan bersamaan masanyadengan periode kemajuan
Islam I, 700 – 1000M. Periode ini disebut juga
periode pengumpulan hadis, ijtihad dan fatwa sahabat dan tabi‟in (generasisesudah sahabat). Sesuai
dengan bertambah luasnya daerah Islam, berbagaimacam bangsa masuk Islam dengan membawa berbagai
macam adatistiadat, tradisi dan sistem kemasyarakatan. Problema hukum yang dihadapi beragam pula.
Untuk mengatasinya ulama-ulama banyak mengadakanijtihad. Ijtihad mereka didasarkan atas Al-Qur‟an,
sunnah Nabi dan sunnah
sahabat.
Dengan demikian timbullah ahli-ahli hukum mujtahid yang disebutimam atau faqih (fuqaha)
dalam Islam. Aktifitas ijtihad di satu pihakmengembangkan ilmu pengetahuan yang luas dan membuka
ruang bagidinamika masyarakat yang sepi, tetapi dipihak lain ijtihad itu menimbulkan perbedaan
pendapat yang tajam. Maka sesudah abad ke-4 H munculahwacana untuk menutup ijtihad dengan
anggapan bahwa hasil-hasil kajianilmu yang dilakukan sampai masa itu sudah cukup untuk menjawab
berbagai masalah yang timbul kemudian. Apalagi pada masa itu tidak adalagi mujahid besar selain
keempat imam yang mampu menjadi lokomotifuntuk menggerakkan gerbang pembawa gerakan ijtihad.
Ada ulamaterkemuka yaitu Ibnu Taimiyah (611-728 H) yang mendobrak kebekuandengan
suaranya yang keras untuk membuka kembali pintu ijtihad.Ijtihad dipandang sebagai aktivitas penelitian
ilmiah karena itu bersifatrelative. Relativitas ijitihad ini menjadikannya sebagai sumber nilai yang bersifat
dinamis. Pintu ijtihad selalu terbuka, termasuk membuka kembalihukum-hukum fikih yang merupakan
produk ijtihad lama.
Dr. YusufQardhawi menyatakan bahwa terdapat dua agenda besar ijtihad yangdituntut oleh
peradaban modern dewasa ini, yakni ijtihad di bidanghubungan keuangan dan ekonomi serta bidang ilmu
pengetahuan. Satu halyang disepakati para ulama bahwa ijtihad tidak boleh berlaku bagi perumusan
hukum aktifitas ibadah formal kepada Allah, seperti sholat.Sebab ibadah formal merupakan hak Allah.
Allah sendiri yang memiliki hakuntuk menentukan macam dan cara ibadah kepada-Nya. Tata ibadah
formaltelah dicontohkan secara final oleh Rasulullah
BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan

Setelah kita menjabarkan mulai dari pengertian dari agama sampaidengan sumber-sumber hukum agama
Islam maka dapatlah kita simpulkanbahwa agama Islam yang merupakan nama “Islam” itu sendiri ialah
Allah lahyang membuat nama agama tersebut sesuai dengan firmannya yang terdapatdalam Surah Ali
Imron : 19 dan Allah hanya meridhoi agama Islam.Kemudian, mengenai sumber-sumber hukum Islam
dapat kita simpulkan bahwa segala sesuatu yang berkenaan dengan ibadah, muamalah, dan lainsebagainya
itu berlandaskan Al-qur‟an yang merupakan Firman Allah yangditurunkan kepada Nabi Muhammad
secara mutawatir dan diturunkan melaluimalaikat Jibril dan membacanya di nilai sebagai Ibadah, dan Al-
Sunnahsebagai sumber hukum yang kedua yang mempunyai fungsi untukmemperjelas isi kandungan

Al-qur‟an dan lain sebagainya


DAFTAR PUSAKA

https://www.academia.edu/9713275/ Sumber-Sumber Ajaran Islam

Anda mungkin juga menyukai