Anda di halaman 1dari 9

KISI – KISI UJIAN AKHIR SEMESTER TA.

2018/2019
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
________________________________________________
NAMA MATA KULIAH / SKS : FARMASI PRAKTIS III/ 2 SKS
SEMESTER :6
HARI / TANGGAL DIUJIKAN : KAMIS, 4 JULI 2019
PUKUL : 10. 30 – 12. 00 WIB
DOSEN PENGAMPU : Prof.Dr.RA.Oetari,SU.,MM.,M.Sc.,Apt.
Ganet Eko Pramukantoro.,M.Si.,Apt.
Nila Darmayanti Lubis.,M.Sc.,Apt.
Santi Dwi Astuti.,M.Sc.,Apt.
SISTEM UJIAN : TERTUTUP
=====================================================================

1. Farmakoepidemiologi. Definisi dan Manfaat.


 Definisi= Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang terjadi pada rakyat, epi
= pada, demos = penduduk/ rakyat, logos = ilmu
 Mac Mahon & Pugh (1970, Epidemiology; Principles and Methods) Epidemiologi
adalah studi tentang penyebaran dan penyebab frekuensi penyakit pada manusia dan
mengapa terjadi distribusi semacam itu.
 Abdel R. Omran (1974) Epidemiologi sebagai suatu ilmu mengenai terjadinya dan
distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga
determinannya serta akibat –akibat yang terjadi pada kelompok penduduk
 Last (1988) Epidemiologi adalah ilmu tentang distribusi dan determinan-determinan dari
keadaan atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan didalam populasi tertentu, serta
penerapan ilmu ini guna mengendalikan masalah-masalah kesehatan
Manfaat :
 Membantu Pekerjaan Administrasi Kesehatan.
 Dapat Menerangkan Penyebab Suatu Masalah Kesehatan
 Dapat Menerangkan Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit.
 Dapat Menerangkan Keadaan Suatu Masalah Kesehatan.

2. Tipe2 penelitian Farmakoepidemiologi, sifat / cirinya, dan tujuannya.

3. Keuntungan dan kerugian studi case series, studi cohort

4. DRP, Definisi, Macam2 kategori


Definisi = DRPs adalah adalah kejadian yang tidak diinginkan pasien terkait terapi obat, dan secara
nyata maupun potensial berpengaruh pada outcome yang diinginkan pasien. Suatu kejadian dapat
disebut DRPs apabila terdapat dua kondisi, yaitu: (a) adanya kejadian tidak diinginkan yang
dialami pasien, kejadian ini dapat berupa keluhan medis, gejala, diagnose penyakit, ketidak
mampuan (disability) yang merupakan efek dari kondisi psikologis, fisiologis, sosiokultur atau
ekonomi; dan (b) adanya hubungan antara kejadian tersebut dengan terapi obat (Strand, et al.,
1990). Drug Related Problems merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dan pengalaman
pasien akibat atau diduga akibat terapi obat sehingga kenyataannya/potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki (Cipolle et al, 1998).
Macam-macam kategori menurut Strand, et al., (1990)
a. Pasien mempunyai kondisi medis yang membutuhkan terapi obattetapi pasien tidak
mendapatkan obatuntuk indikasi tersebut.
b. Pasien mempunyai kondisi medis dan menerima obat yang tidak mempunyai indikasi medis
yang valid.
c. Pasien mempunyai kondisi medis tetapi mendapatkan obatyang tidak aman, tidak
palingefektif, dan kontraindikasi dengan pasien tersebut.
d. Pasien mempunyai kondisi medis dan mendapatkan obat yang benartetapi dosis obattersebut
kurang.
e. Pasien mempunyai kondisi medis dan mendapatkan obat yang benartetapi dosis obat tersebut
lebih.
f. Pasien mempunyai kondisi medis akibat dari reaksi obat yang merugikan.
g. Pasien mempunyai kondisi medis akibatinteraksi obat-obat, obat-makanan, obat-
hasillaboratorium.
h. Pasien mempunyai kondisi medis tetapitidakmendapatkan obat yang diresepkan.

5. ADR, definisi, macam2 kategori, Tipe A B C D


Definisi = Dalam terapinya pasien mungkin menderita ADR yang dapat disebabkan karena obat
tidak sesuai dengan kondisi pasien, cara pemberian obat yang tidak benar baik dari frekuensi
pemberian maupun durasi terapi, adanya interaksi obat, dan perubahan dosis yang terlalu cepat
pada pemberian obat-obat tertentu. ADR (Adverse drug reaction) merupakan respon terhadap suatu
obat yang berbahaya dan tidak diharapkan serta terjadi pada dosis lazim yang dipakai oleh manusia
untuk tujuan profilaksis, diagnosis maupun terapi.
Macam kategori :
 Reaksi tipe A
Reaksi tipe A mencakup kerja farmakologis primer atau sekunder yang berlebihan atau
perluasan yang tidak diharapkan dari kerja obat seperti diuretik mengimbas hipokalemia
atau propanolol mengimbas pemblok jantung. Reaksi ini seringkali bergantung dosis dan
mungkin disebabkan oleh suatu penyakit bersamaan, interaksi obat-obat atau obat-
makanan. Reaksi tipe A dapat terjadi pada setiap orang.
 Reaksi tipe B
Reaksi tipe B merupakan reaksi idiosinkratik atau reaksi imunologi. Reaksi alergi
mencakup tipe berikut :
Tipe I, anafilaktik (reaksi alergi mendadak bersifat sistemik) atau segera (hipersensitivitas)
Tipe II, sitotoksik
Tipe III, serum
Tipe IV, reaksi alergi tertunda misalnya penggunaan fenitoin dalam jangka waktu lama
dapat menyebabkan Steven Johnson syndrome.
 Reaksi Tipe C (berkelanjutan)
Reaksi tipe C disebabkan penggunaan obat yang lama misalnya analgesik, nefropati.
 Reaksi Tipe D
Reaksi tipe D adalah reaksi tertunda, misalnya teratogenesis dan karsinogenesis.
 Reaksi Tipe E
Reaksi tipe E, penghentian penggunaan misalnya timbul kembali karena ketidakcukupan
adrenokortikal.

6. ESO, definisi, faktor penentu, contoh


Definisi = adalah setiap respon obat yang merugikan dan tidak diharapkan yang terjadi karena
penggunaan obat dengan dosis atau takaran normal untuk tujuan diagnosa dan terapi. Dan
merupakan respon terhadap suatu obat yang merugikan dan tidak diinginkan dan yang terjadi
pada dosis yang biasanya digunakan pada manusia untuk pencegahan, diagnosis, atau terapi
penyakit atau untuk modifikasi fungsi fisiologik
Faktor penentu =

7. Meso, definisi, Tujuan, data pada formulir MESO


Definisi = Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadapm obat yang merugikan atau
tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan
profilaksis, diagnosis dan terapi.
Tujuan :
 Menemukan ESO (Efek Samping Obat) sedini mungkinterutama yang berat, tidak dikenal,
frekuensinya jarang.
 Menentukan frekuensi dan insidensi Efek Samping Obat yang sudah dikenal sekali, yang
baru saja ditemukan.
 Mengenal semua faktor yang mungkin dapatmenimbulkan/mempengaruhi timbulnya Efek
Samping Obat atau mempengaruhi angka kejadian dan hebatnya Efek Samping Obat.

8. Interaksi Obat, Definisi, contoh (lihat ppt), Jenis2 (tipe3)


Definisi = Terjadinya reaksi antara 2 obat atau lebih secara fisika, kimia dan biologis yang menimbulkan
perubahan sifat dan efek suatu obat.
Contoh
Jenis :
a. Interaksi Farmasetika
Interaksi yang terjadi secara in vitro (saat obat dicampur)
b. Interaksi Farmakokinetik
Ditinjau dari mekanisme kerja obat (ADME).
c. Interaksi Farmakodinamik/Farmakologi
Ditinjau dari efek farmakologi (in vivo)
Contoh :
 MAO inhibitor dg Makanan kdr tyramin 
 krisis hipertensi
 Efek obat pada Gizi
 Laksan, diuretik  defisiensi mineral
 Interaksi Obat dg Tembakau / rokok
 Oestrogen / Teofilin  AUC ↓
 Interaksi Obat dg Minuman beralkohol
 depresan ssp + alkohol  depresan 

9. Mengitung Kemungkinan Terjadi IO


∑ interaksi = ½ n (n-1), n= Jumlah Obat

10. Faktor mempengaruhi kemungkinan terjadinya interaksi obat


a. Obat
Obat yang bertahan lama di dalam darah harus diwaspadai krn berpotensi terjadi interaksi
dg obat lain
- BSO  Tabl./Caps Sustained release
- Dosis obat  mempeng.Intensitas & lama kerja obat
- jangka wkt pemberian  anti diabetes, antihipertensi
- cara minum obat  tetra + susu
- urutan minum obat
lincocin,2 jam kmd+kaolin pectin abs.lincocin turun
kaolinpectin, 2 jam kmd+lincocin abs.lincocin naik
b. Faktor penderita
Penyakit Px  obat kontra indikasi dg penyakit Px
Kadar protein plasma  ikatan D-Prot berubah
Fungsi hati  gangguan metabolism
Fungsi ginjal  gangguan eksresi ( t ½ obat lb lama)
Bayi  ( proses metab. Belum sempurna )

11. Interaksi Farmasetika, Definisi, contoh


Definisi = Interaksi yang terjadi secara in vitro (saat obat dicampur)
 Interaksi Fisika
Tergantung sifat fisik obat dan bentuk sediaan yang diberikan.
Contoh :
a. Sifat Fisik Obat Berubah
misal obat menjadi basah :
- Bahan Higroskopik : NaBr dan KBr
- Campuran Eutetik : Mentol & Kamfer
b. Terjadi Adsorpsi Obat :
- Norit (Ca adsorben) dengan Papaverin
 Interaksi Kimiawi
Terjadi reaksi kimia bila 2 obat atau lebih dicampurkan sehingga terbentuk zat baru yang
berbeda dari bahan asalnya
Contoh :
a. Terbentuk Zat yang lebih toksik
- Acetosal dengan Chinine  Chinotoxin
b. Terbentuk garam komplek yg unabsorable
- Tetrasiklin dengan logam berat ex. Ca phospat
c. Terbentuk endapan
- AgNO3 dg NaCl sol  endapan AgCl

12. Interaksi Farmakokinetika , Definsi , contoh di Absorpsi, Distribusi, Metabolisme,


Ekskresi
Definisi = Mekanisme interaksi Farmakokinetik (ADME) tidak lepas dari efek Farmakologi secara
keseluruhan. Efek farmakologi obat dapat berubah, terjadi potensiasi, antagonisme atau kerja obat
berkurang. Interaksi tersebut dapat merugikan penderita tapi pada kasus tertentu dapat
menguntungkan penderita. CONTOH
a. Absorbsi :
 Pengubahan pH
Antasid + asam asetil salisilat (NSAID’s)
antasid bersifat basa → ↑ pH saluran cerna absorpsi NSAID’s menurun akibat peningkatan
pH saluran cerna
 Pengubahan flora usus
Digoksin + eritromisin = sebagian digoksin mengalami penguraian (biotransformasi) oleh
flora usus,akibat penggunaan eritromisin yang dapat mematikan flora usus digoksin
dapat terabsorpsi seluruhnya→efek toksik
Metotreksat + neomisin = sebagian metotreksat mengalami penguraian (biotransformasi)
oleh flora usus,akibat penggunaan neomisin yang dapat mematikan flora usus →
metotreksat dapat terabsorpsi seluruhnya → efek toksik
 Pembentukan kompleks yang tidak larut
Tetrasiklin + kalsium = tetrasiklin dapat mengikat ion kalsium membentuk → komplek
tidak larut (warna gigi menjadi kuning)
 Pengubahan tekanan osmosa dan difusi
MgSO4 (laksatif) yang menarik cairan → ↓ difusi → absorpsi obat menurun.
Bila tekanan osmosis di sal. cerna meningkat → difusi obat menurun
 Pengubahan motilitas
Katartik mempercepat pengeluaran makanan dan zat lain pada saluran cerna → absorpsi
vitamin,glukosa dan obat-obat yang lambat diabsorpsi seperti tetrasiklin dan digoksin ↓
 Pengubahan mekanisme transport
asam amino dari makanan dapat berkompetisi dengan obat dalam proses transport →
absorpsi ↓
 Penginduksi kerusakan mukosa
Obat yang dapat merusak mukosa menyebabkan hilangnya sejumlah transporter di
permukaan membran mukosa → absorpsi obat lain yang membutuhkan transporter

b. Distribusi :
 Pengubah transport obat
Obat-obat yang dapat meningkatkan/menurunkan aliran cairan dapat mempengaruhi distribusi obat
lain
Contoh : stimulan kardiak, diuretik, obat hipertensif, obat hipotensif serta obat
kardiovaskuler
 Pengubah ikatan obat
Ikatan obat dengan protein plasma dipengaruhi oleh : pH, Afinitas obat, Suhu (semakin
meningkat suhu semakin labil ikatan)
Contoh : Asam etakrinat + antidiabetika oral → efek hipoglikemia
induksi metabolisme warfarin dan menghambat uptakenya oleh hepatocyt
efek antikoagulan menurun  hilang

c. Metabolisme
 Indusksi enzim : Jumlah enzim yang membiotransformasi obat meningkat meningkat
jumlah obat yang diuraikan menurunkan efek (umumnya)
 Dapat pula meningkatkan efek jika dihasilkan metabolit aktif
 Dapat timbul toleransi
 Dapat menimbulkan situasi yang membahayakan bila metabolit yang tidak
diinginkan diproduksi
CONTOH
 Antibiotik : rifampisin dan griseofulvin
 Antiepilepsi : hidantoin dan parametadon
 Antihistamin : klorsiklin dan difenhidramin
 Antirematik : fenilbutazon
 Hipnotik : barbiturat & ureida
 Insektisida : aldrin,dieldrin
 Muscle relaxant : karisoprodol & mefenesin
 Antidiabetika oral : karbutamin & tolbutamid
 Psiko farmaka : klorpromazin, imipramin, triflupromazin
 Barbiturat dengan : antikoagulan kumarin, digitoksin, difenilhidantoin,
testosteron,estradiol
 Etanol dengan : pentobarbital,tolbutamid
 Griseofulvin dengan : warfarin
 Inhibisi enzim = Jumlah enzim pembiotransformasi obat  menurun 
metabolisme obat berkurang kadar obat meningkat  dapat timbul efek toksik
CONTOH
 Bishidroksi kumarin
 Disulfiram
 Isoniazid
 PAS
 Warfarin
 Aspirin

d. Ekskresi
 Pengubah pH urin
Pengasaman urin mempercepat ekskresi basa
menggunakan : amonium klorida
Pembasaan urin mempercepat ekskresi asam
menggunakan : natrium bikarbonat
 Persaingan dalam sistem transport
Persaingan dalam ekskresi karena menggunakan sistem transport yang sama
Contoh : probenesid-penisilin
Probenesid memperpanjang kerja penisilin satu setengah kalinya karena probenesid
berkompetisi dengan penisilin dalam proses ekskresi di ginjal mengakibatkan proses
ekskresi penisilin terhambat

13. Interaksi obat dengan makanan., Contoh


Definisi = Interaksi obat-makanan perlu mendapat perhatian dalam kegiatan pemantauan terapi
obat. Ada 2 jenis yang mungkin terjadi:
a. Perubahan parameter farmakokinetik (absorpsi dan eliminasi). Misalnya, obat antibiotik tidak
boleh dicampur dengan susu karena akan membenuk ikatan sehingga obat tdak dapat diabsorbsi
dan menurunkan efektifitas.
b. Perubahan dalam efikasi terapi obat (misalnya, makanan protein tinggi meningkatkan
kecepatan metabolisme teophillin). Sebagai tambahan, banyak obat diberikan pada saat lambung
kosong. Sebaliknya, terapi obat dapat mengubah absorpsi secara merugikan dari penggunaan suatu
bahan gizi,
CONTOH :
- Asetaminofen  dg KBH  absorpsi ↓
- Antikoagulan  dg jeruk  protrombin 
- Antihipertensi  dg tyramin  hiperten 
- Bisacodil  dg basa  lap. Enterik rusak
- Glikosida jantung  ca  efek digoxin ↓
- Phenitoin  MSG  abs MSG   CRS
- L-dopa  susu  efek L-dopa↓
- Lincomicin  dc  diare
- Penicillin  air jeruk  dekomposisi penic

14. Alasan beberapa obat dikonsumsi sebelum makan (ac) dan contoh
Alasan :
 Absorpsi obat dipengaruhi makanan
 Obat menekan pusat muntah
 Obat merangsang nafsu makan
 Obat netralisasi asam lambung
 Obat menekan sekresi asam lambung
Contoh :
 Antasida - Papaverin
 Ampisilin - Omeprzole (pagi)
 Doksisiklin (pc 2) - Rifampicin (pc 2)
 Domperidon - Sukralfalt
 Eritromisin (pc 2) - Salbutamol
 Hiosin Butilbromida - Sefadroksil (pc 2)
 Kaptopril (pc 2) - Sefiksim (pc 2)
 Klindamisin ( pc 2) - Siprofloksacin (pc2)
 Metoklopramida - Tetrasiklin (pc 2)

15. Alasan beberapa obat dikonsumsi saat makan (ac) dan contoh
Alasan :
 Obat m’hambat penyerapan glukosa
 Obat m’tingkatkan sekresi ensim pencernaan
 Iritasi lambung
Contoh :
 Asetosal - Furosemid (pc)
 Alupurinol - Glibenklamid
 Koamoksillav - Griseofulvin (lemak)
 Deksametason - HCT
 Oral kontrasepsi - Nifedipin
 NSAID - INH
 Enzim pencernaan - Kolestramin
 Etambutol - Kotrimoksasol
 Fenitoin - Metronidazol

16. Alasan beberapa obat dikonsumsi sesudah makan (ac) dan contoh
Alasan : M’iritasi lambung
Contoh:
 Aminofilin - Simetikon
 Amoksisilin - Teofilin
 Preparat Fe - Tamoksifen
 Deksametason - Simetidin
 Itrakonazole - Spironolakton
 Levodopa - Mebendazole

Akan banyak keluar contoh2 kasus DRP, ESO, dan IO


Pelajari detail di contoh2 kasus!!

Anda mungkin juga menyukai