Proses inilah yang menjadi dasar pengukuran (Sastrohamidjojo, 2001; Sukardjo, 1997). Ada
absorbansi dalam spektrofotometer. beberapa faktor yang mempengaruhi laju
Sedangkan Spektrofotometri UV-VIS reaksi yaitu ( Karlohadiprojo, 1990 ):
merupakan alat yang umum digunakan pada
1. Konsentrasi
laboratorium. Spektrototometri UV-VIS
Pengaruh konsentrasi terhadap laju
digunakan untuk analisa kimia kuantitatif,
reaksi adalah khas untuk setiap reaksi.
namun dapat digunakan untuk analisa semi
Semakin tinggi konsentrasi berarti makin
kuantitatif. Prinsip kerja spektrofotometri UV-
banyak molekul-molekul dalam setiap satuan
VIS didasarkan pada penyerapan sinar oleh
luas ruangan, dengan demikian tumbukan
reaksi kimia tertentu didaerah ultra lembayung
antar molekul makin sering terjadi. Semakin
dan sinar tampak. (Huda, 2001; Khopkar,
banyak tumbukan yang terjadi berarti
2012; Sutopo, 2006; Triyati, 1985).
kemungkinan untuk menghasilkan tumbukan
Kecepatan reaksi ialah kecepatan
efektif semakin besar dan reaksi berlangsung
perubahan konsentrasi pereaksi terhadap
lebih cepat.
waktu. Menurut hukum kegiatan massa,
2. Luas Permukaan
kecepatan reaksi pada temperatur tetap,
Reaksi yang berlangsung dalam system
berbanding lurus dengan konsentrasi pengikut-
homogen sangat berbeda dengan reaksi yang
pengikutnya dan masing-masing berpangkat
berlangsung dalam system heterogen. Pada
sebanyak molekul dalam persamaan reaksi.
reaksi yang homogen, campuran zatnya
Molekularitas dan tingkat reaksi tidak selalu
bercampur seluruhnya. Hal ini dapat
sama, sebab tingkat reaksi tergantung dari
mempercepat berlangsungnya reaksi kimia
mekanisme reaksinya. Disamping itu perlu
karena molekul-molekul ini dapat bersentuhan
diketahui bahwa molekularitas selalu
satu sama lainnya. Dalam sistem heterogen,
merupakan bilangan bulat, sedangkan tingkat
reaksi hanya berlangsung pada bidang-bidang
reaksi dapat pecahan bahkan nol. Laju reaksi
perbatasan dan pada bidang-bidang yang
merupakan perubahan konsentrasi pereaksi
bersentuhan dari kedua fase. Reaksi kimia
atau produk dalam satuan-satuan waktu
dapat berlangsung jika molekul-molekul,
tertentu. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai
atom-atom atau ion-ion dari zat-zat yang
laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi
bereaksi terlebih dahulu bertumbukan. Makin
atau bertambah konsentrasi suatu produk. Laju
halus suatu zat maka makin luas
reaksi kimia adalah jumlah mol reaktan per
permukaannya sehingga makin besar
satuan volume yang bereaksi dalam satuan
kemungkinan bereaksi dan makin cepat reaksi
waktu tertentu. Adapun faktor yang
itu berlangsung.
mempengaruhi laju reaksi, seperti sifat
3. Temperatur
pereaksi, konsentrasi, temperatur dan katalis.
Harga tetapan laju reaksi (K) akan berubah
Persamaan tentang laju reaksi dapat
bila suhunya berubah. Laju reaksi meningkat
dinyatakan sebaga𝑣 = 𝑘 [𝐴]𝑚 [𝐵]𝑛
MELLY ARIANI SIDABUTAR
PEMBAHASAN LAJU INVERSI GULA
dengan naiknya suhu. Biasanya kenaikkan ditempuh. Jadi dapat dikatakan bahwa
suhu sebesar 100C akan menyebabkan katalisator berperan dalam menurunkan energi
kenaikan laju reaksi dua atau tiga kali. aktivasi.
Kenaikkan laju reaksi ini disebabkan dengan 5. Tekanan gas
kenaikkan suhu akan menyebabkan makin Jika tekanan gas diperbesar, maka
cepatnya molekul-molekul pereaksi bergerak, volume gas itu diperkecil, sehingga letak
sehingga memperbesar kemungkinan partikel makin berdekatan dan makin mudah
terjadinya tabrakan antar molekul. Energi yang bertumbukkan. Jadi, makin besar tekanan gas
diperlukan untuk menghasilkan tabrakan yang maka makin cepat reaksinya.
efektif atau untuk menghasilkan suatu reaksi 6. Teori tumbukan
disebut energi pengaktifan kinetik. Pengaruh dari berbagai
Perumusan laju reaksi sebagai faktorterhadap laju reaksi dapat dijaleaskan
berikut: dengan teori tumbukan. Menurut teori ini,
tt0 suatu reaksi berlangsung sebagai hasil
Vt V0.2 10
tumbukan antar partikel pereaksi. Akan tetapi,
Dimana: tidaklah setiap tumbukan menghasilkan reaksi,
Vt = laju reaksi akhir melainkan hanya tumbukan antar partikel yang
t = suhu akhir memiliki energi cukup serta arah tumbukan
Vo = laju reaksi awal yang tepat. Tumbukan yang menghasilkan
to = suhu awal reaksi, kita sebut tumbukan efektif. Energi
4. Katalisator minimum yang harus dimiliki oleh partikel
Beberapa reaksi kimia yang berlangsung pereaksi sehingga menghasilkan tumbukan
lambat dapat dipercepat dengan menambahkan efektif disebut energi pengaktifan (Ea = energi
suatu zat kedalamnya, tetapi zat tersebut aktivasi). Faktor-faktor yang mempengaruhi
setelah reaksi selesai ternyata tidak berubah. suatu tumbukan adalah Jumlah partikel atau
Katalisator adalah suatu zat yang dapat konsentrasi, temperatur, luas permukaan, dan
mempercepat laju reaksi, tanpa dirinya menambah katalisator. Umumnya laju reaksi
mengalami perubahan yang kekal. Suatu tergantung pada konsentrasi awal dari zat-zat
katalisator mungkin akan terlibat dalam proses pereaksi. Pernyataan ini dikenal sebagai
reaksi atau mengalami perubahan selama hukum laju reaksi atau persamaan laju reaksi
reaksi berlangsung, tetapi setelah reaksi itu .Secara umum untuk reaksi
selesai maka katalisator akan diperoleh pA qB + rC
kembali dalam jumlah yang sama. Katalisator sehingga persamaan laju
mempercepat reaksi dengan cara mengubah reaksinya V = K[B]q[C]r dengan,
jalannya reaksi. Jalur reaksi yang ditempuh V = Laju reaksi (mol dm-3 det-1)
tersebut mempunyai energi aktivasi yang lebih K = tetapan laju reaksi
rendah dari pada jalur reaksi yang biasa m = tingkat reaksi (orde reaksi) terhadap A
MELLY ARIANI SIDABUTAR
PEMBAHASAN LAJU INVERSI GULA
n = tingkat reaksi (orde reaksi) terhadap B gula. Reagen seliwanof dapat bereaksi dalam
[A]= Konsentrasi awal A (mol dm-3) larutan asam maupun basa. Reagen seliwanof
-3
[B]= Konsentrasi awal B (mol dm ) memiliki fungsi dalam membantu
Kurva standar merupakan standar memperjelas adsorbansi larutan (Daintith,
dari sampel tertentu yang dapat digunakan 1994). Setelah itu, dibuat larutan blanko.
sebagai pedoman ataupun acuan untuk sampel Larutan blanko merupakan larutan yang tidak
tersebut pada percobaan. Pembuatan kurva mengandung analat untuk dianalisis (Basset,
standar bertujuan untuk mengetahui hubungan 1994). Dimasukkan sebanyak 10 ml akuades
antara konsentrasi larutan dengan nilai ke dalam gelas beker kemudian ditambahkan
absorbansinya sehingga konsentrasi sampel sebanyak 10 tetes reagen seliwanof. Larutan
dapat diketahui. Terdapat dua metode untuk blanko digunakan sebagai kontrol dalam suatu
membuat kurva standar yakni dengan metode percobaan sebagai nilai 100% transmittans
grafik dan metode least square (Day dan (Basset, 1994).
Underwood, 1990).
Spektrum UV-Vis sangat berguna
Percobaan laju inversi gula diawali untuk pengukuran secara kuantitatif.
dengan pembuatan kurva standar. Mula-mula Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa
ditimbang sebanyak 20 gram gula kemudian ditentukan dengan mengukur absorban pada
dilarutkan dalam 200 ml akuades. Gula atau panjang gelombang tertentu dengan
sukrosa adalah senyawa organik terutama menggunakan hukum Lambert-Beer. Panjang
golongan karbohidrat. Sukrosa juga termasuk gelombang yang digunakan adalah panjang
disakarida yang didalamnya terdiri dari gelombang yang mempunyai absorbansi
komponenkomponen D-glukosa dan D- maksimal. Hal ini dikarenakan pada panjang
fruktosa. Larutan gula merupakan larutan yang gelombang maksimal, kepekaannya juga
berasal dari padatan gula. Sukrosa memiliki maksimal karena pada panjang gelombang
kerapatan 1,587 gr/cm3 dan 342, 30 gr/mol tersebut, perubahan absorbansi untuk tiap
(Daintith, 1994). Setelah itu, dipipet larutan satuan konsentrasi adalah yang paling besar
gula sebanyak 1 ml; 2 ml; 4 ml; 6 ml; 8 ml; 10 (Rohman, 2007). Spektrofotometer ultra violet
ml kedalam labu Erlenmeyer. Variasi volume yang dipakai untuk aplikasi kuantitatif
berfungsi sebagai pembanding perubahan yang menggunakan radiasi dengan panjang
terjadi agar hasil yang diperoleh bernilai gelombang 200-780 nm. Molekul yang dapat
akurat. Kemudian, masing-masing larutan gula memberikan absorbsi yang bermakna pada
ditepatkan hingga 100 ml. Kemudian panjang gelombang 200-780 nm adalah
ditambahkan sebanyak 10 tetes reagen molekul-molekul yang mempunyai gugus
seliwanof ke dalam masing-masing kromofor dan gugus auksokrom (Day dan
Erlenmeyer tersebut. Reagen seliwanof Underwood, 1990). Adapun nilai absorbansi
merupakan reagen pereaksi terhadap inversi yang diperoleh pada pembuatan kurva standar
MELLY ARIANI SIDABUTAR
PEMBAHASAN LAJU INVERSI GULA
0.5 absorbansi larutan dengan berat jenis 1,6 g/ml dan titik leleh
160°C. Pada percobaan ini akuades berfungsi
standar
y = -0.0285x + 0.2349
R² = 0.7466 sebagai pelarut yang memiliki ikatan polar
absorbans yaitu hidrogen. Sehingga ikatannya cenderung
i
kuat dan mengikat senyawa polar lainnya.
0
Karena itulah banyak zat yang dapat larut
1 2 4 6 8 10
dalam air karena tidak dapat mengalahkan
Grafik 1. Grafik Pembuatan Kurva
ikatan kuat pada air (Daintith, 1994). Selain
Standar
itu, fungsi dilarutkannya gula dalam akuades
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat adalah karena padatan gula dapat larut dalam
dilihat bahwa semakin besar jumlah volume akuades (Daintith, 1994). Kemudian
yang digunakan, nilai absorbansi yang dimasukkan masing-masing 5 ml larutan
didapatkan bervariasi tetapi cenderung naik sukrosa ke dalam tabung reaksi. Larutan
dalam dua dekade yaitu dari volume 1-4 ml sukrosa sebanyak 5 ml direaksikan dengan
dan volume 6-8 ml. seharusnya nilai larutan HCl sebanyak 5 ml dan digunakan
absorbansi yang diperoleh semakin besar. stopwatch untuk menghitung dengan variasi
Hubungan antara konsentrasi dan absorbansi waktu. Reaksi tersebut dilakukan dengan
larutan adalah semakin tinggi konsentrasi variasi waktu (0, 15, 30, 45, dan 60) menit
maka semakin tinggi pula absorbansi sesuai menggunakan stopwatch. Tujuan diberikan
dengan Hukum Lambert-Beer. Namun, terjadi variasi waktu pada masing-masing tabung
penurunan nilai absorbansi saat diberikan adalah untuk melihat pengaruh terhadap gula
variasi volume 6 dan 10 ml yang diprediksi inversinya. Pada percobaan ini seharusnya
dikarenakan kekeliruan pada saat percobaan. dilakukan pemanasan pada menit ke 50 selama
Kekeliruan dapat disebabkan oleh beberapa 10 menit sebelum mencapai waktu yang
faktor seperti proses pengenceran yang tidak ditetapkan yaitu 60 menit karena harus
tepat, adanya zat pengotor pada kuvet spektro, mempercepat reaksi sehingga dapat dianggap
maupun larutan yang sudah teroksidasi. hasilnya pada suhu maksimum
(Sukamto,1989). Fungsi dilakukannya
Kemudian dilanjutkan dengan laju
pemanasan ialah untuk mempercepat reaksi.
inversi sampel. Percobaan ini diawali dengan
Setelah sampai pada waktu yang ditentukan,
ditimbang sebanyak 20,35 gram sukrosa dan
dihentikan stopwatchnya dan ditambahkan
dilarutkan dalam 50 ml akuades. Sukrosa
larutan NaOH sebanyak 5 ml. Digunakan
MELLY ARIANI SIDABUTAR
PEMBAHASAN LAJU INVERSI GULA
0
1 2 4 6 8 10