Anda di halaman 1dari 11

LABORATORIUM TEKNIK PERAWATAN

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2019/2020

MODUL : Gelas 2 (Membuat Pipa Bengkok dan Pipa U)


PEMBIMBING : Rony Pasonang Sihombing, S.T., M.Eng

Praktikum : 20 September 2019


Penyerahan Laporan : 26 September 2019

Oleh :
Mentari Salma F (171411020)

3A – D3 Teknik Kimia

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hasil suatu proses kimia sangat dipengaruhi oleh kondisi pada waktu reaksi
tersebut berlangsung, baik tekanan, temperature, katalis serta adanya kontaminan.
Kontaminan selain dapat berasal dari ketidakmurnian zat yang bereaksi juga dapat
berasal dari reaksi antara zat dengan tempat terjadinya reaksi tersebut. Karena itu dalam
melakukan suatu proses kimia perlu diperhatikan bahan dari tempat berlangsungnya
reaksi tersebut. Salah satu bahan reactor yang sering digunakan karena sifatnya yang inert
adalah gelas.
Kaca atau gelas merupakan materi bening dan transparan (tembus pandang) yang
biasanya di hasilkan dari campuran silicon atau bahan silikon dioksida (SiO2), yang
secara kimia sama dengan kuarsa. Kaca memiliki sifat-sifat yang khas dibanding dengan
golongan keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh
keunikan silika (SiO2) dan proses pembentukannya.

1.2 Tujuan Percobaan


Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan mampu:
 Melakukan dan mengerti bahwa pipa gelas dapat dipotong.
 Melakukan dan mengerti bahwa pipa gelas dapat dibengkokkan.
 Melakukan dan mengerti cara meniup, menyambung, menarik dan bahwa lubang
dapat ditiup.
BAB II
LANDASAN TEORI

Salah satu upaya untuk menghasilkan produk reaksi bebas kontaminan adalah
dengan menggunakan reaktor dari gelas. Gelas atau lebih awam dikenal dengan sebutan
kaca merupakan material yang umum dijumpai dalam laboratorium terutama dalam
pengerjaan yang bersifat kimiawi seperti proses mereaksikan reaktan. Gelas adalah amorf
(non kritalin) material padat yang bening dan transparan (tembus pandang), biasanya
rapuh. Jenis yang paling banyak digunakan selama berabad abad adalah jendela dan gelas
minum. Kaca dibuat dari campuran 75% silikon dioksida (SiO2) dan beberapa zat
tambahan. Sebagai bahan baku tambahan adalah CaCO3 atau MgCO3 untuk
mempermudah peleburan dan Na3CO3 atau K2CO3 untuk menurunkan titik lebur.
Terkadang ditambahkan pula NaNO3 atau Na2SO4 untuk membantu proses finning dan
oksidator. Selain Na3CO2 dan NaNO3 juga ditambahkan oksida logam sebagai pewarna.
Suhu lelehnya adalah 2.000 derajat Celsius.
Sifat-sifat gelas diantaranya adalah sebagai berikut :
- Merupakan bahan yang dapat ditembus oleh cahaya tampak dan sinar infamerah.
- Transparan dan tahan terhadap serangan kimia.
- Mampu menahan vacuum tapi rapuh terhadap benturan.
- Efektif sebagai isolator.
- Berwujud padat tapi susunan atom-atomnya seperti pada zat cair.
- Mempunyai viskositas cukup tinggi.
Adapun kekurangan dari gelas dan kaca yaitu:

- Sifatnya yang mudah pecah


- Merupakan bahan yang dapat ditembus oleh cahaya tampak dan sinar inframerah,
tetapi tidak oleh sinar ultraviolet.
- Pemanasan akan menyebabkan pemuaian gelas yang besarnya sangat berbeda satu
sama lain (tergantung koefisien pemuaian).
- Bila pemanasan atau pendinginan berlangsung terlalu cepat atau terkonsentrasi pada
satu titik, akan terjadi tegangan. Karena gelas bersifat rapuh, tegangan tersebut dapat
menimbulkan retakan.

Jenis-jenis Gelas :

1. Silika Lebur
Silika lebur atau silika vitreo dibuat melalui pirolisis silikon tetraklorida pada
suhu tinggi, atau dari peleburan kuarsa atau pasir murni. Gelas ini mempunyai ciri-ciri
nilai ekspansi rendah dan titik pelunakan tinggi. Karena itu, kaca ini mempunyai
ketahanan termal lebih tinggi daripada kaca lain. Gelas ini juga sangat transparan
terhadap radiasi ultraviolet dan sering digunakan sebagai kuvet dalam penggunaan alat
spektrometer.
2. Alkali Silikat
Alkali silikat dibuat dari dua komponen yaitu silika dan natrium oksida yang
dilebur. Produknya disebut dengan natrium silikat atau silikat soda. Silikat soda juga
dikenal sebagai gelas larut air dan banyak sigunakan sebagai perekat.
3. Gelas Soda Gamping
Gelas soda gamping (soda-lime glass) merupakan 95% dari semua kaca yang
diproduksi. Gelas ini digunakan untuk membuat segala macam wadah, gelas lembaran,
jendela mobil dan barang pecah belah lainnya.
4. Gelas Timbal
Gelas timbal merupakan gelas dengan kandungan timbal mencapai 82%. Proses
pembuatan gelas timbal yaitu dengan mengganti kalsium oksida dengan timbal oksida.
Gelas timbal memiliki indeks refraksi dan dispersi yang tinggi. Timbal yang terkandung
membuat kecemerlangan pada produk dibandingkan dengan produk gelas lainnya. Gelas
jenis ini juga dipakai sebagai perisai dari radiasi nuklir.
5. Gelas Borosilikat
Gelas borosilikat dikenal dengan nama dagang Pyrex. Gelas jenis ini mempunyai
koefisien ekspansi termal rendah, lebih tahan terhadap kejutan dan mempunyai stabilitas
kimia tinggi, serta tahanan listrik tinggi. Gelas borosilikat juga digunakan sebagai isolator
tegangan tinggi, dan lensa teleskop.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
No Alat Bahan
1. Kompresor udara tekan Batang gelas
2. Pembakar bunsen Gas Oksigen
3. Pisau pemotong gelas/kaca Gas Elpiji
4. Kacamata pelindung

3.2 Langkah Kerja


3.3.1 Pemotongan dan Pematahan Gelas

Menyiapkan pipa gelas yang akan dipotong.

Membuat goresan pada pipa gelas dengan menggunakan pemotong gelas


sepanjang seperlima – seperempat dari keliling pipa gelas

Memisahkan pipa gelas dengan cara menekan keluar dan menarik pipa gelas
kearah saling berlawanan hingga pipa gelas terpisah

3.3.3 Pembengkokan Gelas

Menyiapkan pipa gelas dengan panjang sekurang-kurangnya 20 cm.

Memegang kedua ujung pipa dengan kedua tangan, memanaskan bagian pipa
gelas yang ingin dibengkokkan hingga pipa gelas melunak.

Membengkokkan pipa gelas sambil meniup salah satu ujung pipa gelas (ujung
lainnya ditutup menggunakan jari) .
3.3 Keselamatan Kerja
 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terutama kacamata pelindung dan sarung
tangan tahan panas jika diperlukan.
 Mengarahkan pipa gelas ke bawah pada saat mematahkan pipa gelas.
 Berhati-hati saat bekerja menyalakan dan menggunakan burner.
 Jangan bermain-main dengan gelas beberapa saat setelah pembakaran karena masih
memiliki suhu yang cukup tinggi.
 Membersihkan ruang kerja setelah praktikum karena memungkinkan adanya pecahan
gelas yang dapat menimbulkan kecelakaan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


No Gambar gelas Nama gambar dan Keterangan gambar
1

Pipa Bengkok

Lima buah pipa bengkok yang dihasilkan.

Pipa Bengkok-1

Lengkungannya belum membentuk sudut 90˚


dan pada bagian bengkoknya terjadi
penyempitan.

Pipa Bengkok-2

Lengkungannya belum membentuk sudut 90˚.


4

Pipa Bengkok-3

Lengkungannya sudah bagus tetapi ada


sedikit penyempitan pada bagian yang
bengkok.

Pipa Bengkok-4

Lengkungannya sudah bagus namun terjadi


penyempitan pada bagian yang bengkoknya.

Pipa Bengkok-5

Lengkungannya sudah bagus dan tidak terjadi


penyempitan.
4.2 Pembahasan

Gelas merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan untuk pembuatan reaktor atau
alat-alat di Laboratorium. Pertimbangan pembuatan alat-alat atau reactor ini karena gelas
merupakan bahan yang tahan terhadap reaksi kimia. Gelas terbuat dari gabungan bahan-
bahan organic nonlogam yang didinginkan menjadi kaku tanpa mengalami kristalisasi. Bahan
utama dalam pembuatan logam yaitu kuarsa (SiO2).

Pada praktikum kali ini bertujuan untuk memahami bahwa pipa gelas/kaca dapat
dipotong dan dibengkokkan. Pertama-tama praktikan mempersiapkan limbah pipa gelas
untuk kemudian dibuat pipa bengkok. Apabila ukuran pipa terlalu panjang maka dapat
dilakukan pemotongan. Pemotongan ini dilakukan menggunakan pisau pemotong gelas/kaca
dengan cara dibuat goresan pada pipa gelas sepanjang seperlima – seperempat dari keliling
pipa gelas. Goresan yang dibuat diusahakan tidak terlalu panjang, karena akan membuat
gelas yang dihasilkan terdapat banyak goresan (tidak mulus). Kemudian bagian ujung pipa
dipegang menggunakan ibu jari dengan posisi ibu jari berlawanan dari potongan dan posisi
pipa horizontal. Lalu ibu jari ditekan dan pipa ditarik serentak kesamping. Sehingga pipa
tersebut akan terpotong. Pemotongan yang miring akan mengakibatkan potongan yang tidak
teratur, sedang pemotongan yang tegak akan memberikan potongan yang lurus.

Setelah dilakukan pemotongan kemudian pipa tersebut dipanaskan dengan pembakar


bunsen yang berbahan bakar gas elpiji atau gas oksigen. Pemanasan pipa ini dilakukan
dengan memegang kedua ujung pipa kemudian diputar-putar sampai agak lunak. Kemudian
setelah agak lunak pipa tersebut dapat dibengkokkan secara perlahan. Pembengkokkan ini
sebaiknya dilakukan setelah bagian pipa yang panas didinginkan terlebih dahulu, karena
apabila langsung dibengkokkan dalam keadaan panas atau pipa masih dipanaskan maka akan
terjadi penyempitan dibagian pipa yang bengkok.

Setelah melakukan praktikum, didapat beberapa pipa yang diantaranya tidak memiliki
lengkungan 90˚ dan juga pipa yang mengalami penyempitan dibagian belokkan. Hal itu
kemungkinan terjadi karena pada saat pembengkokkan pipa yang digunakan masih sangat
panas sehingga terjadi penyempitan.
BAB V
KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :


1. Pemotongan pada gelas dilakukan dengan menggores seperempat – seperlima keliling
pipa. Karena goresan yang terlalu panjang akan membuat gelas yang dihasilkan
memiliki banyak goresan (tidak mulus). Pada saat menekan pipa dengan ibu jari,
posisi pipi harus horizontal dan posisi ibu jari harus berlawanan dengan potongan.
Pemotongan yang miring akan mengakibatkan potongan yang tidak teratur, sedang
pemotongan yang tegak akan memberikan potongan yang lurus. Alat yang digunakan
pada proses pemotongan ini yaitu pisau pemotong gelas/kaca.
2. Pembengkokkan pada gelas dapat dilakukan dengan memanaskan gelas/kaca pada
suhu yang tinggi sampai agak lunak. Lalu dibentuk sesuai dengan bentuk yang
diinginkan.
3. Gelas dapat ditiup dengan cara dipanaskan dengan suhu tinggi hingga melebur
kemudian diberi udara tekan. Peniupan pada gelas ini harus dilakukan dengan benar.
Karena jika kelebihan udara maka pipa akan menggembung dan apabila peniupannya
kurang maka pipa tidak akan rata.
Daftar Pustaka

Febrina Putri R. Pengertian Gelas dan Kaca.


https://www.academia.edu/98652894/Pengertian_Gelas_Dan_Kaca: (Diakses pada 26 Oktober
2019).

Ir. Dwi Nirwantoro Nur, M. (n.d.). PRAKTIK GELAS. In Modul Teknik Perawatan. Bandung: Politeknik
Negeri Bandung.

Januar, A. F. PRAKTEK GELAS. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai