Anda di halaman 1dari 3

mol nasi basi

A. Mengenal MOL (Mikroorganisme Lokal)

Mikroorganisme Lokal (MOL) merupakan mikroorganisme menguntungkan yang digunakan


untuk peragian atau mempercepat pembusukan dalam proses pembuatan pupuk kandang.
Dengan penggunaan MOL dalam pembuatan pupuk kandang bisa mengemilir adanya limbah,
selain itu, MOL juga bisa mempercepat pengomposan pupuk kandang menjadi tiga minggu.

Selain digunakan sebagai starter pupuk kandang, MOL bisa juga dipakai sebagai pupuk cair.
Cara aplikasinya dengan mengencerkan MOL terlebih dahulu. Satu bagian MOL dicampur
dengan 15 bagian air. Larutan tersebut disiramkan pada tanah di sekitar tanaman. Upayakan
jangan mengenai batang tanaman. Namun demikian, pupuk cair MOL ini tidak
direkomendasikan untuk tanaman anggrek. Karena, anggrek tumbuh di media pakis dan
akarnya menonjol. Jika MOL disiramkan ke media pakis, mikrobia dalam MOL akan
memakan pakis dan menimbulkan panas. Akibatnya, akar terbakar dan tanaman mati.

2. MOL Nasi Basi

Nasi basi di rumah selalu jadi masalah. Biasanya, nasi basi ini dibuang sebagai sampai atau
diberikan kepada ternak sebagai pakan. Cara lain untuk memanfaatkan nasi basi adalah
dengan membuatnya menjadi bioaktivator.

· Bahan

Bahan-bahan yang digunakan sebagai berikut:

· Nasi Basi· Air Secukupnya± 1.000 ml

· Gula Pasir 5 sendok makan

· Cara Pembuatan

Adapun pembuatan MOL nasi basi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Kepal-kepal nasi basi sebesar bola pingpong.

b. Letakan bola-bola nasi tersebut di dalam kardus bekas, lalu tutup dengan dedaunan
(misalnya daun pisang) yang membusuk. Dalam tempo 3 hari, akan tumbuh jamur-jamur
berwarna kuning, jingga, dan merah.

c. Buat larutan gula dengan cara mencampur dan mengocok gula dengan air.

d. Ambil bola-bola nasi yang telah ditumbuhi jamur, masukkan ke dalam wadah plastic, lalu
campur dengan larutan secukupnya.

e. Biarkan selama 1 minggu. Setelah satu minggu, cairan akan mengeluarkan bau seperti
tapai. Hal itu menandakan bahwa cairan ini sudah bisa dipakai sebagai starter untuk
membuat puppuk kandang.
Pernahkah Anda membiarkan nasi (sisa) di atas meja, dan keesokan harinya Anda
mendapati nasi itu menjadi basi?

Mungkin Anda juga paham bahwa buah dan sayuran di dapur, ketika dibiarkan makin lama
akan semakin membusuk. Mungkin Anda juga memahami bagaimana kayu mengalami
pelapukan pelan-pelan, kemudian berbaur dengan tanah. Ketika tanah yang bercampur kayu
lapuk itu ditanami, hasilnya akan woww!! Apa yang menjadikan bahan itu busuk dan lapuk?
Bagaimana mempercepat proses pembusukan itu menjadi beberapa kali lipat dari kondisi
normalnya? Salah satu cara adalah dengan melipatgandakan jumlah mikroorganisme
pembusuknya.

Mikro Organisme Lokal (MOL)

Setiap daerah, akan didominasi oleh jenis mikroorganisme (bakteri dan fungi) yang berbeda.
Jenis (spesies) yang dominan sangat dipengaruhi oleh iklim (perubahan suhu, derajat
kelembaban), karakter bakteri dan media berkembangbiaknya di lokasi tersebut. Oleh karena
perbedaan dominasi sesuai lingkungan itulah, disebut mikro organisme lokal. Dengan kata
lain, mikroorganisme spesifik sesuai lokasi berbembangbiaknya.

Mikro organisme yang tidak terlihat oleh mata telanjang itu, punya peran besar bagi
kehidupan khususnya bidang pertanian. Tidak disangsikan lagi, tanah yang memiliki bahan
organik melimpah, mikroorganismenya juga akan melimpah. Pertanyaan menariknya adalah,
bisakah bakteri atau fungi itu dikembangkbiakkan atau diternak? Bagaimana
mengembangbiakkannya? Setelah berkembangbiak, untuk apa?

Teknologi pertanian sederhana telah menjawab hal tersebut untuk memulihkan, bahkan
menyuburkan tanah. Dan sekarang, telah muncul produk-produk Pupuk Organik Cair (POC)
dengan beragam merk, beragam perusahan, juga beragam model pemasaran. Petani sebagai
sasaran produk-produk pertanian, sebaiknya bijak dan cerdas sebelum membeli. Petani perlu
dibekali pengetahuan dasar tentang hal ini.

Di sekitar kita, banyak sekali bahan yang bisa dimanfaatkan untuk pembuatan Pupuk Organik
Cair (POC). Kenapa harus membeli dari perusahaan yang menjualnya dengan harga tinggi
karena biaya produksi dan pemasarannya memang telah tinggi, dengan kisaran harga Rp
40.000,- s.d Rp. 170.000,- per liter?

Padahal dengan harga sebanyak itu, petani bisa membuat sendiri 40 s.d 170 liter pupuk cair
(dengan asumsi harga gula merah Rp 10.000,- per kg dicampurkan dengan air 10 liter)
dengan memanfaatkan bahan-bahan lain disekitarnya, tidak perlu membeli.

Ya, memang media sederhana untuk membuat POC adalah gula merah seperti disebutkan di
atas, bisa juga tetes tebu, agar-agar dan bahan lain dengan kandungan glukosa tinggi lainnya.
Gula merah yang berglukosa tinggi itu akan berfungsi sebagai bahan penyusun tubuh
mokroorganisme sehingga berkembang biak. Perkembangbiakan bakteri terjadi melalui
pembelahan/pemisahan diri (misalnya dari 1 menjadi 2, kemudian 4, lalu 8, 16, 32, 64, 128,
256 dst) per periode tertentu, biasanya per 15 menit.
Proses pembuatan POC, umumnya hanya dalam kurun waktu 15 hari dan tidak rumit. Dari
hitungan pembelahan bakteri per 15 menit di atas, berapa banyak sebuah bakteri berkembang
selama 15 hari? Oleh karenanya, jangan heran bila dalam kemasan produk-produk Pupuk
Organik Cair disebutkan jutaan bahkan trilyunan bakteri di dalamnya.

Berikut ini adalah kerangka umum yang bisa dijadikan acuan. Hal-hal yang lebih spesifik
bisa ditelusuri melalui search engine, dengan mengetikkan kata ‘mikro organisme lokal’.
Harapannya, dengan mengetahui kerangka umum pengembangbiakan mikroorganisme
lokal, petani tidak terombang-ambing pada produk baru yang semakin bertambah
jumlahnya.

Anda mungkin juga menyukai