Dunia Ipa
Dunia Ipa
Kingdom animalia adalah salah satu kingdom yang memiliki anggota yang paling banyak dan bervariasi.
Secara garis besar kingdom animalia dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu golongan
vertebrata (hewan bertulang belakang) dan golongan invertebrata (hewan tak bertulang belakang. Dan
berikut akan dijelaskan mengenai ciri-ciri, struktur lapisan tubuh, dan klasifikasi dari kingdom animalia.
http://2.bp.blogspot.com/-w472StxFbVU/T9BQXCE3vnI/AAAAAAAAANg/pzPHCOgUrYU/s1600/peta
%2Bkonsep%2Banimalia.png
Anggota kingdom animalia memiliki ciri-ciri yang yang membedakannya dengan kingdom-kingdom lain,
seperti:
Bersifat heterotrofik, berbeda dengan tumbuhan yang bisa memproduksi makanan sendiri lewat
fotosintesis (autotrof), hewan tidak bisa memproduksi makanan sendiri sehingga akan memakan bahan
organik yang sudah jadi.
Tidak memiliki dinding sel, komponen terbesar sel hewan tersusun atas protein struktural kolagen.
Memiliki jaringan saraf dan jaringan otot sehingga bisa aktif bergerak (bersifat motil).
Dalam klasifikasi kingdom animalia, paling tidak ada dua ciri yang membedakan struktur tubuh suatu
hewan. Dua ciri tersebut antara lain berdasarkan simetri tubuh dan lapisan tubuh.
1. Simetri tubuh
Berdasarkan simetri tubuhnya, hewan dapat dibedakan menjadi hewan yang memiliki simetri tubuh
bilateral dan hewan yang memiliki simetri tubuh radial.
Simetri Bilateral, adalah hewan yang bagian tubuhnya tersusun bersebelahan dengan bagian lainnya. Jika
diambil garis memotong dari depan ke belakang, maka akan terlihat bagian tubuh tubuh yang sama
antara kiri dan kanan. Hewan yang bersimetri bilateral selain memiliki sisi puncak (oral) dan sisi dasar
(aboral), juga memiliki sisi atas (dorsal) dan sisi bawah (ventral), sisi kepala (anterior) dan sisi ekor
(posterior), serta sisi samping (lateral).
Simetri Radial, adalah hewan yang memiliki lapisan tubuh melingkar (bulat). Hewan dengan simetri
radial hanya memiliki dua bagian, yaitu bagian puncak (oral) dan bagian dasar (aboral). Hewan yang
bersimetri radial disebut sebagai radiata, hewan yang termasuk dalam kelompok ini antara lain porifera,
cnidaria, dan echinodermata.
2. Lapisan Tubuh
Dalam perkembangannya menjadi individu dewasa, hewan akan membentuk lapisan tubuh. Berdasarkan
jumlah lapisan tubuhnya, hawan dikelompokkan menjadi diploblastik dan tripoblastik.
Hewan Diploblastik, adalah hewan yang memiliki dua lapis sel tubuh. Lapisan terluar disebut dengan
ektoderma, sedangkan lapisan dalam disebut dengan endoderma. Contoh dari hewan diploblastik adalah
cnidaria.
Hewan Triploblastik, adalah hewan yang memiliki tiga lapis sel tubuh. Lapisan terluar disebut eksoderma,
lapisan tengah disebut mesoderma, dan lapisan dalam disebut endoderma. Ektoderma akan
berkembang menjadi epidermis dan sistem saraf, mesoderma akan berkembang menjadi kelenjar
pencernaan dan usus, sedangkan endoderma akan berkembang menjadi jaringan otot.
Hewan triploblastik masih dapat diklasifikasikan lagi berdasarkan rongga tubuh (selom) yang dimilikinya.
Rongga tubuh pada hewan sendiri dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu aselomata, pseudoselomata,
dan selomata.
Aselomata, adalah hewan bertubuh padat yang tidak memiliki rongga antara usus dengan tubuh terluar.
Hewan yang termasuk aselomata adalah cacing pipih (Platyhelmintes).
Pseudoselomata, adalah hewan yang memiliki rongga dalam saluran tubuh (pseudoselom). Rongga
tersebut berisi cairan yang memisahkan alat pencernaan dan dinding tubuh terluar. Rongga tersebut
tidak dibatasi jaringan yang berasal dari mesoderma. Hewan yang termasuk pseudoselomata adalah
Rotifera dan Nematoda.
Selomata, adalah hewan berongga tubuh yang berisi cairan dan mempunyai batas yang berasal dari
jaringan mesoderma. Lapisan dalam dan luar dari jaringan hewan ini mengelilingi rongga dan
menghubungkan dorsal dengan ventral membentuk mesenteron. Mesenteron berfungsi sebagai
penggantung organ dalam. Selomata sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu protoselomata dan
deutroselomata. Contoh hewan yang termasuk protoselomata antara lain Mollusca, Annelida, dan
Arthropoda. Sedangkan hewan yang termasuk dalam deutroselomata antara lain Echinodermata dan
Chordata.
A. Ciri-Ciri Porifera
Merupakan hewan multiseluller (bersel banyak).
Belum mempunyai organ pencernaan, sistem peredaran darah , sistem saraf, dan otot; namun sel-sel
tubuhnya dapat mengindra dan bereaksi terhadap perubahan lingkungan.
Mempunyai dua fase kehidupan, yaitu saat hidup berenang bebas (fase larva) dan saat berbentuk sesil
yang hidup menetap di dasar perairan (fase dewasa).
Merupakan hewan diploblastik yang memiliki dua lapis sel pembentuk tubuh, yaitu ektoderma (lapisan
luar dan endoderma (lapisan dalam).
Bentuk tubuh hewan ini ada yang seperti piala, jambangan, terompet, dan bercabang-cabang seperti
tumbuhan.
gambar porifera
Pada bagian tengah tubuh porifera, terdapat spongosol (paragaster). Spongosol adalah ruangan yang
berfungsi sebagai saluran air. Pada bagian atas spongosol terdapat oskulum, yitu lubang besar yang
berfungsi sebagai tempat keluarnya air.
Dari luar ke dalam, porifera tersusun atas tiga lapisan dinding tubuh, yaitu epidermis (lapisan terluar),
mesoglea (lapisan pembatas), dan endodermis (lapisan dalam).
Epidermis, adalah lapisan terluar tubuh porifera. Lapisan ini tersusun oleh sel-sel epitelium pipih yang
disebut dengan pinakosit. Beberapa sel ini membentuk lubang kecil (ostium) tempat masuknya air . Pada
ostium, terdapat porosit yang berfungsi untuk mengendalikan buka atau tutupnya ostium.
Mesoglea, adalah lapisan yang berupa gelatin. Lapisan ini merupakan pembatas antara lapisan dalam
(endodermis) dengan lapisan luar (epidermis). Mesoglea mengandung dua macam sel, yaitu sel ameboid
dan skleroblas. Sel-sel ameboid berfungsi sebagai pengangkut makanan dan zat-zat sisa metabolisme
dari satu sel ke sel yang lainnya. Sedangkan sel skleroblas berfungsi untuk membentuk spikula. Spikula
merupakan duri-duri berfungsi sebagai penguat dinding yang lunak.
Endodermis, adalah lapisan dalam tubuh porifera. Lapisan ini terdiri dari sel-sel leher (koanosit) yang
memiliki flagela dan berfungsi untuk mencerna makanan.
Pada hewan porifera, reproduksi dapat berlangsung melalui dua cara, yaitu reproduksi secara seksual
dan aseksual.
Reproduksi secara seksual, yaitu reproduksi yang terjadi saat sel sperma bersatu dengan sel ovum. Pada
dasarnya, porifera bersifat hemafrodit karena ovum dan sperma dapat dihasilkan oleh satu individu yang
sama. Namun sperma tidak akan dapat membuahi sendiri ovum yang terdapat dalam tubuhnya sendiri,
sehingga pembuahan hanya akan dapat terjadi antara sperma dan sel telur antar individu yang berbeda.
Reproduksi secara aseksual, yaitu reproduksi yang terjadi tanpa proses pembuahan sperma pada ovum.
Reproduksi aseksual pada hewan porifera dapat terjadi melalui dua cara, yaitu dengan cara
pembentukan kuncup dan gemula (kuncup dalam). Gemula adalah butir benih yang diproduksi oleh
porifera di lingkungan yang tak menguntungkan, misalnya terlalu dingin atau terlalu panas.
Sistem kanal atau saluran air pada porifera dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu ascon, sycon, dan
leucon.
Ascon, adalah tipe sistem saluran air dimana lubang-lubang ostiumnya langsung terhubung lurus ke
spongosol.
Sycon, pada tipe saluran ini air akan masuk ke dalam ostium lalu melewati saluran-saluran bercabang
sebelum masuk ke dalam spongosol. Saluran bercabang ini biasanya dilapisi oleh koanosit.
Leucon, adalah tipe saluran air yang ostiumnya dihubungkan dengan rongga-rongga bercabang yang
tidak terhubung langsung menuju spongosol.
http://1.bp.blogspot.com/-n26vN0FdWxY/T7u8guItfyI/AAAAAAAAAMo/W_3nHHLrZgM/s1600/ascon
%252C%2Bleucon%252C%2Bsycon.png
Jenis-jenis saluran air porifera
F. Klasifikasi Porifera
Terdapat tiga kelas yang dapat diklasifikasikan ke dalam filum porifera, yaitu kelas Calcarea,
Hexactinellida, dan Demospongiae.
Calcarea, merupakan kelas porifera yang memiliki spikula dari zat kapur. Contoh spesies calcarea antara
lain Sycon sp. dan Clathrinasp yang biasa hidup di daerah laut dangkal.
Hexactinellida, memiliki spikula yang tersusun atas zat kersik (silikat). Contoh spesies dari kelas
hexactinellida antara lain Pheronema sp. dan Euplectella sp. yang hidup di laut dalam.
Demospongiae, merupakan porifera bertulang lunak dengan spikula yang tersusun dari zat kersik.
Contoh spesies dari kelas demospongiae antara lain Euspongia sp., Spongila sp., dan Callyspongia sp.
Tubuh porifera biasanya dimanfaatkan manusia sebagai alat penggosok badan atau perabotan. Selain itu
porifera juga banyak digunakan sebagai hisan akuarium. Porifera kadang juga merugikan bagi manusia
karena hidup melekat pada kulit tiram, sehingga kualitas tiram yang dihasilkan oleh peternakan akan
berkurang.
A. Ciri-Ciri Coelenterata
Terdapat sekitar 10.000 spesies Coelenterata yang sebagian besar hidup di laut.
Tubuhnya hanya memiliki satu lubang bukaan yanh berfungsi sebagai mulut sekaligus anus.
Tentakel dilengkapi dengan sel penyengat yang disebut dengan knidosit (cnidoblast).
Coelenterata merupakan diploblastik, hewan ini mempunyai dua lapis sel yaitu ektoderm yang
merupakan lapisan sel luar dan endoderm yang merupakan lapisan dalam. Coelenterata memiliki dua
bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Pada bentuk polip (seperti tabung), coelenterata memiliki mulut
di bagian dorsal yang dikelilingi oleh tentakel. Sedangkan pada bentuk medusa yang berbentuk seperti
cakram, mulut coelenterata terletak di bagian bawah (oral) dan tubuhnya dikelilingi oleh tentakel.
C. Reproduksi Coelenterata
Coelenterata dapat bereproduksi baik dengan cara generatif (seksual) maupun vegetatif (aseksual).
Reproduksi secara generatif terjadi saat sel sperma jantan membuahi sel telur (ovum) betina. Sedangkan
perkembangbiakan secara aseksual berlangsung dengan cara pembentukan tunas pada sisi tubuh
coelenterata yang akan tumbuh menjadi individu baru setelah lepas dari tubuh induknya.
D. Klasifikasi Coelenterata
Coelenterata terdiri dari tiga kelas utama, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa.
Hydrozoa
Beberapa jenis hidrozoa mengalami dua siklus hidup yaitu tahap polip yang aseksual dan tahap medusa
yang seksual. Contohnya adalah spesies Obelia sp. Ada pula yang selama hidupnya hanya berbentuk
polip saja, misalnya Hydra.
Sebagian besar hydra hidup di perairan secara soliter (sendiri-sendiri). Pada ujung tubuh hydra terdapat
mulut yang dilengkapi oleh tentakel yang berfungsi untuk menangkap makanan. Tentakel-tentakel ini
dilengkapi dengan sel knidosit yang mengandung nematosista, yaitu racun berbentuk sengat untuk
memburu mangsa. Hydra dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual. Perkembangbiakan
seksual terjadi saat sel sperma jantan membuahi sel telur betina. Sedangkan perkembangbiakan
aseksual terjadi dengan tunas (kuncup) yang tumbuh di sisi tubuh hydra yang nantinya akan tumbuh
menjadi individu baru.
http://2.bp.blogspot.com/-6-taVkxeytU/T7z7hZo-HRI/AAAAAAAAAM4/H8-1k7K56_Y/s1600/tubuh
%2Bhydra.png
Scyphozoa
Contoh spesies yang termasuk dalam kelas ini adalah Aurelia aurita (ubur-ubur). Hewan ini memiliki
bentuk seperti mangkuk, kadang mempunyai tubuh berwarna namun ada beberapa spesies yang
tubuhnya transparan. Tubuh Scyphozoa dilengkapi dengan tentakel yang mempunyai sel penyengat.
Seluruh spesies Scyphozoa hidup di perairan, baik tawar maupun laut.
Anthozoa
Memiliki ciri-ciri khusus yaitu tubuh yang menyerupai bunga. Contoh spesies yang termasuk dalam kelas
ini adalah Metridium (anemon laut). Anthozoa hidup sebagai polip, salah satu ujung tubuhnya
mempunyai mulut yang dikelilingi tentakel lengkap dengan penyengatnya, sedangkan ujung yang lain
merupakan bagian tubuh yang berfungsi untuk melekatkan diri pada dasar perairan.
Beberapa jenis cerlenterata dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik bahkan bisa diolah
menjadi agar-agar. Sebagian lain membentuk terumbu karang yang bisa menahan gelombang. Beberapa
spesies coelenterata juga memberikan pemandangan indah di dasar lautan dengan warna dan bentu
mereka yang unik.
Pada umumnya bersifat hemafrodit, yang artinya terdapat dua jenis alat kelamin yaitu jantan dan betina
dalam satu individu namun jarang terjadi pembuahan sendiri.
Platyhelminthes mempunyai tubuh berbentuk pipih tanpa ruas-ruas yang dapat dibagi menjadi bagian
anterior (kepala), posterior (ekor), dorsal (punggung), ventral (daerah yang berlawanan dengan dorsal),
dan lateral (bagian samping tubuh). Platyhelmintes memiliki tubuh dengan simetri bilateral, hewan ini
merupakan triploblastik yang tersusun atas tiga lapisan jaringan yaitu ektoderm (lapisan luar), mesoderm
(lapisan tengah), dan endoderm (lapisan dalam).
C. Klasifikasi Platyhelminthes
Platyhelminthes dibagi menjadi empat kelas, yaitu Turbellaria (cacing berambut getar), Trematoda
(cacing isap), Cestoda (cacing pita), dan monogenea.
Planaria memiliki sistem pencernaan yang masih sangat sederhana yang terdiri dari mulut, faring, dan
rongga gastrovaskuler (usus). Hewan ini tidak memiliki anus sehingga sisa-sisa makanan yang tidak
dicerna akan dikeluarkan kembali melalui mulut.
Planaria mengeksresikan sisa metabolisme tubuh yang berupa nitrogen melalui permukaan tubuhnya
yang dilangkapi oleh sel api. Cacing ini memiliki sistem saraf yang berpusat di ganglia pada bagian kepala
yang kemudian bercabang-cabang membentuk sistem syaraf tangga taali. Planaria dapat bereproduksi
secara seksual maupun aseksual. Perkembangbiakan secara seksual terjadi saat sel sperma membuahi
sel telur betina. Planaria bersifat hemafrodit, sehingga tak akan pernah tejadi pembuahan sendiri.
Reproduksi planaria secara aseksual terjadi melalui proses fragmentasi atau memotong diri. Setiap
potongan tubuh akan beregenerasi sehingga akan membentuk individu baru.
Semua anggota kelas ini bersifat parasit yang hidup di dalam tubuh hewan maupun manusia. Cacing ini
mempunyai alat hisap (sucker) yang terdapat pada bagian mulut atau ventral tubuhnya yang dilengkapi
dengan gigi kitin. Permukaan tubuh trematoda tidak dilengkapi dengan silia namun mempunyai kutikula
untuk mempertahankan diri.
Contoh spesies anggota trematoda adalah Fasciola hepatica (cacing hati). Cacing ini mempunyai bentuk
tubuh yang mirip seperti daun dengan ukuran panjang 2-5 cm dan lebar 1 cm. Fasciola hepatica hidup
sebagai parasit di dalam kantong empedu hati ternak. Saluran pencernaan cacing ini terdiri atas mulut
yang terdapat di bagian ujung anterior dilengkapi dengan alat hisap bergigi kitin untuk melekatkan diri.
Fasciola hepatica bersifat hemafrodit dan berkembang biak secara generatif. Daur hidup cacing ini
dimulai saat telur Fasciola hepatica dewasa yang berada di saluran empedu hewan ternak keluar
bersama feses. Pada tempat yang tepat, telur yang telah fertil tersebut akan menetas sebagai larva
bersilia yang disebut dengan mirasidium. Mirasidium kemudian masuk ke dalam tubuh siput karena tidak
bisa bertahan di alam bebas lebih dari 8 jam. Di dalam tubuh siput, mirasidium akan tumbuh menjadi
sporosista, lalu berkembang menjadi redia (larva kedua), kemudian menjadi serkaria (larva ketiga).
Serkaria mempunyai bentuk tubuh seperti berudu yang dapat berenang bebas. Serkaria kemudian keluar
tubuh siput lalu hidup menempel di rumput kemudian membentuk metaserkaria. Jika rumput yang
terdapat metaserkaria tersebut dimakan oleh hewan ternak, maka metaserkaria akan tumbuh besar di
organ hati. ulang kembali. Siklus pun kemudian akan terUntuk lebih jelasnya silahkan perhatikan gambar
di bawah ini.
Selain cacing hati, ada juga anggota kelas trematoda lain yang hidup sebagai parasit di organisme lain
yaitu Clonorchis sinensis dan Opisthorchis sinensis yang hidup sebagai parasit di dalam tubuh manusia.
Kedua cacing ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui inang perantara (sebagai tempat hidup larva)
ikan air tawar dan keong yang dimakan manusia.
Cacing pita memiliki ciri khusus berupa bentuk tubuhnya yang pipih dan memanjang seperti pita. Cacing
jenis ini tidak mempunyai saluran pencernaan karena sari-sari makanan akan langsung bisa diserap
melalui permukaan tubuhnya. Tubuh Cestoda terdiri dari ruas-ruas yang disebut dengan proglotid. Setiap
proglotid pada cacing pita mempunyai sistem reproduksi dan ekskresinya sendiri, oleh karena itulah
cacing pita dianggap sebagai koloni individu.
cestoda
Contoh cacing pita antara lain adalah Taenia solium dan Taenia saginata. Cacing ini adalah parasit pada
tubuh manusia dengan inang perantara hewan babi dan sapi. Cacing ini masuk kedalam tubuh sapi atau
babi melalui larva Taenia .sp yang termakan kedua hewan tersebut. Larva yang tertelan kemudian akan
berada di usus halus dan tumbuh menjadi heksakan. Larva ini kemudian akan menembus usus halus lalu
terbawa oleh aliran darah dan masuk ke dalam daging. Jika daging babi atau sapi ini dimakan oleh
manusia, maka cacing ini akan masuk dan berkembang menjadi cacing dewasa di dalam tubuh manusia.
Cacing pita dewasa dapat mencapai ukuran panjang tubuh hingga 20 cm. Dan berikut adalah gambar
ilustrasi daur hidup Taenia .sp.
Hewan monogenea umumnya adalah parasit yang hidup pada tubuh ikan. Hewan ini tidak memiliki
rongga tubuh dan mempunyai sistem pencernaan yang sangat sederhana berupa mulut, usus, dan
lubang anus. Monogenea adalah hewan hemafrodit, hewan ini tidak mengalami fase aseksual. Telur
Monogenea yang menetas akan mengalami fase larva yang disebut dengan onkomirasidium. Contoh
spesies yang termasuk ke dalam kelas monogenea adalah Schistosoma mansoni.
Cacing Nematoda disebut juga cacing gilig. Tubuh dari cacing ini gilig, tidak bersegmen, kulitnya halus,
licin, dan dilapisi oleh kutikula. Apabila dipotong tubuhnya, akan terlihat tubuhnya bersifat bilateral
simetris dan termasuk golongan hewan yang triplobastik pseudoselomata. Memiliki sistem pencernaan
sempurna dan cairan tubuh pada coelom yang berfungsi sebagai sistem peredaran darah. Phylum
Nematoda ini ditemukan di habitat air, tanah lembap, jaringan tumbuhan serta pada cairan dan jaringan
hewan lainnya. Menurut Campbell (1998: 602), sekitar 80.000 spesies Nematoda telah diketahui.
Nematoda yang ada, jumlahnya 10 kali lipat dari nematoda yang telah diketahui. Ukuran nematoda
berkisar dari yang berukuran kurang dari 1 mm hingga lebih dari 1 m. Nematoda ada yang hidup bebas
dan juga parasit pada hewan lainnya. Nematoda umumnya bereproduksi secara seksual. Kelamin jantan
dan betinanya terpisah pada individu yang berbeda. Ukuran tubuh betina biasanya lebih besar dari
jantan. Fertilisasi terjadi secara internal dan betina mampu menghasilkan telur sebanyak 100.000 butir
atau lebih setiap harinya. Cacing jantan umumnya lebih kecil daripada cacing betina. Terlihat juga mulut
dan anus di dalamnya juga terdapat usus, jadi sistem pencernaannya sudah lengkap. Tahukah Anda
cacing ini tidak memiliki sistem pembuluh darah dan sistem pernapasan? Bagaimana dia melakukan
pernapasan?
http://media.smakita.net/wp-content/uploads/2011/09/Gambar-8.25-Contoh-cacing-
Nemathelminthes.jpgGambar 8.25 Contoh cacing Nemathelminthes
Contoh spesies filum ini, antara lain cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma
duodenale), cacing kremi (Oxyuris vermicularis), dan cacing filaria (Wuchereria bancrofti). Cacing gelang
atau yang disebut juga cacing perut, merupakan parasit pada usus halus manusia. Cacing dengan
panjang 15 cm –35 cm ini memiliki warna tubuh putih kekuning-kuningan, mulut di bagian anterior, dan
dilengkapi 3 buah bibir. Cacing betina mampu menghasilkan sekitar 200 ribu telur dalam satu kali
pengeluaran. Telur terbawa bersama feses dan dapat masuk tubuh melalui makanan atau telapak kaki.
Dalam usus halus, telur menetas dan menjadi larva kecil. Setelah menembus dinding usus, larva terbawa
aliran darah sampai jantung dan paru-paru. Dalam paru-paru, larva dapat mencapai trakea sehingga
tertelan kembali ke usus halus dan tumbuh dewasa. Cacing gelang ini merupakan penyebab penyakit
ascariasis. Cacing tambang hidup di usus manusia dan dapat mengisap darah dan cairan tubuh manusia.
Cacing filaria (Wuchereria bancrofti) hidup di pembuluh darah dan dapat menyebabkan penyumbatan
pembuluh getah bening yang mengakibatkan penyakit kaki gajah (elephantiasis) (Gambar 6.13). Cacing
ini disebarkan oleh tusukan nyamuk Culex.
2) Perkembangbiakan Nemathelminthes
Pernahkah Anda melihat cacing tanah? Cacing tanah ada yang besar dan ada pula yang kecil? Bila cacing
tanah itu besar, berarti cacing ini adalah betina, sebaliknya bila cacing tanah itu kecil, berarti merupakan
cacing jantan. Jika Anda amati, cacing jantan ini mempunyai bagian ekor (posterior) di dekat lubang anus
yang terdapat tonjolan disebut penial setae. Alat ini berguna untuk alat kopulasi, sedangkan cacing
betina tidak memilikinya. Dengan demikian reproduksinya hanya dilakukan secara seksual.
3) Jenis-Jenis Nemathelminthes
Selain cacing tanah yang hidup bebas dalam air dan tanah, sebagian besar cacing ini hidup sebagai
parasit pada makhluk hidup. Beberapa contohnya sebagai berikut.
Cacing ini hidup sebagai parasit dalam usus manusia dan sering disebut sebagai cacing usus atau cacing
gelang, mempunyai panjang sekitar 20 cm, dengan kedua ujungnya meruncing dan berwarna merah
muda. Karena hidupnya di dalam usus manusia, maka cacing ini mengisap sari makanan yang ada di
dalam usus.
Pada penderita cacingan, kadang-kadang cacing ini akan keluar bersama feses (kotoran manusia). Karena
suhu badan penderita lebih panas, maka cacing tersebut tidak tahan berada di dalam usus dan akan
bergerak keluar, bahkan ada yang keluar melalui kerongkongan. Telur yang telah membentuk embrio
mula-mula keluar bersama feses kemudian termakan oleh manusia bersama-sama makanan atau
minuman. Selanjutnya, akan menetas di dalam perut manusia dan larva tersebut menuju ke dinding usus
masuk dalam pembuluh darah menuju ke jantung. Dari jantung kemudian menuju paru-paru. Larva akan
bergerak ke faring/kerongkongan. Apabila larva tersebut tertelan, maka masuk lagi ke dalam usus dan
menetap hingga menjadi dewasa. Coba Anda pikirkan bagaimana jika cacing ini sampai ke mata atau
otak? Setelah Anda mengetahui daur hidupnya, coba buatlah skema daur hidupnya agar Anda lebih jelas
dan mudah untuk mempelajarinya! Bagaimana cara kita menghindari penyakit cacing ini? Usaha yang
dapat kita lakukan adalah makan makanan yang bersih, tertutup rapat, agar terhindar dari lalat dan debu
yang mengandung telur cacing. Selain itu, kita harus menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh. Mengapa
penyakit cacingan sering menyerang anak-anak? Pikirkan!
Mengapa cacing ini disebut cacing tambang? Pada waktu itu, cacing tersebut banyak menyerang orang-
orang yang bekerja di daerah pertambangan yang menginfeksi melalui kulit kaki. Cacing ini hidup di
dalam usus manusia yang mempunyai alat kait untuk mencengkeram dan mengisap darah. Daur
hidupnya hampir sama dengan cacing perut, hanya telurnya menetas di tempat yang becek. Apabila ada
seseorang yang menginjak tanah tersebut, maka larva akan menempel dan menembus kaki kemudian
masuk ke peredaran darah, selanjutnya akan mengalami daur hidup seperti cacing perut. Seseorang yang
menderita penyakit cacing ini bisa terserang anemia. Mengapa dapat menyebabkan penyakit anemia?
Coba pikirkan! Perlu Anda ketahui Ancylostoma duodenale hidup di Afrika dan Necator americanus
hidup di Amerika.
Pernahkah Anda menderita sakit cacing kremi? Penyakit ini sering diderita anak-anak kecil. Penyakit ini
menyebabkan rasa gatal terus-menerus di sekitar dubur. Apa yang menyebabkan rasa gatal tersebut?
Cacing tersebut bertelur di sekitar dubur. Saat bertelur cacing itu akan mengeluarkan zat yang
menyebabkan rasa gatal. Apabila digaruk, maka telur tersebut akan menempel pada jari. Bagaimana jika
penderitanya lupa mencuci jarinya kemudian makan? Bila itu terjadi, maka telur akan masuk ke dalam
perut kemudian masuk ke dalam usus. Di sinilah telur itu akan menetas menjadi dewasa. Mudah sekali
cara penularannya, bukan?
Bentuk cacing ini gilig memanjang, seperti benang maka disebut filaria. Pernahkah Anda mendengar
penyakit kaki gajah (elephantiasis)? Cobalah Anda perhatikan Gambar 8.27!
Gambar itu memperlihatkan penderita penyakit gajah. Terlihat kaki penderita menjadi bengkak,
mengapa hal tersebut dapat terjadi? Cacing ini hidup pada pembuluh limfe di kaki. Jika terlalu banyak
jumlahnya, dapat menyumbat aliran limfe sehingga kaki menjadi membengkak. Pada saat dewasa, cacing
ini menghasilkan telur kemudian akan menetas menjadi anak cacing berukuran kecil yang disebut
mikrofilaria. Selanjutnya, mikrofilaria beredar di dalam darah. Larva ini dapat berpindah ke peredaran
darah kecil di bawah kulit. Jika pada waktu itu ada nyamuk yang menggigit, maka larva tersebut dapat
menembus dinding usus nyamuk lalu masuk ke dalam otot dada nyamuk, kemudian setelah mengalami
pertumbuhan, larva ini akan masuk ke alat penusuk. Jika nyamuk itu menggigit orang, maka orang itu
akan tertular penyakit ini, demikian seterusnya.
Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi, Reproduksi, Contoh - Kata Annelida berasal dari bahasa Latin annulus
(cincin kecil) dan oidus (bentuk). Annelida dapat diartikan sebagai cacing yang tubuhnya bersegmen-
segmen menyerupai cincin atau gelang, sehingga disebut cacing gelang. Cacing ini merupakan kelompok
hewan yang sudah mempunyai rongga tubuh (coelom) yang sebenarnya. Alat pencernaan makanan telah
berkembang dengan sempurna. Tubuhnya simetris bilateral dan permukaannya tertutup lapisan kutikula
nonchitinous serta dilengkapi pula oleh sejumlah bristle chitin yang disebut setae. Memiliki alat
tambahan berupa rambut kecil menyerupai batang. Alat ekskresinya berupa nefridium. Cacing ini
bersifat hermaprodit, memiliki alat peredaran darah tertutup, dan belum mempunyai alat pernapasan
khusus, sehingga pernapasannya dilakukan oleh seluruh permukaan tubuh. Sistem sarafnya berupa
sepasang ganglion otak yang dihubungkan dengan tali saraf longitudinal. (Baca juga : Hewan Tak
Bertulang Belakang)
Berdasarkan jumlah setae dan tempat hidupnya, Annelida dikelompokkan ke dalam 3 kelas yaitu
Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea. Untuk lebih memahaminya simaklah uraian berikut.
a. Kelas Polychaeta
Cacing ini merupakan Annelida laut. Tubuhnya bersegmen, tiap segmen dilengkapi parapodium (kaki).
Kaki ditumbuhi rambut sehingga disebut cacing berambut banyak, (poly: banyak, chaeta: rambut).
Contoh anggota kelas ini adalah cacing wawo (Lysidicea oele), cacing palolo (Palolo viridis). Perhatikan
Gambar 1.
http://2.bp.blogspot.com/-3XJ9OEsv0NU/UN_fAXqSNPI/AAAAAAAAIck/efbYCSh8gxc/s1600/Palolo-
viridis.jpg
Cacing wawo banyak terdapat di Kepulauan Maluku. Penduduk setempat menyebutnya sebagai ulat
jatuh, dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Kehidupannya diawali ovum yang dibuahi sel spermatozoid
dan berkembang dalam segmen-segmen. Pada sekitar bulan Maret cacing tersebut menanggalkan
segmen-segmen posteriornya yang penuh dengan ovum dan spermatozoid yang telah masak. Cacing ini
muncul ke permukaan laut dalam jumlah yang sangat banyak, sambil melepaskan ovum dan
spermatozoid ke air. Penduduk setempat mengumpulkan penggalan-penggalan cacing tersebut untuk
dimakan. Seperti halnya dengan cacing wawo, cacing palolo juga memiliki sifat yang sama, hanya
berbeda waktu munculnya ke permukaan laut, yaitu sekitar Oktober.
b. Kelas Olygochaeta
Kelompok ini beranggotakan jenis-jenis cacing yang hidup di air tawar atau di darat. Ukuran bervariasi,
berbentuk silindris, bersegmen jelas dan memiliki sedikit rambut (oligos: sedikit, chaeta: rambut).
Kepalanya disebut prostomium, namun tidak dilengkapi mata, tentakel dan parapodia. Hewan ini tetap
peka terhadap cahaya karena di sepanjang tubuh terdapat seta yang berfungsi sebagai organ perasa.
Contoh jenis cacing anggota kelas ini adalah Lumbricus terrestris, cacing tanah (Pheretima sp.).
c. Kelas Hirudinea
Anggota kelas ini banyak hidup di air laut, air tawar, dan tempat lembab. Hirudinea umumnya disebut
sebagai lintah. Tubuhnya pipih (dorsiventral), mempunyai 1 prostomium dan 32 segmen tubuh, dan
mempunyai dua alat pengisap pada kedua ujung tubuhnya. Alat pengisap atas berdekatan dengan mulut,
dan alat pengisap bawah berdekatan de ngan anus. Cacing ini menghasilkan zat hirudin sebagai zat anti
koagulan, yaitu zat untuk mencegah darah inang agar tidak cepat membeku di dalam rongga tubuhnya.
Contoh anggota kelas ini adalah Hirudo medicinalis dan Hirudinaria javanica.
3) Triploblastik selom ( dinding tubuh pada cacing gelang yang terdiri dari 3 lapisan yaitu endoderm
adalah selaput dalam yang terdiri dari sel-sel yang menyelubungi tubuh hewan metazoa, mesoderm
adalah selaput tengah, eksoderm adalah selaput luar)
7) Umumnya memiliki mantel yang dapat menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat.
Cangkok tersebut berfungsi sebagai rumah(rangka luar) yang terbuat dari zat kapur
8) Alat pencer naan telah berkembang sempurna, terdiri atas mulut, kerongkongan yang pendek,
lambung, usus dan anus.
10) Memiliki kelenjar lendir yang terdapat pada kelenjar pembuat bahan cangkok
11) Ada bagian tubuh yang berperan sebagai kaki
Pengelompokkan Mollusca :
Kiton merupakan hewan yang simetris bilateral, kaki vental panjang, mempunyai ruang mantel yang
mengandung insang, permukaan dorsal tertutup oleh spikula berlendir, bersifat hemafrodit, hidup dilaut
dan larva trokovor. Contohnya adalah Cryptochiton sp. Hewan ini banyak ditemukan menempel pada
batuan dengan melingkarkan tubuhnya. Pembuahan dilakukan secara eksternal. Ada beberapa daerah
yang menjadikan kiton sebagai makanan. Kiton memiliki ciri tubuh berbentuk oval, pada bagian
dorsalterdapat cangkang yang berjumlah 8 keping, tetapi tidak membentuk segmen pada tubuhnya.
Gastropoda berasal dari bahasa latin, yaitu gaster gastropoda berasal dari bahasa latin, yaitu gaster yang
berarti perut dan podos berarti kaki. Gastropoda berasal dai bahasa latin yaitu, gaster yg berarti perut
dan podos berarti kaki merupakan kelompok Mollousca yang bergerak menggunakan perut. Seluruh
tubuhnya mengandung lendir yang berfungsi memudahkannya dalam pergerakkan.Gastropoda
umumnya memiliki cangkang yang berfungsi sebagai pelindung dari gangguan pemangsanya. Akan tetapi
ada juga yang tidak bercangkang, contoh Kimax. Umumnya Gastropoda memakan ganggang. Hewan ini
menggunakan gigi radulauntuk memotong dan mencerna makanannya. Umumnya Gastropoda bersifat
hemafrodit. Gastropoda memiliki bintik mata sebagai fotoreseptor, biasanya terdapat di ujung tentakel
yang panjang dan tentakel pendek berfungsi sebagai kemoreseptor. Gastropoda bernafas dengan insang
atau paru-paru, di sesuaikan dengan habitatnya. Gastropoda darat bernafas dengan paru-paru,
sedangkan Gastropoda air bernafas dengan insang,contoh: achatina fulica (bekicot),lymnaea javanica
(siput air tawar),fissurella sp (siput laut),vaginulla sp (siput telanjang).
Cephalopoda merupakan Mollusca yang memiliki kaki yang terletak pada kepalanya(cephal berarti
kepala, podos berarti kaki). Kelas ini memiliki bagian kepala yang jelas, mata besar, telah berkembang
biak baik seperti mata pada Vertebrata. Memiliki tentakel di bagian kepala(berjumlah 8 atau 10 bauh)
untuk menangkap mangsa atau membela diri. Semua hewan Cephalopoda tidak bercangkang(kecuali
Naitilus sp), mamiliki kelenjar tinta yang menghasilkan cairan tinta hitam yang berguna untuk
mengalabui pemangsa. Jenis kelamin terpisah (dioesis), tidak mengalami fase larva. Cephalopoda
memiliki sel-sel khusus pembawa warna(kromotafora) yang dapat mengubah warna benda di
sekitarnya,contohnya: loligi sp (cumi-cumi),octopus sp (gurita),Nautilus sp.
Scaphopoda memiliki cangkang seperti gading gajah atau pena yang panjang. Tubuhnya memanjang
dorsofental, kepala rudimenter/menyusut, kaki lancip berguna untuk menggali lumpur. Habitat di dalam
laut sampai kedelaman 5000 meter. Jenis kelaminnya bersifat diesis, mengalami bentuk larva trokovor .
Di dekat mulut terdapat semancam tentakel untuk alat peraba yang berfungsi sebagai menangkap
mikroflora dan mikrofauna(plankton). Scaphopoda bernafas menggunakan rongga mantel, dan tidak
memiliki insang.
Hewan ini disebut sebagai bivalvia karna tubuhnya dilindungi cangkangnya yang stangkup, memiliki
tubuh simetri bilateral. Hewan golongan ini bernafas menggunakan insang yang berlapis-lapis yang
berbentuka seperti lembaran sehingga disebut juga sebagai Lamelibranchiata(lamela = lembaran,
branchia = insang). Dari celah cangkangnya akan keluar kaki yang pipih seperti mata kapk sehingga
hewan ini disebut juga Pelecypoda (pelecy = pipih, podos = kaki). Salah satu contoh hewan yang
termasuk dalam golongan ini adalah Malaegrina margaritivera(kerang mutiara), kerang air tawar
(Anadonta sp.) dan kima raksasa (Tridacna maxima).
a. Periostrakum : lapisan paling luar tipis, dari zat tanduk, berwarna gelap.
· Hiasan dan Kancing,misalnya: dari cangkang tiram batu,Nautilus dan Tiram mutiara.
Mollusca yang merugikan antara lain karena merupakan hama tanaman budidaya organism perantara
penyebab penyakit. Bekicot dan keong adalah hama dari tanaman sawah.Siput air adalah inang dari
perantara cacing Fasciola hepatica, cacing ini merupakan parasit pada organ hati manusia dan ternak
- mempunyai alat indera yang terdapat pada kepala yang berfungsi sebagai peraba dan mata
Sedangkan hewan yang berbuku-buku diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, diantaranya adalah:
1. Serangga (insecta)
2. Laba-laba (arachnoidea)
- mempunyai sepasang mata tunggal yang besar dan beberapa pasang mata tunggal yang kecil
- mempunyai empat pasang kaki
- memiliki perut
- mempunyai sepasang capit dan gigi catut yang berfungsi sebagai alat mulut.
- laba-laba
- caplak (tungau)
- kala.
3. Udang-udangan (crustacea)
- hidupnya di air
- kepiting
- udang
- rajungan
- ketam
- yuyu
- teritip.
4. Lipan (myriapoda)
- tubuhnya beruas-ruas dan panjang, dimana tiap ruasnya terdapat sepasang kaki
- tubuhnya terdiri dari kepala dan badan belakang
- kulitnya berduri-duri dan mempunyai lempeng-lempeng kapur yang berfungsi sebagai rangka
- pada ujun kaki ambulakral terdapat alat penghisap yang berguna untuk melekatkan dirinya pada
suatu tempat.
Sedangkan hewan yang tergolong pada hewan yang berkulit duri adalah:
Ciri-cirinya adalah:
- ada yang mempunyai tangkai dan ada yang tidak mempunyai tangkai
- yang tidak bertangkai hidupnya bisa berpindah-pindah dan yang bertangkai hidupnya menetap pada
suatu tempat.
Ciri-cirinya adalah:
4. Tripang (holothuroidea)
Ciri-cirinya adalah:
- mempunyai mulut
- kulitnya lunak.
° indoskeleton pada hewan tingkat rendah berupa tulang rawan, sedangkan pada tingkat tinggi berupa
tulang keras.
° pada skeleton terdapat otot daging yang berfungsi untuk gerak atau berpindah tempat.
° sistem sirkulasi/sistem peredaran darah terdiri atas pembuluh darah dengan jantung sebagai pusat atau
sentral.
° sistem respirasi/pernafasan pada bentuk tubuh rendah berupa beberapa insang sedangkan pada
spesies yang hidup didarat sistem pernafasannya berupa paru-paru.
° sistem eskresi terdiri atas sepasang ginjal (ren), dengan saluran pembuang yang bermuara didekat
anus.
° sistem syaraf terdiri atas sistem syaraf pusat dan sistem syaraf tepi
° terdapat sejumlah kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon yang diangkut oleh darah yang
berperan dalam proses-proses dalam tubuh, seperti pertumbuhan dan reproduksi.
° seks atau jenis kelaminnya terpisah masing-masing jenis kelamin memiliki sepasang gonad dengan
saluran penyalur yang bermuara di dekat anus.
KLASIFIKASI VERTEBRATA
B. Tetraphoda
- aves (unggas), hewan yang memiliki bulu dan sayap dan pada umumnya golongan aves bisa terbang
Berbagi
16 komentar:
Balas
yohanes pungky wicaksono24 November 2015 06.46
Balas
Thanks ya...
Balas
Thanks :D
Balas
thanks :)
Balas
Balas
sabt12327 September 2016 22.25
ثبت شرکت
ثبت شرکت
ثبت شرکت
طراحی سایت
ثبت شرکت
ثبت شرکت
طراحی سایت
طراحی سایت
طراحی سایت
طراحی سایت
ثبت شرکت
Balas
http://katekn2.blogspot.co.id/2016/10/reproduksi-belalang.html
Balas
Balas
Balas
)untuk materi kingdom animalia dapat dibilang lengkap bos... cuma kurang satu daftar pustakanya... :
Balas
Balas
نحن افضل من یقوم بتنظيف مجالسك وخزان مياهك معنا انت فى ایدى امينة
Balas
We help in setting up and Installing Microsoft Office on your computer. We provide Technical Support
and other services to you. We help you with great work and other details. We are here to help you. We
help you with Microsoft Office and Office installation. We help you with Great technical services at an
affordable price.
Balas
تقدم شركة العربي للخدمات المنزلية خدماتها في مجال مكافحة الحشرات وخاصة مكافحة النمل البيض كما تقدم ایضا خدماتها في مجال
رش المبيدات
Balas
Beranda