PENDAHULUAN
berbagai keanekaragaman dalam hal seni maupun budaya. Hal ini sejalan
merupakan bentuk dari peraturan hukum tertulis. Kekayaan seni dan budaya
Indonesia adalah kesenian batik. Batik adalah seni rentang warna yang
budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dan diakui oleh dunia. Batik telah
kain tradisional yang halus di dunia. Julukan ini datang dari suatu tradisi yang
cukup lama berakar di bumi Indonesia, sebuah sikap adati yang sangat kaya,
1
Afrillyanna Purba, et.al, 2005, TRIPs-WTO & Hukum HKI Indonesia, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
hal. 44
2
Santoso Doellah, 2002, Batik Pengaruh Zaman dan Lingkungan, Solo: Batik Danar Hadi, hal. 5
1
2
Indonesia, salah satunya berasal dari Kota Surakarta, Jawa Tengah. Kota
dengan skala Usaha Kecil Menengah (UKM) banyak dapat ditemui penjuru
kota Surakarta, dan terdapat 2 Kampung wisata batik yang ada di Surakarta,
yaitu Kampung Wisata Batik Kauman dan Kampung Wisata Batik Laweyan.
daerah ini sebagai kampung wisata yang dapat dikunjungi oleh banyak
besar dengan merek yang sudah dikenal banyak kalangan dan dominan diisi
Batik Kauman. Akan tetapi, batik yang telah diproduksi oleh pengusaha UKM
Kaitannya dengan produk batik, para atau pengusaha UKM batik dapat
memiliki kekhasan dan karakteristik tersendiri. Dalam hal ini, ragam dan
variasi nilai ekspresi tradisional batik yang diproduksi oleh para pengusaha
batik dari pengrajin domestik ini juga dapat menjadi salah satu solusi untuk
meningkatkan daya saing pengusaha UKM batik lokal dari ancaman arus
perdagangan global.
Merek merupakan suatu tanda pembeda atas barang dan jasa bagi suatu
perusahaan satu dengan lainnya. Sebagai sebuah tanda pembeda maka merek
dalam satu klasifikasi barang atau jasa tidak boleh memiliki persamaan antara
satu dengan lainnya, baik pada keseluruhan maupun pada pokoknya. Secara
yang memiliki peranan penting. Merek adalah tanda yang dikenakan oeh
Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek masih terdapat kekurangan dan
masih memerlukan waktu untuk diterima secara umum dan meluas. Untuk itu,
3
Muhadjir Effendi, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, hal. 252
4
O.K. Sadikin, 2006, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
hal. 343.
5
masih banyak pengusaha UKM batik yang ada di kota Surakarta belum
yang telah mereka produksi sama sekali, dengan berbagai macam alasan, salah
merek bagi batik yang telah para pengusaha tersebut produksi. Apabila
sebagai pembeda antara batik yang telah diproduksi dengan batik yang
digunakan sebagai alat pembeda antara produksi batik dari perusahaan atau
UKM batik yang ada di Kota Surakarta, agar dapat mendaftarkan merek dari
SURAKARTA.”
6
B. Pembatasan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
berikut:
E. Manfaat Penelitian
khususnya Merek.
F. Kerangka Pemikiran
Pada dasarnya Hak Milik Intelektual merupakan suatu hak yang timbul
melalui cipta, rasa, dan karsanya, sehingga karya cipta tersebut menimbulkan
Dari suatu produk barang dan jasa yang dibuat oleh seseorang atau
badan hukum diberi suatu tanda tertentu, berfungsi sebagai pembeda dengan
produk barang dan jasa lainnya yang sejenis. Tanda tertentu di sini merupakan
tanda pengenal bagi produk barang dan jasa yang bersangkutan, yang
lazimnya disebut dengan merek. Wujudnya dapat berupa suatu gambar, nama,
unsur tersebut. 5
5
Rachmadi Usman, 2008, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual: Perlindungan dan Dimensi
Hukumnya di Indonesia, Bandung: Alumni, hal. 320.
8
sudah dapat mengetahui secara persis bentuk dan kualitas suatu barang atau
dapat memilih merek mana yang disukai. Di samping, Merek Dagang dan
Merek Jasa, juga dikenal adanya Merek Kolektif. Merek Kolektif dapat
berasal dari suatu badan usaha tertentu yang memiliki produk perdagangan
berupa barang dan jasa. Dengan kata lain, merek membedakan barang-barang
atau jasa yang sejenis itu dari macam mereknya, sehingga terdapat daya
pembeda dari antaranya. Dalam hal ini barang atau jasa yang baik dengan
suatu merek tertentu dapat bersaing dengan suatu merek produk barang dan
terdaftar.
G. Metode Penelitian
6
Ita Gambiro, 2006. Hukum Merek Beserta Peraturan Perundang-undangan di Bidang Merek,
Jakarta: CV Sebelas Printing, hal. 1.
7
Suratman & Philips Dahlia, 2013, Metode Penelitian Hukum, Bandung: Alfabeta, hal. 106.
9
1. Metode Pendekatan
metode penelitian yang bersifat yuridis empiris yaitu suatu penelitian yang
menekankan pada peraturan hukum yang berlaku, serta dalam hal ini
primer di lapangan.8
2. Jenis Penelitian
3. Lokasi Penelitian
penelitian ini adalah beberapa pengusaha batik yang ada di Kota Surakarta.
4. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 (dua) yaitu
8
Bambang Sunggono, 2006, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Rajawali Pers, hal. 75.
9
Soerjono, 2003, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rineka Cipta, hal. 23
10
a. Observasi
Surakarta.
b. Wawancara
kota Surakarta.
c. Studi Kepustakaan
10
Ibid., hal. 157.
11
baik secara tertulis maupun lisan serta perilaku nyata yang dipelajari dan
berdasarkan data yang diperoleh baik dari studi kepustakaan mapun dari
uncuk pemecahan.11
H. Sistematika Penulisan
berlanjut pada tinjauan umum tentang usaha kecil dan menengah, fungsi dan
peranan UKM dan yang terakhir adalah tinjauan umum tentang batik yang
batik, jenis batik, tujuan perlindungan merek batik oleh pengusaha batik.
11
Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI- Press, hal. 125.
12
Bab III berisi tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab ini,