Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
2.3. Manfaat
Berikut manfaat dari kelapa sawit bagi industri :
Sebagai bahan baku industri minyak goreng.
Sebagai bahan baku industri margarin.
Sebagai bahan baku industri alkohol.
Sebagai bahan baku industri kosmetika.
Sebagai nutrisi pakanan ternak (cangkang hasil pengolahan).
Sebagai bahan dasar industri lainnya industri sabun.
Sebagai obat karena kandungan minyak nabati berprospek tinggi.
Sebagai bahan pembuat particle board (batang dang pelepah).
Sebagai bahan pupuk kompos (cangkang hasil pengolahan).
Semua bagian pada tanaman kelapa sawit bisa di olah menjadi bahan baku seperti
yang di sebutkan di atas. Bagian yang paling utama untuk diolah dari kelapa sawit
adalah buahnya. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang
diolah menjadi bahan baku minyak goreng. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah
harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak
sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin. Minyak inti menjadi bahan baku
minyak alkohol dan industri kosmetika. Buah diproses dengan membuat lunak bagian
daging buah dengan temperatur 90°C. Daging yang telah melunak dipaksa untuk
berpisah dengan bagian inti dan cangkang dengan pressing pada mesin silinder
berlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing.
Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke bagian
bawah lumpur. Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran
makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.
Di samping semua manfaat itu, tanaman kelapa sawit juga bisa di gunakan sebagai
bahan baku utama bahan bakar alternatif yang di sebut biofuel atau lebih di kenal Crude
Palm Oil (CPO). Sejumlah penelitian yang dilakukan sudah berhasil membuktikan
energi yang dihasilkan oleh teknologi ini lebih efesien dari minyak bumi dan relatif
lebih ramah lingkungan. Biofuel ini dinilai sangat efesien karena menggunakan bahan-
bahan yang melimpah di Indonesia dan dapat diperbaruai. Ketersediaan cadangan bahan
bakar ini bisa diatur sesuai dengan kebutuhan sehingga menjamin kestabilan neraca
minyak dan energi nasional. Dua jenis biofuel yang dikembangkan di Indonesia adalah
penggunaan bioethanol dengan produknya gasohol E-10, dan biodiesel dengan
produknya B-10. Sebagai bahan bakar cair, biodiesel ini sangat mudah digunakan dan
dapat langsung dimasukkan ke dalam mesin diesel tanpa harus memodifikasi mesin.
Selain itu, dapat dicampur dengan solar untuk menghasilkan campuran biodiesel yang
ber-cetane lebih tinggi. Menggunakan biodiesel dapat menjadi solusi bagi Indonesia
untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar solar.Biodiesel pun sudah
terbukti ramah lingkungan karena tidak mengandung sulfur (Hermawan, 2013).
2.4. Rendemen
Penghitungan rendemen bertujuan untuk mengetahui tingkat produktifitas suatu
pabrik kelapa sawit. Sehingga kualitas pabrik tersebut bisa dikontrol dengan baik.
Adapun rumus dasar untuk menghitung rendemen sawit adalah sebagai berikut:
RKS = (CPO/TBS) x 100%
Keterangan :
RKS = Prosentase rendemen kelapa sawit (%)
CPO = Jumlah Crude Palm Oil yang dihasilkan (kg)
TBS = Jumlah Tandan Buah Segar yang diolah (kg) (Abidin, 2016)
Jika pabrik kelapa sawit A mengolah TBS dengan jumlah 250.000 kg per harinya.
Sedangkan jumlah minyak sawit yang dihasilkan oleh pabrik tersebut mencapai hitungan
60.500 kg per harinya, maka jumlah rendemen kelapa sawit tersebut adalah :
RKS = (CPO/TBS) X 100%
= (60.500/ 250.000) X 100%
= 24,2%
Demikianlah salah satu jenis perhitungan yang terdapat dalam jurnal kelapa sawit.
DAFTAR ISI
https://id.scribd.com/upload-
document?archive_doc=360094433&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A%22arc
hive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action%22%3A%22dow
nload%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22%7D