Anda di halaman 1dari 3

Teori Perencanaan ditemukan oleh Charles R.

Berger

Sebuah teori terkemuka tentang perencanaan dalam bidang komunikasi


dihasilkan oleh Charles R. Berger untuk menjelaskan proses yang dilalui individu
dalam merencanakan perilaku komunikasi mereka. Kajian tentang perencanaan
merupakan sebuah hiasan dari ilmu kognitif serta para psikologi telah melakukan
banyak pemikiran dan penelitian pada subjek ini.
Menghubungkan perencanaan kognitif dengan perilaku komunikasi,
bagaimanapun, tidak dianggap sebagai sebuah tindakan. Selain itu, penelitian dan
teori Berger membantu kita untuk menutup celah ini.
Diantara banyak tujuan yang ingin kita raih setiap hari, dari rencana untuk
makan hingga menuju tempat-tempat yang ingin kita tuju, tujuan sosial (social
goals) sangatlah penting. Oleh karena kita mahluk sosial, orang lain penting dalam
kehidupan kita, dan kita bertujuan untuk memengaruhi orang lain dalam berbagai
cara.
Tujuan sepertinya disusun dalam suatu hierarki dan mencapai tujuan tertentu
terlebih dahulu memungkinkan untuk mencapai tujuan lainnya. Sebagai contoh,
anda mungkin mendapati orang lain sangat menarik dan ingin mengenal orang ini,
tetapi anda mungkin harus mencapai beberapa tujuan lain terlebih dahulu seperti
mencari cara untuk memulai percakapan dengan orang ini.

Bunyi Teori Perencanaan


“Representatif kognitif hierarki dari rangkaian tindakan mencapai tujuan”
-Charles R. Berger
Teori Kesopanan ditemukan oleh Penelope Brown dan Stephen Levinson

Konsep atau prinsip kesantunan dikemukakan oleh banyak ahli. Dasar


pendapat ahli tentang konsep kesantunan itu berbeda-beda. Ada konsep kesantunan
yang dirumuskan dalam bentuk kaidah, ada pula yang diformulasi dalam bentuk
strategi. Konsep kesantunan yang dirumuskan di dalam bentuk kaidah membentuk
prinsip kesantunan, sedangkan konsep kesantunan yang dirumuskan di dalam
bentuk strategi membentuk teori kesantunan (Rustono, 1999:67-68)

Perlakuan sosiopsikologis yang paling terkenal adalah karya dari Penelope


Brown dan Stephen Levinson. Menurut Brown dan Levinson (1987), yang mana
terinspirasi oleh Goffman (1967), bahwasanya bersikap santun itu adalah bersikap
peduli pada “wajah” atau “muka,” baik milik penutur, maupun milik mitra tutur.
“Wajah,” dalam hal, ini bukan dalam arti rupa fisik, namun “wajah” dalam
artian public image, atau mungkin padanan kata yang tepat adalah “harga diri”
dalam pandangan masyarakat.

Bunyi Teori Kesopanan (Kesantunan)

Dalam teori ini Brown dan Levinson menyatakan bahwa dalam kehidupan
sehari-hari

Kita merancang pesan-pesan yang melindungi muka orang lain dan mencapai
tujuan yang lain juga.
Kesopanan sangat penting ketika kita harus mengancam wajah orang lain,
yang sering terjadi dalam hubungan kita dengan orang lain. Kita melakukan
tindakan mengancam wajah

(face threats acts-FTA) ketika kita bersikap dalam cara yang berpotensi gagal
dalam memenuhi kebutuhan wajah yang positif atau negative.

Contoh Kasus

Anda mungkin juga menyukai